PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
AJENG FEBIYOLA
17310016
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis mendapatkan kesempatan skripsi dengan judul
“ Hubungan Kualitas Tidur dan Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif pada
Lansia di Panti Jompo Tresna Werda Bhakti Yuswa Natar Lampung Selatan”.
Proses Penulisan ini dapat terselesaikan atas pertolongan Allah SWT melalui
bimbingan dari para pembimbing yang penuh kesabaran dan dukungan dari
banyak pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Ajeng Febiyola
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
AD Alzheimer Demensia
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel.............................................................47
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
perhatian persepsi, proses berpikir, pengetahuan dan memori. Sebanyak 75% dari
bagian otak besar merupakan area kognitif (Saladin, 2007). Kemunduran fungsi
lingkungan tempat tinggal, dengan anggota keluarga lain, juga pola aktivitas
dikeluhkan oleh 39% lanjut usia berusia 50-59 tahun, meningkat menjadi lebih
dari 85% pada usia lebih dari 80 tahun. Di fase ini seseorang masih bisa berfungsi
normal namun mulai sulit mengingat kembali informasi yang telah dipelajari,
Wreksoatmodjo, 2014).
dilatarbelakangi oleh berbagai faktor risiko, baik yang tak bisa dihindari seperti
usia atau gender, juga beberapa kondisi fisik atau penyakit (Wreksoatmodjo,
2014).
pada dirinya seperti perubahan fisik dan psikososial. Pada lansia yang harus
1
diperhatikan adalah kebutuhannya. Kebutuhan fisiologis dasar manusia termasuk
lansia yang harus dipenuhi adalah nutrisi, kenyamanan, cairan elektrolit, dan
tidur. Kebutuhan tidur merupakan suatu kebutuhan yang fisiologis. Tidur yang
normal melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye
Movement (REM) dan tidur dengan gerakan bola lambat atau Non Rapid Eye
siklus tidurnya. Tahap 1 dan 2 merupakan karakteristik dari tidur dangkal dan
seseorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4 merupakan tidur dalam dan
Kebutuhan pada usia lanjut membutuhkan waktu tidur 7-8 jam per hari.
diakibatkan oleh beberapa faktor seperti faktor penyakit dan faktor usia.
pada lansia. Kualitas tidur yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi
(Sherwood, 2011).
termasuk latihan ketahanan dan berjalan, dapat meningkatkan fungsi kognitif pada
orang dewasa tua, termasuk mereka yang telah didiagnosis dengan gangguan
kognitif ringan atau Mild Cognitive Impairment (MCI) menurut empat penelitian
baru yang dilakukan secara random oleh Alzheimer's Association International
Conference (AAIC) pada tahun 2012. Para peneliti sebelumnya juga menemukan
bahwa skor fungsi kognitif menurun lebih cepat di kalangan usia lanjut dalam
semua kategori (memori, penalaran, dan fonemik dan semantik kefasihan) kecuali
kosakata.
Penduduk Lanjut usia tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 mengalami
peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007 jumlah penduduk lanjut usia
sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009 (U.S.
Census Bureau, International Data Base, 2009) jumlah ini termasuk terbesar
keempat setelah China, India dan Jepang. Karena usia harapan hidup perempuan
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26
juta jiwa). Oleh karena itu, permasalahan lanjut usia secara umum di Indonesia,
pada tahun 2014 sudah mencapai angka 15.454.360 jiwa. Untuk Provinsi
Lampung Utara jumlah lansia mencapai 37.435 jiwa dan untuk Wilayah Kerja
fungsi kognitif secara bertahap yang dikenal sebagai gangguan kognitif ringan
kognitif memegang peranan penting dalam memori dan sebagian besar aktivitas
sehari-hari. Dampaknya, fungsi fisik dan psikis lansia akan terganggu. Rasio
adalah 13,72 di tahun 2008 (Susenas 2009). Ini berarti 14 lansia didukung oleh
100 orang usia muda (15-44 tahun). Dilaporkan bahwa, angka penurunan fungsi
kognitif di Eropa utara mencapai 70% (Pisani 2003). Jika penduduk berusia lebih
Panti Jompo Tresna Werda Bhakti Yuswa Natar Lampung Selatan adalah
salah satu Badan Penyantun Lanjut Usia terbesar di Provinsi Lampung dan
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Lampung. Survey awal
yang dilakukan oleh peneliti September 2020 diketahui bahwa jumlah lanjut usia
yang ada Panti Jompo Tresna Werda Bhakti Yuswa Natar Lampung Selatan
adalah sebanyak 76 lansia. Dan wawancara yang juga dilakukan pada 10 orang
lansia yang ada di tempat, 2 lansia diantaranya mengatakan susah tidur bahkan
kalau tidurpun bisa bangun lebih awal, 3 lansia yang lainnya mengindikasikan
terjadi probable kognitif karena saat ditanya oleh peneliti jawaban yang diberikan
lansia tidak sesuai dengan yang ditanyakan bahkan ada yang tidak bisa menjawab
yang mengindikasi terjadi definitif kognitif dan 3 lansia lainnya normal karena
Tidur Dengan Fungsi Kognitif Dan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia Di Unit
Pelayanan Terpadu (UPT) Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2016, dari
analisa data dengan menggunakan uji chi square menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada lansia di UPT
tidur dan aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada lansia di Panti Jompo Tresna
yaitu “Apakah ada hubungan kualitas tidur dan aktivitas fisik dengan fungsi
kognitif pada lansia di Panti Jompo Tresna Werda Bhakti Yuswa Natar Lampung
Selatan?”
