SKRIPSI
Oleh
Maghfirah Utari
131101015
FAKULTAS KEPERAWATAN
2017
Segala puji syukur penulis sampaikan kepada ALLAH SWT atas limpahan
rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Dukungan Keluarga tentang Kepatuhan Diet Hipertensi pada Lansia
Di Puskesmas Pembantu Kelurahan Persiakan Tebing Tinggi”. Shalawat dan salam
penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW semoga berbuah syafaat diakhir
kelak.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Akhirnya kepada ALLAH SWT penulis berserah diri semoga kita selalu dalam
lindungan serta limpahan rahmat- Nya dengan kerendahan hati penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Wassalammualaikum Wr. Wb
Daftar Pustaka............................................................................................ 62
Lampiran
ABSTRAK
Pengaturan diet pada lansia dengan penyakit hipertensi merupakan salah satu cara
yang digunakan untuk mengontrol hipertensi tanpa menimbulkan efek samping yang
serius. Kepatuhan diet hipertensi yang dijalani merupakan tujuan yang ingin dicapai
oleh lansia dalam mempertahankan tekanan darah yang normal. Melalui dukungan
keluarga serta respon positif dari keluarga, diharapkan lansia dengan hipertensi dapat
menjalankan program dietnya dengan benar sesuai dengan rekomendasi dari tim
kesehatan sehingga terjadi penurunan tekanan darah pada lansia. Dengan adanya
peran keluarga tersebut, diharapkan lansia tetap dalam keadaan optimal dan produktif
hingga akhir hayatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
dukungan keluarga tentang kepatuhan diet hipertensi pada lansia dengan
menggunakan desain deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60
keluarga yang memiliki lansia dengan penyakit hipertensi, data lansia dengan
penyakit hipertensi diperoleh dari Puskesmas Pembantu Kelurahan Persiakan Tebing
Tinggi. Penentuan jumlah sampel diambil dengan menggunakan teknik total
sampling. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 05 April sampai 24 April 2017
menggunakan kuesioner berisi pernyataan tentang data demografi dan dukungan
keluarga tentang kepatuhan diet hipertensi pada lansia. Dari penelitian diperoleh hasil
bahwa responden sudah memberikan dukungan pada lansiatentang kepatuhan diet
hipertensi dalam kategori baik sebanyak 37 orang (61,7%). Saran untuk penelitian
selanjutnya dapat meneliti mengenai pola gaya hidup dilihat pada saat pra lansia usia
45 tahun.
1. Latarbelakang
Populasilansia di AmerikaSerikatmengalamipeningkatansebanyak>1.000
populasiduniadandiperkirakanjumlahtersebutakanterusmeningkatseiringdenganpening
(11%) orang yang berusia 50 tahunkeatas, dan +5,3 juta orang (4,3%) berusia 60
duniamenyandangtekanandarahtinggi,
danjumlahinicenderungterusmeningkat.Diperkirakanpadatahun 2025
MenurutKemenkes RI (2013),
menyatakanbahwapenyakitterbanyakpadalansiaadalahpenyakithipertensidenganpreval
laki-laki (OR 1,3) pendidikanrendah (OR 1,6) obesitas (OR 2,8) danobesitas
menaungibeberapapuskesmassalahsatunyaadalahPuskesmasPabatupadatahun 2013
dariPuskesmasPembantuKelurahanPersiakanyang di
KelurahanPersiakanTebingTinggisebanyak6.370 orang
Asupangaramsepertinatrium yang
berlebihdapatmenyebabkankonsentrasinatrium di dalamcairanekstraselulermeningkat,
berjudulhubungangayahidupdanpolamakandengankejadianhipertensipadalansia di
mengalamihipertensisebesar 26,4%.
Hasilanalisisbivariatmenunjukkanadahubunganantaraaktivitasfisik(p=0,024
berhubungandengankejadianhipertensi.
berjudulhubunganantaratingkatpengetahuantentang diet
hipertensidengankejadiankekambuhanhipertensilansia di
DesaMancasanwilayahKerjaPuskesmas I BakiSukoharjo,menyatakanbahwa 18
jarangmengalamikekambuhanhipertensi.
Diet menjadisalahsatumetodepengendalianhipertensisecaraalami.Pelaksanaan
tinggiseratdanmelakukanaktivitasolahraga.Tujuandilakukannya diet
hipertensiuntukmembantumenurunkantekanandarah, menurunkanresikoobesitas,
sedangdilaksanakandiperlukanadanyadukungandarikeluarga.
Keluargamerupakansupport
systemutamabagilansiadalammempertahankankesehatannya (Maryam,
2008).Adanyadukungankeluargaakanmemberikankekuatandanmenciptakansuasanasal
respondentidakpatuhdalamdiithipertensi.
