Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI PRAKTIK

TERHADAP NY.R DENGAN MOBILISASI DINI POST SC

DI RUANG DEWI KUNTHI RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun Oleh:
Anisa
P1337420617063

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019
STEP 1

Yang menjadi target saya dalam praktik Keperawatan Maternitas ini yaitu,
saya dapat memberikan asuhan keperawatan pada ibu post partum SC dengan cara :

1. Membina hubungan saling percaya kepada klien dan keluarga terkait dengan
tindakan yang akan dilakukan agar klien kooperatif selama dilakukan tindakan
keperawatan.
2. Mengkaji kondisi klien terkait dengan kemampuan mobilisasi.
3. Membantu klien dan keluarga untuk melatih kemampuan mobilisasi.

STEP 2

Klien Ny.S berusia 36 tahun dengan diagnosa medis Post partum SC Hari ke 1
dengan riwayat kehamilan P2A0. Klien mengatakan sebelum masuk Rumah Sakit
klien merasakan kenceng-kenceng terus dan air ketuban sudah pecah saat tidur.
Kemudian oleh keluarga, klien dibawa ke IGD RSUD KRMT Wongsonegoro pada 3
Agustus 2019 Jam 12.25 dan diberi terapi RL 20 tpm. sampai di IGD klien
dipindahkan ke Ruang Dewi Kunthi dan dilakukan SC. Sebelumnya klien mempunyai
riwayat SC pada tahun 2011. Berdasarakan kasus diatas, praktikan akan melatih
kemampuan mobilisasi klien secara bertahap agar luka post SC cepat membaik.

STEP 3

Masalah yang mungkin muncul saat praktikan melakukan tindakan yaitu :

1. Pasien tidak kooperatif


2. Pasien kurang percaya terhadap praktikan karena dianggap masih dalam tahap
belajar.
3. Klien tidak dapat melakukan mobilisasi karena menahan sakit setelah post SC

STEP 4

Masalah 1 : Pasien kurang kooperatif


Solusi :

Jika pasien tidak kooperatif kita harus selalu menerapkan prinsip bina
hubungan saling percaya agar pasien kooperatif dengan praktikan dan gunakan
komunikasi terapeutik yang mudah di pahami oleh pasien.

Masalah 2 : Pasien kurang percaya terhadap praktikan karena masih dalam tahap
belajar.

Solusi :

Lakukan Bina Hubungan Saling Percaya, dengan cara :

a. Sebelum berinteraksi dengan pasien, kuasai terlebih dahulu tindakan yang akan
dilakukan,
b. Percaya diri, tidak kaku dan gugup di depan pasien,
c. Lakukan tindakan dengan tenang dan bersikap meyakinkan pasien
d. Sentuh pasien dan lakukan obrolan relaksasi agar pasien lebih nyaman.
e. Berikan terapi musik yang sesuai dengan kesukaan pasien.
f. Berikan pengarahan dengan bahasa yang santun dan mudah dipahami pasien
g. Yakinkan pasien bahwa praktikan bisa membimbing pasien dengan baik.

Masalah 3 : Klien tidak dapat melakukan mobilisasi karena menahan sakit setelah
post SC.

Solusi :

Anjurkan klien untuk tetap latihan mobilisasi secara perlahan-lahan, dengan


miring ke kanan, kiri. Setelah tahap 1 selesai anjurkan klien untuk latihan duduk di
atas tempat tidur. Kemudian setelah tahap 2 anjurkan klien untuk melakukan
mobilisasi bangun dari tempat tidur dan latihan jalan.

STEP 5

Dalam tindakan mengajarkan latihan mobilisasi pada Ny. S yang telah saya
lakukan beberapa kali, pasien sangat kooperatif dan terbuka dalam mempraktikan
mobilisasi dan mampu melakukan mobilisasi dengan mandiri dan cepat. Dalam tindakan
ini pula, pasien mengatakan bahwa nyeri post SC sudah mulai berkurang dan sedikit-
sedikit sudah bisa melakukan mobilisasi dengan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai