Anda di halaman 1dari 23

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

DENTAL SIDE TEACHING


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL)

A. IDENTITAS
No. Kartu : B. 20844
Nama Pasien : Milce Bolangtimuhe
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Dendengan
Jenis Kelamin : Perempuan

B. KASUS
Seorang pasien Perempuan berusia 43 tahun berdomisili di Dendengan,
datang ke klinik RSGM PSPDG UNSRAT dengan keluhan sudah kehilangan
beberapa gigi atas dan bawah . Keadaan tersebut menyebabkan pasien kesulitan
mengunyah makanan dan menyebabkan rasa tidak nyaman, pasien ingin
dibuatkan gigi tiruan sebagian yang bisa dilepas
Foto Wajah

Tampak depan Tampak samping


Bentuk muka : Ovale Bentuk muka : Cembung

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

Gambaran Model

Rahang Atas Rahang Bawah

C. KONDISI SISTEMIK
Keluhan / Gejala
Nama Penyakit Keterangan
Ya Tidak
Penyakit Jantung 
Hiper/Hipotensi 
Kelainan Darah 
Haemophilia 

Diabetes Melitus 
Penyakit Ginjal 
Hepatitis 
Gangguan Pernafasan 
Gangguan Pencernaan 
Epilepsi 
HIV/AIDS 
Alergi Obat 
Alergi Makanan 

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

Hamil/Menyusui 
Lainnya 

D. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL


K. K. Tl.
Fasial Neuromuscular TMJ
Ludah Limfe Rahang
Deformitas t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Nyeri t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Tumor t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Gangguan
t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Fungsi

E. RIWAYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN GIGI


a. Lama tidak bergigi : ± 1 tahun yang lalu
b. Terakhir cabut gigi : ± 6 bulan yang lalu
c. Sebab pencabutan gigi : Sisa Akar
d. Riwayat gigi tiruan : Belum pernah memakai gigi tiruan sebelumnya

F. STATUS LOKAL
1. Luar mulut
a. Sendi kanan : Tidak bengkak; Tidak sakit
Sendi kiri : Tidak bengkak; Tidak sakit
b. Pembukaan mulut : Sedang (30 mm)
c. Gerakan protusif : Lancar
Gerakan lateral kanan : Lancar
Gerakan lateral kiri : Lancar
d. Bibir : Bentuk Simetris;
Ukuran Sedang;
2. Dalam mulut
a. Bentuk lengkung RA : Lonjong
Bentuk lengkung RB : Lonjong

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

b. Ukuran lengkung RA : Sedang


Ukuran lengkung RB : Sedang
c. Bentuk linggir RA : Lonjong
Bentuk linggir RB : Sedang
d. Ukuran linggir RA : Sedang
Ukuran linggir RB : Sedang (Posterior Kanan)
Rendah (Posterior Kiri)
e. Hubungan RA – RB : Normal
f. Kesejajaran linggir RA/RB : Sejajar
g. Ruang antarmaksila : Sedang
h. Ruang antar alveolar : Sedang
i. Tuberositas kanan : Sedang
Tuberositas kiri : Sedang
j. Exostosis : Tidak ada
k. Torus palatina : Tidak ada
Torus mandibula : Tidak ada
l. Palatum lunak : Kelas I, Gerakan aktif
m. Perlekatan otot labial RA : Sedang
Perlekatan otot bukal Ka. : Sedang
Perlekatan otot bukal Ki. : Sedang
Perlekatan otot labial RB : Sedang
Perlekatan otot lingual : Sedang
Perlekatan otot bukal Ka. : Sedang
Perlekatan otot bukal Ki. : Sedang
n. Frenulum labialis RA : Sedang
Frenulum bukalis Ka. : Sedang
Frenulum bukalis Ki. : Sedang
Frenulum labialis RB : Sedang
Frenulum lingualis : Sedang
Frenulum bukalis Ka. : Sedang
Frenulum bukalis Ki. : Sedang

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

o. Tahanan jaringan linggir : Sedang


p. Bentuk palatum : Lonjong
Kedalaman palatum : Sedang
q. Retromylohyoid : Sedang
r. Ludah, konsistensi : Kental
Volume ludah : Sedang
s. Refleks muntah : Kecil
t. Lidah, ukuran : Besar
Gerakan lidah : Sedang
u. Status gigi geligi :
vv

