Oleh :
Sri Utami
21360218
Penguji :
dr. Woro Pramesti, Sp.KJ
Oleh :
Sri Utami
21360218
Penguji :
dr. Woro Pramesti, Sp.KJ
i
LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN LAYAK SEBAGAI
PASIEN LAPORAN KASUS
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Sri Utami
21360218
Masa KKM : 04 Oktober 2021 – 06 November 2021
Penguji
iii
SURAT PERNYATAAN
Sri Utami
DAFTAR ISI
iv
HALAMAN JUDUL DALAM......................................................................... i
SURAT PERNYATAAN.................................................................................. iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
IDENTITAS....................................................................................................... 1
RIWAYAT PSIKIATRI................................................................................... 1
PEMERIKSAAN LAIN.................................................................................... 8
RINGKASAN.................................................................................................... 10
DIAGNOSIS BANDING.................................................................................. 11
DIAGNOSIS...................................................................................................... 11
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL........................................................................ 11
PENATALAKSANAAN................................................................................... 11
DISKUSI............................................................................................................ 11
KESIMPULAN.................................................................................................. 15
SARAN............................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16
v
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Ny. Y
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : 07 November 1985
Alamat Domisili : Jl. Rimba Kusuma No.5
Suku/Bangsa : Lampung/Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pemeriksaan : 21 Oktober 2021
Tempat pemeriksaan : Poli jiwa RSUD Jend. Ahmad Yani Metro
Cara Datang : Datang Sendiri
No. CM : 414864
1
emosi berlebihan dan penurunan nafsu makan ketika keluhan tersebut
muncul, keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Dan pasien merasa
menggaggu aktifitas kehidupan sehari-hari.
2. Alloanamnesis :
Tidak dilakukan alloanamnesis dikarenakan pasien masuk
sendirian saat dilakukan anamnesis di poli jiwa dan narkoba RSUD Jend.
Ahmad Yani Metro.
D. RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien sudah pernah berobat ke spesialis THT dan spesialis
penyakit dalam. Pasien tidak ada alergi obat.
2
E. RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF/NAPZA
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah merokok, tidak
pernah meminum minuman beralkohol dan tidak pernah mengonsumsi
narkotika, psikotropika, dan bahan/zat adiktif lainnya.
F. RIWAYAT KELUARGA
Keluarga pasien belum pernah mengalami hal yang serupa.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
berpenampilan rapi.
4
B. Pembicaraan
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Hendaya Bahasa
: Serasi
D. Proses Berfikir
3. Isi Pikir : Waham (-), fobia (-), obsesi (-), dan kompulsi (-)
E. Gangguan Persepsi
2. Orientasi :
pemeriksaan
dilakukan.
5. Perhatian
Tidak dievaluasi
7. Pikiran abstrak
dan baik.
9. Kapasitas intelegensia
situasi tersebut.
3. Tilikan
penyakitnya.
H. Pengendalian impuls
7
I. Taraf dan Dipercaya
dipercaya.
B. Status Neurologis
a. GCS : E4V5M6
b. Nervus kranialis
1. N. Olfaktorius (N.I)
Tidak dievaluasi
2. N. Optik (N.II)
Tidak dievaluasi.
(N.VI)
8
yang wajar.
4. N. trigeminus (N.V)
5. N. facialis (N.VII)
6. N. vestibulocochlearis (N.VIII)
terjatuh.
7. N. glosssopharyngeus (N.IX),
8. N. vagus (N.X)
9. N. aksesorius (N.XI)
C. Pemeriksaan Penunjang
D. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dievaluasi
V. RINGKASAN
Kasus ini diambil pada tanggal 21 Oktober 2021 pukul 10.00 di Poli
Klinik Jiwa dan Narkoba Rumah Sakit Jendral Ahmad Yani Metro. Pasien
dianter oleh tetangganya dan masuk sendirian saat dilakukan anamnesa ke
Poli Jiwa dan Narkoba RSUD Jend. Ahmad Yani Metro pada tanggal 21
Oktober 2021 dengan keluhan pasien merasa cemas, ketakutan ketika
pasien batuk dan asam lambung muncul, keluhan disertai dengan emosi
berlebihan dan penurunan nafsu makan ketika keluhan tersebut muncul,
keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Dan pasien merasa
menggaggu aktifitas kehidupan sehari-hari.
Pasien memiliki riwayat pernah terpapar covid-16 dan asam lambung.
wawancara. Bentuk pikir sirkumtansial, arus pikir luas, dan tidak ada
VII. DIAGNOSIS
Gangguan cemas menyeluruh (F41.1)
IX. PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi
R/ Diazepam 1 mg
Flouxetine 15 mg
Alprazolam 0.3 mg
Mfla Pulv da in cap dtd No. XXX
∫ 0-0-1
X. DISKUSI
Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa cemas ini terjadi
pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam
menghadapi suatu hal. kecemasan ini perlu dimiliki manusia. Akan tetapi
kecemasan berubah menjadi abnormal ketika kecemasan yang ada di
11
dalam diri individu menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas
umumnya
Gangguan cemas merupakan gangguan yang sering dijumpai.
Angka prevalensi untuk gangguan cemas menyeluruh 3-8% dan rasio
antara perempuan dan laki laki sekitar 2:1. Seseorang dikatakan menderita
gangguan kecemasan apabila kecemasan ini mengganggu aktivitas dalam
kehidupan dari diri individu tersebut, salah satunya yakni gangguan fungsi
sosial
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)
adalah kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan
kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak
realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini
dialami hampir sepanjang hari, berlangsung sekurangnya selama 6 bulan.
Kecemasan yang dirasakan sulit dikendalikan dan berhubungan dengan
gejala-gejala somatik seperti ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur,
dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan
gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan.
Terdapat beberapa Etiologi penyebab terjadinya gangguan cemas,
seperti :
a. Teori Genetik : pda sebuah studi didapatkan bahwa terdapat
hubungan genetic pasien GAD dan gangguan Depresi Mayor
pada pasien wanita. Sekitar 25% dari keluarga tingkat pertama
penderita Gad juga menderita gangguan yang sama. Sedangkan
penelitian pada pasngan kembar didapatkan angka 50% pada
kembar monozigotik dan 15% pad kembar dizigotik.
b. Teori Psikoanalitik : teori menghipotesiskan bahwa anxietas
adalah gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan.
Pada tingkat yang paling primitive anxietas dihubungkan
dengan perpisahan dengan objek cinta. Ada tingkat yang lebih
matang lagi pada anxietas dihubungkan dengan kehilangan
cinta dari objek yang penting.
12
Gejala utama GAD adalah anxietas, ketegangan motorik,
hiperaktivitas autonom, dan kewaspadaan secara kognitif. Kecemasan
bersifat berlebihan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pasien.
Ketegangan motorik bermanifestasi sebagai bergetar, kelelahan, dan sakit
kepala. Hiperaktivitas autonom timbul dalam bentuk pernafasan yang
pendek, berkeringat, palpitasi, dan disertai gangguan saluran pencernaan.
Terdapat juga kewaspadaan kognitif dalam bentuk iritabilitas.
a. Farmakoterapi
Benzodiazepin merupakan pilihan obat pertama.
Pemberian benzodazepin dimulai dengan dosis
terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respons
terapi. Penggunaan sediaan dengan waktu paruh
menengah dan dosis terbagi dapat mencegah
terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama
pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu, dilanjutkan
dengan masa tapering off selama 1-2 minggu.
SRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) pada
pasien GAD dengan riwayat depresi. Sertraline dan
paroxetin merupakan pilihan yang lebih baik
daripada fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat
meningkatkan anxietas sesaat. SSRI sefektif
terutama.
b. Psikoterapi
Terapi kognitif-perilaku.
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara
langsung mengenali distorsi kognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik
secara langsung. Teknik utama yang digunakan
pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan
biofeedback
Terapi Suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan,
digali potensi-potensi yang ada dan belum tampak,
didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi
optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.
Psikoterapi Berorientasi Tilikan
14
Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai
penyingkapan konflik bawah sadar, menilik
egostrength, relasi obyek, serta keutuhan self
pasien. Dari pemahaman akan komponen-
komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat
memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah
untuk menjadi lebih matur; bila tidak tercapai,
minimal kita memfasilitasi agar pasien dapat
beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.
XI. KESIMPULAN
a. Pasien didiagnosis dengan Gangguan Cemas Menyeluruh
b. Diperlukan kedisiplinan bagi pasien untuk mengkonsumsi obat dan
pengawasan dari keluarga.
c. Diperlukan membuat suasana nyaman agar pasien tenang dan tidak
mudah cemas
d. Dukungan keluarga seperti motivasi,doa,dll.
XII. SARAN
Control/konsultasi kembali bila masih terjadi gangguan cemas dan
kondisi memburuk.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira, S.D., Hadisukanto, G., 2017. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI. 284-288.
2. Maslim, R. 2003. Pedoman Diagnostik Gangguan Jiwa di Indonesia III
(PPDGJ III). Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal 74
3. Humaida, R., Ningsih, C., Kurniawati, E., & Komarudin, U. (2016).
Diagnosis dan Terapi pada Pasien Gangguan Ansietas Menyeluruh Pria
usia 60 tahun. Jurnal Medula, 6(1), 149-154.
16