fungsi kognitif pada lansia di Panti Jompo Tresna Werda Bhakti Yuswa Natar
Lampung Selatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Selatan
Lampung Selatan.
pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kognitif
mengacu pada suatu lingkup fungsi otak tingkat tinggi, termasuk kemampuan
perhatian, fungsi eksekutif, persepsi, bahasa dan fungsi psikomotor. Malah, setiap
aspek ini sendiri adalah kompleks. Bahkan, memori sendiri meliputi proses
ingatan jangka pendek, ingatan jangka panjang dan working memory. Perhatian
dapat secara selektif, terfokus, terbagi atau terus-menerus, dan persepsi meliputi
beberapa tingkatan proses untuk mengenal objek yang didapatkan dari rangsangan
7
indera yang berlainan (visual, auditori, perabaan, penciuman). Fungsi eksekutif
sisi lain, aspek kognitif bahasa adalah mengenai ekspresi verbal, perbendaharaan
kognitif di atas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suasana hati (sedih
atau gembira), tingkat kewaspadaan dan tenaga, kesejahteraan fisik dan juga
Kognisi sangat sulit untuk diartikan secara definitif karena konsep ini
khusus tetapi tidak ada satu pun yang umum (Nehlig, 2010).
Oleh sebab itu, secara sederhananya fungsi kognitif ini dapat disimpulkan
sebagai semua proses mental yang digunakan oleh organisme untuk mengatur
Gizi dilihat sebagai salah satu faktor untuk memperbaiki status kognitif.
Banyak penelitian menun jukkan bahwa stress oksidatif dan akumulasi radikal
bebas terlibat dalam patofisiologi penyakit. Radikal bebas yang melampaui batas
bertanggung jawab terhadap peroksidasi lemak berlebihan, hal ini dapat
mempercepat proses degenerasi saraf (Nourhaesmi, F., dkk., 2000 dalam Aisyah,
2009).
1. Mikronutrien
Vitamin B6, B12 dan asam folat dapat mengurangi risiko gangguan
kelompok lanjut usia karena gangguan absorbsi akibat kondisi gastrik dan
diagnosisnya dan menggunakan pengukuran yang baku; selain itu juga dapat
diperkuat dengan studi pencitraan. Studi defisiensi B12 di usia muda hanya
Mengingat radikal bebas dan kerusakan oksidatif juga diduga berperan pada
kelainan otak yang berhubungan dengan usia, asupan antioksidan (misalnya
risiko AD; konsumsi buah dan sayuran di usia pertengahan juga menurunkan
risiko AD dan demensia. Tetapi ada studi yang tidak menemukan asosiasi
dengan kejadian demensia. Asupan lebih tinggi polifenol dari sari buah dan
sayuran dan flavonoid dari buah, sayuran, anggur merah dan teh diasosiasikan
yang berkontribusi pada proses penuaan dan proses patologi yang dikaitkan
dengan demensia.
2. Makronutrien
antara asupan lemak di usia pertengahan berasal dari olesan roti dan susu
moderat (dibandingkan dengan asupan rendah) lemak total dan lemak takjenuh
dan AD, sedangkan asupan moderat lemak jenuh dari olesan roti diasosiasikan
Satu studi acak terkontrol atas pengaruh minyak ikan terhadap fungsi
kognitif tidak menghasilkan efek pada usia lanjut, tetapi ada sedikit efek untuk
beberapa aspek atensi di antara APOEe4 carrier dan pria. Peranan lemak pada
Abeta atau dengan meningkatkan kadar protein otak yang penting dalam
Efek diet terhadap kognisi ialah secara keseluruhan dan interaksi antar
zat nutrient atau pola diet – tidak berasal dari masing- masing nutrien dan/atau
suplemen secara tersendiri. Salah satu pola diet yang diasosiasikan dengan
2 . 1 . 2 . 2 Kadar Homosistein
dihasilkan pada metabolisme metionin, suatu asam amino esensial yang terdapat
mengandung residu sistein reaktif (homosistein yang terikat protein), bentuk ini
homosistein, sehingga apabila terjadi defisiensi pada salah satu komponen ini
maka homosistein tidak dapat diubah menjadi metionin dan sistein dan dapat
2 . 1 . 2 . 3 Aktivitas Fisik
secara fisik dan kebiasaan berolah raga memberikan kontribusi terhadap kondisi
kesehatan dan dapat mendukung status kesehatan. Aktifitas fisik yang dilakukan
dengan baik dan teratur dapat mempertahankan kemampuan kognitif usia lanjut.
Indeks Barthel adalah suatu alat yang cukup sederhana untuk menilai
perawatan diri, dan mengukur harian seseorang berfungsi secara khusus dalam
Sehari-hari Barthel merupakan instrumen ukur yang andal dan shahih serta dapat
aktivitas sering digunakan indeks Katz tentang aktivitas kehidupan sehari-hari, ini
digunakan untuk mengukur kemampuan mandiri pasien untuk mandi, berpakaian,
pasien atau bila ditemukan terjadi penurunan fungsi, maka akan disusun titik-titik
focus perbaikannya.
2 . 1 . 2 . 4 Umur
Umur merupakan faktor risiko utama terhadap status kognitif pada lansia.
Hubungan ini berbanding lurus yaitu semakin meningkatnya umur semakin tinggi
pertambahan usia, peningkatannya sekitar dua kali lipat setiap pertambahan usia 5
di Amerika Serikat sebesar 2.4, 5.0, 10.5, 17.7 dan 27.5 per 1000 person-years
pada kelompok usia berturut-turut 65-69, 70-74, 75-79, 80-84 dan 85-89 tahun.