Keterangan:
√ : Sisa akar gigi
X : Missing
O : Karies

G. DIAGNOSIS KLINIK
Rahang Atas  Missing teeth : 16, 17, 23, 24, 26, 27
Rahang Bawah  Missing teeth : 35, 36, 37, 46, 47
Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
o Rahang atas : Kelas I modifikasi 1 Kennedy
(Gigi hilang: 16, 17, 23, 24, 26, 27)
o Rahang bawah: Kelas I Kennedy
(Gigi hilang: 35, 36, 37, 46, 47)
Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

H. RENCANA PERAWATAN PENDAHULUAN


a. Pembersihan karang gigi
I. INDIKASI PERAWATAN
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan pada rahang atas dan rahang bawah.

PROSEDUR PERAWATAN
1. Pemeriksaan Subjektif dan Objektif
Pada kunjungan pertama, dilakukan indikasi kasus, pengisian kartu status
prostodonsia yang terdiri dari data pasien, pemeriksaan subjektif, pemeriksaan
objektif, diagnosis, dan rencana perawatan. Pasien diinformasikan tentang
rencana perawatan yang akan dilakukan, yakni pembuatan gigi tiruan sebagian
lepasan dari bahan akrilik pada rahang atas dan rahang bawah. Pasien juga
diinformasikan mengenai waktu kunjungan yang akan dilakukan. Informasi
ini diberikan dan pasien setuju selanjutnya pasien diminta menandatangani
informed consent.

2. Pembuatan Diagnostic Impression / Pencetakan Pendahuluan


Setelah informed consent ditanda tangani oleh pasien, tahap selanjutnya
adalah pencetakan pendahuluan dengan menggunakan Perforated Stock Tray
ukuran no. 1 rahang atas dan rahang bawah dengan bahan cetak hydrocoloid
ireversible.
Diagnostic impression/cetakan pendahuluan digunakan untuk mepelajari
dan mengevaluasi keadaan rahang atas dan rahang bawah, mempelajari
masalah yang mungkin akan timbul selama pembuatan gigi tiruan, sebagai
penunjang diagnostik, dan untuk menentukan perawatan-perawatan yang
diperlukan dalam kaitannya dengan persiapan pasien dan perbaikan jaringan
rongga mulut sebelum dibuat gigi tiruan pada pasien.
Setelah itu, cor hasil cetakan dengan gipsum. Setelah diperoleh cetakan
gips, selanjutnya gips di-boxing menggunakan boxing karet segi tujuh
menggunakan gipsum putih (plaster of paris) agar dapat digunakan sebagai
model studi.

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

3. Dental Side Teaching (DST)

4. Perawatan Pendahuluan
Perawatan pendahuluan dalam kasus ini mencakup :
a. Pada kasus ini tahap pertama pasien melakukan kunjungan ke dokter gigi
praktek untuk perawatan permbersihan karang gigi (scalling).
Sebelum perawatan dilakukan terdapat hal-hal yang penting untuk
diperhatikan yaitu:
- Penjelasan kepada pasien mengenai gigi tiruan yang akan dibuat, sehingga
pasien mengerti akan kegunaan gigi tiruan tersebut.
- Memastikan kebutuhan gigi tiruan untuk pasien.
- Keinginan pasien yang berhubungan dengan kebutuhannya.
- Hubungan rencana perawatannya dengan kebutuhannya.
Perawatan pendahuluan yang dilakukan sebelum pembuatan gigi tiruan
bertujuan untuk melihat keadaan seluruh perubahan-perubahan/kelainan yang
terjadi pada linggir alveolus yang mendukung gigi tiruan dan struktur rongga
mulut lain yang dapat menggagalkan dalam pembuatan gigi tiruan penuh.