Ketidakpatuhanrespondenyaitulansiadalampelaksanaandiithipertensikarenaresponden
rumahtidaksesuaidengandiithipertensi.
berjudulKepatuhanLansiaPenderitaHipertensidalamPemenuhan Diet
hipertensi.
telahdilakukanpenelitidanpengukurantekanandarah yang
dilakukanpadasaatposyandulansia di
memilikitekanandarahtinggimengatakantekanandarahnyaseringmeningkatkarenamera
tinggalbersamakeluargatidakadadiingatkanmakananapasaja yang
mengingatpentingnyadukungankeluargatentangkepatuhan diet
hipertensipadalansiasangatberpengaruhterhadappeningkatantekanandarahpadalansiad
enganhipertensi,
makapenelititertarikmelakukanpenelitianmengenaidukungankeluargatentangkepatuha
1.2 RumusanMasalah
Rumusanmasalahberdasarkanuraianlatarbelakangdiatasyaitu
bagaimanadukungankeluargatentangkepatuhandiet hipertensipadalansia di
PuskesmasPembantuKelurahanPersiakanTebingTinggi.
1.3 PertanyaanPenelitian
PuskesmasPembantuKelurahanPersiakanTebingTinggi.
1.4 Tujuanpenelitian
Penelitianinibertujuanuntukmengetahuibagaimanagambarandukungankeluarga
PuskesmasPembantuKelurahanPersiakanTebingTinggi.
1.5 Manfaatpenelitian
1.5.1BagiPendidikanKeperawatan
Hasilpenelitianinidiharapkandapatmenjadiinformasitambahanbagipendidikank
eperawatandalammemberikandukungankeluargatentangkepatuhan diet
hipertensipadalansia.
1.5.2BagiPelayananKeperawatan
Penelitianinidiharapkandapatmenjadimasukanbagipelayanankeperawatan
agardapatmemberikaninformasikepadamasyarakatmengenaipentingnyadukungankelu
1.5.3 BagiPenelitianKeperawatan
Sebagaiinformasimengenaipentingnyadukungankeluargatentangkepatuhandiet
hipertensipadalansia.Dan
pdilihatpadasaatpralansiausia 45 tahun.
1.5.4BagiKeluarga
Sebagaiinformasimengenaipentingnyadukungankeluargatentangkepatuhan
diet hipertensipadalansia.Dan
diharapkankeluargadapatmemberikandukungankepadalansia yang
anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan.
terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
yang terdiri dari individu-individu yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan
saling tergantung, yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan tertentu.
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
2008). Dengan adanya peran keluarga tersebut, diharapkan lansia tetap dalam
menyatakan bahwa bentuk keluarga terdiri dari keluarga tradisional dan keluarga non
tradisional, yaitu :
Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu satu orang yang mengepalai keluarga
besar tiga generasi. f) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia. g) Jaringan
keluarga besar.
dari : a) Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah. b) Pasangan
yang memiliki anak tanpa menikah. c) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah
keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogamy dengan anak-anak yang secara
terdiri dari :a) Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu
dan anak-anak. b) Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi dan
sebagainya. c) Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d) Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena perceraian
berpoligami dan hidup secara bersama-sama. f) Keluarga kabitas yaitu dua orang
kesehatan.
keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka,
kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam
keluarga merupakan modal dasar dalam member hubungan dengan orang lain diluar
dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai. c) Ikatan dan
identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.
penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya. Fungsi afektif merupakan “sumber
atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat
terpenuhi.
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
menambah sumber daya manusia.Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tenpat
tinggal. Banyak pasangan sekarang dengan penghasilan yang tidak seimbang antara
kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga dalam
kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :1) Mengenal masalah kesehatan setiap
tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, sehingga apabila
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Keluarga mencari pertolongan yang
sesuai dengan keadaan keluarga dan di antara anggota keluarga yang mempunyai
kepada anggota keluarga untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang
lebih parah tidak terjadi. 4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang
lambang ketenangan, keindahan, ketentraman, dan yang lebih penting adalah dapat
harus dapat memanfaatkan sumber fasilitas kesehatan yang ada di sekitar, apabila
suatu proses hubungan antar keluarga dan lingkungan sosial.Menurut Cohen & Syme
(1996) dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang
diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa
ada orang lain yang memperhatikan, menghargai, dan mencintainya (Setiadi, 2008).
kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda dalam berbagai tahap-tahap siklus
dukungan dari suami, istri atau dukungan dari saudara kandung dan dapat juga berupa
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat
cinta kasih, kehangatan dan saling mendukung dan menghargai antar anggota
mengurangi putus asa, rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari
keluarga merupakan suatu dukungan atau bantuan penuh dari keluarga dalam
yang sakit.
nasehat dan bimbingan pribadi sesuai dengan nilai-nilai dan tradisi keluarga.
2.3. Hipertensi
2.3.1 Pengertian hipertensi
Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.Tekanan darah manusia secara
alami berfluktuasi sepanjang hari.Tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila
dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang
(Palmer, 2007).
Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120–140 mmHg tekanan
hipertensi bila tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Sedangkan menurut JNC VII 2003
treatmentof high blood pressure) tekanan darah pada orang dewasa dengan usia diatas
menderita hipertensi stadium II apabila tekanan sistoliknya lebih 160 mmHg dan
diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangakan hipertensi stadium III apabila tekanan
sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 116 mmHg
(Palmer, 2007).
oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru,
peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
rasa haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal
sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat
volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan
ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah
(Sutanto, 2010).
Hipertensi primer (esensial) atau hipertensi idiopatik adalah hipertensi yang tidak
beberapa organ utama dan sistem, meliputi jantung, pembuluh darah, saraf, hormon
dan ginjal. Berbagai faktor yang diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi
(Astawan,1995).
Koartasio aorta. Hipertensi jenis ini terjadi pada 5% kasus yang terjadi di
masyarakat.Selain itu ada beberapa jenis hipertensi dengan ciri khas khusus.Isolated
lebih dari 140 mmHg namun tekanan diastolik dalam batas normal.Keadaan ini
kepala, mimisan, pusing atau migren sering ditemukan sebagai gejala klinis
tekanan darah lebih besar dari 140/90 mmHg. Gejala yang dirasakan menurut Sutanto
(2010), antara lain adalah pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur,
sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan
(jarang dilaporkan), muka pucat, suhu tubuh rendah. Tekanan darah tinggi sering
tidak dirasakan oleh penderitanya maka dianjurkan untuk memeriksa tekanan darah
ditimbulkan tekanan darah yang selalu tinggi adalah pendarahan pada selaput bening
(retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan. Organ jantung,
otak, dan ginjal sanggup menahan tekanan darah tinggi untuk waktu yang cukup
lama.Jika tekanan darah semakin tinggi makasemakin berat pula kerja jantung. Jika
tekanan darah tinggi tidak segera diobati, jantung akan menjadi lemah untuk
arteri yang mengarah pada serangan jantung atau stroke jika arteri yang mengalirkan
darah ke jantung atau ke otak tersumbat.Stroke dapat terjadi sebagai akibat dari
darah tinggi juga menimbulkan kelemahan pada arteri bagian tubuh seperti pada
dengan mengadopsi pola hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengatur diet atau
pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol, dan lemak jenuh, meningkatkan
konsumsi buah dan sayuran, serta tidak mengonsumsi alkohol atau merokok.
makanan berminyak, seperti gorengan, daging yang berlemak, susu full cream, dan
kuning telur. 2) Melakukan diet rendah garam dengan membatasi pemakaian garam
tinggi. 4) Melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, seperti jalan kaki cepat,
berlari, naik sepeda, dan berenang. 5) Berhenti merokok. 6) Berhenti minum kopi. 7)
Menurunkan berat badan bagi penderita obesitas. 8) Hindari stress dengan gaya dan
hipertensi, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.
Usia. Hipertensi menyerang pria pada usia di atas 31 tahun, sedangkan pada
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
berlebihan atau makan makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikkan
tekanan darah.
dalam tubuh.
perilaku pasien yang setuju terhadap instruksi atau petunjuk yang diberikan dalam
Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter
yang mengobatinya. Kepatuhan berasal dari kata patuh yaitu suka menurut perintah,
taat kepada perintah/aturan dan disiplin yaitu ketaatan melakukan sesuatu yang
perluasan perilaku individu yang berhubungan dengan minum obat, mengikuti diet
dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan petunjuk medis (Caplan, 1997 dalam
Novian, 2013).
klien untuk sembuh. b) Melakukan tingkat perubahan gaya hidup. c) Adanya warisan
budaya tertentu yang membuat kepatuhan menjadi sulit dilakukan. c) Seluruh biaya
efektif, dan harapan keluarga untuk pencapaian keberhasilan terapi (Wong, 2004).
2.4.3Diet hipertensi
Perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang mengandung
lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (dietary fiber), membawa
dibandingkan dengan obat penurun tekanan darah yang dapat menimbulkan berbagai
macam efek samping yang terjadi. Tujuan dilakukannya diet hipertensi adalah untuk
membantu menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar lemak kolesterol dan asam
urat dalam darah. Banyak makanan kesukaan bisa masuk daftar terlarang, misalnya
garam penyedap, popcorn asin, keju, dan keripik kentang (Sustrani, 2005).
memiliki peran terhadap tekanan darah. Ada beberapa kriteria makanan yang
dianjurkan untuk dikonsumsi dan perlu dihindari. Makanan yang dianjurkan untuk
dikonsumsi yaitu :
dapat mempertahankan tekanan darah yang normal. Sayuran banyak mengan- dung
vitamin dan serta. Sayur yang dapat digunakan adalah seledri, bawang, dan beberapa
mengkonsumsi buah dan sayur segar secara teratur dapat menurunkan tekanan darah.
yang kekurangan vitamin C, sumber vitamin C adalah daun singkong, mangga, jeruk,
brokoli, sawi, dan jambu biji. Makanan yang mengandung kalium tinggi merupakan
garam (natrium) serta membantu mengontrol tekanan darah yang normal. Makanan
yang mengandung kalium antara lain kedelai, kacang hijau, seledri, kacang tanah,
bayam, dan pisang. Asupan kalium yang memadai dapat mencegah naiknya tekanan
Sumber lemak tidak jenuh dan omega 3.Minyak zaitun dapat digunakan
cukup banyak yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Bahan makanan
yang mengandung asam lemak omega 3 antara lain berbagai jenis ikan laut seperti
penggunaan garam pada masakan jangan lebih dari satu sendok teh (2400mg/hari)
ada tiga macam diet rendah garam (sodium), yaitu : 1) Diet ringan, dapat
mengonsumsi 1,5 – 3 gram sodium per hari, senilai dengan 3,75 – 7,5 gram garam
dengan 1,25 – 3,75 gram garam dapur. 3) Diet berat, hanya dapat mengonsumsi
kurang dari 0,5 gram sodium atau kurang dari 1,25 gram garam dapur per hari.
secara cepat. Makanan yang berpotensi besar menaikkan tekanan darah dan makanan
yang perlu dihindari yaitu : 1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi, misalnya
jeroan, minyak kelapa, dan santan. 2) Makananan yang diolah menggunakan garam
natrium, misalnya cracker, keripik, dan makanan kering yang asin. 3) Makanan
awetan seperti sarden, sosis, kornet, atau minuman kaleng (soft drink). 4) Makanan
yang diawetkan seperti asinan, ikan asin, telur asin, selai kacang, dan pindang. 5)
Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonise, serta sumber protein hewani
yang mengandung banyak kolesterol, seperti daging merah (baik sapi maupun
kambing), kuning telur, dan kulit ayam. 6) Penyedap makanan terutama yang
keluarga.
mayoritas responden patuh pada diet hipertensi berada pada usia 60-65 tahun.
lebih tinggi.
2.5. Lansia
2.5.1 Pengertian lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Maryam, 2008). Sedangkan menurut Pasal 1
ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa
2008).
(berlanjut) secara alami. Ini dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua
makhluk hidup.
pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. Usia lanjut
(elderly) antara 60-74 tahun. Usia tua (old) antara 75-90 tahun. Usia sangat tua (very
Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas. Kelompok
usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium. Kelompok usia lanjut (65 tahun >)
sebagai senium.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lansia adalah seseorang yang sudah memasuki
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2000 dalam
Tipe tidak puas. Konflik lahir dan batin menentang proses penuaan sehingga
menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan
banyak menuntut.
Menurut Maryam, 2008 menyatakan bahwa tipe lain dari lansia adalah tipe
tipe militant dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam
menjadi beberapa tipe, yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan
bantuan langsung keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung,
lansia dengan bantuan badan sosial, lansia dipanti wreda, lansia yang dirawat di
Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory,
Menurut teori genetik dan mutasi, menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin
bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan
c. Teori stres
Teori stres mengungkapkan bila menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang
Teori radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal
Pada teori ini diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua atau usang
penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan
Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan inteligensi dapat menjadi
karakteristik konsep diri dari seorang lansia.Konsep diri yang positif dapat
yang ada.
Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
interaksi sosial (social exchange theory), teori penarikan diri (disengagement theory),
theory).
Teori ini menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu
atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.Pada lansia, kekuasaan dan prestisenya
tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk mengikuti perintah.
