UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN KASUS
(Cheilosis)
Oleh:
Subyektif: Seorang pasien perempuan usia 21 tahun datang ke rsgm unhas bagian penyakit
mulut dengan keluhan bibir kering dan pecah-pecah sejak 3 hari lalu. Pasien merasa
tidak nyaman dengan penampilannya. Dari anamnesis diketahui pasien sering
menjilat bibirnya dan jarang menggunakan pelembab bibir. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi.
Obyektif:
Ekstra Oral :
Tampak deskuamasi sel epitel pada labium inferior dan labium superior disertai fisura
berbatas tegas.
Intra Oral :
Tampak lesi papula memanjang berwarna biru keunguan pada ventral lidah dekstra dan
sinistra
Tampak lesi papula pada mukosa bukal sinistra berukuran +- 3mm
Assessment:
Cheilosis predisposisi factitious activity
Lingual varices
Ductus stensen prominent
Planning:
a. Pro KIE
1. Diagnosis Kasus
2. Tanda dan gejala klinis
3. Perawatan
4. Informasi terkait kelainan lain yang ditemukan selain bibir kering merupakan hal yang
normal dan jika terdapat keluhan seperti sakit pasien dapat memeriksakannya ke dokter
gigi atau rumah sakit gigi dan mulut
5. Penggunaan obat yang diresepkan
6. Menghentikan kebiasaan menjilat bibir
7. Menggunakan lip balm
8. Mengonsumsi air mineral 2L/hari
c. Pro Kontrol
5-7 hari setelah kunjungan (3 Maret 2020)
Subyektif: Seorang pasien perempuan berusia 21 tahun dating datang ke rsgm unhas bagian
penyakit mulut untuk melanjutkan perawatan bibir kering dan pecah-pecahnya,.
Berdasarkan anamnesis, diketahui pasien menggunakan lip balm pada malam hari
dan pagi hari sebelum menggunakan lipstik.
Obyektif:
Ekstra Oral :
Tampak deskumasi ringan pada labium superior disertai fisura berbatas tegas
Planning:
a. Pro KIE :
Menghentikan kebiasaan menjilat bibir
Menggunakan lip balm 3 kali/hari
Minum air mineral 2 L/ hari
Konsumsi buah dan sayur
Subyektif: Seorang pasien perempuan berusia 21 tahun dating datang ke rsgm unhas bagian
penyakit mulut untuk melanjutkan perawatan bibir kering dan pecah-pecahnya. Dari
anamnesis, diketahui pasien sudah menggunakan lip balm 3 kali sehari sesuai resep
yang diberikan dan sudah membiasakan ntuk tidak lagi menjilat-jilat bibirnya.
Obyektif:
Ekstra Oral :
Tampak fisura berbatas tegas pada labium superior dan inferior
Intra Oral : T.A.K
Assessment: Cheilosis (healing)
Planning:
a. Pro KIE :
Menghentikan kebiasaan menjilat bibir
Tetap rutin menggunakan lip balm 3 kali/hari agar bibir tetap terjaga kelembabannya
Minum air mineral 2 L/ hari atau 8 gelas/hari
Konsumsi buah dan sayur
PEMBAHASAN
A. Definisi
Cheilosis merupakan peradangan yang paling sering terjadi, ditandai dengan kondisi bibir
yang pecah-pecah, berfissure atau deskuamasi bibir dan umumnya dijumpai pada bibir
bawah, hal ini diakibatkan kebiasaan buruk menjilat bibir.1
B. Epidemiologi
Individu yang sering terpapar sinar matahari memiliki resiko terbesar untuk terkena
cheilosis. Orang yang terkena cheilosis cenderung berusia di atas 40 tahun dan penderita
lebih sering pria dibandingkan dengan wanita dengan rasio 12:1.2
Cheilosis leih sering pada orang kulit putih dibanding orang kulit hitam dengan angka
kejadian 30 kali lebih sering pada bibir bawah orang kulit putih daripada orang kulit hitam.
Fenotipe kulit merupakan faktor predisposisi penting dalam menilai resiko cheilosis.
Meningkatnya melanin di bibir orang kulit hitam memberikan peningkatan perlindungan
dari efek UVR yang berbahaya.2
F. Diagnosis Banding
Exfoliative Cheilitis8
Pro Medikasi
a. Pro povidone iodine
Povidone iodine berfungsi sebagai bakterisida yang dapat membunuh bakteri agar
penyembuhan luka tidak terganggu.
b. Pemberian dan penggunaan anti inflamasi non-steroid topical petroleum jelly, lip balm
dengan sun screen, menghindari makanan yang pedas, panas dan bergetah serta jangan
menjilati bibirnya. Petroleum Jelly 100% mempunyai efek terapeutik sebagai
antiinflamasi topikal dan antiseptik, dengan bahan dasarnya yang berupa gel dapat
memudahkan pasien untuk mengaplikasikan obat pada daerah yang meradang.9
c. Terapi suportif
Diinstruksikan kepada pasien agar mengonsumsi makanan yang mengandung vit C
dan vit B12. Fungsi utama Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen, pro-
teoglikan dan bahan-bahan organik lain pada bagian antarsel dan lamina propia.
Fungsi vitamin C akan meningkat bila terjadi kerusakan jaringan. Vitamin B12
penting dalam sintesa asam nukleat dan myelin, sehingga dengan demikian
mempengaruhi pematangan sel. Serta mengonsumsi sayuran dan buah-buahan secara
rutin. 8
DAFTAR PUSTAKA
1. Romeo U., Rocchetti F., Montori A. Criticism and controversies in the diagnosis of
cheilitis. Procedings journal. 35:8. 2019. doi:10.3390/proceedings2019035008
2. Madans, A., Katie, P., Christine, P., Shailly, P. Ithaca Got Your Lips Chapped: A
Performance Analysis of Lip Balm. J BEE, 2012; 1(1): 4-5.
3. Soeprapto, A. Buku pedoman dan tatalaksana praktik kedokteran gigi. Yogyakarta: STPI
Bina Insan Mulia. 2017. P. 283
4. Barakian Y, Mohammad V, Parastoo S. Exfoliative cheilitis; a case report. Avicenna J
Dent Res. 2015;7(2):1-3
5. Nayaf MS. Exfoliative Cheilitis a male patient – a case report. Our Dermatol Online.
2015;6(1):39, 40-1.
6. Adigun GC. How to best manage chapped lips. HLMS Jan-Feb 2017.
7. Snuggs C. How to prevent and treat chapped lips. Endless Beauty.
8. Mihic L., et al. Differential diagnosis of cheilitis – how to classify cheilitis. Acta Clin
Croat. 57:342-351. 2018. doi: 10.20471/acc.2018.57.02.16
9. Jacobsen, P. L. The Little Lip Book. USA: Carma Laboratories Incorporated, 2012. P 14-
16.