NENENG AISYAH
NPM 4121132
Karya tulis ilmiah ini telah dipertahakan dihadapan Dewan Penguji tugas akhir
program studi pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Institut Kesehatan Rajawali
dan diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Ners pada bulan
November 2022.
Judul : Asuhan Keperawatan Pada An. H Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan Akibat Bronkopneumonia Di
RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Nama Mahasiswa : Neneng Aisyah
NPM : 4121132
Dewan Penguji,
Penguji I : Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes (…………….)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan
Institut Kesehatan Rajawali
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT, sehingga pada kesempatan
ini penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
keperawatan An.H dengan gangguan sistem pernapasan akibat Bronkopneumonia
di Ruang HCU Kenanga 2 RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022” ini
tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Ners di Institut Kesehatan Rajawali.
Tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar - besarnya kepada:
1. Ibu Tonika Tohri, S.Kp, M.Kes. selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
2. Bapak dr. Yana Akhmad., Sp.PD-KP., MMRS. selaku PLT Direktur Utama
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung
3. Ibu Istianah, S.Kep., Ners, M.Kep. selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
4. Bapak Budi Rustandi, S.Kep., Ners, M.Kep. selaku Penanggung Jawab
Program Studi Profesi Ners Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
5. Bapak Mokh. Sandi Haryanto, S.Kep.,Ners, M.Kep. selaku pembimbing utama
dalam penyusunan Laporan Kasus Komprehensif ini.
6. Ibu Neneng Faridah S.Kep., Ners selaku kepala ruangan HCU Kenanga 2
beserta perawat di ruangan HCU kenanga 2.
7. Dosen dan staf Program Studi Profesi Ners Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
8. Ibunda tercinta yang selalu mendukung baik moril maupun materil
9. Suami dan anak-anak tercinta sebagai penyemangat hidup penulis.
Rekan-rekan mahasiswa program Ners Institut Kesehatan Rajawali yang
senantiasa selalu memberikan dukungan.
ii
Penulis menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu penulis harapkan kritik dan saran demi
perbaikan karya tulis ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
untuk pendidikan di masa mendatang, sebagai panduan penulisan dan atau
pengetahuan dalam menyelesaikan tugas akhir bagi adik-adik tingkat yang
membutuhkan, dan pengembangan ilmu keperawatan yang profesional.
Bandung, 2022
Neneng Aisyah
iii
DAFTAR ISI
iv
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 27
2.2.3 Perencanaan Keperawatan ...................................................... 29
2.2.4 Implementasi Keperawatan ..................................................... 43
2.2.5 Evaluasi Keperawatan............................................................. 43
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................. 45
3.1 Pengkajian ...................................................................................... 45
3.2 Analisa Data ................................................................................... 55
3.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................... 67
3.4 Intervensi Keperawatan .................................................................. 74
3.5 Implementasi Keperawatan .......................................................... 103
3.6 Evaluasi Keperawatan .................................................................. 118
3.7 Catatan Perkembangan ................................................................. 127
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 180
4.1 Pengkajian .................................................................................... 180
4.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................. 181
4.2 Intervensi Keperawatan ................................................................ 183
4.4 Implementasi Keperawatan .......................................................... 183
4.5 Evaluasi ........................................................................................ 184
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 185
5.1 SIMPULAN .................................................................................. 185
5.2 Saran ............................................................................................. 187
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 189
LAMPIRAN ................................................................................................... 191
v
DAFTAR BAGAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Irisan Wajah dan Leher Pada Saluran Pernapasan Atas ..................... 7
Gambar 2. 2Laring, Trakea dan Bronki Beserta Cabangnya .................................. 8
Gambar 2. 3 Kedudukan Paru - Paru Di Dalam Rongga Thorak ............................ 9
Gambar 2. 4 Akhiran Sebuah Bronkhiolus Di Dalam Alveoli.............................. 10
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
30%, sedangkan pada tahun 2015 terjadi peningkatan menjadi 63,45%. Data
Kemenkes RI tahun 2016 menyatakan bahwa Jawa Barat termasuk dalam 10
besar dengan jumlah kasus pneumonia terbanyak yaitu 4,62%.
Bronkopneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada balita di
Indonesia. Sehingga diperlukan asuhan keperawatan yang berkualitas dalam
merawat anak dengan bronkopneumonia (Deswita et.al, 2019).
Istilah untuk Bronkopneumonia digunakan dalam menggambarkan
pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu
atau lebih area terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru
(Smeltzer & Bare, 2013).
Bronkopneumonia dimulai pada bronkeolus terminal, yang tersumbat
dengan eksudat mukopurulen yang membentuk bidang yang terkonsolidasi
pada lobus - lobus didekatnya (Wong, 2008).
Bronkopneumonia ditandai dengan gejala demam tinggi, gelisah, dispnea,
napas cepat dan dangkal (adanya ronki basah), muntah, diare, batuk kering
dan produktif (Dicky & Wulan, 2017).
Tingginya kasus anak yang mengalami Bronkopneumonia, menunjukkan
pentingnya pemberian intervensi yang tepat untuk menangani permasalahan
yang ditimbulkan oleh Bronkopneumonia. Bronkopneumonia pada anak
berfokus pada pengkajian dan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda-tanda
adanya ganggguan pernapasan yaitu berupa diagnosa keperawatan gangguan
pertukaran gas yang berupa sianosis, gelisah, pernafasan cuping hidung, dan
pola nafas abnormal (PPNI, 2017).
Distress pernapasan merupakan kompensasi tubuh terhadap kekurangan
oksigen, karena konsentrasi oksigen yang rendah, akan menstimulus syaraf
pusat untuk meningkatkan frekuensi pernapasan. Penurunan konsentrasi
oksigen ke jaringan sering karena adanya obstruksi atau hambatan suplai
oksigen ke jaringan. Pada umumnya faktor penyebab obstruksi jalan nafas
atas dan bawah pada anak dengan bronkopneumonia adalah karena
peningkatan sekret sebagai salah satu manifestasi klinis adanya inflamasi
pada saluran nafas (Wong, 2009).
3
6
7
S
u
m
b
e
r
Gambar 2. 1 Irisan Wajah dan Leher Pada Saluran
Pernapasan Atas
S
Sumber: Pearce (2019)
b. Rongga Hidung
Rongga hidung dibungkus oleh selaput lendir yang banyak
mengandung pembuluh darah, rongga hidung
berhubungan dengan lapisan faring dan selaput lendir
semua sinus yang mempunyai lubang termasuk ke dalam
rongga hidung. Sewaktu menghirup udara, udara disaring
terlebih dahulu oleh bulu – bulu yang terdapat pada
rongga hidung. Permukaan lendir akan menjadi hangat dan
lembab disebabkan oleh penguapan air pada selaput lendir
(Pearce, 2019).
8
c. Faring
Faring merupakan saluran yang berbentuk cerobong yang
terdapat dari dasar tengkorak sampai dengan
persimpangan esophagus pada ketinggian tulang rawan
krikoid. Berdasarkan letaknya faring dibagi menjadi tiga
yaitu dibelakang hidung, belakang mulut, dan belakang
laring.
d. Laring
Larig atau biasa disebut dengan tenggorok terletak di
anterior tulang belakang ke – 4 dan ke – 6. Laring
berperan sebagai pembentukan suara, pelindung jalan
napas bawah dari benda asing dan mekanisme terjadinya
batuk. Laring terdiri atas epiglotis, glottis, kartilago tiroid,
kartilago krikoid, kartilago aritenoid, dan pita suara.
2.1.4 Klasifikasi
Menurut (Samuel, 2014) bronkopneumonia juga dapat dibedakan
berdasarkan tingkat keparahannya:
a. Bronkopneumonia sangat berat: ketika adanya sianosis sentral dan
anak tidak mampu minum sehingga anak harus diberi antibiotik dan
dirawat di rumah sakit.
b. Bronkopneumonia berat: hal ini terjadi ketika terdapat retraksi
dinding dada tanpa sianosis dan anak masih bisa minum, anak harus
diberi antibiotik dan dirawat di rumah sakit.
c. Bronkopneumonia ringan : bila tidak ada retraksi dinding dada
namun terjadi pernafasan yang cepat sekitar > 60 kali/menit, pada
anak usia dibawah dua bulan > 50 kali/menit, pada anak usia 2
bulan - 1 tahun, dan >40 kali/menit pada anak yang berusia 1-5
tahun.
d. Bukan bronkopneumonia: yaitu anak hanya batuk tanpa ada gejala
dan tanda seperti yang disebutkan di atas, tidak perlu dirawat inap
dan tidak perlu diberi antibiotik.
2.1.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang lazim muncul pada anak dengan
bronkopneumonia biasanya dimulai dari infeksi traktus respiratori pada
bagian atas menurut (Nurarif & Kusuma, 2015)
a. Demam (39 -40 derajat celcius) dan terkadang disertai dengan kejang
akibat demam yang terlalu tinggi.
b. Adanya sensasi nyeri dada yang seperti ditusuk-tusuk sehingga anak
menjadi sangat gelisah, terjadi ketika bernapas atau batuk.
c. Pernapasan menjadi cepat dan dangkal disertai cupping hidung dan
sianosis yang berada disekitar mulut dan hidung
d. Biasanya disertai muntah dan diare.
e. Terdapat suara saat bernapas yaitu bunyi tambahan seperti ronkhi
basah (crackles), wheezing.
14
2.1.8 Penatalaksanaan
Ada dua jenis penatalaksanaan pada pasien bronkopneumonia yaitu
secara asuhan keperawatan dan medis (Nugroho, 2015) :
a. Penatalaksanaan keperawatan
1. Melakukan fisioterapi dada atau mengajarkan batuk efektif pada
anak yang mengalami gangguan bersihan jalan nafas
2. Mengatur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
3. Memberikan kompres untuk menurunkan demam
4. Pantau input dan output untuk memonitor balance cairan
5. Bantu pasien memenuhi kebutuhan Activity Daily Life’s
6. Monitor tanda-tanda vital
7. Kolaborasi pemberian oksigen
8. Memonitor status nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi
b. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Bronkopneumonia pada anak (IDAI, 2012;
Bradley et.al., 2011) yaitu :
1. Pemberian oksigen lembab 1 – 4 liter/menit sampai dengan sesak
napas hilang.
2. Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit.
3. Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena sesuai
dengan hasil analisa gas darah.
4. Pemberian antibiotik Penicillin, bisa juga diberikan tambahan
antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti Ampicillin.
Pemberian obat gabungan diberikan sebai penghilang penyebab
infeksi dan menghindari resistensi antibiotik.
5. Pemberian nutrisi enteral secara perlahan melalui nasogastrik pada
pasien yang mengalami perbaikan sesak napas.
6. Terapi inhalasi dapat diberikan jika sekresi lendir sudah
berlebihan, seperti terapi nebulizer dengan flexotid dan ventolin.
Selain bertujuan mempermudah pengeluaran dahak dapat juga
melemaslan otot saluran pernapasan.
20
2. Perkembangan
a) Motorik kasar
Setiap anak berbeda, bersifat familiar, dan dapat dilihat dari
kemampuan anak menggerakkan anggota tubuh.
b) Motorik halus
Gerakkan tangan dan jari untuk mengambil benda,
menggengggam, mengambil dengan jari, menggambar,
menulis dihubungkan dengan usia.
c) Perkembangan bahasa
d) Perkembangan emosi dan hubungan sosial
j. Riwayat Imunisasi
Imunisasi merupakan sebuah metode meningkatkan kekebalan tubuh
terhadap invasi bakteri dan virus yang mengakibatkan infeksi
sebelum bakteri dan virus tersebut mempunyai kesempatan
menyerang tubuh kita. Melalui imunisasi, tubuh kita akan terlindungi
dari infeksi bakteri dan virus begitupun orang lain tidak akan tertular
dari kita (Marni & Rahardjo, 2018).
k. Data Psikososial
Berisi pengkajian yang meliputi masalah psikologis yang dialami
pasien atau keluarga pasien yang berhubungan dengan keadaan
sosisal maupun keluarga (Hidayat, 2012).
l. Pemeriksaan fisik :
1. Keadaan Umum
Anak dengan Bronkopneumonia tampak sesak (Riyadi &
Sukarmin, 2013).
2. Tingkat Kesadaran
Kesadaran composmentis, letargi, stupor, koma, apatis tergantung
keparahan penyakit (Riyadi & Sukarmin, 2013).
3. Tanda – Tanda Vital
a) Frekuensi nadi dan tekanan darah : Takikardia dan hipertensi
25
8. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran pada
kelenjar getah bening bagian leher.
9. Sistem Genitourinaria
Pemeriksaan ukuran penis, letak uretra, testis, ada atau tidaknya
lesi dan inflamasi.
10. Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan kesimetrisan bentuk ekstramitas, kekuatan otot.
11. Sistem Integumen
Kulit tampak sianosis, teraba pasan dan turgor menurun akibat
dehidrasi (Riyadi & Sukarmin, 2013).
m. Penatalaksanaan Terapi
1. Terapi Antibiotik
Pemberian antibiotik Penicillin, bisa juga diberikan tambahan
menggunakan Kloramfenikol atau diberikan antibiotik yang
mempunyai spektrum luas seperti Ampicillin. Pemberian obat
gabungan diberikan sebagai penghilang penyebab infeksi dan
menghindari resistensi (Riyadi & Sukarmin, 2013).
2. Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada sangat efektif bagi enderita penyakita respirasi.
Dengan teknik psotural drainage, perkusi dada dan vibrasi pada
permukaan dindidng dada akan mengirimkan gelombang
amplitude sehingga dapat mengubah konsistensi dan lokasi sekret
(Hidayatin, 2019).
3. Terapi Inhalasi
Terapi inhalasi efektif diberikan pada anak dengan
Bronkopneumonisa karena dapat melebarkan lumen bronkus,
mengencerkan dahak, mempermudah pengeluaran dahak,
menurunkan hiperaktivitas bronkus serta mencegah infeksi
(Astuti, Murhamah, & Diniyah, 2019).
27
n. Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan darah menunjukan leukositosis dapat
ditemukan leukopenia dan ditemukan anemia ringan atau sedang.
2. Pemeriksaan radiologi memberikan gambaran beragam, bercak
konsolidasi yang merata pada Bronkopenumonia (Riyadi &
Sukarmin, 2013).
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Penilaian klinis mengenai respon pasien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialami baik secara aktual
maupun potensial disebut sebagai diagnosis keperawatan. Diagnosa
keperawatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi respons yang terjadi
pada pasien terhadap situasi yang berhubungan dengan kesehatan
(PPNI, 2017).
Konsep masalah keperawatan meliputi definisi, kriteria masalah,
dan faktor yang berhubungan, berikut ini merupakan penjelasan dari
masalah - masalah keperawatan pada penyakit bronkopneumonia.
Adapun masalah keperawatan yang biasa muncul menurut Nurarif &
Kusuma (2015), SDKI (2017) adalah :
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan (D.0001)
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolus - kapiler (D.0003)
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
(nyeri saat bernapas) (D.0005)
d. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)(D.0130)
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan(D.0019)
f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen (D.0056)
g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
28
43
44
3.1 Pengkajian
1. Biodata
a) Identitas Klien
Nama : An. H
Usia : 8 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Pendidikan : Tidak sekolah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Golongan Darah :0
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 29 – 07 – 2022
Tanggal Pengkajian : 04 – 08 – 2022
No. Rekam Medis : 000.206.3731
Ruangan : HCU Kenanga 2
: Bronkopneumonia + Cerebralpalsy
Diagnosa Medis
Tipe Spastik Quadriplegia
Alamat : Kp. Sukagalih RT. 06 RW. 06 Pasir
Jambu, Kabupaten Bandung
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. Y
Usia : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
45
46
a. Motorik Kasar
Ibu klien mengatakan klien hanya bisa miring kiri atau kanan
saja, klien belum bisa duduk sendiri dan belum bisa berdiri.
b. Motorik Halus
Ibu klien mengatakan anaknya belum bisa menulis, tangan klien
tampak kaku.
c. Kognitif
Ibu klien mengatakan klien belum bisa membaca, sampai saat
ini klien belum mampu masuk sekolah.
d. Bahasa
Ibu klien mengatakan anaknya belum bisa berbicara, hanya bisa
berespon menatap mata atau menangis jika merasa tidak nyaman
atau nyeri.
e. Sosial
Ibu klien mengatakan klien tidak bisa bermain seperti teman
sebayanya, klien hanya mampu tertidur di tempat tidur.
g) Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan klien hanya pernah di imunisasi BCG, Polio 1
dan 2, DPT 1 dan 2 saja.
h) Riwayat Psikologis
1) Status Emosi
Emosi klien tidak dapat dikaji, klien tampak gelisah. Emosi ibu klien
tidak stabil, ibu klien terlihat sering menangis dan menyalahkan
dirinya karena terlambat membawa klien berobat.
2) Kecemasan
Kecemasan klien tidak dapt dikaji. Ibu klien mengatakan khawatir
dengan keadaan klien, ibu klien sering menanyakan kondisi klien.
3) Pola Koping
Jika ada masalah ibu klien selalu berdiskusi dengan keluarga untuk
menyelesaikannya.
49
4) Gaya Komunikasi
Klien belum bisa berbicara, ibu klien selalu setia mendampingi
klien dan langsung menjawab apabila diberikan pertanyaan. Sikap
ibu klien setiap menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan
yang diutarakan.
5) Persepsi Terhadap Penyakit
Ibu klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakit yang di
alami oleh klien. Ibu klien mengatakan takut klien meninggal.
Selama ini ibu klien tidak pernah membawa klien berobat ke dokter
karena pendapat keluarga tidak mencukupi untuk berobat. Ibu klien
mengatakan anaknya tidak rutin dibawa ke Posyandu ataupun
puskesmas. Ibu klien baru membawa klien saat klien terlihat sesak
, membiru dan kejang ke rumah sakit karena takut klien meninggal.
i) Konsep Diri
1) Body Image
Tidak dapat dikaji
2) Harga Diri
Ibu klien mengatakan semua keluarganya sangat menyayangi klien
meskipun klien berbeda dengan anak yang lain.
3) Peran
Klien sebagai seorang anak
4) Identitas Diri
Tidak dapat dikaji
5) Ideal Diri
Ibu klien berharap agar anaknya bisa selalu sehat.
3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : lemah, tampak sakit berat
b) Tingkat Kesadaran : Somnolent, kontak tidak adekuat
c) Tanda – Tanda Vital :
Nadi : 124 x/menit
50
Pernapasan : 58 x/menit
Suhu : 39,10C
Tekanan darah : 100/68
Saturasi Oksigen : 94 %
d) Sistem Pernapasan
Hidung bentuk simetris, tidak terdapat sekret, terdapat pernapasan
cuping hidung, terpasang oksigen 5 liter / menit / simpel mask, sekret
produktif dengan konsistensi kental, warna sekret putih, bentuk dada
simetris kiri dan kanan, terdapat retraksi intercosta, pola napas cepat
dan dangkal, auskultasi terdengar bunyi napas tambahan (ronchi),
tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, perkusi dada hipersonor.
e) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, tidak ada edema palpebra, tidak ada
sianosis di sekitar bibir, tidak ada peningkatan vena jugularis, bunyi
jantung I dan II terdengar jelas, tidak terdapat bunyi jantung tambahan
(mur-mur), CRT < 2 detik, tidak ada clubbing finger.
f) Sistem Pencernaan
Sklera tidak ikterik, terpasang nasogastric tube, bentuk mulut
simetris, keadaan mulut lembab, keadaan lidah bersih, tidak ada
stomatitis di rongga mulut. Fungsi menelan kurang baik (klien tidak
mampu menelan makanan. Bentuk perut datar lembut, tidak teraba
adanya lesi, peristaltik usus 8×/menit, perkusi abdomen terdengar
suara timpani, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan
limpa, tidak ada benjolan di anus, daerah perianal tidak ada lesi.
g) Sistem Persarafan
Kesadaran somnolent, GCS E = 2, M = 5, V = 2, bentuk kepala
simetris, bentuk mata simetris, pupil retriksi saat diberikan rangsang
cahaya dengan diameter 2 mm (isokor), tidak menggunakan alat bantu
pendengaran., fungsi pendengaran tidak dapat dikaji.
h) Sistem Endokrin
51
Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening.
i) Sistem Genitourinaria
Keadaan bersih, tidak ada diaper rash, meatus uretra normal tidak ada
hipospadia , terpasang kateter urine, produksi urine 100 ml mulai jam
06:00, warna urine kuning jernih tidak ada sedimen, skrotum sudah
turun.
j) Sistem Muskoloskeletal
Bentuk asimetris, terdapat talipes di kedua ekstremitas bawah,
keadaan kuku bersih tidak ada clubbing finger, terpasang akses
intravena line PICC di brachialis dextra, akral teraba hangat, CRT < 2
detik, reflek bisep ada, reflek trisep ada, reflek patela ada, terdapat
spastik di ekstremitas, rentang gerak tidak optimal, tidak ada edema,
kekuatan otot ekstremitas 3 3
2 2
k) Sistem Integumen
Keadaa kulit bersih, warna kulit sawo matang, keadaan kulit lembab,
penyebaran rambut merata, rambut mudah dicabut, tidak terdapat lesi
di kulit, turgor kembali cepat, kulit teraba hangat, suhu 39,10C.
4. Reaksi Hospitalisasi
Ibu klien mengatakan khawatir dengan kondisi klien saat ini. Ibu klien
selalu mendampingi anaknya dirumah sakit.
5. Data Spiritual
Ibu klien mengatakan klien belum bisa melakukan ibadah. Ibu klien
mengatakan selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya.
6. Data Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Jenis Hasil Nilai Satuan
Pemeriksaan Rujukan
04/08/2022 Hematologi
Hemoglobin 12,7 11,5 – 15,5 g/dl
52
Terdapat pernapasan
cuping hidung
Sekret produktif
terdengar suara
napas tambahan
ronchi
2 04/08/2 Data Subjektif : Invasi jamur, virus, Gangguan
022 Ibu klien bakteri, protozoa pertukaran gas
mengatakan pada saluran
anaknya terlihat pernapasan atas
56
Frekuensi napas 58 ↓
BMI = 10 jumlah
Fungsi mengunyah ↓
optimal ↓
lemah Vagus
Intake nurtrisi ↓
Mukosa mulut ↓
65
Intake nurtrisi ↓
Skor Humpty ↓
Data Subjektif :
Ibu klien mengatakan selama ini klien hanya dirawat dirumah saja tidak
pernah dibawa kontrol atau terapi ke dokter
Ibu klien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit anaknya
Data Objektif :
Ibu klien tidak bisa menjelaskan tentang penyakitnya
Data Subjektif :
Ibu klien mengatakan selama ini klien hanya dirawat dirumah saja tidak
pernah dibawa kontrol atau terapi ke dokter
Ibu klien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit anaknya
Data Objektif :
Klien di diagnosa Cerebral Palsy Tipe Spastic Quadriplegia +
Malnutrisi Berat
Tipe keluarga Sejahtera 1 (keluarga hanya mampu memenuhi kebutuhan
72
Data Subjektif :
Ibu klien mengatakan nafsu makan klien menurun selama sakit
Ibu klien mengatakan fungsi megunyah dan menelan klien tidak baik
Data Objektif :
Fungsi mengunyah lemah
Fungsi menelan lemah
Intake nurtrisi dibantu dengan Nasogastric Tube
Data Subjektif :
Ibu klien mengatakan anaknya hanya bisa miring kiri dan kanan
Ibu klien mengatakan tangan dan kaki anaknya kaku
73
Edukasi
11. Jelaskan penyebab dan 11. Mengurangi kecemasan pada klien
mekanisme terjadinya dan keluarga klien sehingga klien
08:00 6. Memberikan cairan intravena dengan 6. Cairan infus diberikan intravena dengan Cairan
Cairan KaenMg3 32 ml/jam KaenMg3 32 ml/jam
04/08/2022 12 Neneng
07:30 1. Memonitor tingkat kesadaran, batuk, 1. Tingkat kesadaran somnolent, fungsi menelan
muntah, dan kemampuan menelan menurun
2. Memonitor status pernapasan 2. Frekuensi napas 54 x/menit, sputum produktif
09:00 3. Memeriksa residu gaster sebelum 3. Residu lambung tidak ada
pemberian asupan oral
4. Memeriksa kepatenan selang Nasogastic 4. Selang NGT paten di gaster
tube sebelum pemberian oral
12:00 5. Mengajarkan teknik mencegah aspirasi 5. Orang tua mengerti cara mencegah aspirasi pada
anaknya
117
A:
Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5
121
04/08/2022 8 S: Neneng
14:00 Ibu klien mengatakan cemas akan keadaan
anaknya
Ibu klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit anaknya
O:
Ibu klien tampak gelisah
Ibu klien tampak tegang
A:
Ansietas (orang tua) belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3, 4, 5, 6
123
04/08/2022 10 S: Neneng
14:00 Ibu klien mengatakan akan mengikuti semua
proses pengobatan klien
Ibu klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit anaknya
O:
Klien di diagnosa Cerebral Palsy Tipe Spastic
Quadriplegia + Malnutrisi Berat
Tipe keluarga Sejahtera 1 (keluarga hanya
mampu memenuhi kebutuhan dasar saja)
A:
Manajemen kesehatan tidak efektif tidak teratasi
124
04/08/2022 13 S: Neneng
14:00 Ibu klien mengatakan anaknya hanya bisa miring
kiri dan kanan
Ibu klien mengatakan tangan dan kaki anaknya
kaku
0:
Terdapat spastisitas di ekstremitas
Rentang gerak tidak optimal
Kekuatan otot 3 3
2 2
05/08/2022 2 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan sesak anaknya
terlihat berkurang
Ibu klien mengatakan dahak anaknya
berkurang
O:
Pola napas cepat dan dangkal menurun
Suara napas tambahan ronchi
PCO2 51 mmHg
Saturasi Oksigen 98 % dengan oksigen 5
liter / menit /
pH 7,24
HCO3 25,4 mmol/L
Pernapasan cuping hidung menurun
Kesadaran composmentis
Frekuensi napas 36 x/Menit
Frekuensi nadi 102 x/menit
Retraksi intercosta menurun
A:
Gangguan pertukaran gas
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
130
A:
Gangguan mobilitas fisik
P:
Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5.
I:
1. Melakukan identifikasi toleransi fisik
07:30 melakukan pergerakan
2. Memonitor kondisi umum selama
11:00 melakukan mobilisasi
3. Melibatkan keluarga untuk membantu
11:00 pasien dalam meningkatkan pergerakan
dengan melakukan rentang gerak (ROM)
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur
11:00 mobilisasi
5. Mengajarkan mobilisasi pasif tiap 2 jam
11:00 E:
14:00 Ibu klien mengatakan klien hanya bisa
miring kiri dan kanan
Ibu klien mengatakan tangan dan kaki
anaknya kaku
Ibu klien mengatakan klien belum bisa
duduk sendiri, berdiri dan berjalan
Terdapat spastisitas di ekstremitas atas dan
136
R:
Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,5
05/08/2022 6 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan nafsu makan klien
menurun selama sakit
Ibu klien mengatakan fungsi megunyah dan
menelan klien tidak baik
O:
Fungsi mengunyah lemah
Fungsi menelan lemah
Intake nurtrisi dibantu dengan Nasogastric
Tube
A:
Gangguan menelan
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3. 4. 5
I:
1. Mengidentifikasi diet yang diperlukan
2. Memonitor kemampuan menelan
3. Mengatur posisi yang nyaman untuk
makan/minum
137
05/08/2022 8 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan cemas akan keadaan
anaknya
Ibu klien mengatakan kurang mengerti
139
05/08/2022 9 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan akan mengikuti
semua proses pengobatan klien
Ibu klien mengatakan masih kurang
mengerti tentang penyakit anaknya
O:
Ibu klien tidak bisa menjelaskan tentang
penyakitnya
A:
Defisit pengetahuan
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3, 4, 5, 6
I:
08:00
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
13:00
2. Sediakan materi dan media pendidikan
13:00
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
13:00
4. Berikan kesempatan untuk bertanya
13:00
5. Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
13:00
6. Ajarkan tentang penyakit
141
05/08/2022 10 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan akan mengikuti
semua proses pengobatan klien
Ibu klien mengatakan kurang mengerti
tentang penyakit anaknya
O:
Klien di diagnosa Cerebral Palsy Tipe
Spastic Quadriplegia + Malnutrisi Berat
Tipe keluarga Sejahtera 1 (keluarga hanya
mampu memenuhi kebutuhan dasar saja)
A:
Manajemen kesehatan tidak efektif tidak
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi no 1,2,3
142
05/08/2022 13 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan anaknya hanya bisa
miring kiri dan kanan
Ibu klien mengatakan tangan dan kaki
anaknya kaku
0:
Terdapat spastisitas di ekstremitas
Rentang gerak tidak optimal
Kekuatan otot 3 3
2 2
A:
Gangguan mobilitas fisik
P:
Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5.
I:
07:30 1. Melakukan identifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
11:00 2. Memonitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
11:00 3. Melibatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan
dengan melakukan rentang gerak (ROM)
11:00 4. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
11:00 5. Mengajarkan mobilisasi pasif tiap 2 jam
14:00 E:
Ibu klien mengatakan klien hanya bisa
miring kiri dan kanan
Ibu klien mengatakan tangan dan kaki
anaknya kaku
Ibu klien mengatakan klien belum bisa
duduk sendiri, berdiri dan berjalan
Terdapat spastisitas di ekstremitas atas dan
bawah
Rentang gerak tidak optimal
154
R:
Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,5
06/11/2022 6 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan nafsu makan klien
menurun selama sakit
Ibu klien mengatakan fungsi megunyah dan
menelan klien tidak baik
O:
Fungsi mengunyah lemah
Fungsi menelan lemah
Intake nurtrisi dibantu dengan Nasogastric
Tube
A:
Gangguan menelan
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3. 4. 5
I:
1. Mengidentifikasi diet yang diperlukan
2. Memonitor kemampuan menelan
3. Mengatur posisi yang nyaman untuk
makan/minum
4. Melakukan oral hygiene sebelum makan,
bila perlu
155
R:
Gangguan tumbuh kembang belum teratasi
06/08/2022 12 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan nafsu makan klien
menurun selama sakit
Ibu klien mengatakan fungsi megunyah dan
menelan klien tidak baik
O:
Fungsi mengunyah lemah
Fungsi menelan lemah
Intake nurtrisi dibantu dengan Nasogastric
Tube
A:
Resiko aspirasi
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 2,3,4,5
I:
07:30
1. Memonitor tingkat kesadaran, batuk,
muntah, dan kemampuan menelan
2. Memonitor status pernapasan
3. Memeriksa residu gaster sebelum
09:00
pemberian asupan oral
4. Memeriksa kepatenan selang Nasogastic
tube sebelum pemberian oral
12:00
158
06/08/2022 13 S:
07:00 Ibu klien mengatakan anaknya hanya bisa
miring kiri dan kanan
Ibu klien mengatakan tangan dan kaki
anaknya kaku
0:
Terdapat spastisitas di ekstremitas
Rentang gerak tidak optimal
Kekuatan otot 3 3
2 2
A:
Gangguan mobilitas fisik
P:
Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5.
