MODUL II
OLEH : KELOMPOK 2
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya,
sertasalam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta sahabat dan
keluarganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah modul 2 tutorial 1 sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Tugas kami.
Selama persiapan dan penyusunan referat ini rampung, penulis mengalami kesulitan
dalam mencari referensi. Namun berkat bantuan, saran, dan kritik dari berbagai pihak
akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala dan rahmat yang
melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan penulisan yang serupa dimasa
yang akan datang. Saya berharap sekiranya Laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.1 Lesi..............................................................................................................................4
2.2 Macam – macam penyakit yang disebabkan penyakit sistemik terhadap
rongga mulut.........................................................................................................................4
2.2.1 Kandidiasis...............................................................................................................4
2.2.2 Atropik glossitis.......................................................................................................5
2.2.3 Angular cheilitis.......................................................................................................5
2.2.4 Stomatitis Uremia....................................................................................................5
2.2.5 Chron’s Disease.......................................................................................................5
2.2.6 Kolitis Ulseratif........................................................................................................5
2.3 Penyebab terjadinya lesi putih yang disebabkan oleh infeksi pada rongga
mulut..................................................................................................................................…6
2.4 Hasil diagnosis...........................................................................................................7
2.4.1 Gambaran Klinis dari kandidiasis............................................................................8
2.5 Infeksi yang menyebabkan terjadinya kandidiasis................................................9
2.6 Pemeriksaan ekstra oral dan intra oral...................................................................9
2.7 Pemeriksaan penunjang..........................................................................................10
2.8 Kolerasi antara penyakit sistemik dengan infeksi sehingga menyebabkan
lesi pada rongga mulut.......................................................................................................11
2.9 Perawatan yang dapat dilakukan terhadap pasien..............................................12
BAB III PENUTUP................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang apakah yang diberikan
pada pasien?
8. Untuk mengetahui bagaimana kolerasi antara penyakit sistemik dengan
infeksi sehingga menyebabkan lesi pada rongga mulut?
9. Untuk mengetahui apa perawatan yang dilakukan terhadap pasien ?
Skenario
Seorang laki – laki umur 55 tahun dating ke RSGM UNHAS dengan keluhan
timbulnya lesi putih dan rasa terbakar pada lidah. Pasien selalu merasa haus dan tidak
pernah berobat ke dokter.
Keywords
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lesi
2.2.1 Kandidiasis
4
2.2.2 Atropik glossitis
5
2.3 Penyebab terjadinya lesi putih yang disebabkan oleh infeksi pada
rongga mulut
Beberapa bercak putih adalah premalignant dan oleh karena itu biopsy
harus dilakukan rutin, kecuali jika tidak ada keraguan untuk mendiagnosis.5
6
Diagnosa yang dapat detegakkan sesuai kasus tersebut yaitu
Kandidiasis. Hasil diagnosa tersebut didapatkan berdarakan hasil
anamnesa. Anamnesanya yaitu, timbulnya lesi putih dan rasa terbakar pada
lidah. Hal ini disebabkan karena adanya kolerasi antara infeksi pada
rongga mulut dan penyakit sistemik, penyakit sistemik yang dimaksud
yaitu Diabetes Melitus. Ditandai pula dengan pasien selalu merasa haus
dan tidak pernah berobat ke dokter. Diabetes Melitus merupakan gangguan
metabolism tubuh yang mengacu pada peningkatan kadar glukosa darah.
Diabetes mellitus mempunyai hubungan yang signifikan dengan beberapa
komplikasi mikro dan makrovaskular dalam tubuh.
7
Bentuk yang paling umum pada lesi ini dan ciri khas gambaran
klinisnya adalah bercak putih seperti krim,sedikit menonjol, dapat
diseset. Sifat lesi ini terlokalisasi atau menyeluruh. Sering
ditemukan pada mukosa pipi,palatum molle, lidah dan bibir. Gejala
yang sering timbul Xerostomia, sensaisi terbakar dan gangguan
pengecapan.7
Kandidiasis mulut di klasifikasikan sebagai lesi primer, terdiri
dari lesi secara eksklusif terdapat pada daerah oral atau perioral, dan
lesi sekunder yang merupakan lesi oral dari berbagai penyakit
mukokutan. Kandidiasis primer, meliputi lima varian klinis:
pseudomembranosa, eritematosa, nodular, papillary hyperplasia di
palatum dan lesi yang berkaitan dengan candida (cheilitis angularis,
median rhomboid glossitis, denture stomatitis).7
Kandidiasis pseudomembran akut mempunyai gambaran klinis
berupa plak putih seperti beludru atau bercak-berck putih,
terlokalisir atau menyebar pada mukosa rongga mulut dan lidah
yang asimtomatik atau dapat menimbulkan rasa tidak nyaman,
xerostomia, gangguan pengecapan, gatal sampai adanya sensasi
terbakar. Plak putih mengandung deskwamasi sel-sel epitel, fibrin,
hifa jamur yang dapat diangkat dengan meninggalkan area
eritematus. Kandidiasis tipe pseudomembran merupakan tipe
kandidiasis yang paling umum dan dapat mudah dikenal dengan
pemeriksaan klinis. Sifat lesi ini : terlokalisasi atau menyeluruh,
sering ditemukan pada mukosa pipi, palatum molle, lidah, dan
bibir.7
Kandidiasis atrofik kronik mempunyai gambaran klinis yang
sangat karakteristik berupa area eritematus pada jaringan yang
tertutup. 7
8
Kandidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh C. albicans. C.
albicans merupakan flora normal rongga mulut. Prevelansi pada rongga
mulut normal dilaporkan berkisar 33-40%. Peningkatan prevelansi C.
albicans serta perubahan sifat komensional menjadi pathogen terjadi
akibat adanya kesehtan mulut yang buruk, hipoprotema dan kenaikan γ
globulin. Diantara species yang pathogen dari candida adalah 71,7%
C.albicans, 9,8% candida glabrata, 1,7% candida tropicalis. Spesies
candida dapat ditemukan di mulut sekitar 35% subyek normal dalam
jumlah 800 cfu ml-1, sedangkan pada infeksi candida dapat mencapai
10.000 cfu ml-1.8
a. Pemeriksaan ekstraoral
Pemeriksaan ekstra oral ini bertujuan untuk melihat penampakan
secara umum dari pasien, misalnya pembengkakan dimuka dan di leher
dengan cara palpasi.10
Ditandai dengan ketidaknyamanan pasien, berat badan menurun,
penurunan respon imun.11
b. Pemeriksaan intraoral
9
Pemeriksaan intra oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan dalam
rongga mulut. Pemeriksaan intra oral berkaitan dengan dan jaringan
sekitar (jaringan lunak maupun jaringan keras).10
Ditandai adanya lesi putih pada lidah akibat mikroorganisme,
Permeriksaan secara radiografis juga memperlihatkan adanya resoprsi
tulang alveolar yang cukup besar pada penderita DM dibandingan
dengan penderita non DM .11
Ditandai adanya lesi putih akibat mikroorganisme oportunistik seperti
candida albican yang lebih banyak tumbuh yang berakibat terjadinya
kandidiasis.
Pemeriksaan secara radiografis juga meperlihatkan adanya resorpsi
tulang alveolar yang cukup besar pada penerita DM disbanding pada
penderita non DM. Pada penderita DM terjadi perubahan vaskularisasi
sehingga lebih mudah terjadi periodontitis yang selanjutnya
merupakan faktor etiologi resorpsi tulang alveolar secara patologis.
Resoprpsi tulang secara fisiologis dapat terjadi pada individu sehat,
namun resorpsi yang terjadi pada DM disebabkan karena adanya
gangguan vaskularisasi jaringan periodontal serta gangguan
metabolism mineral.11
10
daignostik dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala DM,
sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi
mereka yang tidak beergejala, tetapi punya resiko DM (usia > 45 tahun,
berat badan lebih, hipertensi, riwayat keluarga DM, riwayat abortus
berulang, melahirkan bayi > 4000 gr, kolesterol HDL < = 35 mg/dl, atau
trigliserida ≥ 250 mg/dl). Uji diagnostic dilakukan pada mereka yang
positif uji penyaring.12
11
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan
metabolism karbohidrat dimana terjadi penurunan sekresi hormon insulin
secara relatif maupun absolute oleh pankreas ke dalam sirkulasi darah dan di
tandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe 1
dan 2 jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya
komplikasi pada beberapa organ tubuh berupa diabetic neuropati, nefropati,
kardiopati, angiopati dan makrovaskuler. Diabetes mellitus yang tidak
terkontrol dengan baik akan menimbulkan manifestasi di rongga mulut,
diantaranya adalah: xerostomia, burning mouth syndrome, kandidiasis,
infeksi bakteri, gingivitis, periodontitis dan pembesaran kelenjar saliva.
Secara radiografi penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol dapat
ditemukan adanya pelebaran celah ligamen periodontal, resorbsi tulang
alveolar pada rahang atas dan rahang bawah serta adanya mobiliti gigi yang
lama kelamaan akan mengakibatkan kehilangan gigi.14
Kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) dapat menekan respons
imun host dan menyebabkan penyembuhan luka yang tidak baik serta
infeksi berulang. Kadar HbA1c normal pada bukan penderita diabetes antara
4% sampai dengan 6%. Beberapa studi menunjukkan bahwa diabetes yang
tidak terkontrol akan mengakibatkan timbulnya komplikasi, untuk itu pada
penderita diabetes kadar HbA1c ditargetkan kurang dari 7%. Semakin tinggi
kadar HbA1c maka semakin tinggi pula resiko timbulnya komplikasi,
demikian pula sebaliknya.15,16
12
Dengan menggunakan bahan polyene topikal seperti amphotericine,
nystatin, dan miconazole yang tersedia dalam berbagai bentuk. Generasi
baru bahan anti fungal triazole, seperti fluconazole, dan itraconazole
sangat efektif untuk 7–15 hari, walaupun infeksi klinis akan kembali jika
dihentikan dan faktor penyebab.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15
14. Anjar N. 2008. Easy Pediatric. Available from
URL :http://easypediatrics.com/oral-candidiasis.html. Accessed : oktober 28
2010
15. Utama Hendra. Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Jakarta : Fakultas
kedokteran gigi universitas Indonesia ; 1995. P. 122.
16. Peter F. Fedi, R.Arthur, John Gray L. Silabus Periodonti. Jakarta : EGC ;
2004. P. 23.
17. Michael AOL, Richard CKJ. Penyakit mulut diagnosis & Terapi. Ed 2 th.
Jakarta :EGC ; 2015.p.66
16