Disusun Oleh:
Mahfud. S.Kep.,MMR
Kontributor :
Mutiara Dewi Listiyanawati, S.Kep., M.Si.Med
Anafrin Yugistyowati M.Kep,Sp.Kep.,An
Ns. Sulistiyawati, M.Kep, Sp. Kep., An
Ns. Nindita Kumalawati Santoso, MNS
Ns. Fatma Siti Fatimah., S.Kep., MMR
Ns. Anggi Napida Anggraeni.,MMR
Ns. Brune Indah Yulitasari, MNS
Ns. Lia Endriyani., S.Kep., MSN
Ns. Zulpahiyana, S.Kep., MMR
Febrina Suci Hati.,MPH
Siti Arifah., M.Kes
Mahfud., MMR
1
BAB I
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN
PRAKTEK KETRAMPILAN KLINIK TERPADU (PKKT)
A. Pendahuluan
Pelaksanaan program Praktek Ketrampilan Klinik Terpadu (PKKT) adalah salah satu
program nyata dari Program Studi Ners Universitas Alma Ata dalam mempersiapkan
calon mahasiswa Profesi Ners yang kompeten dan profesional. Kegiatan pra profesi ini
dilaksanakandi laboratorium ketrampilan Universitas Alma Ata Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan pemantapan ketrampilan keperawatan bagi mahasiswa calon
peserta Profesi Ners sebelum melaksanakan jenjang Profesi Ners. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan metode evaluasi skills laboratorium oleh dosen pengampu masing –
masing departemen keperawatan yang terbagi dalam 9 bagian yakni praktek keperawatan
medikal bedah, keperawatan gawat darurat, keperawatan maternitas, keperawatan anak,
keperawatan jiwa, manajemen keperawatan, keperawatan gerontik,dan keperawatan
komunitas yang diintegrasikan dengan keperawatan keluarga.
2
Jumlah perawatan
Efisiensi Ruang
Rawat BOR,LOS, TOI
7 Keperawatan Penkes Keluarga dan Koor:Ns. Brune I.Y.,MNS
Komunitas Komunitas
dan Keluarga Askep Komunitas
(Prioritas&POA)
Askep Keluarga
8 Kep. Pengkajian Resiko Jatuh Koor: Siti Arifah., M.Kes
Gerontik Pengkajian Fungsional Tim: Ns. Nindita Kumalawati
Pengkajian Kognitif Santoso, MNS
3
D. Jadwal PKKT
ARI KURNIAWAN
DIHAN FAHRY* ALFIAN ZOHRI DARWATI RANGGA
Kep. Jiwa MUSTHOFA NIA JULYANTI UMAMIT
ARI KURNIAWAN
Rabu 22 ALFIAN ZOHRI DARWATI RANGGA
KMB MUSTHOFA NIA JULYANTI UMAMIT DIHAN FAHRY
1 februari 2017 A
08.45-09.45 ARI KURNIAWAN
DARWATI RANGGA
Kep. Anak MUSTHOFA NIA JULYANTI UMAMIT DIHAN FAHRY ALFIAN ZOHRY
4
GUNARTATIK
DHIAN CAHYANING
SAPTANINGTYAS EKA SUPRIHATIN EVITA RIZKY GANDA NUR ARGANTI EKA SUPRIHATIN
PAKARTI
Kep. Gerontik
11.00-11.10 11.10-11.20 11.20-11.30 11.30-11.40 11.40-11.50 11.50-12.00
NUR MAULINDA NURSYNTA
MISKIJAN FATIMA RUMADA RIA SONJA ANDINI RISMANIAR UNNU
FAJRIN KIMALAHA
Kep. Gadar
NUR MAULINDA NURSYNTA
FATIMA RUMADA RIA SONJA ANDINI RISMANIAR UNNU
FAJRIN KIMALAHA MISKIJAN
Kep. Jiwa
3 11.00-12.00 C NURSYNTA
FATIMA RUMADA RIA SONJA ANDINI RISMANIAR UNNU
KIMALAHA MISKIJAN NUR MAULINDA FAJRIN
KMB
FATIMA RUMADA RIA SONJA ANDINI RISMANIAR UNNU
MISKIJAN NUR MAULINDA FAJRIN NURSYNTA KIMALAHA
Kep. Anak
RIA SONJA ANDINI RISMANIAR UNNU
MISKIJAN NUR MAULINDA FAJRIN NURSYNTA KIMALAHA FATIMA RUMADA
Kep. Maternitas
RISMANIAR UNNU NUR MAULINDA
MISKIJAN NURSYNTA KIMALAHA FATIMA RUMADA RIA SONJA ANDINI
Kep. Gerontik FAJRIN
5
09.50-10.00 10.00-10.10 10.10-10.20 10.20-10.30 10.30-10.40 10.40-10.50
YUDA PRADANA PUJI RIYONO SRI WURYANI RETNO PUJIASTUTI JULI BUDIARTI DWI HARYATI
Kep. Gadar
PUJI RIYONO SRI WURYANI RETNO PUJIASTUTI JULI BUDIARTI DWI HARYATI
YUDA PRADANA
Kep. Jiwa
SRI WURYANI RETNO PUJIASTUTI JULI BUDIARTI DWI HARYATI
YUDA PRADANA PUJI RIYONO
5 09.50-10.50 E KMB
RETNO PUJIASTUTI JULI BUDIARTI DWI HARYATI
YUDA PRADANA PUJI RIYONO SRI WURYANI
Kep. Anak
JULI BUDIARTI DWI HARYATI
YUDA PRADANA PUJI RIYONO SRI WURYANI RETNO PUJIASTUTI
Kep. Maternitas
DWI HARYATI
YUDA PRADANA PUJI RIYONO SRI WURYANI RETNO PUJIASTUTI JULI BUDIARTI
Kep. Gerontik
11.00-11.10 11.10-11.20 11.20-11.30 11.30-11.40 11.40-11.50 11.50-12.00
EDI SUKOCO SULIS MARFUAH CAHYO BUDIAWAN ASMIRAH JAELANI NISFU SYABAN
Kep. Gadar
SULIS MARFUAH CAHYO BUDIAWAN ASMIRAH JAELANI NISFU SYABAN
Kep. Jiwa EDI SUKOCO
CAHYO BUDIAWAN ASMIRAH JAELANI NISFU SYABAN
KMB EDI SUKOCO SULIS MARFUAH
6 11.00-12.00 F
ASMIRAH JAELANI NISFU SYABAN
Kep. Anak EDI SUKOCO SULIS MARFUAH CAHYO BUDIAWAN
JAELANI NISFU SYABAN
Kep. Maternitas EDI SUKOCO SULIS MARFUAH CAHYO BUDIAWAN ASMIRAH
NISFU SYABAN
Kep. Gerontik EDI SUKOCO SULIS MARFUAH CAHYO BUDIAWAN ASMIRAH JAELANI
6
RATNA SARI ASWAR MALLAWA SALLY EKO IMAM KHOIRUDDIN
ISMINARWATI RATNA SARI
Kep. Maternitas SAPUTRA SANTOSO
ASWAR MALLAWA SALLY EKO IMAM KHOIRUDDIN
ISMINARWATI RATNA SARI ASWAR MALLAWA
Kep. Gerontik SAPUTRA SANTOSO
Senin, 27
12
Februari 2017 I 09.50-10.00 10.00-10.10 10.10-10.20 10.20-10.30 10.30-10.40 10.40-10.50
ROSIDA SOFIANA TIARA ADITYA NOVITA SARI HINDUN SOMADAYO SARI WATI NINGSI TASLIM NUR
08.45 – 09.45 MURTI ABDULAH
Kep. Gadar
TIARA ADITYA NOVITA SARI HINDUN SOMADAYO SARI WATI NINGSI TASLIM NUR
ABDULAH ROSIDA SOFIANA MURTI
Kep. Jiwa
NOVITA SARI HINDUN SOMADAYO SARI WATI NINGSI TASLIM NUR
ROSIDA SOFIANA MURTI TIARA SOFIANA ABDULLAH
KMB
7
HINDUN SOMADAYO SARI WATI NINGSI TASLIM NUR ROSIDA SOFIANA
TIARA SOFIANA ABDULLAH NOVITA SARI
Kep. Anak MURTI
SARI WATI NINGSI TASLIM NUR ROSIDA SOFIANA TIARA SOFIANA
NOVITA SARI HI NDUN SOMADAYO
Kep. Maternitas MURTI ABDULLAH
TASLIM NUR ROSIDA SOFIANA TIARA SOFIANA
NOVITA SARI HI NDUN SOMADAYO SARIWATININGSI
Kep. Gerontik MURTI ABDULLAH
13 09.50 – 10.50
J 09.50-10.00 10.00-10.10 10.10-10.20 10.20-10.30 10.30-10.40 10.40-10.50
SAMSI HARTONO RAMADHANIAH SIDIN INDRA JAYA
Kep. Gadar
ERNAWATI MAJID SAMSI HARTONO RAMADHANIAH SIDIN
SAMSI HARTONO
Kep. Jiwa
INDRA JAYA ERNAWATI MAJID SAMSI HARTONO
SAMSI HARTONO RAMADHANIAH SIDIN
KMB
RAMADHANIAH SIDIN INDRA JAYA ERNAWATI MAJID SAMSI HARTONO
Kep. Anak
RAMADHANIAH SIDIN INDRA JAYA ERNAWATI MAJID ERNAWATI MAJID
Kep. Maternitas
RAMADHANIAH SIDIN INDRA JAYA INDRA JAYA
ERNAWATI MAJID
Kep. Gerontik
8
E. Teknis Pelaksanaan
1. Mahasiswa wajib datang 15 menit sebelum ujian.
2. Ujian PKKT berupa evaluasi skill dalam bentuk OSCA.
3. Setiap satu skenario kasus yang diujikan memuat 1 ketrampilan pada tiap stase.
4. Setiap satu skenario ujian diberi waktu selama 8 menit.
5. Skema Alur Pelaksanaan PKKT adalah sebagai berikut:
Exammination
9
BAB II
MATERI PRAKTEK KETRAMPILAN KLINIK TERPADU (PKKT)
10
14. Melepas tourniquet.
15. Menyambung kanule jarum infus dengan selang infus
16. Mengeluarkan cairan infus dengan cara meneteskan
17. Mengobservasi reaksi klien baik verbal maupun non verbal.
18. Bila tetesan cairan infus lancar, pangkal jarum infus difiksasi dengan tepat.
19. Menutup pangkal jarum infus dengan kasa betadhine dan viksasi dengan plester
20. Bereskan alat
21. Lepas handscoen
22. Cuci tangan
TERMINASI:
1. Evaluasi hasil yang dicapai
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik danmengucap salam.
Dokumentasi
11
b. Laki-laki : supine
4. Letakkan bengkok diatas perlak
5. Pakai sarung tangan bersih
1. Bersihkan daerah meatus dengan antiseptic dan pinset
a. Wanita: pegang labia degan menggunakan jaritelunjuk dan ibi jari tangan kiri,
lalu sdikit ditarik keatas
b. Pria: Pegang daerah dibawah gland penis, preputium ditarik keatas.
2. Lepaskan sarung tangan bersih
a. Pakai sarung tangan steril
b. Pasang duk berlubang steril
c. Memberi jelly pada kateter/dimasukkan ke lubang uretra(pada pria)
d. Memasukkan kateter:
Wanita: Sepanjang 5-7 cm sampai urine keluar
Pria: Sepanjang 18-20 cm sampai urine keluar, tegakkan penis sampai sudut 900
e. Jika waktu memasukkan kateter terasa adanya tekanan jangan dilanjutkan.
f. Selama pemasangan kateter anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam
g. Isi ballon kateter dengan aquades sejumlah yang tertera pada kateter (10cc)
h. Tarik kateter sampai ada tahanan ballon
i. Pasang Urine bag
j. Fiksasi kateter dengan menggunakan plester
k. Gantung urine bag dengan posisi rendah daripada Vesica urinaria
3. Kembalikan posisi klien senyaman klien
4. Bereskan alat
5. Lepas sarung tangan
6. Cuci tangan
TERMINASI:
1. Evaluasi hasil yang dicapai
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan denga baik dan mengucap salam.
Dokumentasi
3. Perawatan Luka
Prosedur
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Menyiapkan alat yang diperlukan:
Alat Steril :
• Pinset anatomi
• Pinset cirurgis
• Gunting lancip
• Kom kecil
• Sarung tangan
12
• Kasa
Alat Tidak Steril :
• Gunting verban
• Plester/Balutan
• Bengkok
• Perlak
Bahan :
• NaCl 0,9%
• Bethadine
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontak
waktu)
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
TAHAP PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan steril
3. Plester dan balutan dibuka dengan menggunakan pinset apabila luka tertutup oleh
balutan
4. Lakukan pembersihan luka dimulai dengan :
Kaji status luka, apakah luka bersih atau kotor serta jenisnya.
Perawatan Luka Kotor*
Irigasi luka menggunakan NaCl jika diperlukan. Gunakan kasa steril yang dipegang
dengan pinset untuk melakukan pembersihan pada luka. Berikan betadine atau
softratule.
Perawatan Luka Bersih*
Gunakan kasa steril yang dipegang dengan pinset. Celupkan/diberi larutan NaCl
0,9%. Kemudian bersihkan luka sampai bersih dan lanjutkan dengan pengobatan
luka menggunakan bethadine atau sejenisnya.
5. Cuci Tangan
TERMINASI:
1. Evaluasi hasil yang dicapai
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan denga baik dan mengucap salam.
Dokumentasi
B. Keperawatan Anak
1. Pemberian Imunisasi
Prosedure imunisasi BCG
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Baca catatan klien
2. Menyiapkan alat yang diperlukan:
13
- Handscoen
- Kapas basah
- Spuit
- Vaksin BCG
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontak
waktu)
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privasi klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Cuci tangan pakai sarung tangan
2. Pastikan privacy klien terjaga
3. Menanyakan keluhan saat ini kepada ibu
4. Mempersiapkan vaksin yang akan diberikan dengan mendekatkan coldpack di meja
yang tidak terkena sinar matahari
5. Mengambil vaksin dari coldpack dan siapkan pelarut BCG. Sebelum pelarut
dimasukkan dalam ampul BCG kering, maka pelarut harus diupayakan diletakkan
dalam coldpack sehingga suhu pelarut sama dengan suhu BCG kering dalam ampul
6. Mematahkan ampul BCG kering dengan cara menggergaji leher ampul dengan
gergaji yang telah disediakan kemudian patahkan leher ampul dengan menggunakan
kassa agar vaksin BCG kering tidak tumpah
7. Menyedot pelarut dengan spuit 5cc, kemudian masukkan dalam ampul BCG kering
perlahan-lahan hingga semua pelarut masuk dalam ampul. Campur vaksin dengan
pelarut dengan cara ampul diputar salah satu arah di tempat yang datar secara
perlahan-lahan
8. Mengeluarkan spuit AD (auto disposible) dari bungkus plastik kemudian lepaskan
dan buka piston spuit dari paket atau lepaskan tutup plastiknya
9. Melepaskan tutup jarum tanpa menyentuh
10. Menusukkan jarum ke dalam ampul vaksin dan arahkan ujung jarum ke bagian
paling rendah dari dasar ampul
11. Menarik kembali piston untuk mengisi spuit. Piston secara otomatis akan berhenti
setelah melewati tanda 0,05 cc dan akan ada tanda klik.
12. Menarik jarum dari ampul. Untuk menghilangkan gelembung udara, pegang spuit
tegak lurus dan buka penyumbatnya, kemudian tekan dengan hati-hati tanda tutup
13. Menentukan tempat suntikan. BCG diberikan di daerah lengan kanan atas (insertion
musculus deltoideus )
14. Mendesinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas basah ( bukan kapas alkohol )
15. Menyuntikkan vaksin BCG secara intrakutan .Tegangkan kulit dengan ibu jari dan
jari telunjuk tangan kiri (tangan non dominan). Tusukkan jarum kedalam kulit
dengan lubang jarum menghadap ke atas dan jarum dengan permukaan kulit
membentuk sudut 15-200, kemudian kulit agak diangkat ke atas sampai muncul
gelembung di tempat penyuntikan. Hapus darah di lokasi penyuntikan dengan kapas
kering tanpa melakukan masase
14
16. Masukkan spuit dalam larutan klorin, hisap larutan klorin ke dalam spuit kemudian
masukkan dalam safety box
17. Memberitahukan pada ibu agar jangan melakukan masase pada tempat penyuntikan
18. Memberitahukan pada ibu bahwa 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan
kemerahan di tempat suntikan yang akan berubah menjadi pustula, kemudian pecah
menjadi luka tanpa perlu pengobatan , akan sembuh secara spontan dan
meninggalkan tanda parut, kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak
atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam
19. Membersihkan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan sampah kering dan
basah
20. Masukkan tangan pada wadah berisi larutan klorin 0.5%, bersihkan sarung tangan
dan lepaskan secara terbalik
21. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk
TERMINASI:
1. Mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan
2. Mengingatkan ibu waktu kunjungan ulang imunisasi
3. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku KIA / catatan imunisasi
Dokumentasi
15
dari paket atau lepaskan tutup plastiknya.
8. Melepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum dengan cara ’’piston bergerak ke
belakang dan ke depan hanya sekali, jangan menggerakkan piston jika tidak perlu
dan tidak mencoba menyuntikkan udara ke dalam botol vial karena akan merusak
spuit.
9. Menusukkan jarum ke dalam vial
10. Menarik kembali psiton untuk mengisi spuit. Piston secara otomatis akan berhenti
setelah melewati tanda 0,5 cc dan terdengar bunyi klik
11. Menarik jarum dari vial. Untuk menghilangkan gelembung udara, pegang spuit
tegak lurus dan buka penyumbatnya, kemudian tekan dengan hati-hati ke tanda
tutup.
12. Menentukan tempat suntikan di paha anterolateral di vastus lateralis
13. Mendesinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas basah (bukan kapas alkohol )
14. Menyuntikkan vaksin DPT –HB secara IM. Tegangkan kulit dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri. Tusukkan jarum ke dalam kulit membentuk sudut 900.Hapus
darah di lokasi penyuntikan dengan kapas kering
15. Memasukkan spuit ke dalam larutan klorin, hisap larutan klorin ke dalam spuit
kemudian masukkan dalam safety box.
16. Memberitahukan pada ibu tentang reaksi lokal yang mungkin timbul seperti rasa
sakit, kemerahan, dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang
terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari
17. Membereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan sampah kering dan
basah
18. Masukkan tangan pada wadah berisi larutan klorin 0,5%, bersihkan sarung tangan
dan lepaskan secara terbalik
19. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk
TERMINASI:
1. Mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan
2. Mengingatkan ibu waktu kunjungan ulang imunisasi
3. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku KIA / catatan imunisasi
Dokumentasi
16
waktu)
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privasi klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Cuci tangan pakai sarung tangan
2. Pastikan privacy klien terjaga
3. Menanyakan keluhan saat ini kepada ibu
4. Mempersiapkan vaksin yang akan diberikan dengan mendekatkan coldpack di meja
yang tidak terkena sinar matahari
5. Mengambil vaksin dari coldpack dan siapkan pelarut campak. Sebelum pelarut
dimasukkan dalam ampul campak kering, maka pelarut harus diupayakan
diletakkan dalam coldpack sehingga suhu pelarut sama dengan suhu kering dalam
ampul
6. Buka penutup karet vial kemudian desinfeksi karet dengan kapas basah
7. Menyedot pelarut dengan spuit 5cc, kemudian masukkan dalam ampul campak
kering perlahan-lahan hingga semua pelarut masuk dalam ampul. Campur vaksin
dengan pelarut dengan cara ampul diputar salah satu arah di tempat yang datar
secara perlahan-lahan
8. Mengeluarkan spuit AD (auto disposible) dari bungkus plastik kemudian lepaskan
dan buka piston spuit dari paket atau lepaskan tutup plastiknya
9. Melepaskan tutup jarum tanpa menyentuh
10. Menusukkan jarum ke dalam ampul vaksin dan arahkan ujung jarum ke bagian
paling rendah dari dasar ampul
11. Menarik kembali piston untuk mengisi spuit. Piston secara otomatis akan berhenti
setelah melewati tanda 0,05 cc dan akan ada tanda klik.
12. Menarik jarum dari ampul. Untuk menghilangkan gelembung udara, pegang spuit
tegak lurus dan buka penyumbatnya, kemudian tekan dengan hati-hati tanda tutup
13. Menentukan tempat suntikan. Campak diberikan di daerah lengan kiri atas
(insertion musculus deltoideus)
14. Mendesinfeksi tempat penyuntkan dengan kapas basah (bukan kapas alkohol)
15. Tegangkan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri (tangan non dominan).
Tusukkan jarum kedalam kulit dengan lubang jarum menghadap ke atas dan jarum
dengan permukaan kulit membentuk sudut 45-600, kemudian kulit agak diangkat ke
atas sampai muncul gelembung di tempat penyuntikan. Hapus darah di lokasi
penyuntikan dengan kapas kering tanpa melakukan masase
16. Masukkan spuit dalam larutan klorin, hisap larutan klorin ke dalam spuit kemudian
masukkan dalam safety box
17. Memberitahukan pada ibu agar jangan melakukan masase pada tempat penyuntikan
18. Memberitahukan pada ibu bahwa 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan
kemerahan di tempat suntikan yang akan berubah menjadi pustula, kemudian pecah
menjadi luka tanpa perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan
meninggalkan tanda parut, kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak
atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam
19. Membereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan sampah kering dan
17
basah
20. Masukkan tangan pada wadah berisi larutan klorin 0,5%, bersihkan sarung tangan
dan lepaskan secara terbalik
21. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk
TERMINASI:
1. Mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan
2. Mengingatkan ibu waktu kunjungan ulang imunisasi
3. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku KIA / catatan imunisasi
Dokumentasi
18
12. Menentukan tempat suntikan di paha anterolateral di vastus lateralis
13. Mendesinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas basah (bukan kapas alkohol )
14. Menyuntikkan vaksin DPT –HB secara IM. Tegangkan kulit dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri. Tusukkan jarum ke dalam kulit membentuk sudut 900. Hapus
darah di lokasi penyuntikan dengan kapas kering
15. Memasukkan spuit ke dalam larutan klorin, hisap larutan klorin ke dalam spuit
kemudian masukkan dalam safety box.
16. Memberitahukan pada ibu tentang reaksi lokal yang mungkin timbul seperti rasa
sakit, kemerahan, dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang
terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari
17. Membereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan sampah kering dan
basah
18. Masukkan tangan pada wadah berisi larutan klorin 0,5%, bersihkan sarung tangan
dan lepaskan secara terbalik
19. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk
TERMINASI:
1. Mengamati reaksi bayi pasca penyuntikan
2. Mengingatkan ibu waktu kunjungan ulang imunisasi
3. Mendokumentasikan imunisasi yang telah diberikan di buku KIA / catatan imunisasi
Dokumentasi
2. Antropometri
NO SOP KETERAMPILAN
A. Tahap Pra Interaksi
1. Cek catatan perawatan klien.
2. Cuci tangan.
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
4. Membuat rencana pertemuan dengan klien (kegiatan, waktu, tempat).
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan nama yang disukainya.
2. Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan yang akan dilakukan.
3. Memperkenalkan diri.
4. Menjelaskan tujuan pertemuan.
5. Menyatakan kontrak waktu.
C. Tahap Kerja
KULIT
1. Mengatur posisi klien duduk atau berbaring.
2. Menginspeksi kulit mengenai warna dan lesi.
3. Melakukan palpasi kulit untuk mengetahui temperatur, tekstur, turgor dan lesi
kulit.
RAMBUT
4. Melakukan inspeksi dan palpasi rambut untuk mengetahui warna, kelebatan, dan
distribusi pertumbuhan rambut kepala.
