SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
i
Universitas Sumatera Utara
ii
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Bakteri pada Tangan Penjual
Makanan di Kawasan SD di Kelurahan Tanjung Rejo” yang merupakan salah satu
syarat kelulusan pendidikan sarjana kedokteran pada Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Tetty Aman Nasution,M.Med,Sc selaku dosen pembimbing atas
kebaikannya yang telah meluangkan waktu, membimbing, mendukung,
dan mengarahkan penulis dari pembuatan skripsi sampai pembuatan hasil
penelitian sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Dr. dr.T. Siti Hajar Haryuna, Sp. T.H.T.K.L(K) selaku ketua penguji dan
dr. Selvi Nafianti, M.Ked(Ped), Sp.A(K) selaku anggota penguji yang
memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Dr. dr. Blondina Marpaung, Sp. PD-KR selaku dosen pembimbing
akademis penulis yang telah banyak membantu dan memberikan arahan
serta motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Orang tua penulis J.Hutagaol dan Nirwana Br.Bangun yang selalu
memberikan dukungan, kasih saying dan motivasi yang paling besar
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
iii
iv
vi
vii
viii
1. SD : Sekolah Dasar
2. IR : Incidence rate
3. APIC : The Association for Professionals in Infection Control
4. DNA :Deoxyribonucleic acid
5. WHO : World Health Organization
6. TBC : Tuberculosis
7. VTEC : Verocytotoxin-producingEscherichia Coli
8. EPEC : Enteropathogenic Escherichia Coli
9. ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
10. CDC : Centers for Disease Control and Prevention
11. BHI : Brain heart infusion
12. TSI : Triple Sugar Iron Agar
13. SPSS : Statistical Product and Service Solutions
14. BSC : Biological Safety Cabinet
15. MSA : Manitol Salt Agar
16. LD 50 : Lethal dose 50
17. ID 50 : Infectious dose 50
ix
xi
1.1.Latar Belakang
Penanganan makanan dengan kebersihan pribadi yang buruk bisa menjadi
sumber infeksi potensial karena bakteri patogen (Mohtaram, 2017), tangan dari
pekerja layanan makanan siap saji telah terbukti menjadi vektor dalam penyebaran
penyakit bawaan makanan, terutama karena kebersihan pribadi yang buruk dan
menyumbang sekitar 97% penyakit bawaan makanan di tempat pelayanan
makanan dan rumah. Makanan yang diolah dan disajikan dengan tidak baik dapat
mengakibatkan diare bahkan keracunan makanan, keracunan makanan adalah
penyakit singkat yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri
(Lambrechts, 2014).
Makanan yang tidak aman mengandung bakteri berbahaya, virus, parasit atau
zat kimia, menyebabkan lebih dari 200 penyakit – mulai dari diare hingga kanker,
diperkirakan 600 juta – hampir 1 dari 10 orang di dunia jatuh sakit setelah makan
makanan yang terkontaminasi dan 420.000 orang meninggal tiap tahun, yang
mengakibatkan hilangnya 33 juta masa hidup sehat, anak-anak dibawah usia 5
tahun membawa 40 % dari beban penyakit bawaan makanan, dengan 125.000
kematian setiap tahunnya dan penyakit diare adalah penyakit yang paling umum
akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi, menyebabkan 550 juta orang jatuh
sakit dan 230.000 kematian setiap tahunnya ( Jay W, 2013).
Pada tahun 2012, dari 559.011 perkiraan kasus diare yang ditemukan dan
ditangani adalah sebanyak 216.175 atau 38,67%, sehingga angka kesakitan (IR)
diare per 1.000 penduduk mencapati 16,26 %. Capaian ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2011 yaitu 19,35% dan 2010 18,73%. Pencapaian IR ini jauh
dibawah target program yaitu 220 per 1.000 penduduk. Rendahnya IR
dikhawatirkan bukan merefleksikan menurunnya kejadian penyakit diare pada
masyarakat tetapi lebih dikarenakan kasus yang tidak terdata (under reporting
cases) (Depkes, 2012).
Berdasarkan uraian tersebut peneliti ingin mengetahui bakteri apa saja yang
terdapat pada tangan penjual makanan di Kelurahan Tanjung Rejo.
1.4.Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan data bagi peneliti
lain mengenai identifikasi bakteri yang terdapat pada tangan penjual makanan
di pinggir jalan.
2. Dapat menambah wawasan mengenai jenis-jenis bakteri yang terdapat pada
makanan sehingga dapat lebih berhati-hati dalam membeli makanan pinggir
jalan.
3. Penelitian ini bermafaat untuk menjadi salah satu acuan atau rujukan dalam
menentukan makanan yang akan dikonsumsi bagi masyarakat.
(Synder,1988). Sementara flora tetap adalah flora yang menetap di kulit yang
terdapat pada sebagian besar orang sehat yang ditemukan di lapisan epidermis
dan di celah kulit (Synder, 1988).
Flora tetap terbagi atas mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya dijumpai
pada usia tertentu dan pada bagian tubuh tertentu pula, mereka akan segera
kembali seperti semula jika terjadi perubahan lingkungan. Adanya lemak dan kulit
yang mengeras membuat flora tetap sulit lepas dari kulit meskipun dengan
surgical scrub. Oleh karena itu, dokter ahli bedah diharuskan memakai sarung
tangan, salah satu alasannya adalah karena tidak mungkin menghilangkan semua
flora atau mikroorganisme yang terdapat di kulit (Brooks, 2014).
Yang paling sering dijumpai pada flora adalah Staphylococcus epidermidis
dan Staphylococcus koagulase negatif lainnya, Corynebacterium dengan densitas
populasi antara 102- 103 CFU / cm2(Trampuz & Widmer, 2004) . Flora tetap tidak
bersifat patogen, kecuali Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat menyebabkan
penyakit jika telah mencapai jumlah 1.000.000 atau 106 per gram, suatu jumlah
yang cukup untuk memproduksi toksin (Snyder,cit.Snyder,2001) .Flora anaerobik
seperti Propionibacterium acne, tinggal di lapisan kulit lebih dalam, dalam folikel
rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (Strohl, et al.,2001).
Jumlah dan jenis mikroorganisme bervariasi dari satu individu ke individu
lainnya dan berbeda di antara regio tubuh. Sebagian besar mikroorganisme tetap
tidak berbahaya (Synder, 1988; Strohl, et al.,2001) .Flora transien akan mati atau
dapat dihilangkan dengan cuci tangan, sedangkan flora tetap yang sering dijumpai
di bawah kuku, sulit dihilangkan. Flora tetap akan selalu ada dan bertahan hidup
(survive), terlebih bila tempat tersebut menyediakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan mikroba. Berkeringat berlebihan atau pencucian dan mandi tidak
menghilangkan atau mengurangi secara bermakna jumlah flora tetap (Synder,
1988).
Bakteri yang dapat diidentifikasi pada tangan dapat dibagi atas dua kategori,
residen atau transien. Flora residen meliputi mikroorganisme yang menempati
bagian bawah sel- sel superfisial pada stratum corneum dan juga dapat ditemukan
pada permukaan kulit. Spesies dominan yang dapat ditemukan adalah
Staphylococcus epidermidis. Bakteri residen lain termasuk S. Hominis dan jenis
staphylococci lainnya, selanjutnya diikuti oleh bakateri-bakteri coryneform seperti
propionibacteria, corynebacteria, dermobacteria dan micrococci. Jamur yang
paling banyak pada flora normal kulit adalah Pityrosporum sp. (WHO, 2012)
Terdapat 2 fungsi flora residen, yaitu : antagonis terhadap mikroorganisme
yang merugikan dan kompetisi terhadap nutrisi pada ekosistem. Secara umum
flora residen jarang dikaitkan dengan infeksi, namun dapat menyebabkan infeksi
pada daerah steril tubuh, mata atau kulit yang mengalami kerusakan (Kenneth,
2012).
Pada normalnya flora transien tidak dijumpai pada permukaan tangan. Flora
transien berkoloni, bertahan dan berkembang biak pada telapak tangan. Biasanya
koloni flora transien didapat melalui kontak kulit dengan kulit yang memiliki
koloni flora transien. Kemampuan transmisi dari flora transien dipengaruhi oleh
jenis flora transien, jumlah flora normal pada kulit, dan tingkat kelembaban kulit.
Beberapa contoh flora transien yang dominan adalah S. aureus, basil gram negatif
atau yeast (Brooks, 2014).
2.2. Bakteri
2.2.1. Definisi Bakteri
Bakteri merupakan sekelompok besar mikroorganisme sel tunggal. Beberapa
menyebabkan infeksi dan penyakit pada hewan dan manusia, bakteri sebagai
makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak
terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada membran inti. Bentuk
DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoid. Pada DNA
bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas ekson saja. Bakteri juga
memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang
berbentuk kecil dan sirkuler (Brooks, 2014).
2.3. Escherichia
Genus Escherichia saat ini terbagi atas lima spesies. Namun, E.coli adalah
spesies yang paling sering dijumpai pada manusia.
2.3.2.Patogenesis
Fimbriae mempermudah bakteri melekat ke permukaan mukosa usus dan
traktur urinarius, seperti bakteri gram – negatif lainnya. E.coli memiliki
2.4. Klebsiella
Genus Klebsiella memiliki sejumlah spesies, seperti K. Pnuemoniae, K.
Aerogenes, dan K. Oxytoca, species-species ini dipisahkan berdasarkan tes
biokimia. Patogenesisnya ditentukan melalui produksi kapsul dan endotoksin.
Terdapat banyak serotipe kapsular (Eliott, 2009).
2.4.2.Patogenesis
Klebsiella umumnya memproduksi beta-lactamase dan resisten terhadap
ampisilin. Sefalosporin ( misalnya : sefotaksim dan sefriakson). Penisilin stabil
beta-lactamase, dan aminoglikosida ( misalnya : gentamicin dan amikasin) sering
digunakan untuk mengobati infeksi Klebsiella tetapi adanya galur-galur resisten
yang terus berkembang dapat membatasi pilihan antibiotik (Eliott, 2009).
2.5. Salmonella
Genus Salmonella memiliki banyak species (lebih tepatnya, serotype).
Salmonella Typhi dan Salmonella serotype Paratyphi menyebabkan demam
enterik (tifoid dan paratifoid), Salmonella lainnya menyebabkan enteritis (Eliott,
2009).
2.5.1. Klasifikasi
Salmonella genus bersifat kompleks, dengan sekitar 2000 serotype di
dalamnya. Banyak dari serotype ini diberi nama binomial. Misalnya Salmonella
typhimurium dan Salmonella enteritidis, meskipun keduanya bukan species yang
berbeda, hanya berbeda dalam serotype. Dalam praktis klinis, laboratorium
mengidentifikasi berdasarkan nama binomial (Eliott, 2009).
2.5.2. Patogenesis
Salmonella memiliki antigen H (flagela) dan O (somatik). Terdapat lebih dari
60 antigen O dan masing-masing galur mungkin memiliki beberapa antigen O dan
H. Antigen H dapat memiliki bentuk-bentuk yang berbeda, yang disebut „fase‟.
Salmonella serotype Typhi juga memiliki antigen kapsul disebut „Vi‟ (untuk
virulensi), yang menyebabkan Salmonella seotype Typhi bersifat invasif (Eliott,
2009).
2.6.3.Air
Air merupakan pelarut universal, dan selama ini digunakan untuk
membersihkan tangan dari kotoran maupun kontaminan. Walau begitu, air tidak
dapat secara langsung menghilangkan bahan-bahan hidrofobik seperti lemak dan
minyak yang sering terdapat pada tangan yang kurang bersih. Maka dari itu
penggunaan air harus diikuti dengan sabun ( Madappa, 2012).
Kualitas air juga sangat menentukan efektifitas dari mencuci tangan.Air
dengan kontaminan yang tinggi terbukti kurang efektif jika digunakan dalam
mencuci tangan.Faktor lain seperti suhu juga memiliki pengaruh dalam efektifitas
mencuci tangan ( Madappa, 2012).
Transmisi bakteri
penyebab penyakit
- Keracunan
- Diare
Personal hyegiene
Kesehatan
- Mencuci tangan Penjual makanan
lingkungan
- Sanitasi alat pinggir jalan
- Sanitasi
lingkungan
Bakteri patogen
- Klesiella Bakteri non patogen:
Identifikasi bakteri di - Staphylocuccus
spp.
Laboratorium aureus
- Proteus spp.
Mikrobiologi - Staphylococcus
- Escherichia
coli epidermidis
- Salmonella - Streptococcus
Keterangan:
= Variabel perancu
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel perancu
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April – Desember tahun
2017. Tempat pengumpulan sampel akan dilakukan di di kawasan SD di
kelurahan Tanjung Rejo, pemilihan tempat ini dikarenakan kurangnya perhatian
para pedagang makanan siap saji terhadap kebersihan tangannya, dan belum
adanya penelitian tentang deteksi bakteri patogen pada tangan penjual makanan di
kawasan SD di kelurahan Tanjung Rejo. Tempat uji laboratorium pada penelitian
ini akan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatra Utara mengingat bahwa laboratorium ini merupakan laboratorium
terdekat sehingga dapat mengurangi durasi waktu yang diperlukan dalam
pengiriman sampel.
17
Sampel dari penelitian ini merupakan swab tangan penjual makanan dengan
besar sampel minimal yang digunakan pada penelitian ini, di tentukan dengan
menggunakan metode deskriptif kategorik (Dahlan, 2009).
N=
N = Besar sampel
Zα = Deviat baku alfa
P = Proporsi kategori variabel yang diteliti
Q = 1-P
d = Presisi
N=
N=
N=
3.6.DEFINISI OPERASIONAL
1. Pedagang makanan siap saji adalah pedagang kaki lima yang menjual
makanan yang telah siap diolah sehingga bisa langsung disajikan kepada
pembeli. Seperti, pedagang buah, pedagang gorengan, pedagang pecal,
pedagang roti, dan pedagang kaki lima yang lainnya yang berada di kawasan
SD di kelurahan Tanjung Rejo
2. Penjual makanan yang berdara di kawasan SD di kelurahan Tanjung Rejo
akan diswab tangannya untuk dijadikan sampel penelitian.
3. Laboratorium Mikrobiologi FK USU adalah tempat untukmelakukan isolasi
bakteri tertentu yang dilakukan untuk menentukan kemungkinan adanya suatu
kandungan bakteri dalam uang kertas melalui proses kultur, pewarnaan gram,
pemeriksaan mikroskop dan reaksi biokimia terhadap karakteristik suatu
bakteri tertentu.
4. Identifikasi Bakteri Patogen adalah isolasi bakteri yang dapat menyebabkan
suatu kejadian penyakit infeksi tertentu pada manusia
a. Cara ukur : Identifikasi bakteri
b. Alat ukur : Kultur bakteri, mikroskop, dan uji biokimia
c. Hasil ukur : a. Morfologi koloni secara Makroskopis
c. Reaksi metabolik
Gambar 4.3 MSA (Manitol Salt Agar) tempat mengkultur jenis coccus
Bakteri yang menunjukkan hasil positif terhadap uji MSA akan dilakukan uji
katalase
Gambar 4.3 Uji Katalase untuk menentukan golongan bakteri katalase positif atau negatif
Sementara gram negatif dilakukan uji reaksi biokimia yang bertujuan
untuk mengidentifikasi jenis bakteri pada sampel (Susan, 2006).
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dari April – Desember 2017
dengan 25 sampel dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ditemukan bakteri patogen pada sampel tangan pedagang sebanyak 14
sampel (56%).
