A DENGAN GANGGUAN
RASA AMAN DAN NYAMAN: HALUSINASI PENDENGARAN
DI KELURAHAN SARI REJO
MEDAN POLONIA
Oleh
VTRIIN BUTARBUTAR
142500119
Puji dan Syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya yang melimpah serta kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Tn.A Dengan Ganggguan Rasa Aman dan Nyaman: Halusinasi
Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas
3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB, selaku Wakil Dekan II Fakultas
4. Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, selaku Wakil Dekan III Fakultas
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III
6. Ibu Jenny M. Purba, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan waktunya kepada penulis Karya
7. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Dosen Penguji yang dengan sabar
iii
Universitas Sumatera Utara
8. Seluruh Staf pengajar di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan,
yang telah memberikan ilmu dan nasehat kepada penulis selama di bangku
perkuliahan.
9. Teristemewa kepada orang tua saya tercinta yaitu Papa S. Butarbutar ST dan Mama
H. Silitonga S.Pt yang tidak pernah menyerah dalam memotivasi saya dalam bentuk
selalu memberi, dukungan, semangat, serta doanya dalam proses pembuatan Karya
Penulis menyadari bahwa dalam Penulisan Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun, penulis berharap kiranya karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
Vtriin Butarbutar
iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
v
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
Gangguan kejiwaan merupakan masalah klinis dan sosial yang harus diatasi karena
maupun semakin tinginya jumlah penderitahan gangguan jiwa. Gangguan atau masalah
kesehatan jiwa yang berupa proses pikir maupun ganguan sensori persepsi yang sering
panca indera seseorang yag terjadi pada keadaan sadar. Halusinasi satu gejala
depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena
dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan
keanekaragaman penduduk, maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang
berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk
emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15
tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia.
dengan halusinasi jika tidak segera ditangani akan memberikan dampak yang buruk
bagi penderita, orang lain, ataupun lingkungan disekitarnya, karena pasien dengan
halusinasi akan kehilangan kontrol dirinya. Pasien akan mengalami panik dan
1
Universitas Sumatera Utara
perilakunya dikendalikan oleh halusinasinya, pada situasi ini pasien dapat melakukan
bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide), bahkan merusak lingkungan.
optimal dan cermat untuk melakukan pendekatan dan membantu klien memecahkan
halusinasi. Penatalaksanaan yang diberikan antara lain meliputi farmakologis dan non-
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang ligkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata
sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang berbicara
sehingga pasien sering merasa tidak nyaman dengan halusinasi yang dialaminya
fisiologi, keamanan dan cinta, harga diri dan aktualisasi diri (Mubarak, 2007)
Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan Karya Tulisan Ilmiah ini agar mahasiswa memperoleh
Medan Polonia.
2
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Khusus
1.3.Manfaat
b. Bagi Klien
3
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
PENGOLAHAN KASUS
Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologi (Potter & Perry,
2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengacam keamanan klien dan
lingkungan, dan selanjut nya melakukan intervensi yang diperlukan. Dengan melakukan
hal ini,maka perawat adalah orang yang berperan aktif dalam usaha pencegahan
fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai
muncul. Keaadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan
yang meningkat. Jika tidak terpenuhi ,maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga
Menurut Potter dan Perry (2006), kenyamanan atau rasa aman adalah suatu
keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan keteraman (suatu
4
Universitas Sumatera Utara
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan
kekuatan harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam
aplikasinya.
