Anda di halaman 1dari 90

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN INTERVENSI

UNGGULAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELUARGA


DENGAN HIPERTENSI

KARYA ILMIAH AKHIR PROFESI NERS

Oleh :
Misbahul Inayah
NPM. 1914901210124

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2020
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
INTERVENSI UNGGULAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA
KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan


Pada Program Studi Profesi Ners

Oleh :
Misbahul Inayah
NPM. 1914901210124

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2020

ii
iii
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama mahasiswa : Misbahul Inayah
NPM : 1914901210124
Prodi : Profesi Ners
Judul KIAP : Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Intervensi Unggulan
Pendidikan Kesehatan pada Keluarga dengan Hipertensi.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah akhir program profesi ners
ini merupakan hasil karya cipta saya sendiri dan bukan plagiat, begitu pula hal
yang terkait di dalamnya baik mengenai isinya, sumber yang dikutip/dirujuk,
maupun teknik di dalam pembuatan dan penyusunan karya ilmiah akhir program
profesi ners ini.

Pernyataan ini akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya, apabila di kemudian


hari terbukti bahwa karya tulis ilmiah ini bukan hasil karya cipta saya atau plagiat
atau jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
berdasarkan Undang-Undang yang berlaku.

Kutipan UU No.20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional:


Pasal 25 (2):Lulusan Perguruan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar
akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiblakan akan dicabut gelarnya.

Pasal 70 : Lulusan Perguruan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk mendapatkan
gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat
(2) terbukti merupakan jiblakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah).

v
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

Karya Ilmiah Akhir Profesi Ners, 22 Desember 2020

MISBAHUL INAYAH
1914901210124

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HIPERTENSI PADA KELUARGA TN.A DENGAN INTERVENSI
UNGGULAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Abstrak

Hipertensi adalah penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab


kematian di dunia Upaya preventif diperlukan dalam menangani penyakit untuk
mengatasi masalah hipertensi. Intervensi keperawatan unggulan berupa
pendidikan kesehatan tentang hipertensi. Tujuannya meningkatkan
pengetahuan kesehatan dalam keluarga. Evaluasi terjadi peningkatan pengetahuan
keluarga dalam pendidikan kesehatan, Serta dapat diterapkan oleh perawat
komunitas/keluarga sebagai upaya menangani masalah pengetahuan kurang
tentang kesehatan di masyarakat.

Kata kunci: Hipertensi, Pendidikan Kesehatan Keluarga.

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, atas segala limpahan kasih sayangNya.
Shalawat serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW. Alhamdulillahirobbil ‘alamin Puji dan Syukur kehadirat Allah
SWT, atas anugerah dan petunjuk yang diberikan. Karena izin Allah penulis dapat
menyusun Karya Ilmiah Akhir Program Profesi Ners ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Diagnosa Medis Hipertensi padas Tn. A dengan
Intervensi Unggulan Pendidikan Kesehatan”.

Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah Akhir Program Profesi Ners ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun agar pelaksanaan penelitian ini nantinya
menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Solikin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Dekan Fakultas Keperawatan


dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin beserta para
Wakil Dekan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengenyam pendidikan di Program Studi Profesi Ners
2. Ibu Evy Norhasanah, Ns., M.Imun selaku Kepala Program Studi Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah memfasilitasi jalannya
karya ilmiah akhir profesi ners ini.
3. Bapak Roly Marwan, Ns., M.Kep selaku pembimbing utama sekaligus
penguji 1, yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran dan masukan
sehingga penulis dapat melaksanakan seminar karya ilmiah akhir profesi ners
ini.
4. Bapak Hiryadi, Ns., M.Kep., Sp.Kom selaku pembimbing pendamping
sekaligus penguji 2, yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan
selama penulisan karya ilmiah akhir profesi ners ini

vii
5. Bapak Lukman Harun, S.Kep. Ns., M.Imun selaku pembimbing pendamping
sekaligus penguji 3 yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan
selama penulisan karya ilmiah akhir profesi ners ini
6. Karyawan UPT Puskesmas Tamban Baru, terima kasih atas izin, dukungan dan
bantuan yang diberikan dalam pencarian data di karya ilmiah akhir profesi ners
ini.
7. Responden dan keluarga yang telah bersedia memberikan informasi dan
meluangkan waktu untuk terlibat dalam karya ilmiah akhir profesi ners ini.
8. Civitas akademika dan teman-teman Program Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin, yang selalu berbagi pengetahuan dan motivasi.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah akhir profesi
ners ini, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Banjarmasin, 22 Desember 2020

Misbahul Inayah

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................ 2
1.2.1 Tujuan Umum ........................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus .......................................................... 3
1.3 Manfaat Penulisan .............................................................. 3
1.3.1 Manfaat bagi penulis ................................................. 3
1.3.2 Manfaat bagi pelayanan kesehatan ............................ 3
1.3.3 Manfaat bagi keluarga ............................................... 4
1.3.4 Manfaat bagi perawat komunitas/keluarga ................. 4
1.3.5 Manfaat bagi institusi keperawatan ............................ 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................... 5
2.1 Tinjauan Konsep Penyakit .................................................. 5
2.1.1 Definisi .................................................................... 5
2.1.2 Etiologi ..................................................................... 5
2.1.3 Manifestsi Klinis ....................................................... 6
2.1.4 Patofisiologi .............................................................. 7
2.1.5 Pathway .................................................................... 9
2.1.6 Komplikasi ............................................................... 10
2.1.7 Makanan yang dapat dikonsumsi dan tidak ............... 10
2.1.8 Penatalaksanaan ........................................................ 10
2.2 Konsep Dasar Keluarga ...................................................... 11
2.2.1 Definisi keluarga ....................................................... 11
2.2.2 Bentuk atau tipe keluarga .......................................... 12
2.2.3 Tahap dan tugas keluarga .......................................... 12
2.2.4 Fungsi keluarga ......................................................... 14
2.2.5 Tugas keluarga dibidang kesehatan ........................... 15
2.3 Konsep Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas
Pembangunan Kesehatan .................................................... 15
2.3.1 Konsep pendekatan keluarga ..................................... 15
2.3.2 Tujuan dari pendekatan keluarga ............................... 16
2.4 Konsep Pendidikan Kesehatan ............................................ 17
2.4.1 Definisi ..................................................................... 17

ix
2.4.2 Tujuan pendidikan kesehatan .................................... 17
2.4.3 Ruang lingkup pendidikan kesehatan ........................ 17
2.4.4 Metode pendidikan kesehetan .................................. 18
2.4.5 Media pendidikan kesehatan ..................................... 19
BAB III KASUS KELOLAAN UTAMA .............................................. 23
3.1 Pengkajian .......................................................................... 23
3.2 Analisa Data ....................................................................... 24
3.3 Diagnosa Keperawatan Keluarga ........................................ 24
3.4 Perencanaan Keperawatan Keluarga ................................... 24
3.5 Implementasi Keperawatan Keluarga .................................. 27
3.6 Evaluasi Keperawatan Keluarga ......................................... 30
3.7 Rencana Tindak Lanjut ....................................................... 31
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 32
4.1 Profil Lahan Praktik ............................................................ 32
4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait
Hipertensi dan Konsep Kasus Terkait ................................. 34
4.3 Analisis Intervensi Pendidikan Kesehatan dengan Konsep
Kasus Terkait .................................................................... 38
4.4 Alternatif Pemecahan yang dapat Dilakukan ....................... 42
BAB V PENUTUP ................................................................................ 43
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 43
5.2 Saran ................................................................................... 43
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

2.1 Pathway

2.2 Leaflet

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SAP

Lampiran 2. Lembar Konsultasi

Lampiran 3. Manunskrip

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi mendapat julukan The Silent Killer karena penyakit ini sering
membuat penderitanya tidak sadar telah mengidapnya. Penyakit hipertensi
selalu menjadi ancaman bagi setiap orang dan jumlah penyakit ini selalu
meningkat tinggi dalam setiap tahun bahkan bukan hanya penduduk
Indonesia yang mengalami penyakit tersebut banyak di Negara-negara maju
yang penduduknya menderita penyakit hipertensi, bahkan jumlah kematian
yang di tunjukan karena penyakit ini sangat lah tinggi dan kasus kematian
karena hipertensi selalu naik dalam setiap tahun dalam seluruh negara.
Hipertensi adalah penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab
kematian di dunia. Ini terbukti dari data mereka, yang menjelaskan bahwa
kenaikan tekanan darah merupakan factor risiko utama untuk angka kematian
global dan diperkirakan telah menyebabkan kematian 9,4 juta kematian dan
7% dari beban penyakit yang di ukur dalam Disability adjusted life year
(DALY) pada tahun 2010 (WHO, 2014)

Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di
negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data
dari American Heart Associatin menunjukan sebanyak 77.9 juta atau 1 dari 3
orang dewasa di amerika serikat menderita hipertensi. (AHA, 2013)

Prevalensi hipertensi di Indonesia menurut direktur pencegahan dan


pengendalian penyakit tidak menular, kementrian kesehatan, dr. lily S.
Sulistyowati, MM, mengatakan peningkatan kasus hipertensi juga terjadi di
Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukan bahwa
25,8 persen penduduk Indonesia mengidap hipertensi. nah di tahun 2016
Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) melihat angka tersebut
meningkat menjadi 32,4 persen (Anwar, 2017)

1
2

Faktor yang mempengaruhi Hipertensi ada dua, faktor yang dapat di kontrol
dan faktor yang tidak dapat di kontrol. Faktor yang dapat dikontrol adalah
kegemukan atau obesitas, pola makan yang tidak terkontrol bisa
menyebabkan penimbunan lemak sehingga mempengaruhi peredaran darah,
konsumsi garam berlebihan, garam bersifat menahan air sehingga menaikan
tekanan darah, kurang olahraga, orang yang kurang aktif berolahraga pada
umumnya cenderung mengalami kegemukan, stres, merokok dan konsumsi
alkohol. Faktor yang tidak dapat dikontrol, diantaranya adalah keturunan, 70-
80% penderita Hipertensi ditemukan ada riwayat keluarganya, jenis kelamin,
kaum laki-laki paling beresiko Hipertensi karena memiliki faktor pendorong,
seperti stres, kelelahan, dan makanan tidak terkontrol, umur, pada umumnya,
Hipertensi menyerang pria pada usia di atas 31 tahun, sedangkan pada wanita
terjadi setelah usia 45 tahun. (menopause) (Setiawan, 2013).

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan


tuberculosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur
di Indonesia. Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup
tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Hipertensi, merupakan salah satu faktor resiko yang paling
berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah
menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke.
Tidak jarang Hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu
pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain (Depkes RI,
2012).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengelola Asuhan


Keperawatan Keluarga dengan Kasus Hipertensi pada keluarga Tn. A dengan
intervensi utama Pendidikan Kesehatan didesa Tamban Jaya.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1. Tujuan Umum
3

Tujuan umum KIAP ini adalah untuk mengetahui Asuhan Keperawatan


Keluarga dengan diagnosa Medis Hipertensi pada keluarga Tn.A didesa
Tamban Jaya.
1.2.2.Tujuan Khusus
Tujuan khusus KIAP ini antara lain
1) Melakukan pengkajian pada keluarga dengan Diagnosa Medis
Hipertensi pada keluarga Tn.A dengan intervensi utama Pendidikan
Kesehatan didesa Tamban Jaya.
2) Merumuskan diagnosis keperawatan pada keluarga dengan dengan
Diagnosa Medis Hipertensi pada keluarga Tn.A dengan intervensi
utama Pendidikan Kesehatan didesa Tamban Jaya.
3) Menyusun perencanaan atau intervensi keperawatan pada keluarga
dengan Diagnosa Medis Hipertensi pada keluarga Tn.A dengan
intervensi utama Pendidikan Kesehatan didesa Tamban Jaya.
4) Melaksanakan implementasi keperawatan pada keluarga dengan
Diagnosa Medis Hipertensi pada keluarga Tn.A dengan intervensi
utama Pendidikan Kesehatan didesa Tamban Jaya.
5) Mengevaluasi pada keluarga dengan Diagnosa Medis Hipertensi
pada keluarga Tn.A dengan intervensi utama Pendidikan Kesehatan
didesa Tamban Jaya.

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1.Bagi penulis
Manfaat bagi penulis adalah sebagai sarana untuk mengaplikasikan
pengetahuan dan pengalaman khususnya dibidang keperawatan
keluarga.
1.3.2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan dapat
digunakan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan.
4

1.3.3. Bagi keluarga


Manfaat bagi keluarga adalah untuk menambah pengetahuan dan
tingkat kemandirian menangani hipertensi keluarga terhadap hipertensi.
1.3.4. Bagi Perawat Komunitas / Keluarga
Mamfaat bagi perawat komunitas / keluarga adalah sebagai
1.3.5. Bagi Institusi Kesehatan
Manfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan adalah sebagai
informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan serta sebagai bahan kepustakaan
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

Bab ini akan membahas mengenai literatur ya ng menjadi landasan penulis dalam
menalaah dan menyampulkan kasus i ni. Pembahasan konsep dalam bab ini meliputi
konsep penyakit hipertensi, konsep keluarga, dan pendidikan kesehatan.
2.1 Tinjauan Konsep Penyakit
2.1.1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah
peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan)
dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah darah
(Adib, M. 2017).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Nanda 2015)

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana


tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Nursalam. 2018).

2.1.2. Etiologi
a. Usia
Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi
pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden
penyakit arteri dan kematian premature.

b. Jenis Kelamin
Berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih
tinggi daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada
wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden
pada wanita lebih tinggi.

5
6

c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada
yang berkulit putih.

d. Pola Hidup
 Stress
 Obesitas
 Merokok.
 Mengonsumsi garam yang berlebihan
 Mengonsumsi ikan asin yang berlebihan
 Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor faktor
utamauntukperkembanganarterosklerosisyang
berhubungan dengan hipertensi.
Berdasarkan penyebab, hipertensi di bagi dalam 2 golongan :
1) Hipertensi primer / essensial

Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya


berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.
2) Hipertensi sekunder

Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara


pasti, seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
(Nursalam. 2018)
2.1.3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang dapat timbul oleh penyakit hipertensi adalah
sebagai berikut:
a. Nyeri kepala
b. Nyeri atau tengkuk terasa berat
c. Susah tidur
d. Mudah lelah dan emosional
e. Gemetar
f. Nadi cepat setelah aktivitas
g. Terkadang juga disertasi mual, muntah, sesak hingga epistaksis
7

(Aris, S.2017)
2.1.4. Patofisiologi
Vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,


menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
8

Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional


pada sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2012).
9

2.1.5. Pathway
Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin,
merokok, stress, kurang olahraga, genetic,
alcohol, konsentrasi garam, obesitas

hipertensi Kerusakan vaskuler


pembuluh darah

Perubahan
ssituasi Perubahan strukur

Informasi yang Penyumbatan


minim
Pembuluh darah

Difiensi pengetahuan
Vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

Otak Pembuluh darah


Koroner

Resistensi pembuluh SistemikSistemikSistemik


IIskemia Miiokard
darah otak

Vasokonstriksi
Nyeri Kepala Nyeri

Afteload

Fatigue
(Nanda 2015-2017)
Intoleransili Akativitas

Gambar.2.1
10

2.1.6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi adalah sebagai berikut:
2.1.6.1. Gagal jantung
2.1.6.2. Stroke
2.1.6.3. Hipertensi maligna
2.1.6.4. Hipertensi ensefalopati
2.1.6.5. Gagal ginjal
(Nanda 2015-2017)
2.1.7. Makanan yang dapat di konsumsi dan makanan yang tidak dapat
dikonsumsi penderita penyakit hipertensi
2.1.7.1. Makanan yang dapat dikonsumsi
a. Sayuran hijau (bayam, mentimun, sawi, selada, dan kacang
panjang.
b. Buah-buahan (Pisang, Semangka, Belimbing, delima,
alpukat, tomat, jeruk)
c. Air kelapa
d. Ikan
2.1.7.2. Makanan yang tidak dapat di kunsumsi
a. Daging
b. Ikan asin
c. Makanan cepat saji
d. Alkhol
e. Makanan yang berlemak tinggi
f. Makanan yang terlalu asin
g. Makanana yang diawetkan ( dendeng, asinan, abon, jeroan)
(Adib, M. 2017)

2.1.8. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan atau pengobatan hipertensi adalah pengobatan
atau perawatan jangka panjang atau bahkan bisa seumur hidup. Jika
hipertensi jenis sekunder biasanya pengobatan dilakukan dengan
11

mengobati faktor penyebabnya dahulu kemudian hipertensinya.


Sedangkan untuk hipertensi esensial biasanya akan menggunakan
bantuan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
2.1.8.1. Berikut adalah penatalaksanaan hipertensi dengan
menggunakan obat-obatan diantaranya adalah:
a. Amlodipine dan captopril dll
2.1.8.2. Penatalaksanaan yang perlu dilakukan selanjutnya adalah
merubah gaya hidu anda seperti di bawah ini agar hipertensi
dapat dikontrol dan dicegah, antara lain:
a. Turunkan berat badan
b. Kurangi konsumsi alkohol
c. Beraktivitas secara teratur
d. Mengurang konsumsi natrium berlebihan
e. Kurangi atau bahkan berhenti merokok.
(Adib, M. 2017)

2.2 Konsep Dasar Keluarga


2.2.1. Definesi Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi
dirinya sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 2015).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2017).

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan


perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga (Susanto,
Tuntut. (2016).
12

2.2.2. Bentuk Atau Tipe Keluarga


Bentuk/type keluarga menurut Suprajitno (2018), yaitu :
2.2.2.1. Keluarga inti (Nuclear Family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik
karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2.2.2.2. Keluarga besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan
darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk
keluarga modern, seperti orangtua tunggal, keluarga tanpa
anak, serta keluarga pasangan sejanis (guy/lesbian families).
2.2.2.3. Keluarga bentukan kembali (Dyadic Family)
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak, atau anak-
anak mereka telah tidak tinggal bersama.
2.2.2.4. Orang tua tunggal (Single Parent Family)
Keluarga inti yang suami atau istrinya telah becerai atau
meninggal dunia.
2.2.2.5. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage
Mother)
Keluarga inti ibu dengan anak tanpa perkawinan
2.2.2.6. Keluarga berjenis kelamin sama (Gay And Lesbian Family)
Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama baik dengan atau tanpa perkawinan yang sah.

2.2.3. Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga


Menurut Friedman (dalam Suprajitno, 2018) tahap dan tugas
perkembangan keluarga sebagai berikut: Tahap perkembangan keluarga
Tugas perkembangan keluarga.
2.2.3.1. Keluarga baru menikah
a. Membina hubungan yang harmonis dan memuaskan
13

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan


kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki
anak 2.2.3.2. Keluarga dengan anak baru lahir
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga baru,
kegiatan, dan hubungan seksual
c. Mempertahankan hubungan untuk memuaskan
pasangan 2.2.3.3. Keluarga dengan anak usia pra-sekolah
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir
d. Mempertahnkan hubungan yang sehat
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggung jawab
g. Stimulasi tumbuh kembang anak
2.2.3.4. Keluarga dengan anak usia sekolah
a. Membantu sosialisasi anak di luar rumah, sekolah dan
masyarakat
b. Mepertahankan keharmonisan pasangan
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat, biaya hidup,
sekolah, kesehtan, dll.
2.2.3.5. Keluarga dengan anak remaja
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dan
bertanggungjawab pada remaja.
b. Mempertahankan hubungan yang harmonis dalam keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan
orang tua. Hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan,
dan permusuhan.
d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan
tumbuhkembang remaja.
14

2.2.3.6. Keluarga dengan anak usia dewasa


a. Memperluas jaringan keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keharmonisan pasangan
c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
d. Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di
rumah 2.2.3.7. Keluarga usia pertengahan
a. Mempertahan kesehatan individu dan pasangan
b. Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan
dengan anakanak dan sebaya
c. Meningkatkan keakraban pasangan
2.2.3.8. Keluarga Usia Tua
a. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga
b. Adaptasi terhadap proses kehilangan pasangan, kesehatan
fisik dan pengahasilan
c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
d. Melakukan life review

2.2.4. Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga (Sudiharto,2017), sebagai berikut:
2.2.4.1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta
kasih, serta saling menerima dan mendukung.
2.2.4.2. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan
individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial
dan belajar berperan di lingkungan sosial.
2.2.4.3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarg meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
2.2.4.4. Fungsi Ekonomi
15

Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi


kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan.
2.2.4.5. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan, adalah kemampuan keluarg untuk
merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.

2.2.5. Tugas Keluarga Dibidang Kesehatan


Tugas keluarga menurut Susanto, Tuntut. (2016). Keluarga mempunyai
tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:
2.2.5.1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
2.2.5.2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
2.2.5.3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.

2.2.5.4. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan keluarga.


2.2.5.5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya.

2.3 Konsep Pendekatan Keluarga Dalam Pencapaian Prioritas


Pembangunan Kesehatan
2.3.1. Konsep Pendekatan Keluarga
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan pendekatan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelengarakan pelayanan kesehatan didalam
gedung, melainkan juga keluar gedung yaitu dengan mengunjungi
keluarga di wilaya kerjanya. Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam
pedoman umum ini merupakan pengembangan dari kunjungan rumah
oleh puskesmas dan perluasan dari upaya perawatan kesehatan
masyarakat (perkesmas), menurut Susanto, Tuntut. (2016). yang
meliputi kegiatan berikut:
16

2.3.1.1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data profil


kesehatan keluarga dan peremajaan pangkalan datanya.
2.3.1.2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai
upaya promotif dan prefenstif.
2.3.1.3. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan
kesehatan dalam gedung.
2.3.1.4. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga
untuk pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan
manajemen puskesmas.

Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan oleh puskesmas


yang mengintergrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target
keluarga, didasarkan pada data dan informasi dari profil kesehatan
keluarga.

2.3.2. Tujuan Dari Pendekatan Keluarga


Tujuan dari pendekatan keluarga menurut Susanto, Tuntut. (2016). sebagai
berikut:
2.3.2.1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan
komperhensif, meliputi pelayanan promotif dan prefentif serta
pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2.3.2.2. Mendukung pencapaian standar pelayanan minimun (SPM)
kabupaten/kota dan SPM provinsi, melalui peningkatan akses
dan skrining kesehatan.
2.3.2.3. Mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN)
dengan meningkatkan kesadaram masyarakat untuk menjadi
peserta JKN.
2.3.2.4. Mendukung tercapainya tujuan program Indonesia sehat dalam
rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019.
17

2.4 Konsep Pendidikan Kesehatan


2.4.1.Definisi
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah segala
upaya yang di rencanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik
indiviu, kelompok atau mayarakat, sehingga mereka melakukan apa
yang di harapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan
batasan ini tersirat unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari
pendidikan). Proses(upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang di
harapkan dari promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku
kesehatan, atau perilaku untuk memilihara dan meningkatkan kesehatan
yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan (Notoadmojo,
2012).

Pendidikan kesehatan merupakan proses yang mencakup demensi dan


kegiatan-kegiatan intelektual, psikologis, sosial yang diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan individu untuk mengambil keputusan secara
sadar dan yang mempengaruhi keseejahteraan diri, keluarga dan
masyarakat (Maulana, 2012)

Pendidikan kesehatan adalah proses belajar yang yang harus di alami


individu dengan tujuan akhir adalah perubahan perilaku (pengetahuan,
sikap dan tindakan) (Nursalam 2018).
2.4.2.Tujuan pendidikan kesehatan
Secara umum tujuan dari pendidikan adalah meningkatkan kemampuan
(pengetahuan, sikap dan praktik) msayarakat untuk memilihara dan
meningkat derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya sehingga
produktif secara ekonomi maupun sosial (Natoatmodjo, 2012)
2.4.3.Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai
dimensi,antara lain:
18

2.4.3.1. Aspek Kesehatan


Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan
masyarakat itu mencakup empat aspek pokok yaitu : promosi
(promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan ( kuratif)dan
pemulihan ( rehabilitatif).
2.4.3.2. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat
di kelompokkan menjadi lima yaitu:
a. Pendidikan kesehataan dan tatanan keluarga (rumah tangga)

b. Pendidikan kesehatan dan tatanan sekolah, di lakukan


disekolah dengan sasaran murid.
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja dengan sasaran buruh
atau karyawan yang bersangkutan.
d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum, yang
mencakup terminal bus, stasiun, bandar udara, tempat-
tempat olahraga dan sebagainya.
e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti: rumah sakit, puskesmas dan poliklinik rumah
bersalin, dan sebagainya. ( Notoatmojo 2012)

2.4.4.Metode Pendidikan Kesehatan


Menurut Natoamojo (2012), berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin
dicapai, penggolongan metode pendidikan ada 3 ( tiga ) yaitu:
2.4.4.1. Metode berdasarkan pendekatan p2rorangan
Metode ini bersifat individual dan biasanya digunakan untuk
membina perilaku baru, atau membina seorang yang di mulai
tertarik pada suatu perubahan atau inovasi. Dasar
digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah ataau alasan yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
19

Ada 2 bentuk pendekatan yaitu:


a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling).
b. Wawancara

Penyuluh berhubungan dengan sasaran secara kelompok. dalam


penyampaian promosi kesehatan dengan metode ini kita perlu
mempertimbangkan besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran. Ada 2 jenis tergantung
besarnya kelompok, yaitu:
a. Kelompok besar
Jika anggotanya lebih dari 15
orang. zKelompok kecil
Jika anggotanya kurang dari 15 orang.
2.1.4.3. Metode Berdasarkan Pendekatan Massa
Metode pendekatan massa ini cocok untuk mengkomunikasikan
pesan –pesan kesehatan yang di tunjukan kepada masyarakat.
Sehingga sasaran metode ini bersifat umum, dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan status
sosial ekonomi tingkat, pendidikan dan sebagainya, sehingga
pesan-pesan kesehatan yang ingin di sampaikan harus di
rancang sedemikian rupa sehingga dapat ditanggap oleh massa.

2.4.5. Media Pendidikan Kesehatan


Media sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Alat-
alat bantu tersebut mempuyai fungsi sebagai berikut : menimbulkan
minat sasaran pendidikan, mencapai sasaran yang lebih banyak,
membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman,
menstimulasi sasaran pendidikan dalam menyampaikan pesan-pesan
yang diterima orang lain, mempermudah penyampaian informasi oleh
sasaran masyarakat, mendorong keinginan orang untuk mengetahui,
kemudian lebih mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang
20

lebih baik, membantu menegakkan pengertian yang diperoleh .