5. Penentuan Desain Gigi Tiruan


Rahang atas dan Rahang bawah
a. Menentukan kelas dari daerah tak bergigi
Untuk RA : Kelas I modifikasi 1 - Kennedy
Untuk RB : Kelas I modifikasi
b. Menentukan dukungan
Untuk RA : menggunakan dukungan gigi dan mukosa
Untuk RB : menggunakan dukungan gigi dan mukosa
c. Menentukan jenis penahan
o Direct
Untuk RA : gigi 15 dan 25 menggunakan cengkram c
Untuk RB :gigi 35 dan 34 menggunakan cengkram c

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

o Indirect
Untuk RA dan RB : Peninggian plat akrilik setinggi singulum pada gigi
anterior.
d. Menentukan jenis konektor
Jenis konektor yang digunakan pada rahang atas berupa plat akrilik dengan
perluasan basis bagian distal dan dan rahang bawah berupa plat akrilik
dengan perluasan basis bagian distal sampai pada 1/3 bagian
retromolarpad.
Gambar desain gigi tiruan

2 3

3 2

Keterangan gambar:
1. Cengkram C
2. Elemen gigi tiruan
3. Plat akrilik

6. Pembuatan Secondary Impression / Pencetakan Fisiologis dan Pembuatan


Model Kerja
Setelah dilakukan perawatan pendahuluan, tahap selanjutnya ialah
pencetakan kembali rongga mulut pasien yang disebut dengan Primary
impression/cetakan anatomis, hasil cetakannya lazim disebut model
studi/model anatomis. Pada model studi dapat dibuat sendok cetak perorangan
yang akan digunakan untuk mencetak cetakan akhir.

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

Cetakan anatomis merupakan langkah awal pembuatan suatu gigi tiruan.


Model studi yang diperoleh dari hasil pencetakan tahap ini akan digunakan
sebagai pedoman dalam pembuatan sendok cetak perorangan. Cetakan ini
dibuat menggunakan Perforated Stock Tray dengan cara dan teknik mencetak
yang sama seperti pada pembuatan diagnostic impression/cetakan
pendahuluan.

7. Tahap Surveyor
Survey merupakan prosedur diagnostik yang dapat menganalisis hubungan
dimensional antara jaringan lunak dan keras gigi. Hal ini perlu untuk
menetapkan gigi yang akan menjadi penahan, penempatan cengkram, dan
juga dapat ditentukan arah pemasangan terbaik geligi tiruan yang akan dibuat.
Langkah-langkah survey pada model:
 Model dipasang pada meja basis dengan bidang oklusal hampir sejajar
dengan basis datar surveyor.
 Kesejajaran relatif beberapa permukaan proksimal dapat ditentukan
dengan menyentuhkan tongkat analisis pada permukaan gigi. Posisi model
diubah-ubah dalam berbagai arah, sehingga permukaan proksimal tadi
berada dalam kedudukan sejajar satu sama lain. Ada dua kemungkinan
pilihan yang akan dihadapi, yaitu kontak hanya pada bagian servikal saja
atau sampai bagian marginal ridge. Dalam hal ini pilihlah kemungkinan
kedua, karena bidang bimbing dapat diperoleh hanya dengan pengasahan
saja. Sebaliknya, untuk memperoleh bidang bimbing pada kemungkinan
pertama, harus dibuat restorasi tuang.
 Besar retensi dapat diketahui dengan cara menyentuhkan tongkat analisis
pada permukaan lingual dan bukal gigi-gigi yang akan dipakai sebagai gigi
penahan.
Blocking out
Tujuan dilakukan blocking out yaitu untuk menutupi daerah undercut yang
tidak diharapkan, untuk menghindari timbulnya kesulitan-kesulitan pada
tahap pengerjaan gigi tiruan selanjutnya. Setiap daerah undercut yang akan
dilewati oleh bagian kerangka protesa harus ditutupi dengan blocking

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

sehingga akan memudahkan pada saat pemasangan gigi tiruan di mulut


pasien.

Gambar 2. Bagian-bagian Surveyor Gigi


8. Pembuatan Base Plate Gigi Tiruan dan Bite Rim
Occlusal bite rim terdiri dari dua bagian yaitu base plate dan bite rim.
a. Membuat base plate
- Membuat gambar desain gigi tiruan penuh pada model kerja,
berdasarkan pada batas tepi dengan memperhatikan daerah
mucobuccal fold.
- Model kerja dibasahi dengan air atau ditaburi dengan baby powder.
- Selanjutnya selembar malam dilunakkan dengan lampu spritus, lalu
diletakkan di atas working model dan ditekan mulai dari bagian
palatum dengan batas-batas sesuai dengan desain.
- Bagian tepi dibuat seal dengan cara kelebihan malam dilipat ke atas
sehingga mempunyai ketebalan 2 lembar malam dan lebar 2 mm.
- Sisa malam yang melebihi batas tepi dibuang dengan menggunakan
pisau malam.
b. Pembuatan bite rim
Prosedur untuk rahang atas dan rahang bawah sama
Bite rim dibuat dari malam merah dan diletakkan di atas base plate dengan
mengacu pada ukuran bite rim rahang atas yakni anterior (t: 12 mm, l: 4