2. Ditemukan bakteri non patogen pada sampel tangan pedagang
sebanyak 11 sampel (44%).
3. Jenis-jenis bakteri yang ditemukan pada tangan penjual makanan
adalah Escherichia coli, Klebsiella spp., Proteus spp., Staphylococcus
aureus dan Staphylococcus epidermidis.
4. Bakteri yang terbanyak ditemukan pada tangan pedagang makanan
adalah Klebsiella spp. Sebanyak 7 sampel (28%).
5. Hygiene dari pedagang makanan di kawasan SD di Kelurahan Tanjung
Rejo diasumsikan kurang baik, dapat dilihat dari jumlah bakteri
patogen yang ditemukan 14 sampel (56%).
5.2. Saran
1. Perlunya edukasi tentang cara mencuci tangan yang benar dan
penjelasan kepada penjual makanan mengenai pentingnya mencuci
tangan dalam menjaga kebersihan tangan.
2. Perlunya edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan peralatan
makanan dan peralatan mencuci untuk menjaga kebersihan makanan
yang dijual.
31
Brooks, G.F., Carroll, K.C., Butel, J.S., Morse S.A., Mietzner, T. 2014,
MikrobiologiKedokteranJawetz, Melnick&Adelberg. Edisi 25, Penerbit
Bukukedokteran EGC, Jakarta.
Center’s for Disease Control and Prevention (CDC) .2015.
E.coli (Escherichia coli). [Diakses : 28 November 2017] Available from
:https://www.cdc.gov/ecoli/general/index.html
Charles Patrick Davis, 2013 Normal Flora
[Diaksespada : 14 Mei 2017].
Available from :https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK7617/
Dahlan, M.S., 2009. BesarSampeldan Cara PengambilanSampeldalam
PenelitandalamPenelitianKedokterandanKesehatan. Jakarta:
SalembaMedika : 34-39
Dept. Mikrobiologi FK USU., 2006. PenuntunBukuPraktikumMikrobiologiMedik.
FK USU Medan.
32
Lambrechts AA, Human IS, Doughari JH, Lues JFR. 2014. Bacterial
contamination of the hands of food handlers as indicator of hand washing
efficacy in some convenient food industries in South Africa [Diakses : 29
November 2017]. Available from
:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4121692/
Madappa, T. 2012. Escherichia Coli Infections. [Diakses : 15 April 2017]
Available from :http://emedicine.medscape.com/artickle/217485-
overview#a0104
Mohtaram N, Siavash M, Soudeh K, Maram S, Masoumeh N, Bacterial
assessment of food handlers in Sari City, Mazandaran Province, north
Iran [ Diakses : 25 April 2017 ] Available from :
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1876034116300272
Nisha Rijal, 2015. Transport Medium for Bacterial and Viral sample transport
used in Microbiology Laboratory. [Diakses : 28 November 2017].
Available from : https://microbeonline.com/transport-medium-bacterial-
viral-sample-transport-used-microbiology-laboratory/
Susan E. Sharp, Cindy Searcy, 2006. Comparison of Mannitol Salt Agar and
Blood Agar Plates for Identification and Susceptibility Testing of
Staphylococcus aureus in Specimens from Cystic Fibrosis Patients
[Diakses : 28 November 2017]. Available from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1698434/
Synder, Peter, O., 1988, A., Safe Hands Wash Program for Retail Food
Operations, Hospitaly Institute of Technology and Management. St. Paul,
Riwayat Pelatihan : Pelatihan balut bidai dan basic surgical skill TBM
FK USU
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter
pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan
hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil
karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Statistics
mikroorganism
bakteri patogen egram
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Frequency Table
bakteri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid escherichia coli 5 20.0 20.0 20.0
klebsiella spp. 7 28.0 28.0 48.0
proteus spp. 2 8.0 8.0 56.0
staphylococcus aureus 5 20.0 20.0 76.0
staphylococcus 6 24.0 24.0 100.0
epidermidis
Total 25 100.0 100.0
patogen
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid patogen 14 56.0 56.0 56.0
nonpatogen 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0