SKRIPSI
Oleh
Marna Ulina
141101090
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan
judul “Implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih, kepada :
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Wakil Dekan III
5. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp.,MNS selaku dosen pembimbing yang telah
iv
skrispi ini.
10. Kedua Orang tua dan kedua adik yang telah memberikan dukungan atau
saran dan kritik untuk semakin baik dalam isi maupun penyusunannya. Semoga
keperawatan selanjutnya.
Marna Ulina
Halaman
Halaman Judul......................................................................................... i
Halaman Pernyataan Orisinalitas ............................................................ ii
Halaman Pengesahan Hasil Sidang. ........................................................ iii
Prakata . ................................................................................................... iv
Daftar Isi.................................................................................................. vi
Daftar Tabel. ........................................................................................... viii
Daftar Skema........................................................................................... ix
Abstrak. ................................................................................................... x
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 5
1.4.1 Bagi PendidikanKeperawatan ...................................... 5
1.4.2 Bagi Pelayanan Keperawatan ...................................... 6
1.4.3 Bagi Penelitian Keperawatan Selanjutnya ................... 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 7
2.1 Konsep Germas ..................................................................... 7
2.1.1 Tujuan Umum dan Tujuan Khusus. ............................. 8
2.1.2 Pelaksanaan dan Fokus 2016-2017 .............................. 8
2.2 Konsep Puskesmas .............................................. ................. 9
2.2.1 Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi Puskesmas ... 10
2.2.2 Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan. ................. 11
2.2.3 Indikator Keberhasilan Promosi Kesehatan ................. 12
2.3 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. ...... 14
2.3.1 Tujuan PIS-PK ............................................................ 14
2.3.2 Pelaksanaan PIS-PK ..................................................... 15
2.4 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ............... 16
2.4.1 PHBS di Rumah Tangga .............................................. 16
2.4.1.1 Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan.... 18
2.4.1.2 Memberi Bayi ASI Ekslusif ............................. 19
2.4.1.3 Menimbang Balita Setiap Bulan ...................... 21
2.4.1.4 Menggunakan Air Bersih ................................. 22
2.4.1.5 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun .. 24
2.4.1.6 Menggunakan Jamban Sehat ............................ 25
2.4.1.7 Memberantas entik di rumah sekali seminggu . 27
2.4.1.8 Makan Buah dan Sayur Setiap Hari ................. 28
2.4.1.9 Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari ............. 30
2.4.1.10 Tidak Merokok di Dalam Rumah .................. 31
vi
vii
Halaman
Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden………...... 48
Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase implementasi PHBS………........... 50
Tabel 5.1.3 Distribusi frekuensi dan persentase implementasi PHBS berdasarkan
indikator PHBS.. .................................................................................... 51
Tabel 5.1.3.1 Distribusi frekuensi dan persentase implementasi PHBS berdasarkan
jawaban item pernyataan indikator PHBS .......................................... 52
viii
Halaman
Skema 3.1 Kerangka penelitian implementasi perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) pada tatanan rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Johor. ................................................................................... 38
ix
ABSTRAK
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan tindakan atas dasar kesadaran dari hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang anggota keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. Salah satu upaya penting yang dilakukan adalah meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat melalui pendekatan tatanan rumah tangga. Penelitian ini
menggunakan metode studi deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui implementasi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Wilayah kerja
Puskesmas Medan Johor. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 10.265 rumah
tangga di Wilayah kerja Puskesmas Medan Johor dan jumlah sampel yaitu 99
responden dengan teknik aksidental atau convenience sampling. Analisa yang
digunakan adalah analisa univariate yang ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan
persentase. Hasil penelitian implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pada tatanan rumah tangga di Wilayah kerja Puskesmas Medan Johor sebagian besar
melakukan seluruh indikator PHBS (88%) dan sudah mencapai standard pencapaian
minimal indikator PHBS (70%). Indikator PHBS yang mencapai standard pencapaian
minimal PHBS (70%) adalah mencuci tangan dengan air dan sabun (90%),
memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu (90%), menggunakan air
bersih (88%), menggunakan jamban sehat (84%), pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan (76%) dan menimbang balita setiap bulan (75%). Sebagai rekomendasi
untuk penelitian berikutnya diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah
tangga dengan metode yang lebih baik dengan kelengkapan instrumen observasi.
Kata kunci : Implementasi, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Rumah
Tangga
BAB 1
PENDAHULUAN
terbebas dari penyakit. Sehat menjadi hal penting dan sangat dibutuhkan oleh
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(Kemenkes RI, 2009). Sehat selain sebagai salah satu hak dasar manusia, juga
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), yang bersama faktor pendidikan dan ekonomi menjadi ukuran
harus dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus
seperti Program Indonesia Sehat, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen
berupa beban ganda penyakit. Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu
terakhir. Pada era 1990-an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah
(TBC), dan Diare. Namun, sejak 2010 penyakit tidak menular (PTM), seperti stroke,
jantung, dan kencing manis memiliki proporsi lebih besar di pelayanan kesehatan.
Permasalahan kesehatan yang timbul saat ini merupakan akibat dari perilaku hidup
yang tidak sehat ditambah sanitasi lingkungan serta ketersediaan air bersih yang
masih kurang memadai di beberapa tempat. Hal tersebut dapat dicegah dengan fokus
upaya kesehatan diutamakan pada upaya preventif dan promotif dalam menumbuh-
Perilaku hidup bersih sehat merupakan tindakan atas dasar kesadaran dari
dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Depkes RI, 2009). Salah satu upaya penting yang dilakukan adalah
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan rumah tangga,
sekolah, tempat kerja, institusi kesehatan dan tempat umum. Pemberdayaan keluarga
atau anggota rumah tangga untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat tidak
terlepas dari peran orangtua, karena orangtua akan menjadi panutan dan teladan bagi
anggota keluarga lainnya sehingga pemberian informasi kesehatan akan lebih efektif
apabila disampaikan oleh orangtua pada anggota keluarga yang lain (Dermawan &
Setiawati, 2008).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Rumah Tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
dimasyarakat. Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di
rumah tangga, terdiri dari persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi
ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci
tangan dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun, menggunakan
jamban yang sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan
buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam
penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga adalah sebanyak 82,12%. Perilaku
terbanyak adalah penggunaan air bersih dan melakukan aktifitas fisik (99,1%).
Indikator PHBS yang masih kurang diantaranya adalah penggunaan jamban sehat dan
merokok didalam rumah. Menurut penelitian Kunoli (2012) bahwa penerapan PHBS
pada tatanan rumah tangga sebagian besar sudah melaksanakan, masih ada beberapa
kepala keluarga yang tidak menerapkan PHBS di rumah tangga seperti masih banyak
keluarga yang buang air besar di sembarang tempat, masih ada keluarga yang
Labuhan Batu Selatan bahwa pada umumnya ibu rumah tangga memiliki
pengetahuan baik yaitu 29 orang (50,88%) dan memiliki sikap yang positif yaitu 44
orang (77,19%) namun perilaku hidup bersih dan sehat responden berada pada
kategori kurang yaitu 38 orang (66,67%). Penelitian lain yang dilakukan oleh Irawati
tidak sekolah, berpengetahuan rendah tentang PHBS, bekerja sebagai petani, dan
menurun untuk rumah tangga yang ber-PHBS. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
presentase rumah tangga yang ber-PHBS tahun 2008 sebesar 62,45%, tahun 2010
sebesar 62,71%, tahun 2011 sebesar 53,09% sedangkan presentase rumah tangga
yang ber-PHBS tahun 2012 sebesar 54,30% dan masih belum memenuhi target
tentang Implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah
Bagaimana implementasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah
dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Wilayah kerja Puskesmas Medan
Johor.
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan data referensi dalam
menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik khususnya tentang perilaku hidup
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan penguatan informasi
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk meningkatkan derajat dan
Hasil penelitian ini untuk memperoleh informasi awal dan sumber data untuk
sama.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kesadaran, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
kearah yang lebih sehat perlu dilakukan secara sistematis dan terencana oleh semua
komponen bangsa untuk itu gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) menjadi
sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik
dengan rangkaian kegiatan peringatan Hari Kesehatan Nasional. Pada tahun 2016
sosialisasi Germas di 100 Kabupaten/Kota. Sedangkan pada tahun 2017 ini, kegiatan
terbitnya Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 tentang Germas, diharapkan lintas
Sehingga Germas tidak hanya menjadi SLOGAN tapi AKSI BERSAMA seluruh
sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Tujuan khusus Germas adalah
aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyediaan
pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan pencegahan dan deteksi dini
Fokus Germas 2016-2017 adalah melakukan aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur,
bangsa meliputi pemerintah pusat atau daerah, dunia pendidikan, swasta dan dunia
Melakukan aktivitas fisik yang teratur dan menjadi satu kebiasaan akan
meningkatkan ketahanan fisik. Aktivitas fisik dapat ditingkatkan menjadi latihan fisik
bila dilakukan secara baik, benar, teratur, dan terukur. Latihan fisik dapat
dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu dan ditujukan untuk prestasi menjadi
masyarakat terutama anak sekolah, pekerja dan lansia. Kegiatan aktivitas fisik pada
anak sekolah bertujuan untuk mewujudkan peserta didik yang sehat, bugar,
berprestasi melalui pendidikan dan pembudayaan aktivitas fisik serta olahraga yang
Konsumsi sayur dan buah yang cukup merupakan salah satu indikator
sederhana gizi seimbang. Tujuan kegiatan dalam Germas ini adalah untuk
sayur bagi seluruh lapisan masyarakat. Adapun kegiatannya adalah kampanye makan
buah dan sayur, makan buah bersama, membudayakan makan buah pada kudapan
rapat, lomba menyusun menu sayuran, bazar buah dan sayur serta pemanfaatan
yang harus dilakukan oleh setiap penduduk usia >15 tahun untuk mendeteksi secara
dini adanya faktor risiko perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit
jantung, kanker, diabetes dan penyakit paru kronis dan gangguan indera dan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung
sejalan dengan visi, misi Departemen Kesehatan dan fungsi puskesmas khususnya
agar anggota-anggota keluarga yang dikunjungi dapat menerima dari tahap “tahu” ke
“mau” dan jika sarana untuk melaksanakan perilaku yang diperkenalkan tersedia
(outcome). Indikator masukan berupa ada atau tidaknya komitmen Kepala Puskesmas
ada atau tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam rencana
ada atau tidaknya petugas promosi kesehatan dan petugas-petugas kesehatan lain di
Puskesmas yang sudah dilatih, ada atau tidaknya sarana dan peralatan promosi
kesehatan puskesmas sesuai dengan standar sarana atau peralatan promosi kesehatan
belum) dan kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk, dan
lai-lain yang masih bagus atau sudah rusak). Indikator keluaran (output) yang
umum maupun secara khusus yaitu apakah semua petugas kesehatan puskesmas telah
pasien atau klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan promosi kesehatan
dalam gedung (konseling, biblioterapi, dan lain-lain), berapa banyak keluarga yang
dianggap mewakili utuk dievaluasi adalah tatanan rumah tangga. Jadi, indikator
dampaknya adalah berupa persentase keluarga atau rumah tangga yang telah
indikator perilaku. PHBS terdiri dari beratus-ratus tindakan atau perilaku. Karena
perilaku yang sangat sensitif untuk indikator yang akan dikompositkan (Hartono,
2010).
Keluarga (PIS-PK)
berkesinambungan dengan target keluarga berdasarkan data dan informasi dari profil
Keluarga.
promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitative dasar; mendukung
nasional dan mendukung tercapainya tujuan program Indonesia sehat dalam rencana
(empat) area prioritas yang meliputi, penurunan angka kematian ibu dan bayi;
dan melaksanakan sistem informasi dan pelaporan puskesmas (Kemenkes RI, 2016).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Adapun sasaran
dalam PHBS rumah tangga adalah seluruh anggota rumah tangga antara lain
pasangan usia subur, ibu hamil dan ibu menyusui, anak, remaja dan dewasa, usia
bagi rumah tangga, yaitu setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak
mudah sakit, pertumbuhan dan perkembangan anak lebih baik, produktivitas kerja
keluarga. Manfaat lain juga bagi rumah tangga adalah pengeluaran biaya rumah
tangga yang semula untuk biaya lain yang tidak bermanfaat bagi kesehatan akan
dapat dialihkan untuk pemenuhan gizi keluarga, biaya pendidikan, dan modal usaha
Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga yang telah memenuhi 10
indikator PHBS di rumah tangga, yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
memberi bayi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun,
makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak
merokok di dalam rumah (Depkes RI, 2009). Indikator adalah suatu petunjuk yang
PHBS di rumah tangga, perlu ditentukan dengan beberapa indikator yaitu masukan,
merupakan orang yang sudah ahli dalam persalinan, sehingga keselamatan ibu dan
bayi lebih terjamin. Apabila terjadi kelainan, akan cepat diketahui dan segera dapat
ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih dan
steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya (Depkes
RI, 2009).
Berikut ini adalah tanda-tanda persalinan antara lain adalah ibu mengalami
mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat, rahim terasa kencang
bila diraba terutama pada saat mulas, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir,
pecahnya selaput ketuban dengan ditandai oleh keluarnya cairan ketuban yang
berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir dan ibu merasa seperti ingin buang air
besar (Depkes RI, 2009). Tanda-tanda bahaya persalinan yang perlu di perhatikan
pada saat persalinan, yaitu bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas, keluar
darah dari jalan lahir sebelum melahirkan, tali pusat atau tangan/kaki bayi keluar
lebih dulu dari jalan lahir, tidak kuat mengejan, mengalami kejang-kejang, air
ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas, air ketuban keruh dan berbau,
bayi telah lahir namun ari-ari tidak keluar, gelisah atau mengalami kesakitan yang
hebat, keluar darah banyak setelah bayi lahir (Depkes RI, 2009).
kesehatan antara lain adalah mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan
dan meminta persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, bila ada salah satu tanda
persalinan segera ke bidan/dokter, ibu harus segera dibawa ke rumah sakit bila ada
kesehatannya dan bayi ke tenaga kesehatan (bidan/dokter) sedikitnya tiga kali selama
masa nifas (40 hari setelah persalinan) supaya ibu dan bayi yang baru dilahirkan tetap
sehat, dan menyiapkan biaya persalinan atau tabungan ibu bersalin (Depkes RI,
2009).
ASI ekslusif adalah bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI saja
tidak diberi makanan dan minuman tambahan apapun. ASI adalah makanan alamiah
berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi,
sehingga bayi tumbuh daan berkembang dengan baik. ASI merupakan makanan yang
terbaik bagi bayi. ASI mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk
kekebalan untuk mencegah bayi dari berbagai penyakit infeksi seperti diare, batuk,
pilek, radang tenggorokan dan gangguan pernafasan. Melindungi bayi dari alergi.
Aman dan terjamin kesehatannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam
keadaan segar. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan dimana saja. Membantu memperbaiki refleks menghidap,
menelan dan pernafasan bayi. Manfaat memberikan ASI bagi ibu adalah menjalin
hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi, mengurangi pendarahan setelah
mengurangi risiko terkena kanker payudara, lebih praktis karena ASI lebih mudah
Manfaat bagi bayi adalah bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng, bayi
tidak sering sakit. Manfaat bagi keluarga adalah tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk pemberian susu formula dan perlengkapannya, tidak perlu waktu dan tenaga
untuk menyediakan susu formula misalnya merebus air dan pencucian peralatan,
tidak perlu biaya dan waktu untuk merawat dan mengobati bayi yang sering sakit
karena pemberian susu formula, dan mengurangi biaya dan waktu untuk
Mutu dan jumlah produksi ASI perlu diperhatikan, caranya antara lain ibu
harus mengkonsumsi makanan gizi seimbang, banyak makan sayuran dan buah-
buahan, makan lebih banyak dari biasanya, banyak mengkonsumsi air putih paling
sedikit 8 gelas setiap hari, cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2
jam dan menjaga ketenangan pikiran, memijat paySudara dan sering menyusui. Jika
jarang menyusui, produksi ASI dikhawatirkan akan menurun (Depkes RI, 2009).
Dukungan keluarga seperti orang tua, ibu mertua, kakak wanita dan suami
sangat diperlukan agar upaya pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan bisa berhasil.
Beberapa cara yang dilakukan keluarga antara lain memberi pengertian bahwa ASI
dan menyusui paling baik untuk bayi, ingatkan ibu untuk cukup makan makanan
bergizi, minum dan istirahat. Ingatkan ibu untuk menyimpan ASI di rumah disaat
bekerja, dan ciptakan suasana rumah yang tenang dan damai agar ibu tidak stres yang
perkembangan balita setiap bulan. Penimbangan balita dilakukan setiap bulan mulai
dari umur 1 tahun sampai 5 tahun diposyandu. Manfaat penimbangan balita setiap
bulan diposyandu adalah untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk
turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (bawah garis merah) dan dicurigai
gizi buruk, ibu balita mendapatkan penyuluhan gizi untuk memantau pertumbuhan
balita. Tanda-tanda balita tumbuh sehat yaitu bila berat badannya selalu naik
mengikuti sejajar pita warna dan garis pertumbuhan pada KMS. Tanda-tanda balita
gizi kurang adalah berat badan tidak naikselama 3 bulan berturut-turut, badannya
kurus, mudah sakit, tampak lesu, tampak lemah, mudah menangis dan rewel.
antara istri, suami dan anggota keluarga lain untuk membawa balita ke posyandu, dan
memantau hasil penimbangan setiap bulan dan jika perlu meminta nasihat kader atau
pakaian dan sebagainya. Oleh karena itu, air yang digunakan harus bersih, agar tidak
terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Manfaat menggunakan air bersih adalah
agar terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus,
kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan dan setiap anggota keluarga
terpelihara kebersihan dirinya. Air yang bersih juga dapat diperoleh dari mata air, air
sumur atau air sumur pompa, air ledeng atau perusahaan air minum, air hujan dan air
dalam kemasan. Air yang dikonsumsi harus dimasak sampai mendidih karena meski
terlihat bersih air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air akan
Syarat-syarat air bersih adalah secara fisik dapat dibedakan melalui indera
kita, antara lain (dapat dilihat, dirasakan, dicium dan diraba), air tidak berwarna harus
bening/jernih, air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan
kotoran lainnya, air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,
dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun, air tidak berbau seperti bau
amis, anyir, busuk atau berlerang. Menjaga agar kebersihan sumber air merupakan
hal yang paling penting. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah jarak letak sumber
air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling sedikit 10 meter, sumber
mata air harus dilindungi dari bahan pencemar, sumur gali, sumur pompa, kran umum
dan mata air harus dijaga bangunannya agar tidak rusak, seperti lantai sumur
sebaiknya tidak kedap air dan tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan
sumur sebaiknya diberi penutup. Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada
genangan air di sekitar sumber air, dan dilengkapi dengan saluran pembuangan air,
tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai atau dinding sumur.
Ember atau gayung pengambil air harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai
Cara pengolahan air minum yang dilakukan oleh suatu instalansi pengolahan
air minum dari air baku sebelum didistribusikan kepada masyarakat secara garis besar
dapat dijelaskan antara lain pertama, menghilangkan suspensi padat dengan jalan
(Sarudji, 2010). Peran keluarga untuk menggunakan air bersih anatara lain adalah
menyediakan sumber air bersih di rumah dengan membuat sumur, sumur pompa,
menyediakan bak penampungan air sementara, penampungan air hujan bagi daerah
sulit air, membuat saluran/pipa/bambu dari sumber mata air. Apabila sumber air tidak
memenuhi persyaratan air bersih secara fisik, keluarga tersebut diharapkan melapor
rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya menggunakan air bersih (Depkes RI,
2009).
pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan. Jika tangan
kotor maka tubuh akan sangat berisiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci
tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air
yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit
sementara bila digunakan maka kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman
dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit (Depkes RI,
2009).
sabun, maka kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Waktu yang tepat untuk
mencuci tangan adalah setelah buang air besar, sebelum makan dan menyuapi anak,
sebelum menyusui bayi, setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang,
memegang binatang, berkebun dll), setelah menceboki bayi atau anak-anak, sebelum
memegang makanan. Cuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit
yang ada ditangan, mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, tyipus,
kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut, flu burung, flu HINI,
kolera. Adapun cara yang tepat untuk mencuci tangan adalah cuci tangan dengan air
yang mengalir dan menggunakan sabun, bersihkan telapak tangan dan pergelangan
tangan, sela-sela jari dan punggung tangan kemudian keringkan dengan kain bersih
tangga antara lain adalah menyediakan air bersih yang mengalir dan sabun kepada
anggota keluarga untuk mencuci tangan, misalnya wastafel, air pancuran dari
tangan. Mengadakan kegiatan cuci tangan bersama ketika akan makan atau setelah
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan
air bersih untuk membersihkannya. Adapun jenis-jenis jamban yang digunakan antara
lain adalah Jamban cemplung yaitu jamban yang penampungannya berupa lubang
kedasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau
dan dapat juga menggunakan jamban tangki septik/leher angsa yaitu jamban
berbentuk leher angsa yang penampungnya berupa tangki septik kedap air yang
berfungsi sebagai wadah proses penguraian kotoran manusia yang dilengkapi dengan
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada
disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang
dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, tifus, kecacingan, penyakit
infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan. Adapun cara untuk
memelihara jamban sehat adalah lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada
genangan air, bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih, didalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat, tidak ada serangga (kecoa,
lalat dan tikus) yang berkeliaran, tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih),
bila ada kerusakan maka segera diperbaiki. Jamban harus dipelihara supaya tetap
sehat. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air. Bersihkan
jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih. Jamban harus
Syarat jamban yang sehat adalah tidak mencemari tanah sumber air minum,
tidak berbau, kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari
tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan
atap pelindung, penerangan dan ventilasi yang cukup, lantai kedap air dan luas
ruangan memadai dan tersedia air dan sabun dan alat pembersih. Peran keluarga agar
memilih dan menggunakan jamban sehat antara lain adalah keluarga menyiapkan
jamban di rumah, jamban keluarga dan atau jamban umum. Berpartisipasi untuk
membuat jamban melalui arisan jamban, jamban bergulir atau yang mampu membuat
jamban sendiri dan jamban umum. Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk
kepada anggota rumah tangga secara bergilir untuk membersihkan jamban. Setiap
keluarga yang mempunyai bayi dan balita harus membuang kotoran anaknya ke
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan
jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemberantasan jentik bermaksud
untuk membebaskan rumah dari jentik-jentik yang dapat dilakukan secara berkala.
nyamuk yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/wc ,vas bunga, tatanan kulkas,
dan lain-lain dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun,
tempat minum burung, lubang pohon atau pagar bambu yang dilakukan secara teratur
berkala adalah anggota rumah tangga, kader, juru pemantau jentik, tenaga pemeriksa
Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (menguras, menutup, mengubur) plus
dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti demam berdarah, demam
saat PSN yaitu menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak
penampungan air seperti lubang bak control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang
yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik kresek dan lain-
lain. Plus Menghindari Gigitan Nyamuk yaitu menggunakan kelambu ketika tidur,
memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk misalnya obat nyamuk bakar,
saluran talang air yang rusak, menaburkan bubuk pembunuh jentik di tempat yang
sulit dikuras, memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air dan
Semua sayur bagus dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua,
kuning dan orange) seperti bayam, kangkung, daun katuk, wortel, selada hjau, atau
daun singkong. Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang bewarna (merah,
kuning), seperti mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan
vitamin dan mineral serta seratnya. Pilihan buah dan suyur yang bebas pestisida dan
Ciri-ciri sayur dan buah yang baik adalah ada sedikit lubang bekas dimakan
ulat dan tetap segar, mengolahan sayur dan buah yang tepat tidak merusak atau
mengurangi gizinya, konsumsi buah dan suyur yang tidak merusak kandungan
gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus, direbus
dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam
sayur dan buah tersebut pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti
dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari
sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral. Serat adalah makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat bermanfaat untuk memelihara usus. Serat
tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan
membantu mengatasi anemia, dan membantu perkembangan baketri yang baik dalam
buah antara lain yaitu memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah,
menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau,
perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang dan
fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. Aktifitas fisik yang dapat dilakukan biasa berupa kegiatan sehari-hari,
yaitu: berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai,
naik turun tangga, membawa belanjaan, atau berupa olahraga, yaitu: push up, lari
ringan, berenang, bermain bola, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat
Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari
sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. Jika lebih
banyak waktu yang digunakan untuk beraktifitas fisik maka manfaat yang diperoleh
juga lebih banyak. Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam
waktu 3 bulan kedepan akan terasa hasilnya. Adapun keuntungan melakukan aktivitas
fisik secara teratur adalah Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis,
kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis dan lain-lain, berat badan terkendali, otot
lebih lentur dan menjadi bagus, lebih percaya diri, bentuk tubuh lebih bagus, lebih
bertenaga dan bugar, dan secara keseluruhan keadan kesehatan menjadi lebih baik.
Cara melakukan aktifitas fisik yang benar adalah lakukan secara bertahap
hingga mencapai 30 menit dan jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa
menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap, lakukan aktifitas fisik sebelum
makan atau 2 jam sesudah makan, awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan
peregangan, lakukan gerakan ringan secara perlahan ditingkatkan sampai sedang. Jika
sudah terbiasa dengan aktifitas tersebut dapat dilakukan 30 menit setiap hari (Depkes
RI, 2009).
keluarga melakukan aktivitas fisik setiap hari antara lain memanfaatkan setiap
fisik. Bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas fisik secara bersama yaitu
misalnya jalan pagi bersama, membersihkan rumah secara bersama dan ada
Setiap anggota keluarga tidak merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik
bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan di keluarkan sekitar 4.000
bahan kimia berbahaya, diantarnya adalah nikotin, tar dan karbon monoksida (CO).
Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah. Tar
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan
sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang
menghisap rokok walau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma
sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk kedalam paru-paru. Perokok
pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau
orang yang berada dalam suatu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok
Beberapa efek atau bahaya merokok bagi kesehatan perokok aktif dan
perokok pasif antara lain adalah menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada
menyebabkan penyakit paru-paru kronis, merusak gigi dan menyebabkan bau mulut
yang tidak sedap, menyebabkan stroke dan serangan jantung, tulang lebih mudah
Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu berhenti seketika, menunda dan
mengurangi. Hal yang utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk melaksanakan
cara tersebut. Cara berhenti merokok seketika merupakan upaya yang paling berhasil.
Bagi perokok berat, mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek
ketagihan karena rokok mengandung zat adiktif. Berhenti merokok dengan cara
menunda yaitu perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap hari
sebelumnya dan selama 7 hari. Berhenti merokok dengan cara mengurangi adalah
jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan
jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan (Depkes RI,
2009).
Peran keluarga untuk menciptakan rumah tanpa asap rokok dapat dilakukan
menciptakan rumah tanpa asap rokok, menegur anggota rumah tangga yang merokok
di dalam rumah, tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk
apapun antara lain dengan tidak memberikan uang untuk membeli rokok, tidak
menyiapkan asbak rokok. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak
merok dengan cara tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya dan orang
tua melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru karena
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
pancaindra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
Tahu (know). Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain
(Notoatmodjo, 2012).
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi , dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat
(Notoatmodjo, 2012).
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi
dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan
tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari
pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu
mengajak ibu yang lain (tetangga atau saudara) untuk pergi menimbangkan anaknya
ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu
tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. Bertanggung jawab
(responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Sikap
ibu yang positif terhadap imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan
ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan
anaknya. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari
pihak lain. Menurut Notoatmodjo (2012) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan,
yaitu pertama, respon terpimpin (guided response) dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan indikator praktik
tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai
dan sebagainya. Kedua, mekanisme (mechanism) yaitu apabila seseorang telah dapat
melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah mencapai
indikator praktik tingkat kedua. Misalnya, seorang ibu yang sudah mengimunisasikan
bayinya pada umur-umur tertentu tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
Ketiga, adopsi (adoption) adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan
(Notoatmodjo, 2012).
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
tentang implementasi perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga
Skema 3.1 Kerangka penelitian implementasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
pada tatanan rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.
BAB 4
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif
yang bertujuan untuk menggambarkan implementasi perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) pada tatanan rumah tangga di Wilayah kerja Puskesmas Medan Johor.
4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah seluruh rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Johor. Berdasarkan data dari Puskesmas Medan Johor pada Bulan Maret 2018,
jumlah rumah tangga yaitu 10.265 rumah tangga dan menjadi populasi dalam
penelitian ini.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Pengukuran sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan rumus Slovin. Maka sampel pada penelitian ini adalah :
n
N(d)21
N jumlah sampel
N jumlah populasi
n
10.265(0.1)21
10.265
n n 99.03 99 Responden
103.65
Dari rumus diatas jumlah sampel pada penelitian ini adalah 99 responden.
Sampel pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga sebagai ibu yang mengurus
rumah. Adapun karakteristik responden pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga
yang terdaftar dalam kartu keluarga, memiliki anak yang terdaftar dalam kartu
keluarga, tidak sedang mengalami penurunan kesadaran, dapat membaca dan menulis
artinya siapa saja ibu rumah tangga yang secara tidak sengaja bertemu dengan
yaitu ibu rumah tangga yang sudah tahu tentang seluruh atau sebagian dari indikator
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), maka orang tersebut dapat digunakan
penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang sedang mengunjungi Puskesmas Medan
Johor dengan tujuan untuk berobat, mengurus surat rujukan baru atau rujukan ulang,
April-7 Juni 2018. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dengan pertimbangan jumlah
sampel yang dibutuhkan memadai dan dengan mempertimbangkan waktu, tenaga dan
Universitas Sumatera Utara dan Dinas Kesehatan Kota Medan. Polit dan Beck (2012)
responden dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan atau pengaruh dari peneliti atau
sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada landasan teori dari variabel penelitian.
