Anda di halaman 1dari 24

PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG

Makalah dibuat untuk mata kuliah patologi yang diampu


oleh Bapak Rodhi Hartono S.Kp, Ns, M.Kes

KELOMPOK 1 :

1. Hadania Madhita Tiara A (P1337420617010)


2. Aji Wisnu Wardhana (P1337420617012)
3. Hafidh Kumara A (P1337420617014)
4. Nur Indah P (P1337420617017)
5. Bunga Ayu Lestari (P1337420617042)
6. Ira Hadnasari (P1337420617050)
7. Hevy Nur F (P1337420617057)
8. Diah Ayu Putri Anggraini (P1337420617079)

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH
“PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Patologi
Tahun Pelajaran 2018/2019

Telah disetujui dan disahkan pada:


hari :
tanggal :

Disusun oleh :

KELOMPOK 1

Menyutujui
Dosen Pembimbing,

Rodhi Hartono S.Kp, Ns, MBiomed


NIP. 19730618 199803 1 002

KATA PENGANTAR

ii
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan nikmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG”
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan kegagalan fungsi jantung pada
manusia. Penulis masih awam dalam pembuatan makalah ini, dan sangat menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang guna
membuat makalah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Semarang, 8 februari 2018

Penulis,

Mahasiswa Sarjana Terapan


Keperawatan

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii

iii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv

BAB I PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
1
1.3 Tujuan
2
1.4 Manfaat
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1 Pengertian jantung
3
2.2 Mekanisme jantung
5
BAB III PEMBAHASAN
6
3.1 Pengertian gagal jantung
6
3.2 Jenis gagal jantung
7
3.3 Faktor penyebab gagal jantung
9
3.4 Faktor pemicu gagal jantung
12
3.5 Gejala dan tanda gagal jantung
14

iv
3.6 Mekanisme gagal jantung
15
3.7 Kasus gagal jantung di Indonesia
17
BAB IV PENUTUP
19
4.1 Kesimpulan …..19
4.2 Saran …...19

DAFTAR PUSTAKA
.20

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung
dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri
serta ventrikel kanan dan kiri. Berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh.

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi


jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolism jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
volume diastolic secara abnormal.

Gangguan pada sistem kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan utama


yang dialami masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, jantung mempunyai
suatu sistem pembentukan rangsang tersendiri. Pada zaman modern ini. Angka
kejadian penyakit jantung semakin meningkat, baik di negara maju maupun
berkembang. Penyebab yang sering ditemukan adalah gaya hidup misalnya, diet
yang salah, stress, kondisi lingkungan yang buruk, kurang olahraga, kurang istirahat
dan faktor lainnya.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka rumusan makalah ini adalah :
1. Apa itu gagal jantung?
2. Apa saja jenis gagal jantung ?
3. Apa faktor-faktor yang menyebabkan gagal jantung?
4. Apa faktor pemicu gagal jantung?
5. Bagaimana tanda dan gejala gagal jantung?
6. Bagaimana mekanisme terjadinya gagal jantung?
7. Bagaimana kasus gagal jantung di Indonesia?

1.2 Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan makalah bahwa setiap rumusan memiliki tujuan, yaitu :
a. Untuk mengetahui pengertian gagal jantung
b. Untuk mengetahui jenis –jenis gagal jantung

1
c. Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab gagal jantung
d. Untuk mengetahui Faktor pemicu gagal jantung
e. Untuk mengetahui tanda dan gejala terjadinya gagal jantung
f. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya gagal jantung
g. Untuk mengetahui seberapa banyak kasus gagal jantung di Indonesia
1.3 Manfaat Makalah
a) Bagi Institusi Pendidikan
Menambah wawasan pada siswa didik sehingga mampu mengetahui
patofisiologi gagal jantung dan dapat menangani masalah penyakit
tersebut.
b) Bagi Penulis
Menambah wawasan tentang patofisiologi gagal jantung secara luas.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jantung

Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler.


Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium
kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Berfungsi untuk memompa
darah keseluruh tubuh.

2
A. Ciri – ciri Jantung
 Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm.
 Lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.
 Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan.
Perbedaan berat jantung antara laki – laki dan perempuan .
Laki – laki : kurang lebih 300 gram.
Perempuan : kurang lebih 250 gram
 Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu
jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.
 Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari dua lembar
yaitu lamina panistalis ( sebelah luar ) dan lamina viseralis ( menempel di
dinding jantung).
 Letak Jantung
Jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,
bertumpu pada diafragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus
xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis
costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada
pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral
sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis
costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang
intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.

B. Bagian – bagian jantung

3
a. Lapisan jantung
Jantung memiliki dinding yang terdiri atas empat lapisan yaitu
1. Pericardium
2. Epicardium
3. Myocardium
4. Endocardium
b. Ruang dalam Jantung
Ada 4 ruangan dalam jantung yaitu

1. Dua Atrium ( Serambi ): atrium kanan dan atrium kiri


2. Ventrikel ( Bilik ): ventrikel kanan dan ventrikel kiri

c. Katub – katub dalam jantung


1) Katub Trikuspid
2) Katub Pulmonal
3) Katub Bikuspid
4) Katub Aorta

C. Fungsi jantung
Jantung sebagai pemompa darah keseluruh tubuh syarat pompa
jantung yg baik
 Katub à berfungsi baik
 Pengisian darah atrium dan ventrikel optimal
 Kuat kontraksi optimal
 Frekuensi jantung normal, atrium dan ventrikel bergantian

2.2 Mekanisame Kerja Jantung

a. Periode relaksasi ( Diastol )


yaitu Siklus jantung terditi atas kontraksi Atrium dan Ventrikel. Jika
serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang. Pada saat itu otot
bilik mengendor maksimum dan ruang bilik mengembang maksimum.

b. Periode Kontraksi ( Sistol )

4
Yaitu Relaksasi Atrium dan Ventrikel jika otot bilik jantung
menguncup dan darah di dalam bilik dipompa ke pembuluh nadi paru –
paru ataupun ke aorta secara bersama.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian gagal jantung

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan


fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolism jaringan atau kemampuannya hanya ada
kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal.
Secara luas gagal jantung adalah kondisi patofisiologis dimana
abnormalitas fungsi jantung bertanggung jawab terhadap gagalnya jantung
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan
menitik beratkan pada fisiologi sirkulasi.

Gambar 3.1 jantung normal dan gagal jantung

5
3.2 Jenis gagal jantung

1. Tingkat keparahan gagal jantung

Klasifikasi menurut ACC/AH Klasifikasi menurut NYHA


Stadium A Kelas 1

memiliki resiko tinggi untuk Pasien dengan penyakit jantung tetapi


berkembang menjadi gagal jantung. tidak ada pembatasan aktivitas fisik.
Tidak terdapat gangguan structural Aktivitas fisik biasanya tidak
atau fungsional jantung menyebabkan kelelahan berlebihan,
palpitasi, dispnea atau nyeri angina.

Stadium B Kelas 2

Telah terbentuk penyakit struktur Pasien dengan penyakit jantung dengan


jantung yang berhubungan dengan sedikit pembatasan aktivitas fisik.
perkembangan gagal jantung , tidak Merasa nyaman saat istirahat. Hasil
terdapat tanda dan gejala aktivitas normal fisik kelelahan, palpiasi,
dispnea atau nyeri angina.
Stadium C Kelas 3

Gagal jantung yang simpatomatis Pasien dengan penyakit jantung yang


berhubungan dengan terdapat pembatasan aktivitas fisik.
penyakitstriktural jantung yang Merasa nyaman sat isitirahat. Aktivitas
mendasari. fisik ringan menyebabkan kelelahan,
palpitasi, dispnea atau nyeri angina.

6
Stadium D Kelas 4

Penyakit structural jantung yang Pasien dengan penyakit jantung yang


lanjut serta gejala gagal jantung yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
sangat bermakna saat istirahat melakukan aktvitas fisik apapun tanpa
walaupun telah mendapat terapi ketidaknyamanan. Gejala gagal jantung
dapat muncul bahkan pada saat istirahat.
Keluhan meningkat saaat melakukan
aktivitas .

2. Berdasarkan Letak

a. Gagal jantung kanan atau gagal jantung kronis

Secara garis besar disebut CHF atau (chronic heart failure).


Gagal jantung kanan terjadi jika abnormalitas yang mendasari
mengenai ventrikel kanan secara primer seperti stenosis katub
paru atau hipertensi paru sekunder terhadap tromboembolisme
paru sehingga tejadi kongesti vena sistemik.

b. Gagal jantung kiri atau gagal jantung akut

Secara garis besar disebut juga AHF atau (acute heart


failure). Pada gagal jantung kiri, ventrikel kiri secara mekanis
mengalami kelebihan beban atau melemah, mengalami dispnea
dan ortopnea akibat dari kongesti paru.

3. Berdasarkan gangguan fungsi

a. Gagal jantung sistolik

Gagal jantung sisitolik yang utama berkaitan dengan curah jantung


yang tidak adekuat dengan kelemahan, kelelahan, berkurangnya
toleransi terhadap exercise, dan gejala lain dari hipoperfusi.

b. Gagal jantung diastolik

7
Gagal jantung diastolik berhubungan dengan penigkatan tekanan
pengisian. Pada banyak pasien yang mempunyai hipertrofi
ventrikel dan dilatasi, abnormalitas, kontraksi dan relaksasi terjadi
secara bersamaan.

3.3 Faktor-faktor penyebab gagal jantung

Penyebab gagal jantung mencakup apapun yang menyebabkan


peningkatan volume plasma sampai derajat tertentu sehingga volume
diastolik meregangkan serat-serat ventrikel melebihi panjang optimumnya.
Penyebab tersering adalah cidera pada jantung itu sendiri yang memulai
siklus kegagalan dengan mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Akibat
buruk dari menurunya kontraktitilitas mulai terjadi akumulasi volume darah
diventrikel.

Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan :

a. Disfungsi miokard atau kegagalan miokardial

b. Beban tekanaan berlebihan- pembebanan sistolik (systolic overload)

Beban sistolik yang berlebihan di luar kemampuan ventrikel (systolic


overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel
sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup.

c. Beban volume berlebihan-pembeban diastolic (diastolic overload)

Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic


overload) akan menyebabkan volume dan tekanan pada akhir diastolik
dalam ventrikel meninggi. Prinsip Frank Starling : curah jantung mula-
mula akan meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung,
tetapi bila beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu,
maka curah jantung justru akan menurun kembali.

8
d. Peningkatan kebutuhan metabolic- peningkatan kebutuhan yang
berlebihan (demand overload)

Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya


kerja jantung dimana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan
terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah jantung sudah cukup
tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh.

e. Gangguan pengisian (hambatan input)

Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk


kedalam ventrikel atau pada aliran balik vena atau venous return akan
menyenbabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang an curah
jantung menurun.

f. Kelainan otot jantung

Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot


jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi
yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup
arterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot
degenerative atau inflamasi.

g. Arterosklerosis koroner

Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran


darah keotot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung)
biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.

h. Hipertensi sistemik / pulmonal

Meningkatkan bebab kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan


hipertropi serabut otot jantung.

i. Peradangan dan penyakit miokardium

9
Berhubngan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.

j. Penyakit jantung

Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade


pericardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.

k. Faktor sistemik

Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan


peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen
sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen
ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit juga dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.

Semua situasi diatas dapat menyebabkan gagal jantung kiri


atau kanan. Penyebab yang spesifik untuk gagal jantung kanan antara
lain :

1. Gagal jantung kiri

2. Hipertensi paru

3. PPOM

Hipertensi, Infark, emboli paru, infeksi, aritmia,anemia, febris, stress


emosional, kehamilan/persalinan, pemberian infuse/transfuse
merupakan pencetus.

3.4 Faktor- faktor pemicu gagal jantung

Terjadinya gagal jantung dipicu oleh masalah-masalah kesehatan


seperti :

a. Hipertensi

Tekanan darah merupakan kekuatan yang dibutuhkan untuk memompa


darah keseluruh tubuh jika tekanan darah tinggi, maka hal ini dapat

10
menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah
keseluruh tubuh dan otomatis otot jantung akan menebal untuk
mengimbangi kinerja yang meningkat tersebut. Jika ini terus
berlangsung maka pada akhirnya jantung terlalu terbebani dan tidak
lagi kuat untuk memompa darah secara efektif. Otot-ototnya menjadi
lemah atau bisa juga menjadi terlampau kaku.

b. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung

Kondisi ini membuat pasokan darah dan oksigen ke jantung menurun


akibat menyempitnya arteri oleh tumpukan lema. Saat pembuluh darah
ke otot jantung benar-benar tersumbat dan aliran oksigen keseluruh
bagian jantung menjadi terputus. Terjadilah serangan jantung yang
dapat membuat daya pompa jantung melemah atau bahkan
menyebabkan keruakan permanen pada dinding otot jantung.

c. Kardiomiopati atau kerusakan pada otot jantung

Ada beberapa faktor yang menyebabkan resiko seseorang mengalami


kardiomiopati diantaranya adalah genetik, penggunaan obat-obatan
kemoterapi, penyalahgunaan narkoba, kecanduan alcohol, dan infeksi.

d. Miokarditus atau radang otot jantung

Penyakit ini kadang-kadang dapat berkembang dan mengarah pada


gagal jantung kiri. Umumnya penyebab miokarditus adalah infeksi
virus.

e. Kerusakan katup jantung

Katup jantung berfungsi menjaga darah yang mengalir melalui jantung


tetap berada pada jalur yang tepat. Jika katup jantung rusak, maka
aliran darah bisa terganggu. Hali ini mengakibatkan meningkatnya
beban kerja pada otot jantung.

f. Anemia

11
Saat seseorang mengalami anemia maka tubuhnya kekurangan oksigen
yang didapat dari darah. Jika kondisi ini tidak ditangani maka
kerusakan pada organ-organ tubuhnya, termasuk jantung.

g. Diabetes

Orang yang menderita diabetes memiliki resiko tekanan darah tinggi


dan penyakit jantung koroner yang meningkat.

h. Cacat jantung sejak lahir

Sebagian bayi lahir dengan kondisi sebagian bilik atau katup


jantungnya tidak terbentuk secara sempurna. Keadaan ini dapat
menyebabkan bagian jantung sisinya yang masih sehat harus bekerja
lebih keras dalam memompa darah.pada akhirnya berpotensi
mengarah kepada gagal jantung.

3.5 Tanda dan Gejala Gagal Jantung

A. Gejala gagal jantung (symptom)

Gejala utama gagal jantung adalah sesak. Penyebab sesak adalah


vascular congestion (bendungan aliran darah) akibat peningkatan
preload jantung kiri sehingga menurunkan oksigenasi pulmonal.
Penyebab sesak yang lain adalah turunya perfusi jaringan perifer.

Macam- macam sesak dapat berupa urthopnea yaitu sesak ketika


terlentang dan berkurang dengan meninggikan kepala. Ini terjadi
karena penumpukan aliran balik yang menyebabkan peningkatan
tekanan pengisian ventrikel kiri. Derajat orthopnea dapat dinilai
dengan banyaknya bantal yang digunakan oleh penederita.

Tipe sesak yang lain adalah paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)


yaitu mendadak ditengah malam. Alasan terjadinya sama seperti pada
orthopnea yaitu peningkatan teakanan pengisian ventrikel kiri.
Biasanya terbangun dan ingin menambah bantal lagi.

12
Gejala batuk dapat menyertai sesak. Batuk biasanya berdahak berwana
merah muda, dahak berbusa dan kadang-kadang ada serat darah
sebagai akibat edema(pembekakan) paru. Pasien juga tampak cemas.

Selain itu pasien dapat mengalami nocturia (banyak kencing di malam


hari ) sebagai akibat dari peningkatan renal blood flow (aliran darah
ke ginjal) pada malam hari.

B. Tanda gagal jantung (sign)

Sedangkan tanda yang dijumpai adalah edema (pembengkakan) pada


daerah di bawah jantung yaitu daerah ektremitas bawah dan daearah
perineal. Ini disebabkan tingginya tekanan hidostatik pembuluh balik
sehingga terjadi transudasi (peresapan cairan) dari vena ke daerah
interstisial. Tranudasi dirongga abdomen disebut asites. Tanda edema ini
dominan pada gagal jantung kanan. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai
pembesaran jantung dan liver.

3.6 Mekanisme Gagal Jantung

13
14
PATOFISIOLOGI

Kelainan intrinsic pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung
iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas
ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan meningkatkan volume
residu ventrikel.

Dengan meningkatnya EDV (volume akhir diastolic ventrikel), maka terjadi pula
pengingkatan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan
tekanan tergantung dari kelenturan ventrikel. Dengan meningkatnya LVEDP, maka
terjadi pula peningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel
berhubungan langsung selama diastole. Peningkatan LAP diteruskan ke belakang ke
dalam anyaman vascular paru-paru, meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-
paru.

Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik
vascular, maka akan terjadi transudasi cairan ke dalam intertisial. Jika kecepatan
transudasi cairan melebihi kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema
intertisial.

Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam


alveoli dan terjadilah edema paru-paru. Tekana arteria paru-paru dapat meningkat
sebagai respon terhadap peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary
meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seperti

15
yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, di mana akhirnya
akan terjadi kongesti sistemik dan edema.

Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat dieksaserbasi
oleh regurgitasi fungsional dari katup-katup trikuspidalis atau mitralis bergantian.
Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus katup
atrioventrikularis, atau perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan korda
tendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang (smeltzer 2001).

3.7 Kasus Gagal Jantung

Tabel4. Estimasi Penderita Penyakit Jantung Koroner, Gagal Jantung, dan


Stroke Umur ≥15 Tahun
Menurut Kelompok Umur Tahun 2013

Sumber: Diolah berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar2013,


Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin
Kementerian Kesehatan RI.

Penderita penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke banyak ditemukan pada
kelompok umur 45-54 tahun, 55-64 tahun dan 65-74 tahun.Namun demikian,

16
berdasarkan diagnosis/gejala, penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke
cukup banyak pula ditemukan pada penduduk kelompok umur 15-24 tahun.

Tabel5. Estimasi Penderita Penyakit Jantung Koroner, Gagal Jantung, dan


Stroke Umur ≥15 Tahun
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013

Sumber: Diolah berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar2013,


Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin
Kementerian Kesehatan RI.

Penderita penyakit jantung dan gagal jantung berdasarkan diagnosis dokter


maupun diagnosis/gejala diperkirakan lebih banyak terjadi pada perempuan
dibandingkan dengan laki-laki.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan


fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada
kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal. Jenis-jenis gagal
jantung dibedakan tingkat keparahanya,letak dan fungsinya.
Selain itu gagal jantung timbul akibat faktor penyebab dan faktor
pemicu yang menunjang terjadinya tanda dan gejala pada manusia yang
menderita gagal jantung. Sepertinya kasus yang ada di Indonesia yaitu
penyakit jantung seperti halnya gagal jantung banyak diderita oleh perempuan
dan pada usia 45-74 tahun.

4.2 Saran

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat atau


pembaca, agar dapat menjaga kesehatan organ jantung sehingga
proses metabolisme di dalam tubuh manusia dapat berjalan dengan baik dan
seimbang, dan dapat menghindari resiko kematian.

18
DAFTAR PUSTAKA

Udjianti, wajan juni. 2010. Keperawatan kardiovaskular. Jakarta: salemba medik

https://www.informasikedokteran.com/2015/09/gagal-jantung.html
https://www.scribd.com/doc/171165320/GAGAL-JANTUNG-ppt

https://www.academia.edu/11015382/Makalah_gagal_jantung

19

Anda mungkin juga menyukai