SUCI RAHAYU
PO 71.20.3.15.061
11
12
SUCI RAHAYU
PO 71.20.3.14.061
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Suci Rahayu
NIM : PO.71.20.3.15.061
Jurusan : Keperawatan
Judul : Penerapan Kompres Dingin Dengan Gelang Jeli untuk
meminimalkan Skala Nyeri Saat Tindakan Pemasangan INFUS
Pada Anak Usia Pra Sekolah Dengan Demam Tifoid Di RSUD
Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas Tahun 2018.
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan pada Jurusan Keperawata di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Palembang Prodi Keperawatan Lubuklinggau.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : Ns. Eva Oktaviani, M.Kep., Sp.Kep.An ( )
Ditetapkan di : Lubuklinggau
Tanggal : Juli 2018
14
NIM : PO.71.20.3.15.061
Pembimbing : 1. Ns. Eva Oktaviani, M.Kep., Sp.Kep.An
2. Nadi Aprilyadi, S.Sos., M.Kes
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan
diseminarkan dalam seminar proposal penelitian KTI Program Studi D-3
Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun Akademik
2017/2018.
Lubuklinggau, Juli 2018
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi D III Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang
Anggota :
Penguji I
Penguji II
Suci Rahayu
PO.71.20.3.15.061
17
Suci Rahayu
ABSTRAK
Demam Tifoid adalah suatu infeksi yang menyerang kekebalan tubuh dan dapat
menyebabkan hipertermia. Dengan prevalensi terbanyak terjadi pada rentang usia
3-6 tahun. Hipertermia dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan apabila tidak
segera ditangani sehingga menyebabkan anak harus dirawat dirumah sakit.
Dampak dari hospitalisasi pada anak adalah perpisahan dengan keluarga dan anak
harus menghadapi prosedur yang menyakitkan seperti tindakan invasif
(pemasangan infus). Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran asuhan
keperawatan dalam penerapan kompres dingin dengan gelang jeli untuk
meminimalkan skala nyeri pada anak usia pra sekolah saat pemasangan infus
dengan demam tifoid. Metode penelitian ini menggunakan desain studi kasus
dengan pendekatan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosis keperawatan,
intervensi, implementasi dan evalusi. Sampel yang diambil sebanyak dua orang
yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Prioritas penatalaksanaan untuk
mengurangi nyeri menggunakan kompres dingin dengan gelang jeli. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kompres dingin dengan gelang jeli dapat
meminimalkan skala nyeri saat tindakan pemasangan infus pada pasien demam
tifoid. Kompres dingin dengan modifikasi gelang jeli bisa diterapkan diruangan
sebagai bagian dari perawatan atraumatik saat pemasangan infus pada anak.
Suci Rahayu
Use Of Cold Pack With Jeli Bracelet To Minimize Pain Scale When
Installating Infusion Toward Children Of Pre-Primary Age On Tifoid Fever
At RSUD Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas 2018
Fever tifoid was an infection that attacks the immune and can lead to
hyperthermia. With the prevalence of going on in the range of age 3-6 years.
Hyperthermia can cause the body lose fluids if not addressed promptly, causing
the child should be treated at the hospital. The impact of hospitalisasi in children
have to deal with the procedure painful as the invasive (the installation of an IV).
The purpose of this study to obtain an estimation of the nursing in the
implementation of the cold compress a corresponding sharp to minimize the pain
in the pre school during the installation of a fever tifoid. The research method is
using the design of a case study approach the care of nursing, namely assessment,
diagnosis of nursing, intervention, implementation and evaluation. This research
consist of two samples based on inclution criteria. These management to reduce
pain using cool pack a corresponding sharp. The results showed that cold pack a
corresponding sharp can minimize the pain during the installation of an IV in
patients with fever tofoid. Apply cold with modifications a bracelet jelly can be
applied in the room as part of treatment atraumatic when setting up an IV in
children.
MOTTO
1. Sesuatu yang belum dikerjakan sering kali tampak mustahil, kita baru
yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik
2. Kita melihat kebahagian itu seperti pelangi, tidak pernah berada diatas
kepala kita sendiri, tetapi selalu berada diatas kepala orang lain
3. Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa
bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada
kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri
yang tersenyum
PERSEMBAHAN
Dengan hasil kerja kerasku dan tentunya tak terlepas dari orang-orang
yang telah memberikanku semangat ku persembahkan :
1. Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini tepat waktu.
2. Terimakasih kepada Mamak Subirah dan Bapak Sampun yang sudah
bekerja keras mencari uang, berdoa, motivasi dan Nasihatnya sehingga
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Yeeyy allhamdulillah
akhirnya... Mak Pak panjang umur ya, sehat selau Aamiin.
3. Untuk saudaraku tercinta Adek Suni Dwi Cahyani dan Aulia Shavira,
yang selalu menghiburku saat lagi galau-galaunya bikn KTI tapi banyak
ngeselinnya ..hahahaha..
4. Untuk sepupuku Elyza Shapita, Desti Novika Rani, Anahata
Ramadania Reva, Alvi Ananta Azahra, Faiz Kenzi Hamizan, dan Zee
Sauqqi Alkhaf terimakasih sudah menemani dikala bosen membuat
KTI.
5. Untuk pembimbing utama Ibu Ns. Eva Oktaviani, M.Kep., Sp.Kep.An
yang telah dengan sabar membimbing dan memberikan saran yang
20
13. Untuk Cerry Room dan Gelatik Room Hikma Ninggara, Lina
Yumiarti, Maya Rumantir S, Nisa Mustika, Oktaria Sari, Siti Hanifah,
Tri Anggraini dan Yayuk Lestari terimakasih waktunya tiga tahun ini
gak bakal lupa saat bersama di asrama banyak la kalo mau diceritai satu-
satu...love you gaesss.....
14. Buat teman seperjuangan dari KTI Devita Sari, Oktaria Sari, Neli
Novita Sari, Elda Natalia Barasa dan Heni Alvionita terimakasih kalian
selalu sama-sama kalo mau konsul, susah bareng, seneng bareng.
Thanks gaes..yeyyyy Acc Alhamdulillah wisuda bareng..hahaha
15. Buat genk geboy mujaer (angkatan 14) suka, duka kita rasain 3 tahun
ini, jangan sombong yaaa kawan silaturahmi jangan pernah terputus.
