REFERAT
BRONKIOLITIS
Disusun Oleh:
Shelfi Aprilia Ningsih 21360105
Soelastika Megarahayu 22361085
Preseptor:
dr. Firdinand, Sp. A
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
Kami menyadari bahwa penulisan referat ini tidak akan selesai tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung
1. dr. Diah Astika Rini, Sp. A selaku Ka. SMF sekaligus pembimbing
Yani Metro.
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran tentunya sangat kamiharapkan.
Semoga segala bantuan berupa nasehat, motivasi dan masukan semua pihak
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.1 Definisi..................................................................................................3
2.2 Etiologi..................................................................................................3
2.3 Epidemiologi........................................................................................4
2.4 Patologi.................................................................................................4
2.5 Patofisiologi.........................................................................................5
2.8 Diagnosis..............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
retraksi dinding dada dan suara pernafasan yang berbunyi. Penyakit ini
bayi dan anak-anak. Insidensi penyakit ini terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan dengan puncak kejadian pada usia kira-kira 6 bulan. Sering terjadi
pada musim dingin dan awal musim semi (di negara-negara dengan 4 musim).
Angka kesakitan tertinggi didapatkan pada tempat penitipan anak sekitar 95%.
yang berusia lebih tua dan dewasa bisa dikatakan tidak pernah ditemukan
penyakit ini, karena mereka lebih tahan terhadap terjadinya edema pada
walaupun sebenarnya saluran nafas kecil pada paru bagian bawah terkena
infeksi.
penyakit ini terjadi melalui kontak langsung dengan penderita ISPA. Penularan
dalam keluarga ditemukan sangat tinggi (45%), umumnya pada keluarga yang
1
1.2 Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
pernafasan cepat, retraksi dinding dada dan suara pernafasan yang berbunyi.
Gambar 1 : Bronkiolitis
2.2 Etiologi
Disamping itu dalam jumlah kecil disebabkan oleh virus para influenza, virus
3
2.3 Epidemiologi
bayi dan anak-anak. Insidensi penyakit ini terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan dengan puncak kejadian pada usia kira-kira 6 bulan. Sering terjadi
pada musim dingin dan awal musim semi (di negara-negara dengan 4 musim).
Angka kesakitan tertinggi didapatkan pada tempat penitipan anak sekitar 95%.
Sebanyak 11,4% anak berusia dibawah 1 tahun dan 6% anak berusia 1-2
bayi. Rata-rata insidens perawatan setahun pada anak berusia dibawah 1 tahun
adalah 21,7 per 1000, dan semakin menurun seiring dengan pertambahan usia,
rendahnya status gizi dan ekonomi, kurangnya tunjangan medis, serta kepadatan
2.4 Patologi
bronkiolitis dijumpai :
b. Inflamasi peribronkial
4
d. Penimbunan/akumulasi mukus dan eksudat liat di saluran nafas.
Pada bronkiolus ditemukan obstruksi parsial atau total karena edema dan
akumulasi mukus dan eksudat liat. Di dinding bronkus dan bronkiolus terdapat
2.5 patofisiologi
debris seluler dan edema. Karena tahanan terhadap aliran udara didalam suatu
penebalan kecil yang terjadi pada dinding bronkiolus pada bayi akan
mengakibatkan pengaruh besar atas aliran udara. Tahanan udara pada lintasan-
lintasan udara kecil akan meningkat baik selama fase inspirasi maupun fase
ekspirasi. Tetapi karena jari-jari suatu saluran nafas akan mengecil selama
5
x/menit yang kemudian meningkat sesuai dengan takipne yang terjadi.
bagian atas disertai dengan batuk, pilek untuk beberapa hari, biasanya tanpa
disertai demam atau demam hanya subfebril. Kemudian dalam beberapa hari
sampai gelisah, sianosis, sulit makan atau minum, mual-muntah jarang sekali
ekspirium memanjang, jika obstruksi hebat suara nafas nyaris tak terdengar,
ronki basah halus nyaring, kadang-kadang terdengar pada akhir atau awal
Bronkiolitis terjadi 1,25 kali lebih banyak pada anak laki-laki daripada
6
Bayi yang minum air susu ibu (ASI) memiliki risiko lebih rendah
mengalami bronkiolitis akut dibandingkan bayi yang tidak minum ASI. Hal
tinggi dibandingkan pada anak dengan ibu yang tidak merokok. Asap rokok
yang terdiri dari asap utama dan asap sampingan mengandung tar, nikotin,
infeksi RSV. Strachan dan Cook melaporkan terinfeksi RSV 1,72 bila ibu
meningkat dari 81,6% menjadi 95,2% pada bayi jika hanya ayah yang
merokok.
4. Vaksinasi BCG
7
kehidupan mengakibatkan keseimbangan Th1/Th2 mengarah ke Th1,
5. Riwayat atopi
bronkiolitis akut. Hal ini didasari karena pasien bronkiolitis akut berat sering
menderita asma.
6. Cuaca
dingin sampai awal musim semi, di negara tropis pada musim hujan. Faktor
risiko lain terjadinya bronkiolitis adalah status sosial ekonomi rendah, faktor
keluarga yang besar), berada pada tempat penitipan anak atau ke tempat-
tempat umum yang ramai, dan rendahnya antibodi maternal terhadap RSV.
2.8 Diagnosis
8
diperoleh dari :
1. Gambaran/gejala klinis
2. Usia anak
kadang juga timbul pada usia muda. Anak dengan asma akan memberikan
2.8.1 Anamnesa
Anamnesis Gejala awal berupa gejala infeksi saluran nafas atas akibat
virus, seperti pilek ringan, batuk, dan demam. Satu hingga dua hari kemudian
timbul batuk yang disertain dengan sesak napas. Selanjutnya dapat ditemukan
adalah adanya takipnea, takikardi, dan peningkatan suhu di atas 38,5 oC. Selain
nafas cuping hidung dan retraksi interkostal. Selain itu, dapat juga ditemukan
9
ronki dari pemeriksaan auskultasi paru. Sianosis dapat terjadi, dan bila gejala
menghebat, dapat terjadi apnea, terutama pada bayi berusia <6 minggu.
biasanya normal, demikian pula dengan elektrolit. Analisis gas darah (AGD)
ventilator mekanik.
(patchy infiltrates), tapi gambaran ini tidak spesifik dan dapat ditemukan pada
asma, pneumonia viral atau atipikal, dan aspirasi. Dapat pula ditemukan
bercampur sel-sel mati yang menyumbat, air trapping, diagfragma datar, dan
virus, rapid antigen detection tests (direct immunofluoresence assay dan ELISA),
atau polymerase chain reaction (PCR), dan pengukuran titer antibodi pada fase
akut dan konvalenses. Bila skor lebih dari 15 dimasukkan kategori berat, bila
10
2.9 Diagnosis banding
Antara lain :
1. Asma Bronkial
d. Serangan berulang.
g. Respon terhadap obat anti asma. Pada bronkiolitis akut hanya 5% yang
2. Bronkopneumonia
d. Setelah 5-7 hari timbul sesak nafas, pernafasan cuping hidung, sianosis
11
f. Retraksi dinding dada (interkostal dan suprasternal).
pergeseran ke kiri.
2.10 Penatalaksanaan
12
tinggi, sebaiknya dengan uap dingin (‘mist-tent’), tujuannya untuk mencairkan
1. Suportif
+ KCl 1-2 mEq/kg BB/hari Bayi > 1 bulan : D 10% : NaCl 0,9%
hasil justru klinis semakin memberat. Sebagai terapi paliatif dan efek
13
ialah eritromisin.
kegelisahan anak.
2.11 Prognosis
kematian pada penderita ini ditemukan < 1%. Kegagalan perawatan disebabkan
apnea yang terjadi berlangsung lama, asidosis respiratorius yang tidak terkoreksi,
atau karena dehidrasi yang disebabkan oleh takipnea dan kurang makan minum.
prognosis semakin jelek pada penyakit ini dan akan meningkat di daerah perifer.
14
BAB III
KESIMPULAN
2. Bronkiolitis sering menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun, terbanyak pada usia
6 bulan.
(RSV).
4. Invasi virus menyebabkan obstruksi bronkiolus akibat akumulasi mukus, debris dan
edema.
yang cepat, retraksi dinding dada dan suara pernafasan yang berbunyi.
diagnosis bronkiolitis.
8. Prinsip pengobatan di rumah sakit meliputi beberapa hal yaitu suportif, masih
15
DAFTAR PUSTAKA
3. Behrman, R.E, 2002, Bronkiolitis, dalam Ilmu Kesehatan Anak, ed. 12 bag. 2,
4. Anonim, 2005, Bronkiolitis akut, dalam Buku Kuliah Jilid 3 Ilmu Kesehatan
5. Mansjoer, A., dkk, 2007. Bronkiolitis Akut, dalam buku Kapita Selekta
Kedokteran. ed. Ketiga jilid pertama Media Aesculapius, FK UI, Jakarta, hal.
468-9.
9. Rahajoe, Nastiti N., dkk, 2010, Bronkiolitis, dalam Buku Ajar Respirologi,
16