Cemento-osseous
Kedokteran
Gigi,
INTISARI
Periapical cement-osseous dysplasia (PCOD) merupakan subtipe dari cementoosseous dysplasia yang biasa terjadi pada wanita kulit hitam paruh baya.
Laporan ini menjelaskan sebuah kasus pada wanita iran usia 45 tahun yang
didiagnosa PCOD berdasarkan temuan cone beam computed tomographic
(CBCT). CBCT memungkinkan visualisasi yang detail dari perubahan tulang.
Laporan ini menjelaskan karakteristik radiografs khusus PCOD, termasuk
diskontinyuitas dari korteks lingual pada gambar seksional CBCT dan gambar
tiga dimensi. (Imaging Sci Dent 2013; 43: 215-8)
KATA KUNCI: Cementoma,
computed tomography
neoplasma
Cemento-osseous
dysplasia
(COD) merupakan lesi fbro-osseus
yang paling umum ditemukan saat
praktik, dan memengaruhi area di
sekitar gigi tersebut. COD berupa
lesi jinak yang tumbuh dari sel yang
tidak terdiferensiasi dari jaringan
ligamen
periodontal.
Lesi
ini
diklasifkasikan menjadi tiga subtipe
berdasarkan manifestasi klinis dan
gambaran
radiografnya
yaitu
periapikal, fokal dan florid.
Periapical
cemento-osseous
dysplasia (PCOD) sering terjadi pada
gigi anterior rahang bawah pasien
usia lebih dari 30 tahun. PCOD
cenderung menyerang pada wanita
dan 70% kasus terjadi pada kulit
hitam.
Tidak
ada
gejala
(Asimptomatik) pada PCOD dan gigi
yang terlibat merupakan gigi vital.
rahang,
mandibular,
cone-beam
Diagnosis
PCOD
dapat
ditegakkan berdasarkan gambaran
radiograf
yang
tepat
dan
penampakan klinisnya. Biasanya,
tidak perlu dilakukan perawatan
pada lesi tersebut dan hanya
disarankan untuk pengamatan saja.
Laporan ini menjelaskan kasus
PCOD berdasarkan penemuan cone
beam
computed
tomographic
(CBCT). CBCT dapat menghasilkan
gambaran lesi yang lebih detail dari
berbagai aspek dan berbagai bidang.
Laporan Kasus
Seorang wanita iran 45 tahun
dirujuk ke klinik pribadi di kota
Hamadan untuk konsultasi implan.
Tidak ada kelainan sistemik. Tidak
ada riwayat trauma pada rahang
bawahnya. Pemeriksaan ekstra oral
menunjukkan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan intra oral menunjukkan
Gambar 1. Gambar panoramik
dari CBCT yang diformat ulang
menunjukkan lesi multifokal dari
sisi mesial insisif lateral kanan
bawah hingga sisi distal insisif
lateral kiri bawah.
Gambar 2. A. Gambar CBCT
aksial menunjukkan perluasan
korteks bukal (panah putih) dan
diskontinyuitas korteks lingual
(panah merah). B. Gambar CBCT
aksial
lainnya
menunjukkan
karakteristik yang sama seperti
Gambar A. C. Gambar CBCT
cross-sectional
menunjukkan
diskontinyuitas
cortical
plate
lingual.
Gambar 3. Gambar CBCT yang direkonstruksi menjadi gambar tiga dimensi. A. Penampang
frontal menunjukkan erosi korteks bukal dari lesi. B. Penampang lingual menunjukkan lesi
mengikis korteks lingual.
CBCT
dilakukan
sebagai
pemeriksaan penunjang sebelum
dilakukan implan. Evaluasi daerah
pemasangan
implant
pada
Promax3D CBCT (Planmeca OY,
Helsinki,
Finlandia),
ditemukan
gambaran lesi campuran radiolusenradiopak yang terletak pada apikal
gigi insisiv rahang bawahnya. Pada
gambaran CBCT bidang aksial,
sagittal dan koronal, perluasan lesi
Gambar
4.
Radiograf
periapikal
menunjukkan
lesi
berupa
gambaran
campuran radiolusen-radiopak, di apeks gigi
insisif bawah. Lamina dura di sekitar apikal
gigi telah hilang.
yang
sama
pada
radiograf
konvensional, akan lebih akurat.
Massa dengan kepadatan tinggi
di PCOD yang mana terpusat pada
area dengan kepadatan rendah
berbeda dari temuan calcifying
cystic odontogenic tumor yang mana
kalsifkasi
ditemukan
di
dekat
dinding
kista.
Cemento-ossifying
fbroma juga memiliki perluasan
bukolingual konsentris yang jelas
pada gambar CBCT multiplanar.
Sampai
PCOD
menimbulkan
gejala,
tidak
perlu
dilakukan
perawatan karena perkembangan
dan maturisasi lesi adalah selflimiting. Intervensi mungkin akan
menyebabkan infeksi sekunder pada
radiopasitis seperti sementum, yang
mana
mungkin
memicu
osteomyelitis
pada
lesi
ini.
Bagaimana pun juga, jika PCOD
mendemonstrasikan perubahan tidak
biasa atau menimbulkan gejala,
pembedahan
akan
dibutuhkan.
Kasus
ini
tidak
memerlukan
perawatan dan hanya dilakukan
follow-up pemeriksaan berkala.
Referensi
1. Eversole R, Su L, ElMofty S. Benign fbroosseous lesions of the craniofacial complex. A
review. Head Neck Pathol 2008; 2: 177-202.
2. Thakkar N, Horner K, Sloan P. Familial
occurrence of periapical cemental dysplasia.
Virchows Arch A Pathol Anat Histopathol 1993;
423: 233-6.
3. Kawai T, Hiranuma H, Kishino M, Jikko A,
Sakuda M. Cemento-osseous dysplasia of the
jaws in 54 Japanese patients: a radiographic