Lewis, M. A. O., Lamey, P. J., 1998, Tinjauan Klinis Penyakit Mulut., Widya Medika : Jakarta.
Gambaran Klinis
Sama terhadap NUG, kasus klinis NUP dijelaskan oleh nekrosis dan ulserasi pada
bagian korona dari papila interdental dan margin gingiva, dengan marginal gingiva merah
terang, terasa menyakitkan yang mudah berdarah.
Gambaran yang membedakan dari NUP adalah kerusakan progresif dari penyakit
yang termasuk kehilangan perlekatan dan tulang. Kawah tulang interdental yang dalam
adalah ciri khas lesi periodontal dari NUP (Gambar 17-1). Bagaimanapun, poket periodontal
“konvensional” dengan kedalaman probing poket tidak ditemukan karena sifat ulseratif
dan necrotizing dari lesi gingiva merusak marginal epithelium dan jaringan konektif,
menghasilkan resesi gingiva. Poket periodontal terbentuk karena sel junctional
epithelial masih hidup dan dapat lebih lanjut bermigrasi keapikal untuk menutupi area dari
kehilangan jaringan konektif. Nekrosis junctional epithelium dalam NUG dan NUP
menghasilkan ulser yang mencegah migrasi epitel ini, dan poket tidak dapat terbentuk. Lesi
lanjut dari NUP mengarah terhadap kehilangan tulang parah, kegoyangan gigi, dan pada
akhirnya kehilangan gigi. Sebagai tambahan terhadap manifestasi ini, seperti yang disebutkan
sebelumnya, pasien NUP dapat datang dengan bau mulut, demam, malaise, atau
limfadenopati.
Necrotizing ulcerative periodontitis pada pasien laki-laki berusia 45
tahun, HIV-negatif, kulit putih. A, aspek bukal pada area kaninus-
premolar maksila. B, aspek palatal pada area yang sama. C, aspek
bukal pada anterior mandibula. Perhatikan kawah dalam yang
berhubungan dengan kehilangan tulang.
Temuan Mikroskopik
Pada penelitian menggunakan transmisi (TEM) dan scanning electron
microscopy (SEM) pada plak mikroba yang berada pada papila gingiva nekrotik, Cobb et al
memperlihatkan kesamaan histologis yang menyolok antara NUP pada pasien HIV-positive
dan penjelasan sebelumnya dari lesi NUG pada pasien bukan HIV. Biopsi melibatkan papila
posterior dari 10 laki-laki dan 6 perempuan pasien HIV-positive dengan NUP dievaluasi.
Pemeriksaan mikroskopis menyatakan permukaan biofilm yang tersusun dari campuran flora
mikroba dengan morfotipe berbeda dan flora subpermukaan dengan agregasi tebal
darispirochetes (zona bakterial). Dibawah lapisan bakterial adalah agregasi tebal PMN (zona
kaya netrofil) dan sel nekrotik (zona nekrotik). Teknik biopsi digunakan dalam penelitian ini
tidak memberikan observasi dari lapisan paling dalam dan sehingga tidak mampu untuk
mengidentifikasi zona infiltrasi spirochetal, yang secara klasik dijelaskan dalam lesi NUG.
Sebagai tambahan terhadap sifat mikroskopik pada NUP yang menyerupai NUG dijelaskan
dalam penelitian ini, level tinggi dari ragi (yeast) dan virus menyerupai herpes diamati.
Temuan yang terakhir adalah kemungkinan paling indikatif dari kondisi diberikan terhadap
mikroba opportunistik dalam host dengan gangguan (pasien HIV-positif).
Newman, MG., Takei, HH., Carranza, FA., 2012, Carranza’s Clinical Periodontology, 11th ed., W.B
Saunders, St. Louis.
Terapi untuk NUP antara lain local debridement, scaling dan root planning, in-office irrigation dengan
agen antimikroba yang efektif contohnya chlorhexidine gluconate atau povidone-iodine (Betadine), dan
meningkatkan oral hygiene termasuk penggunaan antimikroba rinses di rumah.
Carranza, Fermin A., Newman, Michael G., Takei, Henry H. 2012. Carranza’s Clinical
Periodontology. 11th edition. Penerbit: W.B Saunders Co. United States of America.
Prognosis kondisi tergantung pada tingkat keparahannya dan pada kondisi terkait yang
menyebabkan kekebalan yang lemah
NUP adalah kelanjutan dari NUG pada struktur periodontal, yang mengarah ke
attachment dan bone loss. NUP mungkin merupakan kombinasi dari beberapa gejala seperti
nekrosis dan ulserasi koronal pada papilla interdental dan/atau margin gingiva, terasa sakit,
margin gingiva berwarna merah dan mudah berdarah bahkan, halitosis, dan manifestasi
sistemik termasuk demam, malaise, dan lymphadenophaty. Adanya stres, merokok, dan gizi
buruk dapat menjadi faktor pendukung terjadinya NUP. (Carranza & Newman, 2012)
2.2.1 Diagnosa
Hampir sama dengan NUG, secara klinis NUP diartikan dengan nekrosis dan ulcerasi
pada bagian koronal dari papilla interdental dan gingival margin, terasa sakit, margin gingiva
berwarna merah dan mudah berdarah. Ciri khas dari NUP adalah terjadinya kerusakan
progresif dimana mencakup attachment periodontal dan terjadinya bone loss. Adanya celah
pada tulang interdental yang dalam dapat menggambarkan lesi periondontal NUP (Gambar
17-1). Bagaimanapun, poket periodontal "konvensional" dengan probing yang dalam tidak
ditemukan karena ulserasi dan necrosis merupakan reaksi alamiah dari lesi gingival yang
merusak marginal epitelium dan jaringan ikat, yang mengakibatkan resesi gingiva. (Carranza
& Newman, 2012)
Poket periodontal terbentuk karena sel junctional epitelium terus bergerak dan
berpindah ke apikal untuk menutup daerah hilangnya jaringan ikat. Nekrosis pada junctional
epitelium pada NUG dan NUP menyebabkan timbulnya ulser yang mencegah epitel ini
berpindah, sehingga poket tidak adapt terbentuk. Keparahan lesi NUP ini mengakibatkan
timbulnya bone loss yang parah, pergerakan gigi, dan hilangnya gigi. Pasien NUP biasanya
juga disertai dengan oral malodor/bau mulut, demam, malaise dan limpadenopati. (Carranza
& Newman, 2012)
Dibawah lapisan bakeri sebelumnya adalah agregasi PMN (neutrophil-rich zone) dan
sel nekrotik (zona nekrotik). Teknik biopsi yang digunakan pada penelitian ini tidak dapat
digunakan untuk mengobserbvasi lapisan yang lebih dalam dan tidak dapat mengidentifikasi
zona ilfiltrasi spirochetal, dimana digolongkan sebagai lesi NUG. (Carranza & Newman,
2012)
Gambar 1. NUP pada pasien 45 tahun, HIV-negatif, pria kulit putih. A. Tampak bukal rahang atas
daerah gigi I dan C. B.Tampak palatal pada daerah yang sama. C. Tampak bukal pada rahang bawah anterior.
Celah yang dalam berhubungan dengan bone loss.
Evaluasi status kesehatan secara komprehensif dan penegakan diagnosa dari berbagai
kondisi yang mungkin berdampak pada perubahan respon imun host penting untuk dilakukan.
Selain itu juga, sebelum memulai perawatan dibutuhkan pemahaman mengenai peyakit
hematologi seperti leukimia, yang mempunyai gambaran klinis yang hampir sama dengan
NUP (Gambar 1a-b) (Carranza & Newman, 2012)
Gambar2. Wanita dewasa dengan Leukimia Mielositik Akut. A, Tampak anterior, papila interdental yang
nekrotik dengan keradangan gingiva yang parah dan pembengkakan gingiva pada dasar lesi. B, Tampak palatal,
nekrosis yang luas dari interdental dan mukosa palatal di posterior insisif.
Perawatan NUP dapat dimulai hanya jika pemeriksaan riwayat kesehatan dan
identifikasi kelainan sistemik seperti leukimia atau gangguan hematologi lain yang mungkin
bermanifestasi oral telah dilakukan. Perawatan NUP meliputi :
1) Local debridement
Pembersihan lesi dan jaringan periodontal dengan scaling and root planing. Jika
diperlukan dapat menggunakan anestesi lokal selama debridement karena seringkali
lesi terasa sakit. Instrumentasi ultrasonik dapat memperbaiki debridement pada lesi
yang dalam.
2) Lavage
3) Perbaikan oral hygiene
4) Medikamentosa
Antimikroba tambahan, seperti klorheksidin, ditambahkan pada regimen oral efektif
untuk mereduksi bacterial load pada pasien NUP. Penggunaan antibiotik baik lokal
secara topikal maupun sistemik serta penggunaan analgesik sistemik (jika terdapat
keluhan sakit), harus sesuai dengan indikasi dari tanda dan gejala yang timbul.
(Carranza & Newman, 2012)
Carranza, Fermin A., Newman, Michael G., Takei, Henry H. 2012. Carranza’s Clinical
Periodontology. 11th edition. Penerbit: W.B Saunders Co. United States of America.
Diagnosis Banding
Kronik Periodontitis