DISUSUN OLEH:
xiv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah yang MAHA ESA karena berkat
rahmat, berkatnya akhirnya peneliti dapat menyelesaikan proposalyang berjudul
“Hubungan Caring Perawat dengan Kesiapan Keluarga Pasien Menerima
Informasi Kesehatan tentang Terapi Lanjutan” di Ruang Mawar RSU
Ambon.proposal ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan demi menempuh
Program Studi S1 Keperawatan di UKIM (univesitas kristen indonesia
maluku)Proposal ini dapat diselesaikan.
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh
karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
xv
DAFTAR ISI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Definisi Operasional Hubungan Caring Perawat dengan Kesiapan
Caring Perawat........................................................................................47
Kesiapan Keluarga..................................................................................48
xvi
DAFTAR GAMBAR
Lanjutan....................................................................................................23
Lanjutan....................................................................................................30
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
DAFTAR LAMBANG
3. % : persentase
5. n : besar sampel
6. N : besar populasi
9. x : variabel independen
xix
BAB 1
5. Jl : Jalan
21. UU : Undang-undang
1
BAB 1
PENDAHULUAN
seharusnya perawat harus mengerti keadaan keluarga yang tidak stabil tapi
dengan pasien sehingga perawat terkesan kurang caring terhadap pasien atau
keluarga pasien (Tiara, 2013). Khususnya pada pasien yang perlu menjalani
diberikan harus jelas dan bisa dipahami pasien maupun keluarga pasien
serta pasien akan merasa puas jika terdapat kesamaan antara pelayanan
Provinsi maluku jumlah RSUD pada tahun 2016 sejumlah 361. Hasil
orang (49,0%), responden yang cukup puas sebanyak 34 orang (34,5%) dan
2
BAB 1
Fitri Mailani (2017) yang dilakukan di RSUD Dr. Rasidin Padang, didapatkan
3
2
ruang Mawar RSUD Ambon pada tanggal 27 Maret 2018, 5 sampel yang
adalah jangan memaksa pasien untuk berbicara jika tidak dalam keadaan siap
untuk menerima informasi dan hargai setiap pasien sebagai pribadi yang unik,
salah satu bagian dari suatu pelayanan kesehatan, tetapi sikap caring yang
pasien maupun keluarga pasien akan salah paham dan tentu akibat yang
2
3
masing yang harus dilaksanakan dan dipenuhi, ada beberapa hak dan
jelas, dan jujur tentang tindakan keperawatan yang akan dilakukan (UU
Tentang Keperawatan No.38 Tahun 2014 pasal 38), ketika pasien maupun
menunggu agar keluarga tenang dan bisa memberikan feedback yang positif
perawat harus memberikan rasa aman, nyaman, dan membangun rasa percaya
serta caring yang tepat kepada pasien maupun keluarga pasien. Perawat harus
bisa memberikan penjelasan yang baik, dari masalah diatas dapat disimpulkan
bahwa kedua belah pihak ini harus bekerja sama dengan baik agar informasi
yang diberikan akan jelas dan bisa dipahami oleh keluarga pasien dan perawat
2015).
3
4
Ambon
Ambon
4
5
5
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
menjadi sebuah bentuk rangkaian yang berguna dan nyata atau berupa
adalah hasil dari pengolahan data yang telah diperoleh yang dirubah
menjadi sebuah kumpulan data yang memberikan arti dan manfaat untuk
hasil pengolahan data yang membentuk rangkaian yang berguna dan nyata
sempurna dari fisik, mental, dan sosial dari seseorang yang tidak terbatas
adalah suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
6
7
keadaan dari seseorang yang sehat secara fisik, mental dan sosial serta
spiritual.
adalah suatu sistem informasi kesehatan yang tidak dapat berdiri sendiri
beberapa komponen yang saling berkaitan, memiliki arti dan fungsi yang
1. Genetik (keturunan)
kesehatan seseorang dan faktor genetika adalah faktor yang telah ada
di dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir atau faktor yang di
2. Lingkungan
7
8
3. Perilaku
masyarakat tersebut.
4. Sistem kesehatan
8
9
usaha yang bertujuan untuk memulihkan keadaan dari sakit menjadi sehat
keadaan dimana seseorang telah siap untuk menerima informasi dan siap
memberikan respon/jawaban.
9
10
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang
ketergantungan.
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang
fisik, mental, emosional (Slameto, 2010) dimana setiap anggota yang tediri
dari kepala keluarga, ibu, dan anak siap dan menerima segala hal yang
terhadap kesiapan.
10
11
perkembangan.
dan perkembangan.
antara lain:
terkoordinasikan.
