Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Latansa Dina
NIM : 1110103000070
v
5. Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten beserta staf yang telah
menyediakan tempat untuk pemeriksaan sampel selama penelitian
berlangsung.
6. Hearing Care Bintaro beserta staf yang telah bersedia membantu peneliti
dalam proses pengambilan sampel selama penelitian berlangsung.
7. Keluarga besar penulis, terutama Papa dan Mama tercinta (Alm.) Rahmat
Ramdhani dan Huriyati, S. Sos, M. Si yang selalu ikhlas mendoakan,
mendukung, serta memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis
selama melakukan penelitian ini. Ananda tercinta Farih Muzwandani yang
juga selalu mendukung dan menghibur disaat jenuh. Tidak lupa kepada
Paman Drs. H. Rusli Ridwan, M. Si yang telah memberikan dukungan
besar kepada penulis.
8. Teman kelompok riset Ratu Nadia Ntuz, Dhea Rahmawati, Yahya Kholid
dan Idzkar Ramadhan atas semangat dan motivasinya. Teman-teman
beserta seluruh staf pengajar dari Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Terimakasih kepada dr. Andi Fadly yang telah bersedia membantu proses
pengambilan data dan memberikan motivasi selama melakukan penelitian
ini.
10. Terakhir, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini
baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin penulis
sebutkan saru per satu.
Semoga dengan selesainya Laporan Penelitian ini dapat menambah
pengetahuan kita semua terutama mengenai presbikusis.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
vi
ABSTRAK
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL………………………………………………………... i
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
ABSTRAK….. ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………….... 2
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ….......................................................... 4
2.1. Anatomi Telinga dan Mekanisme Pendengaran………............. 4
2.2. Lanjut Usia.................................................................................. 8
2.2.1 Definisi …........................................................................ 8
2.2.2 Klasifikasi......................................................................... 8
2.3. Proses Penuaan…......................................................................... 8
2.4. Gangguan Pendegaran …............................................................. 10
2.5. Presbikusis................................................................................... 11
2.5.1 Definisi Presbikusis.......................................................... 11
2.5.2 Patologi............................................................................. 11
2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pendengaran....................... 12
2.5.4 Gejala Klinis..................................................................... 14
2.5.5 Penegakkan Diagnosis...................................................... 14
2.5.6 Tatalaksana........................................................................ 18
viii
2.5.7 Prognosis........................................................................... 19
2.6. Kerangka Teori............................................................................. 20
2.7. Kerangka Konsep......................................................................... 21
2.8. Definisi Operasionl....................................................................... 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………............................... 24
3.1. Desain…………………………................................................... 24
3.2. Tempat Penelitian......................................................................... 24
3.3. Waktu Penelitian………............................................................... 24
3.4. Populasi........................................................................................ 24
3.5 Sampel Penelitian dan Cara Pemilihan Sampel............................ 24
3.6. Besar Sampel............…………………………........................... 24
3.7. Variabel Penelitian….................................................................... 25
3.8. Kriteria Inklusi dan Ekslusi…….................................................. 25
3.9. Cara Kerja……………………………......................................... 25
3.10. Alur Penelitian……………........................................................ 29
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 30
4.1. Hasil Penelitian............................................................................. 30
4.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian.......................................... 30
4.1.2. Analisis Univariat............................................................... 31
4.1.3. Analisis Bivariat................................................................. 33
4.2. Pembahasan.................................................................................. 35
4.3. Keterbatasan Penelitian................................................................ 37
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………….... 39
5.1. Kesimpulan…………………………………………………....... 39
5.2. Saran…………………………………………………………..... 39
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 40
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Penyebab dari presbikusis saat ini belum diketahui secara pasti. Namun
terdapat berbagai faktor risiko yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit ini,
seperti penyakit hipertensi, diabetes dan hiperkolesterolemia. Penyakit-penyakit
seperti hipertensi, diabetes melitus, dan hiperkolesterolemia dapat mempengaruhi
pembuluh darah koklea dan menurunkan transportasi nutrisi, sehingga
mengakibatkan degenerasi sekunder pada saraf pendengaran. Gangguan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel rambut
dalam
Sel
Serabut saraf penyokong Membran basilar
2
GAMBAR 2.2:Rambut-rambut sensoris koklea.
