Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL GERAKAN PEMUDA ANTI ROKOK

DI DESA PEDALANGAN KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG

Aji Wisnu Wardana P13374206170


Achmad Faozi P1337420617047
Alifa Nur Fitriani P13374206170
Putri Purwa P13374206170
Alifia Jaya Wandira P13374206170
M Candra R P13374206170
Konsep teori

1. Dasar pemikiran
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan Presiden Republik Indonesia, Menimbang :
• Bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat, oleh karena itu
perlu dilakukan berbagai upaya pengamanan.
• Bahwa untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan pengamanan rokok bagi
kesehatan dipandang perlu menyempurnakan pengaturan mengenai
pengamanan rokok bagi kesehatan dengan Peraturan Pemerintah.
Mengingat :
• Pasal 5 ayat (2) Undang Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan
Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
a. Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat
karsinogenik.
b. Tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh Pemerintah,
swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat.
c. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat berupa
kendaraan darat, air dan udara.
d. Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi dan/atau penggunaan
rokok.
Pasal 2
Penyelenggaraan pengamanan rokok bagi kesehatan bertujuan
untuk mencegah penyakit akibat penggunaan rokok bagi individu dan
masyarakat dengan:
1. melindungi kesehatan masyarakat terhadap insidensi penyakit yang
fatal dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup akibat
penggunaan rokok;
2. melindungi penduduk usia produktif dan remaja dari dorongan
lingkungan dan pengaruh iklan untuk inisiasi penggunaan dan
ketergantungan terhadap rokok;
Pasal 3
Penyelenggaraan pengamana rokok bagi kesehatan dilaksanakan
dengan pengaturan:
• kandungan kadar nikotin dan tar;
• persyaratan produksi dan penjualan rokok;
• persyaratan iklan dan promosi rokok;
• penetapan kawasan tanpa rokok.
2. Tema Kegiatan
• Wujudkan Pemuda Sehat Tanpa Rokok
3. Bentuk/ Jenis Kegiatan
Strategi dan bentuk –bentuk pemberdayaan tersebut diantarnanya adalah
strategi :
• Penguatan kelompok masyarakat
Pendekatan kelompok adalah strategi pemberdayaan masyarakat yang
dipandang masih relevan, sebab masyarakat desa yang kebanyakan secara
ekonomi, sosial budaya , dan politik dalam posisi yang relatif lemah akan
sulit memecahkan masalah –masalah yang mereka hadapi secara sendiri-
sendiri.
• Penguatan kelembagaan
penguatan kelembagaan juga merupakan strategi yang cukup efektif dalam
pengelolaan sumber daya alam dan pemukiman desa. Lembaga – lembaga sosial
yang ada di masnyarakat pada prinsipnya merupakan media yang cukup efektif
untuk mengelola masnyarakat dalam melakukan serangkaian program kegiatan.
Upaya pengelolaan sumberdaya alam dan pemukiman desa tidak bisa melepaskan
diri dari keterlibatan lembaga-lembaga masyarakat setempat yang ada.
Implementasi strategi pengutan kelembagaan ini dianataranya dapat diwujudkan
melalui :
Pemberian kesempatan untuk ikut serta terlibat dalam mempunyai wewenang
dalam pengamblan keputusan baik dalam penambilan keputusan baik dalam
penggalian gagasan , perencanaan , pelaksanaan pemantauan , maupun evaluasi.
Pemberian kesempatan dan kepercayaan unyuk melkukan penyuluhan , pelatihan
dan pengorganisasian terhadap masnyarakat berkaitan dengan perencanaan
pelaksanaan , pemantauan dan evaluasi kegiatan secara terarah dan terencana.
Pendampingan
• Pola pendampingan yang digunakan sedapat mungkin merupakan pola
pendampingan purna waktu, sehingga upaya memfasilitasi masyarakat
masyarakat dapat dilaksanakan secara maksimal dan intensif. Konsekuensi
dari pola pendampingan purna waktu ini adalah adanya keharusan bagi
tenaga pendamping untuk bertempat tinggal dan hidup bersama-sama
masyarakat di Desa tempat tugasnya.
• Pemberian pembinaan kepada para tenaga pendamping dilakukan secara
periodik dan kontinu dalam jangka waktu tertentu guna memberikan
peluang bagi mereka untuk berkoordinasi dan membahas bersama
persoalan-persoalan yang dihadapi di masyarakat.
• Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Implementasi strategi pengembangan sumber daya manusia ini dapat
diwujudkan melalui :
Identifikasi individu ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang
mempunyai keterampilan sendiri.
Pemberian pendidikan dan pelatihan secara sistematis mengenai
keterampilan khusus yang dibutuhkan sesuai dengan potensi alam yang
ada disekitarnya.
Pengiriman kader-kader pembangunan masyarakat atau generasi muda
untuk mengikuti pelatihan keterampilan mengenai pendidikan budaya
antirokok.
4. Target
1. Input
Input meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung
kegiatan pelatihan dan pendidikan Gerakan Pemuda Anti Rokok.

2. Proses
Proses, meliputi jumlah pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan,
frekuensi pelatihan yang dilaksanakan, jumlah pemuda yang terlibat, serta
proses pelatihan.
3. Output
Output, meliputi jumlah pemuda yang telah meningkatkan pengetahuan dan
perilakunya tentang kesehatan.

4. Outcome
Outcome dari pemberdayaan Gerakan Pemuda Anti Rokok mempunyai
kontribusi dalam menurunkan angka kesakitan, angka kematian akibat
kebiasaan merokok.
5. Susunan Panitia Pelaksana (Terlampir)
6. Rencana Anggaran (Terlampir)
7. Harapan

Anda mungkin juga menyukai