Teori ini merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling awal dan pertama
kali diperkenalkan oleh Gumming dan Henry (1961).Kemiskinan yang diderita lansia
c. Teori aktivitas
Teori aktivitas dikembangkan oleh Palmore pada 1965 dan Lemon et al. pada
1972 yang menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung dari bagaimana
aktivitas ini sangat positif dalam penyusunan kebijakan terhadap lansia, karena
d. Teori kesinambungan
Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada
saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat terlihat bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan
e. Teori perkembangan
lansia berfokus pada integritas ego versus keputusasaan. Integritas ego mengacu pada
lain terhadap pilihan yang telah dibuatnya merupakan keputusan terbaikbagi dirinya
Wiley (1971) dalam Maryam, dkk (2008) meyusun stratifikasi usia berdasarkan
individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan.James
Fowler dalam Maryam, dkk (2008) berpendapat bahwa perkembangan spiritual pada
lansia berada pada tahap penjelmaan dari prinsip cinta dan keadilan.
sebagai berikut :
Baik
Dukungan keluarga
tentang kepatuhan diet
Cukup
hipertensi pada lansia
Kurang
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yang
yang akan diteliti (Notoadmojo, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah keluarga
Tebing Tinggi, diperoleh jumlah lansia dengan hipertensi yaitu sebanyak 60 orang.
sampling. Pengambilan sampel secara total sampling yaitu dengan teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Setiadi, 2007).
yaitu apabila populasi kurang dari 100 maka sampel di ambil dari keseluruhan
Persiakan Tebing Tinggi dan dilaksanakan pada Februari 2017 sampai Mei 2017.
Kelurahan lainnya yang ada di Tebing Tinggi, danmudah dijangkau oleh peneliti
permohonan izin dari kampus kepada kepala Kelurahan Persiakan Tebing Tinggi dan
Polit dan Beck (2012) menjelaskan bahwa dalam melakukan penelitian perlu
dilakukan harus mempunyai keuntungan baik bagi peneliti maupun responden. Non-
bersedia ikut atau tidak untuk menjadi responden dalam penelitian ini tanpa ada unsur
paksaan atau pengaruh dari peneliti atau siapapun. Anonymity, demi menjaga
kerahasiaan peneliti tidak akan mecantumkan nama respoden tetapi diganti dengan
dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan. Informed concent, lembar
persetujuan ini diberikan kepada respoden yang akan diteliti dengan memberikan
menandatangani informed concent jika responden setuju, namun jika responden tidak
setuju penulis tidak memaksa dan menghormati keputusan yag telah diambil.
dari Kuesioner data demografi dan kuesioner dukungan keluarga tentang kepatuhan
penghasilan keluarga, hubungan dengan lansia, usia lansia, dan jenis kelamin lansia.
√) (pada pilihan
Responden memberikan jawaban dengan memberi tanda centang
Kuesioner dukungan keluarga ini dibuat sendiri oleh peneliti yang berlandaskan pada
Kuesioner ini terdiri dari 20 pernyataan berisi tentang pernyataan- pernyataan yang
skala Guttman yaitu jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” diberi skor 0,
sehingga didapatkan skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi adalah 20.
Rentang kelas
Panjang kelas (P) =
Banyak Kelas
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 20 dan banyak kelas 3 yaitu
baik, cukup, kurang, maka didapatkan panjang kelas adalah 1-6 sehingga interval
dukungan keluarga yaitu 14-20 adalah baik, 7-13 adalah cukup, dan 0-6 adalah
kurang.
4.6.1 Validitas
kesahian suatu instrumen (Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini akan
dilakukan uji validitas oleh Dosen Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang ahli
di bidang Komunitas yaitu Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS. Hasil validitas
dinyatakan valid dengan nilai CVI 1,00. Penelitian dinyatakan valid jika nilai CVI
(Content Validity Index) sama dengan 0.86 sampai 1.00 (Polit & Beck, 2012).
4.6.2 Reliabilitas
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang baik (Arikunto, 2010). Uji
yang digunakan adalah rumus KR-21. Dinyatakan relib jika nilai mencapai 0.70
biasanya sudah adekuat, namun nilai 0.80 atau lebih merupakan nilai yang sangat
menggunakan sistem komputerisasi. Dan hasil uji reliabilitas instrument adalah 0,8
dinyatakan relib.
𝑘𝑘 𝑀𝑀(𝑘𝑘−𝑀𝑀)
ri = � � �1 − �
𝑘𝑘−1 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘
Perhitungan :
𝑘𝑘 20 20
= = = 1,052
𝑘𝑘−1 20−1 19
= 64.47
kVt = 19 × 14,23
= 270.37
64,47
Koefisien Reliabilitas = 1,052 × �1 − �
270,37
= 0,8016
= 0,8
Rencana pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
Keperawatan USU. Setelah mendapat izin tersebut kemudian diberikan kepada kepala
memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini.
kuesioner kepada responden dan responden diberi waktu 20 menit untuk mengisi
kuesioner tersebut.
Pengumpulan data dilakukan selama 20 hari. Hari pertama sampai hari keenam
ketujuh sampai hari keempat belas pada responden di lingkungan 3 dan 4 dan pada
hari kelima belas sampai hari kedua puluh pada responden di lingkungan 5 dan 6.
Setelah semua data telah dikumpul, maka peneliti melakukan analisa data dengan
menggunakan komputerisasi.
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul dimulai dari pengolahan
data dengan memeriksa (editing) untuk semua kelengkapan identitas dan data dari
responden serta memastikan bahwa data tersebut telah di isi. Kemudian data yang
Selanjutnya setelah ditabulasi diberi skor sesuai dengan jawaban yang diberikan
kepatuhan diet hipertensi pada lansia. Analisis ini hanya menganalisis distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoadmodjo, 2010). Maka hasil analisa
data penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
persentase.
pengumpulan data pada bulan April 2017di Kelurahan Persiakan Tebing Tinggi.
dengan lansia sebagai Anak sebanyak 31 orang (51,7%), usia lansia 60-64 tahun
Distribusi frekuensi karakteristik demografi responden dapat dilihat pada tabel 5.1.1
Usia
35-44 tahun 29 48,3
45-54 tahun 12 20,0
55-64 tahun 14 23,3
65-74 tahun 5 8,4
Pendidikan Keluarga
SD 1 1,7
SMP 2 3,3
SMA 16 26,7
DIPLOMA 17 28,3
SARJANA 24 40,0
Pekerjaan keluarga
Pegawai Swasta 2 3,3
PNS 29 48,3
Wiraswasta 20 33,3
Pensiunan 9 15,1
Penghasilan Keluarga
Rp. <1.000.000,00 7 11,7
Rp. 1.000.000,00 - 27 45,0
3.000.000,00
Rp. > 3.000.000,00 26 43,3
Hubungan Keluarga
dengan Lansia
Suami 10 16,7
Istri 7 11,6
Anak 31 51,7
Menantu 9 15,0
Saudara Kandung 3 5,0
Usia Lansia
60-64 tahun 37 61,7
65-69 tahun 14 23,3
>70 tahun 9 15,0
lansia
dukungankeluarga tentang kepatuhan diet hipertensi pada lansia dapat dilihat pada
tabel 5.2.1
Kategori F %
Baik 37 61,7
Cukup 17 28,3
Kurang 6 10,0
Jumlah 60 100,0
hipertensi dalam kategori baik sebanyak 37 orang (61,7%), kemudian diikuti kategori
cukup sebanyak 17 orang (28,3%) dan terakhir kategori kurang sebanyak 6 orang
baik.
dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet hipertensi di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango termasuk dalam kategori baik (86,7%), dimana dukungan
keluarga merupakan segala bentuk perilaku dan sikap positif yang diberikan keluarga
kepada salah satu anggota keluarga yang sakit yaitu anggota keluarga yang
dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien hipertensi termasuk dalam
Teori yang mendukung hasil penelitian ini adalah teori dari Friedman (2010)
diantaranya yaitu :
1. Dukungan emosional
diberikan keluarga kepada lansia tentang kepatuhan diet hipertensi yaitu sebanyak 59
responden (98,3%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yenni (2011) yang
harus diberikan perhatian dan kasih sayang agar lansia tidak merasa sendiri dalam
yang diberikan keluarga berupa perhatian, kasih sayang dan empati. Menurut
kasih, kehangatan dan saling mendukung dan menghargai antar anggota keluarga.
2. Dukungan informasional
yang diberikan keluarga kepada lansia tentang kepatuhan diet hipertensi yaitu
informasi yang efektif berpeluang 6,7 kali memiliki perilaku baik dibandingkan
dengan lansia hipertensi yang tidak mendapatkan dukungan informasi dari keluarga.
Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena
informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada
individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah adalah nasehat, usulan, saran,
atau bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam bentuk memberikan saran atau
3. Dukungan instrumental
diberikan keluarga kepada lansia tentang kepatuhan diet hipertensi yaitu sebanyak 48
responden (85,0%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yenni (2011),
dimana dukungan instrumental yang didapat lansia sudah dalam kategori baik, yaitu
diantaranyakesehatan pasien dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat dan
4. Dukungan penilaian
diberikan keluarga kepada lansia tentang kepatuhan diet hipertensi yaitu sebanyak 57
Yenni (2011), dimana 78% lansia sudah mendapatkan dukungan penilaian yang baik.
pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga. Penilaian
dalam bentuk penghargaan yang diberikan kepada pihak lain berdasarkan kondisi
mempengaruhi diet hipertensi pada lansia yaitu usia, jenis kelamin, pendapatan,
merawat lansia mayoritas berkisar antara 35-44 tahun dan hubungan keluarga dengan
lansia mayoritas adalah sebagai anak berjumlah 31 orang. Seperti yang dikatakan
oleh Friedman, Bownen, & Jones (2010) bahwa kepatuhan anak seperti rasa hormat
terhadap orangtua, kakek/nenek dan orang yang lebih tua, merupakan suatu nilai yang
diasuh dengan tinggi di dalam keluarga Asia tradisional. Hal ini menjelaskan bahwa
anak harus membayar kembali cinta dan asuhan orangtua dengan merawat mereka
penyakit yang dirasakan dan akan secepat mungkin untuk mencari pencegahan agar
penyakit dapat diatasi sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada
sarjana 40,0% ini sangat berpengaruh pada status pengetahuan seseorang tentang
memutuskan terapi maupun diet yang sesuai dengan kondisinya untuk mereda
tinggi akan lebih mudah mendapatkan informasi dan pengetahuan terkait kesehatan,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Komaling (2015) yang menyatakan bahwa
adanya hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
pada pasien hipertensi yang dimana dukungan keluarga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kepatuhan diet hipertensi pada lansia di wilayah kerja Tinoor.
kesehatannya. Peran keluarga dalam merawat lansia antara lain untuk menjaga dan
Dengan adanya peran keluarga tersebut, diharapkan lansia tetap dalam keadaan
6.1 Kesimpulan
kategori baik sebanyak 37 orang (61,7%). Keluarga yang tinggal bersama lansia
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan beberapa saran
Tebing Tinggi :
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi tambahan untuk mahasiswa
kesehatan lainnya.
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pelayanan
komunitas.
dengan melakukan penelitian mengenai pola gaya hidup dilihat pada saat pra lansia
usia 45 tahun.
Hasil penelitian ini diharapkan keluarga dapat termotivasi lagi dalam memberikan
dukungan dikarenakan dukungan keluarga sangat penting bagi lansia dalam menjalani
Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Mahendra, B., Darmawan, R. (2008).
Care Your Self Hipertensi. Jakarta : Penebar plus.
Fitriani, E. (2015). Pola Kebiasaan makan penderita hipertensi lanjut usia pada
orang Minangkabau di Jakarta. (http://core.kmi.open.ac.uk /display/121
43041.Diakses pada tanggal 12 Januari 2017).
Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga, Riset, Teori, &
Praktik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Herlina, L., dkk. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Lansia
Dalam Pengendalian Hipertensi (http://jurnal.unimus.ac.id/indeks. php/JKK/
article/view/ 987/ 1036Diakses tanggal 20 September 2016 ).
Mahmudah, S., Maryusman, T., Arini, A. F., Malkan, I., Hubungan Gaya Hidup Dan
Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Sawangan Baru Kota Depok Tahun 2015. (http://journals.ums.ac.id/
index.php/biomedika /article/view/ 2915/1837 Diakses pada tanggal 12
Januari 2017).
Palmer, A. (2007). Tekanan darah tinggi. Alih bahasa Elizabeth Yasmine. Penerbit
Erlangga
Pusat Data dan Informasi Kemetrian Kesehatan RI. Data Lansia Indonesia.
(www.infodatin-lansia.pdf.2014Diakses tanggal 20 September 2016).
Putri, R.A (2014). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi
Dengan Kejadian Hipertensi Lansia Di Desa Mancasan Wilayah Kerja
Puskesmas I Baki Sukoharjo.(http:// eprints. ums.ac.id/37840/14/NASKAH%
20 PUBLIKASI.pdfDiakses tanggal 12 Januari 2017).
2016 2017
No. Uraian Kegiatan
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust
Mengajukan judul penelitian dan
1.
penyusunan Bab 1
2. Menyusun Bab 2
3. Menyusun Bab 3
4. Menyusun Bab 4
5. Menyerahkan proposal penelitian
6. Sidang proposal penelitian
7. Revisi proposal penelitian
8. Uji validasi instrumen
9. Uji etik penelitian
Uji reliabilitas instrumen
Analisis hasil ujian reliabilitas
Revisi instrumen berdasarkan hasil uji
10. Pengumpulan data responden
11. Analisis data
12. Penyusunan laporan
13. Sidang akhir penelitian
14. Perbaikan laporan akhir
15. Penyusunan manuskrip
Penyerahan laporan dan manuskrip
16.
yang telah disetujui pembimbing
Kepada, Yth
Calon Responden Penelitian
Di-
Tempat
Dengan Hormat,
Utara. Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program S-1 Ilmu keperawatan
pengisian kuesioner yang akan saya lampirkan pada surat ini. Saudara berhak
berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini. Jika saudara setuju terlibat dalam
Peneliti
Maghfirah Utari
Nim.131101015
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan
Nim : 131101015
Tinggi”.
mestinya.
Medan, ______________2017
(______________________)
Nama dan Tanda Tangan
KUESIONER PENELITIAN
No responden :
Hari/Tanggal :
Alamat :
Petunjuk Pengisian:
Keluarga diharapkan :
1. Usia :
2. Pendidikan Keluarga : ( ) SD
( ) SMA
( ) SMP
( ) Diploma
( ) Sarjana
( ) Wiraswasta
( ) Tidak bekerja
( ) Anak/Menantu
( ) Saudara kandung
( ) 65- 69 tahun
( ) ≥70 tahun
( ) Perempuan
Petunjuk Pengisian:
a. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi yang
dialami
Dukungan Emosional
kasih sayang
hipertensi
kesehatan
Dukungan Instrumental
Keterangan :
S = R – LO
LO = angka penilaian validitas terendah
C = angka penilaian validitas tertinggi
R = angka yang diberikan oleh penilai
n = jumlah penilai ahli
Uji Validitas Instrumen Isi Dukungan Keluarga tentang Kepatuhan Diet Hipertensi
pada Lansia.
𝑘𝑘 𝑀𝑀(𝑘𝑘−𝑀𝑀)
ri = � � �1 − �
𝑘𝑘−1 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘
Keterangan :
1 = Bilangan konstan
Perhitungan :
𝑘𝑘 20 20
ri = = = = 1,052
𝑘𝑘−1 20−1 19
= 64.47
kVt = 19 × 14,23
= 270.37
64,47
Koefisien Reliabilitas-21 = 1,052 × �1 − �
270,37
= 0,8016
= 0,8
Frequencies
Statistics
Hubungan Jenis
No, Usia, Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Keluarga dengan Usia kelamin
Responden Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Lansia Lansia lansia
N Valid 60 60 60 60 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Usia,Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35-44 tahun 29 48.3 48.3 48.3
45-54 tahun 12 20.0 20.0 68.3
55-64 tahun 14 23.3 23.3 91.6
65-74 tahun 5 8.4 8.4 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pendidikan Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 1 1.7 1.7 1.7
SMP 2 3.3 3.3 5.0
SMA 16 26.7 26.7 31.7
DIPLOMA 17 28.3 28.3 60.0
SARJANA 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pekerjaan Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pegawai swasta 2 3.3 3.3 3.3
PNS 29 48.3 48.3 51.6
Wiraswasta 20 33.3 33.3 84.9
Pensiunan 9 15.1 15.1 100.0
Total 60 100.0 100.0
Usia Lansia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60-64 tahun 37 61.7 61.7 61.7
65-69 tahun 14 23.3 23.3 85.0
>70 tahun 9 15.0 15.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Statistics
No So So So So So So So So So So So So So So So So So So Soa Soal
Responden al al al al al al al al al al al al al al al al al al l 19 20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
N Valid 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
No Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
2 1 1.7 1.7 3.3
3 1 1.7 1.7 5.0
4 1 1.7 1.7 6.7
5 1 1.7 1.7 8.3
6 1 1.7 1.7 10.0
7 1 1.7 1.7 11.7
8 1 1.7 1.7 13.3
9 1 1.7 1.7 15.0
10 1 1.7 1.7 16.7
11 1 1.7 1.7 18.3
12 1 1.7 1.7 20.0
13 1 1.7 1.7 21.7
14 1 1.7 1.7 23.3
15 1 1.7 1.7 25.0
16 1 1.7 1.7 26.7
17 1 1.7 1.7 28.3
18 1 1.7 1.7 30.0
19 1 1.7 1.7 31.7
20 1 1.7 1.7 33.3
21 1 1.7 1.7 35.0
22 1 1.7 1.7 36.7
23 1 1.7 1.7 38.3
24 1 1.7 1.7 40.0
25 1 1.7 1.7 41.7
26 1 1.7 1.7 43.3
27 1 1.7 1.7 45.0
28 1 1.7 1.7 46.7
29 1 1.7 1.7 48.3
30 1 1.7 1.7 50.0
31 1 1.7 1.7 51.7
32 1 1.7 1.7 53.3
33 1 1.7 1.7 55.0
Soal 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 14 23.3 23.3 23.3
iya 46 76.7 76.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 18 30.0 30.0 30.0
iya 42 70.0 70.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 12 20.0 20.0 20.0
iya 48 80.0 80.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 31 51.7 51.7 51.7
iya 29 48.3 48.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 30 50.0 50.0 50.0
iya 30 50.0 50.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 3 5.0 5.0 5.0
iya 57 95.0 95.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 4 6.7 6.7 6.7
iya 56 93.3 93.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 9
Soal 10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 5 8.3 8.3 8.3
iya 55 91.7 91.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 14 23.3 23.3 23.3
iya 46 76.7 76.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 9 15.0 15.0 15.0
iya 51 85.0 85.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 11 18.3 18.3 18.3
iya 49 81.7 81.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Soal 14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 21 35.0 35.0 35.0
iya 39 65.0 65.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Jumlah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 37 61.7 61.7 61.7
cukup 17 28.3 28.3 90.0
kurang 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Riwayat Pelatihan :