Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG MAWAR RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Stase Manajemen Keperawatan

DISUSUN OLEH :

1. Aris Seftiawan Nugroho (92022040022)


2. Choirul Anas (92022040026)
3. Dian Anggreini Rahmawati (92022040038)
4. Linda Khayatin Nisa (92022040072)
5. Lutfin Yunia (92022040075)
6. Ninik Anggi (92022040093)
7. Novia Agusti Anggiana (92022040096)
8. Novita Agustin (92022040098)
9. Shelinda Rizky D (92022040116)
10. Wahyuningsih (92022040132)
11. Yunia Faradila Putri (92022040138)
12. Zuliana (92022040142)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Stase Manajemen Keperawatan di Ruang Mawar RSUD Sunan Kalijaga Demak
telah disetujui Pembimbing Akademik dan Pembimbing Klinik Manajemen serta di telah
diseminarkan pada :

Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Edi Wibowo, M.Kep Maya Tri W, S.Kep.Ners

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala nikmat
kesehatan, rahmat, dan hidayahnya kami kelompok stase manajemen dapat menyelesaikan
tugas manajemen di ruang Mawar, sebagai salah satu perrsyaratan untuk memenuhi tugas
profesi ners.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan
bimbingan dari beberapa pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penyusun ingin
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
1. Dr. Nugroho Aris Kusuma. M.Kes selaku direktur RSUD Sunan Kalijaga Demak
2. Bpk.Mujtahid, S.Kep, Ners, M.Kes selaku kepala bidang rawat inap RSUD Sunan
Kalijaga Demak
3. Bpk. Edi Wibowo, M.Kep dan Bpk. M. Purnomo, MH.Kes selaku preceptor klinik stase
manajemen yang telah memberikan semangat, motivasi dan telah mengarahkan serta
membimbing kami di stase manajemen ini
4. Ibu Maya Tri W,S.Kep.Ners selaku kepala ruang Mawar RSUD Sunan Kalijaga Demak
yang telah memberikan motivasi serta memberikan pengarahan kami selama berada di
ruang Mawar
5. Semua anggota kelompok kami, yang selalu kompak dan saling bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas kelompok stase manajemen ini
6. Semua pihak yang turut terlibat dalam penyusunan laporan ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak
dan kami sangat bersyukur apabila laporan ini dapat dijadikan pedoman bagi pembaca.

Demak, November 2022


Penyusun

Ketua Kelompok

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................................
C. Manfaat Penulisan...................................................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Profil Rumah Sakit..................................................................................................
B. Visi...........................................................................................................................
C. Misi..........................................................................................................................
D. Motto RS..................................................................................................................
E. Tujuan RS................................................................................................................
F. Medical Service.......................................................................................................
G. Instalasi dan Unit.....................................................................................................
H. Gambaran Umum Ruang Mawar.............................................................................
I. Fungsi Manajemen..................................................................................................
J. Timbang Terima......................................................................................................
K. Pre dan Post Conference..........................................................................................
L. Ronde Keperawatan.................................................................................................
M. Dokumentasi Proses Keperawatan..........................................................................
N. Metode Pemberian Pelayanan Keperawatan...........................................................
BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
A. HASIL PENGKAJIAN............................................................................................
1. Struktur Input 5 M dan Fungsi – Fungsi Manajemen........................................
2. Fungsi Manajemen............................................................................................
B. ANALISIS SWOT...................................................................................................
C. Dashboard Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien..........................................
D. POA (Plan Of Action).............................................................................................
BAB IV PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN
POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN
A. Penentuan Preioritas Masalah..................................................................................
B. Daftar Masalah........................................................................................................
iii
BAB V LAPORAN KEGIATAN IMPLEMENTASI, EVALUASI, DAN TINDAK LANJUT
A. Rencana Kegiatan dan Rekomendasi Tindak Lanjut...............................................
B. Implementasi............................................................................................................
C. Evaluasi (Penyelesaian Masalah).............................................................................
D. Tindak Lanjut...........................................................................................................
BAB VI PEMBAHASAN
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan prioritas utama dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan menjadi tenaga perawat yang profesional sesuai tuntutan
masyarakat. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan.
Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu
keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan
Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses
pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh
masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistem pelayanan
kesehatan. Oleh karena alasan – alasan di atas maka pelayanan keperawatan harus
dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan
(Priharjo, 2017).
Manajemen keperawatan adalah salah satu menajemen pelayanan kesehatan
dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalaha
suatu pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui 3
tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan,
manajemen menengah ( kepala unit pelayanan atau supervisior, dan juga manajemen
bawah ( kepala ruang perawatan) (Suyanto, 2017).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk
dapat merencanakan, mengatur dan menggerakkan karyawan dalam memberikan
pelayanan keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan
keperawatan. Agar dapat memberikan suatu pelayanan keperawatan sebaik-baiknya
kepada pasien, diperlukan suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target
maupun alat pengontrol pelayanan tersebut ( Anonim, 2018).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah
proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan
proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesioanal, sehingga diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang
terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen keperawatan pun terdiri
1
dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas
tenaga seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit
jika dibandingkan dengan proses keperawatan (Gillies, 2018).
Manajemen Keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan yang nyata yaitu di Rumah Sakit dan komunitas sehingga perawat perlu
memahami konsep dan aplikasinya dari manajemen keperawatan yang berupa
perencanaan strategi melalui pengumpulan data, analisa SWOT dan penyusunan
langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional
serta melakukan pengawasan serta pengendalian (Nursalam, 2016). Manajemen
keperawatan seperti inilah yang perlahan-lahan telah diaplikasikan di ruang Mawar
RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dari hasil observasi kelompok bahwa Ruang Mawar
telah mengaplikasikan manajemen keperawatan berdasarkan teori POAC walaupun
belum sangat maksimal.
Untuk mewujudkan suatu manajemen keperawatan yang maksimal, maka
Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Kudus
perlu melakukan praktek di rumah sakit guna meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan serta mengaplikasikan sistem manajemen keperawatan dan rumah sakit.
Untuk itu kami melakukan praktik manajemen keperawatan di Ruang MAWAR
RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan diruang Mawar,
mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mampu menerapkan konsep teori
dalam aplikasi prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan
manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan di
ruang rawat inap Mawar RSUD Sunan Kalijaga Demak.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktik manajemen keperawatan mahasiswa Program
Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Kudus mampu:
a. Melakukan analisis ruangan atau pengkajian kebutuhan di ruang Mawar

2
b. Melakukan analisa SWOT (Stregth, weakness, opportunity, threatened)
ruang Mawar
c. Menentukan prioritas masalah yang ada di ruang mawar
d. Menyusun POA (Plan of action) manajemen keperawatan bersama dengan
perawat ruangan
e. Mengimplementasikan atau melaksanakan POA (Plan of action) Manajemen
keperawatan bersama dengan perawat ruangan

C. Manfaat
1. Institusi Rumah Sakit
Memberi masukan dalam proses pelayanan keperawatan yang terbaik bagi pasien
melalui manajemen keperawatan operasional dan manajemen asuhan
keperawatan profesional khususnya di ruang Mawar RSUD Sunan Kalijaga
Demak.
2. Bagi Mahasiswa
Mengaplikasikan dan meningkatkan ketrampilan dalam manajemen keperawatan
profesional.
3. Bagi Perawat
Memberi masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan klinik guna
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, antara lain;
a) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b) Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c) Tercapainya kepuasan klien yang optimal.
d) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan pelayanan keperawatan
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang dilaksanakan.
e) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
4. Bagi Ruang Mawar
Laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
1. Definisi
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna atau menyeluruh yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Kementrian Kesehatan RI,
2015). Pengkategorian rumah sakit di Indonesia dibedakan berdasarkan jenis
penyelenggaraan pelayanan, yaitu Rumah Sakit Umum (RSU), dan Rumah Sakit
Khusus (RSK). Rumah Sakit Umum (RSU) adalah Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan semua jenis pemyakit mulai dari yang bersifat dasar, spesialistik,
hingga sub spesialistik ( Kementrian Kesehatan, 2015). Secara umum, Rumah Sakit
Umum (RSU) dibagi pula menjadi dua yaitu Rumah Sakit Umum milik pihak Swasta
dan Rumah Sakit Umum milik pemerintah. Rumah Sakit Umum Milik swasta adalah
Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit mulai dari
yang bersifat dasar, spesialistik, hingga sub spesialistik yang diselenggarakan dan
dikelola oleh pihak swasta, baik perseorangan maupun kelompok. Rumah Sakit
Umum milik pemerintah adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
semua jenis penyakit mulai dari yang bersifat dasar, spesialistik, hingga sub
spesialistik yang diselenggarakan dan dikelola oleh pihak pemerintah baik pusat,
daerah, departemen pertahanan dan keamanan maupun badan usaha milik Negara.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) adalah Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan semua jenis penyakit mulai dari yang bersifat dasar, spesialistik,
hingga sub spesialistik yang diselenggarakan dan dikelola oleh pihak Pemerintah
Daerah.

2. Sejarah RSUD Sunan Kalijga Demak

Nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sunan Kalijaga Demak sudah
tidak asing bagi masyarakat Demak dan sekitarnya. Dari namanya, RSUD Sunan
Kalijaga mencerminkan identitas Demak sebagai Kota Wali.
Nama “Kalijaga” pada RSUD ini tidak sekali jadi. Di balik nama RSUD Sunan
Kalijaga terdapat rentetan cerita dan perjuangan panjang untuk memberikan nama
final yang dipakai hingga sekarang ini: RSUD Sunan Kalijaga.Jln. Sultan Fatah
Nomor 669/50 Demak, yang kini merupakan lokasi RSUD Sunan Kalijaga
Demak, dulu dikenal dengan Jalan Daendels. Dinamakan Jalan Daendels, karena

4
dibuat oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels. Semua ruas jalan dari
Anyer-Panarukan dulu juga disebut Jalan Daendels, tak terkecuali di jalur pantura
Demak. Rumah Sakit ini dulu terletak di Mangunjuwan, Kecamatan Demak Demak,
Kabupaten Demak.

Rumah sakit kelas C di Demak ini mulanya dibangun oleh Pemerintah


Belanda pada tahun 1938, lokasinya di Sekolahan Ongko Loro. Pada saat itu rumah
sakit ini statusnya adalah Balai Kesehatan yang hanya di layani oleh seorang mantri
juru rawat.Sekitar tahun 1940, rumah sakit ini secara dominan melayani korban
perang dan pegawai setempat. Sesuai kondisi sosiokultural masyarakat Demak saat itu
belum mengenal rumah sakit. Mereka masih mengandalkan obat-obat tradisional
untuk mengatasi penyakit.Tahun 1946, Balai Kesehatan di Demak ini baru memiliki
dokter, yaitu dr. Sastro. dr. Sastro ditugaskan oleh Jawatan Kesehatan Jawa Tengah.
Dia hanya datang dua kali dalam seminggu. dr. Sastro sendiri kemudian diangkat oleh
Kepala Departemen Van Gezondheid Semarang menjadi Kepala Balai Kesehatan
ini.Belum ada catatan yang pasti, namun berdasarkan dokumen yang ditemukan oleh
Tim Pencari Fakta 1999, Balai Kesehatan ini resmi berstatus sebagai rumah sakit pada
tanggal 1 Juni 1949. Kemudian tanggal 1 Juni diputuskan sebagai hari RSUD Sunan
Kalijaga Demak, dan diperingati setiap tahun.

