A. IDENTITAS
No. Kartu : B. 20844
Nama Pasien : Milce Bolangtimuhe
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Dendengan
Jenis Kelamin : Perempuan
B. KASUS
Seorang pasien Perempuan berusia 43 tahun berdomisili di Dendengan,
datang ke klinik RSGM PSPDG UNSRAT dengan keluhan sudah kehilangan
beberapa gigi atas dan bawah . Keadaan tersebut menyebabkan pasien kesulitan
mengunyah makanan dan menyebabkan rasa tidak nyaman, pasien ingin
dibuatkan gigi tiruan sebagian yang bisa dilepas
Foto Wajah
Gambaran Model
C. KONDISI SISTEMIK
Keluhan / Gejala
Nama Penyakit Keterangan
Ya Tidak
Penyakit Jantung
Hiper/Hipotensi
Kelainan Darah
Haemophilia
Diabetes Melitus
Penyakit Ginjal
Hepatitis
Gangguan Pernafasan
Gangguan Pencernaan
Epilepsi
HIV/AIDS
Alergi Obat
Alergi Makanan
Hamil/Menyusui
Lainnya
F. STATUS LOKAL
1. Luar mulut
a. Sendi kanan : Tidak bengkak; Tidak sakit
Sendi kiri : Tidak bengkak; Tidak sakit
b. Pembukaan mulut : Sedang (50 mm)
c. Gerakan protusif : Lancar
Gerakan lateral kanan : Lancar
Gerakan lateral kiri : Lancar
d. Bibir : Bentuk Simetris;
Ukuran Sedang;
2. Dalam mulut
a. Bentuk lengkung RA : Lonjong
Bentuk lengkung RB : Lonjong
e. Hubungan RA – RB : Normal
f. Kesejajaran linggir RA/RB : Sejajar
g. Ruang antarmaksila : Sedang
h. Ruang antar alveolar : Sedang
i. Tuberositas kanan : Sedang
Tuberositas kiri : Sedang
j. Exostosis : Tidak ada
k. Torus palatina : Tidak ada
Torus mandibula : Tidak ada
l. Palatum lunak : Kelas I, Gerakan aktif
m. Perlekatan otot labial RA : Sedang
Perlekatan otot bukal Ka. : Sedang
Perlekatan otot bukal Ki. : Sedang
Perlekatan otot labial RB : Sedang
Perlekatan otot lingual : Sedang
Perlekatan otot bukal Ka. : Sedang
Perlekatan otot bukal Ki. : Sedang
n. Frenulum labialis RA : Sedang
Frenulum bukalis Ka. : Sedang
Frenulum bukalis Ki. : Sedang
Frenulum labialis RB : Sedang
Frenulum lingualis : Sedang
Frenulum bukalis Ka. : Sedang
Frenulum bukalis Ki. : Sedang
Keterangan:
√ : Sisa akar gigi
X : Missing
O : Karies
G. DIAGNOSIS KLINIK
Rahang Atas Missing teeth : 16, 17, 23, 24, 26, 27
Rahang Bawah Missing teeth : 35, 36, 37, 46, 47
Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
o Rahang atas : Kelas I modifikasi 1 Kennedy
(Gigi hilang: 16, 17, 23, 24, 26, 27)
o Rahang bawah: Kelas I Kennedy
(Gigi hilang: 35, 36, 37, 46, 47)
PROSEDUR PERAWATAN
1. Pemeriksaan Subjektif dan Objektif
Joandri Dandel 15014103068 / Dental Side Teaching
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DENTAL SIDE TEACHING
3. Perawatan Pendahuluan
Perawatan pendahuluan dalam kasus ini mencakup :
a. Pada kasus ini tahap pertama pasien melakukan kunjungan ke dokter gigi
praktek untuk perawatan permbersihan karang gigi (scalling).
Sebelum perawatan dilakukan terdapat hal-hal yang penting untuk
diperhatikan yaitu:
- Penjelasan kepada pasien mengenai gigi tiruan yang akan dibuat, sehingga
pasien mengerti akan kegunaan gigi tiruan tersebut.
- Memastikan kebutuhan gigi tiruan untuk pasien.
- Keinginan pasien yang berhubungan dengan kebutuhannya.
- Hubungan rencana perawatannya dengan kebutuhannya.
