Anda di halaman 1dari 8

ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS

(Cheilosis)

Oleh:

Nama : Tenri Sau

NIM : J014 19 2055

Dokter : drg. Nur Asmi Usman, Sp. PM

Tempat : RSGM Kandea


LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama Pasien : Hanindira
No.Rekam Medik : 00.05.40.06
Tempat/Tanggal Lahir : Ujung pandang, 30 April 1998
Umur Pasien : 21 tahun
Alamat : Jl.Sunu

Kunjungan Pertama (Selasa, 25 Februari 2020 / 11.00 WITA)

Subyektif: Seorang pasien perempuan usia 21 tahun datang ke rsgm unhas bagian penyakit
mulut dengan keluhan bibir kering dan pecah-pecah sejak 3 hari lalu. Pasien merasa
tidak nyaman dengan penampilannya. Dari anamnesis diketahui pasien sering
menjilat bibirnya dan jarang menggunakan pelembab bibir. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi.

Obyektif:
Ekstra Oral :
 Tampak deskuamasi sel epitel pada labium inferior dan labium superior disertai fisura
berbatas tegas.
Intra Oral :
 Tampak lesi papula memanjang berwarna biru keunguan pada ventral lidah dekstra dan
sinistra
 Tampak lesi papula pada mukosa bukal sinistra berukuran +- 3mm

Assessment:
 Cheilosis predisposisi factitious activity
 Lingual varices
 Ductus stensen prominent
Planning:
a. Pro KIE
1. Diagnosis Kasus
2. Tanda dan gejala klinis
3. Perawatan
4. Informasi terkait kelainan lain yang ditemukan selain bibir kering merupakan hal yang
normal dan jika terdapat keluhan seperti sakit pasien dapat memeriksakannya ke dokter
gigi atau rumah sakit gigi dan mulut
5. Penggunaan obat yang diresepkan
6. Menghentikan kebiasaan menjilat bibir
7. Menggunakan lip balm
8. Mengonsumsi air mineral 2L/hari

b. Pro medikasi R/ Petrolium gel tube 8 ml No. I


1. Petroleum Jelly
2. Peresepan Petroleum Jelly s.u.c. lit. or. pc.

c. Pro Kontrol
 5-7 hari setelah kunjungan (3 Maret 2020)

Kunjungan Kedua / Kontrol 1 (Selasa, 3 Maret 2020 / 10.40 WITA)

Subyektif: Seorang pasien perempuan berusia 21 tahun dating datang ke rsgm unhas bagian
penyakit mulut untuk melanjutkan perawatan bibir kering dan pecah-pecahnya,.
Berdasarkan anamnesis, diketahui pasien menggunakan lip balm pada malam hari
dan pagi hari sebelum menggunakan lipstik.
Obyektif:
Ekstra Oral :
 Tampak deskumasi ringan pada labium superior disertai fisura berbatas tegas

Intra Oral : T.A.K


Assessment: Cheilosis (on healing)

Planning:
a. Pro KIE :
 Menghentikan kebiasaan menjilat bibir
 Menggunakan lip balm 3 kali/hari
 Minum air mineral 2 L/ hari
 Konsumsi buah dan sayur

b. Pro medikasi : Petroleum Jelly


c. Pro kontrol
 5-7 hari setelah kunjungan (9 Maret 2020)

Kunjungan Ketiga / Kontrol 2 (Senin, 9 Maret 2020 / 14.20 WITA)

Subyektif: Seorang pasien perempuan berusia 21 tahun dating datang ke rsgm unhas bagian
penyakit mulut untuk melanjutkan perawatan bibir kering dan pecah-pecahnya. Dari
anamnesis, diketahui pasien sudah menggunakan lip balm 3 kali sehari sesuai resep
yang diberikan dan sudah membiasakan ntuk tidak lagi menjilat-jilat bibirnya.

Obyektif:
Ekstra Oral :
 Tampak fisura berbatas tegas pada labium superior dan inferior
Intra Oral : T.A.K
Assessment: Cheilosis (healing)

Planning:
a. Pro KIE :
 Menghentikan kebiasaan menjilat bibir
 Tetap rutin menggunakan lip balm 3 kali/hari agar bibir tetap terjaga kelembabannya
 Minum air mineral 2 L/ hari atau 8 gelas/hari
 Konsumsi buah dan sayur

PEMBAHASAN
A. Definisi
Cheilosis merupakan peradangan yang paling sering terjadi, ditandai dengan kondisi bibir
yang pecah-pecah, berfissure atau deskuamasi bibir dan umumnya dijumpai pada bibir
bawah, hal ini diakibatkan kebiasaan buruk menjilat bibir.1

B. Epidemiologi
Individu yang sering terpapar sinar matahari memiliki resiko terbesar untuk terkena
cheilosis. Orang yang terkena cheilosis cenderung berusia di atas 40 tahun dan penderita
lebih sering pria dibandingkan dengan wanita dengan rasio 12:1.2
Cheilosis leih sering pada orang kulit putih dibanding orang kulit hitam dengan angka
kejadian 30 kali lebih sering pada bibir bawah orang kulit putih daripada orang kulit hitam.
Fenotipe kulit merupakan faktor predisposisi penting dalam menilai resiko cheilosis.
Meningkatnya melanin di bibir orang kulit hitam memberikan peningkatan perlindungan
dari efek UVR yang berbahaya.2

C. Etiologi dan faktor predisposisi


Cheilosis terjadi akibat kekurangan nutrisi, kurang asupan air yang menyebabkan
dehidrasi, cahaya matahari yang terlalu lama.3 Selain itu, dicatat bahwa kondisi lain yang
dapat mempengaruhi bibir ditandai dengan tanda seperti eritema dan kekeringan dapat
disebabkan terutama karena bahan kosmetik. 4 Selain itu factitious activity dianggap sebagai
salah satu penyebabnya, factitious activity (aktivitas yang dibuat-buat oleh pasien) seperti
menggigit bibir, memainkan, dan mengisap bibir serta secara tidak sadar menjilati bibir
mungkin menjadi mekanisme yang mendasari terjadinya5
Cuaca kering dan dingin dapat menyerap kelembaban bibir, sehingga menyebabkan bibir
kering dan pecah-pecah.6 Pada cuaca panas, pembuluh darah yang berada di bawah bibir
mengalami vasodilatasi yang menyebabkan perpindahan kelembaban dari kapiler menuju
jaringan meningkat, sehingga terjadi penguapan air secara berlebihan. Sementara itu, pada
cuaca dingin terjadi vasokonstriksi pembuluh darah di bawah bibir untuk memelihara panas
yang menyebabkan perpindahan kelembaban dari kapiler menuju jaringan berkurang.
Sehingga, bibir menjadi kering dan pecah-pecah.7
Menjilat bibir juga menyebabkan hal yang sama. Terdapat enzim di dalam saliva yang
dapat mengiritasi lapisan barrier pada bibir, sehingga menyebabkan bibir menjadi kering
dan pecah-pecah.8
D. Penegakan Diagnosis
Cheilosis secara klinis nampak terjadi deskuamasi pada kedua bibir, namun lebih sering
pada bibir bawah.1 Mengetahui etiologi yang menyebabkan kondisi ini akan sangat
membantu dalam penentuan perawatan nantinya.
E. Patomekanisme
Patomekanisme secara umum yaitu adanya deskuamasi sel epitel yang menghasilkan
respon inflamasi dan menyebabkan atrofi pada vermilion border bibir.3 Kebiasaan menjilat
bibir atau meretraksi bibir kedalam rongga mulut dapat menghilangkan permukaan tipis
berminyak yang melindungi bibir dan hilangnya kelembapan akan menjadikan bibir kering
dan iritasi yang berakhir pada pemisahan mukosa sehingga bibir menjadi pecah-pecah.
Selain itu lesi bibir juga dipengaruhi oleh saliva, enzim percernaan yang dapat mengiritasi
bibir dengan mengekstraksi kelembapan dan menyebabkan pengelupasan pada bibir.8

F. Diagnosis Banding
Exfoliative Cheilitis8

KONDISI EXFOLIATIVE CHEILITIS CHEILOSIS


Inflamasi pada permukaan
Reaksi inflamasi bibir disertai
luar bibir yang ditandai
deskuamasi konstan yang ditandai
Definisi dengan kondisi bibir yang
pengelupasan dapat disertai
pecah-pecah, berfissure atau
perdarahan
deskuamasi bibir
Etiologi Defisiensi nutrisi, infeksi Kurang asupan air, cahaya
staphylococcus aureus atau matahari, musim dingin,
candida albicans, kebiasaan kebiasaan buruk (menjilat
buruk (bernafas melalui mulut, bibir, meretraksi bibir
menjilat bibir, menghisap bibir, kedalam mulut).
menggigit bibir, atau mengupas
bibir).
Tipe lesi Loss of integrity Loss of integrity
Lokasi Bibir Bibir
Tampilan Klinis Bibir kering dan mengelupas, Bibir kering dan mengelupas,
berdarah, kemerahan perih tidak sakit.
G. Penatalaksanaan
Pro KIE
1. Diagnosis Kasus
2. Tanda dan gejala klinis
3. Perawatan
4. Informasi terkait kelainan lain yang ditemukan selain bibir kering merupakan hal yang
normal dan jika terdapat keluhan seperti sakit pasien dapat memeriksakannya ke dokter
gigi.
5. Penggunaan obat yang diresepkan
6. Menghentikan kebiasaan menjilat bibir
7. Menggunakan lip balm 3 kali/hari
8. Mengonsumsi air mineral 2L/hari
9. Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.

Pro Medikasi
a. Pro povidone iodine
Povidone iodine berfungsi sebagai bakterisida yang dapat membunuh bakteri agar
penyembuhan luka tidak terganggu.
b. Pemberian dan penggunaan anti inflamasi non-steroid topical petroleum jelly, lip balm
dengan sun screen, menghindari makanan yang pedas, panas dan bergetah serta jangan
menjilati bibirnya. Petroleum Jelly 100% mempunyai efek terapeutik sebagai
antiinflamasi topikal dan antiseptik, dengan bahan dasarnya yang berupa gel dapat
memudahkan pasien untuk mengaplikasikan obat pada daerah yang meradang.9
c. Terapi suportif
Diinstruksikan kepada pasien agar mengonsumsi makanan yang mengandung vit C
dan vit B12. Fungsi utama Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen, pro-
teoglikan dan bahan-bahan organik lain pada bagian antarsel dan lamina propia.
Fungsi vitamin C akan meningkat bila terjadi kerusakan jaringan. Vitamin B12
penting dalam sintesa asam nukleat dan myelin, sehingga dengan demikian
mempengaruhi pematangan sel. Serta mengonsumsi sayuran dan buah-buahan secara
rutin. 8

DAFTAR PUSTAKA

1. Romeo U., Rocchetti F., Montori A. Criticism and controversies in the diagnosis of
cheilitis. Procedings journal. 35:8. 2019. doi:10.3390/proceedings2019035008
2. Madans, A., Katie, P., Christine, P., Shailly, P. Ithaca Got Your Lips Chapped: A
Performance Analysis of Lip Balm. J BEE, 2012; 1(1): 4-5.
3. Soeprapto, A. Buku pedoman dan tatalaksana praktik kedokteran gigi. Yogyakarta: STPI
Bina Insan Mulia. 2017. P. 283
4. Barakian Y, Mohammad V, Parastoo S. Exfoliative cheilitis; a case report. Avicenna J
Dent Res. 2015;7(2):1-3
5. Nayaf MS. Exfoliative Cheilitis a male patient – a case report. Our Dermatol Online.
2015;6(1):39, 40-1.
6. Adigun GC. How to best manage chapped lips. HLMS Jan-Feb 2017.
7. Snuggs C. How to prevent and treat chapped lips. Endless Beauty.
8. Mihic L., et al. Differential diagnosis of cheilitis – how to classify cheilitis. Acta Clin
Croat. 57:342-351. 2018. doi: 10.20471/acc.2018.57.02.16
9. Jacobsen, P. L. The Little Lip Book. USA: Carma Laboratories Incorporated, 2012. P 14-
16.

Anda mungkin juga menyukai