Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI PRAKTIK

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN ROM PASIF PADA KLIEN POST ORIF


PLATING ULNA DEXTRA

DI RUANG NAKULA I RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun Oleh:
Anisa
P1337420617063

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019
Step 1

Pada praktik klinik keperawatan 4 ini yang meliputi system endokrin,


musculoskeletal, mata dan THT serta immunologi, dan perkemihan. Pada minggu kedua di
RSUD KRMT Wongsonegoro saya ditempatkan di ruang Nakula 1. Untuk minggu kedua ini
saya mampu memberikan asuhan keperawtan pada pasien Post Orif Plating Ulna Dextra
dengan melakukan latihan ROM pasif untuk membantu memulihkan otot-otot yang kaku.

Step 2

Saat dikaji pada tanggal 24 September 2019, Ny. R berusia 47 tahun mengeluh tangan
kanannya sulit digerakkan setelah dilakukan operasi orif plating ulna dextra pada tanggal 23
September 2019. Dalam hal ini praktikan akan melakukan latihan ROM pasif untuk
mengatasi kekakuan pada otot.

Step 3

Dalam intervensi melakukan latihan ROM pasif akan muncul berbagai masalah.
Contoh permasalahan yang akan muncul yaitu pasien kurang kooperatif saat dilakukan
tindakan latihan ROM pasif seperti pasien diminta untuk menggerakkan tanggannya secara
perlahan tetapi pasien menganggap cara ini tidak efektif untuk mengatasi masalah kekakuan
pada otot, bahkan menimbulkan rasa nyeri akibat pergerakkan latihan.

Step 4

Jika dalam pelaksanaan asuhan keperawatan muncul permasalahan yang ada pada step
3, maka saya akan mencari solusi yang sesuai dengan permasalahan yang muncul. Misalnya
muncul masalah pasien tidak menganggap efektif bahwa melakukan latian ROM pasif dapat
menyembuhkan kekakuan pada oot dan kesulitan untuk bergerak, maka saya memberikan
pengetahuan yang lebih mudah untuk dipahami dan diterima pasien.

Step 5

Dari semua kemungkinan yang telah dianalisa dari step 1 sampai step 4, maka saya
telah melakukan tindakan pemberian edukasi dan latihan ROM pasif.

Anda mungkin juga menyukai