Perawatan pendahuluan yang dilakukan sebelum pembuatan gigi tiruan
bertujuan untuk melihat keadaan seluruh perubahan-perubahan/kelainan yang
terjadi pada linggir alveolus yang mendukung gigi tiruan dan struktur rongga
mulut l;ain yang dapat menggagalkan dalam pembuatan gigi tiruan penuh.
b. Menentukan dukungan
Untuk RA : tooth tissue support
Untuk RB : tooth tissue support
c. Menentukan jenis penahan
o Direct
Untuk RA : dua jari modifikasi di gigi 15, 25
Untuk RB :dua jari modifikasi di gigi 35, 44
o Indirect
RA : half Jackson di gigi 13
RB : hald Jackson di gigi 33
1
2
4
3
4 3
2
Keterangan gambar:
1. Cengkram half Jackson
2. Cengkram dua jari modifikasi
3. Elemen gigi tiruan
4. Plat akrilik
- Frenulum labialis
- Vestibulum labialis
- Gigi geligi
- Vestibulum bukalis
- Retromolarpads
- Frenulum lingualis
- Retromylohoid
- Frenulum bukalis
- Mukobukal fold
- Linggir
6. Tahap Surveyor
Survey merupakan prosedur diagnostik yang dapat menganalisis hubungan
dimensional antara jaringan lunak dan keras gigi. Hal ini perlu untuk
menetapkan gigi yang akan menjadi penahan, penempatan cengkram, dan
juga dapat ditentukan arah pemasangan terbaik geligi tiruan yang akan dibuat.
Langkah-langkah survey pada model:
Model dipasang pada meja basis dengan bidang oklusal hampir sejajar
dengan basis datar surveyor.
Kesejajaran relatif beberapa permukaan proksimal dapat ditentukan
dengan menyentuhkan tongkat analisis pada permukaan gigi. Posisi model
diubah-ubah dalam berbagai arah, sehingga permukaan proksimal tadi
berada dalam kedudukan sejajar satu sama lain. Ada dua kemungkinan
pilihan yang akan dihadapi, yaitu kontak hanya pada bagian servikal saja
atau sampai bagian marginal ridge. Dalam hal ini pilihlah kemungkinan
kedua, karena bidang bimbing dapat diperoleh hanya dengan pengasahan
saja. Sebaliknya, untuk memperoleh bidang bimbing pada kemungkinan
pertama, harus dibuat restorasi tuang.
Besar retensi dapat diketahui dengan cara menyentuhkan tongkat analisis
pada permukaan lingual dan bukal gigi-gigi yang akan dipakai sebagai gigi
penahan.
Blocking out
Tujuan dilakukan blocking out yaitu untuk menutupi daerah undercut yang
tidak diharapkan, untuk menghindari timbulnya kesulitan-kesulitan pada
tahap pengerjaan gigi tiruan selanjutnya. Setiap daerah undercut yang akan
dilewati oleh bagian kerangka protesa harus ditutupi dengan blocking
sehingga akan memudahkan pada saat pemasangan gigi tiruan di mulut
pasien.
Sebaliknya, jika seal pada under extension plate maka kohesi dan
adhesi saliva berkurang dan alat menjadi tidak retentif.
b. Stabilisasi
- Stabilisasi merupakan kemampuan gigi tiruan bertahan terhadap
perpindahan tempat saat berfungsi (secara horizontal)
- Stabilisasi dapat diamati dengan menekan salah satu sisi base plate
atau dengan menginstruksikan pasien melakukan gerakan fungsi. Jika
base plate diam di tempat dan tidak bergerak maka stabilisasinya baik.
c. Lihat Profil Wajah
Jika wajah cenderung cembung, bite rim yang di pasangkan terlalu
besar. Jika wajah terlihat cenderung cekung, bite rim yang dipasangkan
terlalu kecil.
o Ukuran elemen gigi disesuaikan dengan garis orientasi pada bite rim.
o Bentuk elemen yang dipilih yaitu persegi dan sudut distalnya membulat
karena pasien berjenis kelamin perempuan.
o Pemilihan warna gigi dibantu dengan menggunakan Shade Guide.
o Bahan yang digunakan pada kasus ini adalah elemen gigi berbahan akrilik.
1.
a. Bentuk wajah
- Bentuk gigi sesuai dengan bentuk muka dan bentuk rahang yaitu persegi,
lancip, dan lonjong dilihat drai pandangan fasial.
- Terdapat tiga profil wajah yaitu datar, cembung dan cekung yang sesuai
dengan bentuk kontur gigi pandangan proksimal.
c. Bentuk gigi
- Pria bentuk giginya persegi dan sudut distalnya juga persegi sedangkan
wanita bentuk giginya lonjong dan sudutnya distalnya mebulat.
- Pria ukuran gigi insisivus lateralnya lebih kecil dari sentral, sedangkan
wanita gigi insisivusnya lateralnya jauh lebih kecil dari yang central.
Panduan pemasangan:
1. Centric occlusion
- Inklinasi mesiodistal :
Tonjol mesio bukal molar superior pertama berada di mesio bukal
groove molar inferior pertama.
- Inklinasi mesio lingual :
Tonjol mesio palatina molar superior pertama berada di fossa
central molar inferior pertama.
2. Working occlusion
Tonjol mesio distal molar pertama inferior kanan berkontak antara
tonjol bukal premolar superior kedua kanan dan tonjol mesio bukal
molar superior pertama kanan.
3. Balancing contact
Tonjol mesio bukal dan disto bukal molar inferior pertama kiri
berkontak dengan tonjol palatina premolar superior kedua kiri dan
tonjol mesio palatina molar superior pertama kiri.
Gambar (A) inklinasi mesiodistal dan (B) cusp mesiobukal M-1 atas berasada pada
mesiobukal developmental groove M-1 bawah.
14. Try In Gigi Tiruan Malam pada Pasieni imxa
Hal – hal yang harus diperhatikan ketika melakukan try in yaitu :
1) Retensi : kemampuan GTSL dalam melawan gaya pemindah yang
cenderung melepaskan GTSL ke arah oklusal.
2) Stabilisasi : stabilisasi ini sangat tergantung pada garis retensi yang
dibuat pada gigi pegangan, dan dapat berupa aktivitas otot saat
16. Insersi
Sebelum insersi gigi tiruan, operator harus memeriksa apakah gigi tiruan
benar-benar telah dibuat dengan baik oleh tekniker, dengan memperhatikan
hal – hal sebagai berikut :
o Permukaan dalam tidak boleh memperlihatkan bentuk yang tidak teratur
(kasar) yang tidak terdapat dalam mulut.
o Memeriksa seluruh bagian perifer dan menguranginya jika ada kelebihan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat insersi gigi tiruan ke dalam
mulut pasien, yaitu:
a. Retensi
Saat GTSL dicoba pada pasien, dilihat apakah GTSL sudah memiliki
retensi yang cukup dengan memperhatikan adaptasi tepi-tepi GTSL
terhadap jaringan mulut. Jika terdapat daerah yang sakit saat GTSL
dimasukkan dalam mulut (belum boleh dioklusikan) buat PIP (pressure
indicator paste) untuk mengetahui letak rasa sakit. PIP dibuat dengan
mencampurkan fletcher dan minyak zaitun sampai terbentuk pasta,
aplikasikan dengan kuas kecil ke permukaan cetakan (bagian dalam gigi
tiruan), masukkan ke dalam mulut dan keluarkan (tidak boleh beroklusi)
dan harus per rahang), daerah yang sakit dan menekan akan terlihat
dengan hilangnya pasta di daerah tersebut. Ambil daerah tersebut atau
bebaskan dari penekanan dengan mengurangi basis menggunakan fresher
stone.
b. Stabilisasi
Stabilitas gigi tiruan diperiksa dengan cara menekan bagian depan dan
belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh
menunjukkan pergerakan pada saat tes ini dilakukan.
c. Oklusi
Pemeriksaan ini menyangkut aspek oklusi pada posisi sentrik, lateral dan
antero-posterior dengan menggunakan articulating paper yang diletakkan
antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta untuk melakukan
gerakan pengunyahan 3 – 4 kali. Titik – titik dimana terjadi kontak oklusal
pada permukaan gigi dapat dilihat setelah articulating paper diangkat.
Pada keadaan normal, kontak ini tersebar merata di antara semua gigi asli
maupun gigi tiruan.