Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI PRAKTIK

PERAWATAN LUKA DIABETES MELITUS PADA NY. R

DI RUANG NAKULA I RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun Oleh:
Anisa
P1337420617063

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019
Step 1 :
Pada praktik klinik keperawatan 4 ini yang meliputi system endokrin, musculoskeletal, mata
dan THT serta immunologi, dan perkemihan. Pada minggu pertama di RSUD KRMT
Wongsonegoro saya ditempatkan di ruang Nakula 1. Untuk minggu pertama ini saya mampu
memberikan perawatan luka diabetes mellitus.

Step 2 :
Ny. R dengan ulkus DM Mylohypoid dextra merasakan nyeri (nyeri skala 3), dan terdapat
luka di leher yang berisi pus. Luka dinilai dengan menggunakan instrumen pengkajian luka
Bates Jensen dengan skor : 4 adanya lapisan jaringan bukan nekrosis (dengan adanya
terowongan). Tindakan operasi belum dilakukan karena kondisi pasien memburuk yaitu
kadar albuminnya rendah turun hingga 20% dari nilai normal, sehingga pasien pada hari
sebelumnya dilakukan transfusi albumin sebanyak 20%. Harapan yang saya inginkan dari
kasus ini adalah masalah kesehatan pada pasien bisa teratasi dan pasien bisa terpenuhi
kebutuhannya. Jadi yang saya akan lakukan adalah memberikan asuhan keperawatan pada
klien luka DM di leher.
Untuk TTV pasien :
TD : 110/70 mmHG
T : 37,6oC
HR : 85x/menit
RR : 24x/menit
Pengkajian Nyeri :
P : luka ulkus DM ; Q : terus-menerus senut-senut ; R : leher ; S : 3 ; T : saat digerakkan ke
kanan.
Di sini saya merencanakan akan melakukan tindakan ganti balut pada luka ulkus DM. Yang
menjadi perhatian saya yaitu pasien dengan ulkus DM tipe 1 (riwayat keluarga dengan DM)
dengan skor 4 dengan panjang luka sekitar 10 cm dan lebar 5 cm. Saya mengganti balut luka
dan mengeluarkan pus yang ada di leher Ny. R dengan didampingi oleh perawat ruangan.

Step 3 :
Masalah yang mungkin muncul adalah nyeri, resiko infeksi, dan gangguan integumen.
Untuk masalah resiko infeksi : alat-alat yang digunakan sangat diminimalkan. Sehingga
resiko penyaluran infeksi ke pasien mungkin dapat terjadi. Keadaan pasien yang tak kunjung
membaik karena luka basah terus tanpa diberikan obat tambahan untuk luka (mis :
metronidazole sebagai antibiotik pada bakteri anaerob yang menjadi penyebab adanya pus di
dalam rongga leher Ny. R tersebut). Karena dalam penggantian verban pada ulkus DM
terutama yang terdapat pus tidak cukup hanya diguyur dengan cairan NaCl dengan
konsentrasi 0,9%. Dalam tindakan ini sangat dibutuhkan obat antibiotik karena didalam pus
pasti terdapat bakteri anaerob yang dapat memperparah luka DM tersebut. Untuk nyeri yang
dialami oleh pasien dapat dikurangi dengan pemberian obat analgetik seperti ketorolac.
Untuk masalah gangguan integumen dapat diatasi dengan penggantian verban dan
pembersihan luka ulkus.

Step 4 :
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah diatas adalah sebagai berikut:
 Resiko infeksi :
- Jaga kesterilan dan kebersihan saat tindakan perawatan luka.
- Anjurkan pasien mengenai teknik cuci tangan 6 langkah dengan benar.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan pasien menggunakan sabun
antimikroba.
- Gunakan sarung tangan saat melakukan tindakan
- Pastikan teknik perawatan luka yang tepat (konvensional)
- Kontrol infeksi dengan pemberian metronidazole dalam bentuk plabot kaca yang
dimasukkan melalui infus dengan cara diguyur.
- Anjurkan pasien untuk melakukan home care luka kepada penyedia perawatan
kesehatan.
- Ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai bagaimana menghindari infeksi.
 Nyeri :
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi PQRST.
- Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan.
- Ajarkan teknik-teknik manajemen nyeri.
 Gangguan integumen :
- Perawatan luka ulkus dengan mengganti balut.
- Jaga kebersihan lingkungan pasien.
- Lakukan pencegahan luka tekan pada balutan.
Menurut Jurnal Modern Dressing Improve the Healing Process in Diabetic
Wound Penggunaan Balutan Modern Memperbaiki Proses Penyembuhan Luka
Diabetik untuk mempercepat penyembuhan luka dibutuhkan juga teknik
pembalutan yang modern dan efisien. Sehingga cost yang ditanggung pasien tidak
terlalu besar (meminimalkan cost). Balutan modern memiliki prinsip kerja dengan
menjaga kelembaban dan kehangatan area luka. Jenis balutan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Alginet, Hidrofiber, Hidrogel. Pada luka dengan
exudasi sedang sampai tinggi dan luka basah dengan terowongan yang dalam
digunakan Alginet (Kaltostat®). Sedangkan pada luka yang basah dan luka yang
cenderung kering digunakan Hidrogel (Duoderm gel®). Gel yang terbentuk pada
luka mudah dibersihkan dan dapat memberikan lingkungan yang lembab pada
luka. Kondisi ini dapat meningkatkan proses angiogenesis, proliferasi sel,
granulasi dan epitelisasi.

Step 5 :
Intervensi yang sudah praktikan lakukan adalah sebagai berikut :
Nyeri :
 Mengkaji nyeri yang meliputi PQRST.
 Mengobservasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan.
 Mengajarkan teknik-teknik manajemen nyeri.
Gangguan integumen (perawatan luka diabetik) :
 Mengganti balutan luka secara konvensional.
 Merawat luka ulkus dengan mengganti balut.
 Menjaga kebersihan lingkungan pasien.
 Melakukan pencegahan luka tekan pada balutan.
Resiko Infeksi :
 Menjaga kesterilan dan kebersihan saat tindakan perawatan luka.
 Menganjurkan pasien mengenai teknik cuci tangan 6 langkah dengan benar.
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan pasien menggunakan sabun
antimikroba.
 Menggunakan sarung tangan saat melakukan tindakan
 Memastikan teknik perawatan luka yang tepat (konvensional)
 Mengontrol infeksi dengan pemberian metronidazole dalam bentuk plabot kaca yang
dimasukkan melalui infus dengan cara diguyur.
 Menganjurkan pasien untuk melakukan home care luka kepada penyedia perawatan
kesehatan.
 Mengajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai bagaimana menghindari infeksi.

Anda mungkin juga menyukai