Anda di halaman 1dari 81

KULIT DAN PERAWATAN LUKA

M. Deri Ramadhan, S.Kep., Ners, M.Kep


Kulit
• Mrpkn organ terbesar, tertipis, & sangat
penting (vital, diverse, complex, extensive)
• Mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) &
mekanisme pertahanan tubuh pertama
(pembatas antara lingkungan luar tubuh dg
dalam tubuh)
• Pd orang dewasa: luas=1,6-1,9 m2; tebal=
0,05-0,3cm
ANATOMI KULIT
EPIDERMIS
a. Lapisan tipis kulit bagian luar dan terdiri dari tiga sub-lapisan.
 Stratum: lapisan terluar yang mengandung sel-sel keratinosit mati.
 Sel Skuamosa: Lapisan berikutnya terdiri dari sel-sel hidup yang
membantu memberikan perlindungan tambahan.
 Lapisan basal: Lapisan dalam kulit di mana sel-sel baru jenis ini dibentuk
untuk menggantikan yang lebih tua yang dilepaskan dari permukaan.
b. Lapisan kulit melapisi dan melindungi organ di bawahnya terhadap
kehilangan air, cedera, mekanik, atau kimia dan mencegah
masuknya mikroorganisme penyebab penyakit.
c. Epidermis terdalam juga menutup luka dan mengembalikan
integritas kulit.
d. Sel-sel khusus yang disebut melanosit dapat ditemukan dalam
epidermis. Sel ini memproduksi melanin (pigmen gelap kulit).
e. Lapisan eksternal ini akan diganti setiap 3-4 minggu sekali
EPIDERMIS
Warna kulit:
• Penentu dasar warna kulit: kuantitas melanin yg
tersimpan di dlm sel epidermis
• Melanosit yg memproduksi pigmen tersebar di stratum
basale epidermis
• Melanosit: mengubah as.amino tyrosin mjd pigmen
melanin coklat kehitaman yg diatur oleh enzim
tyrosinase.
• Konversi tyrosin mjd pigmen tgtg pd:
(1) gen/ keturunan , (2) paparan cahaya matahari, (3)
hormon ACTH
• Pd keadaan ttt yg bersifat sementara, warna kulit
berubah oleh perubahan volume darah yg melalui kapiler
kulit & jumlah hemoglobin yg teroksigenasi
EPIDERMIS
Dibentuk oleh 5 lapis sel epitel:

Stratum
Corneum

Stratum Stratum
basale lucidum

Stratum
Stratum
granulosu
Spinosum m
DERMIS
• Lapisan kulit lebih tebal drpd epidermis
• Berisi ikatan kolagen dan serat elastis yang
menyokong epidermis.
• Lapisan ini elastis, tahan lama, dan Bny tdp
jaringan saraf & ujung-ujung saraf reseptor
sensori somatik, kelenjar, kelenjar sebasea,
folikel rambut
• Bny tdp pembuluh darah → regulasi suhu
tubuh
DERMIS
Terdiri dari 2 bagian :
• Pars Papilare : bagian yang menonjol ke epidermis,
berisi ujung serabut saraf dan pemb darah
• Pars Retikulare : banyak mengandung jaringan ikat,
folikel rambut, pemb darah, saraf, kolagen.
Subkutis
• Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel
liposit yang menghasilkan banyak lemak
• Merupakan jaringan adiposa sebagai bantalan
antara kulit dan struktur internal seperti otot
dan tulang
• Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur
tubuh dan penyekatan panas
• Sebagai bantalan terhadap trauma
• Tempat penumpukkan energi
Kelenjar

Glandula Sudorifera Glandula Sebasea Glandula Seruminus

Mensekresi sebum
Ditemukan pada kulit (substansi trigliserida,
sebagian bersar asam lemak bebas dan
permukaan tubuh, kolesterol) ke folikel
kecuali glans penis, Kelenjar apokrin khusus
rambut
bagian tepi bibir, terdapat di MA
telinga luar dan dasar
kuku Terdapat hampir di
Produksi Serumen
setiap folikel rambut,
 Kelenjar Ekrin kecuali pada papila
 Kelenjar Apokrin mamae, labia minora
dan sudut mulut
Rambut
• Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari
falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
• Terdapat 2 Jenis rambut:
 Terminal
 Velus
• Bagian dermis yang masuk ke dalam kandung rambut disebut papil
• 90% dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase
pertumbuhan pada satu saat (anogen) dg kecepataan tumbuh
0,35mm/hari dan fase istirahat (telogen) beberapa bulan
• 50-100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya
• Pertumbuhan rambut dikontrol oleh hormon seks (rambut wajah, janggut,
kumis, dada, punggung)
Kuku
• Bentuk kulit khusus yang dibentuk
oleh bagian kulit, nail root di jari
tangan dan kaki.
• Kuku terutama terdiri dari lapisan
corneum (lapisan tanduk) dan
berfungsi untuk melindungi jari.
• Pertumbuhan rata-rata 0,1-1
mm/hari. Pembaharuan total kuku
jari tangan: 170 hari dan kuku kaki:
12-18 Bulan atau
• Kuku jari tangan tumbuh sekitar
lima sentimeter setahun dan kuku
jari lebih lambat
Fungsi Kulit
1. Perlindungan terhadap dehidrasi
2. Perlindungan terhadap ggg fisik dan mekanik
3. Persepsi: penerima rangsang
4. Pengatur suhu tubuh
5. Eksresi dan Absorpsi
6. Fungsi Metabolik
Kulit merefleksikan perubahan kondisi fisik
seseorang melalui gangguan warna, ketebalan,
tekstur, turgor, suhu dan hidrasi (Price, 2006)
Pucat: hipoperfusi/vaskularisasi.

Warna Kebiruan: hipoksia seluler. Cth: ekstremitas,


membran mukosa
dasar kuku, bibir,

Ikterus: kuning, kadar bilirubin.

Tekstur Normal: lembut, elastis , kencang, turgor kulit baik

Suhu kulit normalnya hangat, walaupun pada beberapa


Suhu kondisi bagian perifer teraba dingin akibat suatu kondisi
vasokontriksi

Kelem- Normalnya kulit akan teraba kering apabila disentuh.


Kelembapan meningkat pd kondisi adanya peningkatan
bapan aktivitas dan pd peningkatan kecemasan

Bau Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakkan. Bau
tajam secara normal dpt ditemukan pd peningkatan produksi
busuk keringat terutama pd area aksila dan lipat paha
Implikasi Keperawatan
Kulit merupakan jendela bagi perawat untuk
mendeteksi suatu variabel kondisi yang
memengaruhi klien.

Perubahan oksigenasi, sirkulasi, kerusakan


jaringan setempat dan hidrasi
Implikasi Keperawatan
Selama pengkajian kulit, perawat mempertimbangkan
prinsip berikut ini:
• Cedera atau kerusakan pd kulit mempredisposisikan
klien thd infeksi
• Hidrasi kulit dan membran mukosa memperlihatkan
kemampuan tubuh meregulasi tubuh
• Perubahan suhu dapat merefleksikan gg. aliran darah
• Kondisi kulit atau penyakit di bawah kulit mungkin
dapat terdeteksi
• Kondisi kulit dapat merefleksikan tingkat higiene
seseorang
Efloresensi

Efloresensi -> pengkajian kelainan kulit yg dpt


dilihat dg mata telanjang (scr objektif), dan bila
perlu dpt diperiksa dg perabaan.
Primer: terjadi pd permulaan penyakit.
Sekunder: terjadi slm perjalanan peny.
Beberapa penyakit kulit
• Gatal: sejenis sensasi yg sebenarnya merupakan rasa
nyeri yg sgt ringan.
• Eksim atau exzema: penyakit kulit yg disebabkan oleh
mcm2 sebagai gambaran kelainan kulit (basah atau
kering).
• Urtica atau kaligata: sejenis kelainan pd kulit yg ditandai
dg rs gatal di hampir slrh tubuh disertai penonjolan pd
kulit tubuh.
• Jerawat atau acne vulgaris adalah peny. yg terjadi akibat
terganggunya aliran sebum oleh benda asing
Terbentuk pimple yg diikuti dg infeksi ringan. benda asing
itu sendiri dinamakan jg komedo.
Beberapa penyakit kulit
• Panu atau pytiriasis versicolor: peny. Kulit akibat infeksi
jamur.
• Bisul atau boil: infeksi pd kulit. Bisul biasanya terjd pd
bag. Tubuh yg byk mempunyai rambut krn infeksinya
masuk melalui lubang pangkal rambut.
• Vitiligo: kelaianan pd kulit yg ditandai dg hilangny pigmen
melanin sehingga bagian kulit itu menjadi putih.
LUKA
 an injury, usually involving division of tissue or
rupture of the integument or mucous membran,
due to external violence or some mechanical
agency rather than disease
 are injuries that break the skin or other body
tissues. They include cuts, scrapes, scratches,
and punctured
 an injury or damage, usually restricted to those
caused by physical means with disruption of
normal continuity of structures
JENIS LUKA
1. Berdasarkan tingkat kontaminasi
– Clean Wounds (Luka bersih)
– Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi)
– Contamined Wounds (Luka terkontaminasi)
2. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
– Stadium I - Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) luka di epidermis.
– Stadium II : Luka “Partial Thickness” (luka di epidermis, bag. atas dermis)
– Stadium III : Luka “Full Thickness”(Luka sampai epidermis, dermis dan fasia
tetapi tidak mengenai otot)
– Stadium IV : Luka “Full Thickness”
3.Berdasarkan waktu penyembuhan luka
– Luka akut
– Luka kronis
Common underlying causes
of tissue damage
• Trauma (initial or repetitive)
• Scalds and burns (thermal and chemical)
• Animal bites or insect stings
• Pressure
• Vascular compromise (arterial, venous, lymphatic or mixed)
• Immunodeficiency
• Malignancy
• Connective tissue disorders
• Metabolic disease, including diabetes
• Nutritional deficiencies
• Psychosocial disorders
• Adverse effects of medications
Woud Healing time line
Literatur / Teori lain
• Proses penyembuhan luka meliputi dua
komponen utama yaitu regenerasi dan perbaikan
(repair).
• Regenerasi adalah pergantian sel-sel yang hilang
dan jaringan dengan sel-sel yang bertipe sama,
• Repair adalah tipe penyembuhan yang biasanya
menghasilkan terbentuknya scar. Repair
merupakan proses yang lebih kompleks daripada
regenerasi. Penyembuhan repair terjadi oleh
intention primer, sekunder dan tersier.
• Intension primer, memiliki fase-fase
1. Fase Inisial (3-5 hari)
2. Sudut insisi merapat, migrasi sel-sel epitel, mulai pertumbuhan sel
3. Fase granulasi (5 hari – 4 minggu)
4. Fase kontraktur scar ( 7 hari – beberapa bulan )
Serabut-serabut kolagen terbentuk dan terjadi proses remodeling. Pergerakan
miofibroblast yang aktif menyebabkan kontraksi area penyembuhan, membentu
menutup defek dan membawa ujung kulit tertutup bersama-sama. Skar yang matur
selanjutnya terbentuk. Skar yang matur tidak mengandung pembuluh darah dan pucat
dan lebih terasa nyeri daripada fase granulasi
• Intension sekunder, Adalah luka yang terjadi dari trauma, elserasi dan infeksi dan
memiliki sejumlah besar eksudat dan luas, batas luka ireguler dengan kehilangan
jaringan yang cukup luas menyebabkan tepi luka tidak merapat. Reaksi inflamasi
dapat lebih besar daripada penyembuhan primer.
• Intension Tersier Adalah intension primer yang tertunda. Terjadi karena dua
lapisan jaringa granulasi dijahit bersama-sama. Ini terjadi ketika luka yang
terkontaminasi terbuka dan dijahit rapat setelah infeksi dikendalikan. Ini juga dapat
terjadi ketika luka primer mengalami infeksi, terbuka dan dibiarkan tumbuh
jaringan granulasi dan kemudian dijahit. Intension tersier biasanya mengakibatkan
skar yang lebih luas dan lebih dalam daripada intension primer atau sekunder
Factors that can inference with
wound healing
• Local Wound ENVIRONMENT
– Infection
– Necrotic tissue
– Vascular Supply
• COEXIXTING PHYSICAL & PSYCOLOGICAL FACTORS
– Nutritional Status
– Disease stage (DM, Ca, Arthritis)
• HOME Environment
– Immobility
– Cleanliness
– Family support
• Availability of support services (personal care in the home,
financial cost and availability of skilled personnel & facilities
WOUND CARE
suatu teknik aseptik yang bertujuan membersihkan luka dari
debris untuk mempercepat proses penyembuhan luka

Manajemen Perawatan Luka (3 M)

1 • Mencuci luka

2
• Membuang jaringan nekrotik

3 • Memilih dressing yang tepat


MENGAPA LUKA HARUS DICUCI?
WOUNDS CLEANSING

PURPOSE:
 removes loose debris and
planktonic (free-floating) bacteria,
 provides protection to promote an
optimal environment for healing,
 and facilitates wound assessment
by optimizing visualization of the
wound.
 reduce the risk of infection and
scarring and to promote healing
 You should clean a wound every
time you change a dressing, unless
it’s contraindicated (Donna Sardina,
2007)
Clean Exudate
from Wound

Reduce Bacterial Prepare Wound


Count Bed for Cultures

REASONS TO
CLEAN WOUNDS
Decrease Assist in assesing
loose necrotic wound from a
tissue visual perspective

Remove debris
Choosing a wound cleanser
 The ideal wound cleanser is hypoallergenic, nontoxic to viable
tissue, readily available, cost effective, and stable.
 The wound cleanser should also:
• be effective in the presence of organic material, such as blood,
slough, or necrotic tissue
• reduce the number of microorganisms that form on the surface
of the wound
TEKNIK MENCUCI LUKA

• SWABBING : menggosok
luka secara GENTLE

• STOP MENGGOSOK
jaringan granulasi atau
sampai BERDARAH

• IRIGASI : hati-hati
terhadap tekanan tinggi,
gunakan jarum/needle
ukuran besar no. 18
CAIRAN PENCUCI
Cairan NON TOKSIK:
 TAP WATER has been recommended as an effective solution
for wound cleansing and has the advantages of being cost
effective and easily accessible
 NORMAL SALINE solution is the preferred cleansing agent
because as an isotonic solution, its also cost effective
Cairan ANTISEPTIK:
• Polyhexamethylene biguanide (PHMB), PHMB works by binding
to the bacterial cell membrane, causing complex reactions to
alter the integrity of the wall. This allows entry of the PHMB,
reducing wall strength and hence, death of the bacterium
(Gilbert, 2006; Hubner and Kramer, 2010; McDonnell and
Russell, 1999). PHMB impregnated dressings may also help
reduce pathogenic contamination of the underlying wound (Main,
2008)
• PHMB : gentle antiseptic
TAP WATER
• Is TAP WATER just as effective as normal saline in
cleansing wounds and preventing infection?
 Bee, at.al., 2009 states that in comparasion of tap
water versus normal saline, satistical studies show that
tap water is favorable in decreasing infection rates with
RR of 0.62. 95% Cl (0.39, 1,01), Wound Bed
Preparation, Cleansing Technique and Solutions, a
systematic review, Singapore Nursing Journal 36(1), 16-
20, 22
 Magson-Roberts, S. (2006), is tap water a safe
alternative to normal saline for wound cleansing?
Journal of Community Nursing, 20(8), 19-24
CON’T ...

• HATI – HATI :
 Hydrogen Peroxide
 Chlorine
 Chlorhexidine
 Povidone Iodine
 Benzoic, Malic
 Salicylic Acid
Luka setelah dicuci
Time management
Frameworks of terms Aplication to practice

T Tissue Removal of nonviable tissue

I Inflamation and infection Control of bacterial load/burden


control
M Moisture balance Menagement and control of
exudates
E Edge of wound Promotion of a healty wound
edge
S Surrounding skin care the surounding skin
Perawatan Luka
• Tujuan perawatan luka
Menghilangkan sekresi yang terakumulasi dan jaringan mati
pada luka, menurunkan pertumbuhan mikroorganisme
pada luka, mempercepat proses penyembuhan luka.
• Indikasi
Pembalutan kering: luka post-operasi, luka dg proses
penyembuhan yg baik (luka kering, tdk ada tanda infeksi).
Pembalutan basah: luka yg kotor (misalny gangren), luka dg
proses penyembuhan yg belum sempurna (masih terdpt
drainase).
• Hasil yg diharapkan
Penyembuhan luka terlihat tanpa tanda2 infeksi.
Pengkajian
1. Kaji tingkat kenyamanan pasien.
2. Kaji kebutuhan akan perawatan luka.
3. Kaji ukuran, lokasi dan jenis luka.
4. Kaji ulang program dokter tentang prosedur
perawatan luka dan penggantian balutan.
Persiapan Alat
Alat steril Alat tidak steril
• Bak instrumen steril yg berisi: 1 • Bengkok
buah pinset sirurgis, 2 buah • Perlak/alas
pinset anatomis, gunting angkat • Gunting
jahitan, kasa/kapas, kapas lidi,
kasa deppers, dan gunting • Plester
nekrotomi • Kantong sampah atau plastik
• Sarung tangan steril • Sarung tangan bersih
• Cucing
• Masker Bahan
• Korentang dan tempatnya Alkohol 70%/betadine, cairan:
normal salin
0,9%/betadin/alkohol/air steril
(sesuai SOP setempat)
Obat topikal (mis. Nebacetin,
gentamicin, atau sesuai SOP
setempat
Persiapan pasien & keluarga

Informed consent
Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
Berikan privasi pada pasien
Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan Pd luka kering (teknik balutan kering)
2. Pakai sarung tangan bersih Membersihkan luka dg cairan sesuai SOP:
3. Letakkan peralatan pd posisi • Gunakan swab yg terpisah utk setiap
yg ergonomis (bak instrumen usapan
dibuka, cairan dituang ke dlm • Bersihkan area luka scr sirkular dr area yg
cucing) kurang terkontaminasi ke area yg paling
4. Kenakan masker muka (bila terkontaminasi (dalam ke luar)
perlu) • Akhiri dg mengusap menggunakan kasa
5. Pasang perlak dan alas kering (satu arah)
6. Buka balutan lama (balutan Memasang balutan kering steril pd area luka:
atas) menggunakan pinset • Pasang kasa pd area luka
(teknik menggulung) dan • Pasang kasa lap. Kedua atau sesuai
buang ke sampah medis kebutuhan
7. Lepas sarung tangan dan • Fiksasi dg plester
pakai sarung tangan steril
Prosedur pelaksanaan
Pd luka basah (teknik balutan basah) • Jika luka cukup dalam, masukkan
• Bersihkan luka dg cairan sesuai SOP, kasa lembap dg hati-hati ke
bila perlu gunakan cairan perhidrol dalam luka menggunakan pinset
(H2O2) untuk luka yg sangat kotor, sampai semua permukaan luka
kemudian bilas dg larutan NaCl. dpt kontak dg kasa yg lembap
• Bila ada jaringan nekrosis, lakukan • Pasang kasa steril yg kering di
nekrotomi atas kasa basah sesuai kebutuhan
• Bersihkan area luka scr sirkular dr • Fiksasi dg plester atau balutan
area yg kurang terkontaminasi ke • Lepas sarung tangan dan buang
area yg paling terkontaminasi ke sampah medis
(dalam ke luar)
• Atur posisi pasien senyaman
• Memasang balutan basah steril pd mungkin
area luka
• Cuci tangan
• Pasang kasa berserat halus dan
lembap pada area luka
Evaluasi Dokumentasi
Catat karakteristik luka,
Kaji respons pasien jenis drainase yg muncul,
Kondisi luka selama proses jenis balutan yg digunakan
perawatan luka (tanda dan toleransi pasien
infeksi, timbulnya Catat jadwal penggantian
granulasi, adanya balutan dan obat topikal pd
nekrosis, dan lain-lain) status pasien
Terima Kasih
semoga bemanfaat

Anda mungkin juga menyukai