(Yusuf, 2015)
1. Emosi kecemasan, depresi,dan marah yang tidak terkendali akan mudah terjadi dan
Kecemasan adalah emosi perasaan yang timbul sebagai respon awal terhadap stress
psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti bagi individu (Imam Zainuri,
2016)
5
Universitas Sumatera Utara
secara umum
4. Gastroinstestinal
Kehilangan nafsu
makan
Menolak
makanan
Rasa tidak
nyaman pada
abdomen
Rasa tidak
nyaman pada
episgastrium
Nausea, diare
5. Saluran kemih
Tidak dapat
menahan BAB
Tidak dapat
menahan BAK
Nyeri saat BAK
6. Integumen
Rasa terbakar
pada wajah
Berkeringat
setempat (telapak
tangan)
Gatal-gatal
Perasaan panas
dan dingin pada
kulit
Muka pucat
berkeringat
seluruh tubuh
6
Universitas Sumatera Utara
dan aman intermitten meningkat, n sulit
3. Kognitif 2. Afektif volume dimengerti
Mampu Perhatian suara keras Suara
konsentrasi terhadap apa 2. Afektif meninggi
4. Fisiologis yang terjadi Tidak dan
Nafas Khawatir, adekuat, berteriak
pendek nervous tidak aman 2. Afektif
Nadi 3. Kognitif Merasa Merasa
meningkat Lapangan tidak kaget,
Gejala persepsi berguna terjebak,
ringan pada menyempit Takut ditakuti,
lambung Kurang terhadap dan teroro
mampu apa yang 3. Kognitif
memusatkan akan terjadi Persepsi
perhatian Emosi menyempit
pada faktos masih dapat Berfikir
yang penting dikontrol tidak
Kurang sadar 3. Kognitif teratur
pada detail Lapangan Sulit
disekitar yang persepsi membuat
berkaitan. sangat keputusan
4. Fisiologis sempit dan
Nafas pendek Tidak penilaian
HR mampu 4. Fisiologis
meningkat membuat Nafas
Mulut kering kaitan pendek
Anoreksia Tidak Terasa
Diare, mampu tercekik
kontipasi membuat atau
Tidak mampu masalh tersumbat
relaks secara luas Nyeri dada
Susah tidur 4. Fisiologis Gerak
Nafas involunter
pendek Tubuh
Nausea bergerak
Gelisah Ekspresi
Respon wajah
terkejut mengerikan
berlebihan
Ekspresi
takut
Badan
bergetar
7
Universitas Sumatera Utara
1. Status mobilisasi keterbatasan aktivitas, paralisis,kelemahan otot,dan kesadaran
tidak aman dalam beraktivitas dan tidak nyaman dengan keterbatasan fisik yang
dialaminya
sering tidak nyata menimbulkan rasa tidak nyaman saat gangguan datang.
3. Keadaan imunitas gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
4. Tingkat kesadaran pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsanganya
5. Informasi atau komunikasi gangguan kominikasi seperti aphasia atau tidak dapat
8. Status nutrisi keadaan nutrisi yang kurang menimbulkan kelemahan dan mudah
penyakit tertentu
9. Usia perbedaan usia membedakan akibat yang terjadi dari apa yang dilakukan
10. Jenis kelamin secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
8
Universitas Sumatera Utara
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan masalah Halusinasi Pendengaran
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
rangsangan internal (pikiran) dan rangsanga eksternal (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.
Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang bebicara
(Dalami, 2010).
Halusinasi dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai
adanya rangsangan dari luar. Menurut Direja (2011), halusinasi merupakan hilangnya
eksternal (dunia luar). Sedangkan halusinasi menurut Keliat dan Akemat, adalah suatu
gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi;
pendengaran.
Halusinasi pendengaran adalah bentuk yang paling sering terjadi pada gangguan
persepsi dengan klien gangguan jiwa (skizofernia) bentuk halusinasi ini berupa suara-
suara ribut dan dengung, tapi paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam
kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respon
bertengkar dan mencederai orang lain dan diri sendiri (Erlinafsiah, 2010).
9
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. JenisHalusinasi
Tabel berikut ini memuat jenis halusinasi, dan objektif dan subjektif yang bisa
1. Faktor predisposisi
a. Faktor Perkembangan
mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stress
b. Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi akan merasa
10
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor Biokimia
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat
terjadinya skizoprenia
terjadi atropi yang signifikan pada otak manusia pada anotomi otak klien
d. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
11
Universitas Sumatera Utara
e. Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
ini.
2. Faktor Presipitasi
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
b. Stress lingkungan
c. Sumber Koping
Menurut Hamid (dalam Jallo 2008), dan menurut Keliat (dalam Syahbana2009), prilaku
yang lambat
3. Menarik diri dari orang lain dan berusaha untuk menghindari diri dari orang lain
4. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyaya dan keadaan yang tidak nyata
12
Universitas Sumatera Utara
5. Terjadi peningkatan denyut jantu
6. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik dan
7. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), dan
takut
11. Tampak tremor dan berkeringat, prilaku panik, agitasi dan katatong, pernapasan
13
Universitas Sumatera Utara
Pengalaman Kesepian bila beberapa detilk
sensorik pengalaman sensorik Gejala fisik ansietas berat
(halusinasi) tidak berakhir psikotik : berkeringatan, tremor,
dapat di tolak lagi ketidakmampuan
mengikuti petunjuk
Fase IV : Conquering Pengalaman sensorik Prilaku panik
Klien panik menakutkan jika klien Resti mencederai: bunuh
Menakutkan tidak mengikuti perintah diri / membunuh orang
Klien sudah halusinasi lain.
dikusai oleh Bisa berlangsung dalam Refleksi isi halusinasi
halusinasi beberapa jam atau hari amuk, agitasi menarik diri
apabila tidak ada atau katatonik
interaksi terapeutik
Psikotik berat Tidak mampu berespon
terhadap pejuntuk yang
kompleks
Tidak mampu berespon
terhadap lebih dari satu
orang
Keterangan gambar :
1. Respon Adaptif adalah respon yang dapat norma-norma sosial budaya yang
berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jikamenghadapi
14
Universitas Sumatera Utara
a. Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
pengalaman ahli
d. Prilaku sosial adalah sikap dan tingkah yang masih dalam batas kewajaran
b. Ilusi adalah miss interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang
d. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran
e. Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
3. Respon maladaptif
meliputi:
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentang dengan kenyataan sosial
15
Universitas Sumatera Utara
e. Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yng dialami oleh individu dan diterima
sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang negatif
mengacam
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah
sumber dan dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres. Diperoleh dari
a. Faktor Perkembangan
b. Faktor sosiokoltural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan merasa
c. Faktor biokimia
berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat
d. Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
16
Universitas Sumatera Utara
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya.Pasein lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
e. Faktor Genetik
Penelitian menunjukkan bawah anak sehat yang diasuh oleh orang tua
penyakit ini.
2. Faktor Presipitasi
a. Biologis
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
b. Stress Lingkungan
17
Universitas Sumatera Utara
c. Sumber Koping
2.2.6. Penatalaksanaan
berikut:
1. Terapi Farmakologi
a. Haloperidol (HLP)
2) Indikasi
3) Mekanisme kerja
4) Kontra indikasi
Hipersensitifitas terhadap obat ini pasien depresi SSP dan sumsum tulang,
tahun.
5) Efek samping
Sedasi, sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, mulut kering dan anoreksia.
b. Chlorpromazin
2) Indikasi
18
Universitas Sumatera Utara
Penanganan gangguan psikotik seperti skizofrenia, fase mania pada
3) Mekanisme Kerja
4) Kontra Indikasi
tulang, penyakit Parkinson, insufiensi hati, ginjal dan jantung, anak usia
5) Efek Samping
c. Trihexypenidil (THP)
1) Klasifikasi antiparkinson
2) Indikasi
antiparkinson
3) Mekanisme kerja
4) Kontra indikasi
19
Universitas Sumatera Utara
Hipersensitifitas terhadap obat ini, glaucoma sudut tertutup, hipertropi
5) Efek samping
muntah.
75-100 volt, cara kerja belum diketahui secara jelas namun dapat dikatakan
bahwa terapi ini dapat memperpendek lamanya serangan Skizofrenia dan dapat
marah/mengamuk.
2.2.7.1 Pengkajian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai
dengan perubahan sensori persepsi : merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
20
Universitas Sumatera Utara
pengecapan, perabaan, atau penghidungan. Pasien merasakan stimulus yang tidak
1. Faktor presipitasi
a. Sosial budaya
b. Biokimia
dingin oleh klien sehingga klien cenderung membenarkan apa yang dikhayal
2. Predisposisi
a. Faktor Biologi
berbicara, daya ingat dan mun kin prilaku menarik diri dapat menyebabkan
berespon dengan realita dapat hilang dan sulit memberikan rangsang internal
dan eksternal.
b. Faktor psikologis
21
Universitas Sumatera Utara
Halusinasi dapat terjadi pada orang yang mempunyai keluarga overprotektif,
sangat cemas hubungan dalam keluarga yang dingin dan tidak harmonis,
perhatian dengan orang lain yang sangat berlebih ataupun yang sangat kurang
koping yang tidak efektif maka ia akan suka berkhayal menjadi orang hanya
3. Perilaku
Pengkajian pada klien dengan halusinasi perlu ditekanan pada fungsi kognitif
(proses pikir), fungsi, persepsi, fungsi emosi, fungsi metorik dan fungsi sosial.
