Anda di halaman 1dari 80

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG

VAKSIN COVID-19 PADA ANAK USIA REMAJA


DI SMP NEGERI 1 ANDONG

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :
Bagus Putro Pamungkas
NIM S18009

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM


SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2022
ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala
rahmat, karunia, hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Gambaran
Tingkat Pengetahuan Tentang Vaksin Covid-19 Pada Anak Usia Remaja di
SMP Negeri 1 Andong” yang disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan mencapai gelar sarjana keperawatan di Universitas Kusuma Husada
Surakarta.
penulisan skripsi ini banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi.
Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar biasa dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan ini, penulis
mengucapkan rasa hormat dan terima kasih atas bimbingan, saran, bantuan, dan
dukungan moral atau spiritual kepada yang terhormat :
1. Ns. Setiyawan, M.Kep., selaku Rektor Universitas Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Kusuma Husada
Surakarta.
3. Ns. Yunita Wulandari, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Kusuma Husada Surakarta.
4. Ns. Noerma Shovie Rizqiea, M.Kep., selaku dosen pembimbing yang
memberikan bimbingan dan arahan baik materi dan motivasi selama
penyusunan skripsi.
5. Ns. Erlina Windyastuti, M.Kep., selaku dosen penguji sidang hasil skripsi
saya yang sudah meluangkan waktunya dan memberi saran serta masukan
dalam sidang hasil skripsi saya.

iv
6. Segenap Dosen Prodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners serta Civitas
akademik Universitas Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan
ilmu, bimbingan serta mendukung proses dalam pembelajaran pada penulis.
7. Ns. Innez Karunia Mustikarani, M.Kep., selaku Wali Kelas S18A yang telah
banyak memberikan bimbingan dan motivasi selama saya menempuh
perkuliahan di Universitas Kusuma Husada Surakarta.
8. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Andong yang telah memberikan izin,
mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi.
9. Keluarga saya terutama kedua orang tua tercinta Ayah Hardiman dan Ibu Siti
Aminah yang telah memberikan doa, dukungan moral dan material dalam
penyusunan skripsi ini serta selalu memberikan semangat untuk pantang
menyerah.
10. Pengurus dan Alumni HIMIKA (Himpunan Mahasiswa Ilmu Keperawatan)
Universitas Kusuma Husada Surakarta terimakasih atas ilmu yang bermanfaat
selama saya mengikuti organisasi kemahasiswaan.
11. Responden yang telah bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini.
12. Semua pihak yang telah memberikan memberikan bantuan, dukungan dan
semangat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga dengan doa, dukungan, dan nasehat
yang telah diberikan, dapat bermanfaat bagi penulis untuk menjadi orang yang
lebih baik, dan semoga dengan disusunnya skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Surakarta, 4 Januari 2022

(Bagus Putro Pamungkas)

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................ii
SURAT PERNYATAAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................xi
ABSTRAK........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Teori...................................................................................8
2.1.1 Covid-19................................................................................8
2.1.2 Vaksin Covid-19....................................................................15
2.1.3 Remaja...................................................................................23
2.1.4 Pengetahuan...........................................................................26
2.2 Kerangka Teori..................................................................................34
2.3 Keaslian Penelitian............................................................................35

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................38
3.2 Populasi dan Sampel.........................................................................38
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................42
3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran.....................42
3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data....................................43
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................46
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data..............................................47
3.8 Etika penelitian..................................................................................50

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Hasil Analisis Univariat....................................................................52
4.1.1 Karakteristik Responden.......................................................52
4.1.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden.........................53

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden...................................................................54
5.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden....................................56
vi
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan........................................................................................61
6.2 Saran..................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


Tabel
2.1 Keaslian Penelitian 35
3.1 Jumlah Siswa Kelas 7 dan 8 39
3.2 Jumlah Proporsi Minimal Setiap Kelas 41
3.3 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran 43
4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia 52
4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis 53
Kelamin
4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat 53
Pengetahuan Tentang Vaksin Covid-19

viii
DAFTAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Gambar
2.1 Kerangka Teori 34
5.1 Tingkat Pengetahuan Responden 56

ix
DAFTAR

Nomor Keterangan
Lampiran
1. Usulan Topik Penelitian (F.01)
2. Surat Pernyataan Pengajuan Judul Skripsi (F.02)
3. Surat Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan (F.04)
4. Surat permohonan Ijin Studi Pendahuluan Kepala SMP Negeri 1
Andong
5. Surat balasan Studi Pendahuluan Kepala SMP Negeri 1 Andong
6. Lembar Oponent Ujian Proposal Skripsi (F.05)
7. Lembar Audience Ujian Proposal Skripsi (F.06)
8. Lembar Notulensi Ujian Proposal Skripsi (F.07)
9. Surat Permohonan Ijin Ethical Clearance
10. Surat Pengantar Permohonan Ijin Ethical Clearance
11. Surat Keterangan Layak Etik
12. Surat Pengajuan Ijin Penelitian (F.08)
13. Surat Permohonan Ijin Penelitian Kepala SMP Negeri 1 Andong
14. Surat Balasan Ijin Penelitian Kepala SMP Negeri 1 Andong
15. Surat Permohonan Untuk Berpartisipasi Sebagai Responden
16. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)
17. Kuesioner Penelitian
18. Hasil Jawaban Kuesioner Responden
19. Hasil Output SPSS
20. Lembar Konsultasi
21. Perijinan Kuesioner
22. Dokumentasi

x
DAFTAR

3M : Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak


Badan POM : Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan
Covid-19 : Corona Virus Disease 2019
Dinkes : Dinas Kesehatan
ITAGI : Indonesian Technical Advisory Group on Immunization
KIPI : Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia MERS : Middle East Respiratory Syndrome
mRNA : Messenger RNA
PPKM : Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
Sars-Cov 2 : Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
UNICEF : United Nations International Children'sEmergency Fund
WHO : World Health Organization

xi
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2022

Bagus Putro Pamungkas

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG VAKSIN


COVID-19 PADA ANAK USIA REMAJA DI SMP NEGERI 1
ANDONG

Abstrak

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang


disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Upaya yang dapat dilakukan untuk memutus mata rantai
penyebaran Covid-19 yaitu dengan cara melakukan vaksinasi Covid-19. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui karakteristik responden dan gambaran tingkat
pengetahuan tentang vaksin Covid-19 pada anak usia remaja di SMP Negeri 1
Andong.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif observasional dengan pendekatan
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa/siswi SMP Negeri 1 Andong kelas
7 dan 8 Tahun Ajaran 2020/2021 sebanyak 458 siswa. Hasil perhitungan sampel
didapatkan 82 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster
sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan
tentang vaksin Covid-19 yang sudah diuji validitas dan reliabilitas oleh peneliti
sebelumnya.
Hasil penelitian karakteristik responden adalah sebagian besar berusia
remaja awal di rentang usia 11-13 tahun sebanyak 66 responden (80,5%) dan
sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 44 responden (53,7%).
Gambaran tingkat pengetahuan tentang vaksin Covid-19 pada anak usia remaja di
SMP Negeri 1 Andong adalah sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan
cukup yaitu sebanyak 74 responden (90,2%). Tingkat pengetahuan yang cukup
disebabkan oleh kurangnya informasi yang didapatkan oleh responden tentang
vaksin Covid-19.

Kata Kunci : Covid-19, Pengetahuan, Siswa SMP, Vaksin Covid-19


Daftar Pustaka: 43 (2011-2022)

xii
NURSING STUDY PROGRAM OF UNDERGRADUATE PROGRAMS
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2022

Bagus Putro Pamungkas

DESCRIPTION OF THE LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT THE


COVID-19 VACCINE IN ADOLESCENT AGE CHILDREN AT SMP
NEGERI 1 ANDONG

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) is an infectious disease caused by


Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2
is a new type of unidentified coronavirus in humans. Two variants of coronavirus
could cause severe symptoms: Middle East Respiratory Syndrome (MERS) and
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 vaccination is an effort to
prevent the spread of Covid-19. This study aimed to determine the characteristics
of respondents and description of the knowledge level of the Covid-19 vaccine in
adolescent students at SMP Negeri 1 Andong.
The type of research was quantitative observational with a descriptive
approach. The population was students in grades 7 and 8 at SMP Negeri 1
Andong by 458 students in the 2020/2021 Academic Year. The sampling used a
cluster sampling technique with 82 respondents. The research instrument applied
a valid and reliable questionnaire on the knowledge level about the Covid-19
vaccine.
The research results on the respondents' characteristics obtained that 66
respondents (80.5%) were in early adolescence by 11-13 years old, and 44
respondents (53.7%) were women. The research on the knowledge level of the
Covid-19 vaccine in adolescent students at SMP Negeri 1 Andong explained that
74 respondents (90.2%) had moderate knowledge. It was generated by the
respondent's lack of information about the Covid-19 vaccine.

Keywords : Covid-19, Knowledge, Middle High School Students, Covid-19 Vaccine


Bibliography : 43 (2011-2022)

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit infeksi

yang disebabkan oleh corona virus jenis baru yang ditemukan pada tahun

2019 yang selanjutnya disebut Sars-Cov 2 (severe acute respiratory

syndrome coronavirus 2). Virus ini berukuran sangat kecil (120-160 nm)

yang utamanya menginfeksi hewan termasuk diantaranya adalah kelelawar

dan unta. Saat ini penyebaran dari manusia ke manusia sudah menjadi sumber

penularan utama sehingga penyebaran virus ini terjadi sangat agresif.

