Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 7 coass 8

Laksita Rahma Paritya


Rizqa Artiningsih Herawati
Bondan Purbowati
Nurdiana Dewi

Intrabony Schwannoma pada Mandibula: Laporan Kasus dan Studi Literatur


Abdeljalil Abouchadi, Alae Guerreouani, Yasmina Ribag, Karim El Khatib

Intisari
Jurnal ini membahas kasus intrabony schwannoma pada mandibula lakilaki usia 39 tahun yang dirujuk oleh dokter giginya karena adanya gambaran
radiolusen tanpa gejala yang terdapat pada korpus mandibula kiri. Computed
tomography dentascan menunjukan adanya tumor jinak di sepanjang jalur nervus
alveolaris inferior. Konfirmasi dibuat setelah dilakukan bedah eksisi dan
pemeriksaan histologi. Gambaran radiolusen pada mandibula sering ditemui oleh
dokter gigi dan dokter spesialis bedah mulut, dan diagnosa pertama adalah kista
odontogenik karena frekuensinya sering. Tetapi meskipun tumor pada saraf ini
sangat jarang, laporan kasus ini mengingatkan untuk tidak mengabaikannya.
1. Pendahuluan
Schwannoma atau dikenal juga dengan neurilemmoma atau neurinoma,
merupakan tumor jinak yang pertumbuhannya lambat dan berasal dari selubung
saraf perifer bermielin yang merupakan saraf paling sensitif. Prevalensi pada
kepala dan leher adalah 24%-48% pada jaringan lunak. Intraosesus schwannoma
merupakan kasus yang jarang dan kurang dari 1% tumor tulang primer.

2. Laporan kasus

Pria berusia 39 tahun dirujuk oleh dokter giginya karena memiliki


gambaran radiolusen pada mandibula kiri tanpa adanya keluhan klinis. Pasien
tidak memiliki riwayat medis, pemeriksaan fisik menunjukkan tidak adanya
kelainan dermatik maupun kelainan intraoral. Gambaran radiografi panoramik
menunjukkan adanya area radiolusen multiokular pada korpus mandibula kiri
antara gigi 31-36. Bersamaan dengan itu, tampak adanya gambaran kista pada
akar gigi 34 tanpa erosi akar. Computed tomography dentascan digunakan untuk
mengetahui relasi dari akar dan tulang kortikal. Dentascan menggambarkan
adanya lesi berbatas jelas dan tidak agresif berukuran 36mmx18mm mengikuti
jalur nervus alveolaris inferior. Differential diagnosanya adalah tumor jinak
selaput saraf atau schwannoma, neurofibroma, atau kista odontogenik.
Penatalaksanaannya diawali dengan perawatan saluran akar pada gigi 3531 dan dilanjutkan dengan prosedur bedah. Pada prosedur bedah, pasien diberi
tahu risiko parestesia setelah bedah pada bibir bawah sebelah kiri. Prosedur bedah
dilakukan dengan anestesi total. Insisi surkular dilakukan pada vestibular dari gigi
36 sampai 42. Osteotomi dilakukan menggunakan bur untuk mendapatkan
visualisasi yang baik pada tumor tersebut karena letaknya di dalam tulang dan
terlihat lesi berwarna merah kekuningan yang terikat pada bagian distal nervus
alveolaris inferior. Eksisi tumor membawa toto dari saraf yang sebagian
terlindungi karena sulitnya proses diseksi atau eksisi karena tumor sangat lekat
menempel.
Pemeriksaan mikroskopik dari hasil eksisi menunjukkan lesi tumor
terenkapsulasi yang tersusun atas jaringan ikat yang tersusun menyilang dan sel
fusiform dengan nukleus panjang. Terdapat badan verocay dan imunochemistry
menunjukkan protein S100 positif, sehingga diagnosis dapat ditegakkan, yaitu
schwannoma. Komplikasi bedah dengan anestesi total pada bibir bawah kiri, pada
saat kontrol 12 bulan setelah bedah, terdapat perbaikan kondisi, tetapi parestesia
pada bibir bawah kiri tetap ada.

3. Diskusi
Pertama kali diperkenalkan oleh Verocay pada awal abad 20, schwannoma
merupakan derivat sel schwan dari selubung saraf perifer. Ada 3 mekanisme
schwannoma yang melibatkan tulang: a) berasal dari dalam tulang, b) berasal dari

kanal-kanal nutrisi dan menyebabkan pembesaran kanal, seperti pada kasus, c)


dari jaringan lunak sehingga menyebabkan erosi penetrasi terhadap tulang.
Schwannoma sebagian besar tidak memiliki gejala. Tumor jinak ini membutuhkan
waktu yang lama sebelum menyebabkan pembengkakan, sakit, dan kehilangan
sensitivitas bibir bawah. Wanita lebih rentan terkena dibandingkan pria, dan dapat
terjadi pada usia antara 3-86 tahun. Sering terjadi pada mandibula karena berada
di sepanjang kanal nervus alveolaris inferior. Literatur menunjukkan schwannoma
sering terdapat pada posterior mandibula.
Gambaran klinis schwannoma sering tidak tampak sehingga biasanya
ditemukan dengan radiografi. Gambaran radiografi menunjukkan gambaran
radiolusen berbatas jelas, unilokular, dan tidak spesifik dengan akar divergen dan
resorpsi akar hanya pada akar gigi yang terkena. Pada kasus terdapat kista
terinflamasi pada gigi 34 (jarang terjadi), sehingga diagnosis sementaranya adalah
tumor odontogenesis. Setelah dilakukan CT scan, terlihat tumor yang melekat
pada kanal mandibula dengan pembesaran, sehingga diagnosanya adalah tumor
selaput saraf.
Diagnosis dari scwannoma dibuat berdasarkan:
a. Histologi, dengan tanda khususnya adalah sebagai berikut:
1) Komposisi sel schwann banyak
2) Susunan saraf kompak, terdiri dari palisade (Antoni A) dan tekstur
longgar (Antoni B)
3) Badan verocay
4) Pembuluh darah berhialin , terkadang terdapat deposit hemosiderin
(protein darah yang muncul saat sel darah merah rusak)
5) Enkapsulasi dari lembaran yang terkena oleh residual collagenous
perineurium.
b. Immunochemistry, menunjukkan protein S100 positif. Kondisi protein
S100 positif ada pada schwannoma dan neurofibroma. Cara membedakan
schwannoma dan neurofibroma adalah pada schwannoma selalu
terenkapsulasi dan tidak ada rekurensi, sedangkan pada neurofibroma
hanya 4% yang terenkapsulasi.
Satu-satunya perawatan adalah dengan prosedur bedah. Enucleation
(pengambilan nukleus sel) direkomendasikan karena terenkapsulasi. Eksisi
meluas tidak diperlukan karena rekurensi rendah, kecuali apabila pengambilan
tumor kurang sempurna.

Pasien diinformasikan mengenai kondisi setelah operasi, yaitu parestesia


karena menyebabkan ketidaknyamanan. Transformasi malignasi merupakan
kondisi yang jarang dan belum ada laporan pada intrabony schwannoma.
Pada kasus, lokasi jarang ditemukan, yaitu di dalam tulang dari nervus
alveolaris inferior. Radiografi membantu untuk penegakan diagnosis untuk
melihat lesi yang berkaitan dengan nervus alveolaris inferior, meskipun
differential diagnosanya adalah ameloblastoma dan kista atau lesi odontogenik
lainnya khusunya karena adanya gambaran radiolusen yang mengacu pada kista
odontogenik pada akar gigi 34. Pemeriksaaan histologi menunjukan tumor yang
terenkapsulasi yang terdiri dari sel fusiform dan adanya badan verocay.
Immunochemistry menunjukkan protein S100 positif.
Prosedur bedah disetujui oleh pasien pada saat persetujuan tindakan medis.
Setelah 12 bulan, terdapat penyembuhan sebagian dan tidak ada rekurensi.
Setelah 24 bulan, tidak ada rekurensi.
4. Kesimpulan
Meskipun jarang terjadi, tumor selaput saraf atau schwannoma merupakan
kasus tanpa gejala dengan gambaran radiografi pada rahang, meskipun
pemeriksaan

klinis

Penatalaksanaan

dan

radiografi

schwannoma

adalah

mengarah

pada

dengan

prosedur

kelainan

dental.

bedah

dengan

mmperhatikan saraf.
Cara untuk membedakan schwannoma dan neurofibroma adalah pada
rekurensi setelah tindakan bedah. Pasien harus diinformasikan mengenai risiko
kehilangan sensitivitas pada bibir bagian bawahnya yang sangat tidak nyaman.

Anda mungkin juga menyukai