Anda di halaman 1dari 23

BUKU PENUNTUN

KETERAMPILAN KLINIK
BLOK 20

PENYAKIT SISTEMIK YANG BERMANIFESTASI


DI ORAL

Oleh :
Drg. Revi Nelonda Sp.PM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021 / 2022
TATA TERTIB SKILLS LAB

1. Mahasiswa hadir tepat waktu sesuai jadwal. Terlambat 10 menit, tidak


diperkenankan mengikuti skills lab.
2. Kehadiran skills lab harus 100%, kecuali dengan alasan sakit dibuktikan
dengan surat keterangan dokter, atau mengikuti kegiatan yang diadakan fakultas /
universitas dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan fakultas.
3. Mempersiapkan diri tentang teori skills lab yang akan dilakukan.
4. Keluar masuk ruangan skills lab harus seizin dosen instruktur.
5. Harus memakai jas skills lab yang bersih dan memakai papan nama.
6. Rambut tidak boleh panjang bagi laki-laki, bagi perempuan yang berambut
panjang harus diikuat. Kuku tidak boleh panjang.
7. Setiap mahasiswa harus menyediakan peralatan yang diperlukan
8. Sebelum skills lab berakhir setiap mahasiswa bertanggung jawab atas kebersihan
tempat kerja masing-masing dan lingkungannya
9. Khusus untuk kelas online : setiapa mahasiswa harus selalu mengaktifkan video.
10. Nilai akhir skills lab adalah nilai gabungan skills lab setiap kegiatan (20%)
dengan nilai ujian (80%)

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
PENUNTUN SKILLS LAB
PENYAKIT SISTEMIK YANG BERMANIFESTASI
DI RONGGA MULUT

Tujuan umum :
Pada akhir sesi keterampilan klinik blok 20 mahasiswa diharapkan mampu
memahami konsep dan hubungan penyakit-penyakit sistemik dengan penyakit gigi
dan mulut, menegakkan diagnosis yang tepat dan membuat rencana perawatan yang
terintegrasi dengan kondisi sistemik seorang pasien.

Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu melakukan proses anamnesis secara lengkap dan relevan,
menggali informasi penting dari pasien yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis dan mengetahui etiologi / faktor pemicu / faktor resiko/ faktor
predisposisi yang berperan dalam munculnya penyakit sistemik serta manifestasi
nya di rongga mulut.
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menginterprestasikan manifestasi oral
penyakit sistemik berdasarkan tampilan / tanda klinisnya
3. Mahasiswa mampu mengevaluasi data yang didapat, berdasarkan pengetahuan,
gejala dan perjalanan penyakit serta tanda klinis untuk menetapkan diagnosis
banding dan diagnosis kerjanya.
4. Mahasiswa mampu menentukan jenis pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
berdasarkan penyakit sistemik pasien.
5. Mahasiswa mampu menyusun dan menentukan prioritas rencana perawatan yang
terintegrsi berdasarkan penyakit sistemik pasien.
6. Mahasiswa mampu menuliskan surat rujukan terkait penyakit sistemik pasien.
7. Mahasiswa mampu penuliskan resep pengobatan.

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
PENYAKIT SISTEMIK YANG BERMANIFESTASI
DI RONGGA MULUT

I. PENDAHULUAN
Rongga mulut sering disebutkan sebagai cerminan indikator kesehatan
seseorang (as body mirror) karena kelainan pada rongga mulut dapat menunjukkan
sehat atau tidaknya seseorang. Penyakit pada rongga mulut dapat menjadi penyebab
secara langsung timbulnya gejala klinis (primer) atau merupakan manifestasi dari
penyakit sistemik, yang timbul karena adanya penyakit lain sebelumnya (sekunder).
Kondisi ini sering bermanifestasi pada jaringan lunak mulut seperti : mukosa labial,
mukosa bukal, gingiva, lidah, palatum, uvula, oropharing serta kelenjar getah bening
di sekita mulut.
Dalam tatalaksana penyakit di rongga mulut, seorang dokter gigi tidak mungkin
menghindari pasien yang kebetulan memiliki penyakit sistemik. okter gigi akan
berhadapan dengan pasien dalam 4 kategori ditinjau dari risiko medis, yaitu : pasien
sehat, pasien dengan resiko rendah, risiko sedang dan pasien dengan resiko tinggi.
Terdapat tiga kelompok penyakit sistemik :
1. Penyakit sistemik yang potensial menimbul masalah medis pada pasien gigi
dan mulut namun tidak manifestasi oral, contoh penyakit cardiovaskuler dan
penyakit alergi.
2. Penyakit sistemik yang potensial menimbulkan masalah medis pada pasien
gigi dan mulut dan memberi manifesatsi oral, contoh kelainan haematologis
dan gangguan pembekuan darah.
3. Pasien sistemik dengan potensi minim menimbulkan masalah medis, dengan
atau tanpa manifestasi oral, contoh gangguan pencernaan dan alergi
makanan.

Deteksi penyakit sistemik perlu dilakukan sebelum perawatan sistemik, dengan


tujuan :
1. Untuk mengantisipasi reaksi yang tidak diinginkan, seperti interaksi obat,
efek samping obat, dll
2. Untuk melakukan tindakan kedokteran gigi sesuai kondisi medis pasien serta
dapat menghindari tindakan yang merupakan kontra indikasi

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
3. Untuk daapat memprediksi resiko yang mungkin terjadi dan
mengantisipasinya
4. Untuk dapat menentukan konsultasi dan rujukan yang diperlukan
5. Untuk keperluan penyusunan S(subjektif), O (objektif) dan P (plan)
6. Untuk dapat melakukan inform consent dengan baik dan benar
7. Untuk dapat memberiksan KIE secara adekuat
8. Menjadi dasar dalam melakukan pelayanan kesehatan yang terintegrasi.

Kiat-kiat dalam mendeteksi penyakit sistemik diantaranya : menggali dan


mencatat riwayat pasien (riwayat medis, riwayat dental, riwayat keluarga, riwayat
sosial), pemeriksaan pasien, menyusun diagnosis penyakit yang paling mungkin,
melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis definitif (diagnosis
terkait kondisi dental periodontal, diagnosis terkait kondisi non dental non periodontal,
diagnosis terkait kondisi sistemik yang ditemukan).
Langkah selanjutnya yaitu menentukan rencana perawatan. Rencana perawatan
hendaknya dibuat terpadu dan terintegrasi dengan kondisi sistemik. Perawatan gigi
dan mulut pada pasien yang memiliki penyakit sistemik dikelompokkan menjadi
tindakan invasif dan tindakan non invasif. Manajemen perawatan gigi dan mulut pada
pasien dengan penyakit sistemik :
1. Pasien sehat tanpa penyakit sistemik boleh melakukan sumua tindakan
kedokteran gigi.
2. pasien dengan penyakit sistemik ringan : boleh melakukan tindakan
kedokteran gigi non invasif dan invasif sederhana yang dimodifikasi
3. Pasien dengan sistemik sedang : hanya tindakan kedokteran gigi non invasif
ringan dan dimodifikasi sesuai keperluan
4. Pasien dengan sistemik berat : kontra indikasi semua tindakan kedokteran
gigi.

Berdasarkan manifestasi klinis di rongga mulut tersebut, mahasiswa diharapkan


dapat mengetahui dan melakukan deteksi dini penyakit penyakit sistemik, sehingga
dapat melakukan prosedur diagnostik yang teringtegrasi, (dimulai dari melalukan
pemeriksaan subjektif, pemeriksaan objektif, pemeriksaan penunjang jika diperlukan),
dengan kondisi sistemik seorang pasien.

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
Pasien tidak Anamnesis Pasien
mengetahui Dan mengetahui
penyakit sistemik Gambaran klinis penyakit sistemik
yang dideritanya yang dideritanya

Membantu Mengetahui
menegakkan Pemeriksaan Status kesehatan
diagnosis penunjang pasien

Evaluasi kondisi
pasien berdarkan
diagnosis

Resiko rendah Resiko sedang Resikoberat

Penatalaksanaan
perawatan gigi
dan
mulut

Dilakukan Ditunda
perawatan perawatan

Rujuk

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
II. PENYAKIT INFEKSIUS DAN IMUNOLOGIK

A. Penyakit infeksius
Penyakit infeksi didefinisikan sebagai gangguan yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virus, parasit atau jamur yang dapat
menyebar secara langsung maupun tidak langsung (ditularkan melalui vektor) dari
satu individue ke individu lainnya. Penyakit infeksi yang sering berhubungan dan
bermanifestasi dalam rongga mulut, diantaranya :
1. Infeksi Bakteri :
1. Syphilis,
 Ditularkan secara seksual dari spirochete Treponema pallidum.
 Manifestasi oral :
1. Syphilis primer :
▪ Chancre, merupakan daerah eritem pada mukosa yang inflamasi,
bersifat erosif, menjadi ulkus yang sakit, permukaan halus
dengan tepi lesi meninggi.
▪ Jika terjadi pada bibir dapat menimbulkan krusta
▪ Bisa unilateral / bilatera;

2. Syphilis sekunder :
▪ LEsi di rongga mulut sangat infeksius : mucous patches, split
papula, condylomaatum
▪ Berupa bercak pada mukosa, eritem, dengan permukaan licin,
disertai daerah erosiv dan ditutupi lapisan putih keabu-abuan

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
3. Syphilis tertier,
▪ Lesi khas : Gumma
▪ Gumma merupakan jaringan granulasi yang dibawahnya terjadi
nekrosis
▪ Sering terjadi pada palatum
2. Gonorrhea,
 Penyakit kronik sistemik, granulomatous, menular lewat cairan yang
terinfeksi oleh mycobacterium leprae
 Manifestasi oral :
▪ Sering tipe lepromatous
▪ Jika melibatkan N. Trigeminus menyebabkan hiperestesi,
parestesi
▪ Periodontitis
▪ Gingivits, terutama yang sering melakukan fellatio (disertai
nekrosis atau tidak)
▪ Resorpsi tulang, trismus
▪ Perforasi palatum durum
▪ Pewarnaan gigi
▪ Ujung gigi rapuh
▪ Bibir bisa mengalami ulserasi akut yang menyakitkan sehingga
menggangu aktifitas sehari-hari
▪ Lidah tampak eritematous, disertai ulserasi kering, oedem dan
kadang disertai daerah erosi yang menyakitkan.

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
3. Tuberkulosis,
 Disebabkan oleh mycobacterium tuberkulosis
 Manifestasi oral :
▪ Jarang terjadi, jika terjadi sering pada lidah, gingiva, dasar
mulut dan mukosa bukal
▪ Ulkus tuberkulosis merupakan gambaran umum yang
paling sering terjadi. Lesi tidak nyeri, irreguler, tepi
undermine, ditutupi eksudat kekuningan, sering pada
dorsal lidah, bibir, mukosa bukal, dan langit-langit.

2. Infeksi fungal
1. Blastomycisis,
 Disebabkan oleh organisme blastomyces dermatitidis yang endemik di
tanah Ohio dan Lembah Sungai Missisipi dan Amerika Serikat bagian
tenggara.
 Manifestasi oral :

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
▪ Ulser verukosa yang unspesifik, asimptomatik dengan batas yang
tidak rata
▪ Sering di dd/ dengan squamos sel karsinoma
▪ Beberapa lesi tampak berupa nodul, keras, sesil disertai plak denan
granulomatosa

2. Cryptococcosis,
 Disebabkan oleh cryptococcus neoformans
 Manisfestasi oral :
▪ Ulser pada palatum mole dan palatum durum. Maxilla, lidah,
gingiva dan mukosa oral
▪ Muncul sebagao ulser non spesifik sederhana, single atau multiple,
nodular dan granulomatosis

3. Histoplasmosis,
 Disebabkan histoplasma capsulatum, sering ditemukan ditanah yang
mengandung kotoran merpati
 Manifestasi oral :
▪ Lesi berupa ulser dangkal dengan berbagi ukuran, berupa noduler
atau papula
▪ Sering pada mukosa bukal, palatum durum, palatum mole, gingiva,
dasar mulut, bibir, tonsil dan lidah
▪ Disertai halitosis
▪ Dd/ epodermoid carcinoma

4. Mucormycosis,

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
 Disebabkan oleh phycomycetes / rhizopus oryzae
 Manifestasi oral :
▪ Ulkus yang sangat dalam pada mukosa palatum
▪ Disertai nekrosis dan perforasi pada palatum / jaringan tulang
▪ Dapat menyertai sinus maxilaris
5. Candidiasis,
 Paling sering disebabkan candida albicans
 Manifestasi oral : lesi berupa plak putih, disertai burning sensation, sore
mouth, dan xerostomia.
 Acute pseudomembranous candidiasis : sering terjadi pada bayi baru
lahir, usia lanjut dan kondisi imunosupresif.
 Chronic hiperplastik candidiasis : plak merekat erat
 Chronic atropic candidiasis : sering disebut denture stomatitis.
 Acute atropic candidiasis : akibat pemakaian antibiotik / steroid jangka
panjang.
 Angular cheilitis : fisure (bisa bilateral / unilateral) pada sudut bibir.

3. Infeksi Virus
1. Human Immunodeficinecy Virus (HIV)
 Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah infeksi yang
disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
menyebabkan suatu penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh.
 HIV nerupaka retrovirus yang mempunyai materi genetik RNA yang
mampu menginfeksi limfosit CD4
 Manifestasi oral :
Menyebabkan terjadi berbagai infeksi opurtunistik
▪ Adanya lesi pada rongga mulut dapat menjadi indikator diagnostik
awal dari defisiensi imun dan infeksi HIS
▪ Deteksi dini lesi dapat mengurangi morbiditas
▪ Lesi yang disebabkan bakteri : ANUG, periodontitis, gingivitis
▪ Lesi yang disebabkan jamur : candidiasis
▪ Lesi yang disebabkan virus : Oral Hairy Leukoplakia
▪ Melanosic : hiperpigmentasi pada mukosa oral, yang berkembang
menjadi kaposi sarkoma

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
▪ Gangguan neurologis
▪ Xerostomia

B. Penyakit Imunologi
1. Pemphigus
 Penyakit autoimun bulosa kronis
 Insidensi pada wanita, ras mediterania, usia 18-80
 Manisfestai oral :
▪ Ulser disertai sloughing, karena ikatan pada epitel mukosa mengalami
lisis, dan hilangnya adhesi antar sel dengan lapisan mukosa dibawahnya
▪ Pemphigus vulgaris : garis linear tipis di sekeliling lesi erosif, disphagia,
kadang masih terdapat bula. Bula ini tidak bertahan lama, jika pecah
menjadi ulser yang sangat sakit
▪ Pemphigus vegetans : terdapat lesi berbentuk renda / lace di mukosa
bukal, mukosa labial dan sudut mulut
▪ Pemphigus foliaceus : lesi lebih ke permukaan dan tidak dalam, jarang
terjadi manifestasi di rongga mulut
▪ Pemphigus erithematous : lebih jarang terjadi manifestasi di rongga
mulut.

2. Lupus Erithematous
 Suatu penyakit peradangan yang menyebabkan kulit atropik tanpa
pernanahan, sering terjadi pada wajah yang ditandai oleh multiple makula
merah dengan ukuran bervariasi, batas jelas, simetris, tertutup oleh sisik-sisik
halus dan ketika sembuh menimbulkan lesi atropik warna putih
 Khas : Butterfly rash, simetris, pada daerah malar eminentia
 Manifestasi oral :
▪ DIscoid LE : lesi ulseratif eritematous, asimptomatik (kecualis burning
sensation dan xerostomia), tepi difus, dangkal, dengan garis-garis putih
di tepi lesi.
▪ Sistemik LE : lesi erosi pada mukosa, kadang bentuk ulserasi dikelilingi
daerah erite,, petechiae, edema, haemoragik, disertai keluhan mulut
kering pada palatum, bibir, gusi, mukosa bukal.

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
3. Lichen Planus
 Peradang kulit dan membran mukosa kronis yang disertai rasa gatal.
 Manifestasi oral :
▪ Plak putih irreguler seperti benang yang disebut Wicham Striae, pada
mukosa bukal. Pada epitel gusi dapat mengalami ulserasi dan erosi
▪ Klasifikasi : erosif, retikuler, bulosa, papular, atropik dan plak.

C. Pertimbangan perawatan Dental Penyakit Infeksius dan Imunologi


 Untuk kewaspadaan : Standart precaution

III. PENYAKIT KARDIOVASKULER DAN GINJAL


A. Penyakit Kardiovaskuler
 Penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia
dengan total 16,7 juta kematian dan lebih dari 29% seluruh kematian.
 Beberapa jenis penyakit kardiovaskuler, diantaranya penyakit koroner,
penyakit katup jantung, gagal jantung, kardiomiopati, aritmia, endokarditis
dan hipertensi.
 Manifestasi oral :

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
Biasanya diakibatkan oleh penggunaan polifarmasi obat yang
digunakan :
▪ Ulserasi
▪ Xerostomia
▪ Gingivitis dan periodontitis
▪ Burning Mouth Syndrome
▪ Hiperplasia gingiva
▪ Ulkus aphtousa
 Pertimbangan perawatan dental :
▪ Hati-hati tindakan invasif pada pasien dengan kelainan jantung koroner,
kelaian katup jantung, hipertensi, serta disritmia.
▪ Hati-hati pada pengguna antikoagulan.
▪ Trauma seminimal mungkin
▪ Profilaksi antibiotik sebelum tindakan
▪ Menggunakan gel foam dibekas pencabutan
▪ Pada pasien dengan aritmia tidak terkontrol , sebaiknya tunda tindakan
sampai kondisi stabil.
▪ Batasi penggunaan vasokontriktor.

B. Penyakit Ginjal
 Dibagi menjadi penyakit ginjal akut dan penyakit ginjak kronik (CKD).
 Penyakit ginjal akut dikenal sebagai gagal ginjal akut, dimana fungsi ginjal
mengalami penurunan secara tiba-tiva dan seringkali bersifat irreversibel,
yang diukur dengan peningkatan kadar kreatinin dan penurunan volume urin
 Penyakit gagal ginjal kronis (CKD) didefinisikan sebagai adanya kerusakan
ginjal atau hilangnya fungsi ginjal secara progresif atau eGFR kurang dari 60
ml/menit per 1,73 m2 yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan
memerlukan dialisis.
 Manifestasi oral :
▪ OH sangat buruk terutama pada pasien dengan haemodialisis
▪ Rasa logam pada mulut
▪ Perubahan sensasi rasa
▪ Halitosis
▪ Xerostomia
Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
▪ Stomatitis uremik
▪ Hipoplasia enamel
▪ Stomatitis
▪ Glositis
▪ Perdarahan gusi
▪ Ptechiae
▪ Ekimosis
▪ Angular cheilitis
▪ Hiperplasia gingiva
 Pertimbangan perawatan dental :
▪ Tergantung pada tahap penyakit ginjal dan status klinisnya
▪ Hindari penggunaan obat-obatan yang dimetabolisme di ginjal.
▪ Penggunaan antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.
▪ Kontol perdarahan pada tindakan invasif
▪ Evaluasi : Hb, kadar serum potasium, CO2, dan glukosa, GFR, nitrogen
urea, serum kreatinin serta elektrolit dan asam basa.
▪ Monitor tekanan darah dan denyut jantung
▪ Lebih aman jika dilakukan 1hari setelah hemodialisis
▪ Eliminasi fokus infeksi pada pasien yang akan melakukan transplantasi
ginjal.

IV. PENYAKIT METABOLIK ENDOKRIN DAN GIT


A. Penyakit Metabolik
1. Diabetes Melitus
 Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa
tingginya kadar gula (glukosa) darah.
 Terdapat 4 klasifikasi baru menggunakan empat kategori: Tipe 1
(sebelumnya diabetes remaja, tergantung insulin diabetes, atau tipe I),
tipe 2 (sebelumnya diabetes onset dewasa, diabetes
non-insulin-dependent, atau tipe II), lainnya tipe tertentu dan diabetes
gestasional.
 Manifestasi oral :
▪ Gingivitis dan periodontitis (kegoyangan gigi)

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
▪ Xerostomia
▪ Burning tongue
▪ Nafas aseton
▪ Oral candidiasis
▪ Penyembuhan luka lama
 Pertimbangan perawatan dental :
▪ Mengurangi stress
▪ Penggunaan antibiotik profilaksis
▪ Pasien tidak terkontrol sebaiknya dirujuk ke bagian penyakit dalam
▪ Hindarkan perawatan yang lama pada tiap kunjungan
▪ Lakukan perawatan gigi dipagi hari.
▪ Kurangi rasa sakit saat perawatan dental
▪ Evaluasi : nilai Hb, Kadar glukosa darah, nilai HbA1C

B. Penyakit Gastrointestinal
1. Penyakit gastroesophageal reflux (GERD)
 Salah satu penyakit yang sering terjadi yang mempengaruhi saluran
testinal gastroin bagian atas.
 Manifestasi oral :
▪ Dysgeusia
▪ Erosi email gigi
▪ Sensitivitas gigi yang berhubungan dengan rangsangan panas atau
dingin

2. Ulseratif Kolitis
 Reaksi autoimun, dengan sensitisasi dan destruksi mukosa kolon dalam
pengaturan regulasi imunologi yang abnormal.
 Ciri dari kolitis ulseratif adalah perdarahan rektal dan diare.
 Manifestasi oral : pyostomatitis vegetans
 Pertimbangan perawatan dental :
▪ Hati-hati pada pasien yang belum terdiagnosis, karena memilik
resiko terkait anemia (seperti penyembuhan yang tertunda,
peningkatan risiko infeksi, efek samping analgesik narkotika, dan
depresi pernapasan
Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
3. Penyakit Crohn
 Penyakit radang usus kronis yang menyebabkan peradangan pada lapisan
dinding system pencernaan, mulai dari mulut hingga anus.
 Manifestasi oral :
▪ lesi granulomatosa pada kelenjar saliva
▪ Oral candidiasis
▪ Angular cheilitis
▪ Glosistis
▪ Reaksi hiperplasia : cabble stone

V. PENYAKIT HEMATOLOGI DAN KELAINAN PERDARAHAN


A. Penyakit Hematologi
1. Leukemia
 Merupakan suatu kelainan sel darah putih, yaitu terjadi proliferasi sel-sel
limfoid atau mieloid di dalam sumsum tulang
 Lekemia dapat digolongkan menjadi 2 : leukemia kronis (CML dan CLL)
dan leukemia akut (AML dan ALL).
 Uji awal untuk mendiagnosis adanya leukemia adalah pemeriksaan darah
lengkap, hitung jenis leukosit dan hitung jumlah retikulosit.
 Manifestasi oral :
Sering dihubungkan akibat kemoterapi dan radioterapi seperti :
▪ Infeksi pada rongga mulut
▪ Mukositis, sering pada palatum molle, oropharing, mukosa bukal
dan labial, dasar mulut, ventral dan lateral lidah.
▪ Oral candidiasis
▪ Mikrodontia
▪ Hipoplasia email
▪ Infeksi HSV-1
 Pertimbangan perawatan dental :
▪ Satu bulan sebelum terapi awal leukemial, disarankan untuk
melakukan eliminasi fokus infeksi untuk mencegah kemungkinan
komplikasi yang ditimbulkan paska kemoterapi : gigi dengan infeksi
akut atau kronik, goyang atau karies harus diekstraksi

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
▪ Perawatan saluran akar bila prognosisnya meragukan, tidak boleh
dilakukan.
▪ Idealnya tindakan ekstraksi dilakukan minimal 14 hari sebelum
terapi awal leukemia dan 21 hari pasca kemoterapi.
▪ Antibiotik profilaksis sebelum tindakan invasif.
▪ Piranti ortodontik, gigi tiruan lepasan, dan space maintener harus
dilepas.
▪ Selama terapi leukemia : lebih meningkatkan oral hygiene care

B. Gangguan koagulasi darah


 Sering dijumapai di tempat praktek dokter gigi.
 Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium untuk mencegah
komplikasi perdarahan.
 Penghentian obat antikoagulan sebelum tindakan invasif kedokteran gigi,
harus seizin dokter penyakit dalam / terkait.
 Resiko perdarahan dapat dilihat dari hasil laboratorim : PT. aPTT, INR,
trombosit.
 Manifestasi oral :
▪ Jaundice dan pucat
▪ Ekimosis
▪ Ptechiae
▪ Oral ulcers
▪ Hiperplasia gingiva
▪ hemartrrosis
 Pertimbangan perawatan dental :
▪ Data riwayat medis lengkap, termasuk riwayat gangguan perdarahan
dikeluarga, riwayat pencabutan gigi sebelumnya, obat-obatan yang
dikonsumsi
▪ Gigi tiruan sebagian lepasan dapat tetap digunakan selama gigi tiruan
tersebut masih nyaman dipakai
▪ Memperhatikan kekuatan saat kontrol ortodonti cekat dan lepasan
▪ Hati-hati pemakaian matrix dan wax saat penambalan, karena dapat
menimbulkan luka jaringan

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
▪ PemRakaian jarum endodoktik yang melewati apeks pada perawatan
saluran dapat menimbulkan perdarahan.
▪ Apabila akan memberikan NSAID hendaknya melakukan konsultasi
terlebih dahulu dengan ahli hematologi oleh karena golongan obat ini
dapat menimbulkan penghambatan agregasi platelet

VI. PENYAKIT NEUROMUSKULER DAN NYERI OROFACIAL


A. Penyakit Neuromuskuler
1. Cerebrovascular Disease (Penyakit Serebrovaskular)
 Penyakit cerebrovaskular mengacu pada kelainan yang mengakibatkan
kerusakan pada pembuluh darah otak yang menyebabkan gangguan sirkulasi
otak, contohnya stroke
 Pertimbangan perawatan dental :
▪ mengalami beberapa masalah mulut, termasuk pengunyahan dan
kelumpuhan otot wajah
▪ gangguan atau kehilangan sensasi sentuhan dan rasa,
▪ refleks muntah yang berkurang,
▪ disfagia.

2. Epilepsi
 menggambarkan suatu kondisi di mana orang mengalami kejang berulang
karena proses kronis yang mendasari.
 Pertimbangan perawatan dental :
▪ Evaluasi lengkap gangguan kejang sebelum melakukan tindakan
kedokteran gigi
▪ Saat memberikan perawatan gigi, sebaiknya hindari pemicu yang
diketahui dari aktivitas kejang pasien.
▪ Riwayat kejang yang tidak terkontrol sering memperlihatkan tanda-tanda
trauma intraoral, seperti gigi retak dan / atau laserasi jaringan lunak.
▪ Kejang yang tidak terkontrol atau kejang yang disebabkan oleh stres
mungkin memerlukan obat penenang sebelum perawatan kedokteran gigi
khususnya (berkonsultasi dengan dokter pasien).

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
▪ Untuk meminimalkan risiko cedera dan aspirasi selama perawatan gigi,
gunakan alat peraga mulut yang diikat dengan benang gigi (yang dapat
dengan mudah diambil)
▪ Penggunaan rubber dam sangat direkomendasikan.

B. Nyeri orofacial pain


1. Trigeminal neuralgia
 Karakteristik nyeri trigeminal neuralgia : unilateral dan terbatas pada jalur
anatomi salah satu dari tiga cabang utama (mandibula, rahang atas, atau
oftalmikus) dari saraf trigeminal. Rasa sakitnya berlangsung singkat, hanya
berlangsung dalam hitungan detik.
2. Bell’s Palsy
 Kelumpuhan saraf wajah dapat terjadi karena stroke (lesi motorik atas) atau
Bell's palsy (lesi motorik bawah).

VII. RUJUKAN / REFERRAL


 Merupakan permohonan untuk meminta pendapat / saran / perawatan lebih lanjut
seorang konsultan / spesialis
 Rujukan dapat ditujukan pada dokter umum, dokter umum spesialis, dokter gigi,
dan dokter gigi spesialis
 Dibidang kedokteran gigi, rujukan meliputi permintaan untuk menegakkan
diagnosis, melanjutkan perawatan, melakukan perawatan bersama, keperluan
pembuatan rencana perawatan, dll.
 Garis besar surat rujukan meliputi :
1. Nama, alamat, no telp, SIP, keahlian perujuk
2. Identitas pasien
3. Alasan merujuk, meliputi :
- Riwayat singkat penyakit
- Hasil pemeriksaan klinis
- Diagnosis sementara
- Perawatan yang telah dilakukan
- Catatan khusus tentang keadaan pasien
- Alasan merujuk : meminta saran / saran perawatan / pengambil alihan
perawatan

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
- Hasil pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan
 Jawaban rujukan (konsultasi )
1. Merupakan kesimpulan singkat mengenai keadaan pasien berdasarkan
catatan medik
2. Riwayat keluhan oral
3. Hasil pemeriksaan yang dilakukan
4. Kesan yang diperoleh dan atau diagnosis bandingnya
5. Saran / rekomendasi untuk perawatan selanjutnya

VIII. PEMERIKSAAN PATOLOGI KLINIK


Pada praktek dokter gigi, tidak jarang dokter gigi melakukan pemeriksaan
hematologi meliputi pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan darah lengkap. Selain
itu, pemeriksaan kimia klinik darah untuk penyaringan awal fungsi ginjal (BUN, &
Creatinin), fungsi hepar (SGOT &SGPT), dan diabetes (Glukosa Darah & HbA1c)
juga dilakukan untuk deteksi kemungkinan keterlibatan penyakit sistemik.
Pertimbangan pemeriksaan patologi klinik :
1. Jika terjadi perubahan warna mukosa atau kulit (Pucat, Jaundice,
hiperemis)
2. Terdapat multiple pteki dan/atau purpura
3. Infeksi yang berulang dan kronis
4. Kecurigaan terhadap reaksi hipersensitivitas
5. Terlihat lelah dan letih
6. Kecurigaan terhadap hepatomegally, splenomegaly, limfadenopati
7. Terjadi perdarahan
8. Demam
Parameter rujukan hasil pemeriksaan biasanya sudah dicantumkan oleh
asing-masing laboratorium klinik. Parameter rujukan kadang setiap laboratorium
klinik berbeda, tetapi tidak secara signifikan. Hal ini dari merk mesin analisis yang
dimiliki
laboratorium klinik tersebut.

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
IX. PENULISAN RESEP

Drg Revi Nelonda., Sp.PM


RSGM FKG Universitas Andalas, Jl Jati
SIP No xxx / xxxx / xxxx / PDGI Padang / 2021
Telp 123456789

Padang, 7 Oktober 2021


R/ Amoxicillin 500mg tab No 15
S 3 dd 1 tab po
(Paraf)

R/ Paracetamol 500 mg tab No 10


S prn
(Paraf)

Pro : Tn Ahmad
No MR : 0982-111
Umur : 35 tahun
Alamat : Jln Proklamasi No 17Padang

Bagian-bagian resep :
1. Inscriptio (Nama dokter, alamat, SIP, no telepon)
2. Tanggal penulisan resep
3. Invocatio / supercriptio ( R/)
4. Inscriptio (Nama obat, dosis / kekuatan, bentuk sediaan, jumlah obat)
5. Signatura (aturan pakai obat)
6. Subscriptio (garis dan paraf dokter)
7. Identitas pasien (nama, no rekam medis, usia, alamat)

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Gandolfo, S., Carrozzo, M., & Scully, C. (2006). Oral Medicine. In Oral
Medicine.
2. Glick, M. (2018). Burket’s Oral Medicine Diagnosis & Treatment. 12th Ed. In
Journal of Materials Processing Technology.
3. Laskaris, G. (2019). Pocket Atlas of Oral Diseases, 3. ed. In Pocket Atlas of Oral
Diseases, 3. ed. doi:10.1055/b-006-161180
4. Scully C, Bagan J V., Carrozzo M, Flaitz CM, Gondolfo S. Pocketbook of Oral
Disease. 1st ed. Toronto: Elsevier Ltd; 2013.
5. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. PEDOMAN
INTERPRETASI DATA KLINIK. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2011. 8 p.
6. MUjayanto, Rochman. PemeriksaanPenunjang Lesi Rongga Mulut. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung.. 2020

Buku Penuntun SL Blok 20 (Penyakit Sistemik yang Bermanifestasi Oral) FKG-Unand tahun ajaran
2021/2022

Anda mungkin juga menyukai