Proposal Penelitian
Diajukan oleh :
G1B117031
KATA PENGANTAR
7. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan program studi S1 Keperawatan Universitas Jambi yang telah
memberikan ilmunya baik secara teori maupun praktik selama proses
perkuliahan kepada penulis.
8. Kepada kedua orangtua Papa Isroliandri,SH dan Mama Lismanita,SE yang
telah banyak berkorban, terima kasih atas segala bentuk cinta dan kasih
sayang yang tiada henti untukku serta memberikan dukungan secara spiritual
maupun material, motivasi, mendoa’kan dan pengorbanan selama penulis
mengikuti perkuliahan hingga saat ini.
9. Kepada keluarga peneliti, Adik Ferdi Andri yang selalu memberi semangat,
membantu, mendukungan, mendo’a serta motivasi kepada peneliti.
10. Kepada Sahabat ku tersayang Ulfa, Eca, Angel, Liza, Reza dan kak Dewi
yang telah memberikan semangat, memotivasi, dan membantu kepada
peneliti selama penyusunan proposal penelitian ini.
11. Kepada Mamas ku tersayang Anton, iam , Gendon yang telah memberikan
semangat, memotivasi dan selalu mendengarkan keluh kesah penulis selama
penyusunan proposal penelitian ini.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 Keperawatan Universitas Jambi
yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam
penyelesaian proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Keperawatan serta semua pihak yang memerlukannya.
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
BAB 1 : PENDAHULUAN........................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32
vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.3 Bagan alur PRISMA, screening dan proses seleksi artikel........... 32
1
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa masalah kesehatan gigi dan mulut sering terjadi jika kita tidak
menjaga kesehatan gigi dan mulut tersebut. Penting untuk kita sebagai
perawat dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut pasien sadar maupun tidak
sadar, dikarenakan tindakan oral hygiene ini merupakan obat paling manjur
untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.21
Pada pasien yang tidak sadar sangatlah rentan terjadi kekeringan air liur
pada mukosanya karena pasien tidak mampu makan, minum, dan menelan
sekresi air liur yang mengumpul didalam mulutnya. Sekresi ini adalah bakteri
gram negative yang bisa menyebabkan terjadinya pneumonia jika tidak
dihembuskan ke paru paru. Perawat tidak boleh lupa untuk melakukan oral
hygiene dan perhatian khusus kepada pasien yang tidak sadar khususnya pada
pasien diruang ICU.21
Oral Hygiene sangat penting untuk dilakukan, maka dari itu tujuan oral
yaitu: 21 22
8
Cara yang dilakukan secara mandiri dan efektif untuk menjaga oral
hygiene, yaitu :22 21
1) Sikat gigi
3) dental floss
9
4) Pembersih lidah
Campuran air liur dan bakteri dilidah akan menempel yang bisa
membentuk lapisan diatas lidah yang biasa disebut dengan “plak”. Manfaat
membersihkan lidah yaitu untuk menghilangkan bakteri, sel mati, jamur dan
sisa makanan pada permukaan lidah.
10) Secara perlahan regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel
lidah dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut.
Masukkan bila pasien relaks
11) Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi
dengan air segar. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan
12) Bersihkan permukaan penguyah dan permukaan dalam
13) Bersihkan atap mulut , bagian dalam pipi dan bibir
14) Gosok lidah tetapi hindari jika ada reflex muntah
15) Basahi handuk bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci.
Ulangi sesuai kebutuhan
16) Isap sekresi
17) Jelaskan kepada keluarga pasien bahwa tindakan telah selesai
18) Lepaskan handscoon
19) Rapikan pasien
20) Rapikan alat alat dan jangan lupa dokumentasi
Suction jika ada indikasi dan tandai batas tube pada bibir. Pada pasien
tidak sadar gunakan spatel mulut atau laryngoscope. Bersihkan mulut dengan
menggunakan depper/ sikat gigi lembut yang telah dibasahi dengan cairan
clorhexidine gluconate 0,2% mulai dari gigi , lidah, langit langit dan bibir.
Sambil melakukan pembersihan pada mulut lakukan penghisapan cairan yang
ada didalam mulut dengan menggunakan suction catheter. Setelah selesai
bersihkan mulut, leher dan wajah klien. Lakukan pencukuran kumis dan
jenggot pada pria jika diperlukan.
11
Rapikan alat alat dan atur kembali posisi tidur klien, lepaskan sarung
tangan dan cuci tangan, lakukan auskultasi untuk meyakinkan bahwa ETT
tepat pada posisinya, dan tidak lupa dokumentasikan tindakan dilembar
observasi dan implementasi harian ICU.
VAP didefinisikan sebagai jenis infeksi paru paru yang terjadi pada orang
yang menggunakan mesin pernafasan yaitu ventilasi mekanik dirumah sakit
pada ruang intensif setelah 48 jam baik itu melalui pipa endotrakel maupun
pipa trakeostomi.24 American College of Chest Physicians mendefinisikan
VAP sebagai keadaan dimana muncul gambaran infiltrat baru dan menetap
pada foto toraks yang mana hasil biakan darah sama dengan mikroorganisme
yang ditemukan pada sputum maupun aspirasi trakea dengan gejala
pneumonia seperti demam dan tingginya white blood cell count.25
Wiryana juga mengemukakan bahwa VAP menjadi onset dini yang terjadi
4 hari setelah pemasangan ventilasi mekanis, VAP onset dini ini di ruang ICU
memiliki prognosis lebih baik karena disebabkan oleh kuman yang masih
sensitive terhadap antibiotic sedangkan onset lambat yang terjadi 5 hari atau
lebih setelah pemasangan ventilasi mekanis memiliki prognosis lebih buruk
karena disebabkan oleh kuman pathogen yang multi drug resisten ( MDR).26
- Faktor penjamu
- Pemberian awal antibiotic
- Strategi invasive
- Obat obatan yang
berpengaruh terhadap
pengosongan lambungan
dan PH
14
Kolonisasi
saluran cerna
Inhalasi
Bronkhiolitis
Mekanisme
Bronkopneumonia pertananan
Infeksi transtorak fokal / multifokal saluran nafas
bacteremia primer bawah dan
sistem penjamu
Bronkopneumonia
berat
Bakteremia sekunder
syesmetic
inflammatory Abses paru
response syndrome
(SIRS) Disfungsi
organ nonpulmoner
7) Kultur positif diperoleh langsung dari lingkungan paru paru seperti trakea
atau brokiolus
8) Pada saat rontgen dada, setidaknya dua rontgen menunjukkan bayangan
yang berkelanjutan atau memburuk ( infiltrat atau konsolidasi)
gejala klinis pneumonia maka diagnosis VAP disingkirkan, lain hal nya jika
gejala klinis dan sampel kuman didapatkan 48 jam setelah terpasang ventilasi
mekanik serta nilai total CPIS lebih dari 6 maka diagnosis VAP dapat
ditegakkan. Begitupun jika total CPIS kurang dari 6 maka diagnosis VAP juga
disingkirkan.27
Antibiotika Dosis
Setalosparin antipseudomonas
Cefepim 1-2 gr tiap 8-12 jam
Ceftazidim 2 gr tiap 8 jam
Karbapenem
Imipenem 500 mg tiap 6 jam/1 gr tiap 8 jam
Meropenem 1 gr tiap 8 jam
Kombinasi β laktan-penghambat β lactamase
Piperasilin – tazobaktam noglikosida 4,5 gram tiap 6 jam
Gentamisin 7 mg/kg/hari
Tobramisin 7 mg/kg/hari
Amikasin 20mg/kg/hari
Kuinolon antipseudomonas
Levofloksasin 750 mg tiap hari
Siprofloksasin 400 mg tiap 8 jam
2) Insufisiensi jantung
Pada pasien syok kardiogenik dan CHF meningkatkan aliran darah pada
sistem pernafasannya dapat mengakibatkan jantung kolaps dengan pemberian
ventilasi mekanik kemungkinan dapat mengurangi kerja dari sistem
pernafasan sehingga beban kerja jantung berkurang.
3) Disfungsi neurologis
Pasien dengan GSC 8 yang berisiko mengalami apnea atau henti nafas
dapat menggunakan ventilasi mekanik. Ventilasi mekanik juga berfungsi
untuk menjaga jalan nafas dan memberikan hiperventilasi pada pasien dengan
meningkatkan tekanan intra cranial.
4) Tindakan operasi
1) Infeksi
Tekanan dari udara yang dimasukkan ke paru paru oleh ventilator dapat
merusak paru paru, maka penggunaan ventilator mekanik harus diberikan
sesuai kebutuhan organ vital pada pasien tersebut.33
3) Baratrauma
5) Peningkatan IAP
Hasil penelitian Morejon & Barbeito didapatkan bahwa pasien kritis yang
terpasangan ventilasi mekanik menunjukkan nilai IAP yang tinggi ketika
dirawat dan harus dimonitor terus menerus oleh perawat ICU khususnya pada
pasien yang mendapatkan Positive end-expiratory pressure (PEEP) walaupun
mereka tidak memiliki faktor risiko lain yang jelas untuk terjadinya Intra-
Abdominal Hypertension (IAH).
Sekret terkontaminasi
bakteri
1) Faktor usia
2) Faktor lama Antiseptic/ larutan yang
penggunaan sering digunakan
ventilator
1. cholorhexidine,
3) Faktor oral
2. providone iodine
hygiene
3. hexadol
4) Faktor hand
hygiene
5) Faktor perawatan
endotracel tube
Ventilator Associated
Pneumonia (VAP)
Penurunan terhadap
Oral Hygiene Kejadian VAP ( Ventilator
Associated Pneumonia)
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kriteria inklusi bahan kajian yang digunakan pada penelitian ini antara
lain:
1) Tahun sumber literatur yang diambil mulai tahun 2015 sampai dengan
2020.
30
Kriteria Eksklusi
Pencarian Literatur
Basic Data: Pubmed
Pencarian Literatur
Basic Data: Google scholar
Pencarian Literatur
Basic Data: Portal Garuda
Hubungan oral
hygiene dengan
kejadian ventilator
associated
pneumonia(VAP)
Oral Hygiene
Pengaruh oral
hygiene dalam
meminimalkan
kejadian
ventilator
associated
pneumonia
Daftar Pustaka
10. Elisa Maria. Nurses’ knowledge, attitude and practice of oral care for
intensive care unit patients. Open J Stomatol. 2016;5.
12. Tohirin dkk. Pengaruh Oral Hygiene Menggunakan Hexadol Gargle Dalam
Meminimalkan Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di
Ruang ICU RSUD Tugurejo. 2016;
14. Chastre J FJ. Ventilator associated pneumonia. Am J Respir Crit Care Med.
2002. 65:67-903 p.
19. Andhini NF. Tinjauan Pustaka Oral Hygiene. Vol. 53, Journal of Chemical
Information and Modeling. 2017.