Penularan penyakit ini terjadi dari pasien positif Covid-19 melalui droplet

yang keluar saat batuk dan bersin (Han, 2020).

Angka kejadian Covid-19 di dunia setiap harinya selalu bertambah.

Berdasarkan data yang didapat pada tanggal 20 November 2021 sebanyak

155.324.963 juta kasus dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 5.127.696

kasus yang tersebar didunia. Tingkat kejadian kasus Covid-19 di Indonesia

jumlah kasus positif sebesar 4.252.705 kasus dengan kasus meninggal sebesar

143.714 kasus dan di provinsi Jawa Tengah sebesar 485.979 kasus dengan

kasus meninggal sebesar 30.186 kasus (Satuan Tugas Penanganan Covid-19,

2021a). Di Boyolali kasus positif sebesar 24.580 kasus dengan kasus

meninggal 1.407 kasus (Dinkes Boyolali, 2021).

1
2

Pemerintah berupaya melakukan berbagai cara untuk mengendalikan

pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menghimbau masyarakat untuk

mematuhi protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan

Menjaga jarak). Untuk mendukung program pemerintah dalam upaya

pengendalian Covid-19. Selain menerapkan protokol kesehatan, pemerintah

juga melakukan intervensi dengan melakukan vaksinasi kepada masyarakat

sebagai bagian dari upaya mencegah dan mengendalikan meluasnya

penyebaran virus Covid-19 (Mahayaty, 2020).

Remaja merupakan salah satu orang yang dapat membawa penyebaran

virus Covid-19 dibanding kelompok usia lainnya. Remaja merupakan

kelompok rentan dan sangat sulit untuk dideteksi jika mengalami virus ini.

Oleh karena itulah remaja juga perlu dilakukan vaksinasi. Vaksin diharapkan

mampu menurunkan angka kematian dan penularan Covid-19 pada remaja

(Windiyati & Feby, 2021).

Vaksinasi merupakan pemberian vaksin ke dalam tubuh manusia yang

bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap suatu

penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar oleh penyakit maka akan

mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan. Apabila

cakupan vaksinasi tinggi dan merata di suatu daerah maka akan terbentuk

kekebalan kelompok (herd immunity). Kekebalan kelompok inilah yang

menyebabkan proteksi silang, dimana seseorang yang tidak divaksinasi risiko

tertular penyakit dari orang sekitarnya menjadi kecil dan tetap sehat karena

masyarakat lainnya di lingkungan tersebut sudah mendapatkan vaksin. Hal ini


3

menunjukan bahwa vaksinasi dengan cakupan yang tinggi dan merata

sangatlah penting (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).

Vaksin Covid-19 merupakan salah satu terobosan pemerintah untuk

melawan dan menangani Covid-19. Tujuan dari vaksinasi Covid-19 adalah

untuk mengurangi penyebaran Covid-19, menurunkan angka kesakitan dan

kematian yang disebabkan oleh Covid-19, mencapai kekebalan dan

melindungi masyarakat dari Covid-19. Tidak hanya dari segi kesehatan

vaksin Covid-19 diharapkan juga dapat meningkatkan perekonomian negara

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam konferensi

pers secara virtual terkait perpanjangan Pemberlakuan pembatasan kegiatan

masyarakat (PPKM) bahwa Indonesia telah melakukan penyuntikan vaksin

Covid-19 dosis pertama sebanyak 94 juta orang, jumlah tersebut membawa

Indonesia menjadi peringkat ke 5 di dunia. Capaian tersebut lebih rendah dari

China 1,10 miliar orang , India 670,86 juta orang, Amerika Serikat 216,27

jutaorang dan Brazil 153,36 juta orang yang telah melakukan vaksin Covid-

19 dosis pertama (Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 2021b). Kementerian

kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization

(ITAGI) dengan dukungan United Nations International Children's

Emergency Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO)

melakukan survei nasional tentang penerimaan Covid 19 hasil penelitian

didapatkan sebaran provinsi paling tinggi tingkat penerimaan vaksin yaitu

75% berada di Papua, Jawa, dan Kalimantan sedangkan provinsi paling


4

rendah tingkat penerimaan vaksin yaitu 25% berada di Aceh, Sumatera,

Sulawesi, dan Maluku (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020).

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang banyak isu negatif yang

tersebar terkait vaksinasi, seperti masyarakat meragukan keamanan vaksin

(45%), keraguan terhadap efektivitas vaksin (22%), ketidakpercayaan

terhadapvaksin (13%), kekhawatiran adanya efek samping seperti demam dan

nyeri (12%) dan alasan keagamaan (8%). Sehingga membuat orang-orang

merasa takut untuk melakukan vaksin. Berdasarkan hal tersebut sangat

penting pengetahuan tentang vaksin Covid-19 (Windiyati & Feby, 2021).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Arumsari et al., 2021)

menjelaskan bahwa dari 12 pernyataan seputar penerimaan vaksin Covid-19,

sebanyak 9 penyataan direspon secara negatif, diantaranya : vaksin tidak

aman (54,1%), tidak mampu menekan penyebaran Covid-19 (59,5%), ragu

terhadap efektivitas vaksin (42,6%), ragu vaksin halal (50%), manusia tidak

memerlukan vaksin (58,1%), virus corona akan hilang jika berserah pada

Tuhan (52,0%), tindakan pencegahan saja sudah mampu menekan virus

(47,3%), virus dapat disembuhkan dengan jamu/rimpang-rimpangan (48,0%),

pandemi Covid-19 merupakan propaganda dan konspirasi (51,4%),

Pemerintah Indonesia tidak mampu mengatasi pandemi dengan baik (57,4%).

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Andong

pada bulan November 2021 kepada Wakil Kepala Sekolah bahwa terdapat

kurang lebih 30 siswa belum melakukan vaksin Covid-19. Alasan belum

melakukan vaksin Covid-19 diantaranya siswa belum berumur 12 tahun, saat


5

dilakukan vaksinasi terdapat siswa yang tidak dalam kondisi fit dan terdapat

siswa yang takut untuk divaksin. Selain itu peneliti juga melakukan

wawancara kepada 10 siswa secara acak dan didapatkan bahwa 5 siswa

bersedia di vaksin karena untuk persyaratan pembelajaran tatap muka, 3 siswa

mengatakan tidak mengetahui tentang vaksin Covid-19 dan 2 siswa

mengatakan sebelum divaksin mereka merasa takut karena isu negatif tentang

vaksin Covid-19.

1.2 Rumusan Masalah

Terjadinya Covid-19 pada remaja salah satunya disebabkan karena

kurang menerapkan protokol kesehatan. Selain menerapkan protokol

kesehatan pemerintah juga melakukan program vaksinasi untuk mencegah

penularanvirus Covid-19. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, umur, faktor lingkungan dan

faktor sosial budaya. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Tingkat

Pengetahuan Tentang Vaksin Covid-19 Pada Anak Usia Remaja Di SMP

Negeri 1 Andong ?”.


6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Vaksin Covid-19 Pada Anak

Usia Remaja Di SMP Negeri 1 Andong.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik responden.

2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang vaksin Covid-19

pada anak usia remaja di SMP Negeri 1 Andong.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

responden tentang vaksin Covid-19.

1.4.2 Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi acuan

dalam melakukan identifikasi terhadap pengetahuan tentang vaksin

Covid-19.

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pustaka, terutama

terkait dengan pengetahuan tentang vaksin Covid-19.


7

1.4.4 Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumber referensi untuk

meningkatkan kualitas pendidikan mengenai vaksin Covid-19.

1.4.5 Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data

dan atau acuan bagi peneliti selanjutnya dalam melaksanakan

penelitian sejenis yang lebih lanjut seperti memberikan intervensi.

1.4.6 Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

peneliti mengenai vaksin Covid-19.

1.4.7 Bagi Puskesmas

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan program dan

masukan pada pelayanan kesehatan seperti Puskesmas untuk

menginformasikan tentang vaksin Covid-19.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Covid-19

1. Definisi Covid-19

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory

Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2

merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah

diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis

coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat

menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS) (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang

menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia

biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan,

mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut

Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini

terutama menyebar di antara orang-orang melalui tetesan

pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan

8
9

hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2

dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga

jam (Gorbalenya et al., 2020).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang dapat menyebabkan infeksi

saluran pernapasan.

2. Manifestasi Klinis Covid-19

Manifestasi klinis pasien Covid-19 memiliki spektrum yang

luas, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan,

pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis.

Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau sedang, 13,8%

mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam

keadaan kritis. Berapa besar proporsi infeksi asimtomatik belum

diketahui. Viremia dan viral load yang tinggi dari swab

nasofaring pada pasien yang asimptomatik telah dilaporkan

(Susilo et al., 2020).

Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2

menunjukkan gejala-gejala pada sistem pernapasan seperti

demam, batuk, bersin, dan sesak napas. Berdasarkan data 55.924

kasus, gejala tersering adalah demam, batuk kering, dan fatigue.

Gejala lain yang dapat ditemukan adalah batuk produktif, sesak


1

napas, sakit tenggorokan, nyeri kepala, mialgia/artralgia,

menggigil, mual/muntah, kongesti nasal, diare, nyeri abdomen,

hemoptisis, dan kongesti konjungtiva. Lebih dari 40% demam

pada pasien Covid-19 memiliki suhu puncak antara 38,1-39°C,

sementara 34% mengalami demam suhu lebih dari 39°C (Susilo

et al., 2020).

Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang

atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu

>38°C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai

dengan sesak memberat, fatigue, myalgia, gejala gastrointestinal

seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien

timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan

secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis

metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi

sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien,

gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.

Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian

kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal (PDPI, 2020).

3. Tanda dan Gejala Covid-19

Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala

gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.

Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang

14 hari. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan


1

pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan

kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada

sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus

mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan

infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Kementerian Kesehatan

RI, 2020).

Gejala yang muncul akibat Covid-19 yaitu seperti infeksi

akut saluran napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan

demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa sputum), anoreksia,

malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala.

Pasien tidak membutuhkan suplementasi oksigen. Pada beberapa

kasus pasien juga mengeluhkan diare dan muntah. Pasien Covid-

19 dengan pneumonia berat ditandai dengan demam, frekuensi

pernapasan >30x/menit, distres pernapasan berat, dan saturasi

oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatri dapat

muncul gejala-gejala yang atipikal (Susilo et al., 2020).

4. Penularan Covid-19

Pada Desember 2019, rumah sakit di kota Wuhan, Cina,

mulai didatangi pasien dewasa dengan gejala sindrom pernapasan

akut yang parah tanpa diketahui penyebabnya. Kasus-kasus awal

umumnya adalah orang terpapar makanan laut dari toko Huanan.

Tim surveillance mengambil sampel dari saluran pernapasan

pasien dan dikirim ke laboratorium rujukan untuk dicari


1

penyebabnya. Pada 7 Januari 2020, diketahui virus ini adalah

coronavirus yang memiliki 10 kemiripan mencapai 95% dengan

coronavirus dari kelelawar dan sekitar 70% dengan SARS-CoV.

Sampel yang berasal dari lingkungan restoran makanan laut

Huanan juga positif hal ini menunjukkan bahwa sumber

penularan bukan dari hewan hidup di pasar namun sudah terjadi

dari manusia ke manusia yang lain (Hairunisa & Amalia, 2020).

Penularan virus covid-19 ini terjadi dari pasien positif

Covid-19 melalui droplet yang keluar saat batuk dan bersin. Akan

tetapi diperkirakan juga bahwa virus ini menyebar dari orang

yang tidak bergejala namun hasil pemeriksaan menunjukkan

positif Covid-19. Selain itu, telah diteliti bahwa virus ini dapat

hidup pada media aerosol (yang dihasilkan melalui nevulizer)

selama setidaknya 3 jam (Susilo et al., 2020). Penularan dari

manusia ke manusia terbatas (pada kontak erat dan petugas

kesehatan) ditemukan di China maupun negara lain. Penularan

Covid-19 diperkirakan sama dengan kejadian Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS) sebelumnya yaitu penularan manusia ke

manusia terjadi melalui droplet dan kontak dengan benda yang

terkontaminasi (Kementerian Kesehatan RI, 2020).


1

5. Pencegahan Covid-19

Menurut (Kementerian Kesehatan RI, 2020), Tindakan

pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di

pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah

pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi:

a. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer

jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun

jika tangan terlihat kotor.

b. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut.

c. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan

mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu

buanglah tisu ke tempat sampah.

d. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan

melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker.

e. Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami

gejala gangguan pernapasan.

Sedangkan menurut (Gunawan & Yulita, 2020), tindakan

pencegahan Covid-19 yang bisa dilakukan antara lain :

a. Lebih rajin mencuci tangan. World Health Organization

(WHO) menyebutkan, cuci tangan adalah langkah awal yang

efektif mencegah segala macam penyakit, seperti infeksi

saluran pencernaan dan penyakit pernafasan.


1

b. Sadar akan kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih

menjadi salah satu tolak ukur akan pengembangan suatu

penyakit. Masyarakat Indonesia diminta agar tetap menjaga

kesehatan diri sendiri dan keluarga dengan terus berperilaku

hidup bersih dan sehat seiring dengan kasus virus Corona.

c. Mengubah pola makan sehat. Menurut World Health

Organization (WHO), ada beberapa cara pencegahan virus

Corona melalui makanan. Contohnya dengan menghindari

konsumsi makanan cepat saji dan lebih sering memasak di

rumah.

d. Rajin olahraga. Tak dapat dipungkiri, semenjak virus

Corona masuk Indonesia banyak orang yang rutin melakukan

olahraga. Hal ini guna meningkatkan daya tahan tubuh dan

mencegah dari berbagai serangan penyakit.

e. Berdoa. Tak sedikit orang yang mengunggah kalimat doa

selama merebaknya virus Corona. Meski belum ada

penelitian yang menyatakan bahwa doa dapat mencegah virus

Corona.
1

2.1.2 Vaksin Covid-19

1. Definisi Vaksin Covid-19

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa

mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang

dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin

mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein

rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila

diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan

spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu (Permenkes,

2017).

Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu upaya

pemerintah Indonesia dalam menangani masalah Covid-19.

Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk menciptakan kekebalan

kelompok (herd immunity) agar masyarakat menjadi lebih

produktif dalam menjalankan aktivitas kesehariannya

(Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Vaksin

Covid-19 adalah produk biologi yang berisi antigen yang

diberikan kepada seseorang untuk menciptakan kekebalan tubuh

dari virus Covid-19.

2. Tujuan Vaksin Covid-19

Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu upaya

pemerintah Indonesia dalam menangani masalah Covid-19.


1

Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk menciptakan kekebalan

kelompok (herd immunity) agar masyarakat menjadi lebih

produktif dalam menjalankan aktivitas kesehariannya

(Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk mengurangi

transmisi/penularan Covid-19, menurunkan angka kesakitan dan

kematian akibat Covid-19, mencapai kekebalan kelompok di

masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari

Covid-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.

Kekebalan kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan

vaksinasi tinggi dan merata di seluruh wilayah. Upaya

pencegahan melalui pemberian program vaksinasi jika dinilai dari

sisi ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya, apabila dibandingkan

dengan upaya pengobatan (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020).

3. Efek Samping Vaksin Covid-19

Menurut (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020), efek samping

yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19 hampir sama

dengan vaksin yang lain. Beberapa gejala tersebut antara lain:

a. Reaksi lokal, seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat

suntikan dan reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis.

b. Reaksi sistemik seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh

(myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, dan sakit

kepala.
1

c. Reaksi lain, seperti alergi misalnya urtikaria, edema, reaksi

anafilaksis, dan syncope (pingsan).

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Covid-19 di Indonesia

sejauh ini memiliki gejala efek samping masih dalam kategori

ringan dan tidak berbahaya. Laporan yang diterima Komnas

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) antara lain pegal, nyeri di

tempat suntikan, kemerahan, lemas, demam, mual, perubahan

nafsu makan (Lidiana et al., 2021).

4. Jenis-jenis Vaksin Covid-19

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah

menetapkan 7 vaksin Covid-19 yang akan digunakan dalam

program vaksinasi guna memutus rantai penyebaran virus Covid-

19 di Indonesia, yaitu (Kementerian Kesehatan RI, 2020) :

a. Vaksin AstraZeneca

Vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca adalah vaksin vector

adenoviral rekombinan. Dikutip dari Very Well Health,

vaksin rekombinan menggunakan sebagian kecil materi

genetik dari patogen, seperti SARS-CoV-2, untuk memicu

respon imun. Umumnya bagian tertentu dari virus dapat

menjadi sasaran dan vaksin ini umumnya aman digunakan

pada populasi orang yang besar bahkan mereka yang

memiliki masalah kronis atau orang dengan gangguan

kekebalan.
1

b. Vaksin Sinopharm

Vaksin Covid-19 Sinopharm memanfaatkan virus Corona

yang sudah dimatikan atau sering disebut dengan inactived

vaccine. Vaksin ini diklaim menjadi yang pertama di dunia

yang menunjukan imunogenisitas dan keamanan yang sangat

bagus. Dikutip dari New York Times, jenis vaksin Covid-19

Sinopharm bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan

tubuh untuk membuat antibodi melawan virus corona SARS-

CoV-2. Antibodi menempel pada protein virus, seperti yang

disebut lonjakan protein yang menempel di permukaanya.

c. Vaksin Moderna

Vaksin Covid-19 Moderna menggunakan messenger RNA

(mRNA). Virus corona memiliki struktur seperti spike di

permukaan yang disebut protein S. Vaksin mRNA Covid-19

memberi petunjuk kepada sel tentang cara membuat bagian

protein S yang tidak berbahaya. Setelah vaksinasi, sel mulai

membuat potongan protein dan menampilkannya pada

permukaan sel. Sistem kekebalan tubuh akan mengenali

bahwa protein tidak termasuk di sana dan mulai membangun

respon kekebalan tubuh dan membuat antibodi.

d. Vaksin Pfizer

Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dinamakan BNT162b2

dan berbasis teknologi messenger RNA (mRNA). Vaksin ini


1

menggunakan gen sintesis yang mudah diciptakan, sehingga

bisa diproduksi lebih cepat dibandingkan teknologi biasa.

Virus yang tidak aktif ini menyebabkan sakit tetapi mengajari

sistem imun untuk memberikan respon perlawanan. Dengan

mRNA, tubuh tidak disuntik virus mati maupun dilemahkan,

melainkan disuntik kode genetik dari virus tersebut. Hasilnya,

tubuh akan memproduksi protein yang merangsang respon

imun.

e. Vaksin Sinovac

Vaksin Covid-19 Sinovac bekerja untuk menguatkan sistem

kekebalan tubuh sehingga antibodi dapat melawan virus

corona. Vaksin ini dibuat dengan platform atau metode virus

yang telah dimatikan (inactived virus). Lewat cara ini

tersebut maka tubuh bisa belajar mengenali virus penyebab

Covid-19, SARS CoV-2, tanpa harus menghadapi resiko

infeksi virus. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis atau perlu

dua kali penyuntikan.

f. Vaksin Novavax

Novavax adalah perusahaan bioteknologi yang berbasis di

Maryland, Amerika Serikat yang mengambil pendekatan

tradisional untuk mengembangkan vaksin untuk melawan

Covid-19. Vaksin Novavax menggunakan spike protein yang

dibuat khusus yang meniru protein spike alami dalam virus


2

Covid-19. Dikutip dari Very Well Health, Vaksin ini bekerja

dengan memasukan protein yang memicu respon antibodi,

yang menghalangi kemampuan virus corona di masa depan

untuk mengikat sel dan mencegah infeksi. Protein tersebut

dikombinasikan dengan adjuvant Mtrix-m Novavax, yang

penting dalam meningkatkan respon imun yang ditimbulkan

oleh antigen protein.

g. Vaksin Covid-19 yang diproduksi PT Bio Farma

Vaksin Covid-19 yang diproduksi PT Bio Farma menjadi

salah satu jenis vaksin virus Covid-19 yang akan digunakan

di Indonesia. Dalam perkembangannya, PT Bio Farma telah

menerima sertifikat yang menyatakan fasilitas produksinya

layak untuk memproduksi vaksin Covid-19. Sertifikat cara

pembuatan obat yang baik (CPOB) atau good manufacturing

practice (GMP) ini resmi diberikan oleh Badan Pengawas

Obat-obatan dan Makanan (Badan POM) kepada PT Bio

Farma.

5. Tempat Pelaksanaan Vaksin Covid-19

Menurut (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020), pelayanan

Vaksinasi Covid-19 dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan

milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota atau milik masyarakat/swasta yang


2

memenuhi persyaratan. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang

melaksanakan Vaksinasi Covid-19 adalah sebagai berikut:

a. Puskesmas

b. Klinik.

c. Rumah sakit.

d. Unit pelayanan kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

(KKP).

Fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi pelaksana

pelayanan vaksinasi Covid-19 harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. Memiliki tenaga kesehatan pelaksana vaksinasi Covid-19.

b. Memiliki sarana rantai dingin sesuai dengan jenis Vaksin

Covid-19 yang digunakan atau sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang- undangan.

c. Memiliki izin operasional Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau

penetapan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.
2

6. Tahapan pelaksanaan Vaksin Covid-19 di Indonesia

Menurut (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020), menyatakan

bahwa tahapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia

dibagi menjadi 4 tahap yaitu :

a. Tahap 1 dengan pelaksanaan Januari-April 2021

Sasaran vaksinasi Covid-19 tahap 1 adalah tenaga kesehatan,

asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa

yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang

bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

b. Tahap 2 dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021

Sasaran vaksinasi Covid-19 tahap 2 adalah:

1). Petugas pelayanan publik yaitu Tentara Nasional

Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, aparat

hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang

meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal,

perbankan, perusahaan listrik negara, dan perusahaan

daerah air minum, serta petugas lain yang terlibat secara

langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2). Kelompok usia lanjut (≥ 60 tahun).

c. Tahap 3 dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022

Sasaran vaksinasi Covid-19 tahap 3 adalah masyarakat rentan

dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi.


2

d. Tahap 4 dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022

Sasaran vaksinasi Covid-19 tahap 4 adalah masyarakat dan

pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan klaster

sesuai dengan ketersediaan vaksin.

2.1.3 Remaja

1. Definisi Remaja

Menurut (Octavia, 2020), menyatakan bahwa

perkembangan remaja pada masa remaja awal dimulai pada saat

mulai matang secara seksual yaitu pada usia 12 tahun sampai 17

tahun dimana masa ini terjadi perubahan baik fisik maupun

psikologis yang cepat. Menurut World Health Organization

(WHO) remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa

kanak-kanak masa dewasa batasan usia remaja yaitu 12 hingga 24

tahun (Rohan & Siyoto, 2013).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa remaja

merupakan masa peralihan usia dari anak-anak menuju dewasa.

Batasan usia pada remaja dari 12-24 tahun yang berarti tumbuh

dengan kematangan fisik maupun psikologis.


2

2. Tahap Perkembangan Remaja

Menurut (Sarwono, 2016), ada 3 tahap perkembangan

remaja dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa:

a. Remaja Awal ( Early Adolescence)

Remaja dengan usia 11-13 tahun, mereka mulai

mengembangkan pikiran baru, sudah tertarik dengan lawan

jenis, memiliki kepekaan yang berlebihan ditambah dengan

ego yang masih tinggi. Pada masa ini remaja cenderung

berani mengutarakan keinginannya, pintar mengemukakan

pendapat dan akan mempertahankan pendapatnya. Sebagai

orang tua akan diartikan sebagai pembangkangan, mereka

tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Remaja ini

lebih senang berkumpul dengan teman sebayanya

dibandingkan bersama keluarga, mereka semakin berani

menentang tradisi maupun peraturan-peraturan.

b. Remaja Madya (Middle Adolescence)

Remaja dengan usia 14-16 tahun atau disebut juga

dengan remaja awal. Mereka sangat membutuhkan teman-

teman untuk bisa mencintai dirinya sendiri. Pada masa ini

remaja mengalami kebingungan karena ia tidak tahu harus

peka atau tidak peduli, ramai atau sendiri, optimis atau

pesimis. Remaja dengan labilnya emosi dan keinginan


2

mereka berkumpul dengan kelompok yang disukainya dan

membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.

c. Remaja Akhir (Late Adolescence)

Remaja dengan usia 17-21 tahun. Pada masa ini mereka

mulai menyadari bahwasanya mengkritik itu lebih mudah

daripada menghadapinya. Sikap, sifat minat, cita-cita akan

muncul pada fase ini dan remaja akan memiliki

keseimbangan antara kepentingan diri dengan orang lain.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut (Saputro, 2018), menyebutkan masa remaja

memiliki tugas perkembangan antara lain :

a. Menerima keadaan fisiknya sebagai suatu perubahan

b. Mampu mencapai kemandirian dari orang tua maupun figur-

figur orang dewasa dalam kebebasan hal emosionalnya

c. Dapat bergaul dengan teman sebaya maupun kelompok, serta

dapat mengembangkan komunikasi interpersonal

d. Dapat menemukan role model dalam kehidupanya

e. Mampu menerima dirinya sendiri dan mempunyai

kepercayaan atas kemampuan sendiri

f. Mampu mengendalikan diri atas dasar prinsip-prinsip atau

norma yang dianut yang bertanggung jawab

g. Mampu menyesuaikan diri lebih baik dibanding sebelumnya

dan meninggalkan sikap kekanak-kanakan.


2

Sedangkan tugas perkembangan yang harus diselesaikan

selama masa remaja menurut (Keliat & Pasaribu, 2016), sebagai

berikut :

a. Mencapai kemampuan membina hubungan yang lebih

dewasa dengan teman dari kedua gender.

b. Mencapai kemampuan dalam melaksanakan peran sosial

maskulin dan feminism.

c. Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan kehidupan

berkeluarga.

d. Menerima perubahan fisik dan menjaga tubuh secara efektif.

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang

dewasa lainnya.

f. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai

panduan dalam berperilaku.

g. Mempersiapkan diri untuk karir.

2.1.4 Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan

melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap

objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting

dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior (Donsu,

2017).
2

Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui

pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna

penginderaan terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan untuk

menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang

sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indera

penglihatan (Notoatmodjo, 2018).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan adalah salah satu dasar terbentuknya perilaku pada

seseorang, dengan memberikan pengetahuan atau informasi

terkait tujuan tertentu

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) dalam (Masturoh & Anggita,

2018), bahwa pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan tiap orang

akan berbeda beda tergantung dari bagaimana penginderaannya

masing-masing terhadap objek atau sesuatu. Secara garis besar

terdapat 6 tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo (2014)

dalam (Masturoh & Anggita, 2018), yaitu:


2

a. Tahu (know)

Pengetahuan yang dimiliki baru sebatas berupa mengingat

kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya, sehingga

tingkatan pengetahuan pada tahap ini merupakan tingkatan

yang paling rendah. Kemampuan pengetahuan pada tingkatan

ini adalah seperti menguraikan, menyebutkan,

mendefinisikan, menyatakan.

b. Memahami (comprehension)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini dapat diartikan

sebagai suatu kemampuan menjelaskan tentang objek atau

sesuatu dengan benar. Seseorang yang telah paham tentang

pelajaran atau materi yang telah diberikan dapat menjelaskan,

menyimpulkan, dan menginterpretasikan objek atau sesuatu

yang telah dipelajarinya tersebut.

c. Aplikasi (application)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini yaitu dapat

mengaplikasikan atau menerapkan materi yang telah

dipelajarinya pada situasi kondisi nyata atau sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen yang ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis yang dimiliki seperti dapat


2

menggambarkan (membuat bagan), memisahkan dan

mengelompokkan, membedakan atau membandingkan.

e. Sintesis (synthesis)

Pengetahuan yang dimiliki adalah kemampuan seseorang

dalam mengaitkan berbagai elemen atau unsur pengetahuan

yang ada menjadi suatu pola baru yang lebih menyeluruh.