Pada setiap 15.000 sel rambut yang berada di koklea dipersarafi oleh sekitar
30.000 neuron aferen. Masing-masing sel rambut dalam di sarafi oleh banyak
neuron,namun hanya sebagian kecil sel rambut luar yang dipersarafi oleh neuron
aferen. Serabut ini berjalan ke inti koklearis dan ventralis. Serabut ini berjalan ke
atas melewati garis tengah menuju kolikulus inferior kontralateral,namun terdapat
sebagian yang berjalan ipsilateral. Penyilangan juga terdapat lemniskus lateral lalu
masuk ke korpus genikulatum kemudian ke korteks pendengaran di lobus
temporalis.1
Dalam mendengar, terdapat tiga istilah yang penting yaitu nada suara (pitch
of sound), intensitas (keras-lemah) suara, dan kualitas suara (timbre of
sound).Nada suara ditentukan oleh frekuensi getaran.Frekuensi getaran adalah
jumlah getaran dalam satu detik.Semakin besar frekuensi getaran, maka semakin
tinggi nada suara yang dihasilkan. Manusia memiliki kemampuan untuk
mendengarkan getaran 20-20000 Hz (1 Hz = 1 getaran per detik) namun dapat
lebih sensitif pada getaran 1000-4000 Hz.12
Proses pendengaran
Menggetarkan
Tulang Menggetarkan
Gelombang membran
osicle oval window
suara timpani
bergetar
Perubahan
Menekuknya Getaran Cairan
potensial
sel rambut di membran perilimfe
berjenjang
organ corti basilaris dalam koklea
di reseptor
bergetar
Lanjut usia adalah kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang
yang merupakan realita kehidupan yang memiliki dinamika tersendiri.
Penuaan atau aging adalah proses dimana keadaan tubuh tidak dapat
mempertahankan keseimbangan struktur dan fungsi normal, yang secara
perlahan kemampuannya akan menurun, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi atau memperbaiki kerusakan yang terjadi didalam tubuh.
Lanjut usia menurut World Health Organisation (WHO) adalah seseorang
yang telah memasuki usia lebih dari 60 tahun. Pasien geriatri adalah pasien
lanjut usia dengan multipatologi (penyakit ganda).13,14
2.2.2 Klasifikasi
Klasifikasi lanjut usia menurut World Health Organisation (WHO)
terbagi menjadi 4, yaitu diantaranya:
a) Middle age : kelompok usia 45-59 tahun
b) Elderly : kelompok usia antara 60-74 tahun
c) Old : kelompok usia antara 75-90 tahun
d) Very old : kelompok usia lebih dari 90 tahun
Ada berbagai teori tentang proses penuaan diantaranya adalah teori genetik
clock,mutasi genetik,rusaknya sistem imun tubuh,teori metabolisme, dan
kerusakan akibat radikal bebas. Teori genetik clock ini menyebutkan bahwa
proses penuaan berdasarkan spesies tertentu telah terprogram secara
genetik.Dalam suatu inti sel pada spesies tertentu terdapat suatu jam genetik yang
mengatur replikasi tertentu. Teori kedua yaitu teori mutasi genetik, teori ini
membahas bahwa mutasi genetik terjadi karena adanya faktor lingkungan
contohnya seperti radiasi dan bahan kimia yang dapat menyebabkan penurunan
fungsional pada sel. Terdapat satu hipotesis yang berhubungan dengan teori ini
yaitu Error Catastrophone,hipotesis ini menyebutkan bahwa terjadi kesalahan
pada proses translasi dan transkripsi dalam jangka waktu yang lama selama
kehidupan berlangsung. Pada presbikusis, strain yang berperan yaitu C57BL/6J
yang bilamengalami apoptosis maka akan menghasilkan protein pembawa mutasi
genetik.15,17
Teori mengenai rusaknya sistem imun tubuhmenyatakan bahwa rusaknya
imun tubuh merupakan lanjutan dari proses mutasi genetik yang berulang.Mutasi
genetik yang terjadi dipermukaan sel menyebabkan sistem imun tubuh
menganggap bahwa sel yang berubah tersebut adalah benda asing. Teori terakhir
yaitu mengenai kerusakan akibat radikal bebas,teori ini menjelaskan jika radikal
bebas dapat terbentuk didalam tubuh sebagai produk sampingan yang berasal dari
proses metabolisme mitokondria. Semakin bertambahnya usia semakin banyak
radikal bebas yang terbentuk sehingga menyebabkan kerusakan sel sampai dengan
kematian sel.15,17
10
2.5 PRESBIKUSIS
2.5.1 Definisi Presbikusis
2.5.2Patologi
Presbikusis berdasarkan perubahan patologinya terbagi menjadi
4,yaitu diantaranya sensorik,neural,metabolik dan mekanik. Patologi yang
terjadi pada sensorik yaitu terdapat lesi yang terbatas pada koklea, dan
terdapat atrofi pada organ corti serta jumlah sel-sel rambut dan sel
penunjang yang berkurang. Pada patologi yang terjadi secara neural
disebabkan oleh berkurangnya sel neuron pada koklea dan jaras audiotorik.
Pada proses metabolik timbul karena adanyaatrofi stria
vaskularisasi,sehingga keseimbangan biomekanik dan fungsi sel berkurang.
Selanjutnya yaitu patologi yang terjadi secara mekanik yang
mengakibatkantimbulnyaperubahan duktus koklearis yang berpengaruh
terhadap respon mekanik. Ligamentum spiralis mengalami atrofi sehingga
membran basalis menjadi lebih kaku.21
12
A. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan salah satu faktor penyakit
metabolik yang dapat mempengaruhi proses pendengaran. Padaproses
glikosilasi,glukosa akan terikat dengan protein membentuk advanced
glicosilation and product (AGEP) yang dapat menumpuk di dalam
jaringan serta mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga terjadi
mikroangiopati. Mikroangiopati jika terjadi pada koklea akan
menyebabkan proses atrofi dari vaskularisasi stria yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan kimia dan bioelektrikal serta
metabolisme dari koklea.17,22,23
B. Hipertensi
Hipertensi juga dapat menjadi salah satu faktor terjadinya
penurunan pendengaran.Semua sel dapat hidup dengan adanya suplai
oksigen dan nutrisi yang adekuat dari jantung dan pembuluh
darah.Hipertensi dapat merusak struktur dari pembuluh darah perifer.
Kerusakan tersebut dapat menyebabkan penyumbatan,jika terjadi
sumbatan aliran darah arteri akan terganggu sehingga jaringan dapat
mengalami mikroinfark. Oleh karena itu pada hipertensi dapat
mempengaruhi sistem sirkulasi pada telinga dalam,viskositas darah
menjadi meningkat yang disebabkan oleh aliran darah kapiler yang
berkurang sehingga transportasi oksigenmenurun. Hal tersebut dapat
mengganggu sel-sel auditori sehingga transmisi sinyal terganggu dan
menimbulkan gangguan komunikasi.3,17,24
C. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemiaadalah terjadinya gangguan jumlah lemak
dalam darah dan kadar kolesterol ≥240mg/dl.Proses aterosklerosis
tidak luput dari peran kolesterol dan triglierida. Ateroskelosis dapat
menyebabkan gangguan aliran darah dan transpor oksigen.23,24
Dalam penelitiannya, Evans mengatakan bahwa dislipidemia
kronik dapat mengakibatkan berkurangnya fungsi pendengaran yaitu
13
D. Merokok
Rokok mengandung berbagai macam zat kimia yang berbahaya
bagi tubuh. Komponen utama dalam rokok yang sangat berbahaya
adalah nikotin dan karbonmonoksida.Kedua zat tersebut dapat
mengganggu sistem peredaran darah. Karbonmonoksida dapat
membuat suatu ikatan bersama hemoglobin menjadi karboksi-
hemoglobin yang mengakibatkan hemoglobin tidak efisien berikatan
dengan oksigen melainkan jauh lebih kuat berikatan dengan
karbonmonoksida (CO), sehingga suplai darah ke jaringan akan
berkurang salah satunya ke organ korti yang menimbulkan efek
iskemia. Jika sudah terjadi iskemia pembuluh darah yang ada pada
organ korti di koklea maka akan terjadi gangguan pendengaran pada
frekuensi tinggi. Selain itu karbonmonoksida juga dapat menyebabkan
atheroskelosis,spasme pembuluh darah, dan meningkatkan kekentalan
darah.17
E. Obat Salisilat
Obat salisilat secara cepat memasuki perilimfe setelah
administrasi sistemik. Konsentrasi dalam perilimfe mencapai nilai
maksimal dalam 2 jam setelah injeksi intraperitoneal pada percobaan
binatang. Salisilat yang diberi kontras tritium dideteksi secara cepat
dalam pembuluh darah dari stria vaskularis dan ligamentum spiralis
Dalam satu jam, kontras tersebut ditemukan pada lorong luar organ
korti, di sekitar sel rambut luar, dan kanal rosenthal di sekitar sel
ganglion spiral.