I:
07:30 1. Melakukan identifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
11:00 2. Memonitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
11:00 3. Melibatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan
dengan melakukan rentang gerak (ROM)
11:00 4. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
11:00 5. Mengajarkan mobilisasi pasif tiap 2 jam
14:00 E:
Ibu klien mengatakan klien hanya bisa
miring kiri dan kanan
Ibu klien mengatakan tangan dan kaki
anaknya kaku
Ibu klien mengatakan klien belum bisa
165
R:
Gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian
Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,5
07/08/2022 6 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya
mulai membaik
Ibu klien mengatakan fungsi megunyah dan
menelan anaknya mulai meningkat
O:
Fungsi mengunyah meningkat
Fungsi menelan meningkat
Intake nurtrisi dibantu dengan Nasogastric
Tube
A:
Gangguan menelan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3. 4. 5
I:
07:30 1. Mengidentifikasi diet yang diperlukan
2. Memonitor kemampuan menelan
166
R:
Gangguan tumbuh kembang belum teratasi
0708/2022 12 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan nafsu makan klien
menurun selama sakit
Ibu klien mengatakan fungsi megunyah dan
menelan klien tidak baik
O:
Fungsi mengunyah lemah
Fungsi menelan lemah
Intake nurtrisi dibantu dengan Nasogastric
Tube
A:
Resiko aspirasi
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 2,3,4,5
I:
07:30
1. Memonitor tingkat kesadaran, batuk,
muntah, dan kemampuan menelan
2. Memonitor status pernapasan
3. Memeriksa residu gaster sebelum
09:00
169
07/08/2022 13 S:
07:00 Ibu klien mengatakan anaknya hanya bisa
miring kiri dan kanan
Ibu klien mengatakan tangan dan kaki
anaknya kaku
0:
Terdapat spastisitas di ekstremitas
Rentang gerak tidak optimal
Kekuatan otot 3 3
2 2
O:
Berat badan aktual 10 kg
BMI = 10 (Malnutrisi Berat)
Lapisan lemak tipis
Fungsi mengunyah dan menelan meningkat
A:
Defisit nutrisi
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10.
I:
07:30 1. Mengidentifikasi status nutrisi
4. Mengidentifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastrik tube
09:00 5. Memonitor asupan makanan
08:00 6. Memonitor berat badan
08:00 7. Melakukan oral hygiene sebelum makan ,
jika perlu
09:00 10. Kolaborasi memberikan medikasi
Omeprazole 10 mg intravena tiap 12 jam
172
R:
Gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian
Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,5
08/08/2022 6 S:
07:00 Ibu klien mengatakan anaknya sudah makan
lewat mulut tapi belum habis 1 porsi
O:
Fungsi mengunyah meningkat
Fungsi menelan meningkat
Intake nurtrisi dibantu dengan Nasogastric
Tube
A:
Gangguan menelan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3. 4. 5
I:
1. Mengidentifikasi diet yang diperlukan
2. Memonitor kemampuan menelan
07:30 3. Mengatur posisi yang nyaman untuk
makan/minum
4. Melakukan oral hygiene sebelum makan,
bila perlu
175
08/08/2022 12 S: Neneng
07:00 Ibu klien mengatakan nafsu makan klien
menurun selama sakit
Ibu klien mengatakan fungsi megunyah dan
menelan klien tidak baik
O:
Fungsi mengunyah lemah
Fungsi menelan lemah
Intake nurtrisi dibantu dengan Nasogastric
Tube
A:
Resiko aspirasi
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 2,3,4,5
I:
07:30
1. Memonitor tingkat kesadaran, batuk,
muntah, dan kemampuan menelan
2. Memonitor status pernapasan
3. Memeriksa residu gaster sebelum
09:00
pemberian asupan oral
4. Memeriksa kepatenan selang Nasogastic
tube sebelum pemberian oral
12:00
5. Mengajarkan teknik mencegah aspirasi
178
08/08/2022 13 S:
07:00 Ibu klien mengatakan anaknya hanya bisa
miring kiri dan kanan
Ibu klien mengatakan tangan dan kaki
anaknya kaku
0:
Terdapat spastisitas di ekstremitas
Rentang gerak tidak optimal
Kekuatan otot 3 3
2 2
Pada bab ini, penulis akan menguraikan bahasan tentang asuhan keperawatan
yang telah dilakukan selama 7 hari, mulai tanggal 04 – 10 Agustus 2022 di Ruang
HCU Kenanga 2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung dengan
Bronkopneumona . Pembahasan ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan
yang mungkin ditemukan antara teori dan kasus.
4.1 Pengkajian
Pada saat dilakukan pengkajian terhadap An. H keluhan yang ditemukan
antara lain sesak, demam, batuk, pernapasan cuping hidung, retraksi dinding
dada, pola napas cepat dan dangkal, produksi sputum produktif, terdapat
bunyi napas ronchi. Menurut teori Samuel (2014), gejala klinis pada
bronkopneumonia yaitu adanya pernapasan yang cepat dan pernapasan
cuping hidung; demam, dispnea, disertai muntah dan diare, saat auskultasi
ditemukan ronkhi basah halus nyaring dan adanya retraksi epigastrik,
interkostal, dan suprasternal.
Pada An. H didapatkan penurunan nafsu makan, berat badan 10 kg,
dengan BMI 10 dengan status nutrisi malnutrisi berat. Status nutrisi
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya bronkopneumonia. Status nutrisi
dan infeksi saling berinteraksi, karena infeksi dapat mengakibatkan status
nutrisi kurang dengan berbagai mekanisme namun sebaliknya status nutrisi
dapat juga menyebabkan infeksi (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011).
Infeksi dapat menghambat terjadinya reaksi imunologi yang normal dengan
menghabiskan sumber energi di dalam tubuh hal ini dapat diperparah dengan
kondisi gizi yang buruk. Gangguan nutrisi dan penyakit infeksi sering
bekerjasama serta memberikan akibat yang lebih buruk pada tubuh. (Adriani,
2012).
Pada An. H didapatkan penurunan kesadaran yaitu somnolent dan hasil
pemeriksaan laboratorium didaptkan hasil pH 7,344 , PCO2 51mmHg HCO3
180
181
4.5 Evaluasi
Hasil evaluasi setelah dilakukan implementasi selama 7 hari pada 7
diagnosa yaitu diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan membran alveolus – kapiler, bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan sekresi yang tertahan, hipertermia berhubungan
dengan proses penyakit, ansietas berhubungan dengan krisis situasional,
defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
masalah teratasi. Sedangkan masalah defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan dan gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik masalah teratasi sebagian
karena memerlukan waktu yang lebih lama dan tatalaksana lebih lanjut,
sehingga implementasi dilanjutkan pada jadwal kunjungan rawat jalan
selanjutnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
5.1.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 04 Agustus 2022, penulis
mengumpulkan data melalui metode anamnesa, observasi, pemeriksaan
fisik dan melalui rekam medik. Berdasarkan data pengkajian,
didapatkan kesesuaian manifestasi klinis pada teori dan klien, yaitu
sesak, demam, batuk, terdapat retraksi dinding dada, terdapat
pernapasan cuping hidung, terdapat bunyi napas tambahan ronchi dan
kesesuaian antara etiologi pada teori dan klien yaitu faktor penyebab
Bronkopneumonia. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dan
sesuai prosedur.
5.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan berdasarkan hasil pengkajian
pada An. H dapat dirumuskan dengan membandingkan sesuai referensi
yang didapatkan, berdasarkan data yang aktual dan prioritas masalah
yang ada yaitu :
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolus - kapiler (D.0003)
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan (D.0001)
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)(D.0130)
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan(D.0019)
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan efek
ketidakmampuan fisik (D.0054)
6. Gangguan menelan berhubungan dengan paralisis cerebral (D. 0063)
7. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek
ketidakmampuan fisik (D. 0106)
185
186
Muttaqin Arif. Buku ajar: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
pernapasan. Jakarta: Salemba Medika. 2008.
Novita Agustina. Kompres dengan kompres teknik Warm Water Sponge Pada
Pasien Anak Yang Mengalami Demam di RSUP DR. Muhammad Hoesin
Palembang. 2021. The Indonesian Journal Of Infectious Disease Vol 7.
Nurarif Amin H, Kusuma Hardhi. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA NIC NOC. Jogjakarta: Mediaction. 2015.
Potter Patricia A, Perry Anne Griffin, Stockert Patricia A, M. Hall Amy, Crisp
Jackie, Douglas Clint, et al. Dasar – Dasar keperawatan (Novieastari Enie,
Ibrahim Kusman, Deswani, Ramdaniati Sri, editor Bahasa Indonesia). 9th ed.
Singapore; Elsevier (Singapore) Pte Ltd; 2017.
189
190
Smeltzer, S.c., Bare, RG. Textbook Of Medical Surgical Nursing. 10th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
Wong Donna L, et al. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong (Sutarna Agus,
Juniarti Neti, Kuncara H.Y, editor Bahasa Indonesia). 6th ed. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2009.
LAMPIRAN
191
192
V. Media
Leaflet
VI. Strategi Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
5 Menit 2. Memperkenalkan diri 2. Menerima dengan
baik
3. Menjelaskan tujuan 3. Menyimak dengan
baik
2. Kegiatan 1. Menjelaskan materi 1. Menyimak dengan
Inti tentang baik
10 Menit Bronkopneumonia
2. Memberikan 2. Mengajukan
kesempatan beberapa pertanyaan
bertanya
3. Menjawab 3. Mampu menjawab
pertanyaan yang pertanyaan yang
diajukan diajukan
3. Penutup 1. Mengulang kembali 1. Menyimak dengan
5 Menit materi yang baik
disampaikan dengan
mengajukan
pertanyaan
2. Mengucapkan salam 2. Menjawab salam
193
Materi Penyuluhan
1. Pengertian
Bronchopneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut
yangmengenai paru- paru
2. Penyebab Brokopneumonia
1.Bakterial :
Bakteri
Virus
Jamur
Parasit
2. Non bakterial
3. Tanda dan Gejala Bronkopneumonia
Batuk yang terus menerus dan mengandung dahak
Sesak nafas
Suhu badan meningkat
Nafsu makan dan minum berkurang
Gelisah
Nyeri dada
4. Bagaiamana Cara Mencegah Bronkopneumonia
a. Mengatur ventilasi ruangan
Memperbanyak lubang udara dan usahakan sinar matahari dapat
masuk kedalam rumah agar pertukaran udara baik
Membuka jendela dipagi hari
b. Menjaga kebersihan lingkungan
Menjaga ruangan dari debu
Membersikan ruangan setiap hari
Menjemur tempat tidur
Memberikan pengharum ruangan (yang tidak merangsang dan tidak
mengakibatkan batuk)
194
c. Memberi tahu pasien untuk menutup hidung atau mulut bila batuk
atau bersin.
5. Bagaimana Cara Perawatan Untuk Penderita Bronkopneumonia
Minum obat secara teratur (sesuai indikasi dokter)
Kurangi aktivitas
Hindari kegiatan yang membutuhkan energi banyak dan jangan
terlalu lelah
Cukup tidur dan istirahat
Menganjurkan klien untuk hidup sehat (hindari rokok dan
minuman beralkohol)
Memeriksakan atau kontrol secara rutin.
195
Penyebab Bronkopneumonia
Cara Menangani
Bronkopneumonia
MENCEGAH
LEBIH BAIK
1. Beri kompres hangat jika anak
DARIPADA
1. Jauhkan anak dari penderita demam MENGOBATI
batuk 2. Jika anak muntah & diare
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pekerjaan