TUGAS AKHIR
Oleh:
Ahmad Alfian Zein Muttaqin
NIM. 135070207131003
HALAMAN PENGESAHAN
i
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
ii
2.2.5 Sumber-Sumber Stres ....................................................................... 14
2.3 Hipertensi.................................................................................................. 17
iii
4.3 Variabel Penelitian .................................................................................... 34
iv
5.6 Analisis Bivariat......................................................................................... 57
BAB VI PEMBAHASAN
v
DAFTAR GAMBAR
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Data Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Stress
pada Lansia Diposyandu Lansia Kelurahan Jatimulyo Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang .................................................................... 58
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 10. Uji Statistik Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Stress . 95
Lampiran 11. Uji Statistik Hubungan Empat Dimensi Dukungan Keluarga dengan
Tingkat Stres ..................................................................................... 96
vii
ABSTRAK
Muttaqin, Ahmad Alfian Zein. 2017. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Stres
Pada Lansia yang Mengalami Hipertensi di Kelurahan Jatimulyo Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang, Tugas Akhir, Program Studi ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Pembimbing: (1) Ns. Mukhamad Fathoni, S.
kep, MNS. (2) Ns. Rihdoyanti Hidayah, M.Kep
Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam keadaan cukup istirahat. Dukungan keluarga merupakan hal yang penting
dalam mencegah efek negatif dari stress. Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stress pada lansia yang mengalami hipertensi.
Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada lansia
yang mengalami hipertensi di Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Sampel
dalam penelitian ini adalah 45 orang. Variable independen (bebas) dalam penelitian ini adalah
dukungan keluarga dan Variable dependen (tergantung) dalam penelitian ini adalah tingkat
stress. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan
Spearman Rank untuk mengetahui hubungan antara variable independen dan dependen, yaitu
dukungan keluarga dengan tingkat stress pada lansia yang mengalami hipertensi di posyadu
lansia Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Berdasarkan analisa
Spearman, didapatkan hasil nilai koefisien korelasi (r) -6,84 dengan taraf signifikansi (p=0.000).
hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara dukungan
keluarga dengan tingkat stres. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan metode pengambilan data dengan
lansia yang bersama keluarganya dan menggunakan lebih dari 1 tempat penelitian.
Muttaqin, Ahmad Alfian Zein. 2017. Relationship of Family Support with Stress Level in
Hypertensive Elderly in Jatimulyo Subdistrict, Lowokwaru District, Malang City.
Final Assignment, Nursing Program, Faculty of Medicine, Brawijaya University.
Supervisors: (1) Ns. Mukhamad Fathoni, S. kep, MNS. (2) Ns. Rihdoyanti Hidayah,
M.Kep
Hypertension is a condition of increased systolic blood pressure greater than 140 mmHg
and / or diastolic greater than 90 mmHg in two measurements with an interval of five minutes in
a resting state. Family support refers to the attitudes, actions, and acceptance that members of a
family show to each other. Family support is important in resisting the negative effects of stress.
The purpose of this study is to determine the relationship between family support and stress levels
in elderly subjects who experience hypertension. Researchers conducted a cross-sectional
design study on hypertensive elderly subjects in Jatimulyo Village, Lowokwaru District, Malang.
Using a sample of 45 people, the researchers collected data by asking subjects to complete a
questionnaire. Data analysis was performed using Spearman’s rank correlation coefficient to
determine the relationship between the independent variable (level of family support) and the
dependent variable (level of stress). Based on the Spearman analysis, the researchers calculated
a correlation coefficient of (r) -6,84 with significance level of (p = 0.000). These results suggest
that there is a very significant relationship between family support and stress levels. It is hoped
that future researchers will build on these findings by using data collection methods with elderly
who live with their families and by conducting research in more than one location.
PENDAHULUAN
dikatakan lanjut usia adalah yang berumur 60 tahun atau lebih. Indonesia
termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia.
