VENTILATOR MEKANIK
DISUSUN OLEH:
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Namun penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis makalah
ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan, motivasi, saran dari berbagai pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR................................................................................. I
DAFTAR ISI.............................................................................................. II
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………III
BAB 1:PENDAHULUAN……………………………………................1
BAB 2: PEMBAHASAN...........................................................................12
BAB 3: PENUTUP....................................................................................16
ii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1……………………………………………………………….…….…2
GAMBAR 2……………………………………………………..……………..…3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gambar 1 Prinsip-prinsip ventilasi mekanik pada (A) ventilator tekanan
negatif dan (B) ventilator tekanan positif
Patient-ventilator system
2
Selama siklus inspirasi, gas dari ventilator harus melalui heated humidifier (alat
pelembab udara) kemudian melalui ET atau tube trakeotomi lalu masuk ke
paru-paru. Pada akhir inspirasi, gas dihembuskan secara pasif melalui tube
ekspirator pada sirkuit tube.
3
Tubing-cirkuit pada ventilator tradisional dilengkapi dengan cup
pengumpul air untuk mencegah penyumbatan oleh gas lembab yang mengalami
kondensasi. Akan tetapi sekarang ini pada umumnya digunakan kawat panas
yang berjalan pada bagian ekspirator dan bagian inspirator sirkuit. Kawat-
kawat tersebut akan mempertahankan suhu gas agar sama dengan atau
mendekati suhu tubuh sehingga menurunkan kondensasi gas yang lembab dan
mencegah terbentuknya air. Obat-obatan tertentu misalnya bronkodilator atau
steroid juga dapat dialirkan ke paru-paru melalui alat pembentuk aerosol yang
terletak pada bagian inspirator sirkuit. Tubing sirkuit pada ventilator
dipertahankan agar rangkaiannya tetap tertutup sehingga ventilasi dan
oksigenasi pasien tidak terputus-putus dan juga untuk mencegah pneumonia
nosokomial.
User interface atau control panel pada ventilator terdiri dari tiga bagian
yaitu:
4
berkaitan dengan pemberian oksigen. (misalnya frekuensi aliran udara
inspirasi, pola-pola gelombang imspirasi).
Alarm- settings
Visual- display
5
B. Indikasi dan Kompilkasi Ventilasi Mekanik
1. Indikasi
Bila selang diletakkan secara nasotrakeal, infeksi sinus berat dapat terjadi.
Kapanpun pasien mengeluh nyeri sinus atau telinga atau terjadi demam
dengan etiologi yang tak diketahui, sinus dan telinga harus diperiksa untuk
kemungkinan sumber infeksi (Hudak & Gallo, 2010).
6
Beberapa derajat kerusakan trakeal disebabkan oleh intubasi lama.
Stenosis trakeal dan malasia dapat diminimalkan bila tekanan manset
diminimalkan. Sirkulasi arteri dihambat oleh tekanan manset 30 mmHg.
Bila edema laring terjadi, maka ancaman kehidupan pascaekstubasi dapat
terjadi (Hudak & Gallo, 2010).
3) Masalah mekanis
3) Barotrauma
Ventilasi mekanik melibatkan „pemompaan” udara ke dalam dada,
menciptakan tekanan posistif selama inspirasi. Bila PEEP ditambahkan,
tekanan ditingkatkan dan dilanjutkan melalui ekspirasi. Tekanan positif ini
dapat menyebabkan robekan alveolus atau emfisema. Udara kemudian
masuk ke area pleural, menimbulkan tekanan pneumothorak-situasi
darurat. Pasien dapat mengembangkan dispnea berat tiba-tiba dan keluhan
nyeri pada daerah yang sakit (Hudak & Gallo, 2010).
7
5) Keseimbangan cairan positif
6) Peningkatan IAP
8
open abdomen secara selektif pada pasien dengan ACS berat (Pelosi &
Vargas, 2012).
Jumlah dan tekanan udara yang diberian kepada klien diatur oleh
a Volume tidal (VT): jumlah udara dalam mililiter dalam satu kali nafas,
kondisi klien.
oksigen.
melalui analisis gas darah arteri, hasil pengukuran SaO2, atau hasil
9
pembacaan karbon dioksida tidal-akhir untuk melihat keefektivitasan
ventilator
10
harus bebas dari beberapa keadaan yang reversibel (misal: sepsis atau
elektrolit yang abnormal) (Marino, 2007).
11
BAB II
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 28 Juli 2020 Pukul 04.00 WIB
Tanggal pengkajian : 28 Juni 2020 Pukul 10.00 WIB
A. Identitas Pasien
1. N a m a : Tn. A.N
2. U m u r : 53 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Swasta
6. Alamat : Surakarta
7. Diagnosa Medis : CVA Haemoragik
8. No. Register : 010...
Identitas Penanggung Jawab
1. N a m a : Ny. S
2. U m u r : 50 Tahun
3. Alamat : Surakarta
4. Hubungan : Istri dari klien
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Penurunan Kesadaran
12
paru kanan.CRT < 3 detik. Di ICU klien sudah mendapatkan Brainact /12 jam,
Alinamin F/12 jam, Ranitidin /12 jam, dan infuse RL 20 tpm.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mempunyai riwayat hipertensi kurang dari satu tahun.
II. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway
Pada jalan napas terpasang ET, ada akumulasi sekret di mulut dan selang ET,
lidah tidak jatuh ke dalam dan tidak terpasang OPA.
b. Breathing
RR : 38 kali/menit, tidak terdapat nafas cuping hidung, terdapat retraksi otot
interkosta, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, ada suara ronkhi basah di
basal paru kanan dan tidak terdapat wheezing, terpasang Ventilator dengan mode
SIM V, FiO2 70%, PEEP + 5, VT 487. Suara dasar vesikuler.
c. Circulation
TD 140/98 mmHg, MAP 112, HR 124x/menit, SaO2 100%, capillary refill < 3
detik, kulit tidak pucat, konjungtiva tidak anemis.
d. Disability
Kesadaran : soporokoma, GCS : E1M2VET, reaksi pupil +/-, pupil miosis, dan
besar pupil 2 mm.
e. Exposure
Tidak ada luka di bagian tubuh klien dari kepala sampai kaki, suhu 38,5 ⁰C
III. PENGKAJIAN SEKUNDER
A. Tanda-tanda Vital
Tanggal TD MAP HR SaO2 RR Suhu
21/06/10 140/98 112 124 100 38 38,5
2. Mata
13
Mata simetris kanan dan kiri, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, kedua pupil
miosis, reflek pupil +/-.
3. Telinga
Kedua telinga simetris, tidak ada jejas, bersih, dan tidak ada serumen
4. Hidung
Terpasang NGT warna keruh, tidak ada secret di hidung, tidak ada napas cuping
hidung
5. Mulut
Bibir pucat dan kotor, terpasang ET
6. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak terjadi kaku kuduk.
7. Thoraks
a. Jantung
Inspkesi : Ictus Cordis tak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, tidak ada bunyi jantung tambahan
b. Paru-paru
Inspkesi : Paru kanan dan kiri simetris, terdapat retraksi interkosta, tidak ada
penggunaan otot bantu napas, RR 38x/menit
Palpasi : Tidak dikaji
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, terdapat suara tambahan ronkhi basah di basal
paru kanan
8. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising Usus 13x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak terjadi distensi abdomen
9. Ekstremitas
Tidak ada jejas, tidak ada oedem, kekuatan otot 1/1 /1/1
10. Genitalia
Bentuk penis normal, skrotum bentuk dan ukuran normal, tidak ada jejas
C. Pola Eliminasi
a) Urin/shift
Tgl Frek Warna Retensi Inkontinensia Jumlah
BAK
21/06/1 DC Kuning √ - 200 cc
0
22/06/1 DC Kuning √ - -
0
14
23/06/1 DC Kuning √ - -
0
Pemeriksaan lab urin : Tidak ada
b) Fekal
Tgl Frek BAB Warna Konsistensi
21/06/1 1x Kuning Lunak
0 kecoklatan
22/06/1 - - -
0
23/06/1 1x Kuning Lunak
0 kecoklatan
Pemeriksaan lab feses : Tidak ada
D. Tingkat Kesadaran
1. GCS
Tgl Eye (e) Motorik (m) Verbal (v) Total
21/06/10 1 2 ET -
22/06/10 1 1 ET -
23/06/10 1 1 ET -
2. Status Kesadaran
Tgl Composmentis Apatis Somnolen Sopor Soporocom Coma
a
21/06/10 - - - - √ -
22/06/10 - - - - √ -
23/06/10 - - - - - √
E. Tingkat ketergantungan
Tingkat Ketergantungan Klien Menurur Indeks KATZ
Aktivitas
Tgl Hygie Berpakai Elimina Mobilisas Kontine Makan Kategori
ne an si i n
21/06 Dibant Dibantu Dibant Dibantu Dibantu Dibantu G
u u
22/06 Dibant Dibantu Dibant Dibantu Dibantu Dibantu G
u u
23/06 Dibant Dibantu Dibant Dibantu Dibantu Dibantu G
u u
15
ke- buah buah makanan
21/06/10 1 Spooling - - - -
22/06/10 2 Spooling - - - -
23/06/10 3 Spooling - - - -
16
400
Creatinin 0.6 - 1.3 mg/ dL 1.5 12.4
Albumin 3.4 - 5 mg/ dL 3.6 3.1
Gula Sewaktu 80 - 120 mg/ dL 118 482
Ureum 15 - 39 mg/ dL 28 319
Na 136 - mmol/ L 139 132
145
K 3.5 - 5.1 mmol/ L 3.6 7
Cl 98 - 107 mmol/ L 106
Cholesterol 50 - 200 mg/ dL
Trigliserid 30 - 150 mg/ dL
Waktu 10 - 15 dtk
protrombin
PPT kontrol 12.8
Waktu 23.4 - dtk
tromboplastin 36.8
APPT kontrol 27.5
pH 7,35– 7.334 7.312 7.315
3,45
pCO2 35 - 45 mmHg 27 27.6 30
pO2 83 - 103 mmHg 236.9 199.7 189.8
HCO3 18 - 23 Mmol/L 16.3 16.9 17.2
AADO2 <100
Laktat 0,4 - 2
Base Excess -10.2 -8.8 -8.4
FiO2 70 % 60% 40 %
2) Hasil EKG
Kesan :
Ada gambaran ST depresi inferior
3) Hasil Rontgen
Kesan :
- Hasil Rontgen tanggal 23 Juni 2010 : Cor dan pulmo dalam batas normal,
pulmo tidak menunjukkan adanya infiltrate
4) Pemeriksaan fundoskopi
Kesan :
Tidak ada
5) Lain-lain.
17
Tidak ada
H. Therapy
Terapi 21/06/10 22/06/10 23/06/10
Cefriaxon 2 gr/24 jam √
Ranitidin 1 amp/12 jam √
Nexium 40 mg/12 jam √ √ √
Alinamin F 1 amp/12 jam √
Brainact 1 amp/12 jam √
Dexamethason 1 amp/8 jam √ √ √
Ecotrixon 2 gr/24 jam √ √
SNMC 1 amp/8 jam (drip dalam 100 cc √ √
NaCl) √
RL/ 24 jam 20 tpm √
Aminovel/24 jam 20 tpm √
NaCl 0.9%/24 jam 20 tpm √ √
Asering/ 24 jam 20 tpm √ √
Comafusin hepar/24 jam 20 tpm √ √
Precedek+Ns Siryng pump 3.2 cc/jam √ √
Lasik 20 mg/jam √
Koreksi bicnat √
Methylprednison 40mg/12 jam √ √ √
Nebulizer/8 jam
ANALISA DATA
Nama : Tn. A.N No CM : 0101...
Usia : 53 tahun DM : CVA Haemoragik
18
basah di basal paru
kanan
2 21/06/10 DS : - Pola napas tidak Depresi pusat
10.25 DO: efektif pernapasan
WIB RR 38x/menit, terdapat (infark
retraksi intercosta, napas serebri pada
cepat dan dangkal, batang otak
terpasang ventilator etcause
dengan mode P SIMV intracerebral
dengan FiO2 70%, haemoragie)
PEEP + 5 dan SaO2
100%
3 21/06/10 DS : - Gangguan Kegagalan
10.30 DO: pertukaran gas proses difusi
WIB RR 38x/menit, terdapat pada alveoli
retraksi intercosta, napas
cepat dan dangkal, Hasil
BGA : PH 7,334; pCO2
27;pO2 236,9;HCO3
16,3; BE -10,2 dengan
interprestasi Asidosis
Metabolik
terkompensasi sebagian
4 21/06/10 DS : - Gangguan perfusi Perdarahan
10.35 DO: jaringan serebral intraserebal
WIB Kesadaran soporokoma,
GCS E1M2VET, pupil
miosis (2mm), reaksi
pupil +/-
5 21/06/10 DS : - Resiko tinggi Prosedur
10.40 DO: infeksi invasif dan
WIB Keadaan umum bedrest total
soporokoma, panas
dengan suhu 38,5⁰C,
terpasang ET dan infus
line, bedrest total, reflek
motorik -/-
19
O
1 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya
akumulasi secret di jalan napas, dapat ditandai dengan :
1. Adanya sekret di ET dan mulut
2. Terdengar bunyi ronkhi basah di basal paru kanan
20
Sekret di ET gargling
dan mulut 5. Lakukan positioning
berkurang atau miring kanan dan kiri
tidak ada 6. Pertahankan posisi head
RR dalam of bed (30-45⁰)
batas normal(16- 7. Lakukan suction sesuai
24x/menit) indikasi
Suara Kolaborasi :
ronkhi 8. Berikan nebulizer tiap 8
berkurang atau jam dengan perbandingan
hilang berotec : Atroven : NaCl
yaitu 18 tetes : 16 tetes : 1
cc
2 Pola napas tidak Setelah Mandiri :
efektif dilakukan 1. Monitor keadaan umum
berhubungan tindakan dan vital sign klien
dengan depresi keperawatan 2. Pantau status
pusat selama 3x 24 pernapasan klien
pernapasan (infark jam diharapkan 3. Pantau adanya retraksi
serebri pada batang pola napas klien otot intercosta
otak etcause dapat efektif 4. Pertahankan head of bed
intracerebral dengan kriteria (30-45⁰)
haemoragie) hasil : 5. Monitor saturasi
Napas oksigen klien
adekuat spontan Kolaborasi :
(16-24x/menit) 6. Pertahankan
KU dan VS penggunaan ventilator dan
stabil observasi setting
Retraksi ventilator dengan status
otot intercosta pernapasan klien
berkurang
Weaning off
ventilator
3 Gangguan Setelah Mandiri :
pertukaran gas dilakukan 1. Monitor keadaan umum
berhubungan tindakan dan vital sign klien
dengan kegagalan keperawatan 2. Observasi status
proses difusi pada selama 3x 24 pernapasan klien
alveoli
jam diharapkan 3. Pantau adanya tanda-
pertukaran gas tanda hipoksia
klien dapat 4. Pertahankan head of bed
adekuat dengan (30-45⁰)
kriteria hasil : Kolaborasi :
KU dan VS5. Pantau hasil BGA sesuai
stabil indikasi
21
Napas 6. Pertahankan
adekuat spontan penggunaan ventilator
(16-24x/menit) dengan oksigenasi yang
BGA dalam adekuat
batas normal
4 Gangguan perfusi Setelah Mandiri :
jaringan serebral dilakukan 1. Monitor status neurologi
berhubungan tindakan 2. Pantau tanda-tanda vital
dengan adanya keperawatan tiap jam
perdarahan selama 3x 24 3. Evaluasi pupil, refleks
intraserebral
jam diharapkan terhadap cahaya
perfusi jaringan4. Pantau adanya
serebral klien peningkatan TIK
dapat adekuat 5. Posisikan kepala lebih
dengan kriteria tinggi 30-45⁰
hasil : Kolaborasi:
Kesadaran 6. Pertahankan oksigenasi
membaik adekuat melalui ventilator
Reflek pupil7. Berikan obat Brainact 1
+/+ amp/12 jam
Pupil isokon
5 Resiko tinggi Setelah Mandiri :
infeksi dilakukan 1. Monitor KU dan VS
berhubungan tindakan termasuk suhu klien/jam
dengan adanya keperawatan 2. Pertahankan teknik
prosedur invasif selama 3x 24 aseptic setiap tindakan
dan bedrest total
jam diharapkan3. Pantau adanya tanda-
tidak terjadi tanda infeksi
infeksi pada 4. Lakukan personal dan
klien dengan oral care setiap hari
kriteria hasil : 5. Lakukan early
KU dan VS mobilization
stabil 6. Lakukan penilaian
Suhu CPIS setelah 48 jam
normal (36.5- perawatan
37.5) Kloaborasi :
Leukosit 7. Berikan antibiotic
normal sesuai indikasi
8. Pantau hasil foto thorak
23
terapi sesuai tetap memantau KU dan vital
program:Cefriaxon 2 gr, inj. sign serta status pernapasan
Ranitidin 1 amp, nexium 40 klien serta kolaborasi untuk
mg, alinamin F 1 amp, rencana koreksi bicnat,
brainact 1 amp, nebulizer untuk jaga siang
dexamethason 1 amp/8 jam, dan usulkan untuk extra
methylprednison pamol
Menganalisa hasil BGA
Melakukan alih baring
miring kanan, lateral dan
miring kiri
22/06/10 Hasil operan jaga malam S : -
07.00 tanggal 21/06/10 : O:
WIB KU lemah, soporocoma, Keadaan umum lemah,
panas, masih terpasang kesadaran soporocoma
ventilator dengan mode P dengan vital sign : TD
SIMV, VT 450, FiO2 60%, 145/97, HR 130x/menit,
RR 12x/menit, PEEP +5, SaO2 100%, dan Suhu
Slym (+), suction (+), NGT 38.2⁰C
dialirkan masih bewarna GCS masih E1M2VET,
kecoklatan, spooling (+), pupil miosis 2mm, reflek
vital sign stabil termonitor, pupil terhadap cahaya +/-
BAB(-), BAK/DC produksi Masih terpasang
urin kurang. Pukul 02.00 ventilator P SIMV, VT 416,
WIB loading 1 flash RL dan RR 20, 60%, PEEP + 5
pukul 06.00 WIB loading 1 Sekret di mulut dan ET
flash NaCl 0.9%, infuse dan sudah berkurang
injeksi masuk sesuai Retraksi otot intercosta
program. Syring pump jalan berkurang, RR 20x/menit
precedek 5cc/jam. Diet Hasil BGA post koreksi
spooling. Hari ini lanjut bicnat : PH 7,312; pCO2
program nebulizer dengan 27.6; pO2 199,7; HCO3 16,9;
komposisi sama BE -8,8 dengan interprestasi
sebelumnya. Asidosis Metabolik
terkompensasi sebagian
Implementasi yang Masih ada suara ronkhi
dilakukan hari ini : basah di basal paru kanan
Memonitor keadaan Tidak terjadi tanda-tanda
umum, status neurologis peningkatan TIK
klien dan vital sign Balance cairan : + 1800
klien/jam cc, urin tidak keluar
Mempertahankan head A :
of bed 30⁰ dan memonitor Dx. 1 : Masalah teratasi
status pernapasan klien sebagian
Memberikan nebulizer Dx. 2 : Masalah teratasi
24
via ventilator sebagian
Melakukan suction di Dx. 3 : Masalah belum
mulut dan ET teratasi
Mengauskultasi bunyi Dx. 4 : Masalah belum
napas klien teratasi
Melakukan oral care Dx. 5 : Masalah teratasi
dengan antiseptic sebagian
Kolaborasi Memberikan P :
terapi sesuai Lanjutkan dan optimalkan
program:nexium 40 mg, kembali intervensi, rencana
dexamethason 1 amp, kolaborasi cek BGA lagi dan
dexamethason 1 amp, darah rutin, ureum kreatinin,
ecotrixon 2 gr, SNMC 1 GDS, nebulizer masih lanjut,
amp (drip dalam 100 cc dan lasik lanjut 20 mg/jam
NaCl)
Kolaborasi memberikan
extra lasik 20 mg/jam via
syring pump
Melakukan alih baring
miring kanan, lateral dan
miring kiri
Mengambil sampel
darah arteri untuk cek BGA
post koreksi bicnat.
23/06/10 Laporan jaga malam tanggal S : -
07.00 22/06/10: O:
WIB KU lemah, koma, panas(+), Keadaan umum lemah,
napas masih menggunakan kesadaran coma dengan vital
ventilator dengan mode P sign : TD 88/51, HR
SIMV, FiO2 60%, RR 14, 96x/menit, SaO2 97%, dan
PEEP +5, Slym (+), suction Suhu 40.6 ⁰C
(+), Vital sign stabil. NGT GCS E1M1VET, pupil
dialirkan masih warna miosis 2 mm, reflek pupil
kecoklatan, spooling (+). terhadap cahaya -/-
BAB (-), BAK/DC produksi Tidak nampak retraksi
sangat kurang. Pagi ini dada, RR 17x/menit
rencana cek BGA dan darah Masih terpasang
rutin, ureum kreatinin, ventilator dengan mode P
GDS, nebulizer masih SIMV, VT 340, FiO2 40%,
lanjut, dan lasik lanjut 20 dan PEEP +5
mg/jam Secret di mulut dan ET
berkurang, masih ada ronkhi
basah di basal paru kanan
Implementasi yang Skor CPIS : 3
dilakukan hari ini : Hasil BGA : PH 7,315 ;
25
Memonitor keadaan pCO2 30; pO2 189,8; HCO3
umum, status neurologis 17,2; BE -8,4 dengan
klien dan vital sign interprestasi Asidosis
klien/jam metabolik terkompensasi
Melakukan pemeriksaan sebagian
GDS Hasil Ureum : 3.9,
Mempertahankan head kreatinin 12.4, lekosit 7.4
of bed 30⁰ dan memonitor ribu/mmk, GDS : 482
status pernapasan klien dan Urin masih tidak keluar,
sesuaikan dengan setting balance cairan : - 100 cc
ventilator
Melakukan oral care A :
dengan antiseptic Dx. 1 : Masalah teratasi
Mengambil specimen sebagian
darah untuk BGA, darah Dx. 2 : Masalah teratasi
rutin, dan ureum kreatinin sebagian
Melakukan suction di Dx. 3 : Masalah belum
mulut dan ET teratasi
Mengauskultasi bunyi Dx. 4 : Masalah belum
napas klien teratasi
Kolaborasi Memberikan Dx. 5 : Tidak terjadi infeksi
terapi sesuai P :
program:nexium 40 mg, Lanjutkan dan optimalkan
dexamethason 1 amp, kembali intervensi, nebulizer
dexamethason 1 amp, lanjut/8 jam, lasik lanjut 20
ecotrixon 2 gr, SNMC 1 mg/jam, insulin syring pump
amp (drip dalam 100 cc 4 unit/jam. Pantau haluaran
NaCl) urin
Kolaborasi melanjutkan
pemberian extra lasik 20 Jam 14.20 WIB, kondisi
mg/jam via syring pump klien drop, gambaran EKG
dan insulin 4 unit/jam via arrest, HR turun terus,
syring pump Saturasi turun drop dibawah
Melakukan alih baring normal, dilakukan RJPO
miring kanan, lateral dan selama 15 menit dengan SA
miring kiri 4 ampul, Adrenalin 3 ampul.
Melakukan skoring CPIS RJPO berhasil dengan vital
sign TD 117/63, HR 126, dan
SaO2 100% via bagging.
Setelah 20 menit kondisi
klien drop lagi dank lien
dinyatakan meninggal pukul
14.55 WIB
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ventilator mekanis adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang lama (Brunner
and Suddarth, 2001).
Terdapat beberapa jenis ventilator mekanis.Ventilator diklasifikasikan berdasarkan cara
alat tersebut mendukung ventilasi. Dua kategori umum adalah ventilator tekanan-
negatif dan tekanan-positif.Sampai sekarang kategori yang paling umum digunakan
adalah ventilator tekanan-positif.
Berbagai gambaran digunakan dalam penatalaksanaan pasien pada ventilator
mekanis. Ventilator disesuaikan sehingga pasien merasa nyaman dan ”dalam
harmoni” dengan mesin. Perubahan yang minimal dari dinamik kardiovaskuler dan
paru diharapkan. Jika volume ventilator disesuaikan dengan tepat, kadar gas darah
arteri pasien akan terpenuhi dan akan ada sedikit atau tidak ada sama sekali gangguan
kardiovaskuler.
Jika pasien mengalami penurunan kontinu oksigenasi (PaO 2), peningkatan
kadar karbondioksida arteri (PaCO 2), dan asidosis persisten (penurunan pH), maka
27
ventilasi mekanis kemungkinan diperlukan. Kondisi seperti pascaoperatif bedah
toraks atau abdomen, takar lajak obat, penyakit neuromuskular, cedera inhalasi,
PPOM, trauma multipel, syok, kegagalan multisistem, dan koma semuanya dapat
mengarah pada gagal nafas dan perlunya ventilasi mekanis.
DAFTAR PUSTAKA
Anymous.2015.Ventilatormekanik.diakses
darihttp://wikipedia.org/wiki/Mechanical_ventilationpada tanggal 13 Desember 2016
Smeltzer, Suzanne, 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Jakarta:
EGC
Wong, D.L. et all. 2015. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik vol 2. Jakarta: EGC
28