perlekatan dan penurunan tulang alveolar. Disamping itu, NUP dan NUG
merupakan penyakit yang berbeda. Saat ini, sedikit bukti yang mendukung
progresi dari NUG menjadi NUP atau untuk membuktikan kedua kondisi ini
merupakan penyakit yang berbeda. Namun, beberapa deskripsi klinis dan laporan
kasus dari NUP secara jelas mendemonstrasikan banyak kesamaan dari kedua
kondisi ini. Pada artikel ini, penulis mengemukakan NUG merupakan pencetus
NUP, dari sebuah kasus anak laki-laki berumur 9 tahun dengan malnutrisi
ditemukan 3 lesi berbeda yaitu NUG, NUP, dan noma. Disebabkan hubungan
NUG dan NUP masih belum jelas, sehingga disarankan diklasifikasikan pada
berbeda.
pada 1989 World Workshop in Clinial Periodontics. Kemudian diganti dari Istilah
rekuren dari NUG menjadi kondisi bentuk kronis periodontitis dengan kehilangan
perlekatan dan penurunan tulang. Pengadopsian NUP tahun 1989 sebagai entitas
penyakit terjadi ketika ada kesadaran tinggi dan peningkatan jumlah kasus
klasifikasi yang lebih luas dari " necrotizing ulcerative periodontal diseases ".
Sekali lagi, perbedaan antara kedua kondisi tersebut sebagai penyakit terpisah
belum diklarifikasi, tapi mereka dibedakan dengan adanya atau tidak adanya
Sama seperti NUG, kasus dari NUP didefinisikan sebagai nekrosis dan
ulserasi dari bagian koronal dari papilla dan gingival margin, dengan rasa sakit,
interdental dalam dan membentuk kawah menandakan lesi periodontal dari NUP.
tidak ditemukan karena ulcerative dan necrotizing dari lesi gingiva merusak
menutupi area yang kehilangan jaringan ikat. Nekrosis junctional ephitelium pada
NUG dan NUP membentuk ulser yang mencegah migrasi ephitelail tersebut,
sehingga tidak terbentuk poket. Lesi advanced dari NUP menunjukkan kehilangan
tulang yang parah, kegoyangan gigi, bahkan sampai terjadi kehilangan gigi.
Sebagai tambahan manifestasi, pada pasien NUP timbul gejala oral
Gambar Necrotizing ulcerative periodontitis pada pasien pria kulit putih berusia 45 tahun, HIV-negatif. A
Sisi bukal dari are maksila cuspid-bicuspid B, Sisi palatal dari area yang sama. C, Sisi bukal dari anterior
mandibula. Perhatikan kawah dalam yang terkait dengan penurunan tulang.
microscopy (SEM) dari plak mikroba diatas papila gingiva yang nekrotik, Cobb et
dan lesi NUG pada pasien non HIV. Kemudian dievaluasi biopsi dari papila
posterior pada 10 laki-laki dan 6 perempuan dengan positif HIV yang menderita
flora dengan agregasi padat spirochetes (zona bakteri). Dibawah lapisan bakteri
teragregasi oleh sel PMN (neutrofil-zona kaya) dan sel nekrotik (zona nekrotik).
Teknik biopsi yang digunakan pada penelitian ini tidak mengizinkan observasi
pada lapisan terdalam, dengan demikian tidak bisa mengidentifikasi zona infiltrasi
spirochaetal, yang dideskripsikan sebagai lesi NUG. Sebagai tambahan dari lesi
HIV).
Lesi gingiva dan periodontal dengan tanda khusus sering ditemukan pada
pasien dengan infeksi HIV dan AIDS. Menifestasi dari lesi ini biasanya atypical
inflamasi periodontal yang timbul akibat infeksi HIV dan seiring dengan kondisi
kondisi periodontal yang paling sering muncul pada pasien HIV dalam literatur.
Lesi NUP yang ditemukan pada pasien positif HIV/ AIDS dapat
menunjukkan gambaran yang serupa dengan pasien negatif HIV. Di sisi lain, lesi
NUP pada pasien positif HIV/AIDS dapat lebih destruktif dan menimbulkan
komplikasi yang jarang muncul pada pasien non HIV/AIDS. Sebagai contoh,
perlekatan periodontal dan penurunan tulang pada pasien positif HIV sangat
cepat. Winkler et al melaporkan kasus pada pasien NUP dengan HIV mengalami
gigi yang kehilangan 90% dari perlekatan periodontal dan penurunan tulang
sebanyak 10mm selama 3-6 bulan. Pada akhirnya, lesi ini akan menghasilkan
kehilangan gigi. Komplikasi lain yang dilaporkan pada populasi ini adalah
perkembangan lesi melibatkan area luas dari jaringan lunak yang nekrosis, dengan
eksposur dari tulang dan sequester fragmen tulang. Tipe severe, perkembangan
lesi dengan perluasan ke area vestibulum dan palatum disebut sebagai necrotizing
ulcerative stomatitis.
melaporkan hanya 2 kasus NUP dari 200 pasien positif HIV (1%), sedangkan
700 pasien positif HIV. Variasi dari temuan dapat dihubungkan pada perbedaan di
Bentuk nekrotik dari periodontitis muncul lebih sering pada pasien dengan
dan immunosupresi pada pasien positif HIV. Pasien tersebut menunjukkan pasien
NUP 20,8 kali lebih mengarah pada jumlah CD4+ dibawah 200 sel/mm³
diagnosis NUP sebagai tanda kemunduran imun dan perkiraan diagnosis dari
AIDS. Penulis lain menyarankan NUP mungkin pernah menjadi indikator dari
diagnosis NUG atau NUP secara sistemik sehat, asimptomatik. Afrika selatan
berhubungan kuat dengan infeksi HIV, pasien dengan NUG atau NUP rata-rata 39
NUP sering dihubungkan dengan AIDS atau status positif HIV. Oleh
karena itu dokter perlu mengecek seluruh pasien yang menderita NUP untuk
antiplak lokal, dan antibiotik sistemik. Diagnosis awal dan penanganan terhadap
NUP sangat penting, karena kerusakan tulang yang terjadi pada stadium lanjut
sangat sulit untuk ditangani, bahkan dengan bedah ekstensif regeneratif. Jika
Penilaian dari flora mikroba dari NUP secara eksklusif terbatas pada
penelitian pasien positif HIV dan AIDS, dengan beberapa bukti yang
bertentangan. Murray et al melaporkan kasus NUP pada pasien positif HIV
Lebih lanjut, mereka melaporkan level yang rendah dari spirochetes, yang tidak
sesuai dengan flora yang terkait dengan NUG. Melihat perbedaan dari flora
mikroba, mereka membantah gagasan lesi destruktif yang terlihat pada pasien
positif HIV berhubungan dengan lesi NUG, mereka mengemukakan bahwa flora
lesi NUP pada pasien positif HIV sebanding dengan lesi periodontitis kronis,
positif HIV adalah manifestasi agresif dari periodontitis kronis pada host yang
immunocompromised.
komposisi mikroba dari NUP pada pasien positif HIV sangat mirip dengan pasien
dari spirochetes yaitu 87,5% dari spesimen. Mereka juga melaporkan jamur
oportunisktik dan virus seperti herpes masing-masing sebanyak 65,6% dan 56,5%
dari lesi NUP. Perbedaan antara laporan ini dapat disebabkan oleh keterbatasan
herpes, kandida, dan HIV mempunyai potensi peran patogen lesi NUP pada
memodulasi host dan respon imun adaptif dan untuk stimulasi reaksi
inflammatory dari host, yang dapat mengurangi kemampuan imun lokal dan
nekrosis.
NUG dan NUP lebih sering terjadi pada pasien dengan sistem imun yang
pasien positif HIV dan AIDS, mendukung konsep yaitu, respons host berkurang
HIV digerakkan oleh fungsi sel T yang terganggu dan mengubah rasio sel T, bukti
anak dengan NUP. Uji perbandingan PMN terhadap patogen periodontal, 2 anak
fagositosis PMN dan fungsi membunuh dibandingkan anak dengan jenis kelamin
dan usia yang sama lainnya. Secara lebih lanjut, Batista et al melaporkan temuan
periodontal dan NUP pada remaja dengan penyakit genetik yang jarang
immunoglobulin (IVIG).
peran stres pada NUG dan belum secara khusus membahas peran stres pada NUP.
Pasien NUG ditemukan mempunyai anxiety, tingkat depresi yang tinggi, semakin
besarnya peristiwa stres baru-baru ini, kesusahan dan penyesuaian yang lebih
terkait dengan kejadian ini, dan lebih banyak peristiwa hidup ke arah negatif.
Walaupun peran dari stres pada pekembangan NUP belum dilaporkan secara
spesifik, banyak kesamaan antara NUG dan NUP yang memungkinkan adanya
periodontitis. Secara eksperimental, lesi mirip noma telah diproduksi pada tikus
dengan pemberian kortison dan menyebabkan cedera mekanis pada gingiva dan
akibat stres dapat menjadi salah satu mekanisme yang mengganggu respon host
2.2.8 Malnutrisi
melaporkan kasus NUG pada anak-anak dan remaja usia 2 sampai 14 tahun
dengan kekurangan gizi di Kolombia. Pada tahap lanjut, lesi NUG diperpanjang
dari gingiva ke area rongga mulut lainnya, menjadi stomatitis gangren (noma) dan
semua kondisi necrotizing (29/29 NUG, 6/7 NUP dan 9/9 kasus noma). Dalam
yang meningkat.
kekebalan yang dimediasi oleh sel; dan pelengkap, antibodi, dan produksi dan
fungsi sitokin, terganggu pada individu dengan gizi buruk. Sedikitnya nutrisi ke
kerentanan penyakit. Oleh karena itu masuk akal untuk menyimpulkan bahwa
2.2.9 Kesimpulan
namun NUP dibedakan dengan kondisi yang lebih parah dengan keterikatan
periodontal dan penurunan tulang. Memang beberapa pasien dengan NUP,
progresif yang parah dan cepat. Tampak bahwa respon imun yang terganggu dan
menurunkan resistensi host terhadap infeksi adalah faktor signifikan pada onset
lain telah diidentifikasi, khususnya dalam kasus NUG, yang mungkin juga
berperan dalam NUP, antaralain, merokok, infeksi virus, stres psikososial, dan
infeksi.