Kemampuan sintesis ini seperti menyusun, merencanakan,

mengkategorikan, mendesain, dan menciptakan.

f. Evaluasi (evaluation)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini berupa kemampuan

untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Evaluasi dapat digambarkan sebagai proses

merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang

sangat diperlukan untuk membuat alternatif keputusan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) dalam (Wawan & Dewi,

2011), faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan sebagai

berikut :

a. Faktor Internal

1). Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju

kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk


3

berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan yang

diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal

yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola

hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan

serta dalam pembangunan. Pada umumnya semakin

tinggi Pendidikan seseorang semakin mudah menerima

informasi.

2). Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam

(2011) dalam (Wawan & Dewi, 2011), pekerjaan adalah

keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan.

Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang

menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga.


3

3). Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam

(2011) dalam (Wawan & Dewi, 2011), usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (2010)

dalam (Wawan & Dewi, 2011) semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

dipercaya dan orang yang belum tinggi kedewasaannya.

Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan

jiwa.

b. Faktor Eksternal

1). Lingkungan

Menurut Ann Mariner yang mengutip dari Nursalam

(2011) dalam (Wawan & Dewi, 2011), lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2). Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima

informasi.
3

3). Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) dalam (Masturoh & Anggita,

2018), Cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan

menjadi 2 yaitu :

a. Cara non-ilmiah atau tradisional

Cara yang biasa dilakukan oleh manusia saat sebelum

ditemukan cara dengan metode ilmiah. Cara ini dilakukan

oleh manusia pada zaman dulu kala dalam rangka

memecahkan masalah termasuk dalam menemukan teori atau

pengetahuan baru. Cara-cara tersebut yaitu melalui: cara coba

salah (trial and error), secara kebetulan, cara kekuasaan atau

otoritas, pengalaman pribadi, cara akal sehat, kebenaran

melalui wahyu, kebenaran secara intuitif, melalui jalan

pikiran, induksi dan deduksi.

b. Cara ilmiah atau modern

Cara ilmiah ini dilakukan melalui cara-cara yang

sistematis, logis dan ilmiah dalam bentuk metode penelitian.

Penelitian dilaksanakan melalui uji coba terlebih dahulu

sehingga instrumen yang digunakan valid dan reliabel dan

hasil penelitiannya dapat digeneralisasikan pada populasi.

Kebenaran atau pengetahuan yang diperoleh betul-betul dapat

dipertanggungjawabkan karena telah melalui serangkaian

proses yang ilmiah.


3

4). Pengukuran Pengetahuan

Menurut (Nursalam, 2016), pengetahuan seseorang dapat

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Pengetahuan Baik : 76 % - 100 %

b. Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 %

c. Pengetahuan Kurang : < 56 %


3

2.2 Kerangka Teori

Covid-19
- Pengertian
- Manifesta
si klinis
Usia - Tanda
Jenis Kelamin dan
gejala
- Penularan

Faktor yang Vaksin Covid-19


Keterangan :
mempengaru - Pengertian
hi - Tujuan Tingkat
:
pengetahuanYang diteliti - Pengetahuan
Efek samping pengetahuan : 1.
: Remaja
- Jenis-jenis Baik : 76%-100%
1. Faktor: Yang tidak diteliti
Internal Tentang
vaksin Covid- 2. Cukup : 56%-75%
- Pendidikan Vaksin
19 Covid- 3. Kurang : <56%
- Pekerjaan Gambar 2.1
- Tempat
- Usia Kerangkapelaksanaan
Teori
2. Faktor vaksin Covid-
Eksternal
Sumber : (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020),19 (Kementerian Kesehatan RI, 2020),
- Tahapan
pelaksanaan
(Masturoh & Anggita, 2018), (Nursalam, 2016), (Permenkes, 2017)
3

2.3 Keaslian Penelitian

Berdasarkan pengetahuan peneliti melalui penelusuran jurnal, didapatkan

penelitian yang mendukung penelitian yang akan dilakukan peneliti, sebagai

berikut :

Tabel 2.1
Keaslian Penelitian

Nama Penelitian Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian


Noer Febriyanti Hubungan Tingkat Penelitian Dari hasil penelitian ini,
(2021) Pengetahuan dan deskriptif dapat disimpulkan bahwa
Kesediaan Vaksinasi korelatif yang pengetahuan dan kesiapan
Covid-19 Pada Warga menggunakan warga Dukuh Menanggal
Kelurahan Dukuh teknik tentang vaksin Covid-19
Menanggal Kota purposive berada pada kategori baik.
Surabaya sampling Hasil signifikansi sebesar
0,000 (< 0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh pengetahuan
terhadap kesediaan
vaksinasi warga kelurahan
Dukuh Menanggal Kota
Surabaya.

Rahmat Fauzi Tingkat Pengetahuan penelitian ini Karakteristik responden


Hamdi (2021) Tentang Vaksinasi menggunakan meliputi responden
Covid-19 Sebagai metode terbanyak adalah berjenis
Pencegahan Covid-19 penelitian kelamin perempuan
Pada Siswa Mts Negeri kuantitatif dengan persentase 72%
1 Sumbawa Barat deskriptif dan responden dengan usia
dengan desain 14 tahun dengan
Cross Sectional persentase 54%. Analisa
data menggunakan aplikasi
pengolah angka, aplikasi
tersebut adalah Microsoft
Excel. Setelah analisis
dilakukan peneliti
mendapatkan hasil bahwa
tingkat pengetahuan
tentang vaksinasi Covid-19
pada siswa Mts Negeri 1
Sumbawa Barat adalah
69,74% termasuk kategori
Cukup. Dimana kategori
3

Baik (76%-100%),
kategori Cukup (56%-
75%) dan kategori Rendah
(<56%).

Setiyo Adi Nugroho Hubungan Tingkat Studi Hasil analisa data dengan
(2021) Pengetahuan Dan Self korelasional Spearman’s rho,
Efficacy Vaksinasi dengan didapatkan nilai r = 0,756
Covid-19 Pada pendekatan dan nilai p = 0,000.
Mahasiswa Fakultas cross sectional Berdasarkan hasil uji
Kesehatan Universitas statistic tersebut
Nurul Jadid didapatkan adanya
hubungan yang sangat kuat
dan berpola positif pada
tingkat pengetahuan
dengan self efficacy.
Kesimpulan dari penelitian
ini adalah terdapat
hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan
dengan self efficacy.

Nirwan (2021) Hubungan tingkat Penelitian ini Hasil penelitian ini


pengetahuan dan merupakan menunjukkan bahwa tidak
kecemasan masyarakat jenis penelitian terdapat hubungan yang
Terhadap Vaksinasi kuantitatif signifikan antara tingkat
Covid-19 Di desa puncak dengan pengetahuan masyarakat
indah kecamatan malili pendekatan dengan vaksinasi Covid-19
Kabupaten luwu timur cross sectional dengan p = 0.148 > α
Tahun 2021 dengan teknik (0.05), dan terdapat
total sampling hubungan yang signifikan
antara tingkat kecemasan
masyarakat dengan
vaksinasi Covid-19 p =
0.001 < α (0.05).

Windiyati (2021) Hubungan pengetahuan, Penelitian ini Hasil pengumpulan data


sikap dan perilaku dalam merupakan terhadap 129 responden
kesediaan Menerima jenis penelitian remaja di sekolah yang ada
vaksinasi Covid-19 pada kuantitatif di desa sungai raya
remaja (< 18 tahun) Di dengan analitik didapatkan sebagian dari
desa sungai raya, korelasi dengan responden 53
kecamatan sungai raya teknik orang(41,1%)
Kabupaten kubu raya purposive berpengetahuan baik dan
prov kalbar 2021 sampling sebagian dari responden 71
orang (55,5%) memiliki
sikap mendukung dan
sebagian dengan perilaku
positip dan terdapat
kesediaan menerima
3

vaksinasi covid-19 dengan


kesediaan tinggi yakni
51% Hasil analisis bivariat
didapatkan hasil bahwa
ada hubungan pengetahuan
dengan kesediaan P value
0,041, tidak ada hubungan
sikap dengan kesediaan
menerima P value -0,089
serta ada hubungan
perilaku dengan kesediaan
menerima vaksin Covid-
19. P value 0.03 di desa
sungai raya,kecamatan
sungai raya, kabupaten
kubu raya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif observasional dengan pendekatan

deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk

mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun

hasil konveksi (Notoatmodjo, 2012). Desain penelitian observasional

merupakan penelitian dimana peneliti tidak melakukan intervensi atau

perlakuan terhadap variabel (Masturoh & Anggita, 2018). Menurut

(Nursalam, 2016), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan

(memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting pada masa kini. Deskripsi

peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual

daripada penyimpulan. Penelitian ini akan mendeskripsikangambaran tingkat

pengetahuan tentang vaksin Covid-19 pada anak usia remaja di SMP Negeri 1

Andong.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2019).

38
3

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 1

Andong kelas 7 dan 8 tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 458

siswa.

Tabel 3.1
Jumlah siswa kelas 7 dan 8

No Kelas Jumlah Siswa


1 7A 34
2 7B 34
3 7C 34
4 7D 33
5 7E 33
6 7F 34
7 7G 34
8 8A 32
9 8B 32
10 8C 32
11 8D 32
12 8E 32
13 8F 31
14 8G 31
Total Siswa 458

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus representive (mewakili)

(Sugiyono, 2019).
4

Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan rumus Slovin (Riyanto & Hatmawan, 2020), yaitu :

n=1+𝑁(𝑒)
𝑁
2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Total populasi

e= Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel 10%.

Berdasarkan rumus Slovin diatas, maka jumlah sampel yang

dibutuhkan sebesar :

458
n=1+458 (10%)2

458
n= 1+458 (0,1)2

458
n= 1+458(0,01)

458
n= 1+4,58

458
n= 5,58

n= 82,078  jadi, besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah 82,078 dibulatkan menjadi 82 responden.


4

Dari jumlah besar sampel diatas, ditentukan jumlah proporsi

minimal setiap kelas sebagai berikut :

Tabel 3.2
Jumlah proporsi minimal setiap kelas

No Kelas Jumlah sampel


1 7A 34
X 82 = 6,087 = 6
458
2 7B 34
X 82 = 6,087 = 6
458
3 7C 34
X 82 = 6,087 = 6
458
4 7D 33
X 82 = 5,908 = 6
458
5 7E 33
X 82 = 5,908 = 6
458
6 7F 34
X 82 = 6,087 = 6
458
7 7G 34
X 82 = 6,087 = 6
458
8 8A 32
X 82 = 5,729 = 6
458
9 8B 32
X 82 = 5,729 = 6
458
10 8C 32
X 82 = 5,729 = 6
458
11 8D 32
X 82 = 5,729 = 6
458
12 8E 32
X 82 = 5,729 = 6
458
13 8F 31
X 82 = 5,550 = 5
458
14 8G 31
X 82 = 5,550 = 5
458
Total sampel 82

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling, yaitu

pengambilan sampel yang memberikan kesempatan atau peluang yang

sama kepada setiap individu dalam populasi tersebut untuk menjadi

sampel penelitian (Dharma, 2011). Salah satu teknik probability

sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cluster

sampling yaitu peneliti mengambil sampel secara random dilakukan


4

pada setiap cluster yang ada. Metode ini juga dapat diartikan sebagai

pengambilan sampel berdasarkan gugus (Dharma, 2011).

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di SMP Negeri 1 Andong.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 10 Februari 2022.

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

3.4.1 Variabel

Menurut (Sugiyono, 2019), variabel adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Variabel dalam

penelitian ini adalah tingkat pengetahuan tentang vaksin Covid 19.

3.4.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2014).


4

Tabel 3.3
Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Definisi
Variabel Alat Ukur Indikator Skala
Operasional
Tingkat Suatu Kuesioner Kategori : Ordinal
pengetahuan pemahaman tingkat 1. Pengetahuan
tentang vaksin yang dimiliki pengetahuan Baik : 41-54
Covid-19 oleh remaja tentang vaksin 2. Pengetahuan
terhadap vaksin Covid-19 Cukup : 30-40
Covid-19 3. Pengetahuan
tentang manfaat Kurang : < 30
vaksin Covid-
19, mengetahui
jumlah vaksin
Covid-19 yang
beredar di
Indonesia,
mengetahui efek
samping setelah
vaksinasi Covid-
19, dan
Pelaksanaan
vaksinasi Covid-
19 skala

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Alat penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan. Suatu

instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa

yang seharusnya diukur (Dharma, 2011). Kuesioner dalam penelitian

ini menggunakan jenis kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang

jawaban atau isinya sudah ditentukan, sehingga subjek tidak

memberikan respon-respon atau jawaban yang lain.


4

Kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner pengetahuan tentang

Vaksin Covid-19 dan vaksinasi Covid-19 Nasional untuk mengukur

tingkat pengetahuan dari responden, kuesioner yang dipakai yaitu dari

(Hamdi, 2021). Kuesioner tersebut berisi 18 pernyataan dengan

pernyataan favorable sejumlah 11 soal dan 7 pernyataan unfavorable.

Adapun penilaiannya sebagai berikut :

1. Pernyataan favorable merupakan pernyataan positif dari

pertanyaan alternatif jawaban yang diberikan adalah :

a. Sangat tahu bernilai 3

b. Tahu bernilai 2

c. Tidak tahu bernilai 1

2. Pernyataan unfavorable merupakan pernyataan negatif dari

pertanyaan alternatif jawaban yang diberikan adalah :

a. Sangat tahu bernilai 1

b. Tahu bernilai 2

c. Tidak tahu bernilai 3

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan 2 tahap dalam pengumpulan data

yaitu persiapan dan pelaksanaan antara lain:

1. Tahap Persiapan

a. Mengidentifikasi masalah, menentukan topik dan

mendiskusikan dengan pembimbing.


4

b. Prosedur administrasi, peneliti mengurus surat studi

pendahuluan penelitian di Prodi Sarjana Keperawatan

Universitas Kusuma Husada Surakarta untuk dilanjutkan ke

SMP Negeri 1 Andong dalam rangka untuk memperoleh ijin

penelitian.

c. Peneliti menyampaikan surat studi pendahuluan kepada

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Andong. Setelah mendapat

ijin studi pendahuluan kemudian melakukan pengambilan

data di SMP Negeri 1 Andong.

d. Melakukan penyusunan proposal dan melakukan konsultasi

secara bertahap dengan pembimbing sampai adanya

persetujuan untuk seminar proposal.

e. Melakukan ujian seminar proposal.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti mengajukan ethical clearance ke Komite Etik LPPM

Universitas Kusuma Husada Surakarta dan dinyatakan layak

etik dengan nomor 243/UKH.L.02/EC/I/2022

b. Peneliti telah mengurus ijin penelitian dan memberikannya ke

Kepala SMP Negeri 1 Andong.

c. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan penelitian

kepada calon responden secara langsung dengan tetap

memperhatikan protokol kesehatan yang ada dikarenakan

pandemi Covid-19.
4

d. Peneliti telah melakukan pengundian untuk mendapatkan

responden di satu kelas.

e. Peneliti telah memberikan informasi tentang penelitian dan

menerima kesediaan responden untuk terlibat dalam

penelitian.

f. Peneliti telah memberikan lembar persetujuan (Informed

Consent) kepada responden yang terpilih saat pengundian

untuk berpartisipasi dalam penelitian.

g. Peneliti telah memberikan kuesioner kepada responden untuk

di isi.

h. Setelah selesai mengisi kuesioner kemudian peneliti meminta

kepada responden untuk mengumpulkan kuesioner.

i. Tahap akhir peneliti membuat laporan penelitian.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Validitas merupakan suatu indikator yang menunjukan apakah

suatu alat ukur penelitian yang digunakan benar mengukur apa yang

diukur. Dalam melakukan penelitian perlu dilakukan uji korelasi

antara skor atau nilai setiap elemen pertanyaan dengan nilai skor total

kuesioner untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun peneliti

sudah mampu mengukur apa yang hendak diukur (Notoatmodjo,

2018). Untuk menentukan validitas ini suatu instrumen dilakukan


4

dengan meminta pendapat pakar pada bidang yang sedang diteliti.

Seorang pakar diminta menelaah dan menentukan apakah seluruh item

pertanyaan telah mencakup isi/konten dari suatu yang diteliti

(Dharma, 2011).

Instrumen ini sudah diuji validkan oleh peneliti sebelumnya

(Hamdi, 2021) pengetahuan tentang vaksin Covid-19 dan vaksinasi

Covid-19 Nasional dengan nilai r table 0,361 sehingga kuesioner

dinyatakan valid untuk dilakukan penelitian.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan

menggunakan alat yang sama (Notoatmodjo, 2018). Uji reliabilitas

instrumen ini, peneliti menggunakan Alpha Chronbach’s. Instrumen

dikatakan reliabel bila nilai alpha chronbach’s > r kriteria (0,60)

(Ghozali, 2015). Hasil uji reliabilitas yang digunakan oleh (Hamdi,

2021) didapatkan nilai alpha chronbach’s > r : 0,707.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah

penting untuk mendapatkan kesimpulan atau hasil dari masalah yang


4

diteliti. Data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan memerlukan

pengelolaan data terlebih dahulu sebelum dianalisis. Menurut

(Hidayat, 2014) dan (Notoatmodjo, 2014), pada proses pengolahan

data ada beberapa langkah yang harus dilalui, yaitu :

1. Editing

Kegiatan melakukan pengecekan kelengkapan, kejelasan,

relevansi dan konsistensi isi lembar observasi atau instrumen.

Dalam penelitian ini editing dilakukan oleh peneliti untuk

memeriksa lembar kuesioner yang digunakan untuk mengukur

tingkat pengetahuan dengan cara melihat dari lembar kuesioner

apakah responden sudah mengisi kuisioner semua.

2. Coding

Tahap ini merupakan sesuai proses penyusunan secara

sistematis data mentah kedalam bentuk yang mudah dibaca untuk

pengolahan data. Peneliti membuat kode untuk hasil penelitian

yang didapat agar pada saat pengolahan dapat dilakukan dengan

mudah. Berikut adalah kode dalam penelitian ini :

a. Usia

Kode 1 : Remaja awal (11-13 tahun)

Kode 2 : Remaja madya (14-16 tahun)

Kode 3 : Remaja akhir (17-21 tahun)

b. Jenis kelamin

Kode 1 : Laki-laki
4

Kode 2 : Perempuan

c. Tingkat pengetahuan

Kode 1 : Baik

Kode 2 : Cukup

Kode 3 : Kurang

3. Tabulating

Data yang dikelompokkan kedalam kategori yang telah

ditentukan dan dilakukan tabulasi kemudian diberikan kode untuk

kemudahan pengelolaan data. Proses tabulasi data meliputi :

a. Mempersiapkan tabel dengan kolom dan baris yang telah diisi

dengan cermat sesuai kebutuhan.

b. Menghitung banyaknya frekuensi untuk tiap kategori

jawaban.

c. Menyusun distribusi dan tabel frekuensi dengan tujuan agar

data dapat tersusun rapi, mudah dibaca dan dianalisis.

4. Entry data

Data yang telah terkumpul kemudian dimasukan dalam

program analisis dengan menggunakan perangkat komputer.

5. Cleaning

Kegiatan pengecekan data yang telah dimasukan untuk

diperiksa ada tidaknya kesalahan.


5

3.7.2 Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah analisis yang menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2018). Analisis univariat

dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin dan gambaran tingkat

pengetahuan tentang vaksin Covid-19 pada anak usia remaja di SMP

Negeri 1 Andong. Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi.

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian diperlukan untuk menghindari terjadinya tindakan yang

tidak etis dalam melakukan penelitian. Menurut (Hidayat, 2014), prinsip –

prinsip etika penelitian sebagai berikut :

1. Lembar Persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan berisi penjelasan mengenai penelitian yang

dilakukan, tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang diperoleh

responden, dan risiko yang mungkin terjadi. Pernyataan dalam lembar

persetujuan harus jelas dan mudah dipahami sehingga responden paham

penelitian yang dijalankan. Responden yang bersedia maka mengisi dan

menandatangani lembar persetujuan secara sukarela.

2. Anonimitas

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama

responden, tetapi lembar hanya diberi kode.


5

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan yaitu tidak akan menginformasikan data dan hasil

penelitian berdasarkan data individual, namun data dilaporkan

berdasarkan kelompok.

4. Beneficience & Non Maleficence

Prinsip ini menekankan untuk berbuat baik dan tidak merugikan

orang lain, memberikan manfaat yang maksimal dan risiko yang

minimal.

5. Justice

Keadilan merupakan prinsip dasar seseorang untuk

memperlakukan orang lain. Karena setiap partisipan memiliki hak yang

sama.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Analisis Univariat

Penelitian ini dilakukan pada Kamis 10 Februari 2022 di SMP Negeri 1

Andong Kelas 7 dan 8. Jumlah sampel sebanyak 82 sampel. Dalam penelitian

ini diperoleh informasi mengenai karakteristik responden mengenai usia dan

jenis kelamin serta gambaran tingkat pengetahuan tentang vaksin Covid-19

pada anak usia remaja di SMP Negeri 1 Andong didapatkan hasil sebagai

berikut :

4.1.1 Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan usia adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia (n=82)

Usia Frekuensi (f) Persentase (%)


Remaja Awal
66 80,5
(11-13 Tahun)
Remaja Madya
16 19,5
(14-16 Tahun)
Remaja Akhir
0 0
(17-21 Tahun)
Total 82 100
Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 82

responden sebagian besar berusia remaja awal di rentang usia 11-

13 tahun dengan jumlah sebanyak 66 responden (80,5%).

52
53

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
(n=82)

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


Perempuan 44 53,7
Laki-laki 38 46,3
Total 82 100
Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 82

responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan

jumlah sebanyak 44 responden (53,7%).

4.1.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden

Hasil penelitian gambaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan

tentang vaksin Covid-19 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan
tentang vaksin Covid-19 (n=82)

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 8 9,8
Cukup 74 90,2
Kurang 0 0
Total 82 100
Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 82 responden

sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup dengan jumlah

sebanyak 74 responden (90,2%) tentang vaksin Covid-19.


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

5.1.1 Usia Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui

bahwa sebagian besar responden berusia remaja awal dengan rentang

umur 11-13 tahun sebanyak 66 responden (80.5%). Masa remaja

merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa, di

mana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi

reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan

perkembangan fisik, mental, maupun peran sosial (Adila et al., 2020).

Hal ini sesuai dengan pendapat (Simatupang, 2016), menyatakan

bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Pengalaman merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang dimana semakin tinggi usia maka semakin

banyak pula pengalamannya (Suprayitna et al., 2020).

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa

perkembangan fisik yang cepat dan mengalami pubertas di masa

remaja awal akan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dimana

usia sangat berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir

54
5

seseorang, dalam penelitian ini karena usia bertambah maka

pengetahuan juga bertambah. Usia responden telah mencapai remaja

menunjukkan bahwa responden telah mengalami beragam pengalaman

dalam proses kehidupannya.

5.1.2 Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui

bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan

sebanyak 44 responden (53.7%). Jenis kelamin adalah perbedaan

peluang, peran, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan

sebagai hasil konstruksi sosial dalam kehidupan berkeluarga dan

bermasyarakat (Tangkudung, 2014). Penelitian (Argista, 2021),

menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis

kelamin dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di

Sumatera Selatan dibuktikan hasil uji Chi-Square pvalue sebesar

0,411 (p> 0,05).

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kesetaraan

gender di era modern tidak ada pembatasan antara perempuan dan

laki-laki untuk mendapatkan informasi yang sama dari berbagai

sumber, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak yang sama

untuk mencari informasi tentang vaksin Covid-19. Semakin seorang

remaja tidak mengetahui tentang sesuatu hal terutama tentang vaksin

Covid-19, maka ia akan hidup dalam ketidaktahuannya dan tidak


5

menutup kemungkinan remaja tersebut bisa terpengaruh oleh isu-isu

negatif tentang vaksin Covid-19.

5.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden

100
90
80
70
60
Persenta

50
40
30
20
10
0
Baik Cukup
Tingkat Pengetahuan

Gambar 5.1
Tingkat Pengetahuan Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa

sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup

sejumlah 74 responden (90.2%), 8 responden (9,8%) memiliki tingkat

pengetahuan baik dan tidak ada remaja yang memiliki tingkat

pengetahuan kurang tentang vaksin Covid-19. Dari data tersebut

menunjukan bahwa jumlah responden dengan tingkat pengetahuan

cukup lebih banyak dibandingkan responden dengan pengetahuan

baik. Tingkat pengetahuan yang cukup bisa disebabkan oleh

kurangnya informasi yang didapatkan oleh responden tentang

pentingnya vaksin Covid-19 atau banyaknya berita “hoaks” yang


5

beredar dimasyarakat yang dapat menimbulkan kesalahpahaman

informasi di masyarakat.

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui

proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek

tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam

terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017).

Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari informasi yang

disampaikan oleh orang tua, guru, narasumber, dan media massa.

Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, pendidikan

merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat

dibutuhkan untuk pengembangan diri (Simatupang, 2016).

Informasi sangat mempengaruhi tingkat pengetahuanseseorang.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif

baru baginya terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut

(Simatupang, 2016).

Pengetahuan dan pemahaman terkait vaksin Covid-19 memang

tidak mudah. Perlu informasi dan data yang akurat tentang vaksin

Covid-19. Selain itu, setiap lembaga yang berwenang harus lebih

berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang benar dan

bermanfaat untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan


5

masyarakat. Sosialisasi yang kurang dapat menyebabkan masyarakat

tidak terlalu percaya akan vaksin Covid-19 (Nugrawati et al., 2021).

Hal ini sejalan dengan penelitian (Monayo, 2022), menjelaskan

bahwa sebagian besar pengetahuan responden di wilayah kerja

Puskesmas Suwawa Kabupaten Bone Bolango dan di wilayah kerja

Puskesmas Kota Tengah Kota Gorontalo memiliki pengetahuan cukup

sejumlah 70 responden (50%), 38 responden (27%) memiliki tingkat

pengetahuan baik dan 32 responden (23%) memiliki tingkat

pengetahuan kurang tentang vaksinasi covid 19.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Kartika et al., 2021),

menjelaskan bahwa terdapat beberapa responden memiliki

pengetahuan rendah hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya

responden yang tidak mengetahui apa itu vaksinasi, dan manfaat dari

vaksinasi tersebut untuk apa, hal ini disebabkan oleh kurangnya

responden tersebut terpapar informasi yang beredar tentang vaksin

Covid-19, baik melalui sosial media, media massa, maupun poster-

poster dan spanduk-spanduk tentang vaksin Covid-19 yang banyak

terpasang di berbagai tempat.

Hasil dari pengisian kuesioner tentang vaksin Covid-19 di SMP

Negeri 1 Andong sebagian besar tidak tahu pada pertanyaan terdapat

setidaknya 7 merek vaksin yang beredar resmi di Indonesia sebanyak

64 responden (78,0%), Vaksinasi nasional akan dilaksanakan dalam 4

tahap sebanyak 67 responden (81,7%) dan Vaksinasi nasional


5

dicanangkan akan dilaksanakan dari Januari 2021-Maret 2022

sebanyak 50 responden (61,0%). Hal ini disebabkan oleh kurangnya

informasi yang diterima oleh remaja. Meskipun demikian sebagian

besar responden telah mengetahui tentang manfaat dari vaksin Covid-

19 dan efek samping yang timbul setelah melakukan vaksin Covid-19.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Argista, 2021), menjelaskan

bahwa responden yang mengetahui cara kerja vaksin Covid-19

sebanyak 82%, responden tidak mengetahui apa yang diberikan pada

saat vaksinasi Covid-19 sebanyak 54,3%, sebanyak 78,4% responden

tidak mengetahui ada berapa jenis vaksin yang akan didistribusikan

oleh pemerintah di masyarakat, sebanyak 60,7% responden sudah

mengetahui berapa kali vaksin Covid-19 disuntikkan, sebanyak 74,1%

responden tidak mengetahui ada berapa tahap dalam pemberian vaksin

Covid-19 di Indonesia, sebanyak 90,2% responden sudah mengetahui

dimana tempat untuk mendapatkan vaksin Covid-19, sebanyak 58,6%

responden tidak mengetahui jika pemberian vaksin Covid-19 tidak

boleh dengan dua vaksin yang berbeda, sebanyak 61,4% responden

sudah mengetahui siapa yang menjadi prioritas dalam pemberian

vaksin Covid-19, sebanyak 61,8% responden sudah mengetahui apa

nama vaksin yang sudah disuntikkan di Indonesia dan sebanyak

66,8% responden tidak mengetahui bahwa vaksin Covid-19 belum

tersedia untuk anak-anak.