a. Fungsi kognitif
Pada fungsi kognitif terjadi perubahan daya ingat, klien mengalami kesukaran
dalam menilai dan menggunakan memorinya atau klien mengalami daya ingat
1) Cara berpikir magis dan primitif : klien menaggap bahasa diri dapat
3) Isi pikir : klien tidak mampu memproses stimulus interna dan eksterna
dengan baik sehingga terjadi curiga, siar pikir, sisip pikir, somatic.
22
Universitas Sumatera Utara
4) Bentuk dan perorganisasi bicara : klien tidak mampu mengorganisasian
peikiran dan menyususn pembicaraan yang logis derta kohern. Gejala yang
diidentifikasi dari pembicaraan klien yang tidak relevan, tidak logis bicara
yang berbelit.
b. Fungsi Emosi
Emosi digambarkan dengan istilah mood adalah situasi emosi sedangkan efek
adalah mengacu kepada ekspresi yang dapat diamati dalam ekspresi wajah
2) Afek Datar : tidak tampak ekspresi aktif, suara menahan dan wajah datar,
bersamaan.
c. Fungsi Motorik
23
Universitas Sumatera Utara
3) Streobipik : gerakan yang di ulang tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi
d. Fungsi sosial
Perilaku yang terkait dengan hubungan sosial sebagai akibat orang lain respon
1) Kesepiaan
Perasaan terisolasi dan terasing, perasaan kosong dan merasa putus asa
2) Isolasi sosial
Terjadi ketika klien menarik diri secara fisik dan emosional dan
saat ini berbahaya. Klien merasa teracam setiapditemani orang lain karena
menuntunya oleh karena itu klien tetap mengisolosi diri dari pada
e. Mekanisme Koping
24
Universitas Sumatera Utara
pertahanan lain yang digunakan untuk melindungi diri. Mekanisme koping
sebagai berikut :
c. Menarik diri : sulit mempercyai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal
2.2.7.2.Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehata klien,
kemapuan klien unuk menegelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainya. Data fokus adalah data tentang
serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry
2005).
keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang masalah-
Tujuan pengumpulan data studi kasus dalam Penulisan Tulisan Ilmiah ini antra
25
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
berikutnya.
1. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan
kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
2. Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan pabca
indera (lihat, dengar, cium dan raba) selama pemeriksaa fisik. Misalnya : Frekuensi
&Perry,2005).
Sedangkan data yang diperoleh pada pengkajian yang dilakukan Tn.A sebagai
berikut :
dengan dia, dia tidak baik”, klien juga mengatakan dia mendengar “ Kamu
tidak pantas berteman dengan mereka, tidak ada kelebihan yang kamu miliki
dibanding mereka”
sesuatu, klien kurang bergairah, geliseh, lesu sering menyendiri dikamar dan
26
Universitas Sumatera Utara
2.2.7.3.Perencanaan
perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi
b. Tindakan keperawatan
berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang di dengar dan
muncul.
mampu mengontor halusinasi kita dapat melatih pasien dengan cara yang
27
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.A
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Tn. A mengatakan dia sering berbicara sendiri, klien juga sering mendengarkan
suara suara yang memintanya untuk tidak berteman dengan semua orang, klien
juga merasakan susah tidur, gelisah dan sering marah tanpa sebab. Klien juga
28
Universitas Sumatera Utara
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Propocative / Palliative
tertawa sendiri.
B. Quantity / Quality
1. Bagaimana dirasakan
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak lebih tenang dan klien tidak gelisah, klien lebih sering
C. Severity
Klien mengatakan dia merasa tidak nyaman dengan kondisi nya sekarang.
D. Time
Klien mengatakan suara itu muncul pada saat klien sendiri dikamar dan
29
Universitas Sumatera Utara
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
mengkonsumsi obat.
D. Lama dirawat
Tidak ada.
E. Alergi
A. Orang Tua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa seperti klien
B. Saudara kandung
F. Penyebab Meninggal
G. Genogram
30
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
= meninggal
= perempuan
= klien
= laki laki
B. Konsep Diri
Gambaran diri :
Ideal diri :
31
Universitas Sumatera Utara
Klien ingin cepat sembuh dan melakukan aktivitas seperti biasa
Harga diri :
Peran diri :
Identitas :
C. Keadaan Emosi
D. Hubungan Sosial
32
Universitas Sumatera Utara
VII.STATUS MENTAL
keras, alam perasaan lesu, afek klien datar, interaksi selama wawancara baik,
klien dengan persepsi pendengaran, proses piker baik, tidak terdapat waham
tertentu pada klien, dan memori klien dengan gagguan ingat jangka panjang.
Tekanan darah : 110 / 80 mmHg , Nadi : 82x/i , Pernapasan : 18x/i dan suhu
tubuh 36.5̊ C. Bentuk kepala bulat, simetris, kulit kepala bersih, penyebaran
rambut merata dan keadaan rambut bersih serta harum, wajah klien oval.
klien memiliki dua mata dengan simetris, dua telingga dengan simetris dan
tidak ada kelainan pendengaran, posisi hidung simetris dan terdapat dua
lubang hidung, keadaan bibir simetris dan lembab klien juga dapat
kelainan pada leher klien, kulit klien bersih tidak kelainan kulit.
33
Universitas Sumatera Utara
• Tampak makan memisahkan diri : klien tidak ada memisahkan diri
• Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jeni nasi + lauk pauk dan sayur dan
dan menelan
dilakukan mandiri
X. POLA ELIMINASI
1. BAB
34
Universitas Sumatera Utara
• Penggunaan laksatif : klien tidak menggunakan laksatif
2. BAK
• Nyeri / kesulitan BAK : tidak ada rasa nyeri atau kesulitan BAK
2. Analisa Data
DO :
• Klien diam menyendiri di kamarnya
• Kontak mata klien tidak terarah
35
Universitas Sumatera Utara
3.RUMUSAN MASALAH
a. Rumusan Masalah Keperawatan
1. Halusinasi pendengaran
Halusinasi Pendengaran
Hari /
No. Dx Perencanaan Keperawatan
tanggal
Selasa, Halusinasi Tujuan dan Kriteria Hasil
15 Juni pendengaran Halusinasi :
2017 Tujuan : klien dapat mengontrol atau mengendalikan
halusinasi yang dialami
Kriteria Hasil :
• Pasien Kooperatif
• Pasien koopertif bercerita dengan perawat tentang
halusinasinya
Menunjukan rasa percaya dirinya kepada orang tua nya dan
perawat yang datang ke rumah klien
Rencana Tindakan Rasional
1. Strategi Pertemuan 1 Tingkah laku klien
Mengindentifikasi jenis terkait halusinasinya
halusinasi menunjukan isi, waktu
Mengidentifikasi isi frekuensi serta situasi
halusinasi dan kondisi yang
Mengidentifikasi waktu menimbulkan halusinasi
halusinasi
Mengidentifikasi
frekuensi halusinasi
Mengidentifikasi situasi
yang menimbulkan isi
halusinasi
Mengidentifikasi respon
pasien terhadap halusinasi
Mengajarkanpasien
menghardik halusinasinya
Dalam jadwal kegiatan harian
pasien
Rabu, 2. Starategi Pertemuan 2 • Memantau kemajuan
16 Juni • Mengevaluasi jadwal serta efektivitas
2017 kegiatan harian pasien pilihan yang dipilih
• Memberikan pendidikan dan dilatih bersama
kesehatan tentang penting dengan klien.
36
Universitas Sumatera Utara
nya penggunaan obat pada • Memudahkan klien
pasien dalam menyukseskan
• Menganjurkan pasien program pengobatan
memasukan dalam jadwal yang optimal bagi
kegiatan harian pasien klien
• Menganjurkan
keluarga untuk
berobat ke
puskesmas terdekat
• Membantu klien
dalam membangun
hubungan sosial.
Kamis, 3. Strategi pertemuan 3 • Membantu klien
17 Juni • Mengevaluasi jadwal dalam melakukan
2017 kegiatan harian pasien kegiatan harian
• Melatih pasien • Memantau kmajuan
mengendelikan dengan efektivitas klien.
bercakap-cakap pada • Membantu klien
dengan orang lain dalam membangun
• Melatih pasien hubungan sosial.
mengendalikan halusinasi
dengan melakukan
kegiatan yang telah
diajarkan perawat
• Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian pasien
Jumat, 4. Strategi pertemuan 4 • Membantu klien
18 Juni • Mengevaluasi jadwal dalam melakukan
2017 kegiatan harian pasien kegiatan harian
• Melatih pasien • Memantau kmajuan
mengendalikan halusinasi efektivitas klien
dengan melakukan
kegiatan yang telah
diajarkan perawat
Menganjurkan pasien
dalam jadwal kegiatan
harian pasien
Hari /
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Tanggal
Selasa, Halusinasi Strategi Pertemuan 1 S: Klien mengatakan
15Juni pendengaran 1. Membina hubungan saling merasa senang dan lega
2017 percaya pada pasien bisa menceritakan
2. Mengidentifikasi jenis halusinasinya.
halusinasi(kalau boleh tahu Klien mengatakan
37
Universitas Sumatera Utara
suara siapa yang bapak dirinya mendengar
dengar ?) suara-suara kamu
3. Mengidentifikasi isi jangan berteman dengan
halusinasi(apa isi suara yang dia, dia tidak baik.
bapak dengar ?) O : Klien tampak
4. Mengidentifikasi waktu gelisah, tidak semangat/
halusinasi (waktu pada saat bergairah
apa suara itu muncul pak?) Klien kurang
5. Mengidentifikasi frekuensi konsentrasi
halusinasi (berapa kali sehari A : Halusinasi (+)
bapak alami bisikan suara P: Intervensi dilanjutkan
itu?) (SP2)
6. Mengidentifikasi situasi
yang menimbulkan isi
halusinasi (bagaiman suara-
suara itu bisa muncul pak?)
7. Mengidentifikasi respon
pasienterhadap
halusinasi(apa yang bapak
rasakan pada saat mendengar
suara itu ? apa yang bisa
abag lakukan?)
8. Mengajarkan pasien
caramenghardik
halusinasinya(cara
menghardik halusinasi : saat
suara-suara itu muncul,
abang lngsung tutup telingga
dengan kedua tangan dan
abag bila pergi sana jauh,
saya tidak mau dengar,
suara-suara itu palsu, itu
tidak mau, begitu lakukan ya
abang sampai suara-suaraitu
hilang atau tidak muncul
9. Menganjurkan pasien
memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian
pasien
38
Universitas Sumatera Utara
embahas penting nya tenang, gelisah
penggunaan obat halusinasi berkurang konsentrasi
2. Memberikan pendidikan sedikit lebih baik.
kesehatan tentang Klien dapat
penggunaan obat secara mempraktekan kembali
teratur atau mengulannggi cara
(Nah pak obat halusinasi itu mengontrol halusinasi
ada 3 macam yaitu (ZPC yang 1 dan 2 dengan
warna orange, THP warna benar
putih, HP merah jambu) A : Halusinasi (+)
Ketiga macam obat ini dapat P : intervensi
abang gunakan untuk dilanjutkan (SP 3)
mengendalikan halusinasi
yang abang rasakan
Jika uang orang tua
bapaktidak ada bapakbisa
kok berobat ke puskesmas ya
bang)
c. Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian pasien.
Bagaimana perasaan bapak
setelah latihan hari ini ? jadi
sudah dua cara yang bapak
pelajari untuk mencegah
suara-suara tu ? Baik, coba
lah kedua cara ini jika suara-
suara itu muncul kembali.
Bagaimana kalau kita
masukkan kejadwal kegiatan
harian bapak?
Kamis, Strategi Pertemuan 3 S : klien sudah mampun
17 Juni 1. Mengevaluasi jadwal menyebut kan 2 cara
2017 kegiatan harian pasien mengontrol halusinasi
(apakah sudah dipakai dua O: klien tampak tenang ,
cara yang telah kita latih ? dan bersemangat
bagaimana hasil nya? Bagus A: Halusinasi(+)
sesuai janji hari ini kita akan P: intervensi dilanjutkan
membahas cara mengontrol (SP4)
halusinasi dengan
mengendalikan halusinasi
dengan bercakap-cakap
dengan orang lain.
Cara ketiga untuk mencegah
halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan
orang lain, jadi kalau bapak
mendengar suara-suara,
langsung ajak diajak orang
tua nya ngobrol misalnya :
39
Universitas Sumatera Utara
tolong, saya mulai
mendengar suara-suara, ayok
ngobrol dengan saya
2. Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian pasien.
(Bagaimana perasaan abang
? Coba bapak sebutkan 3
cara untuk mencegah
halusinasi yang telah kita
latih, wah bagus ya bang.
nah mari kita masukan
dalam ke jadwal kegiatan
harian bapak. Besok kita
akan membahas cara
mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan
rumah seperti menyapu
rumah ya pak )
Jumat, Strategi Pertemuan 4 S : klien mengatakan
18 Juni 1 Mengevaluasi jadwal bawa dirinya sudah
2017 kegiatan harian pasien dapat mengontrol
(apakah suara-suaranya halusinasinya
masih sering muncul ? O : klien tampak tenang
apakah sudah dipakai 3 cara A : Halusinasi (-)
yang telah kita latih ? P: Intervensi dihentikan
bagaimana hasilnya ? coba
saya lihat jadwal kegiatan
harian bapak. Bagus ya pak.
sesuai janji kita, hari ini akan
mendiskusikan tentang
mengendalikan halusinasi
dengan melakukan kegiatan
rumah seperti menyapu
abang)
2 Melatih pasien
mengendalikan halusinasi
dengan melakukan kegiatan
yang dirumah.
(Apa saja yang bisa bapak
lakukan di rumah ? wah
bagus ya pak banyak yang
bisa bapak lakukan di rumah
ini
Nah sekarang kita akan
melakukan menyapu rumah
ya pak ?
Caranya : Ambil sapu,
pegang gangangnya,
menyapu dengan searah ya
40
Universitas Sumatera Utara
bang. kegiatan ini dapat
bapak lakukan jika suara-
suara itu muncul)
3 Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian pasien.
4 (Bagaimana perasaan bapak
? Coba abang sebutkan 3
cara untuk mencegah
halusinasi yang telah kita
latih, wah bagus ya pak. nah
mari kita masukan dalam ke
jadwal kegiatan harian
abang. Besok kita akan
membahas cara
mengendalikan haluisnasi
dengan melakukan kegiatan
sehari-hari bapak seperti
menyapu ya pak)
41
Universitas Sumatera Utara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
suara kamu jangan berteman dengan dia, dia tidak baik, tertawa sendiri dan bercakap-
cakap sendiri. Suara-suara itu muncul saat Tn. A melamun di siang hari, Tn.A nampak
tidak bersemangat dan kurang kosentrasi, tampak lesu. Klien juga mengatakan dia tidak
suka bergaul dengan tetangganya dan ia ingin sendiri saja.Dari data diatas Tn. A
3.2 Saran
b. Bagi Klien
42
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Akemat, dkk. (2010). Model pratik keperawatan profesional jiwa. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Dalami, E. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta : Trans
Info Media.
Direja, A.H.S. (201). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Erlinafsiah. (2010). Modal Praktek Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media
Potter & Perry. (2005) . Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep , Proses , dan
Pratik, edisi ke-4, alih bahasa Renata Komalasari,dkk, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta: EGC.
Stuart, G.W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi V. Jakarta: ECG.
Yusuf. (2012). Prinsip Dasar Aplikasi penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) Jakarta : Salemba Medika.
43
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari /
Pukul Tindakan keperawatan
Dx Tanggal
1 Selasa 15 juni 10 : 00 s/d 1. Strategi Pertemuan 1
2017 12 :30 • Membina hubungan saling percaya
• Mengidentifikasi jenis halusinasi
• Mengidentifikasi isi halusinasi
• Mengidentifikasi waktu halusinasi
• Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
• Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan isi halusinasi
• Mengidentifikasi respon pasien
terhadap halusinasi
• Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi
• Menganjurkan pasien memasukan cara
menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian
44
Universitas Sumatera Utara
minum obat secara teratur
A : Halusinasi (+)
P : intevensi dilanjutkan SP3
3 Kamis 17 juni 11.00 - 3. Strategi Pertemuan 3
2017 12.00 • Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
• Mengendalikan halusinasi dengan
bercakap-cakap pada orang lain
• Menganjurkan klien memasukan
jadwal kegiatan harian pasien
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 1425000119
bimbingan KTI
2017
2017
46
Universitas Sumatera Utara