Status nama RSUD Sunan Kalijaga Demak berturut-turut adalah sebagai berikut:

 Balai Kesehatan (1938)


 Rumah Sakit Umum Kabupaten (1949)
 Rumah Sakit Umum Demak Daerah Tingkat II Demak Kelas D (1979).
 Rumah Sakit Umum Daerah Tingkat II Demak Kelas C (1993).
 Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Karya Husada (1997).
 Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga (2008).
Perubahan nama dari RSUD Bhakti Karya Husada ke RSUD Sunan Kalijaga karena
dipandang nama “Bhakti Karya Husada” belum mencerminkan identitas Demak
sebagai kota wali. Perubahan nama menjadi RSUD Sunan Kalijaga dilakukan pada
tahun 2002, namuan legalitas secara hukum perubahan itu dilakukan sejak tahun 2008
dengan dasar  Perda Nomor 7 tahun 2008. 

5
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. HASIL PENGKAJIAN
I. 5 M ( MAN, MATRIAL dan MACHINE, METHOD, MONEY,MARKET)
1. MAN
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang –
orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.

a. Struktur Organisasi Ruang Mawar

b. Jenis Kelamin

Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin laki – laki ada 2 dan perawat
perempuan berjumlah 17 .

6
c. Pendidikan

Karakteristik pendidikan perawat di Ruang Mawar sampai bulan November 2022


rata – rata berpendidikan D3 Keperawatan dengan jumlah 10 orang, S1
Keperawatan Ners 9 Orang.

TABEL PENDIDIKAN FORMAL PEGAWAI RUANG MAWAR


Tabel: 3.1

No.
Nama Pendidikan Jabatan

1 Maya tri winarni,S.Kep.Ns S.Kep. Ns Karu

2 Liza Ismawati, S.Kep.Ns S.Kep. Ns Katim I

3 Ndika Juang Ayuningtyas,AMK AMK Perawat

4 Sholekul Hadi Admin Admin

5 Shokipah,AMK AMK Perawat

6 Umi Mahfudhoh, S.Kep.Ns S.Kep. Ns Perawat

7 Ira Irnawati,AMK AMK Ka Sift

8 Dewi Sri Rahayu, Amd.Kep D3 Kep Pelaksana

9 Munfaati Rohmah, Amd.Kep D3 Kep Pelaksana

10 Sayidi,AMK AMK Ka Sift

11 Supatmi, S.Kep.Ns S.Kep. Ns Pelaksana

12 Maftukah,AMK AMK Pelaksana

13 Nining Musayaroh, AMK AMK Ka Sift

14 Sri Rahayu, S.Kep.Ns S.Kep.Ns Pelaksana

15 Abdul Wakhid Solikhin,Amd.Kep D3 Kep Pelaksana

16 Atik Rochayati,S.Kep.Ns S.Kep.Ns Ka Sift

17 Dewi Ratna,S.Kep.Ns S.Kep.Ns Pelaksana

18 Nailil Munah,AMK AMK Pelaksana

19 Suwartiningsih,S.Kep.Ns S.Kep.Ns Pelaksana

20 Choirun Nisa Tri Agustina,S.Kep.Ns S.Kep.Ns Pelaksana

Total

7
S1 Keperawatan Ners : 9
D3 Keperawatan : 10

Kebutuhan Tenaga

Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat

Terdapat berbagai macan teori dalam pemenuhan jumlah perawatan, salah satunya
adalah menurut Douglas. Menurut pengkajian ketergantungan pasien tanggal 28-30
November 2022, jika menggunakan rumus Douglas adalah :

Tabel 3.2
Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tenaga Perawat bulan November

Tanggal Jumlah dan Shift


Klasifikasi Klien Pagi Siang Malam
28-11-2022 Minimal:17 17x0,17 = 2,89 17x0,14=2,38 17x0,07=1,19
Partial : 3 3x0,27=0,81 3x0,15= 0,45 3x0,10=0,3
Total :1 1x0,36 =0 1x0,30= 0 1x0,20=0
Jumlah Perawat 7 3 3
29-11-2022 Minimal: 15 15x0,17=2,55 15x0,14=2,1 15x0,07=1,05
Partial :3 3x0,27=0,81 3x0,15= 0,45 3x0,10=0,3
Total : 0 0x0,36=0 0x0,30=0 0 x0,20=0
Jumlah Perawat 7 3 3
30-11-2022 Minimal: 15 15x0,17=2,55 15x0,14=2,1 15x0.07=1,05
Partial : 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total : 0 0x0,36=0 0x0,30=0 0x0,20=0
Jumlah Perawat 7 3 3

Jumlah perawat yang ada di ruang Mawar adalah 19 orang perawat. Dalam sift pagi
perawat yang bertugas berjumlah 7 orang, 3 diantaranya adalah kepala ruang dan
Katim dan 4 perawat pelaksana, sift siang 3 perawat, dan sift malam 3 perawat.

a. Perhitungan Tenaga Perawat Menurut Depkes (2012)


Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan  menggunakan rumus:

Kebutuhan tenaga  = jumlah jam perawatan di ruangan/hari


jam
8
efektif perawat
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)
dengan: Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non keperawatan.

Loss Day = jumlah hari minggu dlm 1 th + cuti + hari besar x keb.tenaga


Jumlah hari kerja efektif/th

Tugas non keperawatan = (kebutuhan tenaga  + loss day )x 25%


     

Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non-keperawatan diperkirakan


25% dari jumlah tenaga keperawatan .

Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga + faktor koreksi


(loss day +tugas non kep.)

Perhitungan menurut Depkes(2012), dengan perhitungan sebagai berikut:

 Jumlah rata-rata pasien per hari yaitu 20 pasien.


 Maka jam perawatan 20 x 3,5 = 70
Jumlah jam perawatan = 70/ 7 = 10
Jam kerja efektif
 Perhitungan ditambah faktor koreksi hari libur/ cuti/ hari besar dan juga
adanya tugas non keperawatan, dll.
 Loss Day/ hari libur/ hari besar

(jml hari minggu 1 tahun+cuti+hari besar) x jml tenaga yg tersedia


Jml hari efektif
(52+12+14) x 20
9
286
= 1560 / 286 = 5,5
 Jumlah tenaga keperawatan :
(jml perawat + loss day) x 25
100
(20 + 5,5) x 25
100
= 6,375 / 100 = 6,375
 Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan:
10 + 5,5 + 6,3 = 21,8 (22 dibulatkan)
Jumlah tenaga keperawatan sesuai perhitungan diruang Mawar berjumlah
19 perawat, 1 kepala ruang dan 1 katim, sehingga apabila dipertimbangkan
maka pengorganisasian tenaga kerja diruang Mawar kurang sesuai karena
diruangan Mawar hanya berjumlah 19 perawat.
b. BOR (Bed Occupation Rate)
BOR adalah pemakaian tempat tidur dalam satuan waktu tertentu (Depkes, 2010).
Indicator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur di suatu rumah sakit. Nilai parameter BOR ideal adalah 60-85%. Jumlah
pasien pada tanggal 28-30 November 2022 adalah 20 Pasien

BOR = Jumlah pasien pada kurun waktu tertentu X 100%


Jumlah tempat tidur
Hari ke 1 = 15/22x100%= 68,1%
Hari ke 2 = 18/22x100%= 81,8%
Hari ke 3 = 16/22x100%= 72,7%
Rata-rata BOR= 68,1%+81,8%+ 72,7%/3= 222,6%/3= 74,2 %
Kesimpulan: Menurut Depkes RI 2015, bahwa BOR normal yaitu 60-85%,
didapatkan hasil diruang Mawar yaitu normal dengan hasil 74,2%.

c. LOS (Length Of Stay)

LOS atau ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien (Depkes RI, 2015).
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisien dan juga memberikan

10
gambaran mutu pelayanan. Secara umum nilai LOS atau ALOS yang ideal adalah
9 hari (Depkes RI, 2015).

Rumus perhitungan LOS atau ALOS adalah :

LOS = jumlah lama rawat pasien

(jumlah pasien keluar (hidup + mati))


= 171
36
= 4,75 (dibulatkan 5)
Di ruang Mawar untuk rata-rata lama rawat inap pasien adalah 5 hari.

KESIMPULAN:
Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas kita simpulkan
bahwa SDM ketenagaan ruangan Mawar sesuai standart, dalam hal kwantitatif.
Secara kwalitatif, pendidikan formal kepala ruang dan katim sudah sesuai dengan
standart.
2. MATERIAL DAN MACHINE
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan / materi – materi sebagai
salah satu sarana. Sebab, materi dan manusia tidak dapat dipisahkan. Tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Machine atau mesin digunakan
untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efisiensi kerja.
a. Lokasi
Ruang Mawar merupakan salah satu ruang rawat inap untuk kelas 1 dengan
kapasitas 22 kamar yang terdiri dari kapasitas 2 tempat tidur. Dimana batasan
dari ruang mawar yaitu berbatasan dengan:
1. Sebelah Ruang Ponek atas
2. Sebelah bawah Ruang IGD
b. Fasilitas untuk petugas kesehatan
a. Nurse station
b. Ruang obat dan alkes
c. Kamar mandi

11
d. Ruang ganti
e. Ruang diskusi
c. Fasilitas untuk pasien
Tempat tidur ruang Mawar terdiri dari 22 kamar dengan kapasitas 2 tempat
tidur.
d. Fasilitas ruangan
Setiap kamar terdiri dari 2 bad, 2 meja pasien, 2 kursi penunggu. Berdasarkan
wawancara dengan sebagian pasien dan keluarga, fasilitas diruangan untuk
pasien sudah cukup baik.
e. Fasilitas tempat obat
Fasilitas untuk obat pasien berada diruang tersendiri yaitu tempat dispensing
dengan menggunakan almari loker untuk masing masing pasien. Pemberian
obat dengan dosis yang telah diberikan dokter dan jam pemberian sesuai
jadwal.
f. Inventaris ruangan
INVENTARIS NON MEDIK
No
Nama barang Jumlah Kondisi Rasio Keterangan
.

1. AC 25 Baik

2. Lemari infus 1 Baik

3. Lemari obat 22 Baik

.4. Cermin 2 Baik

7. Jam dinding 24 Baik

8. Kasur 22 Baik

9. Komputer layar datar 2 Baik

10. Kotak obat 22 Baik

11. Kursi petugas 5 Baik

12. Kursi plastik 3 Baik

14. Lemari linen 2 Baik

16. Meja visite dokter 1 Baik

17. Meja konter 1 Baik

12
18. Meja pasien 22 Baik

19. Papan nomer bed 22 Baik

20. Papan nama petugas 1 Baik

21. Remot AC 25 Baik

22. Telephone internal 1 Baik

23. Tempat sampah medik 6 Baik

24. Tempat sampah non 6 Baik


medik

25. Dispenser 1 Baik

26. White board 1 Baik


pengumuman

27. Papan puasa 22 Baik

28. Stempel 43 Baik

29. Kulkas 1 Baik

LAPORAN INVENTARISASI MEDIK


No Nama alat Jumlah Kondisi Rasio Keterangan
.

1. Stetoskop 4 Baik

2. EKG 1 Baik

3. Timbangan badan 2 Baik

4. O2 transpot kecil 1 Baik

5. Tensimeter raksa 2 Baik

6. Kursi roda 2 Baik

7. Pispot 15 Baik

8. Tiang infus 22 Baik

9. Termometer digital 2 Baik

10. Saturasi O2 4 Baik

11. Torniquet 2 Baik

13
12. Pengukur gula darah 1 Baik

13. Troli emergency 1 Baik

14. Troli ganti balut 1 Baik

15. Troli alat/ injeksi 1 Baik

16. Senter 2 Baik 1 mati

17. Bed 22 Baik

18. Gunting perban besar 2 Baik

19. Bengkok 2 Baik

DAFTAR INVENTARIS LINEN

No. Nama Jumlah Keterangan

1. Sprei 50

2. Steek 50

3. Sarung bantal 50

4. Selimut 50

5. Baju OP 25

6. Perlak 35

7. Korden pintu pasien 22

3. METHODE
a. Metode Pelayanan Asuhan Keperawatan
Metode yang digunakan diruang Mawar yaitu metode tim dan dalam tim
tersebut dimodifikasi dengan metode kedua tim dan perawat pelaksana. Hal ini
dimaksudkan untuk kenyaman kerja perawat dan menerapkan fungsi ketua tim
sebagai perawat yang bertanggung jawab atas timnya dan bertanggung jawab atas
program terapi yang ada di timnya, serta perawat pelaksana yang melaksanakan
program-program sesuai dengan program yang dibuat ketua tim.
Dokumentasi proses keperawatan sudah diisi secara lengkap dan sudah
sesuai dengan SOP RS, namun asuhan keperawatan masiing- masing pasien
belum optimal. Hal ini disebabkan karena keterbatasan perawat dan waktu

14
b. Operan

Berdasarkan hasil pengamatan di ruang Mawar dilakukan timbang terima


terlebih dahulu di ruang perawat kemudian berkeliling ke ruang pasien setiap
pergantian shift, Pada proses timbang terima perawat menyebutkan nama pasien,
dr penanggung jawab, diagnosa medis, intervensi lanjutan dan terapi yang akan
diberikan kepada pasien.

c. Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi ronde diruang Mawar selalu dilaksanakan, jika
ada masalah atau kasus yang belum terselesaikan, maka perawat ruangan akan
melakukan diskusi dengan sesama perawat, ahli gizi, dan dokter dengan
melibatkan keluarga pasien.
d. Pendokumentasian Keperawatan
Data yang didapatkan dengan cara observasi, sistem pendokumentasian yang
ada diruang Mawar berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya:
Perawat, dokter, laboratorium, gizi, radiologi, apotik dan fisioterapi.

Pendokumentaian di ruang Mawar terdapat:

a. identitas pasien : nama pasien, usia, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, nomer
kamar
b. diagnosa
c. nama dokter
d. lembar resep obat
e. lembar triase dan pengkajian
f. lembar px fisik
g. lembar dokumentasi pemberian informasi
h. lembar hasil laboratorium
i. lembar assesment operasi
j. lembar transfer pasien
k. lembar pencegahan resiko jatuh
l. lembar ringkasan perawatan pasien
m. surat pernyataan fasilitas ruangan
n. assesment keperawatan rawat inap
o. lembar skrining gizi

15
p. lembar penkajian nyeri
q. lembar catatan terintegrasi
r. lembar grafiik TTV
s. rencana asuhan keperawatan
t. Lembar catatan keperawatan.
u. lembar resume keperawatan
v. lembar catatan pelaksanaan edukasi
w. lembar administrasi
e. Perencanaan pasien pulang
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada kepala ruang, perawat
serta pasien diruang Mawar perencanaan pulang dilakukan sudah cukup baik,
perawat menjelaskan keadaan pasien kepeda keluarga, memberikan obat pulang,
waktu kontrol dan administrasi.
f. Pelakasanaan pasien safety
Berdasarkan hasil observasi di ruang Mawar pelaksanaan pasien safety
dilakukan sudah cukup baik, perawat mengajarkan cara cuci tangan kepada pasien
dan keluarga,mengganti dan merapikan bed pasien, serta untuk pasien resiko jatuh
tersedia SOP pencegahan pasien jatuh namun belum bekerja sesuai dengan SOP,
tersedia format skrinning pasien jatuh yang harus diisi perawat tiap shift berupa
morse false scale, namun untuk tanda yang diberikan kepasien resiko jatuh hanya
diberikan tanda kacing berwarna kuning pada gelang pasien dan tidak
menggunakan safezone. Supervisi
Menurut Nursallam (2015) pelaksanaan supervise dibagi menjadi 3 :
1) Supervisi oleh kepala ruang
a) Bertanggungjawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien
diruang perawatan.
b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktik keperawatan di
ruang perawatan sesuai dengan yang didelegasikan.
2) Pengawas keperawatan : bertanggung jawab supervisi pelayanan
keperawatan kepada kepala ruang yang ada di instalasi.
3) Kepala seksi keperawatan : mengawasi intalasi dalam melaksanakan tugas
secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.
16
Supervisi dilakukan oleh kepala ruang yang didelegasi untuk tugas tersebut,
supervisi dilakukan tiap hari pada tiap sift dengan memeriksa kondisi secara
umum pasien diruang, kelengkapan pengisian dokumentasi keperawatan,
sarana prasarana yang rusak dan melihat kinerja para staf.
g. Dokumentasi
Dokumentasi asuhan keperawatan di ruang Alamanda terdiri dari
kelengkapan surat jaminan, surat persetujuan rawat inap, lembar masuk keluar
pasien, kartu obat pasien, lembar anamnesa dan pemeriksaan fisik, form dokter
penanggung jawab, lembar konsultasi dokter, lembar edukasi pasien dan
keluarga, lembar catatan perkembangan, form persetujuan tindakan medis,
assessment keperawatan rawat inap, anamnesa IGD, lembar konsul, hasil EKG,
lembar hasil pemeriksaan penunjang, rencana pemulangan pasien, rekam medis
pasien pulang, formulir pasien pulang dan surat control, checklist kelengkapan
administrasi pasien pulang, assessment resiko jatuh, audit gelang .
4. MONEY
System pemasukan diruang Mawar berasal dari pasien yang di rawat di
ruang tersebut, baik pasien mandiri maupun menggunakan jaminan kesehatan,
tetapi system pemasukan di globalkan menjadi satu melalui system administrasi
di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Anggaran dan pembiayaan rumah sakit juga
didapatkan dari APBD Kabupaten Demak dan BLUD . Sedangkan system
pengeluaran dan operasional ruangan di tanggung oleh pihak rumah sakit daerah
RSUD Sunan Kalijaga Demak.
5. Market
Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan
kasus penyakit dalam baik selama dirawat maupun bagi pasien yang akan pulang
dan yang akan kontrol sesuai jadwal serta perawatan mandiri di rumah.
sasaran market layanan kesehatan dan asuhan keperawatan penyakit dalam adalah
pasien yang memerlukan asuhan keperawatan kasus-kasus penyakit dalam yang
perlu kohorting maupun tidak yang berasal dari masyarakat umum dengan
klasifikasi pembayaran pasien dengan menggunakan pembayaran umum, BPJS
iur maupun BPJS jamkesmas dan jamkesda. Untuk meningkatkan kepuasan
layanan terutama bagi pasien umum perlu peningkatan layanan prima. Dengan
cara peningkatan knowledge, skill dan atittude.

17
II. MUTU
a) Standart Keselamatan Pasien (SKP)

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah
sakit. Ada 5 (lima) isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah
sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan
(green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait kelangsungan hidup rumah sakit.
Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada
pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan
(Depkes RI, 2011).

The Institute of Medicine (IOM) mendefinisikan keselamatan sebagai


freedom from accidental injury. Keselamatan dinyatakan sebagai ranah pertama
dari mutu dan definisi dari keselamatan ini merupakan pernyataan dari perspektif
pasien (Kohn, dkk, 2010 dalam Sutanto, 2014). Pengertian lain menurut Hughes
(2012) dalam Sutanto (2014), menyatakan bahwa keselamatan pasien merupakan
pencegahan cedera terhadap pasien. Pencegahan cedera didefinisikan sebagai
bebas dari bahaya yang terjadi dengan tidak sengaja atau dapat dicegah sebagai
hasil perawatan medis. Sedangkan praktek keselamatan pasien diartikan sebagai
menurunkan risiko kejadian yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan
paparan terhadap lingkup diagnosis atau kondisi perawatan medis.

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit/ KKP-RS (2012) mendefinisikan


bahwa keselamatan (safety) adalah bebas dari bahaya atau risiko (hazard).
Keselamatan pasien (patient safety) adalah pasien bebas dari harm/ cedera yang
tidak seharusnya terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi
(penyakit, cedera fisik/ sosial/ psikologis, cacat, kematian dan lain-lain), terkait
dengan pelayanan kesehatan.

Setiap rumah sakit wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien. Standar


Keselamatan Pasien meliputi (Permenkes 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011):

18
1) hak pasien;
2) mendidik pasien dan keluarga;
3) keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4) penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien;
5) peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;
6) mendidik staf tentang keselamatan pasien; dan
7) komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
Dalam Permenkes 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 menyatakan bahwa setiap
rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien.
Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :

Ketepatan identifikasi pasien;

1) Peningkatan komunikasi yang efektif;


2) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
3) Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
4) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
5) Pengurangan risiko pasien jatuh.
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) merupakan syarat untuk diterapkan di
semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety (2010)
yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI
(KKP-RS, PERSI), dan dari Joint Commission International (JCI). Maksud dari
Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis
bukti dan keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik
secara intrinsik adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum difokuskan pada solusi-
solusi yang menyeluruh. Enam sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya
hal-hal sebagai berikut:

19
1) Sasaran I: Ketepatan Identifikasi Pasien Rumah sakit mengembangkan
pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.
 Pelayanan di ruang alamanda sudah baik, Ditemukan gelang
pasien terpasang semua. Di Ruang Mawar apabila gelang pasien
terlepas, dimintakan ke bagian pendaftaran IGD
2) Sasaran II : Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Elemen Penilaian Sasaran II

 Tidak ada masalah Di Ruang Mawar mengenai Komunikasi yang


efektif
3) Standar SKP III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Elemen Penilaian Sasaran III

 Obat yang perlu diwaspadai antara lain elektrolit pekat dan


norum penempatannya sudah sesuai.
4) Sasaran IV : Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi
 Tidak ditemukan masalah Di Ruang Mawar mengenai Kepastian
Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi
5) Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Elemen Penilaian Sasaran V

 Berdasarkan data dari PPI trimester II tahun 2019 angka


kepatuhan cuci tangan sebesar 57,14 %, sedangkan yang tidak
patuh sebesar 42, 86 % keterbatasan handrub di setiap bed
pasien
6) Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Elemen Penilaian Sasaran VI

a) Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap


risiko jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-lain.
b) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh.
c) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan
cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.

20
Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah
sakit.

 Tidak ada masalah di Ruang Mawar mengenai Resiko Jatuh.


Karena setiap pasien datang, selalu di assesmen awal, dan di bed
pasien diberikan stiker resiko jatuh di gelang.
: PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)

a. Kewaspadaan Isolasi
1) Kebersihan tangan
Cuci Tangan 5 Moment

Kepatuhan cuci tangan 5 moment oleh perawat di Ruang Mawar dapat dilihat dari
cheklist berikut ini:

CHEKLIST OBSERVASI CUCI TANGAN 5 MOMEN RUANG MAWAR


RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
TANGGAL 28-30 November 2022
Perawa 1 2 3 4 5 Total
t Sebelum Sebelum Sesudah Sesudah Sesudah
Kontak melakukan terkena kontak keluar dari
dengan tindakan cairan dengan lingkungan
Pasien aseptik tubuh pasien pasien
pasien
1 V V V V V 100%
2 V V V V V 100%
3 V V V V V 100%
4 V V V V V 100%
5 V V V V V 100%
6 V V V V V 100%
7 - V V V V 80%
8 - V V V V 80%
9 V V V V - 80%
10 - V V V V 80%
11 - V V V V 80%
12 V V V V - 80%
13 - V V V V 80%
14 V V V V V 100%
15 - V V V V 80%
16 - V V V V 80%
17 - V V V V 80%

21
Jumlah 90%

Berdasarkan pengkajian diruang Mawar , Bahwa Pegawai sudah Melakukan


Hand hygiene dengan baik, tetapi sudah diterapkan 5 Moment cuci tangan
sebanyak 90%
2) Penggunaan alat pelindung diri (APD)
Perawat di ruang Mawar sudah sesuai dalam penggunaan APD ketika
melakukan tindakan terhadap pasien, contohnya ketika akan melakukan
tindakan seperti pemasangan infus/ pemasangan NGT/ pemasangan kateter
perawat menggunakan handscone.

3) Perawatan peralatan pasien


Salah satu indikator peralatan perawatan pasien di bagi menjadi 3 bagian Non
Critical, Semi Critical. Non Semi Critical . Sistem pembersihan di Ruang
Mawar yang di lakukan oleh petugas kebersihan di ruangan di katagorikan
cukup baik, dan ditemukan masalah pada perawatan peralatan pasien non
kritikal atau peralatan yang hanya mengenai permukaan tubuh pasien (misalnya
thermometer, stetoskop, bahkan kursi roda seharusnya dilakukan pembersihan
atau desinfeksi.
4) Pengendalian lingkungan
Semua permukaan pasien harus datar , bebas debu ,tidak ada tikus kecoa dan
hewan lainnya, di Mawar untuk pengendalian lingkungannya sudah bagus.
5) Pemprosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
Di ruang Mawar peralatan tindakan seperti alat ganti balut dll ketika akan
digunakan dalam kondisi steril, setelah digunakan alat tersebut dicuci di ruang
Spoel Hoek yang selanjutnya nanti dikirim ke CSSD untuk disterilkan.
Penggantian sprey dilakukan satu minggu 3x yaitu hari Senin, Rabu, Jumat
dinamis, Setelah linen diganti diletakkan di tempat khusus yaitu linen kotor dan
nantinya akan ada petugas yang mengambil dan mencuci lalu kemudian kembali
ke ruangan dalam keadaan bersih kembali. Dari uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
sudah baik.

22
6) Kesehatan karyawan/ Perlindungan petugas kesehatan
Di rumah sakit RSUD Sunan Kalijaga Demak memiliki program skrening
kesehatan untuk semua karyawan RSUD Sunan Kalijaga Demak, Kesehatan
karyawan/ Perlindungan petugas kaesehatan di Mawar sudah di lakukannya
dengan skrening dengan baik. Perlindungan kesehatan perawat Ruang Mawar
dilakukan sesuai program PPI yang bekerjasama dengan Unit K3RS dan bagian
kepegawaian yaitu :

23
a. Penanganan pada petugas yang terpajan/terkena paparan
Yang harus dilakukan bila karyawan mengalami kecelakaan tertusuk
jarum/terkena paparan cairan
1) Pertolongan Pertama
Cuci permukaan/bagian yang terkena dengan air dan sabun kemudian beri
cairan antiseptik (seperti povidone iodine) jika lokasi perkutaneus.
a) Pada Mata
Bilas secara tuntas pada air mengalir selama 5 menit
b) Pada Kulit
Bilas area kulit secara tuntas dengan air mengalir selama 1 menit
c) Pada Mulut
Segera kumur - kumur selama 1 menit
d) Pada Hidung
Hembuskan keluar dan bersihkan dengan air
Laporkan ke kepala ruang, PPI (IPCN), dan unit K3 untuk ditindak
lanjuti
2) Jika kecelakaan terjadi pada waktu melakukan operasi (tertusuk/tergores),
maka benda tajam tersebut harus disingkirkan dari daerah steril secepatnya.
Karyawan yang mengalami kecelakaan tersebut harus secepatnya mendapat
pertolongan, dan tidak diperbolehkan meneruskan operasi, harus diganti
dengan karyawan yang lain.
3) Petugas harus segera memberitahu atasan langsung dan IPCN secepatnya,
sedangkan di luar jam kerja ditangani supervisor.
4) Lengkapi formulir Laporan Kejadian Rumah Sakit
a) Form yang telah dilengkapi dilaporkan kepada kepala masing-masing
b) Lembar I digunakan untuk periksa ke poliklinik, lembar II untuk komite
PPI, lembar III untuk K3, lembar IV untuk arsip, lembar V untuk bagian
akreditasi.
b. Pencegahan Risiko Terkena Benda Tajam
1) Petugas dalam menjalankan tindakan atau prosedur dengan menggunakan
jarum atau benda tajam tidak melakukan recaping sebelum dibuang ke safety
box.
2) Petugas yang melakukan tindakan injeksi tidak melepaskan jarum dari
spuitnya sebelum membuang ke safety box.
3) Petugas selalu membawa benda tajam dalam tempat yang aman seperti
bengkok.
4) Buang semua benda tajam dalam yang telah dipakai kedalam kontainer
khusus.
24
5) Jika tangan petugas luka/lecet, maka harus ditutup dengan plester kedap air
dan kenakan sarung tangan jika akan menangani darah/cairan tubuh.
6) Petugas mengenakan alat pelindung, jika melakukan tindakan dimana
kemungkinan terpecik darah atau cairan tubuh.
7) Petugas menangani semua peralatan yang telah terkontaminasi oleh
darah/cairan tubuh dengan baik sesuai SOP.
8) Cucilah selalu tangan setiap selesai kontak dengan darah/cairan tubuh.
9) Selalu menggunakan sarung tangan saat melakukan tindakan yang
kemungkinan tersentuh dengan cairan tubuh seperti : pasang IV line, ukur
urine, ganti balutan, dll
c. Penempatan pasien
Di ruang Mawar penempatan pasien laki-laki digabungkan dengan laki-
laki, perempuan dengan perempuan. Lalu jika terdapat pasien yang terinfeksi
penyakit seperti TB paru aktif, pasien akan disendirikan atau dijadikan satu
kamar dengan kasus yang sama, hal ini untuk menghindari penyebaran
penyakit. Dari uraian tersebut di atas, penempatan pasien di ruang Alamanda
sudah baik.
d. Hygiene respirati/ Etika batuk
Di ruang Mawar petugas kesehatan semuanya sudah mengenal etika batuk
dengan baik, anjuran penggunaan masker apabila terkena penyakit ISPA dan
setiap pasien baru dating perawat dan mahasiswa Profesi Ners memberikan
edukasi dan cara batuk efektif yang benar, hal ini menunjukkan bahwa petugas
kesehatan juga harus memproteksi dirinya sendiri terhadap penularan penyakit.

III. FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN


1. Planning (Perencanaan)
Visi:
Pelayanan keperawatan professional menjadi pilihan utama masyarakat.
Misi:
 Memberikan pelayanan efektif, efisien dan komprehensif.
 Memberikan pelayanan tanpa membedakan status sosial dan agama.
 Meningkatkan mutu pelayanan dengan manajemen mutu dan kompetensi.
 Memberikan pelayanan berorientasi pada kepuasan klien.
Moto:
Senyum, Salam, Sentuh, Sopan dan Santun.
Falsafah keperawatan:
 Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual unik.
 Keperawatan adalah bantuan bagi manusia yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan tidak
membedakan suku, bangsa, agama/kepercayaan dan statusnya.
25
 Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua
anggota tim kesehatan dan pasien atau keluarga.
 Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses
keperawatan dengan 5 tahap untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien/
keluarga.
2. Organizing
 Perekrutan pegawai : untuk perekrutan pegawai diruang Alamanda dilakukan oleh
tim manajemen dari RSUD Sunan Kalijaga Demak dengan persetujuan Bupati .
sehingga semua pegawai yang masuk ke dalam ruang Mawar ditentukan dari
manajemen.
 System penjadwalan : system penjadwalan dibuat oleh kepala ruang dengan
metode rasio.
 System pendelegasian tugas : tugas ruangan Mawar diusulkan oleh kepala ruang
dan telah berjalan dengan baik serta dapat diterima oleh semua pegawai di ruang
Mawar RSUD Sunan Kalijaga Demak.
 Penentuan kebutuhan perawat sesuai dengan klasifikasi pasien : kebutuhan
perawat sesuai dengan klasifikasi pasien, tetapi apabila ruangan kekurangan
tenaga keperawatan maka kepala ruangan mengajukan kepada atasan untuk
penambahan tenaga kerja diruangan.
 System pengembangan staf : perawat diruangan untuk penambahan pengetahuan
dan pengalaman, telah terprogram untuk mengikuti pelatihan ataupun seminar.
 Pendelegasian staf untuk pelatihan di Alamanda diusulkan oleh kepala ruang dan
diseleksi oleh diklat.
 Penggantian staf dalam struktur organisasi : pergantian staff diruangan Mawar 1
diatur oleh kepala ruang.
3. Directing / actuating
 Reward untuk pegawai berprestasi : untuk memotivasi pegawai diruang para
perawat mengumpulkan cek point yang didapatkan remonisasi dari RS.
 Punishment bagi pegawai yang melanggar aturan : kepala ruang terlebih dahulu
memberikan teguran kepada pegawai yang melanggar aturan ruangan atau tata
tertib rumah sakit, akan mendapatkan punhisment atau sanksi berupa teguran
secara lisan maupun tertulis dan pengurangan point sesuai dengan pelanggaran
yang telah dilakukan.
4. Coordinating
 System timbang terima : perawat jika sudah hadir semua, sift sebelumnya
menyamapaikan program yang akan dilaksanakan dan membacakan program
yang belum dilaksanakan sehingga dilaksanakan di sift selanjutnya. Hal-hal yang
disampaikan dalam operan dan timbang terima adalah keadaan pasien, tindakan
26
keperawatan yang telah diberikan, terapi yang telah diberikan, ataupun rencana
yang akan dilakukan pada pasien. Adapun kelemahan di ruang Mawar adalah
terkadang ketika melakukan operan sift jumlah perawat yang hadir tidak lengkap
dan ada yang izin pulang sebelum operan selesai.
 System pre conference : diruang Mawar sudah melakukan program pre
conference, hal-hal yang dibahas pada kegiatan pre conference adalah seputar
kegiatan pelayanan kesehatan pasien baik pasien lama maupun pasien baru berupa
program yang akan dilakukan kepada pasien khususnya pasien-pasien yang
memiliki permasalahan yang belum teratasi, tindakan yang akan dilakukan pada
pasien.
 System post conference : di ruang Mawar belum melakukan program post
conference. Diskusi, klarifikasi, pelaporan untuk timbang terima dan penutupan
timbang terima dilakukan saat pre conference.
 Wewenang karu dalam pengambilan keputusan : keputusan yang dibicarakan dari
kepala ruang akan dilaksanakan oleh pegawai yang ada di ruang dan mengikuti
keputusannya .
 Pengadaan ronde keperawatan dalam menyelesaikan masalah pasien : di ruang
Mawar belum melaksanakan ronde keperawatan.
 Konflik yang pernah terjadi : di ruang Mawar I belum pernah terjadi konflik
internal maupun eksternal.
5. Controlling
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang Mawar pada tanggal 28-30
November 2022 di Ruang Mawar sudah dilakukan supervisi secara langsung
setiap hari saat shift pagi oleh kepala ruang, pada shift siang dan malam dilakukan
oleh supervisor sore atau malam, terdapat jaga pelaksanaan supervisi pada tingkat
seksi keperawatan ke seluruh ruangan sewaktu-waktu untuk memantau jalannya
pelayanan secara komprehensif dan optimal.
Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi kami, ruang Mawar sudah memiliki askep dalam
bentuk form yang tersusun dengan baik, namun ada beberapa lembar form tidak
terisi.
Kelengkapan pengkajian : dalam format asuhan keperawatan ruang Mawar sudah
terdapat assessment awal keperawatan rawat inap yang berisi anamnesa dan
pemeriksaan fisik head to toe.
 Ketepatan diagnosa : dalam penulisan diagnose sudah cukup tepat dan
termuat dalam format asuhan keperawatan pada lembar diagnosa.
 Penyusunan intervensi keperawatan : dalam penulisan intervensi cukup jelas
yang termuat dalam format asuhan keperawatan ruang Mawar pada lembar
27
diagnosa dan intervensi keperawatan dengan menggunakan system check list
namun pengisian lembar intervensi sering terlewatkan.
 Pelaksanaan implementasi : termuat dalam format asuhan keperawatan ruang
Mawar pada lembar implementasi asuhan keperawatan.
 Pendokumentasian evaluasi keadaan pasien : termuat dalam asuhan
keperawatan Mawar pada lembar catatan perkembangan terintegrasi yang di
isi oleh dokter dan perawat dimana masing-masing pemberi asuhan tersebut
memakai metode SOAP dalam mendokumentasikan keadaan pasien, namun
pada evaluasi SOAP untuk intervensi selanjutnya atau RTL belum dituliskan.
 Discharger planning
Termuat dalam asuhan keperawatan ruang Mawar pada lembar rencana
pemulangan pasien yang diisi oleh dokter penanggung jawab pasien, dan
pasien dan keluarga mendapatkan penjelasan tentang bagaimana perawatan
pasien dirumah.

A. DAFTAR MASALAH 5 M.
1. Daftar masalah : 5 M
NO MASALAH YANG ADA PADA 5 M PRIORITAS MASALAH
MAN :
1 Ketenagaan ruangan Mawar dalam hal 1. Ketenagaan ruangan Mawar
kuantitatif belum memenuhi standart. dalam hal kuantitatif belum
memenuhi standart.
2 Ada beberapa petugas yang belum
sesuai dengan kebersihan tangan lima
momen.
MATERIAL & MACHINE :
1 Inventaris alat ada tapi belum 1. Inventaris alat ada tapi belum
terdokumentasi dengan baik terdokumentasi dengan baik

METHOD
1 Rambu pasien resiko jatuh masih 1. Penugasan rambu pasien resiko
menggunakan kancing berwarna kuning jatuh masih belum sesuai.
pada gelang pasien belum sesuai
dengan SOP
2 Pelaksanaan pre dan post conference
fungsi karu dan katim sudah optimal ,
pembagian tugas dilakukan oleh katim
terhadap masing masing anggotanya,
28
tetapi pembagian tugas berdasarkan no
urut bed belum berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien ( total care,
parsial care, dan self care ).

MONEY
1 Pengusulan pelatihan SDM disesuaikan 1. Pengusulan pelatihan SDM
dengan RBA disesuaikan dengan RBA
2 Pengusulan alat atau kebutuhan lain
disesuaikan dengan RBA

B. ANALISA MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN SWOT


1. TABEL SWOT
a. MAN
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHNED
1. Kuantitatif 1. Dengan jumlah 1. Penambahan tenaga 1. Adanya petugas
tenaga tenaga yang keperawatan baru ruang Alamanda
keperawatan belum cukup Terbukanya yang belum
yang ada di seharusnya 22 kesempatan untuk sesuai terhadap
ruang Mawar perawat. mengikuti pelatiham lima momen
belum sesuai 2. Perawat di baik Skill, Attitude, kebesihan
2. Panduan dan Mawar sudah knowledge. tangan
SOP mendapat 2. Sosialisai, pengarahan,
kebersihan informasi terkait bimbingan supervisi
tangan. SOP kebersihan secara berkala terhadap
tangan lima SOP kebersihan
momen namun tangan.
belum
menjalankan
sesuai SOP

29
b. MATRIAL DAN MACHINE
STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHNED
Alat lengkap 1. Petugas yang tidak Dengan alat yang Ketidak puasan
menginventaris lengkap menunjang keluarga pasien
dengan baik pelayanan kepada pasien terhadap
2. Belum semua petugas yang gawat pelayanan.
mampu
menggunakan alat
kesehatan yang
canggih.

c. METHOD
STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHENED
1. Adanya SOP 1. Tuntutan 1. Pelayanan
1. Belum optimalnya
peningkatan masyarakat akan sudah cukup
penanganan pasien
keselamatan pelayanan yang baik diruangan
safety diruangan
pasien safety lebih baik pada Mawar
termasuk pasien resiko
resiko jatuh saat ini.
jatuh.
2. Adanya juklak 2. Mengembangkan
2. Belum ada bimbingan
pembinaan staf berbagai
secara terprogram
(reward dan pelayanan baru
adanya hanya teguran.
punishment.) dan diminati
masyarakat.

d. MONEY
STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHENED
Pengajuan Realiasi pengadaan Mengembangkan Pasien dan
pelatihan, dan pelatihan dan pengadaan SDM yang keluarga pasien
pengadaan barang di ruangan dimiliki melalui merasa cukup
kebutuhan kadang belum sesuai program baik dengan
ruangan ( alkes, dengan harapan. pelatihan. pelayanan
ATK, keperawatan di
kebersihan) ruang Mawar
disesuaikan

30
dengan RBA
rumah sakit

2. ANALISA SWOT 5 M
a. Analisa SWOT MAN

5M ANALISA LANGKAH STRATEGIS BENTUK KEGIATAN


Manfaatkan SDM di ruang Rencanakan secara
Mawar untuk terprogram untuk
MAN O+S
meningkatkan karir lebih melanjutkan pendidikan lebih
tinggi lanjut
Dengan adanya sosialisasi Lakukan sosialisasi secara
secara berkala maka berkala pada saat pre dan
O+W tingkatkan kedisiplinan post conferens
prosedur lima momen
kebersihan tangan
Dengan adanya tenaga Lakukan pendampingan oleh
yang cukup dan katim dalam kebersihan
berkualitas maka lakukan tangan
T+S
pendampingan sesama
teman saling
mengingatkan
Untuk mengantisipasi Pemantauan HAIS secara
meningkatnya resiko berkala
T+W HAIS maka tingkatkan
kedisiplinan pegawai
dalam kebersihan tangan

b. Analisa SWOT MATRIAL DAN MACHINE

5M ANALISA LANGKAH STRATEGIS BENTUK KEGIATAN


Dengan kelengkapan alat Merencanakan agar alat
MATRIAL di ruang Mawar siap pakai .
DAN O+S Manfaatkan untuk
MACHINE meningkatkan pelayanan
pada pasien yang gawat .
Petugas tidak Melakukan cek fungsi alat
menginventaris alat tiap 1 minggu sekali .
dengan baik maka petugas
O+W
tidak bisa memberikan
pelayanan secara cepat saat
alat di butuhkan .
T+S Untuk mengatasi ketidak Melakukan
puasan keluarga pasien pendokumentasian dan
maka diperlukan inventarisasi alat dengan
kelengkapan alat yang siap baik
31
pakai.

Untuk mengatasi kurang Mensosialisasikan


puasnya keluarga pasien penggunaan alkes pada
dalam pelayanan semua staf .
keperawatan yang cepat
T+W maka perlu adanya petugas
yang siap dan mampu
dalam
mengoperasionalkan alkes
yang tersedia.

c. Analisa SWOT METHOD

LANGKAH
5M ANALISA BENTUK KEGIATAN
STRATEGIS
Manfaatkan metode tim Menerapkan metode tim
untuk memenuhi sesuai dengan SOP yang
METHOD O+S tuntutan pelayanan ada.
asuhan keperawatan
yang baik
Dengan tuntutan Membuat program
masyarakat akan bimbingan perawat secara
pelayanan yg berkualitas, terprogram setiap enam
O+W maka perlu diadakan bulan sekali
bimbingan Knowledge,
skill, attitude secara
terjadwal
Agar pelayanan optimal Mensosialisasi tentang
maka perlu penerapan metode moduler sesuai SPO.
T+S metode moduler dalam
pelaksanaan asuhan
keperawatan.
Untuk mengatasi kurang Membuat jadwal bimbingan
disiplinnya pegawai secara terprogram 6 bulan
T+W maka perlu dilaksanakan sekali.
bimbingan secara Lakukan bimbingan sesuai
terprogram. jadwal.

d. Analisa SWOT MONEY

5M ANALISA LANGKAH STRATEGIS BENTUK KEGIATAN


Manfaatkan RBA yang ada Mengusulkan pelatihan
MONEY O+S untuk mengembangkan sesuai RBA .
SDM .

Untuk mengatasi Mengusulkan pelatiahan


pengembangan SDM perlu sesuai RBA.
O+W
pengadaan pelatihan.

32
Agar pasien dan keluarga Mengikuti pelatihan internal
merasa puas dengan dan ekternal yang
pelayanan keperawatan diprogramkan oleh
T+S
maka perlu diadakan DIKLAT
pelatihan baik internal
maupun eksternal .

Untuk mengatasi kurang Mengevaluasi RBA yang


puasnya pasien dan telah dibuat .
keluarga dalam pelayanan
T+W keperawatan maka perlu
terealisasinya pelatihan
yang diusulkan oleh
ruangan.

33
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA
PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Setelah dilakukan pengkajian di Ruang Mawar tanggal 28-30 Desember 2022, didapat
bebrapa masalah di ruang Mawar, untuk menyelesaikan masalah tersebut maka perlu
ditentukan prioritas masalah dan Plan Of Action dari tiap masalah yang diangkat.
Sebelum menentukan prioritas masalah sebaiknya membuat daftar masalah. Setelah
daftar masalah ada kemudian menentukan prioritas masalah dengan menggunakan unsur :
1. Magnitude ( Mg )
Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi.
2. Saverity ( Sv )
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
3. Manageability ( Mn )
Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya
4. Nursing Consent ( Nc )
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.
5. Affardability ( Af )
Ketersediaan sumber daya
Dari daftar masalah yang muncul kemudian diberikan rentang nilai 1 – 5, yaitu :
5 : Sangat penting
4 : Penting
3 : Cukup penting
2 : Kurang penting
1 : Sangat kurang penting

DAFTAR MASALAH
1. MAN
a. Ketenagaan ruangan Mawar dalam hal kuantitatif belum memenuhi standart.
b. Ada beberapa petugas yang belum sesuai dengan kebersihan tangan lima momen.
2. MATRIAL dan MACHINE
a. Inventaris alat ada tapi belum terdokumentasi dengan baik
3. METHOD
a. Rambu pasien resiko jatuh masih menggunakan kancing berwarna kuning pada
gelang pasien belum sesuai dengan SOP

34
4. MONEY
a. Anggaran pengusulan pelatihan SDM dan pengusulan alat kesehatan dan
barang lainnya disesuaikan dengan RBA.

PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN


Tabel 4.1

No. Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas


1. Ketenagaan ruangan Mawar dalam 4 3 4 3 3 432 V
hal kuantitatif belum memenuhi
standart.
2. Ada beberapa petugas yang belum 5 4 5 4 4 1600 III
sesuai dengan kebersihan tangan
lima momen.
3. Inventaris alat ada tapi belum 4 4 4 5 4 1280 IV
terdokumentasi dengan baik

4. Rambu pasien resiko jatuh belum 5 5 5 5 4 2500 I


sesuai SOP
5. Anggaran pengusulan pelatihan 5 4 5 5 4 2000 II
SDM dan pengusulan alat
kesehatan dan barang lainnya
disesuaikan dengan RBA.

Dari tabel diatas maka dibuat prioritas masalah sebagai berikut :


1. Rambu pasien resiko jatuh belum sesuai SOP.
2. Anggaran pengusulan pelatihan SDM dan pengusulan alat kesehatan dan barang
lainnya disesuaikan dengan RBA.
3. Ada beberapa petugas yang belum sesuai dengan kebersihan tangan lima momen.
4. Inventaris alat ada tapi belum terdokumentasi dengan baik
5. Ketenagaan ruangan Mawar dalam hal kuantitatif belum memenuhi standart.

B. TUJUAN DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH


Dari masalah – masalah yang berhasil didentifikasi dengan mempertimbangkan sumber
daya, waktu, kewenangan dan kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada, maka
masalah yang diatasi hanya 5 masalah. Dan berdasarkan prioritas masalah maka skor
tertinggi akan dilakukan rencana tindak lanjut ( masalah 1 sampai masalah 5 ). Tindak
35
lanjut yang akan diambil mempertimbangkan keterbatasan waktu, sumber daya, dana
keuangan dan kemampuan.
C. SELEKSI TERHADAP PENYELESAIAN MASALAH
Rencana seleksi alternatif penyelesaian masalah dengan menggunakan pembobotan
CARL, yaitu :
1. C : Capability
Kemampuan melaksanakan alternatif
2. A : Accesability
Kemudahan dalam melaksanakan alternatif
3. R : Readiness
Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
4. L : Leverage
Daya ungkit alternatif tersebut dalam penyelesaian masalah
Dengan menggunakan rentang nilai 1 – 5, yaitu :
5 : Sangat mampu
4 : Mampu
3 : Cukup
2 : Kurang mampu
1 : Tidak mampu

36
SELEKSI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
Tabel 4.2

No Alternatif Penyelesaian Masalah C A R L Jumlah Prioritas


1 Rambu pasien resiko jatuh belum 4 4 4 4 256 I
sesuai SOP.

2 Anggaran pengusulan pelatihan 4 4 3 3 144 II


SDM dan pengusulan alat
kesehatan dan barang lainnya
disesuaikan dengan RBA.

3 Ada beberapa petugas yang belum 4 3 3 2 72 III


sesuai dengan kebersihan tangan
lima momen.

4 Inventaris alat ada tapi belum 3 3 2 2 36 IV


terdokumentasi dengan baik

5 Ketenagaan ruangan Mawar dalam 3 2 2 2 24 V


hal kuantitatif belum memenuhi
standart.

Dari tabel diatas maka dibuat prioritas penyelesaian masalah sebagai berikut :
1. Rambu pasien resiko jatuh belum sesuai SOP.
2. Anggaran pengusulan pelatihan SDM dan pengusulan alat kesehatan dan barang
lainnya disesuaikan dengan RBA.
3. Ada beberapa petugas yang belum sesuai dengan kebersihan tangan lima momen.
4. Inventaris alat ada tapi belum terdokumentasi dengan baik
5. Ketenagaan ruangan Mawar dalam hal kuantitatif belum memenuhi standart.
PLAN OF ACTION
Tabel 4.3
PENANG
N WAKT
KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET GUNG
O U
JAWAB
1 - Mendiskusikan dan Mengupayakan Kepala Ruang, Penerapan 1 hari Kelompok
menyampaikan hasil resiko pasien jatuh katim dan pasien resiko
kajian tentang dapat terlaksana staff. jatuh dapat
pelaksanaan secara kontinue, berjalan
mencegah pasien sehingga dapat optimal
resiko jatuh yang telah meningkatkan
di laksanakan kinerja perawat
sebelumnya . menjadi lebih baik,
- Menyampaikan yang akan
rencana inovasi sesuai mempengaruhi
kebutuhan ruangan . pelayanan asuhan
- Menyiapkan keperawatan yang
pembuatan stiker lebih profesional.
pasien resiko jatuh
- Membuat rencana
kegiatan penerapan
stiker pasien resiko
jatuh,
2 - Mengusulkan pelatihan Meningkatkan Kepala Ruang, Meningkat 1 hari Kelompok
SDM disesuaikan pelatihan SDM katim dan nya kualitas
dengan RBA disesuaikan dengan staff. dan
RBA kuantitas
SDM
disesuaikan
dengan RBA
3. - Sosialisasi panduan Meningkatkan Kepala Ruang, Meningkat 1 hari Kelompok
dan SPO kebersihan kepatuhan petugas katim dan nya kualitas
tangan saat pre dan terhadap panduan staff. dan
post confernce. dan SPO kebersihan kuantitas
- Pendampingan pada tangan sumber daya
petugas saat terutama
melaksanakan asuhan perawat,
keperawatan / tindakan dalam hal
keperawatan. kebersihan
- Evaluasi terhadap tangan
kepatuhan kebersihan dengan lima
tangan dengan lima momen .
momen.
4. - Petugas melakukan Petugas mampu Kepala Ruang, Alat 1 hari Kelompok
timbang terima alat menginventarisasi katim dan kesehatan
dengan mengisi buku alat dengan baik staff. terdokument
inventaris alat dan benar. asi dan
dengan mencatat terpelihara
jumlah alat dan dengan baik
mencatat alat yang
hilang atau rusak
dikolom keterangan.
- Setelah memakai
alat, alat
dibersihkan ,
disteriilkan dan
diletakkan kembali
pada tempatnya
semula.
- Melakukan cek
fungsi alat tiap satu
minggu.
5. Mendiskusikan Terbukanya Kepala Ruang, Meningkatn 1 hari Kelompok
Ketenagaan ruangan kesempatan katim dan ya kualitas
Mawar dalam hal melanjutkan staff. dan
kuantitatif belum pendidikan pada kuantitas
memenuhi standart. program S1 pelayanan
Keperawatan dan RS
Profesi
Keperawatan
BAB V
LAPORAN KEGIATAN IMPLEMENTASI – EVALUASI
DAN TINDAK LANJUT

A. RENCANA KEGIATAN DAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT


Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu
memberi jawaban atas pertanyaan – pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan
(when), dimana (where), mengapa (why) dan bagaimana (how). Jadi perencanaan
yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan
kegiatan – kegiatan serta program-program yang dilakukan. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan dapat
berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana
informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang
harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Dalam sebuah
perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat
menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan. Unsur
pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya tindakan
tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapan
tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan
yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Mengacu dari POA yang ditetapkan maka rencana kegiatan meliputi :
1. Rambu pasien resiko jatuh belum sesuai SOP.
2. Plastik pemilahan sampah belum sesuai dengan prosedur.
3. Panduan kebersihan tangan belum sesuai lima momen.
4. Petugas belum menginventaris sesuai dengan juklak dan belum ada nama terang
petugas
5. Ketenagakerjaan perawat belum sesuai menurut hasil perhitungan Depkes RI
RENCANA KEGIATAN STASE MANAGEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR
Tabel 5.1

PENANGGUNG KRITERIA
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU
JAWAB HASIL
1. 1. Mendiskusikan dan Mengupayakan resiko pasien Kepala 5/12/2022 Kelompok Pengarahan
menyampaikan hasil kajian tentang jatuh dapat terlaksana secara Ruang, tanda pasien
pelaksanaan mencegah pasien resiko kontinue, sehingga dapat katim dan resiko jatuh
jatuh yang telah di laksanakan meningkatkan kinerja staf dapat
sebelumnya . perawat menjadi lebih baik, dilakukan
2. Menyampaikan rencana inovasi yang akan mempengaruhi secara
sesuai kebutuhan ruangan . pelayanan asuhan berkelanjutan.
3. Menyiapkan pembuatan stiker keperawatan yang lebih
pasien resiko jatuh profesional.
4. Membuat rencana kegiatan
penerapan stiker pasien resiko jatuh,
2. 1. Mendiskusikan dan menyampaikan Meningkatkan penerapan Ruang 5/12/2022 Kelompok Penerapan
hasil pengakajian mengenai plastik sampah plastik di ruang Mawar sampah plastik
pemilahan sampah yang belum ada Mawar dapat berjalan
plastiknya optimal
2. Membantu menyiapkan sarana dan
prasarana terkait pelaksanaan
3. 1. Sosialisasi panduan dan SPO Meningkatkan kepatuhan Ruang 5/12/2022 Kelompok Meningkat
kebersihan tangan saat pre dan post petugas terhadap panduan dan Mawar nya kualitas
confernce. SPO kebersihan tangan dan kuantitas
2. Pendampingan pada petugas saat sumber daya
melaksanakan asuhan terutama
keperawatan / tindakan perawat, dalam
keperawatan. hal kebersihan
3. Evaluasi terhadap kepatuhan tangan dengan
kebersihan tangan dengan lima lima momen .
momen.
4. 1. Petugas melakukan timbang terima Petugas mampu Ruang 5/12/2022 Kelompok Alat kesehatan
alat dengan mengisi buku menginventarisasi alat Mawar terdokumentasi
inventaris alat dengan mencatat dengan baik dan benar. dan terpelihara
jumlah alat dan mencatat alat yang dengan baik
hilang atau rusak dikolom
keterangan.
2. Setelah memakai alat, alat
dibersihkan , disteriilkan dan
diletakkan kembali pada tempatnya
semula.
3. Melakukan cek fungsi alat tiap
satu minggu.
5. Mendiskusikan dan menyampaikan Terbukanya kesempatan Ruang 5/12/2022 Kelompok Meningkatnya
pengkajian terkait ketenagakerjaan melanjutkan pendidikan pada Mawar kualitas dan
sesuai Depkes RI, 2012 program S1 Keperawatan dan kuantitas
Adanya tenaga keperawatan sebanyak Profesi Keperawatan pelayanan RS
20 orang
S2 1 orang
Ners 5 orang
S1 6 orang
D3 8 orang
B. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan kegiatan mulai dilakukan pada tanggal 5 Desember 2022 sesuai jadwal
yang telah disusun. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh kelompok antara lain
persiapan hasil kegiatan dalam bentuk membuat rencana kegiatan dalam hal
pengarahan dan bimbingan. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan analisa data yang
dikumpulkan dan evaluasi dengan program kontrol kegiatan.
Penerapan uji coba dan inovasi di ruang Mawar RSUD Sunan Kalijaga Demak dapat
dijabarkan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Peningkatan keselamatan pasien resiko jatuh.
Pelaksanaan pasien resiko jatuh yang dilakukan sesuai standar akan mendukung
keselamatan pasien (pasient safety) yang merupakan hal terpenting dalam
pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Adapun kegiatan yang dilakukan di Ruang Mawar adalah
- Mendiskusikan dan menyampaikan hasil kajian tentang pelaksanaan
peningkatan keselamatan pasien resiko jatuh
- Membantu menyiapkan sarana dan prasarana terkait pelaksanaan peningkatan
keselamatan pasien resiko jatuh
- Mengevaluasi dan membuat rencana kegiatan.
- Melakukan pendampingan pelaksanaan peningkatan keselamatan pasien resiko
jatuh
- Menginfentaris hambatan-hambatan pelaksanaan peningkatan keselamatan
pasien resiko jatuh.
Dalam penatalaksanaan peningkatan keselamatan pasien resiko jatuh yang
dilakukan diperlukan standart prosedur operasional, dan buku bimbingan
pengarahan staf. Untuk membantu kerja manajemen dalam membimbing dan
mengarahkan staf.
b. Penerapan prosedur kantong tempat plastik
Penerapan kantong plastic itu sebagai sarana kelancaran pengelolaan limbah di
rumah sakit Dalam metode penerapan kantong tempat plastik belum efektif
karena terbatasnya plastik di ruang Mawar.
KEGIATAN IMPLEMENTASI STASE MANAGEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR

N KEGIATAN SASARAN WAKTU PENAMGGUNG JAWAB HASIL


O
1. 1. Mendiskusikan dan Karu, Katim dan staff 5-12-2022 Kelompok 1. Kepala ruang menerima
menyampaikan hasil kajian ruang Mawar hasil pengkajian yang telah
tentang pelaksanaan mencegah dilakukan oleh mahasiswa
pasien resiko jatuh yang telah di 2. Ide inovasi diterima oleh
laksanakan sebelumnya . karu dan katim
2. Menyampaikan rencana inovasi 3. Mensosialisasikan kembali
sesuai kebutuhan ruangan . SOP pelaksanaan
3. Menyiapkan pembuatan stiker peningkatan keselamatan
pasien resiko jatuh pasien resiko jatuh
4. Membuat rencana kegiatan 4. Pelaksanaan telah berjalan
penerapan stiker pasien resiko dengan baik walau ada
jatuh, beberapa hambatan .
5. Hambatan diinventaris dan
di cari solusinya .
2. 1) Mendiskusikan dan Ruang Mawar 5-12-2022 Kelompok 1. Kepala ruang menerima
menyampaikan hasil hasil pengkajian yang telah
pengakajian mengenai plastik dilakukan oleh mahasiswa
pemilahan sampah yang belum Dan menerima masukan
ada plastiknya tentang kantong plastik.
2) Membantu menyiapkan sarana 2. Pelaksanaan berjalan
dan prasarana terkait dengan baik walau ada
pelaksanaan sedikit hambatan
3. Hambatan di inventaris
untuk dicarikan solusi
4. Membuat rekomendasi
kepada pihak terkait
3. 1. Sosialisasi panduan dan SPO Karu, Katim dan staf 5-12-2022 Kelompok 1. Kepala ruang, katim dan
kebersihan tangan saat pre dan post Ruang Mawar staf menerima dan
confernce. melaksanakan panduan
2. Pendampingan pada petugas saat kebersihan tangan . serta 5
melaksanakan asuhan momen dilaksanakan
keperawatan / tindakan dengan benar .
keperawatan. 2. Pendampingan di terima
3. Evaluasi terhadap kepatuhan dengan baik oleh petugas
kebersihan tangan dengan lima Ruang Mawar .
momen.
4. 1. Petugas melakukan timbang Karu, Katim dan staf 5-12-2022 Kelompok 1. Karu dan katim menerima
terima alat dengan mengisi buku temuan dari hasil kajian
inventaris alat dengan mencatat yang telah dilakukan oleh
jumlah alat dan mencatat alat mahasiswa.
yang hilang atau rusak dikolom 2. Memberikan contoh tentang
keterangan. blangko inventaris alat
2. Setelah memakai alat, alat kesehatan sesuai juklak .
dibersihkan , disteriilkan dan 3. Cek alat dilakukan tiap
diletakkan kembali pada minggu oleh petugas
tempatnya semula. inventaris .
3. Melakukan cek fungsi alat tiap
satu minggu.
5. Mendiskusikan dan menyampaikan Karu, Katim dan staf 5-12-2022 Kelompok 1. Karu menerima hasil kajian
pengkajian terkait ketenagakerjaan dari apa yang didapatkan
sesuai Depkes RI, 2012 oleh mahasiswa .
Adanya tenaga keperawatan sebanyak
20 orang
S2 1 orang
Ners 5 orang
S1 6 orang
D3 8 orang
C. EVALUASI ( HASIL PENYELESAIAN MASALAH )
Evaluasi kegiatan adalah proses untuk mengamati secara terus – menerus pelaksanaan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap rencana dan hasil
kegiatan.

EVALUASI HASIL KEGIATAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG MAWAR

NO KEGIATAN HASIL EVALUASI


1 1. Mendiskusikan dan 1. Kepala ruang menerima 1. Kertas sticker kuning
menyampaikan hasil kajian tentang hasil pengkajian yang telah akan dipakai secara
pelaksanaan mencegah pasien resiko dilakukan oleh mahasiswa terjadwal.
jatuh yang telah di laksanakan 2. Ide inovasi diterima oleh 2. Pembuatan sticker
sebelumnya . karu dan katim akan dilaksanakan
2. Menyampaikan rencana inovasi 3. Mensosialisasikan jdan dituangkan
sesuai kebutuhan ruangan . kembali SOP pelaksanaan dalam program kerja
3. Menyiapkan pembuatan stiker peningkatan keselamatan kepala ruang
pasien resiko jatuh pasien resiko jatuh
4. Membuat rencana kegiatan 4. Pelaksanaan telah
penerapan stiker pasien resiko jatuh, berjalan dengan baik walau
ada beberapa hambatan .
5. Hambatan diinventaris
dan di cari solusinya .
2. 1. Mendiskusikan dan menyampaikan 1. Kepala ruang menerima 1. Kepala ruang Mawar
hasil pengakajian mengenai plastik hasil pengkajian yang telah menerima hasil
pemilahan sampah yang belum ada dilakukan oleh mahasiswa diskusi tentang
plastiknya 2. Dan menerima masukan kantong plastik
2. Membantu menyiapkan sarana dan tentang kantong plastik. diruang Mawar
prasarana terkait pelaksanaan 3. Pelaksanaan berjalan
dengan baik walau ada
sedikit hambatan
4. Hambatan di inventaris
untuk dicarikan solusi
5. Membuat rekomendasi
kepada pihak terkait
3. 1. Sosialisasi panduan dan SPO 1. Kepala ruang, katim dan 1. Petugas sudah
kebersihan tangan saat pre dan post staf menerima dan melakukan kebersihan
confernce. melaksanakan panduan tangan dengan
2. Pendampingan pada petugas saat kebersihan tangan . serta 5 memperhatikan 6
melaksanakan asuhan keperawatan / momen dilaksanakan langkah dan 5
tindakan keperawatan. dengan benar . moment cuci tangan .
3. Evaluasi terhadap kepatuhan 2. Pendampingan di terima 2. Angka HAIS
kebersihan tangan dengan lima dengan baik oleh petugas menurun
momen. Ruang Mawar .
4. 1. Petugas melakukan timbang terima 1. Karu dan katim menerima 1. Inventaris dilakukan
alat dengan mengisi buku inventaris temuan dari hasil kajian dengan baik ada
alat dengan mencatat jumlah alat dan yang telah dilakukan oleh pemisahan antara
mencatat alat yang hilang atau rusak mahasiswa. alkes dan bhp .
dikolom keterangan. 2. Memberikan contoh tentang 2. Alat kesehatan dicek
2. Setelah memakai alat, alat blangko inventaris alat fungsinya oleh
dibersihkan , disteriilkan dan kesehatan sesuai juklak . penanggung jawab
diletakkan kembali pada tempatnya 3. Cek alat dilakukan tiap inventaris
semula. minggu oleh petugas
3. Melakukan cek fungsi alat tiap satu inventaris .
minggu.
5. Mendiskusikan dan menyampaikan Karu menerima hasil kajian 1. Kepala ruang sudah
pengkajian terkait ketenagakerjaan dari apa yang didapatkan menjalankan
sesuai Depkes RI, 2012 oleh mahasiswa . fungsinya dengan
Adanya tenaga keperawatan sebanyak baik
20 orang 2. Pelaksanaan operan
S2 1 orang jaga sudah berjalan
Ners 5 orang cukup baik .
S1 6 orang 3. Pelaksanaan pre-
D3 8 orang post conference
pada pagi hari bisa
berjalan dengan
baik, untuk pre-post
conference sore dan
malam masih perlu
dievaluasi
pelaksanaannya.
4. Bila karu atau katim
cuti pendelegasian
dilakukan oleh staf
yang senior .

D. Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematik kegiatan-kegiatan
yang akan didahulukan untuk mencapai tujuan tertentu. Perhitungan dan penentuan
dari apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai suatu obyek tertentu, dimana,
bilamana, oleh siapa dan bagaimana caranya. Dari hasil pelaksanaan yang telah
dilakukan ada beberapa kegiatan yang bisa dicapai dan ada beberapa kegiatan yang
belum teratasi. Untuk itu diperlukan adanya kegiatan tindak lanjut dari apa yang telah
dilakukan mahasiswa ners stase manajemen keperawatan.
TINDAK LANJUT HASIL KEGIATAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR

KENDALA
TIDAK
NO EVALUASI TINDAK LANJUT
BISA DIATASI BISA
DIATASI
1. 1. Kertas sticker 1. Menerapkan pengarahan sesuai dengan Masalah yang ada
kuning akan SPO yang ada hubungannya dengan kinerja
dipakai secara 2. Program ini dilaksanakan secara perawat dapat diatasi dan
terjadwal. kontinue sesuai rencana tindaklanjut didokumentasikan dengan
2. Pembuatan dari masalah yang ada . adanya program pengarahan
sticker akan yang telah diterapkan .
dilaksanakan
jdan
dituangkan
dalam program
kerja kepala
ruang
2. 1. Kepala ruang 1. Mempertahankan fungsi kepala ruang Masalah yang berhubungan
alamanda baik dengan kantong plastic bisa
menerima hasil 2. Mempertahankan Pelaksanaan operan diatasi dengan melakukan
diskusi tentang jaga sudah berjalan cukup baik . kerjasama dengan ruangan,
kantong plastik 3. Pelaksanaan pre-post serta melakukan follow up
diruang alamanda conference untuk shift sore dan malam terhadap pelaksanaan
agar lebih ditingkatkan
4. Bila karu cuti digantikan oleh salah satu
katim, dan bila katim cuti digantikan
oleh perawat profesional atau ka jaga
3. 1. Petugas sudah 1. Mempertahankan pelaksanaan Masalah yang berhubungan
melakukan kebersihan tangan dengan menerapkan 6 dengan kebersihan tangan
kebersihan langkah dan 5 momen kebersihan dapat diatasi dengan
tangan dengan tangan. komitmen perawat serta
memperhatika 2. Mempertahankan angka HAIS yang melakukan follow up
n 6 langkah rendah . terhadap pelaksanaanya
dan 5 moment
cuci tangan .
2. Angka HAIS
menurun
4. 1. Inventaris 1. Mempertahankan inventaris yang Masalah yang berhubungan
dilakukan dengan sudah berjalan dengan memisahkan dengan inventaris
baik ada antara alkes dan BHP alatkesehatan dapat dengan
pemisahan antara 2. Memotivasi perawat agar selalu komitmen perawat serta
alkes dan bhp . mengecek fungsi alat kesehatan yang follow up terhadap
2. Alat kesehatan ada di ruangan pelaksanaanya
dicek fungsinya
oleh penanggung
jawab inventaris

5. 1. Kepala ruang 1. Mempertahankan fungsi kepala Masalah yang berhubungan


sudah ruang baik dengan ketenagakerjaan
menjalankan 2. Mempertahankan Pelaksanaan akan di follow up dengan
fungsinya dengan operan jaga sudah berjalan cukup kepala ruang untuk
baik baik . pelaksanaannya
2. Pelaksanaan 3. Pelaksanaan pre-post
operan jaga sudah conference untuk shift sore dan
berjalan cukup malam agar lebih ditingkatkan
baik . 4. Bila karu cuti digantikan oleh salah
3. Pelaksanaan pre- satu katim, dan bila katim cuti
post conference digantikan oleh perawat profesional
pada pagi hari atau ka jaga
bisa berjalan
dengan baik,
untuk pre-post
conference sore
dan malam masih
perlu dievaluasi
pelaksanaannya.
4. Bila karu atau
katim cuti
pendelegasian
dilakukan oleh
staf yang senior .
BAB VI
PEMBAHASAN

A. HASIL PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan diruang Mawar dengan berbagai metode dan cara dari
masing – masing anggota kelompok 1 dan 2 stase manajemen dengan memakai
bentuk pencarian data melalui wawancara ataupun temuan data dilapangan. Data yang
didapat merujuk berbagai prinsip dalam kajian yang ditentukan meliputi Man,
Material & Machine, Metode, Market, dan juga Money tentunya.
Hasil pengkajian yang telah didapatkan dari ruang Mawar ditemmukan beberapa
masalah pada pengkajian 5M. Pada pengkajian Man masih ada beberapa petugas yang
kurang disiplin dalam hal kebersihan tangan lima moment dan ketenangan ruangan
Mawar dalam hal kuantitatif belum memenuhi standar.
Pada pengkajian Material And Machine di temukan bahwa adanya inventaris alat
tapi belum terdokumentasi dengan baik
Pada pengkajian Methode ditemukan 1 masalah diantaranya; Rambu pasien
resiko jatuh masih menggunakan kancing berwarna kuning pada gelang pasien belum
sesuai dengan SOP .
Pada pengkajian Market tidak di temukan masalah yang ada, nilai BOR dalam
batas normal yaitu sebesar 74,5% dengan nilai normal (60-85%).
Pada pengkajian Money ditemukan masalah bahwa pengajuan pelatihan dan
pengadaan kebutuhan ruangan. Pengajuan pelatihan, dan pengadaan kebutuhan
ruangan (alkes, ATK, kebersihan) disesuaikan dengan RBA rumah sakit.

B. RENCANA TINDAKAN DAN EVALUASI HASIL


Data yang kita dapatkan selama pengkajian kemudian kita buat suatu model
bentuk pendataan masalah yang terjadi selama ini diruang Mawar dan kita
inventarisasi masalah kemudian dibuatkan suatu prioritas masalah yang ada. Data
yang muncul sangat variatif dan banyak sekali sehingga perlu kajian ulang yang
sangat mendetail. Diantara masalah yang kita dapati dan kita angkat sebagai masalah
utama atau prioritas adalah belum maksimalnya persediaan kebutuhan utama pasien
berupa rambu pasien resiko jatuh masih menggunakan kancing berwarna kuning pada
gelang pasien belum sesuai dengan SOP .
Masalah utama di ruangan Mawar setelah dilakukan tatalaksana dan diskusi
dengan kepala ruang di dapatkan hasil bahwa masalah bisa diatasi dengan
pengecekan secara berkala.
Sedangkan untuk masalah – masalah yang lain pada masalah prosedur
pemberian cairan infus tatalaksana yang dilakukan adalah Mensosialisasikan
kembali SOP pelaksanaan peningkatan keselamatan pasien resiko jatuh dengan
melakukan pemberian stiker pada ruangan yang menjadi kelolaan.
Petugas melakukan timbang terima alat dengan mengisi buku inventaris alat
dengan mencatat jumlah alat dan mencatat alat yang hilang atau rusak dikolom
keterangan. Setelah memakai alat, alat dibersihkan , disteriilkan dan diletakkan
kembali pada tempatnya semula. dan melakukan cek fungsi alat tiap satu minggu.
Tatalaksana pada petugas yang kurang disiplin dalam melakukan kebersihan
tangan lima moment adalah dengan cara komitmen perawat serta melakukan follow
up terhadap pelaksanaannya
BAB VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengkajian dilakukan diruang Mawar dengan berbagai metode dan cara dari
anggota kelompok stase manajemen dengan memakai bentuk pencarian data melalui
wawancara ataupun temuan data dilapangan. Data yang didapat merujuk berbagai
prinsip dalam kajian yang ditentukan meliputi Man, Material&Machine, Metode,
Market, dan juga Money.
Pada setiap unsur pengkajian 5M terdapat masalah, namun yang menjadi fokus
utama adalah pada bagian Material & Machine, dengan analisis swot yang telah
dilakukan dan telah dilaksanakan tatalaksana pada ruangan, terdapat hal yang dapat
diselesaikan yakni resiko pasien jatuh dapat terlaksana secara kontinue, meningkatkan
penerapan sampah plastik di ruang mawar, meningkatkan kepatuhan petugas terhadap
panduan dan SPO kebersihan tangan, mampu menginventarisasi alat dengan baik dan
benar, terbukanya kesempatan melanjutkan pendidikan pada program S1
Keperawatan dan Profesi Keperawatan.

B. SARAN
Untuk ruang Mawar sebaiknya pertahankan untuk selalu mengecek resiko pasien
jatuh, penerapan sampah plastik, meningkatkan kepatuhan petugas terhadap panduan
dan SPO kebersihan tangan, menginventarisasi alat dengan baik dan benar,
memanfaaatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada program S1
Keperawatan dan Profesi Keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bidang keperawatan.2019.Pedoman Pengorganisasian Bidang Keperawatan.Kudus


Putra. 2020. Managemen Keperawatan : teori dan Aplikasi Praktek di Lengkapi dengan
kuesioner Pengkjian Praktek Manajemen Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
Sabarguna. 2022. Managemen Pelayanan Rumah Sakit Berbasis Sistem Informasi.
Yogyakarta : Konsri.
Swanburg. R.C..,&Swansbrug, R.J. 2018. Pengantar Kepemimpinan dan Managemen
Keperawatan : Untuk Perawat Klinis.Alih Bahasa : Samba, S. Jakarta: EGC.
Tomey, Aan Marinner. 2017. Kepemimpinan dan Managemen Keperawatan. Terjemahan:
Nurracmah. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai