Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

GIGI TIRUAN PENUH

KELOMPOK 2

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG
2013

Kelompok 2

Ketua

: Engla Papertu Decosta (10-046)

Sekretaris : Bunga Tiara (10-040)


Anggota

: Margareta Rizwis (10-030)


Inten Puriya Sari (10-032)
Putri Astari (10-034)
Friska Mulya K (10-038)
Febri Aryuni (10-042)
Wulan Anggestia (10-044)
Asvireja Maulani (10-048 )
Maidesilva Elukra (10-050)
Fiona Warizky (10-052)
Mutia Febrian (10-054)
Melisya (10-056)
Diah Sulistia (10-058)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Illahi Rabbi, atas kehendak dan ketetapanNya telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulisan makalah gigi tiruan
lengkap dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas kuliah prosthodonti full pada
semester VI di Universitas Baiturrahmah.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari, bahwa semua proses yang
telah dilalui tidak lepas dari bimbingan Drg. Okmes Fadriyanti, Sp.Prost., Drg. Resa
Ferdina, Drg. Ricky Amran selaku dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah
diberikan berbagai pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini belum sempurna sebagaimana
mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan dari pembaca.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah semuanya penulis serahkan dan mudahmudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Padang, April 2013

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii-iii


BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

Latar Belakang .........................................................................

Rumusan Masalah ....................................................................

Tujuan ......................................................................................

Manfaat.....................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA
Defenisi............................................................................................

2.1.1 ...................................................................................................3
2.1.2 ......................................................................................................

2.1.3 ...................................................................................................3

..........................................................................................................

2.2.1 .....................................................................................................

2.2.1.1 ........................................................................................

2.2.1.2..........................................................................................

2.2.2 .....................................................................................................

2.2.2.1..........................................................................................

4-5

2.2.2.2..........................................................................................

2.2.2.............................................................................................

2.2.3 ................................................................................................5-6
2.3

...................................................................................................6

............................................................................................

............................................................................................

2.3.3 ............................................................................................

6-7

2.4 ..........................................................................................................

7-8

2.5

...................................................................................................8

2.6 ..........................................................................................................

2.7 ...........................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN


Kasus ........................................................................................................

BAB IV PENUTUP
4.1

Kesimpulan......................................................................................

12

4.2

Saran ................................................................................................

12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan
semua gigi asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah
hilang semua gigi geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi
fonetik, fungsi estetik dan dapat mempengaruhi keadaan psikis. Tujuan pembuatan GTL
adalah merehabilitasi seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki atau
mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, estetis dan psikis. Memperbaiki kelainan,
gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh keadaan edentulous.
Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geligi, maka prosessus alveolaris akan
mengalami penyusutan yang disebut residual ridge. Penyusutan alveolaris biasanya
berjalan 2-3 minggu, tetapi ada yang sampai berbulan-bulan. Pembuatan GTL akan
mencegah pengerutan ( atropi processus )
Alveolaris (residual ridge), mencegah berkurangnya vertikal dimensi yang
disebabkan turunnya otot-otot pipi karena tidak ada penyangga dan hilangnya oklusi
sentrik. Selama berfungsi rahang bawah (RB) berusaha berkontak dengan rahang atas
(RA) sehingga dengan tidak adanya gigi-gigi RA dan RB akan menyebabkan hilangnya
oklusi sentrik. Mandibula menjadi protusif dan hal ini menyebabkan malposisi pada
temporo-mandibula joint.

1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini menganalisa kasus yang menanyakan :


1. Apa yg menyebabkan gigi tiruan yg lama longgar ?
2. Bagaimana operator melakukan pemeriksaan pada pasien ?
3. Apa diagnosa dari hasil pemeriksaan?
4. Apa rencana perawatan untuk pasien?
5. Bagaimana drg menjelaskan rencana perawatan pada pasien berdasarkan
psikologis pasien?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan & kegagalan gigi tiruan?
7. Apa faktor faktor yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan?
8. Bagaimana prognosa perawatan untuk kasus tersebut ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui diagnose pada kasus yang ada di scenario.
2. Untuk mengetahui rencana perawatan pada kasus scenario .
3. Untuk mengetahui retensi dan stabilitas pada gigi tiruan.
4. Untuk mengetahui prosedur mencetak anatomis dan fisiologis pada GTP.
5. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan GTP.
6. Untuk mengetahui kesalahan dan kegagalan dalam pembuatan GTP

7. Untuk mengetahui instruksi apa yang diberikan dari dokter gigi kepada pasien pengguna GTP.
8. Untuk mengetahui prognosis perawatan pada kasus.
1.4 Manfaat
Dari penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
mahasiswa kedokteran gigi dalam membahas Gigi Tiruan Penuh baik dalam
melakukan pemeriksaan , diagnosa ,dan penetalaksaanaan yang tepat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua gigi
asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah hilang
semua gigi geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi fonetik,
fungsi estetik dan dapat mempengaruhi keadaan psikis.
Gigi tiruan lengkap dapat didefinisikan sebagai protesa gigi lepasan yang dimaksudkan
untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur yang menyertainya
dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Protesa tersebut terdiri dari
gigi-gigi tiruan yang dilekatkan pada basis protesa. Basis protesa memperoleh dukungan
melalui

kontak

yang

erat

dengan

jaringan

mulut

dibawahnya.