6

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa rendahnya

pengetahuan remaja tentang vaksin Covid-19 dapat dipengaruhi oleh

informasi yang beredar tentang vaksin Covid-19. Semakin banyak

informasi yang didapat remaja mengenai vaksin Covid-19 maka

semakin baik pula pengetahuan remaja tersebut.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran tingkat

pengetahuan tentang vaksin Covid-19 pada anak usia remaja di SMP Negeri 1

Andong dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan usia dan jenis

kelamin adalah sebagian besar berusia remaja awal di rentang usia 11-13

tahun dengan jumlah sebanyak 66 responden (80,5%) dan sebagian besar

berjenis kelamin perempuan dengan jumlah sebanyak 44 responden

(53,7%).

2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden

Gambaran tingkat pengetahuan tentang vaksin Covid-19 pada anak usia

remaja di SMP Negeri 1 Andong adalah sebagian besar memiliki tingkat

pengetahuan cukup dengan jumlah sebanyak 74 responden (90,2%) dan

memiliki tingkat pengetahuan baik dengan jumlah sebanyak 8 responden

(9,8%).

61
6

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi responden mengenai

vaksin Covid-19.

2. Bagi Keperawatan

Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi acuan dalam

melakukan identifikasi terhadap pengetahuan tentang vaksin Covid-19.

3. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini dapat menambah pustaka, terutama tentang vaksin Covid-

19.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat memperkuat ilmu pengetahuan sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

5. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data dan acuan bagi

peneliti selanjutnya dalam melaksanakan penelitian, seperti memberikan

intervensi kepada responden untuk meningkatkan pengetahuan tentang

vaksin Covid-19.

6. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai vaksin

Covid-19.
6

7. Bagi Puskesmas

Penelitian ini dapat memberikan program dan masukan pada pelayanan

kesehatan seperti Puskesmas untuk menginformasikan tentang vaksin

Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Adila, W., Rinjani, M., & Cinderela, P. (2020). Tingkat pengetahuan remaja
tentang personal hygiene. Journal of Psychological Perspective, 1(2), 59–66.
https://doi.org/10.47679/jopp.12492019

Argista, Z. L. (2021). Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di


Sumatera Selatan: Literature Review. In Jurnal Keperawatan (Vol. 13, Issue
3).

Arumsari, W., Desty, R., & Kusumo, W. (2021). Indonesian Journal of Health
Community Gambaran Penerimaan Vaksin COVID-19 di Kota Semarang
Info Articles. Indonesian Journal of Health Community 2, 2(1), 35-45-
undefined. http://e-journal.ivet.ac.id/index.php/ijheco

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:Trans


Infomedia.

Dinkes Boyolali. (2021). Monitoring data Covid-19.


Https://Dinkes.Boyolali.Go.Id/. https://dinkes.boyolali.go.id/covid19

Donsu, J. D. T. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :


Pustakabarupress.

Ghozali, I. (2015). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gorbalenya, A. E., Baker, S. C., Baric, R. S., Groot, R. J. De, Gulyaeva, A. A.,
Haagmans, B. L., Lauber, C., & Leontovich, A. M. (2020). The species and
its viruses – a statement of the Coronavirus Study Group.

Gunawan, C. I., & Yulita. (2020). Anomali Covid-19 : Dampak Positif Virus
Corona Untuk Dunia. Malang:CV IRDH.

Hairunisa, N., & Amalia, H. (2020). Review: penyakit virus corona baru 2019
(COVID-19). Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 3(2), 90–100.
https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2020.v3.90-100

Hamdi, R. F. (2021). Tingkat Pengetahuan Tentang Vaksinasi Covid-19 Sebagai


Pencegahan Covid-19 Pada Siswa Mts Negeri 1 Sumbawa Barat.

Han, Y. (2020). The transmission and diagnosis of 2019 novel coronavirus


infection disease ( COVID ‐ 19 ): A Chinese perspective.
https://doi.org/10.1002/jmv.25749
Hidayat, A. A. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Salemba medika.

Kartika, K., Suryati, I., & Paradisa, L. (2021). Hubungan Pengetahuan Dengan
Kesiapan Masyarakat Dalam Menerima Vaksin Covid 19 Di Puskesmas
Padang Laweh Kabupaten Sijunjung. 2, 323–328.

Keliat, & Pasaribu. (2016). Prinsip Dan Praktik Keperawatan Jiwa Stuart.
(Elsevier (Ed.); Edisi Indo). Elsevier Ltd.

Kemenkes RI Dirjen P2P. (2020). Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit Nomor Hk.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19). Kementerian Kesehatan RI, 4247608(021),
114. https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-
penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Petunjuk Teknis Pelaksanaan


Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19.
Kementerian Kesehatan RI, 2021, 1–157.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Coronavirus Disease (COVID-19).

Lidiana, Hanif Mustikasari, Krisnanda Aditya Pradana, & Andria Permatasari.


(2021). Gambaran Karakteristik Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi Covid-19
Pada Tenaga Kesehatan Alumni Universitas ’Aisyiyah Surakarta. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 19(Mei), 11–17.

Mahayaty, L. (2020). Penerapan 3M pada Anak DI Masa Pandemi Covid-19. 20.

Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :


Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Monayo, E. R. (2022). Pengetahuan Dan Minat Vaksinasi Covid-19 Masyarakat


di Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango. Jambura Nurisng Journal,
4.

Notoatmodjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2014). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Nugrawati, N., Qasim, M., Wijaya, A., Muhammad Adam, A., Ekawati, N.,
Amanah Makassar, S., & Muhammadiyah Sidrap Korespondensi penulis, S.
(2021). Tingkat pengetahuan masyarakat desa tellulimpoe kecamatan
marioriawa tentang vaksin covid-19. JOURNAL OF Community Health
Issues, 1(April), 33–40.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.


Jakarta, Salemba Medika.

Octavia, S. A. (2020). Motivasi Belajar Dalam Perkembangan Remaja.


https://books.google.co.id/books?id=QmrSDwAAQBAJ&printsec=frontcove
r&dq=motivasi+belajar+dalam+perkembangan+remaja&hl=jv&sa=X&redir
_esc=y#v=onepage&q=motivasi belajar dalam perkembangan
remaja&f=false

PDPI. (2020). pneumonia Covid-19 Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia.


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Permenkes. (2017). Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 12


tahun 2017 tentang Penyelenggaraan imunisasi.

Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif.


Yogyakarta : CV BUDI UTAMA.

Rohan, H. H., & Siyoto, S. (2013). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Saputro, K. Z. (2018). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.


Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17(1), 25.
https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i1.1362

Sarwono, S. W. (2016). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19. (2021a). Situasi virus COVID-19 di


Indonesia. Covid19.Go.Id. https://covid19.go.id/peta-sebaran

Satuan Tugas Penanganan Covid-19. (2021b). Soal Vaksinasi COVID-19,


Indonesia Bertengger di Peringkat 5 Dunia. Https://Covid19.Go.Id/.
https://covid19.go.id/p/berita/soal-vaksinasi-covid-19-indonesia-bertengger-
di-peringkat-5-dunia
Simatupang, N. (2016). Pengetahuan Cedera Olahraga Pada Mahasiswa Fakultas
Ilmu Keolahrgaan Universitas Negeri Medan. Jurnal Pedagogik
Keolahragaan, 02(01), 31–42.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suprayitna, M., Fatmawati, B. R., & AB, M. I. (2020). Gambaranpengetahuan


Dan Sikap Remaja Tentang Hiv/Aids Di Pondok Pesantren Assulami
Lombok Barat. Jurnal Ilmiah YARSI Mataram (JISYM), 10(2), 17–22.
website:http://Journal.stikesyarsimataram.ac.id%0AGAMBARANPENGET
AHUAN

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto,
R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Khie, L., Widhani, A., Wijaya,
E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, O. M., Yunihastuti,
E., Penanganan, T., New, I., … Cipto, R. (2020). Coronavirus Disease
2019 : Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus Disease 2019 : Review of
Current Literatures. 7(1), 45–67.

Tangkudung, J. P. M. (2014). Proses Adaptasi Menurut Jenis Kelamin dalam


Menunjang Studi Mahasiswa FISIP UNSRAT. Unsrat, III(4), 1–11.

Wawan, A., & Dewi, M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusi.Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika.

Windiyati, & Feby, F. (2021). Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku


Dalam Kesediaan Menerima Vaksinasi Covid-19 Pada Remaja (< 18 Tahun)
Di Desa Sungai Raya,Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya Prov
Kalbar 2021. 11, 105–112.

Anda mungkin juga menyukai