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia
yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Tahun 2014, jumlah penduduk
lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun
2025, jumlahnya akan mancapai 36 juta jiwa (Depkes, 2015). Menurut WHO
lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih
peningkatan usia harapan hidup. Data menunjukan pada tahun 2011 usia
harapan hidup orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70
tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 tahun. Jumlah proporsi lansia di
lamban dan kurang lincah masalah tersebut akan berpotensi pada masalah
1
2
hidup, kehilangan teman, risiko terkena penyakit, terisolasi dari lingkungan, dan
psikologis pada lansia. Masalah psikologis yang paling banyak terjadi pada
tekanan psikologis. Biasanya stress bukan karena penyakit fisik tetapi lebih
mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stress tersebut maka penyakit
fisik bisa muncul akibat lemah dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat
berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga orang tersebut akan
ganguan aliran darah. Yang berat dapat mengakibatkan stroke dengan resiko
tekanan darah di atas normal, dengan nilai sistolik > 140 mmHg dan diastolik >
gejalanya terlebih dahulu (Lewa et al, 2012). Prevalesi hipertesi di dunia hampir
mencapai 1 miliar atau sekitar seperempat dari seluruh populasi orang dewasa
terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18
dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan
tidak terjadi peningkatan tekanan darah yang lebih parah. Tetapi sayangnya tidak
(Utomo, 2013). Pengobatan hipertensi terdiri dan terapi farmakologis dan non
merupakan sumber terbesar bagi lansia hipertensi agar lansia dapat menjaga
mengatakan mereka sulit tidur pada malam hari, sebanyak 3 orang mengatakan
bahwa sering mengalami pusing. Data di atas ada 5 orang yang mengalami
gejala stress sedang, dengan indikasi bahwa meraka mengalami stress karena
gejala seperti pusing dan tidak bisa tidur pada malam hari berlangsung lama
sekitar 2 minggu. Sebanyak 2 dari 7 orang pada saat bicara memiliki nada suara
pusing, nyeri pada tengkuk. Hasil rekapan yang didapat saat wawancara yang
Sistolik >140 dan Diastolik 90 mmHg dengan keluhan pusing dan riwayat
stadium II sebanyak 4 orang karena tekanan darah Sistolik >160 dan Diastolik
100 dengan keluhan pusing, tidak bisa tidur, pikiran, dan 1 orang masuk dalam
kategori Pre Hipertensi karena tekanan darah Sistolik 130 dan Diastolik 70
dengan tidak ada keluahan dan sering rutin kontrol. Peneliti berniat untuk
meneliti hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stress pada lansia yang
Kecamatan Lowokwaru ?
penelitian yakni :
Kecamatan Lowokwaru
2. Mahasiswa Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan
tambahan ilmu bagi profesi keperawatan terkait dukungan
keluarga dengan tingkat stress pada lansia yang mengalami
hipertensi khususnya di setting rumah tangga.
3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan masukan terhadap keluarga dengan lansia dalam
upaya meminimalkan faktor -faktor yang dapat mengakibatkan
lansia mengalami stress khususnya di setting rumah tangga
7
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lansia
2.1.1. Definisi
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri untuk mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya (Nugrono dalam Hidayati, 2009). Seseorang dikatakan lanjut
usia adalah yang berumur 60 tahun atau lebih. Indonesia termasuk dalam lima besar
negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk
pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total
penduduk). Tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781
juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mancapai 36 juta jiwa
(Depkes, 2015). Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang
berumur 60 tahun atau lebih dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat
seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Data menunjukan pada tahun 2011
usia harapan hidup orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi
70 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 tahun. Jumlah proporsi lansia di
proses penuaan, yaitu : teori biologi, teori psikologi, teori sosial, dan teori spiritual.
a) Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory,
8
9
b) Teori genetik dan mutasi. Menurut teori genetik dan mutasi, semua
d) Teori stres. Teori stres mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-
e) Teori radikal bebas. Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak
f) Teori rantai silang. Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia
Lansia harus menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik yang terjadi seiring
penuaan. Waktu dan durasi perubahan ini bervariasi pada tiap individu, namun
seiring penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi tubuh akan terjadi.
yang memuaskan, menetapkan kembali hubungan dengan anak yang telah dewasa,
2.2 Stress
2.2.1 Definisi
tekanan psikologis. Biasanya stress bukan karena penyakit fisik tetapi lebih
mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stress tersebut maka penyakit fisik
bisa muncul akibat lemah dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut
hipertensi melalui aktivasi sistem saraf simpatis, hormon adrenalin akan dilepaskan
darah akan tetap tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi Lansia
11
penyempitan pembulu darah dan mengakibatkan ganguan aliran darah. Stress berat
(Andria, 2013).
2. Sistem muskuloskeletal
hiperventilasi. Hal ini dapat memicu serangan panik lebih cepat pada
beberapa orang.
4. Sistem kardiovaskular
lebih kuat dari otot jantung. Pembuluh darah yang menuju otot besar dan
5. Sistem endokrin
menghasilkan lebih banyak glukosa untuk energi pada respon stres (The
Menurut potter dan perry 2009 (dalam Wulandari, 2012) membagi tingkat
a. Stress ringan
fisik dan mental hanya saja mulai sedikit tegang dan was-was
b. Stress sedang
c. Stress berat
harmonis, kesulitan finansial dan penyakit fisik yang lama. Pada keadaan
stress berat ini individu sudah muai ada gangguan fisik dan mental
Tingkat stress adalah hasil penilaian terhadap berita ringannya stress yang
Stress Scale 42 (DASS 42) oleh lovibond (1995). DASS adalah seperangkat skala
14
subjektif yang dibentuk untuk mengkur status emosional negativ dan depresi,
kecemasan dan juga stress. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara
konvensional mengenai status emosional, tetapi juga untuk proses yang lebih lanjut
untuk pemahaman, pengertian dan pengukuran yang berlaku dimanapun dari status
emosional yang secara signifikan digambarkan sebagai stress. Tingkat stress pada
instrument ini berupa ringan, sedang dan berat. Jumlah skor dari pernyataan item
contoh pada seorang Lansia. Lansia dihadapkan pada beban dan tuntutan
dari lingkungan.
sehingga mengakibatkan tahapan perifel total naik dan peningkatan denyut jantung
kerusakan atau kematian jaringan otak menyebabkan gejala stroke hemoragik. Pada
menyebabkan beban kerja jantung meingkat terjadi after load jantung, dari after load
Berikut merupakan beberapa tanda dan gejala stress pada lansia pada lansia,
diantaranya:
1. Insomnia
tidak dapat menjadi santai sehingga tidak dapat memunculkan rasa ngantuk
Ketegangan otot merupakan gejala stress nomer satu. Gejala yang paling
umum yaitu sakit kepala karena tegang, terjadi konraksi otot pada dahi, mata
Saat stress akan terjadi pelepasan hormon adrenalin dan kortisol yang dapat
5. Keletihan
Saat keadaan stress tubuh kita akan mengaktifkan respon melawan atau
menghindar, baik untuk tetap aktif maupun diam saja. Akibatnya kita akan
Beberapa cara untuk mengurangi stress antara lain melalui pola makan yang
secara rutin, meluangkan waktu untuk diri sendiri (keluarga), menghindari diri dalam
2.3 Hipertensi
2.3.1 Definisi
dan angka kematian (mortalitas). Tekanan yang abnormal atau tinggi pada
.dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat /
tenang. Menurut WHO (2011) batas normal tekanan darah adalah kurang dari atau
120 mmHg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmHg tekanan diastolik.
Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90
jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang
berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung
18
yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut the
silent killer yang merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh penyebab
menjadi 2, yaitu:
faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas), pola makan faktor
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan
kaki bengkak.
intermittens).
1. Genetik
Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih
2. Usia
3. Jenis kelamin
2005).
4. Pola hidup
22
5. Merokok
otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada
bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.Selain itu, karbon
Melalui Eight Joint National Committee (JNC 8, 2014) ini terkait dengan
target tekanan darah pada populasi umum usia 60 tahun atau lebih. Target tekanan
darah pada populasi tersebut lebih tinggi yaitu tekanan darah sistolik kurang dari 150
mmHg serta tekanan darah diastolik kurang dari 90 mmHg. Apabila ternyata pasien
23
sudah mencapai tekanan darah yang lebih rendah, seperti misalnya tekanan darah
sistolik <140 mmHg (mengikuti JNC 7), selama tidak ada efek samping pada
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologis
oleh seorang yang sedang dalam terapi obat. Pada pasien hipertensi yang
obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup merupakan
hipertensi.
4. Menghilangkan stres.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
atau faktor risiko lain. Terapi dengan pemberian obat antihipertensi terbukti dapat
menurunkan sistol dan mencegah terjadinya stroke pada pasien usia 70 tahun atau
bantuan sokongan yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota
sebuah keluarga.
1. Faktor internal
a. Usia
25
b. Tingkat Pengetahuan
c. Emosi
pengobatan.
d. Spiritual
mencari harapan dan arti dalam hidup. Dari aspek spiritual dapat terlihat
2. Faktor Eksternal
a. Struktur Keluarga
26
kesehatannya.
Latar belakang budaya meliputi ras, suku adat, persepsi atau cara
kembali keyakinannya, merasa dimiliki dan dicintai pada saat stress. Dimensi
stress sangat membutuhkan dukungan dari orang lain dalam arti keluarga
Fahrani 2016)
28
Penatalaksanaan
hipertensi
Hipertensi 1. Terapi non
farmakologis
2. Terapi
Perubahan gaya hidup Farmakologis
Keterangan :
Tidak diteliti
Diteliti
29
30
memperbaiki diri atau mengganti diri untuk mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya. Seseorang dikatakan lanjut usia adalah yang berumur 60 tahun atau
lamban dan kurang lincah masalah tersebut akan berpotensi pada masalah
dan angka kematian (mortalitas). Tekanan yang abnormal atau tinggi pada
orang yang terkena hipertensi yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi.
Dari kejain hipertensi yang di derita oleh lansia ada beberapa perubahan gaya
Diantaranya dapat menekankan factor pencetus stress. Pada klien yang hipertensi
BAB IV
METODE PENELITIAN
pada lansia, pada satu saat penelitian. Desain penelitian ini digunakan
51
n=
1 + 51 (0,05)2
51
n = 1+0,1275
60
n=
1,1275
n = 45
33
N = jumlah populasi
4.2.3 Sampling
akan ditentukan sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi agar dapat
baik.
dukungan keluarga
mengenai status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk
Anxiety Stress Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item dan yng menyangkup
stress ada 14 item. Jumlah skor dari pernyataan item tersebut, memiliki
makna 0-14 (normal); 15-18 (ringan); 19-25 (sedang); 26-33 (berat); >34
(Sangat berat). Selain alat ukur DASS ada juga alat ukuran yang lain yaitu
Rahmawati, 2009:43).
Intrumen atau alat ukur dalam penelitian ini berupa kuesioner mengenai
dukungan keluarga yang terdiri dari dua bagian. Data pertama berisi data
Stuart & Lararia (2005) dengan alih bahasa oleh Achir Yani S.
Dikategorikan dalam baik jika nilai skoring responden 17-24, cukup jika nilai
Hasil uji validitas DASS 42 yang dilakukan oleh Abdullah dan Amrullah
puluh dua pertanyaan tersebut sudah valid. Hasil uji validitas WHOQOL-
pertanyaan valid (r= 0,445-0,889) (Azizah & Hertanti, 2016). Hasil uji
validitas pada kuesioner penelitian ini didapatkan data r table yaitu 0,632
b. Uji Reliabilitas
merupakan alat yang reliable. (Azizah & Hertanti, 2016). Teknik pengujian
dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat
kemudian dapat diukur lagi oleh orang lain. Definisi operasional memberikan
Variabel Seluruh bantuan dari a. Dukungan Informasional: Kuesioner Ordinal 1. Baik skor 17-
independent anggota keluarga pemberian nasehat, ide, 24
:dukungan yang dapat diterima penyebar informasi 2. Cukup skor
keluarga oleh lansia baik itu 9-16
berupa fisik maupun b. Dukungan 3. Kurang skor
psikis dan yang Penilaian:penilaian positif, 0-8
tinggal dalam satu penilaian negative,
rumah. penghargaan, pembimbing
c. Dukungan Instrumental:
bantuan nyata, bantuan
ekonomi
d. Dukungan emosional:
simpati, empati
Variabel kondisi psikis atau a.Gejala psikologis Kuesioner dengan Ordinal 0 – 14 : Normal
dependent: emosional yang diantaranya : adaptasi DASS 42 15 – 18: Ringan
stress pada ditimbulkan oleh 1. Meningkatkan (Depression Anxiety 19 – 25: Sedang
lansia perubahan hormone kecemasan Stess Scale 42) 26 – 33: Berat
yang terjadi pada 2. Rasa bersalah >34 : Sangat Berat
lansia laki-laki usia di 3. Menigkatnya
atas 60 tahun kemarahan
4. Sulit berkonsentrasi
39
5. Kesulitan dalam
mengola infomasi
baru
6. Kesulitan dalam
mengambil
keputusan
7. Sering menangis
atau berpikiran ingin
bunuh diri
b. Gejala fisiologis
diantaranya :
1. Pada keadaan stress
tonus otot akan
meningkat sehingga
dapat menyebabkan
sakit kepala,
migraine
2. Dalam system
pernafasan akan
mengalami nada
lebih cepat atau
hiperventilasi
sehingga memicu
serangan panic lebih
cepat
3. Stress dapat
menyebabkan
40
peningkatan denyut
jantung sehingga
menyebabkan
inflamasi pada arteri
coroner menjadi
serangan jantung
40
Populasi Target
Keluarga dan lansia di RW 01 Kelurahan
Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
Kriteria Inklusi
Sampel
Lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan
Kriteria ekslusi
ekslusi
Purposive
sampling Penelitian memberi informed consent dan
dilakukan penandatanganan surat
persetujuan untuk bersedia menjadi
responden
3. Pengujian proposal
Malang
Kota Malang
10. Setelah proposal lulus pengujian dan etik, peneliti mulai melakukan
penelitian
13. Setelah diijinkan, peneliti melakukan screening untuk melihat subyek yang
17. Setelah itu peneliti memberi penjelasan kepada responden yaitu lansia
informed consent.
19. Jika responden menyetujui dengan dibuktikan tanda tangan atau cap jari
responden
wawancara.
metode wawancara.
23. Dari hasil analisis data tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan.
43
a. Pra Analisis
kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul tidak logis
sehingga tidak ada kuesioner yang perlu dibuang karena tidak lengkap
dasar kode dan artinya dalam satu buku (code book). Dilakukan
komputer.
3. Penilaian (scoring)
4. Memasukkan Data
5. Tabulating
b. Analisa Data
1. Analisis Univariat
diperoleh. Jawaban “ya” diberi skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor
2. Analisis Bivariat
keluarga dengan tingkat stress pada lansia yang mengalami hipertensi. Uji
statistic “Spearman Rank” dengan bantuan SPSS versi 17.00 for windows.
pengujian didapatkan nilai 𝑥 2 hitung lebih besar dari 𝑥 2 tabel dan signifikasi
Sebaliknya jika 𝑥 2 hitung lebih kecil dari 𝑥 2 tabe dan signifikasi lebih dari a
meliputi:
dengan risiko jatuh ini. Bagi yang bersedia menjadi responden penelitian
46
penelitian.
2. Beneficience
Penekanan prinsip ini adalah pada manfaat suatu penelitian yang harus
secara nyata lebih besar kadarnya dibanding risiko yang mungkin akan
dialami oleh subjek penelitian, dan harus dilakukan dengan metode yang
benar secara ilmiah serta harus dilaksanakan oleh mereka (peneliti) yang
3. Nonmaleficience
4. Right To Justice
Sampel yang ikut serta dalam penelitian sesuai kriteria inklusi yang telah
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Mencakup
karakteristik lokasi penelitian, analisa univariat yang terdiri dari analisa data
stres. Bab ini juga membahas mengenai analisa bivariat hubungan dukungan
48
49
Jenis Kelamin
100%
80%
60% 77%
40%
20% 22%
0%
Laki-laki (10) Perempuan
(35)
yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, 22% diantaranya berjenis kelamin laki-
45 66,75556 60 77 4.829622
lansia rata-rata usia lansia adalah 66 tahun. Usia minimal yakni 60 tahun dan
usia maksimal yaitu 77 tahun dengan nilai standart deviasi adalah sebesar 4,82.
Pekerjaan
80% 64%
60%
40%
22%
20% 13%
0%
Wiraswasta (6) Ibu Rumah Tangga Pensiunan (10)
(29)
mayoritas responden dalam penelitian ini adalah Ibu Rumah Tangga (IRT)
Tingkat Pendidikan
60% 48%
40% 28%
22%
20%
0%
SD (13) SMP (22) SMA (10)
resonden adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 22% yaitu sebanyak
10 responden.
Status Pernikahan
150%
100%
100%
50%
0
0%
Menikah (45) Belum menikah
pasangan.
52
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Dukungan Keluarga pada lansia yang
Dukungan
Frekuensi Prosentase (%)
Informasi
Baik 27 60
Cukup 15 33,33
Kurang 3 6,67
Total 45 100
responden (6,67%).
Dukungan
Frekuensi Prosentase (%)
Penghargaan
Baik 24 53,33
Cukup 20 44,44
Kurang 1 2,22
Total 45 100
Dukungan
Frekuensi Prosentase (%)
Instrumental
Baik 10 22,22
Cukup 17 37,78
Kurang 18 40
Total 45 100
Dukungan
Frekuensi Prosentase (%)
Emosional
Baik 7 15,56
Cukup 31 68,89
Kurang 7 15,56
Total 82 100
(15,56%).
Malang
memiliki tingkat stress berat berjumlah 3 responden (6,7%) dan tidak ada
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Data Dukungan Keluarga dengan Tingkat Stres
Malang
Tingkat Stres
Dukungan Tdk Sangat Total p-value r
Ringan Sedang Berat
Keluarga Stres berat
f % f % f % f % F % f %
Kurang 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 2,2 0 0 1 2,2 0.000 -6,84
Cukup 1 2,2 7 15,6 16 35,6 2 4,4 0 0 26 57,8
Baik 11 24,4 6 13,3 1 2,2 0 0,0 0 0 18 40,0
Total 12 26,7 13 28,9 17 37,8 3 6,7 0 0 45 100
Keterangan: f= Frekuensi
tingkat stres berat. Dari 26 responden yang mempunyai keluarga yang cukup
stress sedang dan 2 responden mengalami stress berat dan tidak ada yang
mengalami stress sedang dan tidak ada yang mengalami stress berat dan sangat
berat.
menunjukkan besar nilai signifikansi (p) pada uji korelasi Spearman Rank adalah
57
0,000. Karena p-value (0,000) lebih kecil dari α (0,05) maka H1 diterima. Dari uji
tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -6,84. Untuk nilai koefisien
Karena nilai koefisien korelasi menunjukan nilai negatif maka dapat diartikan
bahwa semakin baik dukungan keluarga maka tingkat stres yang dimiliki lansia
antara dukungan keluarga dengan tingkat stres pada lansia yang ada di
PEMBAHASAN
mengenai hubungan keluarga dengan tingkat stres. Bab ini terdiri dari 5 sub bab
kurang.
memegang peranan yang sangat penting dalam konsep sehat sakit anggota
58
59
yang baik dari keluarganya berasal dari golongan yang masih berstatus menikah
atau memiliki pasangan hidup. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Tamara, et
al (2014) yang menyatakan bahwa pasien stress dengan hipertensi yang telah
hidup dapat berfungsi sebagai supporting dalam berbagai hal misalnya emosi,
menurut Friedman (dalam kharismasanthi, 2015) adalah usia. Dari segi usia,
lansia rata-rata usia lansia adalah 66 tahun. Usia minimal yakni 60 tahun dan
usia maksimal yaitu 77 tahun. Semakin tua usia seseorang, maka kemampuan
dukungan sosial yang dapat dirasakan oleh anggota keluarga. Dukungan sosial
keluarga menurut Friedman dan House (dalam Istiqomah, 2010) ada empat
Dukungan infomasi meliputi memberikan saran dan nasehat tentang apa saja
yang harus dilakukan oleh lansia dalam menghadapi masalah, baik fisik maupun
psikologis. Kebanyakan lansia selama ini mendapatkan nasehat atau saran yang
berasal dari orang terdekat mereka yaitu keluarga. Berdasarkan tabel 5.2
hipertensi dan selalu mengingatkan untuk mengontrol tekanan darah saat berada
oleh seseorang. Tingkat pengetahuan seseorang dapat dilihat dari latar belakang
dorongan atau persetujuan terhadap gagasan, ide, atau perasaan yang mereka
Dukungan ini terjadi melalui ekspresi berupa sambutan yang positif dari orang
orang disekitarnya atau dorongan (Hasymi, 2009). Pada penelitian ini, keluarga
Berdasarkan pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa sebanyak 18 responden (40%)
tinggi tingkat ekonomi seseorang, maka ia akan semakin cepat tanggap terhadap
tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu
penguasaan terhadap emosi (Caplan 1976 dalam Asih et al., 2010). Berdasarkan
dukungan emosional yang cukup. Hal ini dipengaruhi oleh kebanyakan lansia
berada di rumah pada malam hari. Pada penelitian ini, keluarga mampu menjadi
serta keluarga ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh lansia ketika lansia
dan tidak ada responden yang memiliki tingkat stres sangat berat. Berdasarkan
sedang. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
status pernikahan. Dari hasil penelitian sebanyak 100% yang menikah (memiliki
pasangan) dari total responden. Pasangan dapat menjadi sumber dukungan bagi
dukungan untuk kontrol kesehatan secara rutin, mengatur pola makan, aktivitas
tingkat stres. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (stenly, 2007). Stess
terjadi lebih banyak pada umur yang lebih tua dan dukungan keluarga yang
rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini rata-rata umur
untuk terjadinya stres. Berdasarkan data penelitian ini rata-rata jenis kelamin
hormon pada tubuh perempuan. Perempuan berada pada resiko lebih besar
gangguan depresi dan kecemasan dari pada laki-laki (Videbeck, 2008). Hasil
penelitian ini juga bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Wildan
Qomarus Zaman (2016) yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih
dimana dalam penelitian ini jumlah responden mayoritas adalah perempuan dan
juga dari sisi demografi tempat juga ini merupakan daerah perkotaan.
konflik dan stres, pada perempuan konflik memicu hormon negatif sehingga
dapat memberikan dorongan yang positif. Dengan kata lain, ketika perempuan
(Brizendine, 2007) Pernyataan diatas sesuai dengan hasil pada penelitian ini
yakni 2 dari 3 responden yang mengalami stres sedang adalah berjenis kelamin
perempuan.
(64%) adalah tidak bekerja Ibu Rumah Tangga (IRT). Status pekerjaan
diri dan bentanggung jawab untuk menyelesaikan tugas. Namun responden yang
bekerja kemungkinan besar memiliki kegiatan yang padat dan mengalami stres
signifikansi (p) pada uji korelasi Spearman Rank adalah 0,000.karena p-value
(0,000) lebih kecil dari α (0,05) dengan demikian hipotesa nihil (H0) ditolak,
terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres pada lansia di
memiliki tingkat stress berat berjumlah 3 responden (6,7%) dan tidak ada
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti
strategi koping untuk menghilangkan stress pad lansia. Dukungan keluarga yang
baik dapat membuat lansia merasa tenang dan lansia dapat mempunyai koping
dukungan yang berasal dari lingkungan sosial maupun keluarga dapat meredam
yang lebih baik. Bantuan yang dapat diberikan oleh keluarga dalam rangka
untuk terus belajar dan mencari tambahan pengetahuan tentang stress dengan
tingkat stress, dikatahui bahwa dari empat aspek emosional dari dukungan
dukungan informasi (p-value = 0.000; r = -0. 483) dengan tingkat stress. Menurut
Taylor (2006), dukungan emosional merupakan aspek yang paling penting dalam
dukungan keluarga. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hickey (dalam
akan hidup yang lebih baik (Hibec, 2009). Anggota keluarga yang mendapatkan
kesehatannya.
67
signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stress lansia yang
Malang. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi
kesehatan pada lansia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bahwa
semakin baik dukungan keluarga maka stress pada lansia hipertensi juga
tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan diharapkan jumlah usia harapan
study yaitu suatu teknik pengambilan data kedua variable dalam satu
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
berikut:
7.2 Saran
sebagai berikut :
memberikan dukungan yang lebih kepada lansia baik berupa kasih sayang
melakukan aktifitas dan juga mendorong lansia agar aktif dalam kegiatan
penyuluhan kesehatan.
69
70
keluarga sebagai caregiver yang baik dalam marawat lansia , dan juga
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang stress pada lansia yang
dilapangan.