Untuk demensia Alzheimer, angkanya berturut-turut 1.6, 3.5, 7.8, 14.8 dan 26.0
per 1000 person-years. Angka tersebut akan dua-tiga kali lipat jika kasus-kasus
0.4% pada pria dan perempuan usia 60-64 tahun sampai 22.1% pada pria dan
Gangguan kognitif pada lansia sering dialami oleh perempuan. Akan tetapi
tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dengan terjadinya
dibandingkan perempuan, terutama di usia lebih muda. Hal ini dapat karena ada
kalangan laki-laki.
2 . 1 . 2 . 6 Tingkat Pendidikan
Rokok terdiri atas dua golongan besar yaitu komponen gas dan komponen
padat. Komponen padat terbagi menjadi nikotin dan tar. Tar ini mengandung
rokok dikaitkan dengan kerusakan kromosom pada manusia. Selain itu dampak
rokok terhadap jantung, paru-paru, dan sistem vaskular dapat meningkatkan risiko
oleh survivor bias124 - lebih sedikit kalangan perokok yang mencapai usia
berisiko demensia. Pada studi atas pria Jepang-Amerika, risiko gangguan kognitif
lebih besar di kalangan perokok dan mantan perokok dibandingkan dengan yang
tak pernah merokok,125 dan risiko AD lebih besar di kalangan perokok sedang
merokok, perbedaan risiko tidak pernah merokok dan mantan perokok masih
fungsi kognitif, terutama atensi, belajar dan daya ingat (memori) dengan
dan GABA, tetapi terpapar asap tembakau jangka panjang terbukti meningkatkan
risiko gangguan kognitif dan demensia di kemudian hari, termasuk peningkatan
infark otak silent, intensitas massa alba, kematian neuron dan atrofi subkortikal.
yang dapat timbul yaitu sering melamun, kantuk pada siang hari, menurunnya
Penurunan fungsi kognitif memiliki tiga tingkatan dari yang paling ringan
hingga yang paling berat, yaitu: Mudah lupa (forgetfulness), Mild Cognitive
Mudah lupa merupakan tahap yang paling ringan dan sering dialami pada
orang usia lanjut. Berdasarkan data statistik 39% orang pada usia 50-60 tahun
mengalami mudah lupa dan angka ini menjadi 85% pada usia di atas 80 tahun.
kesulitan memusatkan perhatian, mudah beralih pada hal yang kurang perlu,
memerlukan waktu yang lebih lama untuk belajar sesuatu yang baru dan
mudah lupa. Pada mild cognitive impairment sudah mulai muncul gejala
demensia. Sebagian besar pasien dengan MCI menyadari akan adanya defisit
benda atau mengingat nama orang, dan kurang mampu melaksanakan aktivitas
lebih dari separuh (50-80%) orang yang mengalami MCI akan menderita
demensia dalam waktu 5-7 tahun mendatang. Oleh sebab itu, diperlukan
penanganan dini untuk mencegah menurunnya fungsi kognitif (Lumbantobing,
2007).
prevalensi MCI berkisar antara 6,5 –30% pada golongan usia di atas 60 tahun.
Kriteria diagnostik MCI adalah adanya gangguan daya ingat (memori) yang
tidak sesuai dengan usianya namun belum demensia. Fungsi kognitif secara
dengan pendidikan yang setara, maka terdapat gangguan yang jelas pada
proses belajar (learning) dan delayed recall. Bila diukur dengan Clinical
kognitif, yang dibuktikan dengan skor yang jatuh di bawah 1,5 –2,0 SD
e. Nilai CDR0,5
bantuan isyarat (cue) padahal fungsi kognitif secara umum masih normal,
maka perlu dipikirkan diagnosis MCI. Pada umumnya pasien MCI mengalami
3. Demensia
percakapan yang kompleks atau abstrak, humor yang sarkastis atau sindiran.
pembicaraan bisa menjadi kasar dan terkesan tidak sopan. Namun tidak
berbagai faktor pada individu dan manifestasi klinis (Mardjono & Sidharta,
2008).
akan berjalan terus secara progresif sehingga dalam beberapa tahun (7-10
perburukan vaskuler yang berikut. Karena itu pada demensia vaskuler relatif
5) Kemunduran pemahaman
merupakan suatu tes skreening yang valid terhadap gangguan kognitif. Tes
tersebut diperkenalkan oleh Folstein pada tahun 1975 dan telah banyak digunakan
(Fatimah, 2011).
yaitu waktu dan tempat tes, mengulangi kata, aritmatika, penggunaan bahasa, dan
Penilaian mini mental status terdiri atas dua bagian, bagian pertama
merupakan respon fokal meliputi pemeriksaan orientasi, daya ingat dan perhatian
dengan jumlah skor 21. Bagian kedua meliputi kemampuan untuk menyebutkan
Skor maksimal seluruhnya adalah 30 (tiga puluh), Pemeriksaan status mini mental
telah diuji oleh National Institute of Mental Health USA, terdapat korelasi yang
baik dengan nilai IQ pada RAIS ( TVechsler Adult Intelegence Scale) dan CT
Scan otak dan elektro enselografi dengan sensitivitas 87% dan spesifisitas 82%
ketulian, kebutaan dan kelumpuhan, pada kondisi ini tes biasanya dikustomisasi.