(Natoatmojo, 2012)

Tujuan penggunaan alat bantu yaitu sebagai alat bantu dalam


latihan/peenataran/pendidikan, untuk menimbulkan perhatian terhadap
suatu masalah, untuk meningkatkan suatu pesan atau informasi, untuk
menjelaskan fakta-fakta prosedur, tindakan. Media pendidikan
kesehatan antara lain:
2.4.5.1. Media cetak
a. Leaflet
Leaflet merupakan bentuk penyampaian informasi kesehatan
melalui lembaran yang dilipat
Kelebihan leaflet :
- Membantu narasumber dalam memperjelas materi yang
disampaikan secara lisan.
- Leaflet dapat dibaca kapan saja
- Leaflet lebih praktis dan ekonomi karena hanya berbentuk
lembaran yang dilipat.
Kelemahan Leaflet
- Leaflet tidak dapat diberikan pada individu yang tidak
memiliki kemampuan membaca atau buta huruf.
- Leaflet mudah rusak
b. Booklet
Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet
sebagai saluran, alat bantu, sarana dan sumber daya
pendukungnya untuk menyampaikan pesan harus
menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan.
Booklet memiliki beberapa kelebihan yaitu : dapat dipelajari
setiap saat, karena disain berbentuk buku dan memuat
informasi relatif lebih banyak di bandingkan dengan poster.
21

c. Flip chart ( lembar balik)


Media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam
bentuk buku di mana tiap lembar berisi gambar peragaan dan
lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan kesehatan
yang berkaitan dengan gambar. Keunggulan menggunakan
dengan media ini antara lain : mudah dibawa, dapat dilipat
maupun digulung, murah dan efisien, dan tidak perli
peralatan yang rumit. Sedangkan kelemahannya yaitu terlalu
kecil untuk sasaran yang berjumlah relatif besar, mudah
robek dan tercabik.
2.4.5.2. Media Elektronik
a. Video dan film strip
Keunggulan penyuluhan dengan media ini adalah dapat
memberikan ralita yang mungkin sulit direkam kembali
oleh mata dan pikiran sasaran, dapat memicu diskusi
mngenai sikap dan perilaku , efektf untuk sasaran yang
jumlahnya relatif penting dapat diulang kembali, mudah
digunakan dan tidak memerlukan sambungan listrik,
peralatannya beresiko untuk rusak, perlu adanya
kesesuaian antara kaset dengan alat pemutar,
membutuhkan ahli profesional agar gambar mempunyai
makna dalam sisi artistik maupun materi, serta
membutuhkan banyak biaya.
b. Slide
Keunggulan media ini yaitu dapat memberikan berbagai
realita maupun terbatas, cocok untuk sasaran yang
jumlahnya relatif besar, dan pembuatannya relatif murah,
serta peralatannya cukup ringkas dan mudah digunakan.
Sedangkan kelemahannya memerlukan sambungan listrik,
peralatannya beresiko mudah rusak dan memerlukan
ruangan sedikit lebih gelap.
22

c. Media Papan
Media pesan yang dipasang ditempat-tempat umum dapat
diisi pesan-pesan atau informasi kesehatan. Media ini juga
mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng
dan ditempel dikendaraan umum (bus dan taksi).

Hasil Penelitian yang di lakukan oleh Nurul Salafiah


(2014) tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap ibu tentang pola asuh anak usia
bayi bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pola asuh
anak usia bayi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang


dilakukan oleh Lisniawati, dkk (2012) yang mengatakan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pemberian pendidikan kesehatan dengan peningkatan
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita.
BAB 3
KASUS KELOLAAN UTAMA

Bab ini akan menjelaskan hasil pengkajian pada keluarga Tn. A dengan masalah
kurang pengetahuan, meliputi pengkajian data fokus, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi terkait penyelasian masalah
keperawatan.
3.1 Pengkajian
Keluarga Tn. A (40 Tahun yaitu adalah pasien yang mempunyai penyait
hipertensi) bertempat tinggal di desa Tamban Jaya RT 03 Kecamtan Tamban
catur kabupaten Kapuas. Bapak A tinggal dirumah dengan istrinya Ny. A (35
tahun ) dan satu anak Laki-lakinya An. T (17 tahun) keluarga ini ditakan
keluarga dengan anak usia remaja, yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri
dan anak. Kepala keluarga Tn.A bekerja sebagai petani dan Ny. A juga
bekerja sebagai petani dan AN. T masih sekolah SMA, Keluarga tersebut
beragama Islam, Pada saat ini keluarga. A sedang berada pada tahap
perkembangan keluarga tahap keluarga Dewasa.
Pada saat pengkajian tanggal 1 Desember 2020, keluarga mengatakan yang
sakit dikeluarga ini adalah cuman Tn. A pada saat dilakukan pengkajian pada
Tn. A keluarga mengatakan beberapa minggu terakhir ini Tn. A sering
merasa sakit kepala / pusing dan tegang dibagian leher belakang, saat sakit
kepala itu dtang keluarga mengatakan hanya membeli obat di warung
terdekat dan keluarga juga mengatakan Tn. A pernah berobat ke Puskesdes
dan setelah itu tidak pernah lagi kontrol secara rutin. Keluarga juga
mengatakan tidak megenal tentang masalah penyakit yang diderita Tn. A.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda – tanda vital perindividu pada keluarga


Tn. A didapatkan : Tekanan darah : 160/100 mmHg, Respirasi: 20 x/menit,
Nadi: 80 x/menit T: 36,8c. Dan pemeriksaan tanda – tanda vital Pada Ny. A
didapatkan: Tekanan darah : 110/80 mmHg, Respirasi: 18 x/menit, Nadi: 88

23
24

x/menit T: 36,3c. Dan pemeriksaan tanda – tanda vital Pada An. T


didapatkan: Tekanan darah : 120/70 mmHg, Respirasi: 18 x/menit, Nadi: 90
x/menit T: 36,5c.

3.2 Analisa Data


Hasil pengkajian dari keluarga Tn. A ini selanjutnya dilakukan analisis untuk
menentukan masalah keperawatan apa yang terjadi pada keluarga Tn. A.
Teridentifikasi satu masalah keperawatan yaitu kurangnya pengetahuan pada
Keluarga.

3.3 Diagnosa Keperawatan Keluarga


Dari analisa yang sudah dijabarkan diatas maka didapatkan diagnosa pada
keluarga yaitu Kurang pengetahuan pada keluarga Tn. A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit.

3.4 Perencanaan keperawatan Keluarga


3.4.1.Perencanaan keperawatan Pendidikan keehatan secara umum
3.4.1.1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dalam waktu 5 hari,
terjadi peningkatan pengetahuan pada keluarga Tn. A
3.4.1.2. Tujuan Khusus
1) Tujuan Khusus 1
a. menegenal masalah hipertensi : pengertian, penyebab
dan tanda gejala dan komplikasi.
b. mengindentifikasi anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan
2) Tujuan Khusus 2
Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah hipertensi
pada keluarga
a. menyebutkan akibat terjadinya hipertensi pada keluarga
Tn. A
25

b. memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan


masalah hipertensi.
3) Tujuan Khusus 3
Melakukan perawatan untuk mengatasi hipertensi:
a. Edukasi kesehatan cara perawatan dan penjegahan
hipertensi.
b. menjelaskan cara memilih makanan apa yang boleh
dikonsumsi dan apa yang tidak boleh di konsumsi untuk
penderita hipertensi
c. menjelaskan pentingnya kontrol kesehatan ke pelayanan
kesehatan terdekat seperti puskesmas ataupun puskesdes.
4) Tujuan Khusus 4 keluargaa mampu memodifikasi pendikan
kesehatan
a. Menjelaskan pengertian pendikan kesehatan
b. Keluarga mamapu menyebutkan mamfaat pendidikan
kesahatan
5) Tujuan Khusus 5
Keluarga mamapu memfaatkan fasilitas kesehatan untuk
mangatasi hipertensi
a. Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
dan mamapaatnya
b. Memamfaatkan fasilitas kesehatan yang terjangkau
sesuai dengan kondisi keluarga
3.4.2.Intervensi Keperawatan Unggulan
Intervensi keperawatan unggulan yang dilakukan berdasarkan pada
hasil pengkajian tahapan fungsi perawatan keluarga Tn. A dimana
masalah keluarga belum mampu mengenal masalah penyakit hipertensi.
intervensi keperawatan unggulan juga didasarkan untuk memberikan
pengetahuan yang signipikan terhadap mencapaian tujuan peningkatan
pengetahuan keluarga tentang hipertensi. Karenanya penulis
menetapkan intervensi keperawatan tentang pendidikan kesehatan.
26

Intervensi keperawatan unggulan diharapkan sebagai manajemen


mandiri keluarga dalam tindakan preventif yang bertujuan mencegah
maupun mengurangi tanda gejala terjadinya masalah kesehatan salah
satunya dengan pengetahuan yang kurang dan tidak rutin memeriksakan
kesehatan ke pelayanan kesehatan yang dapat mempengaruhi masalah
penyakit Hipertensi. Masalah hipertensi pada keluarga Tn. A juga telah
dilakukan intervensi dalam perawatan serta pada kunjungan
sebelumnya.
a. Tujuan Khusus intervensi pengoptimalan Pendidikan kesehatan pada
Keluarga Tn. A mampu memahami dan menerapkan mengontrolkan
masalah kesehatannya pelayanan kesehatan untuk mencegah
penyakit hipertensi.
b. Kriteria dan standar evaluasi
1) Verbal
Keluarga Tn. A mampu menyebutkan mengenai Pendidikan
kesehatan

 Pengertian Pendidikan kesehatan


 Tujuan pendidikan kesehatan
 Keluarga Tn. A mengatakan pemahaman terhadap informasi
 keluarga Tn. A khusnya Tn. A mampu menjelaskan kembali
tentang materi yang di sampaikan : Pengertian hipertensi,
Menyebtkan penyebab, tanda gejala dan komplikasi
hipertensi
2) Psikomotor
 Keluarga Tn. A mengikuti pendidikan kesehatan.
 Keluarga Tn. A telah pergi ke pelayanan kesehatan
3) Afektif
 Keluarga Tn. A mengikuti pendidikan kesehatan
 Keluarga Tn. A terlihat pergi kepelayanan kesehatan.
27

c. Rencana intervensi
Dengan menggunakan leafleat dengan metode tanya jawab
1) Jelaskan kepada keluarga Tn. A
 Pengertian pendidikan kesehatan
 Tujuan pendidikan kesehatan
 pemahaman tentang informasi atau membuat keluarga Tn. A
khusnya Tn. A mampu menjelaskan kembali tentang materi
yang di sampaikan : Pengertian hipertensi, Menyebukan
penyebab, tanda gejala dan komplikasi dan makanan yang dapat
di konsumsi dan makanan yang tidak dapat dikonsumsi
hipertensi
2) Berikan motivasi kepada keluarga Tn. A khususnya Tn. A agar
dapat mengajak anggota keluarga pergi kepelayanan kesehatan
secara rutin.
3) Berikan reinforcement positif kepada keluarga Tn. A Karena sudah
Ikut sertaan dalam kegiatan pendidikan kesehatan.

3.5 Implementasi Keperawatan Keluarga


Implementasi dilakukan pada hari senin tangal 1 Desember 2020, jam 19.00
WIB dengan menggunakan media leafleat dengan menggunakan metode
tanya jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarag Tn. A.
1. Menjelaskan pengertian pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah segala
upaya yang di rencanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik indiviu,
kelompok atau mayarakat, sehingga mereka melakukan apa yang di
harapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini
tersirat unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan).
Proses(upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan
output (melakukan apa yang diharapkan)
28

2. Tujuan pendidikan kesehatan


Secara umum tujuan dari pendidikan adalah meningkatkan kemampuan
(pengetahuan, sikap dan praktik) msayarakat untuk memilihara dan
meningkat derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya sehingga
proddoktif secara ekonomi maupun sosial Memfaat dari pelaksaan
pendidikan kesehatan
Keluarga mampu menerapkan masalah kesehatan dan kebutuhan mereka
sendiri, dan memberikan pengetahuan kepada keluarga atau kelompok dan
individu untuk mampu memahami apa yang dapat mereka lakukan
terhadap masalah kesehatanya.
3. Pemahaman tentang informasi atau membuat keluarga Bapak A khususnya
bapak A mampu menjelaskan kembali tentang materi yang di sampaikan :
Pengertian hipertensi, Menyebtkan penyebab, tanda gejala dan komplikasi
dan makanan yang dapat di konsumsi dan makanan yang tidak dapat
dikonsumsi hipertensi.
Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. (Nanda 2015-2017)
Penyebab, Tanda gejala dan Komplikasi, dan Makanan yang dapat di
dikonsumsi dan tidak dapat di konsumsi penyekit hipertensi:
Penyebab:
a. Usia
Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia
hipertensi pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan
insiden penyakit arteri dan kematian premature.

b. Jenis Kelamin
Berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi
daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita
mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada
wanita lebih tinggi.
29

c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada
yang berkulit putih.

d. Pola Hidup
 Stress
 Obesitas
 Merokok
 Mengonsumsi garam berlebihan
 Mengonsumsi ikan asin berlebihan
 Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor faktor utama
untuk perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan
hipertensi.

(Nursalam. 2018)

Tanda gejala penyait hipertensi


1) Nyeri kepala
2) Nyeri atau tengkuk terasa berat
3) Susah tidur
4) Mudah lelah dan emosional
5) Gemetar
6) Nadi cepat setelah aktivitas
7) Terkadang juga disertasi mual, muntah, sesak hingga
epistaksis (Aris, S.2017)

Komplikasi penyakit hipertensi


1. Gagal jantung
2. Stroke
3. Gagal ginjal
(Nanda 2015-2017)
30

Makanan yang dapat dikonsumsi


a. Sayuran hijau (bayam, mentimun, sawi, selada, dan kacang panjang.
b. Buah-buahan (Pisang, Semangka, Belimbing, delima, alpukat, tomat,
jeruk)
c. Air kelapa
d. Ikan
Makanan yang tidak dapat di kunsumsi
a. Daging
b. Ikan asin
c. Makanan cepat saji
d. Alkohol
e. Makanan yang berlemak tinggi
f. Makanan yang terlalu asin
g. Makanana yang diawetkan (dendeng, asinan, abon,
jeroan) (Adib, M. 2017)

3.6 Evaluasi Keperawatan Keluarga


Evaluasi I: Senin 1 Desember 2020
a. Data Subjektif
Keluarga Tn. A mengatakan mengerti mengenai pengertian dan tujuan
“PENKES”, dan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang materi
yang di sampaikan : Pengertian hipertensi, Menyebutkan penyebab, tanda
gejala dan komplikasi dan makanan yang dapat di konsumsi dan makanan
yang tidak dapat dikonsumsi hipertensi
b. Data Objektif
Keluarga Tn. A mamu mnyebutkan pengertian dan tujuan “PENKES”,
pengertian hipertensi, penyebab, tanda geja, komplikasi , dan makannan
yang dapat di konsumsi dan makanna yang tidak dapat di konsumsi pada
penderita hipertensi.

c. Analisa
Implementasi Intervensi unggulan tercapai
31

d. Planning
Rencana tindak lanjutan kepada keluarga untuk tetap menjaga pola makan,
melakukan aktivitas fisik dan rutin mengontrol kesehatan kepelayanan
kesehatan. Selain itu saya akan melakukan kunjungan kembali untuk
melihat dan memantau keadaan keluarga Tn. A
Evaluasi II: Selasa 2 Desember 2020
a. Data Subjektif
Keluarga Tn. A mengatakan sudah menjaga pola makan yang sehat seperti
“membatasi mengkonsumsi garam”. Melakukan aktivitas fisik seperti ”
berjalan kaki dan berolahraga” dan keluarga Tn. A mengatakan Sudah
pergi kepelayanan kesehatan.
b. Data Objektif
Keluarga sudah terlihat membatasi mengkonsumsi garam, dan terlihat
beraktivitas seperti berolahraga dan sudah pergi kepelayanan kesehatan.
c. Analisa
Implementasi Intervensi unggulan tercapai
d. Planning
Rencana tindak lanjut kepada keluarga dengan tetap konsisten menjaga
pola makan, berolahrahraga, dan memeriksakan kesehatannya ke
pelayanan kesehatan. Selain itu saya akan melakukan kunjungan kembali
memantau keadaan keluarga Tn. A

3.7 Rencana Tindak Lanjut


Rencana tindak lanjut kepada keluarga untuk tetap konsisten menjaga
kesehatan dan secara rutin memeriksakan kesehatannya ke pelayanan
kesehatan.
BAB 4
PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai analisa pembahasan dari proses asuhan
keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga Tn. A khususnya dengan
pendidikan kesehatan tentang hipertensi terkait masalah pengetahuan yang kurang
di keluaga Tn. A. Analisa pembahasan yang akan dijelaskan adalah meliputi pofil
lahan praktik, analisa masalah keperawatan dengan konsep terkait hipertensi dan
kasus terkait, analisis intervensi pendidikan kesehstan dengan konsep dan
penelitian terkait, dan alternatif pemecahan yang dpat dilakukan.
4.1 Profil Lahan Praktik
UPT Puskesmas Tamban Baru Desa Tamban Jaya Kecamatan Tamban Catur,
Geografi : luas tanah 61,2 KM, batas wilayah : utara (desa bandar raya) barat
(desa tamban selatan) selatan (desa terusan) timur : desa mekar sari
(kabupaten batola). Demografi : jumlah penduduk laki-laki 4.489 perempuan
4.409. SDM kesehatan: 55 orang. Sarana kesehatan : puskesmas 1 buah ,
pustu 5 buah , poskesdes 5 buah, posyandu 22, posbindu PTM : 5 , Pusling 1.
Jam pelayan Upt puskesmas Tamban baru : Senin-Kamis = 07.30-12.00 WIB,
Jumat = 07.30-10.00 WIB, Sabtu = 07.30-11.00 WIB.
1.1.1. Visi UPT Puskesmas Tamban Baru
Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam berprilaku hidup bersih
dan sehat di wilayah pusesmas tamban baru.
4.1.2. Misi UPT Puskesman Tamban Baru
4.1.2.1 Mendorong keandrian perilaku hidup bersih dan sehat
4.1.2.2 Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,
terjangkau dan berstandar.
4.1.2.3 menggerakan peran aktif masyarakat dalam mewujutkan
lingkungan yang sehat.
4.1.3. Motto
Kami siap melayani dengan setulus hati.
4.1.4. Tata Nilai

32
33

S: Sederhana
M: Mudah
A: Adil
R: Ramah
T: Tempat.
4.1.5. Jenis pelayanan
4.1.5.1 Pelayanan pemeriksaan umum
4.1.5.2 Pelayanan kesehatan ibu dan anak
4.1.5.3 Pelayanan keluarga berencana (KB)
4.1.5.4 Pelayanan pemeriksaan IVA
4.1.5.5 Pelayanan persalinan normal 24 jam
4.1.5.6 Pelayanan pemeriksaan gigi dan mulut
4.1.5.7 Pelayanan tindakan sederhana
4.1.5.8 Pelayanan laboraturium sederhana
4.1.5.9 Pelayanan obat
4.1.5.10 Pelayanan konsultasi gizi
4.1.5.11 Pelayanan konsultasi kesehatan lingkungan
4.1.5.12 Pelayanan administrasi
4.1.6. Hak dan kewajiban pasien
4.1.6.1 Hak pasien
a. Mendapatkan layanan kesehatan yang optimal sesuai
dengan standar profesi kedokteran
b. Hak informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan
tindakan medis yang akan dilakukan dokter/perawat
c. hak memilih dokter atau rumah sakit yang akan merawat
pasien
d. hak atas rahasia kedokteran /data penyakit, status,
diagnosa dll.
e. Hak untuk memberi persetujuan/menolak tindakan medis
yang akan dilakukan pada pasien
f. Hak untuk menghentikan pengobatan
34

g. Hak untuk mencari pendapat ke dua /pendapat dokter lain


h. Hak atas isi rekan medis/data medis
i. Hak untuk didampingui anggota dalam keadaan kritis
j. Hak untuk memeriksa dan menerima kejelasan tentang
biaya yang dikenakan /dokumen pembayaran /bon dan
lain-lain
k. Hak untuk mendapatkan ganti rugi jika mendapatkan
kelalaian dan tindkan yang tidak sesuai standar operasi
profesi kesehatan.
4.1.6.2 Kewajiban pasien
a. Memberi keterangan yang jujur tentang penyakit dan
perjalaan penyakitnya kepada petugas kesehatan
b. Mematuhi nasehat dokter dan perawat
c. Harus ikut menjaga kesehatan dirinya
d. Memenuhi imbalan jasa pelayanana.
Menurut UU kesehatan No 23 tahun 1992.

4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait Hipertensi dan


Konsep Kasus Terkait
Pada hasil pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga Tn. A (40 tahun)
dan istri Ny. A (35 tahun) dan anaknya An. T (18 tahun). Yang memiliki
masalah keperawatan yaitu penyakit hipertensi. Berikut ini akan dijelaskan
analisa kasus berdasarkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan. Sehingga dapat diketahui faktor apakah yang paling berpengaruh
dalam masalah kurang pengetahuan pada keluarga Tn. A.

Hasil pengkajian pemeriksaan pada keluarga Tn. A mengatakan kurang


pengetahuan tentang peyakit hipertensi, dan Keluarga Tn. A juga mengatakan
apabila sedang sakit kepala keluarga hanya meminum obat yang dibeli di
warung, keluarga Tn. A juga mengatakan tidak rutin memeriksakan
kesehatannya kepelayaan kesehatan karena keluarga Tn. A tidak mengetahui
35

pentingnya mengontrol kesehatan. Sehingga keluarga Tn. A dikatakan kurang


pengetahuan. Selain itu pengkajian dari pemeriksaan yang didapatkan: Tn. A
telihat sakit kepala, pusing dan lelah. TTV Tn. A Tekanan darah : 160/100
mmHg, Respirasi: 20 x/menit, Nadi: 80 x/menit T: 36,8c.
Terkait dengan usia, Tn. A sudah memasuki usia dewasa dimana pada masa
Tn. A mudah menderita hipertensi karena menurut Susanto, 2014 dilihat dari
faktor yang tidak dapat di kontrol salah satunya usua dimana semakin
bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita hipertensi jga semakin
besar. Usia hipertensi umumnya berkembang pada usia 31-65 tahun. Hal ini
terutama akibat elastisitas jaringan yang erterosklerosis serta pelebaran
pembuluh darah.

Pendidikan keluarga Tn. A khusunya Tn. A pendidikannya hanya sekolah


dasar dapat dikatakan bahwa pendidikan yang di keluarga Tn. A masih
tergolong rendah dari teori dikatan bahwa faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan peran salah satunya yaitu pengetahuan apabila ada anggota
keluarga yang sakit di rumah Tn. A keluarga hanya meminum obat yang
dibeli di warung. Dan Tn. A tidak mengetahui penyebab dan dampak dari
penyakit tersebut. Dan keluarga juga mengatakan sedikit mengetahui tanda
gejala sakit yang diderita Tn. A. Sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga
Bapak A memiliki pengetahuan yang kurang.
menurut Natoadmojo (2016), pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbuntuknya tindakan seseorang (over behavior)
karena dari pengalaman dan penelitian ternyata prilaku yang didasari oleh
pengetahuan.

Pada penelitian ini didukung dari hasil penelitian Widyasari dan Candrasari
(2016) dengan judul pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi
terhadap perubahan pengetahuan dan sikap lansia didesa makamhaji kartasura
sukoharjo. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan nilai rata-rata pengetahuan tentang hipertensi setelah dilakukan
36

pemberian pendidikan kesehatan dari 4,46% menjadi 13,97%. Pendidikan


kesehatan terbukti dapat mengubah pegetahuan, sikap, maupun perilaku
sehat, selain itu pendidikan kesehata merupakan upaya persuasi atau
pembelajaran masyarakat agar mau melakukan tindakan untuk memelihara
dan meningakatkan kesehatan. (Achjar, 2017).
Pendapatan seluruh anggota keluarga yang berkisar 1500.000 yang digunakan
untuk seluruh kebutuhan keluarga yang terdiri dari 3 anggota keluarga.
Keluarga meanggap penghasilan ini cukup untuk membiayai seluruh
kebutuhan sehari-hari. Walaupun sesungguhnya dalam penelitian yang
dilakukan oleh Isnansyah (2006) menjelaskan bahwa pendapatan yang rendah
berpengaruh terhadap asupan makanan yang dikonsumsi karena
penghasilannya terbatas. Seperti dalam hal memenuhi kebutuhan lauk,
keluarga Tn. A mengatakan lebih sering mengunsumsi telor, ikan asin , tahu,
tempe dari pada ayam dan daging.

Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa


masalah yang ditemukan pada keluarga Tn. A. Adalah Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi pada kelurga Tn. A. (Nanda 2015-
2017). Yang terjadi pada keluarga Tn. A Penekanan masalah didasarkan pada
analisa data dan batasan karakteriktik yang ditemukan pada keluarga Tn. A,
khusnya Tn. A sendiri data hasil pengkajian menjelaskan bahwa informasi
yang didapat oleh kuluarga Tn. A kurang terhadap penyakit yang diderita,
keluarga . Tidak mengetahui penyakit hipertensi. Sehingga pengetahuan tidak
dapat mengerti semaksimal mungkin oleh keluarga Tn. A. Hal ini sesuai
dengan definisi NANDA 2015-2017 yaitu suatu keadaan diamna seseorang
individu atau kelompok mengalami difisiensi pengetahuan.

Terkait masalah hipertensi atau tekanan darah tinggi yang diderita oleh Tn. A
sendiri mempengaruhi tentang kesehatannya. Penilitian yang dilakukan oleh
Ludianita (2016) menunjukan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap perilaku penderita hipertensi. hasil penelitian Baghianimoghadam,
37

et al., (2016) bahwa program pendidikan kesehatan dapat membantu dan di


perlukan untk meningkatkan perilaku monitoring tekanan darah sendiri pada
pasien dengan hipertensi. Hasil penelitian Foroushani, et al., (2017), bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara promisi kesehatan terhadap
perubahan gaya hidup pada keluarga yang menderita hipertensi.

Batasan karakteristik yang terlihat pada keluarga bapak A. Khususnya


keluarga Tn. A terkait kesesuaiaannya dengan masalah keperawatan adalah:
1) tidak mengetahui tentang penyakit hipertensi 2) tidak rutin mengontrolkan
kesehatannya ke pelayanan kesehatan 3) kurangnya informasi mengenai
penyakit yang diderita 4) kurang sumber pengetahuan.

Berdasarkan hasil analisis diatas, intervensi yang telah dilakukan adalah


dengan memberikan pendidikan kesehatan terkait pengetahuan yang kurang.
Evaluasi yang dapat dilihat disesuaikan dengan lima tugas kesehatan
keluarga. Tugas mengenal masalah, dengan mampu melihat perubahan-
perubahan kecil yang dialami oleh anggota keluaraga (Friedman, 2015).
Keluarga Tn. A dapat mengidentifikasi masalah kurang pengetahuan dengan
melihat perubahan yang terjadi pada keluarga terkait masalah kurang
pengetahuan. Tersebut diantara meminum obat yang di beli di warung, tidak
mengetahui penyakit, tidak memeriksakan penyakit ke pelayanan kesehatan.

Selanjutnya tugas dalam mengambil keputusan dengan mencari upaya


tindakan kesehatan yag diharapkan tepat sehingga masalah kurang
pengetahuan teratasi (Friedman 2015). Keluargaa sudah mulai mengambil
keputusan untuk Tn. A dengan selalu meningkankan pengetahuan. Dalam
merawat anggota yang sakit dengan memberikan perawatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki keluarga (Friedman 2015). Keluarga memberikan
informasi tentang hipertensi kepada Tn. A. Dengan mampu mengetahui
tentang penyakitnya.
38

Keluarga dapat memodifikasi perilaku gaya hidup yang sehat dengan


ditunjukan oleh keluarga dengan informasi seputar tentang penyakit. dalam
memamfaatkan pelayanan kesehatan dengan melakukan kunjungan ke
pelayanana kesehatan Puskesmas Tamban Baru untuk memeriksakan kondisi
kesehatan Tn. A secara rutin.

4.3 Analisa Intervensi Pendidikan Kesehatan dengan Konsep dan Penelitian


Terkait
Berdasarkan hasil analisis dari pengkajian pada keluarga Tn. A dapat
dikatakan faktor yang paling besar mempengaruhi masalah kurang
pengetahuan pada keluarga Tn. A adalah kurangnya informasi mengenai
penyakit yang diderita. Hal ini disesuaikan dengan hasi pengkajian yang
didapatkan pada pengkajian.

Hasil pengkajian yang didapatkan dalam pengetahuan keluarga Tn. A


dikatakan kurang. Namun hal ini keluarga masih belum memahami
sepunuhnya tentang hipertensi. keluarga masih belum menunjukan adanya
peningkatan tentang pengetahuan. Riskesdas(2013) menyebutkan bahwa
prevansi cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan lebih rendah
rendah akibat ketidaktauan tentang pola makan yang baik. Sedankan menurut
Anggara(2013) tingginya resiko terkena hipertensi pada pendidikan rendah,
kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan pada pasien yang
berpendididkan rendah terhadap kesehatan dan sulit atau lmbat menerima
informasi. Penelitian yang dilakukan Tirtana (2014) membuktikan terdapat
pengaruh pendidikan kesehatan hipertensi terhadap perubahan pengetahuan
responden tentang perilaku hidup sehat seperti mengator pola makan dengan
membatasi asupan garam, lemak, alkohol, berhenti merokok, dan melakukan
aktivitas fisik, istirahat dan tidur.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dilakukan Intervensi terkait
pelaksanaan pendidikan kesehatan (PENKES) pada keluarga Tn. A.
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamika,
39

bukan hanya proses pemindahan dari individu ke orang lain bukan


seperangkat presodur yang akan dilaksanakan ataupun hasil yang akan di
capai. Pendidikan kesehatan merupakan proses yang mencakup proses yang
mencakup dimensi dan kegiatan-kegiatan intelektual, psikologi dan sosial
yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mengambil
keputusan secara dasar dan mempengaruhi kesejahteraan diri, keluarga dan
masyarakat. (Yeni et al, 2014).

