Anda di halaman 1dari 23

BAB

VIII
Politik Hukum Pada Masa
Reformasi
Oleh:
Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.Mhum.
Pada masa reformasi, kongurasi politik di DPR dan

MPR tidak berubah, sama dengan kongurasi politik


yang dihasilkan melalui pemilu 1997, yang tetap
didominasi oleh Golkar dan ABRI tetapi arus
reformasi yang begitu kuat yang berhasil memaksa
Sohearto berhenti sebagai Presiden tanggal 21 Mei
1998 yang digantikan oleh Wakil Presiden
BJ.Habibie, berubah sifat lama Anggota DPR dan
MPR tersebut dan mengikuti tuntutan reformasi itu.

Tuntutan Reformasi Antara


Lain:
1. Demokratisasi , Keterbukaan, Peningkatan

Perlindungan HAM, Pemberantasan KKN,


Reformasi Sistem Politik, dan Ketata
Negaraan termasuk Amandemen atas
Undang Undang 1945.

Pemerintahan yang dianut:


1. Walaupun Presiden adalah Tokoh Orde

Baru, berubah menjadi Pemerintahan yang


demokratis dan terbuka untuk menerima
kritik dan saran dari masyarakat.
2. Sistem politik yang dibangun mengarah
pada sistem politik yang demokratis.
3.Presiden Habiie akan menyelenggarakan
pemilu yang reformasi dan mendapat
dukungan juga dari dunia internasional.

Kabinet Reformasi
Presiden mengikuti arus reformasi

dan menyebutkan kabinetnya


s e b a g a i k a b i n e t r e f o r m a s i
pembangunan.

Progam Kabinet reformasi

1Memperbaharui Peraturan Perundang

Undangan Di Bidang Politik Agar Sesuai


Dengan Tuntutan Reformasi.
Meninjau Kembali Perundang-undangan
Tentang Subversi Dan Merencanakan
Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan Yang Menjamin Tentang HAM.

Lanjutan...
M e m p e r b a r u i Pe r a t u r a n Pe r u n d a n g

Undangan Di Bidang Ekonomi Antara Lain


Mencegah Praktik Praktik Monopoli Dan
Persaingan Tidak Sehat.

Ketetapan MPR sesuai politik


hukum reformasi adalah:

1. Ketetapan MPR no. XII/MPR/1998 tentang

pencabutan Tap MPR No.5 / MPR/1998


tentang pemberian tugas dan wewenang
khusus kepada presiden mandataris MPR
dalam rang penyuksesan dan pengamanan
pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila.

Lanjutan...
Ketetapan MPR No. XIII/MPR/1998 tentang

pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil


Presiden. Melalui Tap MPR ini Presiden dan Wakil
Presiden hanya dapat memegang Jabatan untuk
2 (dua) Periode saja.
Ketetapan MPR No. XiV/MPR/1998 tentang
perubahan dan tambahan atas Tap.MPR no.III/
MPR/1988 tentang pemilihan umum, melalui Tap
MPR ini Pemilu berikutnya ditentukan bulan Mei
1999 atau bulan lambat Bulan Juni 1999, yang
sedianya berlangsung Oktober tahun 2002.

Dalam Rangka Demokratisasi,


Keterbukaan Dan Menegakkan Hukum
Maka Politik hukum, adalah :

1. UU No 2 Tahun 1999 Tentang Partai Politik.

Melalui undang undang politik ini diberikan


ke b e b a s a n p a d a m a s y a r a k a t u n t u k
mendirikan partai politik dan mencabut UU
No.3 tahun 1985 yang merupakan perubahan
atas UU no.3 tahun 1975.

Lanjutan...
2. UU No.3 tahun 1999 tentang pemilihan umum.

Undang undang ini cukup demokratis, dan


mencabut Undang undang pemilu masa orde
baru.
3. UU No. 4Tahun 1999 Tentang susunan dan
kedudukan MPR, DPR, dan DPRD. Undang
undang ini mencabut susunan dan kedudukan
MPR, DPR, dan DPRD masa orde baru. Undang
Undang ini tidak lagi mengatur hak recall tetapi
masih mengatur pengangkatan: untuk anggota
ABRI tetapi jumlahnya hanya 38, sebelumnya 75.

Lanjutan...
4.UU No.9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan

menyampaikan pendapat dimuka umum.


5. UU. No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.

Semua Peraturan Diatas


Adalah

Dapat dikatakan sebagai

hukum yang populis atau


yang mendekatkan tata
hukum dengan realitas
sosial.

Politik Hukum Di Bidang


Ekonomi baru Antara Lain:

1. Ketetapan MPR No.IX/MPR/1998 tentang

pencabutan Tap MPR No.IV/MPR/1998


tentang garis garis besar haluan negara.
2. Ketetapan MPR No X/MPR/1998 tentang
pokok pokok reformasi pembangunan dalam
rangka penyelematan dan normalisasi
kehidupan nasional sebagai haluan negara.

Lanjutan...
3. Ketetapan MPR No. XI / MPR/ 1998 tentang

penyelenggaraan negara yang bersih dan


bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.
4. Ketetapan MPR No.XVI/MPR/1998 tentang
politik ekonomi dalam rangka demokrasi
ekonomi.

Hukum yang dibentuk dalam


bentuk Undang Undang dalam
rangka menata kembali
perekonomian yang terpuruk
masa Orde Baru antara lain:
1. UU. No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

Undang undang ini perubahan atas UU No.7


Tahun 1992.
2. UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia. Undang undang ini sebagai
perubahan atas UU No. 13 tahun 1968
tentang Bank Sentral.

Lanjutan...
3. UU No. 30 Tahun 1999 tentang arbitrasi dan

alternatif penyelesaian sengketa.


4. UU No.5 Tahun 1999 tentang larangan
praktik monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat.

Politik hukum pemberantasan KKN


sepertinya merupakan prioritas:

Pelaksanaan UU No 28 dan UU No 31 Tahun 1999

tersebut dalam bentuk peraturan pemerintah


(PP) adalah:
1. PP No.65 Tahun 1999 tentang tata cara
pemeriksaan kekayaan penyelenggara negara.

Lanjutan...
PP No. 67 Tahun 1999tentang persyaratan

d a n t a t a c a r a p e n g a n g k a t a n s e r t a
pemberhentian anggota komisi pemeriksa.
PP No. 67 Tahun 1999 tentang tata cara dan
evaluasi pelaksanaan tugas wewenang dan
komisi pemeriksa.

Dalam pelaksanaan kedua undang


undang tersebut diatas dalam
bentuk keputusan presiden
keppres No. 81 tahun 1999
tentang pembentukan komisi
pemeriksa kekayaan
penyelenggara negara (KPKPN)

Pelaksanaan penyelenggaraan negara


yang bersih dan bebas KKN :

1. Intruksi Presiden No.7 Tahun 1999

tentantang akuntabilitas kinerja instansi


pemerintah, dan
2. Instruksi presiden No.9 Tahun 1999 tentang
penerbitan rekening departemen atau
lembaga pemerintah non departemen.

Untuk meningkatkan demokratisasi,


pemerataan, keterbukaan dan
keadilan di daerah maka politik
hukum yang ditempuh adalah
menerapkan asas desentralisasi,
yang diwujudkan dalam bentuk Undang
Undang yaitu:

1. UU. No 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan

daerah. Undang undang ini mencabut no 5 Tahun


1974.
UU No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan
ke u a n g a n a n t a r a p e m e r i n t a h a n p u s a t
pemerintahan dan daerah. Undang undang ini
mencabut UU no 32. Thn 1956.

Lanjutan...
Sebagai pemerintahan transisi ke

alam demokrasi, masa reformasi


dapat dikatakan telah memberikan
landasan hukum untuk mengantarkan
penyelenggaraan pemerintah yang
baik ke periode berikutnya yaitu masa
pemerintahan pasca pemilu 1999.

Lanjutan...
Namun dengan gagalnya Habibie menjadi

presiden karena pertanggung jawabannya


di tolak maka berakhir pula masa
reformasi atau kabinet reformasi
pembangunan, dan digantikan oleh masa
atau periode pasca pemilu 1999 dengan
hadirnya kabinet Persatuan Nasional yang
dipimpin oleh Abdurohman Wahid sebagai
Presiden dan Megawati Sokarnoputri
sebagai Wakil Presiden.

Anda mungkin juga menyukai