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

mm) posterior (t: 10-11 mm, l: 6 mm) dan rahang bawah yakni anterior (t:
12 mm, l: 4mm) dan posterior (t:10-11mm, l: 6 mm).
c. Bite rim yang telah dibuat diletakkan di atas base plate dengan patokan
sebagai berikut:
- Pindahkan garis puncak linggir model kerja pada bite rim sehingga
garis puncak linggir rahang letaknya pada bite rim rahang atas yaitu di
bagian bukal : bagian palatal 2 : 1 (4 mm di bagian bukal dan 2 mm di
bagian palatal), sedangkan pada bite rim rahang bawah yaitu bagian
bukal : bagian lingual 1 : 1 (3 mm di bagian bukal dan 3 mm di bagian
lingual).
- Sudut bite rim terhadap base plate dibuat 80°-85° terhadap dataran
oklusal
- Panjang bite rim sampai bagian distal molar kedua. Kontur bagian
bukal bite rim dirapikan dengan menggunakan pisau malam.
- Lunakkan bite rim bidang orientasi di atas sebuah glass lab diatas api
bunsen. Agar diperoleh bidang oklusal/orientasi yang datar dengan
tinggi bite rim di bagian anterior 12 mm dan posterior 10-11 mm.

9. Melakukan Uji Coba Oklusal Bite Rim


Uji coba Occlusal bite rim RA dilakukan dengan pedoman sebagai berikut :
a. Retensi
- Retensi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk bertahan terhadap
pelepasan saat fungsi maupun istirahat (secara vertikal)
- Retensi dapat diamati dengan cara menggerak – gerakkan otot pipi,
bibir dan lidah atau dengan memberikan usaha pelepasan (gigi tiruan
yang retentif adalah gigi tiruan yang sulit dilepas)
- Retensi gigi tiruan ditentukan oleh letak seal dan adhesi / kohesi saliva.
Kesesuaian letak seal dengan menggerakkan otot pipi. Jika plate
terjatuh ketika otot digerakkan, berarti terdapat over extension plat.
Sebaliknya, jika seal pada under extension plate maka kohesi dan
adhesi saliva berkurang dan alat menjadi tidak retentif.
b. Stabilisasi

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

- Stabilisasi merupakan kemampuan gigi tiruan bertahan terhadap


perpindahan tempat saat berfungsi (secara horizontal)
- Stabilisasi dapat diamati dengan menekan salah satu sisi base plate
atau dengan menginstruksikan pasien melakukan gerakan fungsi. Jika
base plate diam di tempat dan tidak bergerak maka stabilisasinya baik.

10. Pencatatan Maxillo Mandibular Relationship (MMR)


a. Pengukuran dimensi vertical (DVO)
Dimensi vertical oklusi diukur dengan cara mengukur jarak pupil dengan
jark dasar hidung dengan dasar dgu (HD) sama dengan sudut mulut (PM)
dikurangi 2mm.

Dimensi vertikal = Physiological rest position – free way


space

b. Pengukuran relasi sentrik


Posisi sentrik adalah suatu relasi mandibula terhadap maksila pada
keadaan prossesus condyleudeus berada paling posterior dari fossa
glenoid. Menentukan relasi sentrik dapat dengan 2 cara yaitu :
a) Pertama, dengan menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa
sehingga prosessus condyloideus akan tertarik ke posisi paling
posterior pada fossa glenoid karena tarikan dari otot.
b) Kedua, dengan cara pasien disuruh menelan ludah berulang-ulang
sampai ditemukan relasi sentrik yang diinginkan menetap.
Permukaan oklusal bite rim rahang atas dan rahang bawah dilunakkan
dan pasien disuruh menggigit yang diarahkan pada posisi relasi
sentrik, sehingga tercapai pengukuran PM = HD – (-2-4 mm).
Pengukuran dimensi vertical sudah benar , ada dua cara :
(1) Pertama, pasien disuruh mengucapkan huruf S berulang-ulang
atau dengan kata yang banyak mengandung huruf S, misalnya :
“mississipi”
(2) Kedua, pasien disuruh menelan ludah berulang-ulang sampai tidak
ada halangan/kesulitan dalam gerakan menelan ludah. Bila hal ini

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

dilakukan dengan baik maka pengukuran dimensi vertikal sudah


benar

11. Pemasangan Model pada Okludator


Sebelum memasang model kerja dengan oklusal bite rim nya di dalam
okludator, harus dipersiapkan jenis okludator yang akan dipakai dan dilakukan
persiapan model yang meliputi penyesuaian ketinggian model atas dan bawah
dengan ruang antara bagian atas dan bawah okludator. Bila terlalu tinggi yang
paling aman ialah mengurangi model bawah.
1. Pada okludator dipasangkan karet gelang melingkar pada titik tengah yang
membagi okludator secara vertikal. Selanjutnya pasang model kerja
beserta bite rim rahang atas pada okludator dengan pedoman:
- Garis tengah working model dan bite rim atas berhimpit dengan garis
yang terbentuk oleh karet gelang dan garis tengah okludator.
- Jarum horizontal insisal guide pin harus menyentuh tepi luar anterior
dan tepat pada median line gigi anterior RA.
2. Setelah pedoman tersebut terpenuhi maka bagian atas model RA di fiksir
dengan gips. Setelah gips mengeras, model kerja rahang bawah difiksir
dengan gips pada bagian bawah okludator.

12. Penentuan Bentuk, Warna, dan Ukuran Gigi Tiruan.


o Pemilihan elemen gigi berpedoman pada bentuk wajah, jenis kelamin dan
umur pasien untuk menentukan warnanya dan tingkat kehausannya.
o Ukuran elemen gigi disesuaikan dengan garis orientasi pada bite rim.
o Bentuk elemen yang dipilih yaitu persegi dan sudut distalnya membulat
karena pasien berjenis kelamin perempuan.
o Pemilihan warna gigi dibantu dengan menggunakan Shade Guide.
o Bahan yang digunakan pada kasus ini adalah elemen gigi berbahan akrilik.
1.
a. Bentuk wajah
- Bentuk gigi sesuai dengan bentuk muka dan bentuk rahang yaitu persegi,
lancip, dan lonjong dilihat drai pandangan fasial.

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

- Terdapat tiga profil wajah yaitu datar, cembung dan cekung yang sesuai
dengan bentuk kontur gigi pandangan proksimal.

Gambar 3. Wajah dilihat dari samping

Gambar 4. Bentuk muka, gigi dan rahang


b. Jenis kelamin
Pria mempunyai permukaan labial yang datar sedangkan wanita mempunyai
permukaan labial yang cembung.

Gambar 5. Permukaan labial gigi anterior dengan


permukaan cembung dan datar

c. Bentuk gigi
- Pria bentuk giginya persegi dan sudut distalnya juga persegi sedangkan
wanita bentuk giginya lonjong dan sudutnya distalnya mebulat.
- Pria ukuran gigi insisivus lateralnya lebih kecil dari sentral, sedangkan
wanita gigi insisivusnya lateralnya jauh lebih kecil dari yang central.

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

Gambar 6. Perbedaan bentuk gigi (A) pria dan (B) wanita

13. Penyusunan Gigi


Penyusunan elemen gigi dilakukan secara bertahap yaitu mulai pada bagian
anterior atas, posterior atas, molar pertama bawah dan sisa posterior lainnya.
Penyusunan gigi harus memperhatikan curve of spee ke arah anterior –
posterior, curve of Wilson ke arah lateral kiri dan kanan serta kesejajaran
terhadap bidang orientasi.

Gambar 8. (A) curve of spee dan (B) curve of Wilson


Penyusunan elemen gigi tiruan dilakukan dimana pada kasus ini akan
dipasang gigi posterior maka perlu diperhatikan bentuk dan ukuran gigi yang
akan dipasang. Posisi gigi ditentukan oleh kebutuhan untuk mendapatkan
oklusi yang memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan antagonis untuk
mendapatkan derajat oklusi yang seimbang.
Syarat utama penyusunan gigi:
 Setiap gigi mempunyai 2 macam kecondongan/inklinasi:
- Inklinasi mesio-distal
- Inklinasi anterio-posterior atau inklinasi labio/bukopalatal/lingual
sesuai dengan kecondongan tanggul gigitan.
 Dilihat dari oklusal berada diatas linggir rahang.
Penyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan linggir, pada
pasien yang sudah lama kehilangan gigi sering sudah terjadi resorbsi
linggir.

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

Penyusunan gigi geligi posterior RA


A. Premolar Inferior kedua
Inklinasi mesio distal : sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal
Inklinasi buko palatal : sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal dan kedua
tonjol menyentuh bidang oklusal

Gambar 9. Inklinasi mesio distal gigi premolar 2 atas

B. Molar superior pertama


1. Inklinasi mesiodistal : sumbu gigi miring kea rah mesial
2. Inklinasi bukopalatal :
 Tonjol mesio palatina menyentuh bidang oklusal
 Tonjol mesio bukal dan tonjol disto bukal dinaikkan 0,5 mm dari
bidang oklusal
 Tonjol disto palatina dinaikkan 0,8-0,75 dari bidang oklusal.

Gambar (kiri) inklinasi mesiodistal dan (kanan) inklinasi


anteroposterior gigi atas

C. Molar superior kedua


1. Inklinasi mesiodistal :
Sumbu gigi lebih miring daripada molar superior pertama
2. Inklinasi buko palatal :

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

 Tonjol mesio bukal dan mesio palatinal lebih menggantung ± 1


mm daripada tonjol mesio bukal dan tonjol mesio palatina gigi
molar superior pertama.
 Tonjol disto bukal lebih menggantung daripada tonjol disto
bukal gigi molar superior pertama
 Tonjol disto palatinal lebih menggantung daripada gigi molar
superior pertama disamping ketentuan-ketentuan diatas, untuk
pemasangan gigi-gigi posterior rahang atas juga harus
memenuhi adanya antero-posterior curve dan lateral curve.

Gambar (kiri) Inklinasi mesiodistal dan (kanan) inklinasi


anteroposterior gigi M-2 atas
Penyusunan gigi geligi posterior RB
A. Molar inferior pertama
Molar pertama inferior adalah gigi pertama yang dipasangkan pada
tahap penyusunan gigi posterior rahang bawah dan merupakan kunci
oklusi. Pada pemasangan yang benar akan memudahkan pemasangan
gigi-gigi posterior berikutnya.
Pada posisi normal pemasangan molar inferior pertama sesuai kelas
1 angle yaitu apabila mandibular dengan lengkung giginya dalam
hubungan mesio-distal yang normal terhadap maksila.
Panduan pemasangan:
1. Centric occlusion
- Inklinasi mesiodistal :
Tonjol mesio bukal molar superior pertama berada di mesio bukal
groove molar inferior pertama.
- Inklinasi mesio lingual :

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

Tonjol mesio palatina molar superior pertama berada di fossa


central molar inferior pertama.
2. Working occlusion
Tonjol mesio distal molar pertama inferior kanan berkontak antara
tonjol bukal premolar superior kedua kanan dan tonjol mesio bukal
molar superior pertama kanan.
3. Balancing contact
Tonjol mesio bukal dan disto bukal molar inferior pertama kiri
berkontak dengan tonjol palatina premolar superior kedua kiri dan
tonjol mesio palatina molar superior pertama kiri.

Gambar (A) inklinasi mesiodistal dan (B) cusp mesiobukal M-1 atas berasada pada
mesiobukal developmental groove M-1 bawah.
14. Try In Gigi Tiruan Malam pada Pasien
Hal – hal yang harus diperhatikan ketika melakukan try in yaitu :
1) Retensi : kemampuan GTSL dalam melawan gaya pemindah yang
cenderung melepaskan GTSL ke arah oklusal.
2) Stabilisasi : stabilisasi ini sangat tergantung pada garis retensi yang
dibuat pada gigi pegangan, dan dapat berupa aktivitas otot saat
berbicara, mastikasi, tertawa, batuk, bersin dan gravitasi untuk rahang
atas.
3) Oklusi : pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral, dan
anteroposterior. 
4) Estetis : meliputi warna gigi dan posisi dan inklinasi tiap gigi harus
sesuai dengan keadaan pasien dan perlekatan gigi di atas ridge.
Setelah try in gigi tiruan malam pada pasien, kedua gigi tiruan rahang atas
dan bawah ditempatkan kembali pada working model di okludator.

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

15. Wax Contouring, Flasking, Packing, Curing, Deflasking.


Wax contouring ialah memberi bentuk basis dari gigi-gigi tiruan
sedemikian rupa, sehingga dapat menyerupai bentuk anatomis dari gingiva
dan jaringan lunak yang asli.
Cara wax contouring:
1) Fiksir pinggiran landasan gigi tiruan dengan malam pada model kerja.
2) Ambil lembaran malam secukupnya untuk bagian labial dan bukal serta
palatine rahang atas begitu juga rahang bawah, kemudian dilunakkan di
atas api spiritus.
3) Letakkan sampai sekitar serviks gigi tiruan.
4) Malam dipotong disekitar servikal gigi dengan mebentuk sudut 45°
memakai lecron/pisau malam.
5) Malam dibentuk sesuai dengan bentuk gingiva dan bentuk jaringan di
sekitar gigi tiruan (perhatikna cekung /cembungnya).
6) Pada waktu mengukir tonjolan-tonjolan akar, perlu diperhatikan bahwa
gigi kaninus superior adalah yang terpanjang dan gigi insisivus lateralis
superior adalah yang terpendek. Tonjol-tonjol akar diukir dengan bentuk
huruf V.
7) Daerah interproksimal harus sedikit cembung meniru daerah-daerah
interdental papilla sehingga higienis serta mencegah pengendapan sisa-
sisa makan dan plak.
8) Bentuk rugae pada langit-langit dan postdam pada model kerja.
9) Haluskan semua permukaan luar gigi tiruan malam dengan
melewatkannya diatas api Bunsen lalu digosok dengan kain sutra hingga
mengkilat.
Setelah proses wax contouring, model ditunjukkan kepada instruktur dan
selanjutnya dilakukan proses laboratorium berupa:
- Flasking
Proses penanaman model dan trial denture malam dalam suatu flask/ cuvet
untuk membuat sectional mold.
- Packing
Proses mencapur monomer dan polimer resin akrilik.

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

- Curing
proses polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan polimerisasinya
bila dipanaskan atau ditambah zat kimia lainnya.
- Deflasking
Proses melepaskan gigi tiruan resin akrilik dari flask dan bahan tanamnya,
tetapi tidak boleh lepas dari model rahangnya agar gigi tiruan dapat
diremounting di articulator kembali.

16. Insersi
Sebelum insersi gigi tiruan, operator harus memeriksa apakah gigi tiruan
benar-benar telah dibuat dengan baik oleh tekniker, dengan memperhatikan
hal – hal sebagai berikut :
o Permukaan dalam tidak boleh memperlihatkan bentuk yang tidak teratur
(kasar) yang tidak terdapat dalam mulut.
o Memeriksa seluruh bagian perifer dan menguranginya jika ada kelebihan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat insersi gigi tiruan ke dalam
mulut pasien, yaitu:
a. Retensi
Saat GTSL dicoba pada pasien, dilihat apakah GTSL sudah memiliki
retensi yang cukup dengan memperhatikan adaptasi tepi-tepi GTSL
terhadap jaringan mulut. Jika terdapat daerah yang sakit saat GTSL
dimasukkan dalam mulut (belum boleh dioklusikan) buat PIP (pressure
indicator paste) untuk mengetahui letak rasa sakit. PIP dibuat dengan
mencampurkan fletcher dan minyak zaitun sampai terbentuk pasta,
aplikasikan dengan kuas kecil ke permukaan cetakan (bagian dalam gigi
tiruan), masukkan ke dalam mulut dan keluarkan (tidak boleh beroklusi)
dan harus per rahang), daerah yang sakit dan menekan akan terlihat
dengan hilangnya pasta di daerah tersebut. Ambil daerah tersebut atau
bebaskan dari penekanan dengan mengurangi basis menggunakan fresher
stone.

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

b. Stabilisasi
Stabilitas gigi tiruan diperiksa dengan cara menekan bagian depan dan
belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh
menunjukkan pergerakan pada saat tes ini dilakukan.
c. Oklusi
Pemeriksaan ini menyangkut aspek oklusi pada posisi sentrik, lateral dan
antero-posterior dengan menggunakan articulating paper yang diletakkan
antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta untuk melakukan
gerakan pengunyahan 3 – 4 kali. Titik – titik dimana terjadi kontak oklusal
pada permukaan gigi dapat dilihat setelah articulating paper diangkat.
Pada keadaan normal, kontak ini tersebar merata di antara semua gigi asli
maupun gigi tiruan.

Instruksi yang diberikan pada pasien :


- Mengajarkan cara memasang dan melepaskan alat pada pasien yang
dilakukan di depan kaca sehingga pasien dapat melihatnya, kemudian
pasien diminta untuk mencoba memasang dan melepaskan alat sendiri
tanpa bantuan operator.
- Gigi tiruan dipakai secara terus – menerus untuk proses adaptasi.
- Menjaga kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut.
- Pada saat tidur malam, gigi tiruan dilepas
- Hindari mengunyah makanan yang keras dan lengket.
- Pasien diminta untuk kembali kontrol satu minggu setelah insersi gigi
tiruan.

17. Tahap Kontrol


a. Kontrol pertama akan dilakukan pada minggu pertama sesudah insersi alat
untuk melihat adaptasi pasien. Namun, jika pasien memiliki keluhan, maka
harus segera menghubungi operator untuk dilakukan pengecekan kembali.
Selanjutnya dilakukan kontrol kedua pada minggu kedua untuk melihat
kondisi dari gigi tiruan dan jaringan lunak pasien.

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

b. Pada saat pasien datang untuk melakukan kontrol, operator melakukan


pemeriksaan keutuhan dari plat gigi tiruan serta kondisi jaringan lunak
pasien terutama keadaan jaringan lunak di bawah gigi tiruan, memeriksa
gigi tiruan apakah masih retentif atau tidak, melihat stabilitas alat pada
saat dipakai untuk mengunyah makanan, mengecek oklusi pasien serta
melihat fungsi fonetik apakah bermasalah atau tidak.
c. Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulut dan plat gigi
tiruannya. Operator juga melakukan tindakan profilaksis antara lain
pembersihan debris pada gigi tiruan jika ada.

18. Masalah Pasca Pemasangan Gigi Tiruan


Setelah 24 jam pemakaian GTSL, biasanya timbul beberapa masalah :
 Rasa kurang nyaman/ tidak enak.
- Terjadi mulai GTSL dipasang sampai pasien dapat beradaptasi dengan
gigi tiruan dalam mulut
- Rasa kurang nyaman yang mengganggu proses adaptasi :
 Gigi terasa ngilu, biasanya terjadi pada gigi penjangkaran karena
tertekan kawat cengkram
 Sandaran oklusal yang tidak terletak pada tempatnya sehingga
mengganggu oklusi.
 Abrasi dan laserisasi jaringan lunak, disebabkan tekanan tepi
GTSL terhadap mukosa di bawahnya.
 GTSL longgar
 Efisiensi terganggu
- Sulit mengunyah makanan, karena gangguan mekanisme
neuromuscular dibagian posterior
- Gigi-gigi terasa tumpul, bila sudah lama memakai gigi tiruan,
permukaan oklusal mengalami aus
- Gangguan oklusi, karena ada kontak premature
- Mulut terasa penuh, adaptasi 2-5 minggu
 Banyak keluhan/ keluhan-keluhan lain

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching


GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING

- Ingin muntah, basis gigi tiruan terlalu panjang di palatal sampai


palatum molle
- Gangguan bunyi/ suara, pada gigi tiruan rahang atas, karena ada basis
palatal susunan gigi anterior
- Permen karet dapat melekat pada gigi tiruan
- Banyak saliva, karena reaksi fisiologi terhadap benda asing
- Makanan terkumpul dibawah basis gigi tiruan
 Inflamasi yang disebabkan GTSL seringkali tidak menimbulkan keluhan :
- Denture Sore Mouth (DSM)
Pada GTSL terjadi di bawah rahang atas, karena GT dipakai menerus
pada malam hari.
- Epulis Fissuratum = Inflammatory Hyperplasia
Pada GTSL bila terjadi di bawah sayap anterior (jaringan lunak pada
daerah muco buccal fold tampakhypertrophies, karena iritasi sayap
anterior)
- Papillary hyperplasia dari palatum (papillomatosis)
Karena palatum ditutupi basis GTP, jarang terjadi karena GTSL
- Alergi gigi tiruan
Mukosa membrane alergi terhadap bahan basis gigi tiruan (methyl
methacrylate) – resin akrilik dimanapolimerisasinya belum selesai.
Misalnya, Burning mouth sydrom.

Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching

Anda mungkin juga menyukai