Faktor lain seperti jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Berbagai faktor
bias lain yang dapat mempengaruhi hasil tes adalah status pernikahan dan
pekerjaan yang pernah dialaminya, sikap kooperatif dari pasien, masalah bahasa,
dan operasional saat melakukan tes. Selain itu dipengaruhi pula oleh situasi tes
pada otak akibat bertambahnya usia antara lain fungsi penyimpanan informasi
mental kognitif seringkali tidak dikenali profesional kesehatan karena sering tidak
dilakukan pengujian status mental secara rutin. Diperkirakan 30% sampai 80%
lanjut usia yang mengalami demensia tidak terdiagnosis oleh dokter, melainkan
mental mini antara lain: a) tes orientasi (orientation) untuk menilai kesadaran dan
daya ingat, b) tes registrasi (registration) untuk menilai fungsi memori, c) tes
meliputi tes menyebutkan nama benda (naming) dan tes mengulangi kalimat
perintah bertahap. Tes menulis kalimat spontan dan menyalin gambar pentagon,
Interpretasi MMSE didasarkan pada skor yang diperoleh pada saat pemeriksaan :
adaptasi jaringan neuron saraf terjadi setelah 4-6 minggu dimana hubungan antara
latihan fisik dengan fungsi kognitif terjadi melalui kontraksi otot yang akan
memberikan pengaruh pada otak melalui jalur muscle spindle, adanya suatu
rangsangan yang terjadi pada golgi tendon organ akan diteruskan ke central
nervus system melalui jaras-jaras. Jaras-jaras ini yang menerima informasi berupa
proprioseptik, dan lain-lain akan diproses dan diintegrasikan pada semua tingkat
sistem saraf, menurut Suhartono, 2005 dalam waktu singkat kurang lebih 150
mikro detik akan terbentuk suatu respon yang benar dan disimpan di otak.
sub cortical dan disimpan oleh bagian memori yaitu corpus amygdale
2.2.1 Definisi
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan untuk bergerak untuk memenuhi
kebutuhan hidup (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Aktivitas fisik adalah setiap
mengasuh cucu dan lain sebagainya. Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur
kriteria frekuensi, intensitas, waktu dan tipe. Frekuensi adalah seberapa sering
aktivitas dilakukan, berapa hari dalam satu minggu. Intensitas adalah seberapa
rendah, sedang, dan tinggi. Waktu mengacu pada durasi, seberapa lama suatu
aktivitas di lakukan dalam satu pertemuan, sedangkan jenis aktivitas adalah jenis-
Fisik Lansia Aktivitas fisik yang dapat dilakukan lansia dalam kehidupan
kegiatan ini tubuh lansia akan mengeluarkan keringat namun harus dikerjakan
secara tepat agar nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat, dan otot
seminggu.
2. Berjalan-jalan
Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya
makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika
melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat
lari.
3. Jalan cepat
kesehatan dan kesegaran jasmani yang aman bagi lansia. Posisi yang tepat
atau yang dianjurkan pada saat jalan cepat adalah pandangan lurus kedepan,
bernafas normal melalui hidung atau mulut, kepala dan badan lemas serta
telapak kaki, langkah tidak terlalu besar, serta ujung kaki mengarah ke depan.
Jalan cepat dilakukan dengan frekuensi 3 -5 kali seminggu, lama latihan 15-30
4. Renang
Olahraga renang paling baik dilakukan untuk menjaga kesehatan karena pada
saat berenang hampir semua otot tubuh bergerak, sehingga kekuatan otot
penyakit lemah otot atau kaku sendi karena dapat melancarkan peredaran
5. Bersepeda
Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan, tetapi tidak
menambah kelenturan pada derajat yang tinggi. Kegiatan ini dapat dilakukan
sesuai kemampuan dan harus disertai latihan aerobik. Latihan fisik ini dapat
seminggu atau 20 menit dengan intensitas tinggi, 3 hari dalam seminggu dan 2
osteoatritis.
6. Senam
1. Ketahanan
Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan, dapat membantu jantung, paru-
paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita lebih
selama 30 menit (4-7 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat
dipilih seperti: Berjalan kaki, misalnya turunlah dari bus lebih awal menuju
tempat kerja kira-kira menghabiskan 20 menit berjalan kaki dan saat pulang
lari ringan, berenang dan senam, bermain tenis, berkebun dan kerja di taman.
2. Kelenturan
lebih mudah. Mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur) dan sendi
yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu). Contoh beberapa
lakukan secara teratur untuk 10-30 detik, bisa mulai dari tangan dan kaki.
c) Mengepel lantai.
3. Kekuatan
Aktivitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh
dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat, dan
30 menit (2 -4 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih
seperti: Push-up (pelajari teknik yang benar untuk mencegah otot sendi dari
mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur (fitness). Aktivitas fisik tersebut
Aktivitas fisik berupa olahraga yang dapat dilakukan antara lain: Jalan sehat
dan jogging, bermain tenis, bermain bulu tangkis, sepak bola, senam aerobic,
senam pernafasan, berenang, bermain bola basket, bermain voli, dan bersepeda.
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Mudah jatuh.
penglihatan dan pendengaran, gangguan sistem saraf pusat seperti stroke dan
2. Mudah lelah.
kemampuan untuk melakukan ADL, dan peningkatan kualitas hidup. Manfaat dari
kecemasan. Latihan fisik akan membuat seseorang lebih kuat menghadapi stres
dan gangguan hidup sehari-hari, lebih dapat berkonsentrasi, tidur lebih nyenyak
dan merasa berprestasi. Hal ini disebabkan karena gerakan fisik bisa digunakan
beban jiwa yang terbebaskan. Disamping itu penurunan kadar garam dan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif adalah aktivitas
Martini, 2014). Fungsi kognitif pada lansia yang aktif beraktivitas fisik serupa
dengan orang muda dan secara signifikan lebih baik daripada orang yang tidak
fungsi kognitifnya akan lebih cepat. Studi yang dilakukan oleh Guimarães AV et
dan mencegah penyakit kronis dengan baik (Pathy, et al., 2006). Aktivitas fisik
selama periode tertentu (Potter & Perry, 2005). Tidur menurut Pieter, Janiwarti
dan saragih (2011) merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang
fungsi-fungsi normal tubuh), serta penting pula dalam pengaturan suhu dan
cadangan energi normal. Rasa kantuk berkaitan erat dengan hipotalamus dalam
otak. Dalam keadaan badan segar dan normal, hipotalamus bekerja baik sehingga
pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh
visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari
korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Keadaan sadar
juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin
dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar
implus yang diterima di pusat otak dan system limbic. Dengan demikian, system
pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS
Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau rapid
eye movement (REM) dan pergerakan mata yang tidak cepat atau non rapid eye
movement (NREM). Tidur diawali dengan fase NREM yang terdiri dari empat
stadium, yaitu tidur stadium satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga dan tidur
Fase NREM dan REM terjadi secara bergantian sekitar 4-6 siklus dalam
semalam (Potter & Perry, 2005). Tahapan tidur menurut Darmojo (2004) fase non
sampai 7 menit dan karakteristik di tandai oleh gelombang otak yang low-
tidur baik NREM maupun REM, dapat terjadi mimpi tetapi mimpi dari tidur
Pemenuhan kebutuhan tidur atau kualitas tidur terlihat dari parameter kualits
tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk tidur, frekuensi
terbangun dan beberapa aspek subjektif, seperti kedalaman tidur, perasaan segar
di pagi hari, kepuasan tidur serta perasaan lelah siang hari (Nugroho, 2000).
kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis (Hidayat,
2006).
Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik dan fisiologis yang
dialami:
a. Tanda Fisik Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak
pusing.
b. Tanda Psikologis Menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa tidak enak
badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan
tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu
memerah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepal, dan sering menguap
Kualitas tidur seseorang dapat dikatakan baik dilihat dari parameter kualitas
tidur jika seseorang tidur dengan waktu yang cukup, tidur dengan nyenyak, tidak
memiliki gangguan tidur saat akan tidur maupun ketika tidur, merasa puas dengan
tidurnya, tidak merasa mengantuk pada siang hari dan merasa segar ketika bangun
dapat mempengaruhi tidur menurut Kozier (2000) adalah faktor usia, lingkungan,
kelelahan (fatigue), gaya hidup, stres psikologis, alkohol dan stimulan, diet,
merokok. Sakit dan medikasi. Faktor yang mempengaruhi tidur individu menurut
Potter dan Perry (2005) meliputi keaadan sakit fisik, gaya hidup, obat dan zat,
Orang yang sakit membutuhkan lebih banyak tidur dan pada normal dan irama
normal tidur dan terjadi sering kali terganggu. Orang yang kehilangan tidur
Potter dan Perry (2005) REM mengakibatkan waktu tidur lebih banyak dan
normal. Nyeri juga dapat mempengaruhi tidur, juga mencegah tidur atau
menjadi terjaga.
b. Gaya hidup
Orang yang bekerja dengan sift dan seringnya perubahan sift harus menyusun
aktifitas sehingga orang tersebut siap untuk tidur pada waktu atau saat yang
benar atau tempat. Latian yang moderat biasanya dapat menyebabkan lambat
jatuh tidur.
d. Stress emosional
tidak adanya stimuli yang tidak familier atau tidak biasanya ada dapat
f. Kelelahan
nyenyak atau tenang. Kelelahan dpat juga mempengaruhi pola tidur seseorang.
tidur paradoksikal (REM). Pada orang yang istirahat, periode REM menjadi
menyimpan energi selama tidur, dan untuk memulihkan fungsi kognitif. Pada
lanjut usia mengalami penurunan tidur stadiun 3 dan 4, dan juga mengalami
penurunan tidur REM dimana pada saat tidur REM dihubungkan dengan
pada perasaan bingung dan curiga. Berbagai fungsi tubuh misalnya penampilan
motorik, memori, dan keseimbangan dapat berubah ketika terjadi kehilangan tidur
yang berkepanjangan.
Tidur diatur oleh pusat kesadaran yang berada di medulla batang otak
(nukleus rafe dan lokus seruleus pons), proses tidur melibatkan pengeluaran
hormonal yaitu kortisol yang sangat berperan dalam irama sikardian. Pada lanjut
usia akan mengalami gangguan pada irama sikardiannya yang akan menyebabkan
yang akan dihasilkan oleh kelenjar adrenal, kortisol akan berpengaruh terhadap
dari epinefrin dan norepinefrin yang bekerja pada sistem saraf simpatis. Saraf
simpatis akan mengatur kerja dari otot polos arteriol . dimana tekanan darah
jantung dan volume sekuncup yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Menua (aging) merupakan proses yang harus terjadi secara umum pada
seluruh spesies secara progresif seiring waktu yang menghasilkan perubahan yang
menyebabkan disfungsi organ dan menyebabkan kegagalan suatu organ atau
Teori ini berdasarkan atas dugaan adanya hambatan dari organ tertentu di
tersebut adalah sistem endokrin dan sistem imun. Pada proses penuaan,
Teori ini memandang proses penuaan terjadi akibat adanya penurunan sistem
diri terhadap luka, penyakit, sel mutan, ataupun sel asing. Hal ini terjadi
bertambahnya usia.
Teori ini menekankan bahwa tubuh lansia yang mengalami penuaan sudah
tidak dapat lagi membedakan antara sel normal dan sel tidak normal, dan
tubuh untuk mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik
menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini
4. Teori fisiologik
proses menua sebagai akibat adaptasi terhadap stres. Stres dapat berasal dari
dalam maupun dari luar, juga dapat bersifat fisi, psikologik, maupun sosial.
5. Teori psikososial
dan arti hidupnya, dan kurang memperhatikan peristiwa atau isu-isu yang
sedang terjadi.
6. Teori kontinuitas
Gabungan antara teori pelepasan ikatan dan teori aktivitas. Perubahan diri
sukses, pada usia lanjut akan tetap berinteraksi dengan lingkungannya serta
7. Teori sosiologik
8. Teori aktivitas
bahwa lansia yang sukses adalah yang aktif dan ikut dalam banyak kegiatan
sosial. Jika seseorang sebelumnya sangat aktif, maka pada usia lanjut ia akan
dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, karena ia tetap merasa dirinya
berarti dan puas di hari tuanya. Bila lansia kehilangan peran dan tanggung
kegiatan lain seperti organisasi yang sesuai dengan bidang atau minatnya.
khusus enzim untuk sintesis protein, sehingga terbentuk enzim yang salah,
Manusia memiliki DNA yang berisi pesan yang berulang-ulang atau berlebih-
3. Teori imunologi
kemampuan mengenali diri sendiri dan sel-sel asing atau penganggu, sehingga
tubuh tidak dapat membedakan sel-sel normal dan tidak normal, dan akibatnya
penyakit degeneratif
umur. Batasan usia ini sampai sekarang belum memiliki kepastian referensi,
masih banyak yang berpendapat mengenai hal ini, beberapa pendapat mengenai
1. WHO dalam Fatmah (2010) menetapkan batasan usia lansia adalah kelompok
dengan usia 60-74 tahun disebut lansia (ederly), umur 75-90 tahun disebut tua
Fungsi
Faktor fungsi Kognitif: 1. ↑ kadar
neuroprotective
1. Asupan Zat Gizi neurotropin
Downregulasi
a. Mikronutrien 2. ↑ kebugaran
faktor neurotoksik
b. Makronutrien tubuh
(C-reactive,
c. Pola diet 3. ↓ depresi
kortisol,
2. Kadar 4. vaskularisasi
interleukin-6, dan
Homosistein 5. ↑ persediaan
agen inflamasi
3. Aktivitas Fisik nutrisi otak
lainnya) Fungsi
4. Umur
5. Jenis Kelamin Kognitig
6. Tingkat
Pendidikan
7. Kebiasaan Tidur REM: Membantu
Merokok Perubahan penyimpanan
8. Kualitas Tidur aliran darah memori dan
serebral, pembelajaran
peningkatan
aktivitas
kortikal,
peningkatan
konsumsi
oksigen, dan
pelepasan
epinefrin
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan.
Kualitas tidur
Fungsi Kognitif
Aktivitas fisik
2.7 Hipotesis
1. Ada hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada lansia di Panti
2. Ada hubungan aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada lansia di Panti
1. Tidak ada hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada lansia di Panti
METODE PENELITIAN
dilakukan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dan aktivitas fisik dengan
fungsi kognitif pada lansia di Panti Jompo Tresna Werda Bhakti Yuswa Natar
Lampung Selatan.
3.4.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
46
penelitian adalah semua lansia di Panti Jompo Tresna Werda Bhakti Yuswa Natar
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek peneliti yang
dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yaitu semua lansia di Panti Jompo Tresna Werda Bhakti Yuswa Natar Lampung
Kriteria Eksklusi:
kualitas tidur.
Dalam penelitian ini sumber data yang di gunakan adalah data primer,
Tujuan penelitian harus etik, dalam arti hak subyek penelitian dan yang
etik meliputi: bebas eksplorasi, kerahasiaan, bebas dari penderita, bebas menolak
Panti Jompo dan subyek yang akan diteliti dengan berpedoman pada prinsip etik.
Informed consent adalah pengakuan atas hak autonomy responden, yaitu hak
untuk dapat menentukan sendiri apa yang boleh dilakukan terhadap dirinya
(Arikunto, 2010). Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada setiap responden
dan tujuan dari penelitian serta menjelaskan akibat-akibat yang akan terjadi bila
partisipasi mereka dalam suatu objek riset (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini
kerahasiaan identitas subjek sangat diutamakan, sehingga peneliti sengaja tidak
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
(Alimul Azis, 2012). Pada penelitian ini setelah data dikumpulkan dan
1. Editing
2. Coding
3. Proccessing
4. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di–Entry
1. Analisa Univariat
2. Analisis Bivariat
Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan dianalisis
beresiko relatif (RR) dan Odds ratio (OR). Nilai OR digunakan untuk jenis
Ferrini, AF & Ferrini, RL 2008, Health in the Later Years, 4 Edition, McGraw-
th
Hill, Boston.
Folstein, MF, Crum, RM, Anthony, JC, Bassett, SS 1993, “Population Based
Norm for the Mini-mental State Examination by Age and Educational
Level, JAMA, vol. 91, hal. 269-283.
Folstein, MF, Folstein SE, & McHugh PR 1975, “Mini-Mental State: A Practical
Method for Grading the Cognitive State of Patients for the Clinician”, J
Psychiatr Res, vol. 12, hal. 189-198.
Hannafort, C 1995, Smart Moves: Why Learning is Not All in Your Head, Great
Ocean Publisher, Virginia.
Kusumoputro, S dan Lily D S. 2006. Old Age Or Disease? Proses Otak Menjadi
Tua, Sehat Atau Bermasalah?. Jakarta: UI Press.
Martono, HH & Pranarka, K (ed.) 2009. Buku Ajar Boedhi-Darmojo: Geriatri
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 4, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Rendah 2004,
<http://www.lef.org/protocols/neurological/mild_cognitive_impairment_0
1.htm>,
Sala, D, Turnbull, O, Beschin, N & Perini, M 2002, “Orientation Agnosia in
Pentagon Copying”, J Neurol Neurosurg Psychiatry, vol. 72, hal. 129-130.
Saladin, K. 2007. Anatomy and Physiology the Unity of From and Function,
4thed. New York: McGraw-Hill Companies.
Semiun, Y 2006, Kesehatan Mental 1: Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian
Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-teori yang Terkait, Kanisius,
Yogyakarta.
Setyopranoto, I & Lamsudin, R 1999, “Kesepakatan Penilaian Mini-mental State
Examination (MMSE) pada Penderita Stroke Iskemik Akut di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta”, Berkala Neuro Sains, vol. 1, hal. 69-73.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Tanggal diperiksa :
Nil
Ite Tes ai
Nil
m ma ai
ks.
ORIENTASI
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5 ---
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap benda 1 detik, pasien 3 ---
disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1
untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
5 3 ---
Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas
BAHASA
6 2 ---
Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( pensil, arloji) Pasien
7 diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau dan atau tetapi ” 1 ---
8 Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi 3 ---
dua dan letakkan di lantai”.
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah tangan kiri anda” Pasien 1 ---
Tototal skor
Total skor 30
INTERNATIONAL PHYSICAL ACTIVITY QUESTIONNAIRE (IPAQ)
4. Lagi, pikirkanlah hanya aktivitas fisik yang anda kerjakan selama paling tidak 10
menit sekali waktu. Selama 7 hari terakhir berapa hari anda melakukan aktivitas
fisik sedang seperti mengangkat benda ringan sebagai bagian dari pekerjaan anda?
Tidak termasuk berjalan.
a) ……. Hari/minggu
b) Tidak ada pekerjaan yang menuntut aktivitas fisik sedang → Lanjut ke
pertanyaan no.6
5. Berapa banyak waktu yang biasa anda habiskan pada satu hari untuk melakukan
aktivitas fisik sedang sebagai bagian dari pekerjaan anda (pertanyaan no. 4)?
a) ……. Menit per hari
6. Selama 7 hari terakhir, berapa hari anda berjalan selama minimum 10 menit
sebagai bagian dalam pekerjaan anda? Tidak termasuk berjalan dalam rangka
berangkat ke ataupun pulang dari tempat kerja
a)……hari/ minggu
b) Tidak ada waktu berjalan yang berhubungan dengan pekerjaan→ Lanjut ke
pertanyaan no. 8
7. Berapa lama waktu biasanya anda habiskan untuk berjalan pada hari- hari tersebut
sebagai bagian dari pekerjaan anda (pertanyaan no. 6)?
a) ……. Menit per hari
BAGIAN 2: AKTIVITAS FISIK DALAM TRANSPORTASI
Pertanyaan berikut tentang bagaimana anda melakukan perjalanan dari dan ke suatu
tempat, termasuk tempat kerja, toko, pasar, dsb selama 7 hari terakhir, minimum 10
menit.
9. Berapa lama waktu biasanya anda habiskan untuk perjalanan dengan kereta api,
bis, mobil, angkot, atau jenis kendaraan bermotor lainnya pada hari-hari tersebut?
Berapa lama anda melakukan aktivitas tersebut pada no. 8?
a)….Menit/ hari
10. Selama 7 hari terakhir, berapa hari anda bersepeda selama minimum 10
menit sekali waktu saat bepergian dari satu tempat ke tempat lain Berapa hari anda
bersepeda saat bepergian dari satu tempat ke tempat lain?
b) Tidak ada bersepeda dari satu tempat ke tempat lain→ Lanjut ke pertanyaan no. 12
11. Berapa lama anda melakukan aktivitas tersebut pada no. 10?
a) ……. Menit per hari
12. Selama 7 hari terakhir, berapa banyak hari kamu berjalan selama setidaknya 10
menit sekali waktu untuk pergi dari satu tempat ke tempat lainnya?
a)…..hari per minggu
b) Tidak ada → Lanjut ke pertanyaan no. 14
13. Berapa banyak waktu kamu habiskan buat berjalan dari satu tempat ke tempat
lain tsb (pertanyaan no. 12)?
a)…….Menit per hari
14. Pikirkan tentang aktivitas fisik yang anda lakukan setidaknya selama
10 menit dalam sekali waktu. Selama 7 hari terakhir, berapa banyak hari anda
melakukan aktivias fisik berat seperti mengangkat benda-benda berat, memotong
kayu, atau mencangkul di kebun?
a) ……. hari per minggu
b) Tidak melakukan aktivitas fisik berat→Lanjut ke pertanyaan no. 16
15. Berapa banyak waktu biasanya anda habiskan untuk aktivitas fisik berat pada hari-
hari tersebut (pertanyaan no. 14)?
a) ……. Menit per hari
16. Lagi, pikirkan hanya aktivitas fisik yang anda kerjakan selama minimum 10
menit pada sekali waktu. Selama 7 hari terakhir, berapa hari anda melakukan
aktivitas fisik sedang seperti mengangkat benda- benda ringan, menyapu halaman,
membersihkan jendela, menyiram tanaman di kebun?