11
12
1. Faktor internal
a. Kematangan
b. Kecerdasan
c. Minat
dimiliki.
d. Motivasi
diinginkan.
e. Kesehatan
2. Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar manusia yang terdiri dari lingkungan
12
13
mengerjakan suatu tugas serta tidak memiliki rasa percaya diri dan
tidak berkompeten.
tetapi lemah.
13
14
angka yang paling kecil menunjukkan kesiapan yang rendah (Miller, 1999).
Not
1 ready2 3 4 Unsure
5 6 7 8 9Ready 10
dikatakan tidak siap, 4-7 dikatakan pasien atau keluarga memastikan untuk
8-10 berarti pasien maupun keluarga telah siap menerima informasi yang
harga diri dari pasien dan keluarga pasien, dan berkomitmen untuk
14
15
kepada klien.
keperawatan dan profesi baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang
15
16
keperawatan.
1. Faktor individu
16
17
rendah.
2. Faktor psikologis
demografis (Gibson, et, al, 2000). Faktor psikologis terdiri atas sikap,
yang baik tentu akan memberikan caring yang baik ke pasien. Proses
belajar dan motivasi yang di dapatkan oleh perawat baik dari faktor
17
18
3. Faktor organisasi
(Gibson, et, al, 2000). Sumber daya yang dimaksud berupa sumber
dokter, ahli gizi, dan farmasi, non profesional seperti cleaning service,
rumah sakit, dan klien yang di rawat. Sumber daya lainnya adalah
perawat adalah:
1. Mengetahui (knowing)
rawat.
18
19
4. Memampukan (enabling)
umpan balik.
19
2.1.6. Alat ukur caring perawat
caring perawat, salah satunya adalah alat ukur perilaku caring perawat
(Swanson, 2000), caring assessment tools (Duffy, 1992, 2001), dan caring
langsung perilaku atau tindakan caring dari perawat (Rego, et, al, 2008).
(maintaining belief).
24
2.4. Penelitian terkait
(43,8%).
25
BAB 3
macam teori maupun konsep yang sesuai dari masalah penelitian, sehingga
yang dapat dirumuskan kedalam hipotesis yang dapat diuji (Sujarweni, 2014).
27
25
baik, cukup dan kurang dengan skor masing-masing adalah baik= >75%,
dikategorikan dengan tidak siap, menerima perubahan, dan siap dengan skor
masing-masing adalah 1-3= tidak siap, 4-7= menerima perubahan, dan 8-10=
siap.
3.2. Hipotesis
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori-teori relevan, dan
25
26
26
BAB 4
METODE PENELITIAN
27
28
4.3.1. Waktu
4.3.2. Tempat
4.4.1. Populasi
4.4.2. Sampel
sederhana.
28
29
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
251
n=
1 + 251 (0,2)2
251
n=
1 + 251 (0,04)
251
n=
11.04
n = 22.73
29
30
4.4.3. Sampling
30
32
Perumusan masalah
Populasi
Seluruh keluarga pasien yang dirawat di Ruang Mawar RSUD Jombang
sejumlah 251 orang
Sampling
Simple Random sampling
Sample
Sebagian
Desain penelitian yang dirawat di Ruang Mawar
keluarga pasien
RSUD Jombang sejumlah 23 responden
Crossectional
Pengolahan data
Editing, coding, scoring, tabulating
Hasil laporan
32
32
Gambar 4.5 Kerangka kerja penelitian Hubungan Caring Perawat dengan Kesiapan Keluarga
2 variabel
perawat.
34
33
2014).
Definisi Alat
N Variabel Parameter Sk Kriteria dan Sekor
o. Operasional Ukur ala
lain
khususnya (doing for) 4 : sering
pasien,
menghormati 4. 3 : kadang-kadang
Memungkinka
harga diri n (enabling) 2 : jarang
dari
pasien 5. 1 : tidak pernah
Mempertahan
dan
keluarga kan
pasien,
dan kepercayaan Kriteria:
berkomitmen
untuk (maintaining Baik= >75%
mencegah
terjadinya belief) Cukup= 56-75%
status
kesehatan (Swanson, Kurang= <56%
yang
memburuk, 1991) (Nursalam, 2015)
memberi
perhatian
dan
menghormati
orang
lain
33
33
(Nursalam,
2014).
2. Variabel Kesiapan 1. Menyatakan Observas O Jawaban
keluarga i menggunakan
dependent: adalah keadaan keprihatinan, R Readiness ruler
dengan
Kesiapan dimana sebuah menawarkan D melingkari angka
yang
keluarga keluarga telah informasi, I menunjukkan letak
siap fisik, memberi N kesiapan keluarga
mental,
emosional dukungan & A
(Slameto, 2010) tindak lanjut. L Kriteria:
2. Tidak siap = 1-3
Mengeksplora
si aspek Menerima perubahan
=
positif & 4-7
negatif serta Siap = 8-10
perawatan. (Miller, 1999)
3. Membantu
merencanaka
n tindakan,
mengidentifik
asi sumber
daya, &
menyampaika
n harapan
(Miller, 1999
34
34
instrumen.
4.8.2. Instrumen
2002 yaitu menilai caring perawat dari persepsi pasien yang menggunakan
menggunakan alat ukur kesiapan dari Miller, 1999 yaitu Readiness Ruler
dengan kriteria 1-3= tidak siap, 4-7= menerima perubahan, 8-10= siap.
uji validitas dan uji reliabilitas tetapi peneliti akan melakukan uji lagi
34
35
Uji validitas dan uji reliabilitas perlu dilakukan, agar kuisioner yang
1. Uji validitas
yang yang kita ukur. Uji validitas dalam penelitian ini diukur dengan
berikut :
n∑XY − (∑X)(∑Y)
rxy =
ƒ{(n∑X2 ) − (∑X)2}{n∑Y2 – (∑X)2}
Keterangan :
X : variabel X
35
36
Y : variabel Y
X2 : kuadrat dari X
Y2 : kuadrat dari Y
n : jumlah sampel
2. Uji reliabilitas
ukur bisa digunakan atau diandalkan. Hal ini menunjukan bahwa hasil
diuji ada dua (2) dan berbeda, pada responden yang sama. Reliabilitas
36
37
k ∑α2b
α2t ]
r11 = [(k − 1)] [1 −
Keterangan:
k : banyaknya soal
(Arikunto, 2013)
sebagai berikut:
sejumlah 31 bed.
37
38
responden penelitian
14. Menyusun laporan dari hasil analisa data dan menyimpulkan hasil
perawat dan kesiapan keluarga, sesuai cara atau skala pengukuran variabel
berikut:
38
39
1. Editing
2. Coding
kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama,
adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang
Data umum:
a. Responden
R1 = Responden 1
R2 = Responden 2
R3 = Responden 3
b. Jenis kelamin
Kode 1 = Laki-laki
Kode 2 = Perempuan
c. Pendidikan
Kode 2 = SD
Kode 3 = SMP
Kode 4 = SMA
Kode 5 = lain-lain
39
40
d. Pekerjaan
Kode 2 = petani
Kode 3 = swasta
Kode 4 = PNS
Kode 5 = lain-lain
3. Scoring
40
41
Dengan kategori: positif bila T > mean, negatif bila T < mean
4. Tabulating
data yang sudah lengkap, dan sesuai variabel yang diteliti ke dalam
data kumulatif:
100% = seluruhnya
1. Analisis univariate
tendensi, sentral atau grafik (Saryono & Mekar Dwi Anggraeni, 2013).
41
42
lanjutan.
2. Analisis bivariate
(Saryono & Mekar Dwi Anggraeni, 2013). Pada penelitian ini untuk
0,05, maka tidak ada hubungan antara hubungan antara caring perawat
42
43
inisial nama.
3. Privacy
4. Confidentiality (kerahasiaan)
43
BAB 5
yaitu data umum dan data khusus. Data umum memuat karakteristik
Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini mampu
memberikan pelayanan dan juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit
ini tersedia 346 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Maluku yang tersedia rata-
rata 52 tempat tidur inap dan 15 dari 346 tempat tidur di rumah sakit ini berkelas VIP keatas. Dari 346
tempat tidur inap di rumah sakit ini, 233 termasuk di kamar kelas III. Sedangkan, Jumlah dokter 44 dokter, 25
adalah dokter spesialis, 15 dokter umum, dokter gigi 3 dan 1 spesialis gigi. Jumlah perawat 308 orang,
pegawai khusus terapi 4 orang, teknisi medis 24 orang, pegawai khusus bidan 77 orang, pegawai khusus gizi
28 orang, pegawai khusus kefarmasian 14 orang, pegawai khusus kesehatan masyarakat 29 orang, dan
pegawai non kesehatan 216 orang.
44
45
berikut :
45
46
responden (91,3%).
(39,1%).
46
47
responden (30,4%).
responden (43,5%).
47
47
caring perawat dan kesiapan keluaga. Hasil analisis univariat akan
48
48
1. Caring perawat
berikut :
Baik 14 60,9%
Cukup 6 26,1%
Kurang 3 13,0%
Total 23 100%
Sumber : data sekunder 2018
responden (60,9%).
2. Kesiapan keluarga
berikut :
49
49
Ambon
Menerima
Caring perawat perubahan siap
F % F % F % F %
Baik 1 78, 3 21,4 0 0,0 1 10
1 6 4 0
Cukup 2 33, 4 66,7 0 0,0 6 10
6 0
Kurang 0 0,0 1 33,3 2 66, 3 10
7 0
Jumlah 1 56, 8 34,8 2 8,7 2 10
3 5 3 0
Uji rank spearman p value 0.001 (α= 0,05/5%)
Sumber : data sekunder 2018
diperoleh nilai p= 0,001, hasil tersebut lebih kecil dari taraf signifikan
49
49
perawat dengan kesiapan keluarga pasien menerima informasi
50
50
5.2. Pembahasan
RSU Ambon
responden (60,9%).
Indikator caring perawat yang paling tinggi nilai yaitu 3,93 adalah
klien.
50
51
Hal ini didukung oleh penelitian dari Yanti (2013) dengan judul
di Ruang Rawat Inap RSU Andi Djemma, dari hasil penelitian terdapat
kurang tanggap dengan apa yang dibutuhkan oleh keluarga pasien, bentuk
rawat.
Hal ini didukung oleh penelitian dari Yuni, et, al, (2009) dengan
Interaksi antara perawat dan pasien/ibu pasien baik secara fisik, emosi
51
52
pasien.
Hal ini didukung oleh penelitian dari Sumiyanti (2016) dengan judul
dengan baik antara perawat dan pasien, komunikasi tidak terpaten dengan
52
53
Hal ini didukung oleh penelitian dari Saho, et, al, (2011) dengan judul
adalah dalam kategori kepercayaan tinggi yaitu sebanyak 87,3%, hal ini
keperawatan dan kepercayaan ini timbul karena ada hubungan timbal balik
tidak mengetahui dan mengenal dengan tepat keluarga pasien dan tidak
53
54
merupakan suatu interaksi dan usaha dari perawat untuk memahami dan
Hal ini didukung oleh penelitian dari Ratna (2016) dengan judul
sosial-spiritual.
organisasi (Gibson, et, al, 2000). Faktor individu didukung oleh usia, dan
(Siagiaan, 2010). dan perawat yang memiliki pendidikan lebih tinggi tentu
54
55
yang baik tentu akan memberikan caring yang baik ke pasien. Proses
belajar dan motivasi yang di dapatkan oleh perawat baik dari faktor
intrinsik dan ekstrinsik tentu memberikan dorongan dari diri perawat untuk
55
56
daya pikir seseorang dan salah satu aspek penentu dalam kesiapan
56
57
responden (56,5%).
kecemasan.
kecemasan.
57
58
aspek positif dari terapi lanjutan yang dilakukan, menurut peneliti keluarga
memahami dengan baik dan positif dengan tindakan terapi lanjutan yang
setiap situasi dan tindakan, jadi keluarga mampu mengetahui dengan baik
Hal ini didukung oleh penelitian dari Putri (2015) tentang hubungan
berfikir positif dengan harga diri mahasiswa dengan hasil berpikir positif
terhadap harga diri adalah 53,6%, jadi semakin tinggi berpikir positif
maka semakin tinggi harga diri dan sebaliknya semakin rendah berpikir
sakit.
58
59
bentuk komoditi, baik dalam bentuk materi maupun non materi yang
sayang, status, informasi, uang, barang dan jasa yang mempunya fungsi
kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat
59
60
dengan baik pasien maupun keluarga pasien yang dirawat, faktor kedua
pasien dan keluarga pasien dalam hal perawatan pasien yang bertujuan
keluarga pasien agar tidak terjadi salah informasi maupun tindakan, faktor
60
61
terapi lanjutan, fakta dapat dilihat di tabel 5.7 yang menunjukkan jika
perawatan di rumah sakit, penting dari pihak keluarga dan perawat untuk
berakibat fatal.
kesiapan keluarga yaitu faktor usia dan pendidikan, hasil tabulasi dapat
dilihat pada tabel 5.2 yang menunjukkan usia dari responden yaitu
61
62
masih dalam keadaan yang tidak stabil dikarenakan keadaan pasien yang
fisik, mental, emosional (Slameto, 2010) setiap anggota yang tediri dari
kepala keluarga, ibu, dan anak siap dan menerima segala hal yang
faktor ini mencakup individu, psikologi, dan organisasi (Gibson, er, al,
62
63
63
64
BAB 6
KESIMPULAN DAN
SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
1. Bagi responden
64
65
2. Bagi perawat
Kepuasan Pasien Di
Ruang Rawat Inap RSUD Kota Madiun.