Model pernyataan dalam penelitian ini adalah pernyataan closed ended (pernyataan
tertutup) yakni responden hanya dapat memberikan atau memilih tanggapan terbatas
pada pilihan yang disajikan oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu
kuesioner data demografi dan kuesioner implementasi perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).
penghasilan. Kuesioner implementasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam
penelitian ini terdiri dari 30 pernyataan dengan menggunakan skala Guttman yang
dapat dibuat dalam bentuk checklist (Riduwan, 2010). Kuesioner implementasi PHBS
hidup bersih dan sehat (PHBS) tersebut akan dikategorikan berdasarkan rumus
statistika yaitu :
Rentang
p
banyak kelas
p ( panjang kelas )
Skor tertinggi = 30 x 2 = 60
Skor terendah= 30 x 1 = 30
maka, rentang = skor tertinggi – skor terendah = 60 – 30 = 30
banyak kelas (dilakukan seluruhnya, dilakukan sebagian, dan tidak dilakukan) = 3
30
p= = 10
3
Maka :
Skor 30-40 = tidak dilakukan
Skor 41-50 = dilakukan sebagian
Skor 51-60 = dilakukan seluruhnya
4.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen
dianggap valid jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur
apa yang akan diukur (Setiadi, 2013). Pada penelitian ini uji validitas yang dilakukan
adalah uji validitas isi yaitu isi instrumen harus disesuaikan dengan tujuan penelitian
agar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2016). Uji validitas isi
instrumen implementasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) telah diajukan
kepada pakar yang ahli dalam penelitian ini. Kuesioner penelitian ini telah diujikan
dilaksanakan oleh orang yang berbeda (Setiadi, 2013). Uji reliabilitas instrumen
dilakukan terhadap 20 orang responden yang tidak termasuk dalam jumlah sampel
ukur dari satu kali pengukuran. Rumus yang digunakan adalah metode Kuder
Richardson-20 (KR-20) yang berguna untuk mengetahui reliabilitas dari seluruh tes
untuk item pernyataan yang menggunakan jawaban benar (ya=1) atau salah (tidak=0)
dan diuji melalui program komputerisasi dengan hasil 0,77. Metode Harga r 11 dengan
rumus KR-20 harus lebih tinggi dari tabel product moment agar dapat disimpulkan
bahwa instrument tersebut realiabel. Instrumen dikatakan reliable apabila r hitung (r11) >
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin dari institusi
pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan surat izin dari
lokasi penelitian yaitu Puskesmas Medan Johor. Setelah mendapatkan surat izin
tentang tujuan, manfaat dan prosedur pengisian kuesioner pada calon responden.
diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti apabila ada hal-hal yang kurang
jelas dalam pengisian kuesioner. Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan
beberapa tahap yaitu Editing yaitu memeriksa kembali kesalahan atau kekurangan
data. Coding (pemberian kode) yaitu memberikan kode tertentu secara berurut dengan
kategori yang sama pada masing-masing lembaran kuesioner yang diberikan pada
responden sehingga memiliki arti tertentu ketika dianalisis. Data entry (pemasukan
responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) kedalam program computer.
pembersihan data dengan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada
Analisa data dalam penelitian ini adalah analisa univariate (analisa deskriptif)
yaitu suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data
dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel untuk melihat gambaran Implementasi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Johor. Data yang telah terkumpul dan disajikan dalam bentuk
BAB 5
implementasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di
wilayah kerja Puskesmas Medan Johor. Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 10
April-7 Juni 2018. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan tujuan untuk
menggambarkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga
Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Wilayah kerja
Puskesmas Medan Johor. Jumlah responden yaitu 99 orang. Dari penelitian ini
terakhir, pekerjaan dan penghasilan yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Karakteristik Responden n %
Pendidikan Terakhir
SD 2 2
SMP 4 4
SMA 60 61
Diploma/Sarjana 33 33
Pekerjaan
PNS/POLRI/TNI 6 6
Pegawai Swasta/Wiraswasta 31 31
Petani/Buruh 1 1
Pensiunan 1 1
Ibu Rumah Tangga 60 61
Penghasilan
< Rp 1.900.000 12 12
Rp 2.000.000 - Rp 2.500.000 20 20
Rp 2.600.000 - Rp 3.500.000 35 36
>Rp 3.500.000 32 32
kelompok umur 36-45 tahun yaitu 37 (38%). Gambaran pendidikan responden yang
responden yaitu sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 60 (61%) dan sebagian
yaitu 12 (12%).
5.1.2 Gambaran Implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
kategori yaitu dilakukan seluruhnya, dilakukan sebagian dan tidak dilakukan. Untuk
tatanan rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Medan johor sebagian besar
5.1.3 Gambaran Implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Berdasarkan
Indikator PHBS.
Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga yang telah memenuhi 10
indikator PHBS yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi bayi
ASI Eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci
tangan dengan air dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
nyamuk di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan
wilayah kerja Puskesmas Medan johor sebagian besar melakukan seluruh indikator
PHBS. Adapun indikator yang dilakukan seluruhnya yang mencapai nilai minimal
capaian PHBS (70%) adalah mencuci tangan dengan air dan menggunakan sabun,
memberantas jentik nyamuk dirumah sekali seminggu, menggunakan air bersih dan
menggunakan jamban sehat. Sedangkan indikator PHBS yang belum mencapai nilai
minimum capaian PHBS adalah melakukan aktivitas setiap hari, tidak merokok di
Tabel berikut ini menampilkan hasil distribusi frekuensi dan persentase PHBS
Dari tabel 5.1.3.1 diperoleh data mengenai jawaban responden terhadap item
untuk indikator PHBS menggunkan air bersih, mencuci tangan menggunakan air dan
sabun, menggunkan jamban sehat dan memberantas jentik nyamuk di rumah sekali
seminggu. Sedangkan jawaban tidak terbanyak adalah melakukan aktivitas fisik, tidak
5.2 Pembahasan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Wilayah kerja
Puskesmas Medan Johor dilakukan seluruhnya yaitu 87 (88%). Hal ini juga dapat
terbanyak yaitu SMA 60 (61%). Hurlock (2002) mengatakan bahwa semakin tinggi
semakin baik. Hidayat (2005) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
tentang PHBS
aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara berbagai faktor diantaranya
faktor internal meliputi karakteristik orang yang bersangkutan dan faktor eksternal
meliputi bagian dari lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik.
target rumah tangga minimal ber-PHBS adalah 70%. Berdasarkan hal tersebut
telah mencapai nilai target rumah tangga ber-PHBS yaitu dilakukan seluruhnya 88%.
Hal ini beralasan, bila dilihat dari kesadaran masyarakat tentang pentingnya PHBS
yaitu meliputi persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
Eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap
hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah (Depkes
RI, 2009).
ditolong oleh tenaga kesehatan. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Kunoli
memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan ibu dan anak. Persalinan yang aman
adalah persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan seperti dokter atau bidan.
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya (Depkes RI, 2009). Sejak tahun 2015, penekanan persalinan
kesehatan. Oleh karena itu, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-
kesehatan. Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada
tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong
terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu. Demikian pula dengan
menunjukkan bahwa 61 (62%) keluarga melakukan pemberian ASI Eksklusif. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Kunoli (2012) yang menyatakan bahwa masyarakat
terutama ibu nifas sudah memiliki kesadaran akan pentingnya ASI. Air Susu Ibu
(ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI
yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan
dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan
mineral). ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga
pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum
berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga. Hari keempat
sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih
sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna
susu lebih putih. Selain mengandung zatzat makanan, ASI juga mengandung zat
penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan menganggu enzim di usus. Susu
rutin di posyandu akan terlihat perkembangan berat badan balita apakah naik atau
tidak. Manfaat penimbangan balita setiap bulan diposyandu adalah untuk mengetahui
apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan
badan 2 bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (bawah
garis merah) dan dicurigai gizi buruk, ibu balita mendapatkan penyuluhan gizi untuk
Puskesmas Medan Johor menggunakan air bersih yang diperoleh dari PDAM, sumur
pompa dan beberapa melalui sumur gali. Sebagian keluarga tidak memasak air hingga
mendidih dikarenakan keluarga mengkonsumsi air kemasan isi ulang. Hal tersebut
sejalan dengan Data dari Statistik Kesejahteraan Rakyat tahun 2016, Badan Pusat
Statistik secara nasional menunjukkan sumber air utama yang paling banyak
digunakan rumah tangga untuk minum adalah air kemasan dan sumur terlindung,
untuk memasak sumber air utama yang digunakan yaitu sumur terlindung/tak
terlindung dan sumur bor/pompa, sedangkan sumber air utama yang digunakan
rumah tangga untuk mandi, mencuci, dll, adalah air dari sumur terlindung/tak
berdasarkan sumber air minum, khususnya pada air kemasan. Di lain pihak, rumah
tangga yang memiliki sumber air minum melalui sumur dan lainnya seperti sungai
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
air minum wajib menjamin air minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan.
Dalam hal ini penyelenggara air minum diantaranya adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta,
Indikator PHBS mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun
pada hasil penelitian ini dilakukan seluruhnya oleh keluarga sebanyak 89 (90%) dan
dilakukan sebagian 10 (10%). Keluarga mencuci tangan saat sebelum dan sesudah
makan. Keluarga sadar dan tahu bahwa mencuci tangan dapat mencegah penularan
penyakit. Hal ini sejalan dengan penelitian Novianti (2014) bahwa responden
mengaku berperilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sehingga perilaku
ini sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Keluarga mencuci
jamban sebagai tempat BAB/BAK. Mulai tahun 2015 definisi rumah tangga yang
memiliki akses sanitasi layak adalah apabila fasilitas sanitasi yang digunakan
memenuhi syarat kesehatan, antara lain dilengkapi dengan jenis kloset leher angsa
atau plengsengan dengan tutup dan memiliki tempat pembuangan akhir tinja tangki
(septic tank) atau Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dan merupakan fasilitas
buang air besar yang digunakan sendiri atau bersama (Kemenkes RI, 2017).
lainnya sebagai tempat pembuangan kotoran dan tinja mengalami penurunan. Dan
sebagian besar masyarakat Sumatera Utara telah memiliki jamban leher angsa dan
jentik nyamuk dirumah dengan menguras bak mandi dan membuang sampah setiap
hari. Hal ini sejalan dengan penelitian Novianti (2014) bahwa masyarakat mengaku
mandi dan penggunaan obat anti nyamuk. Memberantas jentik nyamuk dengan
seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang. Menutup rapat-rapat tempat
penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang
yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik kresek dan lain-
lain. Plus menghindari gigitan nyamuk yaitu menggunakan kelambu ketika tidur,
memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk (Depkes RI, 2009).
Hal ini karena pentingnya pemenuhan serat dan masih murah untuk didapatkan di
pasar. Setiap anggota rumah tangga sebaiknya mengkonsumsi minimal 3 porsi buah
dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari
sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral. Manfaat vitamin yang ada
di dalam sayur dan buah adalah vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata,
vitamin D untuk kesehatan tulang, vitamin E untuk kesuburan dan awet muda,
pada keluarga. Hal ini diketahui berdasarkan kategori dilakukan seluruhnya dengan
jumlah 50 (51%), dilakukan sebagian yaitu 37 (37%) dan tidak dilakukan 12 (12%).
Hal ini disebabkan oleh karena faktor pekerjaan. Berdasarkan data dari Kecamatan
aktivitas fisik (olah raga) yang teratur masih rendah oleh karena kesibukan pekerjaan
berat sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk berolah raga. Sebagian
aktivitas fisik setiap hari seperti mencuci, dan melakukan pekerjaan rumah lainnya.
Menurut Depkes RI (2009), Aktivitas fisik bisa berupa kegiatan sehari-hari yaitu,
berjalan kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel
lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan dan bisa berupa olahraga , yaitu push
up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat
beban/berat.
setiap hari diantara indikator PHBS lainnya yang belum mencapai nilai capaian
minimum keluarga ber-PHBS. Hal ini karena sebagian ibu rumah tangga tidak
menegur anggota keluarga yang merokok di dalam rumah. Di dalam rumah juga
tersedia asbak rokok yang di gunakan oleh ayah maupun tamu yang berkunjung. Hal
ini sejalan dengan penelitian kunoli (2012) yang menyatakan bahwa distribusi
merokok dalam dirumah cukup tinggi oleh karena masyarakat terutama perokok
tangga ada anggota keluarga yang merokok di dalam rumah. Meskipun sudah
mengerti bahwa di dalam satu puntung rokok yang diisap mengandung bahan kimia
berdampak pada persentase perokok. Di Jawa Tengah persentase merokok setiap hari
bagi penduduk umur diatas 10 tahun secara nasional, sebanyak 24,3%. Prevalensi
perokok saat ini 30,7% dengan rerata jumlah rokok yang dihisap 8,9 batang per hari.
Penduduk yang merokok 83,8% juga merokok di dalam rumah ketika bersama
BAB 6
6.1 Kesimpulan
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Johor pada tangga 10 April – 7 Juni 2018 dengan jumlah
seluruhnya oleh keluarga 88% dan sudah mencapai nilai capaian minimal keluarga
tangan dengan air bersih dan sabun 89 (90%), memberantas jentik nyamuk di rumah
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 75 (76%), dan menimbang balita setiap
bulan 74 (74%). Sedangkan indikator yang belum memenuhi nilai capaian PHBS
adalah makan buah dan sayur setiap hari 67 (68%), memberi ASI Eksklusif 61 (62%),
tidak merokok di dalam rumah 52 (52%) dan melakukan aktivitas fisik setiap hari 50
(51%).
6.2 Saran
pengetahuan dan wawasan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di bidang
keperawatan komunitas.
apa saja indikator PHBS yang sudah tercapai dan yang belum mencapai nilai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga dengan
DAFTAR PUSTAKA
Atikah Proverawati, Eni Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika
Badan Pusat Statistik. (2016). Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2016. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
Departemen Kesehatan RI. (2009). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Tangga. Diakses pada tanggal 20 November 2017. Melalui
(Http://www.promkes.depkes.go.id)
Dermawan, A.C., dan Setiawati, S.(2008). Proses Pembelajaran dalam Pendidikan
Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media
Dewi & Wawan. (2011). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika
Dinas Kesehatan Provsu. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun
2012.Medan
Dinas Kesehatan Provsu. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun
2013.Medan
Hartono. (2010). Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta: Rineka
Cipta
Irawati, Erna & Wahyuni. (2011). Gambaran Karakteristik Keluarga tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di
Desa Karangasem Wilayah Kerja Puskesmas Tanon II Sragen. Jurnal Ilmu
Kesehatan. 8,41-749
Kementerian Kesehatan RI. (2007). Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas. (Online), (http://www.depkes.go.id)
Kementerian Kesehatan RI. (2009). UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana dan Pengawasan Kualitas
Air Minum. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional Ke-48.
(Online), (Http://www.depkes.go.id)
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
33/MENKES/PER/2012 tentang ASI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2012.
Medan: http://www.depkes.go.id
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Laporan Akuntabilitas Kementerian Kesehatan
RI. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Buku Panduan Germas. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI.(2016). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
(Online), (Http://www.depkes.go.id)
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Permenkes No 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
(Online), (Http://www.depkes.go.id)
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Warta Kesmas, Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat. Jakarta
Kunoli, Firdaus J & Putu Candriasih. (2012). Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga dan di Sekolah di Kecamatan
Pangi Kabupaten Pangi Moutong. Jurnal Kesehatan Masyarakat Diunduh
Pada 17 Oktober 2017 dari www.jurnalunismuhpala.org
Lubis, A. A. (2014). Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Desa
Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Bahi Selatan.
Dibuka Pada Tanggal 16 Oktober 2017 dari http://Repository.usu.ac.id
Maryunani. (2017). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Cv. Trans Info
Media
Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Novianti & SRI. (2014). Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Jurnal kesehatan Komunitas Indonesia vol 10.
Diunduh Pada Tanggal 16 Oktober 2017 dari https://scholar.google.co.id
Nurhajati, Nunun. (2015). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat
Desa Samir dalam Maeningkatkan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Publiciana
di Unduh pada Tanggal 20 Juli 2018 dari https://scholar.google.co.id
Nursalam. (2016). Metologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Polit & Beck. (2012). Resource Manual for Nursing Research, Generating and
Assessing Evidence for Nursing Practice. Ninth Edition. USA : Lippincott
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
Riskesdas. (2007). Laporan Provinsi Jawa Tengah. Dibuka Pada Tanggal 10 Juli
2018 dari www.litbang.depkes.go.id
Sarudji. Didik. (2010). Kesehatan Lingkungan. Bandung: KPD Bandung
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Syaukani, dkk. (2004). Otonomi dalam Kesatuan. Yogyakarta: Yogya Pustaka
Usman, Sunyoto. (2004). Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar
2017 2018
No. Uraian Kegiatan
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust
Mengajukan judul penelitian dan
1.
penyusunan Bab 1
2. Menyusun Bab 2
3. Menyusun Bab 3
4. Menyusun Bab 4
5. Menyerahkan proposal penelitian
6. Sidang proposal penelitian
7. Revisi proposal penelitian
8. Uji validasi instrumen
9. Uji etik penelitian
10 Uji reliabilitas instrumen
11 Analisis hasil ujian reliabilitas
12 Revisi instrumen berdasarkan hasil uji
13 Pengumpulan data responden
14 Analisis data
15. Penyusunan laporan
16. Sidang akhir penelitian
17. Perbaikan laporan akhir
18. Penyusunan manuskrip
Penyerahan laporan dan manuskrip yang
19.
telah disetujui pembimbing
Medan, ……………….2018
Peneliti
(Marna Ulina)
(INFORMED CONCENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah saya membaca lembar penjelasan penelitian, maka saya menyatakan
yang dilakukan oleh mahasiswi Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Nama : MarnaUlina
NIM : 141101090
Johor”
sebagaimana mestinya.
Medan, 2018
Responden
( )
3. Pekerjaan : PNS/POLRI
Wiraswasta/Pegawai
Pensiunan
Ibu Rumah Tangga
4. Penghasilan : Rp 1.900.000
Rp. 2.000.000 – Rp. 2.500.000
Rp. 2.600.000 – Rp. 3.500.000
Rp. 3.500.000
Umur
17-25 tahun 4 4
26-35 tahun 34 3
36-45 tahun 37 38
46-55 tahun 19 19
56-65 tahun 5 5
Pendidikan terakhir
SD 2 2
SMP 4 4
SMA 60 61
Sarjana/Diploma 33 33
Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI 6 6
Wiraswasta/Pegawai Swasta 31 31
Petani/Buruh 1 1
Pensiunan 1 1
Ibu rumah tangga 60 61
Penghasilan
<Rp 1.900.000 12 12
Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000 20 20
Rp 2.600.000 – Rp 3.500.000 35 36
>Rp 3.500.000 32 32
Tabel Persentase Implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
Tatanan Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor
Hasil Ukur Frekuensi (n) Persentase (%)
Tidak dilakukan 1 1
Dilakukan sebagian 11 11
Dilakukan seluruhnya 87 88
2. Pelaksanaan Penelitian
Nama Jumlah Harga Satuan Total
KR20 0.779
KR21 0.716
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2
6 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
9 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
10 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2
11 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2
12 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
13 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2
14 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
15 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
18 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2
20 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
22 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
23 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2
24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
25 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2
26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
27 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2
28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1
29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2
30 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
32 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2
A. IDENTITAS
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Umur
Pendidikan terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
IMPLEMENTASI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent