Dosen Pengampu :
OLEH :
KELAS A
KELOMPOK I :
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
yang dilimpahkanNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perencanaan Tenaga Keperawatan Instalasi Gawat Darurat”.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi bahasa, pengelolaan maupun
dalam penyusunannya. Maka segala kritik dan sarah yang membangun akan kami terima.
Kelompok I
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar …………………………………………………………………………. i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah ………………………………………………….2
1.2.1 Tujuan Umum ………………………………………………...…2
1.2.2 Tujuan Khusus…………………………………………………...3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi ………………………………………………………………………4
B. Metode Perhitungan Perencanaan Tenaga Keperawatan…………………….5
1. Metode Rasio
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dimasa depan, manajemen SDM menjadi hal yang sangat potensial untuk
diperhatikan oleh para pemimpin rumah sakit. Ketepatan dalam pemilihan,
penerimaan, pengelolaan dan pengembangan SDM rumah sakit merupakan kunci
sukses rumah sakit untuk berkembang (Ilyas, 2004)
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan merupakan salah satu
fungsi utama pimpinan organisasi dalam keperawatan. Keberhasilan pimpinan
organisasi dalam merencanakan perawatan ditentukan oleh kualitas SDM
(Arwani & Suprianto, 2006).
Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah
tenaga dan jenis pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan
untuk mencapai target pelayanan kesehatan yang telah ditentukan dan
mencapai tujuan kesehatan. Perencanaan ini mencakup persiapan: siapa yang
berbuat apa, kapan, dimana, bagaimana, dengan sumber daya apa dan untuk
populasi mana. Perencanaan tenaga rumah sakit adalah sebagai perencanaan
tenaga kesehatan untuk mencapai target kesehatan. Langkah-langkah
perencanaan tenaga rumah sakit secara garis besar sama dengan langkah-
langkah perencanaan tenaga pada umumnya. Memang ada beberapa
kekhususan-kekhususan sesuai dengan fungsi rumah sakit (Junaidi, 1998
dalam Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSUD
Karimun oleh Liza Sri, 2011).
Menurut Ilyas (2004) dalam menentukan kebutuhan SDM rumah sakit
harus memperhatiakn beberapa faktor sepeti ukuran dan tipe rumah sakit:
fasilitas dan tipe pelayanan yang ditawarkan: jenis dan jumlah peralatan dan
frekuensi pemakaiannya: kompleksitas penyakit: usia pasien dan lamanya
waktu tinggal di rumah sakit: pemberian cuti, seperti melahirkan, liburan,
sakit, dan tugas belajar, keterbatasan anggaran: turn over (mengundurkan diri)
personel dan tingkat ketidak hadiran: pelayanan dan perawatan kesehatan 24
jam dan lain-lain.
Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.
a. Faktor klien, meliputi: tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien
sesuai dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan
fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi dan harapan pasien dan keluarga.
b. Faktor tenaga, meliputi: jumlah dan komposisi tenaga keperawatan,
kebijakan pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijaka personalia,
tingkat pendidiknan dan pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis
dan sikap etis professional.
c. Faktor lingkungan, meliputi: tipe dan lokasi rumah sakit, lay out
keperawatan, fasilitas dan jenis pelayananyang diberikan, kelengkapan
peralatan medic atau diagnosis, pelayanan penunjang dari instalasi lain
dan macam kegiatan yang dilaksanakan.
d. Faktor organisasi, meliputi: mutu pelayanan yang ditetapkan dan
kebijakan pembinaan dan pengembangan.
B. METODE PERHITUNGAN PERENCANAAN TENAGA
KEPERAWATAN
1. Metode Rasio
Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator
personal yang diperlukan. Metoda ini paling sering digunakan karena
sederhana dan mudah. Metoda ini hanya mengetahui jumlah personal
secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit,
dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah
sakit yang membutuhkan. Bisa digunakan bila kemampuan dan sumber
daya untuk perencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan volume
pelayanan kesehatan relatif stabil.
Khusus Disesuiakan
Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Paramedis Perawatan
TPNP = Tenaga para medis non perawatan
TNP = Tenaga non medis
2. Metode Need
Baru Lama
Pendaftaran 3 4
Pemerikasaan dokter 15 11
Pemeriksaan asisten 18 11
dokter
51 0
Penyuluhan
5 7
Laboratorium
Rumus :
3. Metode Douglas
Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan
jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam teragantung pada tingkat
ketergantungan pasien seperti pada table di bawah ini:
Dst
4. Metode Demand
5. Metode Gillies
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di
satu unit perawatan adalah sebagai berikut:
AXBXC F
= =H
( C− D ) XE G
Keterangan :
C= Jumlah hari/tahun
=
Jumlah rata−rata pasien per hari X jumlah jam kontak perawat − pasien per hari
Jumlah jam kerja per hari
Keterangan :
Keterangan :
Jumlah hari kerja/minggu = 6 hari
Jumlah jam kerja/hari = 7 jam, didapat dari 40 jam (total jam
kerja/minggu) : 6 hari
Contoh pengitungannya:
Tahap I
Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien.
Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari
Tahap II
Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien
dalam satu hari.
Tahap III
Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun.
Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180.
Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam
perawatan.
Tahap V
Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan.
Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu =
313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)
8. Metode ilyas
Metode ini dikembangkan oleh Yaslis Ilyas sejak tahun 1995. Metode ini
berkembang karena adanya keluhan dari rumah sakit di Indonesia bahwa
metode Gillies menghasilkan jumlah perawat yang terlalu kecil, sehingga
beban kerja perawat tinggi sedangkan PPNI menghasilkan jumlah perawat
yang terlalu besar sehingga tak efisien.
Rumus dasar dari formula ini adalah sebagai berikut :
Tenaga Perawat =
3
Indeks merupakan indeks yang berasal dari karakteristik jadwal
4
kerja perawat di rumah sakit yang dihitung dari setiap empat hari kerja
efektif, dimana perawat mendapat libur satu hari setelah selesai jadwal
jaga malam. Uraiannya sebagai berikut hari pertama perawat masuk
pagi, hari kedua siang, hari ketiga malam dan hari keempat perawat
mendapat libur satu hari.
( AX 52 minggu ) X 7 hari(TTXBOR)
Tenaga Perawat = +25 %
Hari Kerja efektifXTotal jam kerja perminggu
Keterangan :
2. Kamar Bersalin
Tenaga Perawat =
Rata−rata jumlah pasien X Jumlah jam perawatan
Jumlah jam kerja efektif per hari
3. Kamar Operasi
Ketergantungan pasien :
Tenaga Perawat =
Jumlah jam perawatan per hari X Hari per tahun X Jumlah operasi X jumlah perawat d
Jumlah hari efektif per tahun X Jumlah jam kerja efektif per hari
Tenaga perawat =
Jumlah jam perawat X 52 X 7 X jumlah kunjungan per hari
Jumlah minggu efekti x 40 jam
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagi Mahasiswa
Berdasarkan kekurangan yang sudah disampaikan oleh penulis, diharapkan
mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang
manajemen keperawatan, bahwa mengembangkan metode perhitungan dalam
perencanaan tenaga keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit di
Indonesia.
Bagi Perawat
Diharapakan bagi perawat agar tidak hanya meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatan (care giver), tetapi juga
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam hal manajerial
( coordinator) baik dalam manajemen kasus atau mengorganisasi pelayanan
kesehatan sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang
maksimal.
Bagi Dunia Keperawatan
Diharapakan dengan disusunnya makalah ini, manajemen keperawatan dalam
perencanaan tenaga keperawatan dapat terus ditingkatkan sehingga dapat
menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta dapat
diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.