2. Audiometri Tutur
suara yang didengar dengan benar. Hasil NDT/WDS pada penderita tuli
konduktif akan mencapi 100%.29
2.5.6 Tatalaksana
2.5.7 Prognosis
Pasien dengan presbikusis tidak dapat disembuhkan, semakin lama
akan semakin menurun fungsi pendengrannya. Penurunan fungsi dengar
terjadi secara lambat, sehingga pasien masih dapat menggunakan fungsi
pendengaran yang ada. Pasien presbikusis perlu diingatkan mengeani faktor
risiko yang dapat memperburuk keadaannya, seperti penyakit hipertensi,
diabetes mellitus dan penyakit metabolik.22
20
Tuli Sensorineural /
Presbikusis
Audiometri tutur
21
Audiometri nada
murni
Audiometri tutur
22
7 Test penala Test untuk Peniliti Rinne: Dengan Mengguna Nominal Rinne :
menentukan menggatarkan kan penala Positif jika
apakah terjadi penala lalu 512. AC lebih
gangguan menempelkan panjang
konduksi. pada mastoid. dibandingaka
Terdapat 3 Weber: dengan n BC (normal
pemeriksaan menggetarkan atau tuli
yaitu penala lalu sensorineural)
rinne,weber,dan menempelkan , negatif jika
schwabach.12 pada glabella atau AC lebih
gigi pendek
Swabach: dengan dibandingkan
menggetarkan BC (tuli
penala kondukif).
membandingkan Weber :
hantaran tulang lateralisasi ke
gelombang suara arah telinga
pada pasien dngan yang sakit
pemeriksa. yaitu tuli
konduktif,
lateralisasi ke
arah telinga
yang sehat
yaitu tuli
sensorineural.
Swabach :
memanjang
(tuli
konduktif),
memendek (
tuli
sesnorineural)
8 Audiometri Audiometri Peniliti Audiometri tutur: audiometri Nominal Penurunan
nada murni Dengan mengukur ambang
adalah Uji nada frekuensi di 500 dengar terjadi
murni dapat Hz, 1000 Hz, 2000 pada
memberikan Hz, 4000 Hz, dan frekuensi 2-4
informasi 8000 Hz. kHz pada
mengenai pasien
tingkatan Audioetri tutur : presbikusis
gangguan monosilabik ( satu
pendengaran.12 suku kata) dan
bisilabik ( dua
Audiometri suku kata)
tutur adalah
ujipendengarany
ang
menggunakan
sejumah kata
yang telah
dipilih.29
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang
(cross sectional).
3.4 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien lanjut usia yang berusia lebih dari
≥60 tahun diBalai Perlindungan Sosial Provinsi Banten.
Jumlah sampel =
3.9.1 Tensimeter
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tekanan darah
pasien.Sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan duduk.
Pasang manset 2 jari diatas fossacubiti. Pakailah stetoskop dan
letakkan dibawah manset tepat di atas arteri brachialis. Raba nadi
radialis pasien lalu pompa tensimeter sampai denyut nadi tidak
teraba, setelah itu naikkan 20 mmHg. Buka katup secara perlahandan
amati suara yang timbul dari stetoskop serta amati angka yang tertera
26
3.9.2 Glukometer
Pemeriksaan dengan menggunakan glukometer dapat menilai
kadar glukosa dan kolesterol. Persiapkan glukometer yang sudah
terpasang strip glukosa ataupun kolesterol dan alkohol. Lakukan
desinfeksi pada jari yang akan ditusuk. Setelahmengering gunakan
lancet steril agar darah keluar dan teteskan darah tersebut pada
reagen di strip tersebut. Tunggu proses sampai selesai, setelah itu
dapat membaca hasil.
3.9.3 Otoskopi
Pemeriksaan otoskopi adalah untuk menilai kondisi liang
telinga dan membran timpani. Pemeriksaan ini menggunanakan
otoskop, ketika kita memasukan otoskop dalam liang telinga maka
kita akan melakukan inspeksi pada membran timpani dengan
menilai, refleks cahaya, keutuhan membran (utuh, perforasi sentral,
marginal, atik), warna (jernih, suram, hiperemis), kelainan lain di
lateral membran timpani (bula, polip, kolesteatoma), kelainan di
medial membran timpan (cairan, air buble, hematom, massa).