22
IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : Suci Rahayu
Tempat/Tanggal Lahir : A Widodo, 22 April 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat :Desa A.Widodo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten
Musi Rawas
Orang Tua : Ayah : Sampun
Ibu : Subirah
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2003-2004 : TK Darma Wanita
Tahun 2004-2009 : SD Negeri 1 A.Widodo
Tahun 2009-2011 : SMP Negeri B.Srikaton
Tahun 2012-2015 : SMA Negeri Tugumulyo
Tahun 2015-2018 :Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan
Lubuklinggau
23
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Jurusan Prodi
Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang . Saya menyadari
bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah atas bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Pada Kesempatan ini ijinkan saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Kepada kedua orangtuaku yang telah memberikan semangat, motivasi, dan
nasehat serta doa.
2. Ibu Hj. Drg. Nur Adiba Hanum, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Palembang.
3. Bapak H. Budi Santoso, M.Kep., S.Kom selaku Ketua Jurusan Poletekkes
Kemenkes Palembang Jurusan Keperawatan.
4. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep.Ns., M.Kes selaku Ketua Prodi Keperawatan
Lubuklinggau.
5. Ibu Ns. Eva Oktaviani, M.Kep., Sp.Kep.An selaku Pembimbing Utama yang
telah dengan sabar membimbing dan memberikan saran yang amat berarti
serta pengarahan yang sangat dibutuhkan dalam proses penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
6. Bapak Nadi Aprilyadi, S.Sos., M.Kes selaku Pembimbing Pendamping yang
telah bersedia meluangkan waktu serta memberikan saran sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
7. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep.Ns., M.Kes selaku penguji I KTI yang penuh
dengan kesabaran menguji dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah.
24
8. Bapak Ns. Andra Saferi Wijaya, S.Kep., M.Kep selaku penguji II KTI yang
penuh dengan kesabaran menguji dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
9. Ibu Yeni Elviani, SKM., M.Kes Dosen Pembimbing Akademik terima kasih
banyak atas bimbingan selama 3 tahun ini.
10. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Prodi Keperawatan Lubuklinggau yang telah
memberikan bimbingan, serta pengarahan dengan penuh perhatian dan
kesabaran berhubungan dengan proses perkuliahannya.
11. Teman Satu Almamater yang telah membantu tersusunnya Karya Tulis Ilmiah.
12. Dan tentunya untuk semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya
yang memberikan semangat penulis untuk tersusunnya Karya Tulis Ilmiah
Akhir kata, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
ini, oleh karena itu kritik dan saran yang yang bersifat membangun dalam
penulisan yang lebih baik dikemudian hari sangat penulis harapkan.
Semoga Allah SWT melimpahkan karunia serta rahmat-Nya untuk kita semua.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin ya Rabbal Alaamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................ ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN SEMINAR ................................. iii
HALAMAN PANITIA SIDANG ................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................... v
ABSTRAK ................................. vi
ABSTRACK ................................. vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................. viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................. xi
KATA PENGANTAR xii
DAFTAR ISI ................................. xiv
DAFTAR TABEL ................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ................................. xvii
DAFTAR SKEMA ................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................. 1
B. Rumusan Masalah .................................. 8
C. Tujuan Studi Kasus .................................. 9
D. Manfaat Studi Kasus .................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teoritis 11
1. Definisi Demam Tifoid ................................ 11
2. Etiologi ................................ 11
3. Manifestasi klinis ................................ 12
4. Patofisiologi ................................ 14
5. WOC (Web of Causation) ................................ 16
6. Komplikasi ................................ 17
7. Pemeriksaan Penunjang ................................ 19
8. Penatalaksanaan ................................ 22
B. Konsep Nyeri Prosedur Invasif 23
1. Pengertian nyeri ................................ 23
2. Fisiologis Nyeri ................................ 24
3. Nyeri Pada Anak ................................ 25
4. Intensitas Skala Nyeri ................................ 26
5. Stimulus Nyeri ................................ 27
6. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Nyeri ................................ 28
C. Konsep Pemasangan Infus 30
D. Konsep Perawatan Atraumatik 32
1. Definisi Perawatan
Atraumatik ................................ 32
26
2.
Tujuan Perawatan
Atraumatik ................................ 32
3. Prinsip Perawatan
Atraumatik ................................ 32
E Penerapan Intervensi Kompres Dingin 33
1. Definisi Kompres Dingin ................................ 33
2. Tujuan Pemberian
Kompres Dingin ................................ 34
3. Penggunaan Kompres
Dingin ................................ 34
4. Cara Menggunakan
Kompres Dingin ................................ 35
5. Alat Yang Digunakan
Untuk Membuat Gelang
Jeli ................................ 35
6. Pengaruh Kompres
Dingin ................................ 36
7. Pengaruh Kompres
Dingin Terhadap Nyeri ................................ 36
F Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian ................................ 37
2. Diagnosis Keperawatan ................................ 42
3. Intervensi Keperawatan ................................ 43
4. Implementasi
Keperawatan ................................ 49
5. Evaluasi Keperawatan ................................ 49
G Kerangka Konsep ................................ 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................ 52
B. Subyek Penelitian ................................ 52
C. Fokus Studi ................................ 53
D. Definisi Operasional ................................ 53
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................ 54
F. Instrumen Penelitian ................................ 54
G. Pengumpulan Data ................................ 54
H. Pengolahan dan Analisis Data ................................ 56
I. Pengkajian Data ................................ 56
J. Etika Penelitian ................................ 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ................................ 58
B. Pembahasan ................................ 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................ 100
B. Saran ................................ 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
27
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Intervensi ................................ 44
Tabel 4.1 Pengkajian ................................ 61
Tabel 4.2 Analisa data subjek I ................................ 68
Tabel 4.3 Analisa data subjek II ................................ 70
Tabel 4.4 Diagnosa keperawatan ................................ 72
Tabel 4.5 Intervensi keperawatan subjek I ................................ 73
Tabel 4.6 Intervensi keperawatan subjek II ................................ 77
Tabel 4.7 Implementasi keperawatan subjek I ................................ 82
Tabel 4.8 Implementasi keperawatan subjek II ................................ 88
Tabel 4.9 Evaluasi kompres dingin ................................ 93
28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fisiologis Nyeri ................................ 24
29
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 WOC Demam Tifoid ................................ 16
Skema 2.2 Kerangka Konsep ................................ 51
30
DAFTAR LAMPIRAN
1 Protokol Pelaksanaan Pengukuran Nyeri
2 Protokol Pelaksanaan Pemasangan Infus
3 Protokol Pelaksanaan Kompres Dingin
4 Surat izin pengambilan data pendidikan
5 Surat izin pengambilan data RS Dr.Sobirin
6 Lembar Izin Penelitian Pendidikan
7 Lembar Izin Penelitian RS Dr.Sobirin
8 Lembar Infomkonsen
9 Lembar Ceklist
10 Lembar konsul pembimbing KTI
11 Lembar Konsul Penguji KTI
31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tifoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian
dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling
rentan terkena demam tifoid, walaupun gejala yang dialami anak lebih
Indonesia dapat ditemukan penyakit ini dengan insidensi yang hampir sama
2011). Insiden demam tifoid pada anak usia < 5 tahun cukup tinggi, insiden
tingginya rawat inap anak dirumah sakit. Anak-anak yang datang ke unit
Newhook, Gaboury, & Splinter, 2008). Hasil penelitian di Jawa Barat dan
lebih tinggi untuk daerah perkotaan dari pada daerah perdesaan (Arjoso &
Simanjuntak, 1998).
hari sebanyak 0 orang (0%), 28hari-<1 tahun sebanyak 13 orang (5,3%), 1-4
tahun sebanyak 86 orang (35,1%), dan usia 5-14 tahun sebanyak 146
2018).
tubuh anak sehingga aktivitas anak terganggu seperti lemah, rewel dan tidak
Hospitalisasi pada anak menjadi krisis yang harus dihadapai anak karena
Reaksi anak usia pra sekolah terhadap nyeri cenderung sama dengan
yang terlihat pada usia toddler. Namun, terdapat perbedaan seperti respons
anak usia pra sekolah terhadap intervensi persiapan dalam hal penejelasan
prosedur dan teknik distraksi lebih baik bila dibandingkan dengan respons
anak usia toddler. Anak usia pra sekolah akan bereaksi terhadap tindakan
Agresi fisik dan verbal lebih spesifik dan mengarah pada tujuan. Anak
usia pra sekolah dapat menunjukkan letak nyeri yang dirasakan dan dapat
Pemasangan infus pada anak bukan hal yang mudah karena anak memiliki
vena yang kecil dan rapuh, sehingga sering ditemukan penusukan lebih dari
satu kali yang akan berdampak pada timbulnya cidera tubuh, nyeri, dan
ketakutan pada anak. Fenomena yang ditemukan disalah satu rumah sakit di
dengan skala nyeri sedang –berat dan kebanyakan tindakan yang dilakukan
dan keluarga dalam berbagai hal. Mekanisme koping yang masih terbatas
stres pada anak. Stresor utama dari hospitalsasi antara lain adalah
Salah satu penyakit dengan rawat inap adalah demam tifoid, ini bukan
sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh. Oleh sebab itu tindakan pemasangan
infus sangat diperlukan bagi penderita tifoid karena terpi cairan dapat
prosedur invasif yang menyebabkan nyeri. Nyeri yang dirasakan anak akibat
cairan, nutrisi, dan pemberian obat secara terus menerus (Potter & Perry,
2013). Nyeri yang terjadi menimbulkan masalah baru akibat perasaan yang
Huang, 2003).
penelitian ini adalah nyeri yang diakibatkan akibat pemasangan infus pada
berinteraksi dengan orang lain karena anak terfokus pada nyeri yang
dirasakan. Dampak nyeri jangka pendek pada pemasanagan infus pada anak
panjang pada pemasangan infus pada anak yaitu kesulitan tidur, penurunan
dengan hospitalisasi.
psikologis dan fisik pada anak dan keluarganya. Perawatan atraumatik dapat
yang dapat menyebabkan penekanan pada sistem imun anak. (Guyton &
Rostina, & Mulyono, 2015). Kompres dingin adalah suatu metode dalam
kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih
sedikit mekanisme lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin
lokal pada luka tusuk akibat pemasangan infus (Potter & Perry, 2013).
kontrol, terdapat pengaruh kompres dingin terhadap tingkat nyeri anak saat
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada anak usia pra
sekolah pada salah satu rumah sakit di daerah Lubuklinggau bahwa saat
38
dengan cara menekan tangan anak, sehingga anak mengalami trauma seperti
pada anak belum optimal padahal dampak fisik dan psikologis pada anak
berakibat buruk, dari hasil observasi didapatkan hasil rata-rata skala nyeri
yang dialami anak saat pemasangan infus diruangan berkisar 7-8 (nyeri
berat). Oleh karena itu, perlu diterapkannya Evidence Based Nursing (EBN)
Pemasangan Infus Pada Anak Usia Pra Sekolah Dengan Demam Tifoid”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada anak usia pra sekolah
pada salah satu rumah sakit di daerah Lubuklinggau bahwa saat pemasangan
menekan tangan anak, sehingga anak mengalami trauma seperti takut pada
jarum suntik dan menangis. Oleh karena itu perawat perlu menerapkan EBN
pemasangan infus pada anak usia pra sekolah dengan demam tifoid di RS
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tifoid
pemasangan infus
D. Manfaat Penelitian
Lubuklinggau
keperawatan Anak.
nyeri sebelum tindakan pemasangan infus pada anak usia pra sekolah.
3. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teoritis
plak peyer; kemudian pada Minggu kedua dapat terjadi nekrosis; pada
2012).
2. Etiologi
dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari
tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun (Padila, 2013).
yang membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinamakan endotoksin
Kusuma, 2015).
3. ManisfestasiKlinis
sebagai berikut:
a. Minggu I
b. Minggu II
a. Gejala pada anak: inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14
hari
d. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertambah selam 2-3 hari.
h. Batuk
i. Epistaksis
tremor)
n. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi
hipotermia.
4. Patofisiologi
darah sampai di organ-organ lain, terutama hati dan limfa. Basil yang
EnergiMenurun
Masuk ke usus halus (Limpoid usus halus, terjadi
proses infeksi)
Metabolisme menurun
Merangsang Hipotalamus
MK: Nyeri Akut Masa inkubasi 5 – 9 hari
6. Komplikasi
Tifoid, yakni:
a. Komplikasi intestinal
1) Perdarahan usus
2) Perforasi usus
3) Peritonitis
kolesistitis.
perinepritis.
sindroma katatonia.
49
7. PemeriksaanPenunjang
dari :
a. Pemeriksaan Leukosit
tifoid.
c. Biakan Darah
negatif.
negatif.
51
d. Uji Widal
1/640.
dinyatakan (+)
52
8. Penatalaksanaan
yakni:
b. Diit lunak atau diit padat rendah selulosa (pantang sayur dan buah),
c. Obat-obat :
1) Antimikroba
infus.
2) Antipiretik seperlunya
53
1. Pengertian Nyeri
setelah stimulus yang menyebabkan rasa rasa nyeri itu hilang, atau
organ tubuh itu sudah sembuh dan kembali normal. Tetapi, terkadang,
54
ada rasa nyeri yang tetap dialami, meskipun organ tubuh sudah
nyeri yang dialami oleh klien.Hal itu karena nyeri bersifat subjektif
menyikapi nyeri).
serabut saraf dalam tubuh otak yang diikuti oleh reaksi fisik
2. Fisiologis Nyeri
spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung
saraf bebas dalam kulit yang merespons hanya terdapat stimulus kuat
prosedur yang tajam seperti injeksi dan fungsi lumbar, namun kurang
57
pada usia 0-18 tahun. Skala ini terdiri dari 5 penilaian dengan
(0-2).
0 : Tidak Nyeri
5. Stimulasi Nyeri
c. Tumor
e. Spasme otot.
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Arti Nyeri
d. Toleransi Nyeri
1. Definisi
komponen darah).
darah).
h. Dehidrasi.
2. Tujuan
makanan.
3. Indikasi
f. Dipuasakan.
4. Kontraindikasi
pemasangan infus.
b. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini di
dan kaki).
keluarga
63
anak
psikologis)
Kompres Dingin
a. Digunakan untuk cedera tiba-tiba atau yang baru terjadi/ akut. Jika
luka memar.
65
a. Gunakan kantong berisi jelly yang sudah didinginkan atau air es,
b. Plastik
c. Kain planel
pemasangan infus.
mengurangi inflamasi.
pada jaringan.
nyeri.
dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut
1. Pengkajian
minggu dan menurun pada pagi hari serta meningkat pada sore dan
pembesaran hati dan limfa, adanya konstipasi dan bahkan bisa terjadi
a. Pengumupulan Data
1) Identitas Klien
penyakit febris
b. Riwayat kesehatan
pengkajian) : panas.
69
c. Pemeriksaan fisik
1. Gambaran umum
a) Keadaan umum
sedang, berat.
a) Integumen
b) Kepala
c) Leher
d) Muka
muka
e) Mata
f) Telinga
g) Hidung
lidah
i) Thoraks
tidak
tdak
j) Abdomen
k) Inguinal-Genetalia-Anus
tidak
l) Ekstremitas
d. Pemeriksaan Psikologis
e. Pemeriksaan penunjang
leukosit
2) Foto rontgent
3) Uji widal
4) Pemeriksaan leukosit
2. Diagnosis Keperawatan
International (NANDA-I).
3. Intervensi
1 Hipertermia berhubungan dengan NOC: Termoregulasi NIC: Perawatan Demam 1. Tanda-tanda vital
proses penyakit 1. Pantau suhu & tanda-tanda vital merupakan aluan untuk
Setelah dilakukan asuhan lainnya mengetahui keadaan umum
keperawatan selama 3x24 jam pasien terutama suhu
diharapkan hipertermi klien teratasi 2. Monitor warna kulit & suhu tubuhnya
dengan kriteria hasil: 2. Perubahan pada warna &
3. Monitor asupan & keluaran,
suhu kulit merupakan
1. Berkeringat saat panas sadari perubahan kehilangan
indikasi demam
cairan yang tidak dirasakan
2. Tingkat pernafasan normal (20- 3. Menunjukkan status volume
30x/m) 4. Berikan obat & cairan IV sirkulasi, terjadinya/
perbaikan perpindahan
3. Suhu normal (36,5˚C-37,5˚C) 5. Tutup pasien dengan selimut atau cairan & respons terhadap
pakaian ringan terapi
4. Tidak terjadi dehidrasi dengan 4. Pemberian obat untuk
turgor kulit elastis 6. Dorong konsumsi cairan mencegah infeksi
7. Mandikan pasien dengan spons 5. Untuk mengurangi demam
hangant dengan hati-hati & untuk mengurang respons
hipertermi
8. Pantau komplikasi-komplikasi
6. Dengan mengkonsumsi
yang berhubungan dengan
cairan dharapkan cairan
demam (misalnya: kejanag &
yang hlang da[at digant
penurunan kesadaran
7. Memandikan dengan spons
hangat akan terjadi
perpindahan panas secara
konduksi
8. Memberikan informasi
44
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
45
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
3 Nyeri akut berhubungan dengan NOC: Kontrol Nyeri NIC I: Manajemen Nyeri 1. Perubahan pada
agen pencedera fisiologis 1. Lakukan pengkajian nyeri karakteristik nyeri dapat
Setelah dilakukan asuhan secara menyeluruh meliputi menunjukkan penyebaran
keperawatan selama 3x24 jam lokasi, durasi, kualitas, penyakit/ terjadi komplikasi
diharapkan nyeri klien teratasi keparahan nyeri & faktor 2. Melihat kondisi klien pada
dengan kriteria hasil: pencetus nyeri saat nyeri kambuh
2. Observasi kenyamanan non 3. Supaya klien dapat
1. Mengenali kapan nyeri terjadi
verbal mengatasi nyerinya &
2. Menggambarkan faktor penyebab 3. Ajarkan untuk teknik non mengurangi intensitas
farmakologi misalnya, kompres nyerinya
3. Melaporkan nyeri terkontrol dingin 4. Lingkungan bisa menjadi
4. Kendalikan faktor lingkungan pemicu meningkatnya
yang dapat mempengaruhi derajat nyeri
respons pasien terhadap 5. Analgetik dapat
ketidaknyamanan misalnya, membantu menurunkan
suhu, lingkungan, cahaya, nyeri
kegaduhan 6. Agar tidak terjadi
5. Kolaborasi: pemberian kesalahan dalam pemberian
analgetik sesuai indikasi jenis obat sesuai indikasi
NIC II: Pemberian Analgetik 7. Untuk mengurangi resiko
6. Tentukan lokasi, karakteristik, kesalahan pemberian obat
kualitas & tingkat nyeri 8. Agar tidak terjadi
sebelum mengobati pasien kelebihan dosis dan
7. Cek obat meliputi jenis obat & kesalahan penyuntikan
46
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
47
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
48
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
49
4. Implementasi
5. Evaluasi
atau kesejahteraan klien (Lestari, 2016). Hal yang perlu diingat adalah
58
59
2013)
60
G. Kerangka Konsep
Hipertermia, Hospitalisasi
Demam Tifoid
mual, muntah,
Evaluasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dengan meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari
unit tunggal dengan pokok pertanyaan yang berkenaan dengan “how” atau
“why”. Unit tunggal dapat berarti satu orang atau sekelompok penduduk
Tifoid.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah dua orang anak dengan Demam Tifoid di
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
komplikasi berat
62
C. Fokus Studi
D. Definisi Operasional
1. Kompres Dingin
2. Pemasangan Infus
menggunakan IV cateter.
3. Nyeri
dengan cara menangis dan meringis dan kriteria lain yang diukur
4. Demam Tifoid
Studi kasus Ini dilakukan di RS Dr. Sobirin Musi Rawas pada bulan
F. Instrumen Penelitian
2. Lembar ceklist
G. Pengumpulan data
pemasangan infus.
penelitian.
64
persetujuan penelitian.
nyeri.
I. Penyajian data
maka data/ hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk teks dan tabel
J. Etika penelitian
1. Prinsip manfaat
3. Keadilan
tindakan yang akan dilakukan dan mempunyai hak agar data yang
didapatkan dirahasiakan.
67
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Rawas.
Lubuklinggau.
dari 3 kelas, ruang neonatus, ruang infeksius, dan ruang isolasi. Kelas
1 terdiri dari 3 ruangan dalam satu ruangan terdiri dari 1 tempat tidur,
kelas 2 terdiri dari 2 ruangan dalam satu ruangan terdiri dari 4 tempat
tidur, kelas 3 terdiri dari 1 ruangan dalam satu ruangan terdiri dari 6
terdiri dari 6 tempat tidur, dan ruang isolasi terdiri dari 1 tempat tidur.
kasusyaitu Subjek I dan Subjek II. Kedua subjek ini sudah sesuai
Subjek I
belum sekolah An.W masuk rumah sakit pada tanggal 09 Juni 2018
demam sudah 3 hari dan tidak mau makan, klien nyeri dibagian
69
kepala. Penyebab dari terjadinya demam tifoid anak jajan diluar dan
rumah sakit dan belum pernah dirawat, anak tampak lemas, pucat dan
Subjek II
belum sekolah. An.Z masuk rumah sakit pada tanggal 10 Juni 2018
Rumah Sakit
70
a. Pengkajian
TABEL 4.1
HASIL PENGKAJIAN (OBSERVASI) AWAL
DUA ORANG SUBJEK
Subjek
Aspek yang dinilai
I II
I. BIODATA
A. Identitas klien
1) Nama AN.W AN.Z
2) Tempat tanggal lahir LLG, 28-04-2013 LLG, 14-02-2015
3) Usia 5 tahun 3 tahun
4) Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki
5) Pendidikan Belum sekolah Belum sekolah
6) Agama Islam Islam
7) Alamat Marga Bakti B.Srikaton
8) Tanggal masuk 09 Juni 2018 10 Juni 2018
9) Tanggal pengkajian 10 Juni 2018 11 Juni 2018
10) No. Register 0287287 0285277
11) Diagnosa medis Demam Tifoid Demam Tifoid
B. Identitas orangtua
Ayah
1) Nama Tn.A Tn.S
2) Usia 30 Tahun 35 Tahun
3) Pendidikan SMP SD
4) Pekerjaan Buruh Petani
5) Agama Islam Islam
6) Alamat Marga Bakti B.Srikaton
Ibu
a. Nama Ny.F Ny.R
b. Usia 28 Tahun 30 Tahun
c. Pendidikan SMP SMP
d. Pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga
e. Agama Islam Islam
f. Alamat Marga Bakti B.Srikaton
II. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan Utama Ibu klien mengatakan Ibu klien
anaknya demam mengatakan anaknya
sudah 3 hari dan tidak demam sudah 2 hari,
mau makan, dan nyeri perut kembung, dan
kepala, lemas dan nyeri perut
pucat
b. Riwayat keluhan utama Sebelum mengalami Sebelum mengalami
demam anak “W” demam anak “Z”
sering jajan diluar, anak bermain seperti
ibu klien tidak biasanya, ibu klien
mengetahui kenapa tidak mengetahui
anaknya bisa demam. penyebab anak
demam.
2) Riwayat kesehatan lalu (khusus
untuk anak usia0-5 tahun)
71
a. Prenatal care
1. Ibu memeriksakan kehamilannya Puskesmas Bidan
setiap minggu di
2. Riwayat terkena radiasi Ibu tidak pernah Ibu tidak pernah
melakukan rontgen melakukan rontgen
3. Riwayat berat badan selama hamil Berat badan selama Berat badan selama
hamil naik secara hamil naik secara
bertahap bertahap
4. Riwaya imunisasi TT Klien melakukaan Klien melakukan
imunisasi TT di imunisasi TT di
Puskesmas Bidan
5. Golongan darah ibu B B
6. Golongan darah ayah A B
b. Natal
1. Tempat melahirkan Rumah Sakit Bidan
2. Jenis persalinan Normal Normal
3. Penolong persalinan Bidan Bidan
4. Komplikasi yang dialami ibu saat Tidak ada komplikasi Tidak ada
melahirkan dan setelah melahirkan saat melhirkan dan komplikasi saat
setelah melhirkan melhirkan dan
setelah melahirkan
c. Post natal
1. Kondisi bayi Baik Baik
2. APGAR 7/8 7/8
3. Anak pada saat lahir tidak Asfiksia ringan Asfiksia ringan
mengalami
Untuk semua usia
1. Klien pernah mengalami penyakit Demam Batuk pilek
2. Pada umur 4 tahun 2 tahun
3. Diberikan obat Parasetamol Obat warung
4. Riwayat kecelakaan Tidak ada Tidak ada
5. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan Tidak pernah Tidak pernah
berbahaya tanpa anjuran dokter dan
mengguanakan zat yang berbahaya
6. Perkembangan anak dibandingkan Baik sama seperti Baik
saudara-saudaranya saudaranya
III. Riwayat Imunisasi
1. Riwayat mendapatkan imunisasi Lengkap Lengkap
IV. Riwayat Tumbuh Kembang
A. Pertumbuhan fisik
1. Berat badan 20 kg 14 kg
2. Tinggi badan 100 cm 70 cm
3. Waktu tumbuh gigi 8 bulan 7 bulan
4. Jumlah gigi Lengkap Gigi susu
B. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat
1. Berguling 3 bulan 2,5 bulan
2. Duduk 8 bulan 7 bulan
3. Merangkak 9 bulan 8 bulan
4. Berdiri 1 tahun 11 bulan
5. Berjalan 1 tahun 5 bulan 1 tahun
6. Senyum kepada orang lain 8 bulan 7 bulan
pertama kali
7. Bicara pertama kali dengan 11 bulan 9 bulan
menyebutkan
72
Palapsi
Nyeri tekan / tidak Tidak ada Tidak ada
Data lain Tidak ada Tidak ada
g. Mata
Inspeksi
1. Palpebra Tidak ada edema Tidak ada edema
2. Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik
3. Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis
4. Pupil Isokor Isokor
5. Posisi mata Simetris Simetris
6. Gerakan bola mata Simetris Simetris
20x/m 4x20 cc
2. Ceftriaxon 1x 1gr 2. IVFD RL gtt
3. Paracetamol flas 20x/m
3x20 cc 3. Ceftriaxon 1x 1gr
s. Test diagnostik
1. Laboratorium LED 22 mm/jm LED 23 mm/jm
Hemoglobin 16 Hemoglobin 15
gr% gr%
Leukosit 11.300 Leukosit 11.400
mm mm
Trombosit Trombosit
155.000 156.00
Widal sal Widal sal
paratyphy paratyphy
O=1/160 O=1/160
H=1/160 H=1/160
2. Foto rontgen, ct-scan, MRI, Tidak ada Tidak ada
USG, EEG, ECG
77
TABEL 4.2
ANALISA DATA PADA SUBJEK I
Hepatomegali dan
DO : spenomegali
Hepatomegali dan
spenomegali
Nyeri tekan
Nyeri akut
78
TABEL 4.3
ANALISA DATA PADA SUBJEK II
Analisa Data Etiologi Masalah
Nyeri tekan
Nyeri akut
Metabolisme menurun
Energi menurun
Intoleransi aktivitas
81
b. Diagnosa Keperawatan
TABEL 4.4
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DUA ORANG SUBJEK STUDI KASUS
No Subyek I Subyek II
psikologis
c. Intervensi Keperawatan
TABEL 4.5
DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA SUBJEK 1
NO Diangnosa Kep Tujuan Intervensi Rasional
KLIEN 1 AN”W”
73
74
74
75
75
76
76
77
TABEL 4.6
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA SUBJEK II
KLIEN 2 AN”Z”
77
78
78
79
79
80
80
81
4 Intoleransi aktivitas NOC:Toleransi Terhadap NIC: Terapi Aktivitas 9. Kebutuhan klien terpenuhi
berhubungan dengan Aktivitas tanpa membuat klien
kelemahan 9. Bantu klien untuk memilih ketergantungan pada
Setelah dilakukan asuhan aktivitas konsisten yang sesuai perawat
keperawatan selam 3x24 jam dengan kemampuan fisik, 10. Pelaksanaan aktivitas dapat
diharapkan intoleransi aktivitas psikologis & social membantu klien untuk
klien teratasi dengan kriteria hasil: 10. Bantu klien untuk mengembalikan kekuatan
mengidentifikasi aktivitas yang secara bertahap &
1. Frekuensi nadi normal (80- mampu dlakukan menambah kemandirian
90x/m) 11. Dorong aktivitas kreatif yang dalam memenuhi
tepat kebutuhannya
2. Frekuensi nafas norml (20-
12. Bantu klien untuk 11. Untuk mengembalikan klien
30x/m)
menjadwalkan waktu-waktu dalam beraktivitas
yang spesifik terkait dengan 12. Mengkaji setiap aspek klien
aktivitas harian terhadap terapi latihan yang
13. Bantu dengan aktivitas fisik direncanakan
81
82
82
83
TABEL 4.7
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA SUBJEK 1
83
84
S: 38˚C
Melakukan pemasangan
N: 100x/m
infus ditangan sebelah kiri P: 24x/m
09.00 WIB
A : Masalah hipertermi belum
Memberikan terapi obat teratasi
09.15 WIB
Memaantau komplikasi-
komplikasi yang
84
85
berhubungan dengan
demam (misalnya: kejanag
& penurunan kesadaran)
2 Senin Hipertermia berhubungan dengan 14.15 WIB 16.45 WIB
proses penyakit S:
11 juni 2018 Mengkaji keadaan umum
klien Ibu klien mengatakan
14.20 WIB panas anaknya sedikit
menurun
Ibu klien mengatakan
Mengecek catatan medis anaknya masih sedikit
14.25 WIB minum
O:
Melihat keadaan infus
K/u lemah
apakah terdapat kemerahan Klien tampak lemas
atau bengkak Kesadaran klien
composmetis
14.30 WIB Akral teraba hangat warna
sedikit kemerahan
Memonitor warna kulit & Klien terpasang infus
suhu sebelah kiri, cairan RL
dengan gtt 20x/m
14.35 WIB Klien masih sedikit minum
Tidak terjadi tanda infeksi
Memonitor asupan & pada daerah pemasangan
infus
keluaran, sadari perubahan
85
86
proses penyakit S:
Mengkaji keadaan umum
12 juni 2018
klien Ibu klien mengatakan
panas anaknya sudah
turun dan anak tidak
demam lagi
Ibu klien mengatakan
86
87
87
88
Memaantau komplikasi-
komplikasi yang
berhubungan dengan
demam (misalnya: kejanag
& penurunan kesadaran)
88
87
nyeri dan faktor pencetus nyeri), memberikan obat sesuai order dokter, dan
berat badan pasien, memonitor turgor kulit, dan mengidentifikasi berat badan
teratasi.
58
88
TABEL 4.8
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA SUBJEK II
Memaantau komplikasi-
komplikasi yang
berhubungan dengan
demam (misalnya: kejanag
& penurunan kesadaran)
90
suhu O:
14.20 WIB
Akral teraba dingin warna
tidak kemerahan
Mengecek keadaan infus Kesadaran composmetis
apakah terjadi kemerahan Klien tampak membaik
Klien minum dengan baik
dan bengkak Tidak terjadi tanda infeksi
14.30 WIB pada daerah pemasangan
infus
TTV :
Memonitor asupan &
keluaran, sadari perubahan S: 37,0˚C
kehilangan cairan yang N: 90x/m
P: 22x/m
tidak dirasakan
15.00 WIB
A : Masalah hipertermi teratasi
Memberikan obat & cairan P : Intervensi dihentikan
15.15 WIB
Memaantau komplikasi-
komplikasi yang
93
berhubungan dengan
demam (misalnya: kejanag
& penurunan kesadaran)
Implementasi yang dilakukan pada subjek II dengan diagnosa nyeri akut
terlibat dalam aktivitas dengan cara yang tepat, membantu klien untuk memilih
aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik psikologis dan sosial.
103
TABEL 4.9
EVALUASI PEMBERIAN KOMPRES DINGIN
Klien 1
1 Minggu, 10 Juni 2018 Nyeri sedang (4) Selama dilakukan terapi kompres dingin
anak menunjukkan sikap :
2 Senin, 11 juni 2018 Nyeri sedang (4) Selama dilakukan terapi kompres
dingin anak menunjukkan sikap :
Wajah 1 : terkadang
menyeringai atau
menangis
Tungkai 1 : tidak tenang
gelisah
Aktivitas 0 : berbaring
dengan tenang
Menangis 1 : menggerang
atau merengek
Kemampuan untuk tenang
1 : terkadang ditenangkan
dengan menyentuh
104
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Juni 2018-12 Juni 2018 dan 11 Juni 2018-13 Juni 2018. Pada
dan perut, kembung, mual ,muntah, pusing dan lidah kotor (Nurarif &
Kusuma, 2015). Hal ini sesuai dengan subjek I dan subjek II. Demam
penderita tifoid karena terpi cairan dapat menurunkan suhu tubuh. Hal
105
untuk pemberian cairan, nutrisi, dan pemberian obat secara terus
sekolah. An.W masuk rumah sakit pada tanggal 09 Juni 2018 pukul
sudah 3 hari dan tidak mau makan, dan nyeri kepala. Penyebab dari
terjadinya demam tifoid anak jajan diluar dan ibu klien tidak
Salmonella Typhi.
sekolah. An.Z masuk rumah sakit pada tanggal 10 Juni 2018 pukul
2. Diagnosa Keperawatan
106
menyebabkan inflamasi pada hati dan limfe akan mengakibatkan
infus sangat diperlukan bagi penderita tifoid karena terpi cairan dapat
keperawatan yang ada pada teori dengan subyek saat dilakukan proses
3. Intervensi Keperawatan
107
akan diimplementasikan pada An.W dan An.Z adalah dengan
infus sangat diperlukan bagi penderita tifoid karena terpi cairan dapat
peran serta keluarga dalam perawatan anak begitu juga saat prosedur
klien dan kondisi klien saat ini, tidak ada faktor penghambat dalam
108
4. Implementasi
menangani pasien.
109
dimodifikasi secara kreatif sebagai penerapan perawatan atraumatik
saat pemasangan infus menunjukkan hasil skala nyeri dari nyeri berat
5. Evaluasi
110
memperlambat konduksi serabut saraf perifer dan menurunkan
subyek II memiliki hasil yang sama yaitu skala nyeri sedang (4). Hasil
dan implementasi.
111
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompres Dingin saat Pemasangan Infus pada anak usia pra sekolah dengan
1. Pengkajian
mengatakan anaknya demam sudah 3 hari, tidak mau makan dan nyeri
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan keperawatan
112
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
skala nyeri yang terkaji yaitu nyeri sedang, pada subyek II setelah
B. Saran
Lubuklinggau
keperawatan.
113
2. Bagi Rumah Sakit Dr.Sobrin
pemasangan infus pada anak usia pra sekolah dengan Demam Tifoid.
untuk memodifikasi desain dari gelang jeli yang lebih baik dengan
114
DAFTAR PUSTAKA
Arjoso, S., & Simanjuntak, C.H. (1998). Typhoid fever and salmonellosis in
Indonesia. Medikal Jurnal Indonesia: s:1-5.
Aryani, R., Tutiany., Mumpuni., Mulyani, S., Sumiati., Lestari, T.R., &
Miradwiyana, B. (2011). Prosedur klinik keperawatan pada mata ajar
kebutuhan dasar manusia. Buku Kesehatan: Jakarta Timur.
Asriani, N.K., Lestiawati, E., & Retnaningsih, L.N. (2017). Pengaruh kompres
dingin terhadap tingkat nyeri anak usia sekolah saat pemasangan infus di
poliklinik persiapan rawat inap RSUD penambahan senopati bantul.
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4(1): 70-75.
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2013).
Nursing Intervension Clasification (NIC) & Nursing Outcomes
Classification (NOC). Moccmedia: Indonesia.
Cheng, S.F., Foster, R.L., & Huang, C.Y. (2003). Concept analysis of pain. Jurnal
Tzu Chi Nursing, 2(3): 20-30.
Dochter., & Parry. (2006). Fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik.
Jakarta: EGC.
Fauzi, H., & Handayani, N. (2013). Pengaruh kompres dingin terhadap tingkat
nyeri pada prosedur invasif pemasangan infus anak usia sekolah.
Farion, K.J., Splinter, K.L., Newhook, K., Gaboury, I., & Splinter, W.L. (2008).
The effect of vapocoolant spray on pain duet o intravenous cannulation in
Children: A randomized controlled trial. Jurnal Canadian Medical
Association, 179(1): 31-36. Doi: https://doi.org/10.1503/cmaj.070878.
Fraser., & Cooper. (2009). Buku ajar bidan, Edisi 14. Jakarta: EGC.
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran, Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Hockenberry, M.J., & Wilson ,D. (2007). Wong’s nursing care of infants and
children (8th ed).St.Louis: Mosby Elsevier.
115
Indriyani, P., Hayati, H., & Chodidjah, S. (2013). Kompres dingin dapat
menurunkan nyeri anak usia sekolah saat pemasangan infus. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 16(2): 93-100.
Mayasari, D., & Pratiwi, A. (2009). Hubungan respons imun dan stres dengan
tingkat sekambuhan demam tifoid pada masyarakat diwilayah puskesmas
colomadu Karanganyar. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan, 2(1): 13-18.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2013). Fundamental of nursing eight edition. Canada:
Mosby.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006). Fundamental keperawatan konsep, proses dan
praktik. Jakarta: EGC.
Price., Debra, L., Gwin., & Julie, F. (2008). Pediatric Nursing : An Introductory
rest. Edn. Saunders Elsevier : st Louis .
Rohani., Saswita, R., & Marisah. (2011). Asuhan kebidanan pada masa
persalinan. Jakarta: Salemba Medika.
Sembiring, S.U., Novayelinda, R., & Nauli, F.A. (2015). Perbandingan respons
nyeri anak usia toddlerdan pra sekolah yang dilakukan prosedur invasi.
Jurnal Online Mahasiswa, 2(2): 1491-1500.
Setiabudi, D., & Madiaperma, K. (2005). Demam tifoid pada anak usia dibawah 5
tahun dibagian ilmu kesehatan anak RS Hasan Sadikin Bandung. Jurnal
Sari Pediatri, 7(1): 13.
116
dilakukan prosedur pemasangan infus di RSUPN Dr.Cipto
Mangunkusumo Jakarta. Jurnal Prima, 1(1): 77-87.
Waterhouse, M.R., Liu, D.R., & Wang, V.J. (2013). Cryotherapeutic topical
analgesics for pediatric intravenous catheter placement: Ice versus
vapocoolant spray. Pediater Emerg Care, 29(1): 8-12. Doi:
10.1097/PEC.0b013e31827b214b.
Wijayaningsih, K.S. (2013). Asuhan keperawatan anak. Jakarta: Cv. Trans Info
Media.
117
LAMPIRAN
118
PROTOKOL PELAKSANAAN PENGUKURAN SKALA NYERI
Adalah suatu tindaklan yang dilakukan untuk mengetahui skala nyeri pada pasien.
B. Tujuan
A. Fase Orientasi
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan prosedur
B. Prosedur
119
C. Metode pengukuran nyeri FLACC
120
PROTOKOL PELAKSANAAN PEMASANGAN INFUS
Proses memasukan jarum iv line ke dalam pembuluh darah vena yang kemudian di
B. Tujuan
C. Indikasi
2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam pembuluh darah dalam jumlah
terbatas.
D. Kontraindikasi
A. Persiapan Alat
121
B. Persiapan lingkungan
C. Persiapan pasien
Memperkenalkan diri.
Menjelaskan tujuan.
Memberikan posisi supinasi atau semifowler.
D. Langkah-langkah
Cuci tangan.
Pasang sarung tangan bersih.
Cek cairan yangdigunakan dengan prinsip 5 benar medikasi, warna,
kejernihan, tanggal kadaluarsa.
Buka set infus.
Pasang roller klem selang infus 2-4 cm di bawah ruang udara. Roller
klem dalam posisi off.
Masukkan ujung set infus ke dalam botol cairan infus tanpa harus
menyentuh area steril.
Isi ruang udara dengan cara memijit ruang udara sehingga terisi 1/3
sampai ½ bagian.
Buka roller klem dan alirkan cairan infus sampai keluar dari ujung
selang ke bengkok.
Periksa adanya udara disepanjang selang.
Pasang kembali roller klem dalam kondisi off.
Tutup ujung selang menggunakan penutup spuit.
Pasang pengalas.
Pasang tourniquet 10-12 cm di atas lokasi penusukan.
Pilih vena yang akan ditusuk.
Bersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol dari arah dalam
keluar.
Tarik kulit ke arah distal berlawanan dengan arah penusukan.
Masukkan jarum iv line secara perlahan ke lokasi penusukan dengan
sudut 20-30 derajat.
Jika terlihat darah akan masuk ke dalam iv line maka menandakan
masuk dalam pembuluh darah
122
Tarik jarum iv line perlahan dan stabilisasi dengan satu tangan.
Masukkan iv line lebih dalam mengikutri arah pembuluh darah.
Lepaskan tourniquet.
Pasang roller klem dalam posisi on.
Fiksasi bagian badan iv line dengan plester.
Atur tetesan infus sesuai kolaborasi tim medis.
Tulis tanggal dan waktu pemasanagan.
Rapikan alat dan klien.
Lepaskan sarung tangan.
Cuci tangan.
Dokumentasikan.
Sumber: Aryani, 2011.
123
Protokol Pelaksanaan Kompres Dingin Dengan Gelang Jeli (Geli)
MANFAAT
5 Mencuci tanagan
6 Menyiapkan alat
FASE ORIENTASI
FASE KERJA
124
11 Pasang sampiran bila perlu
PROSEDUR PELAKSANAAN
22 Rapikan klien kembali dan atur posisi klien pada posisi nyaman
FASE TERMINASI
25 Mengucapkan salam
26 Mencuci tangan
125
92
LEMBAR CEKLIST
MENGUKUR SKALA NYERI PADA PEMASANGAN
INFUS DI RS DR. SOBIRIN MUSI RAWAS
Inisial Pasien :
Ruangan :
Diagnosa :
KONDISI PASIEN
0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang 7-10 : Nyeri hebat
NO HARI/ JAM
TANGGAL (WIB)
58
LEMBAR CEKLIST
PENERAPAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI
SEBELUM TINDAKAN PEMASANGAN INFUS PADA
ANAK USIA PRA SEKOLAH DENGAN DEMAM TIFOID
DI RS DR. SOBIRIN MUSI RAWAS
TAHUN 2018
Inisial Pasien :
Ruangan :
Diagnosa :
KONDISI PASIEN
NO HARI/ JAM (WIB) SKALA NYERI SELAMA DILAKUKAN HASIL
TANGGAL KOMPRES DINGIN
93