Manfaat dari pelaksannan Pendidikan kesehtan (PENKES) dapat mengubah


perilaku gaya hidupnya seperti membatasi asupan garam, berhenti merokok,
mengurangi stress, rajin beraktivitas atau berolahraga. Susanti (2016),
Dengan penyuluhan atau pendidikan kesehatan diharapkan klien hipertensi
mengemukakan untuk mengurangi tekanan darah pada penderita hipertensi
maka perlu melakukan tindakan seperi tidur tepat waktu saat malam hari,
membatasi mengkonsumsi makanan yang diawetkan dan menurunkan berat
badan dengan berolahraga secara teratur.

Setelah dilakukan intervensi Penidikan kesehatan pada keluarga bapak A. Di


dapatkan keberhasilan yang dapat dilihat dari keluarga memahami tentang
penyakit hipertensi.

Evaluasi keberhasilan Pendidikan kesehatan tentang pengetahuan keluarga


yang dapat dilihat saat itu adalah 1) keluarga Bapak A memahami tentang
penyakit hipertensi, 2) keluarga bapak A mampu menjelaskan dengan benar
apa yang telah di sampaikan saat pendidikan kesehatan 3) Keluarga
membatasi Asupan garam 4) berhenti merokok 5) melakukan aktivitas fisik
seperti berolah raga 6) keluarga dan bapak A rutin mengontol kesehatannya
ke pelayanana kesehatan.
Pendidikan kesehatan dibidang kesehatan lingkungan, pada keluarga bapak a
keluarga sudah rutin memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan.
40

Dan beristirahat yang cukup, beraktivitas seperti berolahraga dan tidur


dengan tepat waktu saat malam hari.

Pendidikan kesehatan di bidang gaya hidup sehat (GHS) pada keluaraga


bapak A yang terlihat keluarga membatasi asupan garam, berhenti merokok,
mengurangi stress dan rajin beraktivitas dan berolahraga dan mengontrol
berat badan.

Hal yang didemonstrasikan pada intervensi ini yang juga sebagai salah satu
pendidikan kesehatan adalah melakukan aktivitas fisik disini tidak hanya
bertujuan sebagai upaya preventif tetapi juga salah satu sebagai salah satu
uapaya mengurangi tekanan darah tinggi. Penelitian Xue & Lewin (2015)
menunjukan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap manajemen diri
pasien dimana terjadi perubahan signifikan pada gaya hidup pasien selama 2
minggu. Hasil penelitian Wang &Abbott (2016) menunjukan bahwa program-
program pendidikan, dukungan keluarga dan layanan kesehatan telah dapat
menurunkan hipertensi atau tekanan darah.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa perkembangan penyakit hipertensi dapat


diminimalisir dengan salah pencegahan yaitu melakukan aktivitas fisik,
Namun kita sadari bahwa melakukan aktivitas fisik belum sepenuhnya
dilakukan oleh keluarga, perlu kiranya perilaku ini dengan penjelasan lisan
dan motivasi tentang manfaat melakukan aktivitas fisik ini.

Terkait dengan Aktivitas fisik, di masyarakat saai ini banyak sekali perbedaan
cara melakukan aktivitas fisik, seperti aerobik, jalan kaki ,lari maraton,
lompat, bersepeda, dan sebagainya. Namun hal tersebut dapat membedakan
pula tingkat keefektifannya. Penelitian (Mandini, et al.,2018) melakukan
jalan kaki rutin terperogram mampu menurunkan tekanan darah secara
signifikan. Penurunan tekanan darah ini terlihat lebih besar pada individu
yang tekanan darah awalnya lebih tinggi. Aktifitas fisik jenis aerobik juga
41

disebutkan dalam banyak penelitian efektif menimbulkan tekanan darah pada


hipertensi secara akut maupun kronis (Moreira,et.al.2014)

Keefektiktifan aktivitas fisik penyakit hipertensi dengan senam aerobik


dijelaskn oleh penelitian yang dilakukan oleh Dimeo, dkk tahun 2017 dalam
jurnal Aerobic Exercise Redues Blood Pressure in Resistant Hypertension
yang menyatakan bahwa latihan fisik secara teratur mengurangi tekanan
darah selama 30 sampai 45 menit setiap hari. Olahraga yang dilakukan teratur
seperti menlakukan senam aerobik mengurangi ekanan darah sistolik 3
sampai 5 mmHg dan tekanan darah diastolik 2 sampai 3 mmHg. Pada
hipertensi efek ini bahkan lebih jelas menunjukan penurunan rata-rata 7
mmHg sistolik dan 5 mmHg diastolik untuk saat ini.

Hasil evaluasi dari aktivitas fisik yang dilakukan oleh adalah kini keluarga
mampu melakukan aktivitas fisik dengan benar dengan senam aerobik.
Keluarga juga mengetahui pentingnya melakukan aktivitas fisik dalam
kehidupan sehari-hari yaitu dengan mengatakan bahwa aktivitas fisik
merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit hipertensi yang paling
mudah.

Kelebihan dari implementasi pengoptimalan pendidikan kesehatan adalah: 1)


membuat perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
bembina dan memelihara prilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. 2) untuk
memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya tentang kesehatan
untuk tercapai perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan fisik, mental dan sosial sehingga produktif secara ekonomi. 3)
terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat pada individu, keluarga dan masyarakat
yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial, sehingga
42

dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. 4) untuk mengubah


perilaku seseorang dalam bidang kesehatan.

Bentuk Hambatan dari pengoptimalan Pendidikan Kesehatan dalam


kehidupan sehari-hari adalah: 1) minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh
keluarga mengakibatkan rendahnya kesadaran mereka dalam mencari
informasi tentang hipertensi hal ini juga di sebabkan jua karena faktor
pendidikan yang belum dijadikan prioritas utama, sehingga pengetahuan
tentang hipertensi pun menjadi kurang.

4.4 Alternatif Pemecahan yang dapat Dilakukan


Alternatif pemecahan atau rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan pendidikan kesehatan adalah dengan menjadikan
pendidikan kesehatan sebagai suatu kegiatan yang sangat penting dilakukan
untuk meningkatan kesehatan. Menurut (Notoatmodjo, 2015) Pendidikan
kesehatan dapat berperan penting untuk merubah perilaku individu, kelompok
dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Perubahan perilaku yang
diharapkan adalah dapat memlihara dan meningkatkan kesehatan., mencegah
resiko terjadinya sakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berpartisifasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat sehingga perubahan
perilaku merupakan hasil dari pendidikan kesehatan.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Karakteristik keluarga Bapak A merupakan keluarga dengan tipe Nuclear
Family. Pada keluarga Bapak A terdapat masalah keperawatan kurang
pengetahuan. Perencanaan yang dilakukan penulis disusun berdasarkan Lima
tugas kesehatan keluarga. Intervensi yang dilakukan dengan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik
sebagai intervensi unggulan pada penerapan keluarga. Intervensi ini
dilakukan sebagai upaya dalam mengurangi penyebab hipertensi. Hal ini
disebabkan adanya masalah pengetahuan yang kurang di alami keluarga
Bapak A seiring dengan tidak adanya informasi yang didapat. Implementasi
intervensi unggulan yang dilakukan dalam satu tahapan implementasi karena
pendidikan kesehatan merupakan informasi yang secara umum diketahui oleh
keluarga sudah optimal.

Evaluasi dan implementasi dilakukan secara formatif, yaitu didapatkan


peningkatan pengetahuan keluarga Bapak A mengenai pwndidikan kesehatan
tentang penyakit hipertensi. Evaluasi sumatif didapatkan dengan melihat
perubahan perilaku gaya hidup yang dilakukan oleh keluarga Bapak A. Hasil
analisa maslaah terkait yang ditetapkan. Rencana tindak lanjut terkait
intervensi pendidikan kesehatan diteteapkan bersama keluarga dan
menyepakati untuk menuruskan intervensi ini dan menerapkan kedalam
perilaku keseharian keluarga.

5.2 Saran
5.2.1.Untuk penulis
Diharapkan bagi penulis selanjutnya untuk mengaplikasikan
pengetahuan dan pengalaman yang lainnya khususnya dibidang
keperawatan keluarga.

43
44

5.2.2.Untuk Pelayanan Kesehatan


Saran pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas Tamban Baru dapat
mengoptimalkan intervensi tentang pendidikan kesehatan terkait
pengetahuan untuk meningkatkan unformasi tentang kesehatan.
5.2.3.Untuk Keluarga
Diharapkan keluarga dapat meningkatkan informasi pengetahuan
tentang penyakit hipertensi serta mengingatakan keluarga untuk rutin
kontrol kepelayanan kesehatan dan beristirahat, serta mengawasi pola
makan.
5.2.4.Untuk Perawat Komunitas / Keluarga
Perawat Komunitas / Keluarga dapat menghubungkan intervensi
keperawatan terkait pendidikan kesehatan sebagai upaya preventif
dalam menurunkan angka kejadian penyakit (hipertensi) pada keluarga
yang masih kurang pengetahuan.
5.2.5.Untuk Institusi Kesehatan
Saran untuk instansi kesehatan dapat mengembangkan intervensi
pendidikan kesehatan menjadi kajian khusus pada kelilmuan keluarga
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan berbagai
penyakit.
DAFTAR RUJUKAN

Achjar, K. A. H. (2016). Asuhan keperawatan keluarga. Jakarta : sagung seto.


Adib, M. (2017). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung
dan Stroke. Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka.

Anwar, F. (2017). Detikhealth. (internet). Termuat dalam:


http://m.detik.com/health/read/2017/05/17/122206/3503396/763/kemen
kes-sebut-kasus-hipertensi-di-indonesia-terus-meningkat (diakses tanggal
26 Desember 2020)

Anggara Dwi, F H dan prayitno N. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan


tekanan darah di puskesmas telaga murni cikarang barat. Jakarta:
program studi kesehatan masyarakat STIKES MH. Thamrin. Jurnal
ilmiah kesehatan. Vol 5/ No. 1.

American Heart Association (2013). Heart Disease & stroke stotistics 2014
update. Dallar, texas : american heart association.

Brunner & Suddarth. 2010. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta, EGC, Hamzah, : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya.

Dimeo, pangonas, dkk. (2017). Aerobic exercise reduce blood pressure in


resistant hypertension. Vol 60.

Doengoes, Marilyan E 2012. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta ,
Peerbit Buku Kedokteran, EGC.

Friedman. 2015. Buku Ajar keperawatan keluarga : riset, teori, dan praktik. Edisi
ke-5. Jakarta : EGC.

Ludianita, O, (2016). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku penderita


hipertensi ditinjau dari aspek sikap tentang hipertensi di desa malasan
kemacamatan durenan kabupaten trenggek.

Maulana , J.D.H. (2017). Promosi kesehatan Jakarta : EGC.

NANDA. (2015-2017). Buku saku diagnosis Keperawatan.

Notoadmojo (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Natoadmojo., S. (2016). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.
Nursalam. 2018. Konsep dan penerapan metedeologi penelitian ilmu keperawatan
jakarta : Salemba medika.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (2013). Jakarta : Badan Penelitian dan
pengembangan kesehatan, departemen kesehatan republwk indonesia.
Smeltzer dan bare B. (2012) Buku ajar keperawatan medikal bedah
brunner&suddrarth edisi 8 volume 1.2. jakarta: penerbit buku
kedokteran Indonesia EGC.

Suprajitno. 2018. Asuhan keperawatan keluarga aplikasi dalam praktik. Jakarta:


penerbit buku kedokteran EGC.

Susanto, Tuntut. (2016). Buku ajar keperawatan kelarga : aplikasi teori pada
praktik asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: trans info media.

Susanti, M.T. 2018. Pengarauh Pendidikan kesehatan tentang hipertensi.

Sudiharto. (2017). Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan


keperawatan transkultural. Jakarta : EGC.

Tirtana, A. 2014. Pengaruh pendidika kesehatan terhadap pengetahuan hipertensi


pada lansia hipertensi di RW 04 Tegal rejo kelurahan tegal rejo. Skripsi.
STIKES Aisyiyah. Yogyakarta.

Widyasari DF, candrasari A. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi


terhadap perubahan pengetahuan dan sikap lansia didesa makamhajai
kartasura sukoharjo. Surakarta: fakultas kedokteran universitas
muhammadiyah surakarta: 2016.

Yeni, et al. Dkk 20014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


hipertensi. Kes Mas. Vol, 4 No. 2 : 76-143.
SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI

Disusun Oleh

MISBAHUL INAYAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

BANJARMASIN, 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Kardiovaskuler


Sub Pokok Bahasan : Hipertensi

Penyaji : Misbahul Inayah

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Senin 1 Desember 2020

Waktu : 19.00 WIB

Tempat : Di Rumah Keluarga Tn. A

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x 30 menit, Keluarga dapat


memahami tentang Hipertensi.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit Masyarakat dapat
Menjelaskan kembali pengertian hipertensi dengan bahasanya sendiri dengan benar.
 Menyebutkan penyebab hipertensi dengan baik
 Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi dengan baik
 Menyebutkan Komplikasi Hipertensi

 Menyebutkan contoh makanan yang dapat di konsumsi dan tidak dapat dikonsumsi
penderita Hipertensi

Sasaran dan Target


Sasaran ditujukan pada Keluarga Tn. A

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


No Tahap Waktu Kegiatan Media

1 Pembukaan 3 menit 1. Salam perkenalan


2. Menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
2 Pelaksanaan 10 menit Menjelaskan tentang : Leaflet
1 Pengertian dan tujuan PENKES Lembar balik

2 Pengertian hipertensi
3 Penyebab hipertensi
4 Tanda dan gejala hipertensi
5 Komplikasi hipertensi
6 Makanan yang dapat
dikonsumsi dan makanan yang
tidak dapat dikonsumsi
penderita hipertensi
3 Evaluasi 3 menit Evaluasi : Bertanya dan
Meminta kepada anggota menjawab
pertanyaan
keluarga untuk menjelaskan
kembali materi yang telah
disampaikandengan
menyebutkan :
1. Pengertian dan tujuan PENKES

2. Pengertian hipertensi
3. Penyebab hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Komplikasi hipertensi
6. Makanan yang dapat
dikonsumsi dan makanan yang
tidak dapat dikonsumsi
penderita hipertensi
Memberikan reiforcemen positif
atas jawaban yang diberikan

4 Penutup 5 menit 1 Menutup pembelajaran dengan


salam

METODA
Metoda yang digunakan adalah :

Ceramah dan Tanya jawab

Setting Tempat
: audience

: penyuluh

MEDIA
Media yang digunakan adalah

Leaflet

MATERI
Terlampir

EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan Keluarga (waktu dan tempat)
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. Peserta/ keluarga bersedia dirumah sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
b. Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
c. Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
a. Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

Daftar Pertanyaan
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi diharapkan keluarga mampu
enjawab pertanyaan:

1. Jelaskan kembali pengertian hipertensi dengan bahasanya sendiri dengan benar


Kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90
mmHg.

2. Sebutkan penyebab hipertensi dengan baik


a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Pola hidup
 Stress
 Obesitas
 Merokok
 Mengkonsumsi garam yang berlebihan
 Mengkonsumsi ika asin yang berlebihan
 Kurang olahraga
3. Sebutkan tanda dan gejala hipertensi Sakit kepala
a. Nyeri kepala
b. Pusing
c. Tengkuk terasa berat
d. Susah tidur
e. Mudah lelah dan emosional
f. Terkadang juga disetai mual, muntah, sesak hingga epistaksis
4. Sebutkan komplikasi hipertensi
a. Penyakit jantung
b. Stroke
c. kerusakan ginjal
d. kematian
5. contoh makanan yang dapat di konsumsi dan tidak dapat dikonsumsi penderita
Hipertensi
Makanan yang dianjurkan di konsumsi yaitu :

a. Sayur-sayuran hijau (bayam, mentimun, sawi, salada, dan kacang panjang)


b. Buah-buahan (pisang, semangka, belimbing, delima, alpukat, tomat, jeruk)
c. Air kelapa
d. Ikan
Makanan yang tidak dapat dikonsumsi yaitu:

1. Daging
2. Ikan asin
3. Makanan cepat saji
4. Alkohol
5. Makanana yang berlemak tinggi
6. Makanan yang terlalu asin
7. Makanan yang diawetkan ( dendeng, asinan, abon, jeroan)
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 60 mmHg.

B. PENYEBAB HIPERTENSI
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Pola hidup
 Stress
 Obesitas
 Merokok
 Mengkonsumsi garam yang berlebihan
 Mengkonsumsi ika asin yang berlebihan
 Kurang olahraga
C. TANDA DAN GEJALA
a. Nyeri kepala
b. Pusing
c. Tengkuk terasa berat
d. Susah tidur
e. Mudah lelah dan emosional Terkadang, mual, muntah, sesak hingga epistaksis
D. KOMPLIKASI
1. Penyakit Jantung
2. Stroke
3. Kerusakan Ginjal
4. Kematian
E. MAKANAN YANG DAPAT DIKONSUMSI DAN MAKANAN YANG TIDAK
DAPAT DIKONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI
a. Makanan yang dapat dikonsumsi:
1. Sayur-sayuran hijau (bayam, mentimun, sawi, salada, dan kacang panjang)
2. Buah-buahan (pisang, semangka, belimbing, delima, alpukat, tomat, jeruk)
3. Air kelapa
4. Ikan
b. Makanan yang tidak dapat
dikonsumsi: 1. Daging
2. Ikan asin
3. Makanan cepat saji
4. Alkohol
5. Makanana yang berlemak tinggi
6. Makanan yang terlalu asi
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tom Smith. (2011). Kesehatan Populer Tekanan Darah Tinggi. ARCAN: Jakarta.

Carpenito, Lynda Jual. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Monica
Ester, SKp. EGC: Jakarta.

SUB.DIT Perawatan Kesehatan Masyarakat. (2012). Perawatan Pada Usia Lanjut.


Depkes RI: Jakarta.

Effendy Nasrul. (2016). Dasa-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2.


EGC: Jakarta.

Wahyu Nugroho, SKM. (2009). Buku Kedokteran. Edisi 1. Perawatan Lanjut Usia.
EGC : Jakarta
Lembar Konsul

23
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
INTERVENSI UNGGULAN PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

( FAMILY NURSING CARE WITH LEADING INTERVENTION OF


HEALTH EDUCATION IN FAMILIES WITH HYPERTENSION )
1 2 3
Misbahul Inayah , Roly Marwan Mathuridy , Hiryadi

Program Profesi Ners, Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Email: Misbahulinayah97@gmail.com

Abstrak
Hipertensi adalah penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian di
dunia Upaya pencegahan diperlukan dalam masalah penyakit untuk mengatasi masalah
hipertensi. Intervensi keperawatan unggulan berupa pendidikan kesehatan tentang
hipertensi. Tujuannya meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam keluarga. Evaluasi
peningkatan peningkatan pengetahuan keluarga dalam pendidikan kesehatan, Serta
yang diterapkan oleh perawat komunitas / keluarga upaya sebagai masalah masalah
pengetahuan tentang kesehatan di masyarakat.

Kata kunci: Hipertensi, Pendidikan Kesehatan Keluarga

Abstract
Hypertension is a degenerative disease that is one of the causes of death in the
world. Prevention efforts are needed in the problem of disease to overcome
hypertension problems. Superior nursing intervention in the form of health education
about hypertension. The goal is to increase health knowledge in the family.
Evaluation of increasing family knowledge in health education, as well as what is
applied by community nurses / family efforts as a matter of knowledge about health
in the community.

Keywords: Hypertension, Family Health Education


PENDAHULUAN penduduk Indonesia mengidap
hipertensi. nah di tahun 2016 Survei
Hipertensi mendapat julukan The Silent
Indikator Kesehatan Nasional
Killer karena penyakit ini sering
(Sirkesnas) melihat angka tersebut
membuat penderitanya tidak sadar
meningkat menjadi 32,4 persen
telah mengidapnya. Penyakit hipertensi
(Anwar, 2017)
selalu menjadi ancaman bagi setiap
orang dan jumlah penyakit ini selalu Faktor yang mempengaruhi Hipertensi
meningkat tinggi dalam setiap tahun ada dua, faktor yang dapat di kontrol
bahkan bukan hanya penduduk dan faktor yang tidak dapat di kontrol.
Indonesia yang mengalami penyakit Faktor yang dapat dikontrol adalah
tersebut banyak di Negara-negara maju kegemukan atau obesitas, pola makan
yang penduduknya menderita penyakit yang tidak terkontrol bisa
hipertensi, bahkan jumlah kematian menyebabkan penimbunan lemak
yang di tunjukan karena penyakit ini sehingga mempengaruhi peredaran
sangat lah tinggi dan kasus kematian darah, konsumsi garam berlebihan,
karena hipertensi selalu naik dalam garam bersifat menahan air sehingga
setiap tahun dalam seluruh negara. menaikan tekanan darah, kurang
Hipertensi adalah penyakit degeneratif olahraga, orang yang kurang aktif
yang menjadi salah satu penyebab berolahraga pada umumnya cenderung
kematian di dunia. Ini terbukti dari data mengalami kegemukan, stres, merokok
mereka, yang menjelaskan bahwa dan konsumsi alkohol. Faktor yang
kenaikan tekanan darah merupakan tidak dapat dikontrol, diantaranya
factor risiko utama untuk angka adalah keturunan, 70-80% penderita
kematian global dan diperkirakan telah Hipertensi ditemukan ada riwayat
menyebabkan kematian 9,4 juta keluarganya, jenis kelamin, kaum laki-
kematian dan 7% dari beban penyakit laki paling beresiko Hipertensi karena
yang di ukur dalam Disability adjusted memiliki faktor pendorong, seperti
life year (DALY) pada tahun 2010 stres, kelelahan, dan makanan tidak
(WHO, 2014) terkontrol, umur, pada umumnya,
Hipertensi menyerang pria pada usia di
Sampai saat ini hipertensi masih atas 31 tahun, sedangkan pada wanita
menjadi masalah utama di dunia, baik terjadi setelah usia 45 tahun.
di negara maju maupun negara-negara (menopause) (Setiawan, 2013).
berkembang, termasuk Indonesia. Data
dari American Heart Associatin Hipertensi merupakan penyebab
menunjukan sebanyak 77.9 juta atau 1 kematian nomor 3 setelah stroke dan
dari 3 orang dewasa di amerika serikat tuberculosis, yakni mencapai 6,7% dari
menderita hipertensi. (AHA, 2013) populasi kematian pada semua umur di
Indonesia. Prevalensi Hipertensi atau
Prevalensi hipertensi di Indonesia tekanan darah di Indonesia cukup
menurut direktur pencegahan dan tinggi. Selain itu, akibat yang
pengendalian penyakit tidak menular, ditimbulkannya menjadi masalah
kementrian kesehatan, dr. lily S. kesehatan masyarakat. Hipertensi,
Sulistyowati, MM, mengatakan merupakan salah satu faktor resiko
peningkatan kasus hipertensi juga yang paling berpengaruh terhadap
terjadi di Indonesia. Data Riset kejadian penyakit jantung dan
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 pembuluh darah. Hipertensi sering
menunjukan bahwa 25,8 persen tidak menunjukkan gejala, sehingga