Setelah itu kita dapat melihat pergerakan membrantimpani dengan
melakukan Valsava Maneuver, yaitu dengan cara meminta subjek
penelitian untuk meniup hidung dan mulut tertutup untuk menilai
patensi tuba Eustachius, tuba yang paten akan menunjukkan
gerakan membran timpani mencembung. Jika sedang dalam
keadaan hidung tersumbat lakukan Perasat Toynbee yaitu dengan
menelan ludah dalam keadaan hidung dan mulut tertutup, pada tuba
yang paten akan terlihat gerakan membran timpani cekung/tertarik
ke medial.
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa sebaran usia sampel pada
penelitian ini berdasarkan kelompok usia 60-69 tahun sebanyak 18 orang
(30%), kelompok usia 70-79 tahun sebanyak 33 orang (55%) dan kelompok
usia ≥80 tahun sebanyak 9 orang (15%). Data tersebut memperlihatkan bahwa
kelompok usia yang paling banyak adalah kelompok usia 70-79 tahun yaitu
33 orang, dengan rata-rata usia 73 tahun.
31
Positif 27 45
Negatif 33 55
Total 60 100
Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil penelitian ini dari 60 sampel yang
berusia diatas 60 tahun ditemukan sampel yang positif presbikusis pada kedua
telinga atau simetris bilateral berjumlah 13 orang (21,7%).
33
*HT : Hipertensi
4.2 Pembahasan
Presbikusis merupakan penurunan pendengaran sensorineural yang
disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor resiko selain
usia diduga dapat mempengaruhi terjadinya presbikusis seperti hipertensi,
diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, dan merokok.
Berdasarkan laporan penelitian ini ditemukan lansia yang menderita
penyakit hipertensi sebanyak 28 orang (46,7%), penyakit Diabetes Mellitus 5
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ditemukannya prevalensi presbikusis pada lansia yang berusia 60
tahun sekitar 21,7%.
2. Tidak adanya hubungan antara diabtes mellitus dengan kejadian
presbikusis.
3. Tidak adanya hubungan antara hipertesi dengan kejadian presbikusis
4. Tidak adanya hubungan antara merokok dengan kejadian presbikusis.
5. Tidak adanya hubungan antara hiperkolesterolemia dengan kejadian
presbikusis.
5.2 Saran
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih
representatif.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor resiko tersebut
pada populasi yang berbeda.
40
Daftar Pustaka
Lampiran 1
Data Hasil Uji Statistik
Analisis Univariat
44
Analisis Bivariat
46
47
48
49
Lampiran 2
Wawancara dan Kuesioner Demografi
Nama :
Usia :
Jenis kelamin : L/P
Alamat :
Telepon/Hp :
Jenis pekerjaan sebelumnya : 1.Pekerjaan dengan kebisingan
2.Pekerjaan tanpa kebisingan (*lingkari salah satu)
Jika point 1: a.Berapa lama anda bekerja ditempat tersebut?
b.Dalam satu hari berapa jam anda menekuni
pekerjaantersebut?
c.Apakah anda dalam bekerja menggunakan alat perlindungan
diri?
Riwayat hipertensi :
1. Apakah anda sering mengalami sakit kepala ?
2. Sakit kepala seperti apa yang anda rasakan?
3. Apakah sakit kepala yang dirasakan terus menerus atau hilang timbul?
4. Sakit kepala diperingan dengan melakukan apa?
5. Sakit kepala diperberat dengan melakukan apa?
6. Apakah anda pernah mengecek tekanan darah anda?
7. Apakah anda punya riwayat penyakit hipertensi?
Jika Ya : a.Sudah berapa lama anda terdiagnosis hipertensi?
b.Apakah anda rutin untuk memeriksakan tekanan darah anda?
c.Apakah anda mengkonsumsi obat secara teratur?
8. Riwayat hipertensi dikeluarga : Ada/Tidak ada
Lampiran 3
FORM PEMERIKSAAN FISIK TELINGA
Nama :
Usia :
Alamat :
Kanan Kiri
Inspeksi dan
-Inspeksi : preaurikuler sinus Palpasi -Inspeksi : preaurikuler sinus
(ada/tidak), preaurikuler tag Pre aurikuler (ada/tidak), preaurikuler tag
(ada/tidak), fistula preaurikular (ada/tidak), fistula preaurikular
(ada/tidak) (ada/tidak)
-Palpasi preaurikuler : nyeri -Palpasi preaurikuler : nyeri
(ada/tidak), abses (ada/tidak) (ada/tidak), abses (ada/tidak)
-Nyeri tekan tragus (ada/tidak) -Nyeri tekan tragus (ada/tidak)
Weber
Schwabach