Anda di halaman 1dari 20

CBD MODUL I

( Dental Karies Dan Penyakit Pulpa )

PERAWATAN SALURAN AKAR

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi


Kepaniteraan Klinik pada Modul 1

Oleh:

ANADYA MULTI SIERA

0910070110103

Dosen Pembimbing: drg. Darmawangsa M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2015

i
MODUL DENTAL KARIES DAN PENYAKIT PULPA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah ditampilkan dan disetujui oleh dosen pembimbing

Padang, November 2015

Disetujui Oleh

Pembimbing

( drg. Darmawangsa M.Kes )

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dan berkat rahmat-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan laporan kasus ini. Adapun dalam laporan kasus ini penulis

membahas mengenai kasus Perawatan Saluran Akar yang merupakan salah satu

syarat dalam melengkapi kepaniteraan Klinik pada Modul 1.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada drg. Darmawangsa, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah begitu

sabar dalam memberikan bimbingan, waktu, perhatian, saran-saran serta dukungan

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya

kepada kita semua dan semoga laporan ini dapat bermanfaat serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang

memerlukan.

Padang, November 2015

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB .I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 4


2.1 Definisi ....................................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Nekrosis Pulpa ......................................................................... 5
2.3 Gejala Nekrosis .......................................................................................... 5
2.4 Perawatan Saluran Akar ............................................................................ 6
2.5 Indikasi ....................................................................................................... 6
2.6 Kontraindikasi ............................................................................................ 6

BAB. III LAPORAN KASUS ........................................................................ 8


3.1 Indikasi Pasien ........................................................................................... 8
3.2 Pemeriksaan Subjektif ................................................................................ 8
3.3 Pemeriksaan Objektif ................................................................................. 9
3.4 Diagnosis .................................................................................................... 10
3.5 RencanaPerawatan ..................................................................................... 10
3.6 Alat ............................................................................................................. 10
3.7 Bahan ......................................................................................................... 11
3.8 Cara Kerja ................................................................................................. 11
3.9 Prognosis .................................................................................................... 14

BAB. IV PENUTUP ....................................................................................... 15


4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 15
4.2 Saran ........................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.

Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat

menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan

bahkan kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah

menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman perunggu, zaman besi,

dan zaman pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi

perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar

di seluruh dunia.

Zaman semakin canggih dan gaya hidup semakin berubah, membuat

perubahan dalam pola konsumsi makanan dan minuman, yang berakibat pada

meningkatnya insidensi karies. Indonesia termasuk Negara dengan insidensi karies

yang tinggi dan dengan tingkat kesehatan gigi yang rendah.

Karies merupakan salah satu penyakit gigi yang telah ada sejak 14.000 tahun

yang lalu. Sesuai dengan hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 2004 yang

dilakukan oleh Departemen Kesehatan menyebut prevalensi karies gigi di Indonesia

adalah 90,05%. Karies yang berlanjut lambat laun akan mencapai bagian pulpa dan

mengakibatkan peradangan pada pulpa. Walton mengklasifikasikan peradangan

pada pulpa terdiri dari pulpitis reversibel, pulpitis irreversibel, degeneratif pulpa

dan nekrosis pulpa. Proses peradangan pulpa yang berlanjut dapat menyebabkan

kelainan periapikal. Lesi periapikal dikelompokkan menjadi: simptomatik apikal

1
periodontitis, asimptomatik apikal periodontitis dan abses periapikal. (Torabinejad

and Walton, 2008).

Biasanya gigi yang mengalami nekrosis pulpa namun tidak goyang dan

memiliki jaringan periodontal normal, sebaiknya dilakukan perawatan saluran akar

untuk dapat tetap mempertahankan gigi tersebut. Selanjutnya, mahkota gigi ini

masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik.

Dalam masa Perawatan Saluran Akar (PSA) gigi, adakalanya gigi

mengalami rasa sakit, bisa karena saraf pulpa belum seluruhnya mati, bisa juga

karena pembersihan yang belum selesai. Bila gigi mempunyai akar yang bengkok,

maka tingkat kesulitan pembersihan saluran akar lebih tinggi daripada saluran akar

yang normal lurus. Belum lagi bila saluran akar utama mempunyai cabang-cabang.

Oleh karena itu PSA kadang bisa gagal karena faktor-faktor di atas. Jadi, apabila

merasa malas untuk bolak-balik menjalani PSA dan mempertimbangkan faktor

kegagalannya, boleh gigi dicabut. Namun hal penting yang harus diingat, gigi yang

sudah dicabut harus segera dibuatkan gigi palsu agar gigi-gigi di sebelahnya tidak

bergeser.

1.2 Rumusan Masalah

Apa itu Nekrose Pulpa?

Apa itu perawatan Saluran Akar?

Apa indikasi dan kontraindikasi?

Apa alat dan bahan yang digunakan?

Bagaimana Cara Kerja?

2
1.3 Tujuan

Secara Umum untuk mempertahankan gigi agar tetap sehat dirongga mulut

dan mencegah pencabutan dini daripada gigi geligi, Mencegah penyakit

kelainan periapikal.

Secara Khusus untuk melengkapi salah satu tugas CBD pada modul 1, untuk

mengetahui cara kerja perawatan saluran akar, dan factor kegagalan dan

keberhasilan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Nekrosis adalah suatu bentuk kematian jaringan pulpa dapat sebagian atau

seluruhnya, tergantung dari sebagian pulpa atau seluruhnya yang terkena. Nekrosis

terjadi akibat dari inflamasi kecuali kalau diikuti oleh trauma mekanis maka dengan

cepat jaringan pulpa akan rusak sebelum inflamasi terjadi.

Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis

ireversibel yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu suplai

darah ke pulpa. Jaringan pulpa tertutup oleh email dan dentin yang kaku sehingga

tidak memiliki sirkulasi darah kolateral. Bila terjadi peningkatan jaringan dalam

ruang pulpa menyebabkan kolapsnya pembuluh darah sehingga akhirnya terjadi

nekrosis likuifaksi. Jika eksudat yang dihasilkan selama pulpitis ireversibel di

drainase melalui kavitas karies atau daerah pulpa yang terbuka, proses nekrosis

akan tertunda dan jaringan pulpa di daerah sekitar akar tetap vital dalam jangka

waktu yang lebih lama. Jika terjadi hal sebaliknya, mengakibatkan proses nekrosis

pulpa cepat dan total.

Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan

mengangkat jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar,

kemudian diisi padat oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak terjadi kelainan

lebih lanjut atau infeksi ulang. Tujuannya adalah untuk mempertahankan gigi

selama mungkin di dalam rahang, sehingga fungsi dan bentuk lengkung gigi tetap

baik. Perawatan saluran akar membutuhkan ketelatenan sehingga seringkali

4
membutuhkan lebih dari 1 kunjungan, bervariasi tergantung kasusnya.. Perawatan

saluran akar dapat dibagi atas tiga tahap utama yaitu : 1. preparasi biomekanis

saluran akar atau pembersihan dan pembentukan (cleaning dan shaping), 2.

disinfeksi saluran akar dan 3. obturasi saluran akar. Obturasi saluran akar yang

hermetis merupakan syarat utama keberhasilan perawatan saluran akar, hal ini tidak

mungkin dicapai bila saluran akar tidak dipreparasi dan dipersiapkan untuk

menerima bahan pengisi (Anusavine KJ.,1996).

2.2 Klasifikasi Nekrosis Pulpa

Nekrosis ada 2 tipe yaitu:

1. Nekrosis Koagulasi

Nekrosis koagulasi yaitu bagian jaringan yang dapat larut mengendap

atau jaringan berubah menjadi padat. Pengejuan (Caseation) adalah suatu

bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi massa seperti keju

yang terdiri dari protein yang mengental, lemak dan air.

2. Nekrosis Likuefaksi

Nekrosis likuefaksi yaitu terjadinya perubahan jaringan pulpa ke dalam

massa yang lunak/cair oleh enzim proteolitik. Hasil akhir dari dekomposisi

pulpa adalah HgS, protein, ammonia, subtansi lemak, air dan karbondioksida.

Hasil lanjutan seperti indol, skatol, putresin dan kadaverin menimbulkan bau

tidak enak yang keluar dari saluran akar. Keadaan demikian disebut gangrene

pulpa, yaitu kematian jaringan pulpa gigi dalam keadaan membusuk oleh karena

sudah adanya invasi dari bakteri-bakteri.

2.3 Gejala-Gejala Nekrosis Pulpa

Gejala-gejala nekrosis pulpa adalah sebagai berikut (Widyawati, 2010):

5
1. Gigi dengan nekrosis pulpa pada umumnya tidak memberikan keluhan.

2. Biasanya ditandai dengan:

a. Perubahan warna gigi, mula-mula kelihatan perubahan translusensi gigi

tersebut, kemudian berubah warna dari keabu-abuan sampai kecoklat-

coklatan.

b. Pada waktu preparasi kavitas tidak terasa apa-apa, sehingga sampai kamar

pulpa tertembus dan biasanya disertai dengan bau busuk.

3. Gigi dapat terasa sakit bila minum air hangat/panas, karena adanya akspansi

dari gas dalam ruang pulpa/saluran akar yang menyebabkan tekanan pada ujung

syaraf sensoris dari jaringan vital didekatnya.

2.4 Perawatan Saluran Akar

Perawatan saluran akar adalah pengambilan pulpa vital dan nekrotik dari

saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Tujuannya untuk mencegah

perluasan penyakit dari pulpa ke jaringan periapikal, atau apabila hal tersebut telah

terjadi, untuk merubah atau mengembalikan jaringan periapikal ke keadaan normal

(Bakar, 2002).

2.5 Indikasi

1. Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik.

2. Gigi tidak goyang dan periodontal normal.

3. Foro rontgen menunjukkan reasorbsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada

granuloma pada gigi sulung.

4. Kondisi pasien baik.

2.6 Kontra Indikasi

1. Gigi tidak dapat direstorasi lagi.

6
2. Reasorbsi akar lebih dari 1/3 apikal.

3. Kondisi pasien buruk.

4. Terdapat belokan ujung akar (dilaserasi) dengan granuloma atau kista dan susah

dibersihkan.

7
BAB III

LAPORAN KASUS

Randi (18 th) datang ke RSGM Baiturrahmah dengan keluhan ingin

menambal gigi depan atas yang berlubang, semenjak beberapa tahun yang lalu dan

pasien dulu pernah merasakan sakit pada gigi tersebut dan pasien pernah minum

obat penghilang rasa sakit. Secara klinis terlihat lobang pada mesial gigi 11,

pemeriksaan intraoral gigi 11 Nekrosis Pulpa. Oral hygiene pasien baik, pasien

kooperatif dan pasien tidak mempunyai riwayat alergi obat dan penyakit sistemik.

3.1 Identifikasi Pasien

Nama : Randi

Umur : 18 th

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Pasar Lalang Kuranji

Tanggal Pemeriksaan : 8 September 2015

3.2 Pemeriksaan Subyektif

Keluhan Utama: Pasien datang dengan keluhan ingin menambal gigi depan atas

yang berlubang besar.

Keluhan Tambahan: Pasien dulu pernah merasakan sakit pada gigi tersebut dan

telah berlubang semenjak beberapa tahun yang lalu, dan tidak percaya diri

karena gigi sudah berlobang besar.

Riwayat Medis Gigi dan Mulut: Pasien belum pernah menambal gigi.

8
Riwayat Penyakit Keluarga: -

3.3 Pemeriksaan Obyektif

Ekstra Oral

Kepala : Normal

Wajah : Simetris

TMJ : Normal

Gaya Berjalan : Normal

Intra Oral

Mukosa Lidah : Normal

Mukosa Palatum : Normal

Mukosa Pipi : Normal

Mukosa Bibir : Normal

Dasar Mulut : Normal

Gigi-Geligi :

NP KM
M

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

9
Gigi 11

Sondase :-

Perkusi :-

Palpasi :-

Mobility :-

Cavity Test :-

3.4 Diagnosis

Setelah dilakukan pemeriksaan subjektif dan objektif, gigi 11 diagnosa

dengan Nekrosis Pulpa.

3.5 Rencana Perawatan

Perawatan Saluran Akar Gigi 11

3.6 Alat

1. Alat standar.

2. Nerbeken.

3. Bur dengan berbagai kegunaannya.

4. Eksplorer/barbed broach.

5. Jarum miller.

6. Endo block.

7. Apeks locator.

8. Jarum file dan reamer.

9. Endo box untuk meletakkan K-file, H-file, Niti file.

10. Spuit irigasi.

11. Lentulo.

10
12. Sprider.

3.7 Bahan

1. Paper point untuk mengeringkan saluran akar.

2. Larutan irigasi (H2O, NaOCl, EDTA).

3. Bahan dressing.

4. Gutta percha.

5. Eugenol dan Endomethason.

6. Cavit/tumpatan sementara.

7. Alkohol.

8. Pevidon Iodine.

9. Kapas.

10. Tampon.

11. Masker

12. Handscoon

3.8 Cara Kerja

1. Preoperatif radiograf

11
2. Trepanasi kavitas.

3. Buka tambalan sementara.

4. Ekstirpasi menggunakan jarum ekstirpasi.

5. Pengukuran panjang kerja.

6. Preparasi saluran akar dengan cara step back menggunakan jarum file, niti file

dan reamer.

7. Irigasi saluran akar dengan menggunakan (NaOCl, H2O).

8. Sterilisasi saluran akar/dressing menggunakan Pulperyl selama 3-5 hari.

9. Tumpat sementara.

10. Dua minggu setelah itu pasien diinstruksikan untuk kembali lagi, buka tambalan

sementara, bahan dressing dibuang, setelah itu masukkan paper point ke dalam

saluran akar.

11. Kemudian periksa paper point basah atau kering dan berbau atau tidak

12. Irigasi saluran akar dengan NaOCl 2,5%, kemudian irigasi lagi dengan H2O

13. Jika saluran akar belum steril maka dilakukan dressing kembali, jika saluran

akar sudah steril maka langsung dilakukan obturasi.

14. Obturasi saluran akar

12
Saluran akar dapat dilakukan obturasi dengan syarat:

Gigi asimptomatis.

Saluran akar cukup kering.

Tes bakteri (-).

Vistula telah menutup.

15. Pengisian saluran akar dilakukan secara kondensasi lateral.

Pilih gutta percha dengan ukuran No. file sesuai dengan MAF, sebagai

master cone potong sesuai dengan panjang kerja menggunakan gunting.

Saluran akar maupun gutta percha diolesi dengan pasta saluran akar/sealer

menggunakan lentullo.

Gutta percha utama dimasukkan ke dalam saluran akar semaksimal

mungkin ditekan lateral menggunakan spreader, sisa ruang saluran akar diisi

lagi dengan gutta percha tambahan sampai penuh.

Kelebihan gutta percha point dipotong sampai orifis menggunakan

ekskavator yang dipanaskan.

Kavitas ditumpat dengan menggunakan tambalan sementara.

13
Kontrol setelah 1 minggu, jika tidak ada keluhan, dilakukan tambal

permanen

3.9 Prognosis

Prognosis pada kasus ini adalah baik, hal ini disebabkan karena:

1. Pasien masih muda.

2. Oral hygiene pasien baik.

3. Pasien tidak memiliki penyakit sistemik dan riwayat penyakit sistemik.

4. Pasien kooperatif.

5. Ekonomi pasien baik.

14
BAB IV

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Perawatan saluran akar adalah pengambilan pulpa vital dan nekrotik dari

saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Tujuannya untuk mencegah

perluasan penyakit dari pulpa ke jaringan periapikal, atau apabila hal tersebut telah

terjadi, untuk merubah atau mengembalikan jaringan periapikal ke keadaan normal.

6.2 Saran

1. Diharapkan adanya Case Based Discussion yang lebih detail menjelaskan

mengenai Perawatan Saluran Akar sebagai data di bagian Konservasi RSGM

Baiturrahmah.

2. Perlunya kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan gigi dan

mulutnya.

3. Sebaiknya diadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang Gigi Nekrosis

Pulpa, Perawatan Saluran Akar dan pentingnya pemeriksaan gigi berkala ke

dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

4. Perlunya dilakukan rontgen foto sebagai pedoman bagi operator dalam

melakukan Perawatan Saluran Akar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Karies Gigi Anak Pra Sekolah. Jakarta : EGC

Behrman, 2002. Ilmu Kesehatan Gigi. Vol. II. Ed 5. Jakarta : EGC

Bence, R. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik, terjemahan Sundoro. Jakarta :


Penerbit Universitas Indonesia.

Cohen, S. and Burns, R.C. 1994. Pathway of the pulp. 6 th ed. St. Louis : Mosby.

Harty. FJ. alih bahasa Lilian Yuono. 1992. Endodontik Klinis. Jakarta : Hipokrates.

Hamrui, 2009. Faktor Yang Mendukung Kebiasaan Makanan-makanan


Kariogenik. Jakarta: EGC

Harris dan Cristhin. 1995. Karies Gigi. Jakarta : EGC

Kidd EAM. 2008. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Medan : USU
Press

Mardewi, S. K.S.A. 2003. Endodontologi, Kumpulan naskah. Cetakan I. Jakarta :


Hafizh.
Tarigan, R. 1994. Perawatan Pulpa Gigi (endodonti). Cetakan I, Jakarta :
Widya Medika.

Ruddick, Richard P. Karies Gigi. https://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi


diakses tanggal 1 November 2015

16

Anda mungkin juga menyukai