23
baru disadari bila telah menyebabkan mengatakan Tn. A pernah berobat
gangguan organ seperti gangguan ke Puskesdes dan setelah itu tidak
fungsi jantung atau stroke. Tidak pernah lagi kontrol secara rutin.
jarang Hipertensi ditemukan secara Keluarga juga mengatakan tidak
tidak sengaja pada waktu pemeriksaan megenal tentang masalah penyakit
kesehatan rutin atau datang dengan yang diderita Tn. A.
keluhan lain (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan hasil pemeriksaan
Berdasarkan latar belakang di atas tanda – tanda vital perindividu pada
penulis tertarik untuk mengelola keluarga Tn. A didapatkan :
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tekanan darah : 160/100 mmHg,
Kasus Hipertensi pada keluarga Tn. A Respirasi: 20 x/menit, Nadi: 80
dengan intervensi utama Pendidikan x/menit T: 36,8c. Dan pemeriksaan
Kesehatan didesa Tamban Jaya. tanda – tanda vital Pada Ny. A
didapatkan: Tekanan darah : 110/80
KASUS KELOLAAN mmHg, Respirasi: 18 x/menit, Nadi:
UTAMA 1. Pengkajian 88
Keluarga Tn. A (40 Tahun yaitu adalah
pasien yang mempunyai penyait
hipertensi) bertempat tinggal di desa
Tamban Jaya RT 03 Kecamtan
Tamban catur kabupaten Kapuas.
Bapak A tinggal dirumah dengan
istrinya Ny. A (35 tahun ) dan satu
anak Laki-lakinya An. T (17 tahun)
keluarga ini ditakan keluarga
dengan anak usia remaja, yaitu
keluarga yang terdiri dari suami istri
dan anak. Kepala keluarga Tn.A
bekerja sebagai petani dan Ny. A
juga bekerja sebagai petani dan AN.
T masih sekolah SMA, Keluarga
tersebut beragama Islam, Pada saat
ini keluarga. A sedang berada pada
tahap perkembangan keluarga tahap
keluarga Dewasa.
Pada saat pengkajian tanggal 1
Desember 2020, keluarga
mengatakan yang sakit dikeluarga
ini adalah cuman Tn. A pada saat
dilakukan pengkajian pada Tn. A
keluarga mengatakan beberapa
minggu terakhir ini Tn. A sering
merasa sakit kepala / pusing dan
tegang dibagian leher belakang, saat
sakit kepala itu dtang keluarga
mengatakan hanya membeli obat di
warung terdekat dan keluarga juga
x/menit T: 36,3c. Dan pemeriksaan terjadinya masalah kesehatan salah
tanda – tanda vital Pada An. T satunya dengan pengetahuan yang
didapatkan: Tekanan darah : 120/70 kurang dan tidak rutin
mmHg, Respirasi: 18 x/menit, Nadi: memeriksakan kesehatan ke
90 x/menit T: 36,5c. pelayanan kesehatan yang dapat
mempengaruhi masalah penyakit
2. Analisa Data Hipertensi. Masalah hipertensi pada
Hasil pengkajian dari keluarga Tn. keluarga Tn. A juga telah dilakukan
A ini selanjutnya dilakukan analisis intervensi dalam perawatan serta
untuk menentukan masalah pada kunjungan sebelumnya.
keperawatan apa yang terjadi pada
keluarga Tn. A. Teridentifikasi satu 5. Implementasi Keperawatan
masalah keperawatan yaitu Keluarga
kurangnya pengetahuan pada Implementasi dilakukan pada hari
Keluarga. senin tangal 1 Desember 2020, jam
19.00 WIB dengan menggunakan
3. Diagnosa Keperawatan Keluarga media leafleat dengan menggunakan
Dari analisa yang sudah dijabarkan metode tanya jawab memberikan
diatas maka didapatkan diagnosa pendidikan kesehatan kepada
pada keluarga yaitu Kurang keluarag Tn. A.
pengetahuan pada keluarga Tn. A 4. Menjelaskan pengertian
berhubungan dengan pendidikan kesehatan.
ketidakmampuan keluarga mengenal Pendidikan kesehatan dalam arti
penyakit. pendidikan secara umum adalah
segala upaya yang di rencanakan
4. Intervensi Keperawatan untuk mempengaruhi orang lain,
Unggulan baik indiviu, kelompok atau
Intervensi keperawatan unggulan mayarakat, sehingga mereka
yang dilakukan berdasarkan pada melakukan apa yang di harapkan
hasil pengkajian tahapan fungsi oleh pelaku pendidikan atau
perawatan keluarga Tn. A dimana promosi kesehatan. Dan batasan
masalah keluarga belum mampu ini tersirat unsur-unsur input
mengenal masalah penyakit (sasaran dan pendidik dari
hipertensi. intervensi keperawatan pendidikan). Proses(upaya yang
unggulan juga didasarkan untuk direncanakan untuk
memberikan pengetahuan yang mempengaruhi orang lain) dan
signipikan terhadap mencapaian output (melakukan apa yang
tujuan peningkatan pengetahuan diharapkan)
keluarga tentang hipertensi. 5. Tujuan pendidikan kesehatan
Karenanya penulis menetapkan Secara umum tujuan dari
intervensi keperawatan tentang pendidikan adalah meningkatkan
pendidikan kesehatan. kemampuan (pengetahuan, sikap
dan praktik) msayarakat untuk
Intervensi keperawatan unggulan memilihara dan meningkat
diharapkan sebagai manajemen derajat kesehatan, baik fisik,
mandiri keluarga dalam tindakan mental dan sosialnya sehingga
preventif yang bertujuan mencegah proddoktif secara ekonomi
maupun mengurangi tanda gejala maupun sosial Memfaat dari
pelaksaan pendidikan kesehatan Implementasi Intervensi unggulan
Keluarga mampu menerapkan tercapai
masalah kesehatan dan kebutuhan h. Planning
mereka sendiri, dan memberikan Rencana tindak lanjutan kepada
pengetahuan kepada keluarga keluarga untuk tetap menjaga
atau kelompok dan individu pola makan, melakukan
untuk mampu memahami apa aktivitas fisik dan rutin
yang dapat mereka lakukan mengontrol kesehatan
terhadap masalah kesehatanya. kepelayanan kesehatan. Selain
6. Pemahaman tentang informasi itu saya akan melakukan
atau membuat keluarga Bapak A kunjungan kembali untuk
khususnya bapak A mampu melihat dan memantau keadaan
menjelaskan kembali tentang keluarga Tn. A
materi yang di sampaikan : Evaluasi II: Selasa 2 Desember 2020
Pengertian hipertensi, e. Data Subjektif
Menyebtkan penyebab, tanda Keluarga Tn. A mengatakan sudah
gejala dan komplikasi dan menjaga pola makan yang sehat
makanan yang dapat di konsumsi seperti “membatasi
dan makanan yang tidak dapat mengkonsumsi garam”.
dikonsumsi hipertensi. Melakukan aktivitas fisik
seperti ” berjalan kaki dan
6. Evaluasi Keperawatan berolahraga” dan keluarga Tn.
Keluarga A mengatakan Sudah pergi
Evaluasi I: Senin 1 Desember kepelayanan kesehatan.
2020 e. Data Subjektif f. Data Objektif
Keluarga Tn. A mengatakan Keluarga sudah terlihat membatasi
mengerti mengenai pengertian mengkonsumsi garam, dan
dan tujuan “PENKES”, dan terlihat beraktivitas seperti
keluarga mampu menjelaskan berolahraga dan sudah pergi
kembali tentang materi yang di kepelayanan kesehatan.
sampaikan : Pengertian g. Analisa
hipertensi, Menyebutkan Implementasi Intervensi unggulan
penyebab, tanda gejala dan tercapai
komplikasi dan makanan yang h. Planning
dapat di konsumsi dan makanan Rencana tindak lanjut kepada
yang tidak dapat dikonsumsi keluarga dengan tetap konsisten
hipertensi menjaga pola makan,
f. Data Objektif berolahrahraga, dan
Keluarga Tn. A mamu memeriksakan kesehatannya ke
mnyebutkan pengertian dan pelayanan kesehatan. Selain itu
tujuan “PENKES”, pengertian saya akan melakukan
hipertensi, penyebab, tanda kunjungan kembali memantau
geja, komplikasi , dan keadaan keluarga Tn. A
makannan yang dapat di
konsumsi dan makanna yang 7. Rencana Tindak Lanjut
tidak dapat di konsumsi pada Rencana tindak lanjut kepada
penderita hipertensi. keluarga untuk tetap konsisten
g. Analisa menjaga kesehatan dan secara rutin
memeriksakan kesehatannya ke dimana semakin bertambahnya usia,
pelayanan kesehatan. kemungkinan seseorang menderita
hipertensi jga semakin besar. Usia
PEMBAHASAN hipertensi umumnya berkembang
1. Analisis Masalah Keperawatan pada usia 31-65 tahun. Hal ini
dengan Konsep Terkait terutama akibat elastisitas jaringan
Hipertensi dan Konsep Kasus yang erterosklerosis serta pelebaran
Terkait pembuluh darah.
Pada hasil pengkajian yang telah
dilakukan pada keluarga Tn. A (40 Pendidikan keluarga Tn. A
tahun) dan istri Ny. A (35 tahun) khusunya Tn. A pendidikannya
dan anaknya An. T (18 tahun). Yang hanya sekolah dasar dapat dikatakan
memiliki masalah keperawatan yaitu bahwa pendidikan yang di keluarga
penyakit hipertensi. Berikut ini akan Tn. A masih tergolong rendah dari
dijelaskan analisa kasus berdasarkan teori dikatan bahwa faktor yang
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan peran
mempengaruhi kesehatan. Sehingga salah satunya yaitu pengetahuan
dapat diketahui faktor apakah yang apabila ada anggota keluarga yang
paling berpengaruh dalam masalah sakit di rumah Tn. A keluarga hanya
kurang pengetahuan pada keluarga meminum obat yang dibeli di
Tn. A. warung. Dan Tn. A tidak
mengetahui penyebab dan dampak
Hasil pengkajian pemeriksaan pada dari penyakit tersebut. Dan keluarga
keluarga Tn. A mengatakan kurang juga mengatakan sedikit mengetahui
pengetahuan tentang peyakit tanda gejala sakit yang diderita Tn.
hipertensi, dan Keluarga Tn. A juga A. Sehingga dapat dikatakan bahwa
mengatakan apabila sedang sakit keluarga Bapak A memiliki
kepala keluarga hanya meminum pengetahuan yang kurang.
obat yang dibeli di warung, keluarga menurut Natoadmojo (2016),
Tn. A juga mengatakan tidak rutin pengetahuan atau kognitif
memeriksakankesehatannya merupakan domain yang sangat
kepelayaan kesehatan karena penting untuk terbuntuknya
keluarga Tn. A tidak mengetahui tindakan seseorang (over behavior)
pentingnya mengontrol kesehatan. karena dari pengalaman dan
Sehingga keluarga Tn. A dikatakan penelitian ternyata prilaku yang
kurang pengetahuan. Selain itu didasari oleh pengetahuan.
pengkajian dari pemeriksaan yang
didapatkan: Tn. A telihat sakit Pada penelitian ini didukung dari
kepala, pusing dan lelah. TTV Tn. A hasil penelitian Widyasari dan
Tekanan darah : 160/100 mmHg, Candrasari (2016) dengan judul
Respirasi: 20 x/menit, Nadi: 80 pengaruh pendidikan kesehatan
x/menit T: 36,8c. tentang hipertensi terhadap
Terkait dengan usia, Tn. A sudah perubahan pengetahuan dan sikap
memasuki usia dewasa dimana pada lansia didesa makamhaji kartasura
masa Tn. A mudah menderita sukoharjo. Berdasarkan hasil
hipertensi karena menurut Susanto, penelitian dapat disimpulkan bahwa
2014 dilihat dari faktor yang tidak terdapat peningkatan nilai rata-rata
dapat di kontrol salah satunya usua pengetahuan tentang hipertensi
setelah dilakukan pemberian penyakit hipertensi. Sehingga
pendidikan kesehatan dari 4,46% pengetahuan tidak dapat mengerti
menjadi 13,97%. Pendidikan semaksimal mungkin oleh keluarga
kesehatan terbukti dapat mengubah Tn. A. Hal ini sesuai dengan definisi
pegetahuan, sikap, maupun perilaku NANDA 2015-2017 yaitu suatu
sehat, selain itu pendidikan kesehata keadaan diamna seseorang individu
merupakan upaya persuasi atau atau kelompok mengalami difisiensi
pembelajaran masyarakat agar mau pengetahuan.
melakukan tindakan untuk
memelihara dan meningakatkan Terkait masalah hipertensi atau
kesehatan. (Achjar, 2017). tekanan darah tinggi yang diderita
Pendapatan seluruh anggota oleh Tn. A sendiri mempengaruhi
keluarga yang berkisar 1500.000 tentang kesehatannya. Penilitian
yang digunakan untuk seluruh yang dilakukan oleh Ludianita
kebutuhan keluarga yang terdiri dari (2016) menunjukan terdapat
3 anggota keluarga. Keluarga pengaruh pendidikan kesehatan
meanggap penghasilan ini cukup terhadap perilaku penderita
untuk membiayai seluruh kebutuhan hipertensi. hasil penelitian
sehari-hari. Walaupun sesungguhnya Baghianimoghadam, et al., (2016)
dalam penelitian yang dilakukan oleh bahwa program pendidikan
Isnansyah (2006) menjelaskan bahwa kesehatan dapat membantu dan di
pendapatan yang rendah berpengaruh perlukan untk meningkatkan
terhadap asupan makanan yang perilaku monitoring tekanan darah
dikonsumsi karena penghasilannya sendiri pada pasien dengan
terbatas. Seperti dalam hal memenuhi hipertensi. Hasil penelitian
kebutuhan lauk, keluarga Tn. A Foroushani, et al., (2017), bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan
mengatakan lebih sering antara promisi kesehatan terhadap
mengunsumsi telor, ikan asin , tahu, perubahan gaya hidup pada keluarga
tempe dari pada ayam dan daging. yang menderita hipertensi.

Berdasarkan hasil analisa tersebut, Batasan karakteristik yang terlihat


maka didapatkan kesimpulan bahwa pada keluarga bapak A. Khususnya
masalah yang ditemukan pada keluarga Tn. A terkait
keluarga Tn. A. Adalah Kurang kesesuaiaannya dengan masalah
pengetahuan berhubungan dengan keperawatan adalah: 1) tidak
kurangnya informasi pada kelurga mengetahui tentang penyakit
Tn. A. (Nanda 2015-2017). Yang hipertensi 2) tidak rutin
terjadi pada keluarga Tn. A mengontrolkan kesehatannya ke
Penekanan masalah didasarkan pada pelayanan kesehatan 3) kurangnya
analisa data dan batasan informasi mengenai penyakit yang
karakteriktik yang ditemukan pada diderita 4) kurang sumber
keluarga Tn. A, khusnya Tn. A pengetahuan.
sendiri data hasil pengkajian
menjelaskan bahwa informasi yang Berdasarkan hasil analisis diatas,
didapat oleh kuluarga Tn. A kurang intervensi yang telah dilakukan
terhadap penyakit yang diderita, adalah dengan memberikan
keluarga . Tidak mengetahui pendidikan kesehatan terkait
pengetahuan yang kurang. Evaluasi 2. Analisa Intervensi Pendidikan
yang dapat dilihat disesuaikan Kesehatan dengan Konsep dan
dengan lima tugas kesehatan Penelitian
keluarga. Tugas mengenal masalah, Berdasarkan hasil analisis dari
dengan mampu melihat perubahan- pengkajian pada keluarga Tn. A
perubahan kecil yang dialami oleh dapat dikatakan faktor yang paling
anggota keluaraga (Friedman, besar mempengaruhi masalah
2015). Keluarga Tn. A dapat kurang pengetahuan pada keluarga
mengidentifikasi masalah kurang Tn. A adalah kurangnya informasi
pengetahuan dengan melihat mengenai penyakit yang diderita.
perubahan yang terjadi pada Hal ini disesuaikan dengan hasi
keluarga terkait masalah kurang pengkajian yang didapatkan pada
pengetahuan. Tersebut diantara pengkajian.
meminum obat yang di beli di
warung, tidak mengetahui penyakit, Hasil pengkajian yang didapatkan
tidak memeriksakan penyakit ke dalam pengetahuan keluarga Tn. A
pelayanan kesehatan. dikatakan kurang. Namun hal ini
keluarga masih belum memahami
Selanjutnya tugas dalam mengambil sepunuhnya tentang hipertensi.
keputusan dengan mencari upaya keluarga masih belum menunjukan
tindakan kesehatan yag diharapkan adanyapeningkatantentang
tepat sehingga masalah kurang pengetahuan.Riskesdas(2013)
pengetahuan teratasi (Friedman menyebutkan bahwa prevansi
2015). Keluargaa sudah mulai cenderung lebih tinggi pada
mengambil keputusan untuk Tn. A kelompok pendidikan lebih rendah
dengan selalu meningkankan rendah akibat ketidaktauan tentang
pengetahuan. Dalam merawat pola makan yang baik. Sedankan
anggota yang sakit dengan menurut Anggara(2013) tingginya
memberikan perawatan sesuai resiko terkena hipertensi pada
dengan kemampuan yang dimiliki pendidikan rendah, kemungkinan
keluarga (Friedman 2015). Keluarga disebabkan karena kurangnya
memberikan informasi tentang pengetahuan pada pasien yang
hipertensi kepada Tn. A. Dengan berpendididkan rendah terhadap
mampu mengetahui tentang kesehatan dan sulit atau lmbat
penyakitnya. menerima informasi. Penelitian yang
dilakukan Tirtana (2014)
Keluarga dapat memodifikasi membuktikan terdapat pengaruh
perilaku gaya hidup yang sehat pendidikan kesehatan hipertensi
dengan ditunjukan oleh keluarga terhadap perubahan pengetahuan
dengan informasi seputar tentang responden tentang perilaku hidup
penyakit. dalam memamfaatkan sehat seperti mengator pola makan
pelayanan kesehatan dengan dengan membatasi asupan garam,
melakukan kunjungan ke lemak, alkohol, berhenti merokok,
pelayanana kesehatan Puskesmas dan melakukan aktivitas fisik,
Tamban Baru untuk memeriksakan istirahat dan tidur.
kondisi kesehatan Tn. A secara Berdasarkan hasil analisis tersebut,
rutin. maka dilakukan Intervensi terkait
pelaksanaan pendidikan kesehatan
(PENKES) pada keluarga Tn. A. adalah 1) keluarga Bapak A
Pendidikan kesehatan adalah proses memahami tentang penyakit
perubahan perilaku yang dinamika, hipertensi, 2) keluarga bapak A
bukan hanya proses pemindahan mampu menjelaskan dengan benar
dari individu ke orang lain bukan apa yang telah di sampaikan saat
seperangkat presodur yang akan pendidikan kesehatan 3) Keluarga
dilaksanakan ataupun hasil yang membatasi Asupan garam 4)
akan di capai. Pendidikan kesehatan berhenti merokok 5) melakukan
merupakan proses yang mencakup aktivitas fisik seperti berolah raga 6)
proses yang mencakup dimensi dan keluarga dan bapak A rutin
kegiatan-kegiatan intelektual, mengontol kesehatannya ke
psikologi dan sosial yang diperlukan pelayanana kesehatan.
untuk meningkatkan kemampuan Pendidikan kesehatan dibidang
individu dalam mengambil kesehatan lingkungan, pada
keputusan secara dasar dan keluarga bapak a keluarga sudah
mempengaruhi kesejahteraan diri, rutin memeriksakan kesehatannya
keluarga dan masyarakat. (Yeni et ke pelayanan kesehatan. Dan
al, 2014). beristirahat yang cukup, beraktivitas
seperti berolahraga dan tidur dengan
Mamfaat dari pelaksannan tepat waktu saat malam hari.
Pendidikan kesehtan (PENKES)
dapat mengubah perilaku gaya Pendidikan kesehatan di bidang
hidupnya seperti membatasi asupan gaya hidup sehat (GHS) pada
garam, berhenti merokok, keluaraga bapak A yang terlihat
mengurangi stress, rajin beraktivitas keluarga membatasi asupan garam,
atau berolahraga. Susanti (2016), berhenti merokok, mengurangi
Dengan penyuluhan atau pendidikan stress dan rajin beraktivitas dan
kesehatan diharapkan klien berolahraga dan mengontrol berat
hipertensi mengemukakan untuk badan.
mengurangi tekanan darah pada
penderita hipertensi maka perlu Hal yang didemonstrasikan pada
melakukan tindakan seperi tidur intervensi ini yang juga sebagai
tepat waktu saat malam hari, salah satu pendidikan kesehatan
membatasi mengkonsumsi makanan adalah melakukan aktivitas fisik
yang diawetkan dan menurunkan disini tidak hanya bertujuan sebagai
berat badan dengan berolahraga upaya preventif tetapi juga salah
secara teratur. satu sebagai salah satu uapaya
mengurangi tekanan darah tinggi.
Setelah dilakukan intervensi Penelitian Xue & Lewin (2015)
Penidikan kesehatan pada keluarga menunjukan ada pengaruh
bapak A. Di dapatkan keberhasilan pendidikan kesehatan terhadap
yang dapat dilihat dari keluarga manajemen diri pasien dimana
memahami tentang penyakit terjadi perubahan signifikan pada
hipertensi. gaya hidup pasien selama 2 minggu.
Hasil penelitian Wang &Abbott
Evaluasi keberhasilan Pendidikan (2016) menunjukan bahwa program-
kesehatan tentang pengetahuan program pendidikan, dukungan
keluarga yang dapat dilihat saat itu keluarga dan layanan kesehatan
telah dapat menurunkan hipertensi aerobik mengurangi ekanan darah
atau tekanan darah. sistolik 3 sampai 5 mmHg dan
tekanan darah diastolik 2 sampai 3
Dari uraian diatas jelaslah bahwa mmHg. Pada hipertensi efek ini
perkembangan penyakit hipertensi bahkan lebih jelas menunjukan
dapat diminimalisir dengan salah penurunan rata-rata 7 mmHg sistolik
pencegahan yaitu melakukan dan 5 mmHg diastolik untuk saat
aktivitas fisik, Namun kita sadari ini.
bahwa melakukan aktivitas fisik
belum sepenuhnya dilakukan oleh Hasil evaluasi dari aktivitas fisik
keluarga, perlu kiranya perilaku ini yang dilakukan oleh adalah kini
dengan penjelasan lisan dan keluarga mampu melakukan
motivasi tentang manfaat melakukan aktivitas fisik dengan benar dengan
aktivitas fisik ini. senam aerobik. Keluarga juga
mengetahui pentingnya melakukan
Terkait dengan Aktivitas fisik, di aktivitas fisik dalam kehidupan
masyarakat saai ini banyak sekali sehari-hari yaitu dengan
perbedaan cara melakukan aktivitas mengatakan bahwa aktivitas fisik
fisik, seperti aerobik, jalan kaki ,lari merupakan salah satu cara untuk
maraton, lompat, bersepeda, dan mencegah penyakit hipertensi yang
sebagainya. Namun hal tersebut paling mudah.
dapat membedakan pula tingkat
keefektifannya. Penelitian (Mandini, Kelebihan dari implementasi
et al.,2018) melakukan jalan kaki pengoptimalan pendidikan
rutin terperogram mampu kesehatan adalah: 1) membuat
menurunkan tekanan darah secara perubahan perilaku individu,
signifikan. Penurunan tekanan darah keluarga dan masyarakat dalam
ini terlihat lebih besar pada individu bembina dan memelihara prilaku
yang tekanan darah awalnya lebih sehat dan lingkungan sehat, serta
tinggi. Aktifitas fisik jenis aerobik peran aktif dalam upaya
juga disebutkan dalam banyak mewujudkan derajat kesehatan yang
penelitian efektif menimbulkan optimal. 2) untuk memperoleh
tekanan darah pada hipertensi secara pengetahuan dan pemahaman
akut maupun kronis pentingnya tentang kesehatan untuk
(Moreira,et.al.2014) tercapai perilaku kesehatan sehingga
dapat meningkatkan derajat
Keefektiktifan aktivitas fisik kesehatan fisik, mental dan sosial
penyakit hipertensi dengan senam sehingga produktif secara ekonomi.
aerobik dijelaskn oleh penelitian 3) terbentuknya perilaku sehat pada
yang dilakukan oleh Dimeo, dkk individu, keluarga dan masyarakat
tahun 2017 dalam jurnal Aerobic yang sesuai dengan konsep hidup
Exercise Redues Blood Pressure in sehat pada individu, keluarga dan
Resistant Hypertension yang masyarakat yang sesuai dengan
menyatakan bahwa latihan fisik konsep hidup sehat baik fisik,
secara teratur mengurangi tekanan mental dan sosial, sehingga dapat
darah selama 30 sampai 45 menit menurunkan angka kesakitan dan
setiap hari. Olahraga yang dilakukan kematian. 4) untuk mengubah
teratur seperti menlakukan senam
perilaku seseorang dalam bidang dilakukan penulis disusun berdasarkan
kesehatan. Lima tugas kesehatan keluarga.
Intervensi yang dilakukan dengan
Bentuk Hambatan dari pendidikan kesehatan tentang
pengoptimalan Pendidikan hipertensi salah satunya dengan
Kesehatan dalam kehidupan sehari- melakukan aktivitas fisik sebagai
hari adalah: 1) minimnya intervensi unggulan pada penerapan
pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga. Intervensi ini dilakukan
keluarga mengakibatkan rendahnya sebagai upaya dalam mengurangi
kesadaran mereka dalam mencari penyebab hipertensi. Hal ini
informasi tentang hipertensi hal ini disebabkan adanya masalah
juga di sebabkan jua karena faktor pengetahuan yang kurang di alami
pendidikan yang belum dijadikan keluarga Bapak A seiring dengan tidak
prioritas utama, sehingga adanya informasi yang didapat.
pengetahuan tentang hipertensi pun Implementasi intervensi unggulan yang
menjadi kurang. dilakukan dalam satu tahapan
implementasi karena pendidikan
3. Alternatif Pemecahan yang dapat kesehatan merupakan informasi yang
Dilakukan secara umum diketahui oleh keluarga
Alternatif pemecahan atau rencana sudah optimal. Evaluasi dan
tindak lanjut yang dapat dilakukan implementasi dilakukan secara
untuk meningkatkan pengetahuan formatif, yaitu didapatkan peningkatan
pendidikan kesehatan adalah dengan pengetahuan keluarga Bapak A
menjadikan pendidikan kesehatan mengenai pendidikan kesehatan
sebagai suatu kegiatan yang sangat tentang penyakit hipertensi. Evaluasi
penting dilakukan untuk meningkatan sumatif didapatkan dengan melihat
kesehatan. Menurut (Notoatmodjo, perubahan perilaku gaya hidup yang
2015) Pendidikan kesehatan dapat dilakukan oleh keluarga Bapak A.
berperan penting untuk merubah Hasil analisa maslaah terkait yang
perilaku individu, kelompok dan ditetapkan. Rencana tindak lanjut
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai terkait intervensi pendidikan kesehatan
kesehatan. Perubahan perilaku yang diteteapkan bersama keluarga dan
diharapkan adalah dapat memlihara menyepakati untuk menuruskan
dan meningkatkan kesehatan., intervensi ini dan menerapkan kedalam
mencegah resiko terjadinya sakit, perilaku keseharian keluarga.
melindungi diri dari ancaman
penyakit, serta berpartisifasi aktif SARAN
dalam gerakan kesehatan masyarakat Saran pelayanan kesehatan khususnya
sehingga perubahan perilaku Puskesmas Tamban Baru dapat
merupakan hasil dari pendidikan mengoptimalkan intervensi tentang
kesehatan. pendidikan kesehatan terkait
pengetahuan untuk meningkatkan
KESIMPULAN unformasi tentang kesehatan.
Karakteristik keluarga Bapak A
merupakan keluarga dengan tipe DAFTAR PUSTAKA
Nuclear Family. Pada keluarga Bapak Achjar, K. A. H. (2016). Asuhan
A terdapat masalah keperawatan keperawatan keluarga.
kurang pengetahuan. Perencanaan yang Jakarta : sagung seto.
Adib, M. (2017). Cara Mudah Pendokumentasian
Memahami dan Menghindari Perawatan Pasien, Jakarta ,
Hipertensi, Jantung dan Stroke. Peerbit Buku Kedokteran,
Edisi I. Yogyakarta: CV. EGC.
Dianloka.
Friedman. 2015. Buku Ajar
Anwar, F. (2017). Detikhealth. keperawatan keluarga :
(internet). Termuat dalam: riset, teori, dan praktik.
http://m.detik.com/health/rea Edisi ke-5. Jakarta : EGC.
d/2017/05/17/122206/35033
96/763/kemenkes-sebut- Ludianita, O, (2016). Pengaruh
kasus-hipertensi-di- pendidikan kesehatan
indonesia-terus-meningkat terhadap perilaku penderita
(diakses tanggal 26 hipertensi ditinjau dari aspek
Desember 2020) sikap tentang hipertensi di
desa malasan kemacamatan
Anggara Dwi, F H dan prayitno N. durenan kabupaten trenggek.
2013. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan tekanan Maulana , J.D.H. (2017). Promosi
darah di puskesmas telaga kesehatan Jakarta : EGC.
murni cikarang barat.
Jakarta: program studi NANDA. (2015-2017). Buku saku
kesehatan masyarakat diagnosis Keperawatan.
STIKES MH. Thamrin.
Jurnal ilmiah kesehatan. Vol Notoadmojo (2012). Metodologi
5/ No. 1. Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta.
American Heart Association (2013).
Heart Disease & stroke Natoadmojo., S. (2016). Pendidikan
stotistics 2014 update. dan Perilaku Kesehatan.
Dallar, texas : american heart Jakarta : Rineka Cipta.
association.
Nursalam. 2018. Konsep dan
Brunner & Suddarth. 2010. Buku Ajar : penerapan metedeologi
Keperawatan Medikal Bedah penelitian ilmu keperawatan
Vol 2, Jakarta, EGC, jakarta : Salemba medika.
Hamzah, : Ensiklopedia
Artikel Indonesia, Surabaya. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).
(2013). Jakarta : Badan
Dimeo, pangonas, dkk. (2017). Aerobic Penelitian dan
exercise reduce blood pengembangan kesehatan,
pressure in resistant departemen kesehatan
hypertension. Vol 60. republwk indonesia.

Doengoes, Marilyan E 2012. Rencana Smeltzer dan bare B. (2012) Buku ajar
Asuhan Keperawatan : keperawatan medikal bedah
Pedoman untuk brunner&suddrarth edisi 8
Perencanaan dan volume 1.2. jakarta: penerbit
buku kedokteran Indonesia
EGC.

Suprajitno. 2018. Asuhan keperawatan


keluarga aplikasi dalam
praktik. Jakarta: penerbit
buku kedokteran EGC.

Susanto, Tuntut. (2016). Buku ajar


keperawatan kelarga : aplikasi
teori pada praktik asuhan
keperawatan keluarga. Jakarta:
trans info media.

Susanti, M.T. 2018. Pengarauh


Pendidikan kesehatan
tentang hipertensi.

Sudiharto. (2017). Asuhan


keperawatan keluarga
dengan pendekatan
keperawatan transkultural.
Jakarta : EGC.

Tirtana, A. 2014. Pengaruh pendidika


kesehatan terhadap
pengetahuan hipertensi pada
lansia hipertensi di RW 04
Tegal rejo kelurahan tegal
rejo. Skripsi. STIKES
Aisyiyah. Yogyakarta.

Widyasari DF, candrasari A. Pengaruh


pendidikan kesehatan tentang
hipertensi terhadap perubahan
pengetahuan dan sikap lansia
didesa makamhajai kartasura
sukoharjo. Surakarta: fakultas
kedokteran universitas
muhammadiyah surakarta:
2016.

Yeni, et al. Dkk 20014. Faktor-faktor


yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi. Kes Mas.
Vol, 4 No. 2 : 76-143.
*Misbahul Inayah, S.Kep Mahasiswi Porfesi Ners Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin

**Roly Marwan Mathuridy, Ns., M.Kep Dosen Universitas Muhammadiyah


Banjarmasin

* Hiryadi, Ns., M.Kep., Sp.Kom Dosen Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai