Anda di halaman 1dari 11

BAB I

Pendahuluan
Granuloma piogenik (GP) adalah lesi vaskuler yang perkembangannya
secara cepat yang biasanya diikuti dengan trauma minor sebelumnya. 1 Tumor
jinak mengenai vaskuler yang pada umumnya mengenai permukaan kulit pada
anak. Istilah lain granuloma piogenik adalah misnomer. Original, lesi timbul
diakibatkan oleh infeksi bakteri, terkadang etiologi tidak diketahui. Gambaran
histopatologi memberikan karekteristik lesi seperti hemangioma kapiler lobular.2
Granuloma piogenik dikenal dengan gambaran klinis polipoid atau
exofitik dengan lesi berbatas tegas hal ini penting untuk membedakan gambaran
granuloma piogenik dari kebanyakan keganasan tumor vaskuler. Selain itu
granuloma piogenik dapat berbentuk multiple (terutama pada kulit) dan sering
terjadi nekrosis, serta perlekatan dengan struktur disekitarnya. Lesi dapat tumbuh
cepat di vaskuler, serta dapat terjadi perdarahan periodik maupun spontan atau
setelah trauma kecil. Kelainan ini biasanya mudah diterapi dengan bedah minor
tetapi kemungkinan muncul kembali.2
Di Amerika Serikat frekuensi dari granuloma piogenik sekitar 0.5% dari
seluruh kelainan kulit pada bayi dan anak serta ditemukan pula di mukosa mulut
pada 2% dari seluruh ibu hamil. Penelitian terhadap 178 pasien muda berumur
dibawah 17 tahun perbandingan laki- laki dan perempuan adalah 3:2. Pada orang
dewasa, granuloma piogenik lebih sering pada perempuan karena berkaitan
dengan kehamilan. Selain itu granuloma piogenik sering terjadi pada usia 0- 5
tahun.2

Variasi yang jarang termasuk granumola piogenik dengan lesi satelit,


granuloma piogenik intravenous, granuloma piogenik subkutaneus, dan
granuloma piogenik erupsi. Lesi satelit dari granuloma piogenik yang lebih kecil
mungkin terbentuk pada waktu yang sama dengan lesi primer atau mungkin
timbul setelah terapi dari lesi primer.2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Granuloma piogenik (GP) adalah lesi vaskuler (angiogenesis) yang
perkembangannya secara cepat yang biasanya diikuti dengan trauma minor
sebelumnya.1, 3
Granuloma piogenik merupakan sejenis dari hemangioma kapiler, yang
sering dipicu oleh infeksi ataupun trauma kecil. Lesi seperti daging menumpang
(jaringan granulasi vaskuler). Istilah hemangioma kapiler lobular juga sering
digunakan, tapi pola lobular hanya sebatas rekapitulasi dari proliferasi pembuluh
darah baru dari lobulus vaskuler di mesenkim embrionik. Pola yang sama sering
terlihat pada beberapa tumor vaskuler.4
2.2 Epidemiologi
Granuloma piogenik dapat mempengaruhi semua ras. Wanita lebih sering
terkena daripada pria karena berhubungan dengan kehamilan. Ini jarang terjadi
pada anak- anak berusia kurang dari 6 bulan tetapi pada umumnya pada anakanak dan dewasa muda.
Pada ummnya granuloma piogenik soliter mempresentasikan 0.5% dari
seluruh nodul kulit pada anak-anak. Rasio pada pria dan wanita 3:2. Pada orang
dewasa, granuloma piogenik lebih sering pada perempuan karena berkaitan
dengan kehamilan. Selain itu granuloma piogenik sering terjadi pada usia 0- 5
tahun.2

2.3 Etiologi
Penyebab granuloma piogenik tidak diketahui. Faktor- faktor berikut telah
diidentifikasi yang memungkinkan mengambil peran dalam perkembangan
granuloma piogenik :5
1. Trauma : beberapa kasus biasa ditemukan pada lokasi cedera kecil seperti
tusukan jarum
2. Infeksi : Staphylococcus aureus sering ditemukan pada lesi
3. Hormonal : hingga 5% dari kehamilan memicu timbulnya granuloma
piogenik serta dikarenakan juga penggunaan kontrasepsi oral.
4. Induksi obat : terkadang lesi berkembang pada pasien retinoid sistemik
(acitretin atau isotretinion) atau PI
5. Infeksi virus mungkin namun belum terbukti
6. Malformasi pembuluh darah
2.4 Gambaran Klinis
Penyakit ini umumnya berupa lesi nodul vaskuler soliter yang berdarah
secara spontan setelah terjadinya trauma minor. Lesi biasanya memiliki
permukaan yang halus dengan atau tanpa krusta, atau dengan tanpa erosi. Lesi
biasa muncul berupa lesi merah yang terang, merah berkabut, keunguan, atau
coklat-papul kehitaman dengan kubah hiperplastik epidermis pada dasarnya dan
biasanya terjadi pada jari, bibir, mulut badan dan ibu jari.1
Lesi granuloma piogenik biasanya pertama kali muncul berukuran kecil
berbentuk peniti berwarna merah, merah kecoklatan atau biru-hitam yang tumbuh

pesat selama beberapa hari sampai minggu dengan ukuran diamater 2 mm dan 2
cm. Terkadang dapat mencapai hingga 5 cm. Granuloma piogenik mudah berdarah
dan ulserasi serta membentuk luka pada kulit. Biasanya lesi tunggal ditemukan
tetapi dalam kasus yang jarang beberapa kelompok lesi dapat berkembang.5
Bisanya lesi dari granuloma piogenik sering muncul di kepala, leher,
badan bagian atas dan tangan (terutama jari) dan kaki. Pada kehamilan, granuloma
piogenik sering terjadi pada permukaan mukosa di dalam mulut. Biasanya tidak
ada keluhan rasa sakit pada granuloma piogenik, namun sebagian besar pasien
lebih mengeluhkan perdarahan berulang dari lesi. 3

Gambar 1. Lesi soliter granuloma piogenik tampak perdarah spontan akibat minor trauma 1

Gambar 2. Small Pyogenik Granuloma5

2.5 GambaranHistopatologi
Secara histopatologi terdapat agregasi lobular pada kapiler yang
berproliferasi disertai dengan edema dan sejumlah netrofil. Jadi granuloma

piogenik bukan merupakan piogenik (berhubungan dengan infeksi bakteri pada


kulit) atau granuloma.1
Adapun gambaran histopatologi dari granuloma piogenik yaitu : 4
1. Lesi polipoid simetris dengan permukaan ulserasi dan epidermal collarate
2. Proliferasi lobuler pada dinding tebal kapiler disertai dengan septa jaringan
penghubung.
3. Sejumlah mitosis pada sel endotelial, tapi tidak disertai dengan pleomorfik
inti sel atau pembelahan yang atipikal.
4. Pada dasar lesi sering ditemukan proliferasi dinding tebal pembuluh darah
yang meluas.
5. Infiltrat campuran disertai dengan sejumlah neutrofil dan macrophage.
6. Pada stadium lanjut, ditemukan fibrosis dan sedikit inflamasi.
Varian lain dari granuloma piogenik adalah granuloma piogenik
intravaskuler : berupa proliferasi lobuler pada lumen pembuluh darah kapiler,
biasanya terdapat di vena setelah terjadi trauma.4

Gambar 3. Histopatologi granuloma piogenik, tampak ulserasi tumor pada epidermis


serta infiltrat neutrofil dan proliferasi disekitar kapiler 4

2.6 Diagnosis
Granuloma

piogenik

biasanya

didiagnosis

secara

klinis

kerena

karakteristik dari lesi yang khas. Biasanya diangkat dengan pembedahan.


6

Histopatologi penting untuk memastikan diagnosis dan untuk menyingkirkan


bentuk kanker kulit seperti amelanotic (non-pigmen) melanoma. Gambaran
agregrasi lobular pembuluh darah dalam jaringan yang meradang merupakan
gambaran khas dari granuloma piogenik.5 Selain itu cara mudah untuk diagnosis
granuloma piogenik yaitu bila didapatkan positive bandage sign.

Gambar 4. Tampak positive bandage sign. Hal ini dikarenakan lesi GP yang mudah berdarah5

2.7 Diferensial Diagnosa4


2.7.1

Capillary Hemangioma
Sejenis stroma lobular vaskular disertai dengan kapiler yang banyak. Tidak
terdpaat ulserasi disertai dengan inflamasi dan tidak ada septa.

Gambar 5. Histopatologi capillary hemangioma tampat agregasi eritrosit (kiri),


strawberry birthmark (kanan)4

2.7.2

Baccilarry Angiomatosis
Berupa infiltrat yang kaya dengan neutrofil yang bersifat difus yang
bergabung dengan kapiler. Eksaserbasi yang terjadi pada bagian tengah
dan bagian bawah, terdapat globulus eosinofilik perivaskuler (koloni
bakteri). Organisme penyebab (Bartolena henselae) diindetifikasi dengan
pewarnaan warthing starry atau imunihistobiokimia.

Gambar 6.Warthin-Starry positive intraceluler material 6

2.7.3

Angiosarkoma
Keganasan neoplasma vaskuler disertai dengan celah vaskuler yang
irreguler dan sel endotel atipikal disertai plemorfiknuklear dan mitosis.

Gambar 7. Angiosarcoma scalp pada pasien xeroderma (kanan). Histopatologi scalp


angiosarcoma tampak keganasan sel pleomorfik inter-anastomsi vaskuler pada epidermis7

2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan berupa bedah eksisi atau kuretase dengan elektrokauter
pada akar atau dasar lesi. Granuloma piogenik pada wanita hamil dapat sembuh

sendiri setelah melahirkan. Adapaun granuloma piognik yang diakibatkan oleh


suatu obat, biasanya hilang ketika obat dihentikan.
Granuloma piogenik dalam kasus lain cenderung bertahan. Ada beberapa
metode yang digunakan untuk mengobatinya, antara lain :5
1. Kuretase dan kauterisasi : lesi dikerok dengan kuret dan pembuluh darah
dikauterisasi untuk mengurangi kemungkinan pertumbuhan kembali.
2. Operasi laser dapat digunakan untuk menghilangkan lesi dan juga dapat
digunakan untuk mengecilkan lesi.
3. Cryotherapy cocok untuk kasus dengan lesi kecil
4. Kauterisasi kimia dengan menggunakan perak nitrat
5. Imiguimod telah dilaporkan efektif dan sangat bermanfaat pada anak- anak
Teknik Operasi
Granuloma piogenik dapat diterapi dengan bedah minor, berikut teknik
operasi granuloma piogenik :3
1. Lakukan inform consent, kemudian tindakan dan atinseptic
2. Tutup daerah operasi dengan doek steril
3. Buat maping pada daerah yang akan di insisi
4. Lakukan anestesi secara infiltrasi
5. Lakukan insisi elips sampai subkutis
6. Rawat perdarahan
7. Lakukan jahitan subkutis
8. Jahitan kutis dengan nilon 4-0 atau 5-0
9. Kirim masa untuk dilakukan pemeriksaan patologi anatomis

Gambar 8. Granuloma piogenik (kiri), tindakan pemberian antiseptik (kanan)

Gambar 9. Dreping dengan doek steril (kiri), insisi sepanjang tepi masa (kanan)

Gambar 10. Setelah insisi, dilanjutkan penjahitan

2.9 Prognosis dan komplikasi


Granuloma piogenik biasanya mengalami kekambuhan walaupun telah
dilakukan kuretase atau elektrokauter. Hal ini dikarenakan struktu dari pembuluh
darah kapiler yang jauh berada pada dermis. Metode yang paling efektif untuk
menghilangkan adalah dengan benar- benar memotong daerah yang terkena.5

10

DAFTAR PUSTAKA
1.

Wolff Klaus, Johnson R Allen. Benign Neoplasms and Hyperplasias.


Fitzpatrick's Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 6th edition ed.
United State: McGrawHill Medical; 2009. p. 193-8

2.

Steinberg Brett, Elston Dirk M. Pediatric Pyogenic Granuloma: Medscape


Ref; 2014. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/910112overview.

3.

Hermana Asep. Granuloma 2013 [cited 24 November 2015]. Available from:


http://bedahminor.com/index.php/main/page/granuloma.

4.

Burgdorf W.H.C, Kutzner H, Hantschke M, Kempf W. Vascular tumors :


Pyogenic granuloma. Dermatopathology. Steinkopff Verlag: Springer; 2008.
p. 265

5.

Vanessa N. Pyogenic granuloma: DermNet NZ; 2014 [cited 27 November


2015].

Available

from:

http://www.dermnetnz.org/vascular/pyogenic-

granuloma.html.
6.

Belevejdov V, Dikov D, Staribratova D, Vakrilov V. Bacillary Angiomatosis.


Trakia Journal of Sciences. 2007;5(3-4). p. 56-9.

7.

Sharma Shilpi, Deshmukh Anuja D, Bal Munita M, Chaukar Devendra A,


Dcruz Anil K. Angiosarcoma of the scalp associated with Xeroderma
pigmentosum. Indian Journal of Medical and Pediatric Oncology. 2012;33(2).
p. 126-29.

11

Anda mungkin juga menyukai