Meskipun basis protesa individual dapat dibuat dari logam atau campuran
logam, kebanyakan basis protesa dibuat menggunakan polimer. Polimer tersebut dipilih
berdasarkan keberadaannya, kestabilan dimensi, karakteristik penanganan, warna, dan
kekompakan dengan jaringan mulut. Selain itu harus dapat juga memperbaiki ketepatan
dan kestabilan dimensi dari protesa gigi lengkap. (Kenneth, 2003)

Tujuan pembuatan GTL adalah :


a. Merehabilitasi seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki atau
mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, estetis dan psikis.
b. Memperbaiki kelainan, gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh keadaan
edentulous.
Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geliginya, prosessus alveolarisnya akan
mengalami penyusutan yang disebut residual ridge. Penyusutan alveolaris biasanya

berjalan 2-3 minggu, tetapi ada yang sampai berbulan-bulan. Pembuatan GTL akan
mencegah pengerutan / atropiproces s us
alveolaris (residual ridge), mencegah berkurangnya vertikal dimensi yang
disebabkan turunnya otot-otot pipi karena tidak ada penyangga dan hilangnya oklusi
sentrik. Selama berfungsi rahang bawah (RB) berusaha berkontak dengan rahang atas
(RA) sehingga dengan tidak adanya gigi-gigi RA dan RB akan menyebabkan hilangnya
oklusi sentrik. Mandibula menjadi protusif dan hal ini menyebabkan malposisi pada
temporo-mandibula joint.

III. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI GTL


Indikasi GTL anrata lain :
1.
2.
3.

Edentulous ridge
Pasien yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut
Pasien yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karena kerusakan gigi

yang masih ada dan tidak mungkin diperbaiki


4.
Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu keberhasilannya
5.
6.
7.

(prognosis GTSL buruk)


Keadaan mulut dan kondisi pasien baik
Resorbsi tulang berlebihan
Ada persetujuan mengenai waktu, biaya, prognosa yang akan diperoleh

Kontra indikasi GTL antara lain:


1.
2.

Pasien yang tidak kooperatif


Pasien dengan usia lanjut, harus mempertimbangkan sifat dan kondisi pasien

tersebut
3. Adanya penyakit sistemik yang diderita pasien
4.
OH yang buruk
5.
Riwayat alergi bahan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETENSI DAN STABILISASI DENTURE
Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan gigi tiruan
lengkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi GTL:

a.

Faktor fisis: Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek

retensi dari tekananatmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah di sekeliling tepi gigi
tiruan yaitu pada permukaan bukal gigitiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan
bawah.Peripherial seal bersambung dengan Postdam padarahang atas menjadi sirkular
seal. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak dapatmasuk ke
dalam basis gigi tiruan (fitting surface) dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di
dalamnya tetapterjaga. Apabila pada sirkular seal terdapat kebocoran (seal tidak
utuh/terputus) maka protesa akan mudahlepas. Hal inilah yang harus

dihindari dan

menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan dalam pembuatanprotesa gigi tiruan


lengkap.Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle
dekatfovea palatina.
b.

Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara

basis gigi tiruan denganmukosa mulut, tergantung dari efektivitas gaya-gaya fisik dari
adhesi dan kohesi, yang bersama-sama dikenalsebagai adhesi selektif.
c.

Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi

gigi tiruan berbandinglangsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.
d. Residual Ridge, karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan
terutama pada rahangatas.
e.

Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang di bawahnya untuk menghindari

rasa sakit dan terlepasnyagigi tiruan saat berfungsi


f.

Pemasangan gigi geligi yang penting terutama untuk gigi anterior (depan) karena

harus mengingat estetis (ukuran,bentuk, warna) walaupun tidak kalah pentingnya untuk
pemasangan gigi posterior (belakang) yang tidak harus samaukurannya dengan gigi asli,

tetapi lebih kecil, untuk mengurangi permukaan pengunyahan supaya tekanan padawaktu
penguyahan tidak memberatkan jaringan pendukung.

g.

Untuk pemasangan gigi yang harus diperhatikan adalah personality expression,

umur, jenis kelamin yang mananantinya akan berpengaruh dalam pemilihan ukuran,
warna dan kontur gigi. Disamping itu juga perlu diperhatikan keberadaan over bite, over
jet, curve von spee, curve monson, agardiperoleh suatu keadaan yang diharapkan pada
pembuatan gigi tiruan l

Faktor penyulit retensi dan stabilisasi gigi tiruan


Empat factor penting agar gigi tiruan penuh dapat berfungsi secara efisien adalah
cukupnya dukungan, retensi, keseimbangan otot dan keseimbangan oklusi. Factor-faktor
retensi gigi tiruan seperti adhesi, kohesi, tegangan permukaan interfasial dan daya tarik
menarik kapiler terjadi karena adanya saliva dalam rongga mulut. saliva berfungsi
sebagai lubrikan dan bantalan basis GTP dan jaringan lunak.
Saliva dengan viskositas cair dalam jumlah yang banyak dapat membasahi
anatomi gigi tiruan sehingga mempertinggi tegangan permukaan. Sedangkan saliva yang
banyak dengan viskositas kental menjadi factor penyulit karena mudah melepas gigi
tiruan.

Pada penderita xerostomia saliva menjadi sangat berkurang sehingga akan

mengurangi retensi yang berakibat pada berkurangnya stabilisasi dan proteksi mekanis
gigi tiruan dukungan jaringan lunak oleh selapis tipis saliva. Oleh karena itu pada
penderita xerostomia pembuatan GTP bisa disertai dengan reservoir sebagai wadah untuk
menyimpan sediaan saliva buatan.

Selain adanya saliva, retensi dan stabilitas gigi tiruan juga dipengaruhi oleh
kondisi anatomi landmark rongga mulut yang bersifat baik mendukung dan ada yang
mempersulit. Pada gigi tiruan lengkap rahang bawah, batas posterior bagian sayap lingual
dapat diperluas kea rah posteroinferior ke ruang retromylohyoid sehingga menghasilkan
retensi dan stabilisasi gigi tiruan. Apabila kedalaman ruang ini lebih dari setengah kaca
mulut nomer 3, menunujukkan bahwa daerah tersebut dalam dan dapat memberikan
retensi yang efektif. Akan tetapi apabila daerah tersebut dangkal, akan mempersulit
retensi yang efektif.
1.
2.
3.
4.

Kondisi GTL yang longgar dapat dikarenakan oleh :


Adanya perubahan dimensi (thermal dan stress) gigi tiruan yang dipakai
Adanya factor intra oral, contoh resorbsi tulang alveolar
Adanya factor psikologis pasien, contoh usia pasien lanjut
Adanya factor patologis, contoh osteoporosis
Komponen Gigi Tiruan Lengkap
Komponen komponen gigi tiruan lengkap antara lain :
1.

Basis

Merupakan bagian gigi yang menggantikan tulang alveolaryang sudah hilang, dan
berfungsi mendukung (elemen) gigi tiruan. Di desain sesuai diatas sisa alveolar ridge
dan disekitar gingiva.
2.

Flange

Bagian dari basis yang membentang diatas mukosa, melekat dari margin servikal gigi
hingga batas gigi tiruan
3.

Post Dam

Retensi dari gigi tiruan rahang atas yang tergantung dari suction seal.
4.

Gigi tiruan

Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi
menggantikan gigi asli yang hilang. Dalam seleksi elemen ada metode pemilihan gigi
anterior dan posterior serta faktor-faktor yang harus diperhatikan, yaitu ukura, bentuk,
tekstur permukaan, warna, dan bahan elemen.

Design Gigi Tiruan


Material : Basis akrilik ,Anasir gigi akrilik
Alasan pemilihan akrilik :

Disesuaikan dengan kondisi ekonomi pasien yang kurang mampu, harga akrilik

lebih terjangkau dibandingkan bahan yang lainnya

Mudah dalam manipulasi dan pemakaiannya

OH pasien buruk, sehingga dibutuhkan bahan yang mudah bidersihkan, akrilik


mudah dibersihkan

warna menyerupai elemen gigi asli dan warna gingival


Torus palatine yang besar, dilakukan pembebasan torus, dengan cara relief of chamber
menggunakan tin foil yang diletakkan di model sebelum dilakukan packing akrilik,
sehingga didapatkan suatu ruang untuk torus.
Desain gigi tiruan dengan relief of chamber pada palatum

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Pak Amir umur 64 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan gigi palsu
tidak nyaman digunakan ingin dibuatkan gigi palsu yang baru. Dari anamnesa
diketahui pasien sudah menggunakan gigi tiruan sejak 1 tahun yang lalu dan sudah
pernah diperbaiki oleh dokter gigi yang lama serta masih sulit untuk mengunyah
makanan (longgar) dan pasien merasa tidak puas dengan gigi tiruannya yang lama.

Pada pemeriksaan intra oral RA/RB edentolus, tinggi linggir sisa sedang, linggir
alveolar anterior atas terasa menonjol dan tidak sakit, retromailohyoid sedang.
Pemeriksaan ekstra oral profil wajah pasien lurus, angular cheilitis. Pemeriksaan gigi
tiruan yang lama, gigi tiruan RA/RB dengan resin akrilik, longgar dengan adaptasi
basis pada daerah periperal seal tidak rapat, perluasan basis distal ridge alveolaris
rahang atas pendek. Dokter gigi akan membuatkan gigi tiruan yang baru dengan
memperhatikan retensi dan stabilitasi yang baik sesuai dengan kondisi pasien
Pertanyaan : Bagaimana drg menjelaskan pada pasien rencana perawatan yang
dilakukan?
3.2 Terminologi

Edentulous : Daerah yang tidak bergigi

Palpasi : Pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan


dengan menggunakan jari/tangan

Ridge Alveolar : Daerah tertinggi pada tulang alveolar

Retromilohyoid : Batas anatomis pada Rahang Bawah untuk retensi dan


stabilisasi

Angular cheilitis : Inflamasi akut/kronis pada sudut mulut yang ditandai


dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna kemerahan,
mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada mulut

Periperal seal : Batas kontak antara mukosa dan tepi serta permukaan gigi
tiruan yang di polish yang mencegah keluar masuknya udara.

Anamnesa : kumpulan informasi subjektif yang diperoleh dari apa yang


dipaparkan oleh pasien terkait dengan keluhan utama yang menyebabkan
pasien datang ke dokter.

Retensi : kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya pada arah vertikal

Stabilisasi : kemampuan gigi tiruan untuk tetap stabil?konstan pada posisinya


saat digunakan,dan melawan gaya horizontal.

GTL
Pemeriksaan
diagnosa

Subjektif

Retensi&Stabilisasi

Objektif

Mencetak

Ekstra Oral
Intra Oral

3.3 Analisa Masalah


3.3.1

Apa yg menyebabkan gigi tiruan yg lama longgar ?

Perluasan Basis

Awal
Akhir

Longgar pada gigi tiruan yg lama diakibatkan oleh kurangnya retensi dan
stabilisasi dikarenakan pencetakan yg tidak mencapai batas anatomis sehingga
adaptasi basis pada daerah pheripheral seal tidak rapt dan perluasan basis distal
ridge alveolaris RA pendek.
Batas-batas anatomis yang harus di dapatkan pada saat mencetak :
1. RA : Frenulum Labial Sub, rugge palatina, Frenulum Bukalis, Tubermaksila,
hamular notch, Vibrating line, processus alveolaris, insisivus papila, fornik, vovea
palatina.
2. RB : Frenulum labial inferior, frenulum bukalis, retromolar pad, frenulum
lingualis, processus alveolaris, milohyoid line.

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan

semua gigi asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah
hilang semua gigi geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi
fonetik, fungsi estetik dan dapat mempengaruhi keadaan psikis, dalam hal membuat gigi
tiruan dibutuhkan retensi dan stabilisasi yang baik agar meningkatkan kenyamanan bagi
pemakai gigi tiruan, retensi dan stabilisasi yang baik akan tercapai jika operator
melakukan pemeriksaan yang lengkap, diagnosa yang tepat dan perawatan yang akurat,
hingga retensi dan stabilisasi dicapai dengan baik, tak luput pula dalam hal pencetakan
karena dengan mencetak batas-batas anatomis gigi akan didapatkan sebagai retensi dan
stabilisasi

DAFTAR PUSTAKA

Watt, David M dan MacGregor, A. Roy. 1992. Membuat Desain Gigi Tiruan Lengkap.
Jakarta: Hipokrates. Pp : 187-197

W.H. Itjiningsih. 1993. Geligi Tiruan Lengkap Lepas. Jakarta: EGC. Pp : 62-73

Gunadi, Haryanto. A; Burhan, Lusiana A.; Suryatenggara, Freddy. 1995. Ilmu Geligi
Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 1. Jakarta: Hipokrates. Pp : 112-116

Zarb, George A. 2002. Buku Ajar Prostodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut
Boucher. Jakarta: EGC. Pp : 261-263
http://www.scribd.com/doc/38195618/laporan-gigi-tiruan-lengkap

Basker, R.M., Davenport. J.C. and Tomlin, H.R. 1996. Perawatan Prostodontik bagi

Pasien Tak Bergigi (terj.), Edisi III. Jakarta : EGC

Soelarko, R. M. dan Wachijati, H., 1980,

Diktat Prostodonsia Full Denture, FKG

Unnpad, Bandung.

Swenson, M. G., 1960, Complete Denture, 5 th


Louis.

http://www.scribd.com/doc/26051588/GTL-asih

ed., C. V. Mosby Co., Saint

Anda mungkin juga menyukai