Anda di halaman 1dari 42

ACUTE PERIODONTAL LESSION

(PERIODONTAL ABSCESSES AND


NECROTIZING PERIODONTAL DISEASES)
AND ENDO-PERIODONTAL LESSIONS
Dosen Pembimbing : drg. Isniya Nosartika, MDSc, Sp.Perio

Audia Nahjul Hidayat (22010217120001)


Fransiska Megatri Pardosi (22010217120002)
Nadia Salsabila (22010217120003)
Rizaldi Fauzan Lazarefo (22010217120004)
Anindita Yasmine Bagas K (22010217120005)
ABSTRAK
Un t uk m en gevaluasi l i t eratur p ada l esi yan g t erj adi
TUJUAN 1. p ad a p e r i od o nsium ( ab se s p e r i od o ntal [ PA] , p e ny akit
p e r i o d ontal n e k ro si s [ NP D] , d an l e si e n d o d o ntal
p e r i o d ontal [ E P L ]) u n t uk d ap at d i k al si f ik asi kan
se c ar a o b j e k t if .

Relevansi klinis dalam tindakan perawatan dan


prognosis gigi dari MANFAAT 2.
PA, NPD dan EPL.

o PA & E P L : p o ke t p e r i o d o n t a l y a n g d a l a m ,
TEMUAN 3. p e rd a r a h a n s a a t p ro b i n g , b e r n a n a h , d a n nye r i
o N P D : nye r i , p e rd a r a h a n , d a n u l s e r a s i p a p i l l a
i n t e rd e n t a l g i n g i v a
o PA dikalsifikasikan menurut etiologi
o NPD berkaitan dengan respon imun host KESIMPULAN 4.
o EPL dikalsifikasikan menurut tanda & gejala

METODE 5. Literatur Review

128 138 74
Jurnal PA Jurnal NPD Jurnal EPL
PERIODONTAL
ABSES
ABSES PERIODONTAL

1. Akumulasi nanah dari poket periodontal


Penger tian 2. Mewakili 7,7-14,0% dari semua keadaan darurat gigi, di peringkat k 3 infeksi paling umum
yang menuntut perawatan darurat, setelah abses dentoalveolar dan perikoronitis.

1. Nekrosis pulpa, infeksi periodontal, perikoronitis trauma, pembedahan, atau impaksi


Etiologi benda asing.
2. Dapat berkembang pada poket periodontal yag sudah terbentuk ataupun belum.

Sama dengan periodontitis yaitu Porphyromonas gingivalis (50-100%), Prevotella intermedia,


Mikrobiologi Prevotella melaninogenica, Fusobacterium nucleatum, Tannerella forsythia, spesies Treponema,
spesies Campylobacter, spesies Capnocytophaga, atau bakteri enteric batang
PATOFISIOLOGI
Invasi
bakteri • Invasi bakteri ke poket periodontal

Pelepasan • Menghancurkan jaringan ikat dan terjadi


sitokin enkapulasi bakteri infeksi

• Tingkat kerusakan bergantung pada :


Terbentuk •

Pertumbuhan bakteri
Virulensi
abses • pH lokal
ETIOLOGI ; FAKTOR RESIKO
Abses Periodontal pada Pasien Periodontitis
Termasuk bagian dari penyakit eksaserbasi, paling banyak terjadi pada poket yang
dalam, dan infeksi dapat meluas ke jaringan periodontal karena poket marginalnya
tertutup.
Ekserbasi akut, terjadi pada :
- Pasien Periodontitis yang tidak diobati
- Pada pasien periodontitis “refractory”
- Perawatan sebelumnya
Setelah perawatan yang berbeda-beda dilakukan :
- Scalling and Root Paling
- Terapi Bedah Periodontal
- Intake sistemik antimikroba
- Obat lain seperti Nifedipine
Abses Periodontal pada Pasien Non Periodontitis
PA juga dapat terjadi di jaringan yang sebelumnya sehat, karena :
- impaksi benda asing
- bad habbit
-Faktor alat ortodontik
- perubahan anatomis akar
- Pembesaran gingiva
PENILAIAN DAN DIAGNOSIS

• Gejala telah dilaporkan oleh pasien yang menderita dari PA, seperti nyeri, nyeri
gingiva, pembengkakan, atau gigi "Elevation”.
• Adanya nanah pada saat probing atau pengambilan sampel, perdarahan saat
probing, dan peningkatan mobilitas gigi. Bone loss biasanya diamati dalam
pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan ekstraoral tidak terjadi perubahan signifikan,
tetapi terdapat pembengkakan wajah (3,6%), peningkatan suhu tubuh, malaise,
limfadenopati regional (7-40%) atau meningkatnya leukosit darah (31,6%). Sebagian
besar abses mempengaruhi pasien periodontitis(96,3-100%), baik yang tidak diobati
(7,14-81,6%), pada PeM (11,6–60%) atau mereka yang menjalani terapi aktif (6.6-
42.9%).
DIAGNOSIS BANDING

• Abses odontogenik lainnya (abses dento-alveolar, peri-koronitis, abses endo-


periodontal), atau kondisi akut lainnya (kista periapikal lateral dan infeksi pasca
operasi).
• Lesi tumor, termasuk lesi tumor metastatik, odontogenik myxoma, limfoma non-
Hodgkin, karsinoma sel skuamosa, karsinoma metastasis.
• Lesi oral lainnya: granuloma piogenik, osteomielitis, odontogenik keratokista,
granuloma eosinofilik.
• Abses setelah prosedur bedah.
PERUBAHAN YANG DI USULKAN
UNTUK KLASIFIKASI 1999 SAAT INI
• Klasifikasi 1999 untuk abses dalam periodonsium termasuk abses gingiva,
periodontal, perikoronal, dan periapikal.
• Masalah yang terkait relevan dengan sistem klasifikasi ini termasuk:
(1)diferensiasi antara gingiva dan PA
(2) mempertimbangkan PA sebagai kronis atau akut mungkin tidak adekuat, karena
abses, menurut definisi, adalah lesi akut; dan (3)dimasukkannya perikoronitis dan
abses periapikal dalam klasifikasi bersama-sama dengan PA tidak sesuai.
TREATMENT
• Drainase
• Maintain drainase
Lokal • Eliminasi factor penyebab

• Penatalaksanaan segera
• Penatalaksanaan awal
Sistemik dan
Lokal • Penatalaksanaan definitif
PENATALAKSANAAN AWAL
• biasanya dianjurkan pada infeksi yang mengancam jiwa, yang dapat menyebabkan
infeksi ke ruang pada daerah orofasial atau infeksi yang menyebar.
• Bergantung pada tingkat keparahan infeksi ataupun dari tanda dan gejala local
• Antibiotik yang dapat digunakan:
1. Amoxicillin 250-500 mg (tds, selama 5-7 hari)
2. Metronidazole 200-400 mg (tds, selama 5-7 hari)
• Jika alergi penicillin, antibiotik yang dapat digunakan:
1. Erythromycin 250-500 mg (qid, 5-7 hari)
2. Clindamycin 150-300 mg (qid, 5-7 hari)
PENATALAKSANAAN AWAL

Irigasi abses
Jika ada, eliminasi
dengan saline atau Drainase
benda asing
antiseptik

Kompresi dan
Kontrol setelah 24- debridemen
Instruksi OH
48 jam dinding jaringan
lunak
PILIHAN TREATMENT ABSES
JARINGAN PERIODONTAL
Drainase melalui retraksi poket / insisi

Scaling dan root planning

Bedah periodontal

Antibiotik secara sistemik

Ekstraksi gigi
PENATALAKSANAAN DEFINITIF

Perawatan yang bertujuan untuk mengembalikan


fungsi, estetik dengan mempertahankan kesehatan
jaringan periodonsium
NECROTIZING
PERIODONTAL
DISEASE
PRESENTASI KLINIS

Necrotizing
Ulserative NG
Gingivitis
NPD
Necrotizing
Ulserative NP
Periodontitis

Terminologi “ulseratif” kemudian di hilangkan, karena ulserasi


dianggap sekunder untuk nekrosis
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
• NPD merupakan penyakit infeksi, tetapi faktor predisposisi sangat
berperan dalam pathogenesis.

Bakteri penyebab : Respon imun host Faktor predisposisi

FAKTOR PREDISPOSISI
MIKROBIOLOGI

RESPON IMUN HOST


Spirochetes dan berperan penting ditunjukkan oleh
Fusiform. dalam patogenesis faktor yang
Pada pasien NPD dg mengubah respon
HIV, bakteri seperti imun host. Dan
periodontitis pada biasanya diperlukan
pasien non-HIV dg lebih dari satu faktor
beberapa fitur untuk menyebabkan
spesifik seperti invasi timbulnya suatu
Candida albicans, penyakit.
virus herpes.
FAKTOR PREDISPOSISI

HIV/AIDS Kondisi Sistemik Malnutrisi

Kebersihan mulut
yang tidak adekuat, Tembakau dan
Stress Psikologis
ada gingivitis, riwayat Konsumsi Alkohol
NPD sebelumnya

Faktor Lain (Faktor


Usia Muda dan Etnis Variasi Musim
Lokal)
PATOFISIOLOGI DAN GAMBARAN
HISTOLOGI
Necrotizing Gingivitis  ulkus dalam epitel skuamos kompleks dan
lapisan superfisial jaringan ikat gingiva, dikelilingi oleh reaksi inflamasi
akut nonspesifik.
Empat Daerah:
 Area bakteri superfisial
 Zona kaya neutrophil
 Zona nekrotik
 Zona infiltrasi spirochetal
PENILAIAN DAN DIAGNOSIS
Diagnosis NPD  Pemeriksaan klinis, pemeriksaan mikrobiologis/biopsy

Nekrosis, ulkus pada papilla interdental, perdarahan gingiva, nyeri,


NG pembentukan pseudomembran, halitosis. Tanda EO: demam, adenopati

Disamping tanda dan gejala sebelumnya, terdapat hilangnya perlekatan


periodontal dan kerusakan tulang bersama dg tanda EO.
NP NP dapat terjadi di lokasi yang sebelumnya terkena periodontitis atau hasil
dari satu atau berbagai episode NG.

Denudasi tulang meluas melalui mukosa alveolar, dg area osteoitis dan


NS sekuestrum tulang yang lebih besar pada pasien dg gangguan sistemik. NS
dapat berkembang tanpa munculnya lesi NPD sebelumnya.
KLASIFIKASI NPD

Kategori Pasien Faktor Predisposisi Kondisi Klinis


Necrotizing Dewasa HIV+/AIDS dengan jumlah NG, NP, NS,
Periodontal CD4+ <200, dan viral load Noma.
Disease secara terdeteksi Kemungkinan
kronis, pada pasien Kondisi sistemik berat yang lain perkembangan.
dengan kondisi (immunosupression)
berat Anak Malnutrisi berat (a)
Kondisi hidup yang ekstrim (b)
Infeksi (virus) berat (c)
KLASIFIKASI NPD
Kategori Pasien Faktor Predisposisi Kondisi Klinis
Necrotizing Pada gingivitis Faktor tidak terkontrol: stres, NG umum, dapat
Periodontal Disease nutrisi, merokok, kebiasaan berkembang
sementara dan/atau Riwayat NPD sebelumnya: menjadi NP
pasien dengan kondisi residual craters
sedang Faktor lokal: kedekatan akar, NG lokal, dapat
gigi malposisi berkembang
menjadi NP
Faktor predisposisi NPD NG. jarang
(lihat kertas) berkembang
Pada periodontitis NP. jarang
berkembang
USULAN PERUBAHAN PADA
KLASIFIKASI 1999
NG dan NP  Necrotizing Periodontal Disease
NPD pada pasien HIV/AIDS atau anak kekurangan gizi  mengancam
jiwa
NPD pada perokok dan stress  tidak mengancam jiwa
Pasien dengan gangguan sistemik yang berat  risiko tinggi untuk
menderita NPD dan perkembangannya lebih cepat dan lebih parah
ENDO ‐
P ERIODONTAL
L E S IO NS
PRESENTASI KLINIS

TRAUMATIK
AKUT DAN
IATROGENIK
EPL
TRAUMATIK
KRONIS DAN
IATROGENIK
TA NDA DA N G EJA L A YA NG PA L I NG UM UM T ER K A IT DENG A N G I G I YA NG T ER K ENA EP L
A DA L AH K A NT UNG P ER I ODO NTAL DA L A M YA NG M ENCA PA I ATA U DEK AT DENG A N A P EKS
DA N R ESP ONS NEGATIF ATA U P ERUBA HAN TERH A DAP P UL PA . TES VITA L ITA S .
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Lesi endodontik terkait dengan infeksi endodontik dan
periodontal
1. Oleh lesi karies yang mempengaruhi pulpa dan mempengaruhi
periodonsium
2. Oleh kerusakan periodontal secara sekunder yang mempengaruhi
saluran akar
3. Dengan kedua cara bersamaan. Jenis ini lebih jarang terjadi dan
biasanya disebut sebagai lesi “true-combined”
Lesi periodontal yang terkait dengan faktor trauma dan
iatrogenic
1. Perforasi akar / ruang pulpa / furkasi (misalnya karena
instrumentasi saluran akar atau persiapan gigi untuk restorasi
setelah retensi)
2. Fraktur atau retak akar (misalnya, karena trauma atau persiapan
gigi untuk restorasi post-retained)
3. Resorpsi akar eksternal (misalnya, karena trauma)
4. Nekrosis pulpa (mis. karena trauma) mengalir melalui
periodontium
MICROBIOLOGY

PENELITIAN dibagi atas :


1. Bertarget (PCR)
2. Terbuka (NGS, DGGE dan Kloning)
Penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
mikroorganisme yang ditemukan pada lesi endodontic dan
periodontal dikarenakan keduanya terpapar oleh lingkungan anaerob
yang nutrisinya serupa.
Faktor resiko EPL :
• Periodontitis lanjut
• Trauma
• Iatrogenik
Patofisiologi :
Lebih banyak di temukan pada sepertiga apical akar seperti
di daerah furkasi yang mencakup migrasi mikroorganisme
pada saluran akar dan periodonsium yang nantinya mengarah
ke EPL
PENILAIAN DAN DIAGNOSIS
Klasifikasi diagnosis EPL oleh simon tahun 1972 :
1. Lesi endodontik primer;
2. Lesi endodontik primer dengan keterlibatan periodontal
sekunder;
3. Lesi periodontal primer;
4. Lesi periodontal primer dengan keterlibatan endodontik
sekunder; dan
5. Lesi gabungan
USULAN PERUBAHAN PADA
KLASIFIKASI 1999 SAAT INI
• Sistem klasifikasi 1999 untuk Penyakit Periodontal (EPL) dijelaskan dalam
Bagian VII yaitu Periodontitis Terkait dengan Lesi Endodontik dengan
kategori tunggal yang berjudul “Gabungan Lesi Endodontik-Periodontal.
• Masalah yang terkait dengan sistem klasifikasi ini yaitu:
a) Mengelompokkan semua EPL di bawah satu bagian berjudul "Periodontitis
Terkait dengan Lesi Endodontik"  tidak ideal  terjadi pada subjek
periodontitis & non periodontitis
b) Menyajikan kategori tunggal, yaitu “Kombinasi Lesi Endodontik
Periodontal”  terlalu umum  tidak cukup membantu dokter
menentukan terapi
Klasifikasi EPL berdasarkan tanda dan gejala
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
• Tinjauan literatur saat ini berfokus pada tiga kondisi yang
memungkinan kerusakan akut dan kronis.
• Analisis berdasarkan literatur ilmiah dengan 336 studi dengan
mendeskripsikan etiologi, patogenesis, dan diagnosis
KUALITAS BUKTI YANG TERSEDIA

• Bukti untuk mendefinisikan etiologi, diagnosis, prognosis dan


perawatan gigi yang dipengaruhi oleh tiga kondisi yang diteliti
terbatas dan dengan jumlah sampel yang kecil.
• Bukti mengenai lesi harus tersedia dengan desain yang memadai
dan ukuran sampel yang diperlukan khususnya untuk topik yang
memiliki keterbatasan informasi seperti PA dan EPL
TOPIK TERTUNDA UNTUK KLASIFIKASI
YANG DIUSULKAN
• Topik mengenai lesi yang terkait dengan perubahan dan kerusakan akar
(mis. Fraktur, perforasi, resorpsi akar), harus diklasifikasikan dalam
kategori yang berbeda karena lesi bersifat EPL  perlu diklasifikasikan
• Sistem klasifikasi yang disarankan untuk EPL dengan kondisi ini
dikelompokkan sebagai "EPL yang terkait dengan faktor trauma dan
iatrogenik."
• Abses periodontal disekitar lokasi implan masih menjadi perdebatan
apakah harus diberi nama yang berbeda pada lesi ini seperti periimplan
abses atau harus diklasifikasikan dengan abses lainnya dalam
periodonsium
KESIMPULAN
• PAs dapat menyajikan etiologi yang berbeda, harus
diklasifikasikan menurut faktor etiologi yang terlibat.
• Terdapat tiga gambaran klinis NPD yang khas yaitu nekrosis
papilla, perdarahan, dan nyeri.
• EPL merupakan hubungan patologis antara jaringan
endodontik dan periodontal dari gigi. Diklasifikasikan sesuai
dengan tanda dan gejala karena berakibat pada prognosis
dan pengobatan
ANY QUESTION?

1. shafira : kapan kita menggunakan bedah periodontal untuk tatalaksana PA? Kondisi kapan NS?
2. Almaa : NPD bagaimana tatalaksananya?
3. Ferdy : bagaimana tatalaksana penggunaan obat nifedipine dapat digunakan di PA?

Anda mungkin juga menyukai