17. Berapa lama biasanya anda melakukan aktivitas sedang pada hari- hari
tersebut (pertanyaan no. 16)?
a) ……. Menit per hari
18. Sekali lagi, pikirkan hanya aktivitas fisik selama minimal 10 menit dalam sekali
waktu. Selama 7 hari terakhir, berapa banyak hari anda melakukan aktivitas fisik
sedang seperti mengangkat benda-benda ringan, membersihkan jendela dan
menyapu/mengepel lantai di dalam rumah?
a) ……. hari per minggu
b) Tidak ada aktivitas fisik sedang di dalam rumah →Lanjut ke
pertanyaan no. 20
19. Berapa lama waktu anda habiskan untuk sehari-hari anda melakukan aktivitas
fisik sedang di dalam rumah tsb (pertanyaan no. 18)?
a) ……. Menit per hari
20. Selama 7 hari terakhir, berapa banyak hari anda melakukan aktivitas berjalan
minimum 10 menit pada saat santai anda?
b) Tidak ada aktivitas berjalan pada waktu santai →Lanjut ke pertanyaan no. 22
21. Berapa lama waktu anda biasanya habiskan untuk jalan di waktu santai
tersebut (pertanyaan no. 20?
a) ……. Menit per hari
22. Pikirkan hanya aktivitas fisik yang anda kerjakan selama minimum 10 menit
sekali waktu. Selama 7 hari terakhir, berapa banyak hari anda melakukan
aktivitas fisik berat seperti aerobic, lari, naik sepeda dengan kencang, berenang
kencang, dalam waktu santai?
23. Berapa lama anda melakukan aktivitas fisik berat di atas (pertanyaan no. 22)?
a) ……. Menit per hari
24. Lagi, pikirkan hanya aktivitas fisik yang anda kerjakan minimum 10 menit dalam
sekali waktu. Selama 7 hari terakhir, berapa banyak hari anda melakukan aktivitas
fisik sedang seperti bersepeda dengan santai, berolah raga ringan, berenang dengan
santai selama waktu senggang anda?
25. Berapa lama anda melakukan aktivitas tersebut pada no. 22?
a) ……. Menit per hari
27. Selama 7 hari terakhir, berapa banyak waktu anda habiskan untuk duduk
selama hari libur anda?
a) ……. Menit per hari
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
PETUNJUK
Pertanyaan berikut ini berkaitan dengan kebiasaan tidur yang biasa anda lakukan selama
sebulan lalu. Jawaban dari anda akan mengindikasikan tanggapan yang paling akurat pada mayoritas
sehari-hari atau malam-malam yang anda lalui sebulan lalu. Mohon anda menjawab semua pertanyaan.
A. Jawablah pertanyaan berikut ini! Selain pertanyaan no 1 dan 3 Berikan tanda
(√) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling sesuai!
1 Jam berapa biasanya an
. da
tidur pada malam hari?
≤15 me 16- 31- >60 meni
nit 30 menit 60 menit t
2 Berapa lama (dalam menit)
. yang anda perlukan untuk
dapat
mulai tertidur setiap malam?
Waktu Yang Dibutuhkan
Saat
Mulai Berbaring Hing
ga
Tertidur
3 Jam berapa biasanya an
. da
bangun di pagi hari?
>7 ja 6-7 jam 5-6 jam <5 jam
m
4 Berapa jam lama tidur anda
B. . pada malam hari? (hal ini Berikan tanda (√)
mungkin berbeda dengan pada salah satu
jawaban yang
jumlah jam yang anda
anda
habiskan ditempat tidur) Juml anggap paling
5 ah
Selama sebulan ≥ sesuai!
. Jam Tidurterakhir
Per Malam 3x
seberapa sering Tidak 1x 2x seming
anda perna seminggu semingg gu
mengalami hal di bawah ini: h u
a. Tidak dapat
tidur di
malam hari dalam wak
tu
30 menit
b. Bangun
tengah malam
atau dini hari
c. Harus bangun untuk
ke
kamar mandi
d. Tidak dapat bernaf
as
dengan nyaman
e. Batuk atau mendengk
ur
keras
f. Merasa kedinginan
g. Merasa kepanasan
h. Mimpi buruk
i. Merasakan nyeri
j. Tolong jelaskan penyebab
lain yang
belum
disebutkan di
atas yang
menyebabkan
anda terganggu
di malam hari
dan seberapa
sering anda mengalaminya?
a. ………
6 Selama sebulan
. terakhir,
seberapa sering
anda
mengkonsumsi
obat
tidur(diresepkan oleh
dokter
ataupun
obat bebas) untuk
membantu anda tidur?
7 Selama sebulan
.
terakhir
seberapa sering
anda merasa
terjaga atau mengantuk keti
ka
melakukan
aktifitas mengemudi,
makan atau
aktifitas sosial
lainnya?
Sang Cuk Cuk Sang
at up up at
Baik baik buru buru
k k
8 Selama sebulan
. terakhir,
bagaimana
anda menilai kualitas
tidur anda secara keseluruhan?
Hany
Tidak A Masal Masal
a
da ah ah
Masal
Masala Seda Besa
ah
h ng r
Kecil
9 Selama sebulan terakhir,
.
adakah masalah yang anda
hadapi
untuk bisa
berkonsentrasi atau
menjaga rasa
antusias untuk
menyelesaikan
suatu
pekerjaan/tugas?