19
NO SOP KETERAMPILAN
KEPALA
5. Melakukan inspeksi kepala disemua sudut yang meliputi ukuran, bentuk,
kesimetrisan muka.
6. Melakukan palpasi kepala untuk mengetahui adanya benjolan atau massa,
pembengkakan dan nyeri tekan.
7 Melakukan gerakan memutar yang lembut dengan ujung jari, mulai dari depan
kemudian turun ke bawah melalui garis tengah kemudian melakukan palpasi
setiap sudut bagian kepala, pada bayi palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran
fontanel.
8. Melakukan inspeksi kulit muka, warna, distribusi dan kondisi rambut,
kesimetrisan organ: alis mata, mata, hidung, mulut dan telinga.
9. Memerintahkan klien untuk mengangkat alis mata, mengerutkan dahi,
mengembungkan pipi kemudian tersenyum dengan menunjukkan gigi-gigi.
MATA
10. Melakukan inspeksi bagian-bagian mata: bola mata, kelopak mata, konjungtiva,
sclera, pupil.
11. Memeriksa ketajaman penglihatan.
HIDUNG
12. Melakukan palpasi hidung luar secara perlahan-lahan.
13. Melihat kedua lubang hidung dengan menggunkaan speculum hidung.
14. Melihat garis dari hidung (mukosa dan rambut hidung).
15 Mencatat jika ada pembengkakan, kemerahan, pertumbuhan ataupun cairan.
16. Melihat posisi septum nasal diantara kedua lubang hidung.
17. Melihat membran mukosa dan mengecek adanya cairan yang purulen atau polip
hidung.
MULUT
18. Mengatur posisi klien duduk, sejajar.
19. Mengamati bibir untuk mengetahui adanya kelainan kongenital, bibir sumbing,
warna bibir, ulkus, lesi dan massa.
20. Mengamati gigi klien, dengan cara menganjurkan klien membuka mulut; jika
perlu menggunakan penekan lidah.
21. Mengamati keadaan setiap gigi, posisi, jarak, warna, lesi atau adanya tumor.
22. Memperhatikan ciri-ciri umum sewaktu melakukan pengkajian antara lain
kebersihan mulut dan bau mulut.
23. Mengamati lidah dan memperhatikan kesimetrisannya, menyuruh klien
menjulurkan lidah dan mengamati warna, ulkus dan jika ada kelainan lainnya.
24. Mengamati selaput lendir mulut: warna, pembengkakan, tumor, ulkus dan
perdarahan.
TELINGA
25. Mengatur posisi duduk.
26. Melakukan inspeksi telinga luar: ukuran, bentuk, warna, lesi dan adanya massa.
27. Melakukan palpasi dengan cara memegang telinga dengan jempol dan jari
20
NO SOP KETERAMPILAN
telunjuk.
28. Melakukan palpasi kartilago telinga luar secara sistematis, mencatat bila ada
nyeri.
29. Melakukan pengkajian telinga bagian dalam, pada anak-anak daun telinga ditarik
ke bawah.
30. Mengamati pintu masuk lubang telinga dan memperhatikan ada tidaknya
peradangan, perdarahan atau kotoran.
31. Dengan otoskop, mengamati membran timpani: bentuk, warna, perforasi, adanya
darah/cairan.
32. Melakukan pemeriksaan ketajaman pendengaran.
ABDOMEN
Inspeksi
33. Memeriksa kontur abdomen.*
34. Memeriksa warna dan keadaan kulit abdomen.
35. Memeriksa abdomen terhadap gerakan dengan berdiri dengan mata setinggi
abdomen.
36. Memeriksa umbilikus terhadap warna, bau, inflamasi.
Auskultasi
37. Melakukan auskultasi terhadap bising usus dengan menekan bel dan diafragma
stetoskop dengan rata di atas abdomen.
38. Mendengarkan keempat kuadran dan menghitung bising usus di setiap kuadran
selama 1 menit penuh, sebelum memutuskan bahwa bising usus tidak ada, ners
harus mendengarkan minimal selama 5 menit.*
Perkusi
39. Dengan perkusi secara tidak langsung, melakukan perkusi secara sistematik pada
semua area abdomen: flatness normalnya ditemukan sepanjang batas iga kanan
dan 1-3 cm dibawah iga dari hepar; bunyi pekak di atas simfisis pubis
menunjukkan kandung kemih yang penuh pada anak kecil dan merupakan
keadaan normal; timpani normalnya diseluruh abdomen.*
Palpasi
40. Dengan palpasi superfisial, mengkaji abdomen terhadap nyeri tekan, lesi
superficial, tonus otot, turgor (mencubit kulit) dan hiperestesia kutaneus
(mengangkat lipatan kulit tetapi bukan mencubit), memperhatikan area nyeri
tekan.
41. Melakukan palpasi dalam, dengan menempatkan satu tangan di atas tangan yang
lain atau menopang struktur posterior dengan satu tangan ketika melakukan
palpasi struktur anterior dengan tangan lain, melakukan palpasi dari kuadran
bawah ke arah atas sehingga pembesaran hati dapat dideteksi.*
42. Mengkaji lebih lanjut terhadap iritasi peritoneal dengan melakukan uji otot psoas,
menyuruh anak memfleksikan kaki kanan pada pinggul dan lutut ketika ners
melakukan tekanan kearah bawah; normalnya tidak ada nyeri yang dirasakan.
43. Melakukan palpasi terhadap hernia inguinalis dengan menyelipkan jari yang kecil
21
NO SOP KETERAMPILAN
ke dalam saluran inguinalis di dasar skrotum.
44. Melakukan palpasi terhadap hernia femoralis dengan menemukan nadi femoralis,
meletakkan jari telunjuk diatas nadi dan jari manis bagian tengah medial terhadap
kulit, jari manis di atas area di mana herniasi terjadi.
DADA
Inspeksi
45. Menjelaskan apa yang akan dilakukan pada klien dan memintanya untuk duduk
di tempat tidur.
46. Memperhatikan bentuk dada (iga, sternum, dan kolumna vertebralis) dari depan
dan belakang.
47. Mencari adanya deformitas.
48. Memperhatikan ruangan intercostal, mencekung atau adanya retraksi pada saat
inspirasi pernafasan.*
Palpasi
49. Meletakkan kedua telapak tangan pada bagian dada.
50. Meminta klien menarik nafas.
51. Merasakan gerakan dada, membandingkan kanan dan kiri.
52. Melakukan dari belakang klien seperti di atas.
53. Merasakan Vokal fremitus dengan palpasi, meminta klien mengucapkan angka88,
membandingkan kanan dan kiri.*
54. Memperhatikan dada bagian depan di daerah jantung.
55. Merasakan pulsasi yang ada (iktus Cordis) dengan memakai keempat jari tangan
kanan dalam palpasi di ruang interkostalis 4 dan 5 dengan ibu jari pada linea
medio klavikularis kiri, bila ada kelainan besar jantung, maka iktus kordis akan
bergeser sesuai kelainannya.*
56. Mengkaji adanya vibrasi (thrill) pada daerah di atas.
Perkusi
57. Meminta klien untuk berbaring dan ners berdiri di sebelah kanan klien.
58. Melakukan perkusi secara sistemik dari atas ke bawah, membandingkan kanan
dan kiri.
59. Melakukan perkusi dalam di daerah sub klavikula.
60. Meminta klien untuk mengangkat tangan dan melakukan perkusi sisi samping
mulai dari ketiak.
61. Melakukan perkusi thorak belakang, meminta klien untuk duduk tegak.
62. Melakukan perkusi dari atas ke bawah, membandingkan kanan dan kiri.
Auskultasi
63. Meminta klien untuk bernafas pelan-pelan dengan mulut terbuka.
64. Melakukan auskultasi secara sistematis, mendengarkan secara lengkap satu
periode inspirasi dan ekspirasi.
65. Melakukan auskultasi di bagian belakang dada (punggung), mulai dari atas ke
bawah.*
66. Membandingkan kanan dan kiri, memperhatikan bila ada perubahan suara.*
22
NO SOP KETERAMPILAN
67. Melakukan auskultasi di daerah depan di atas klavikula.
68. Membandingkan kanan dan kiri, memperhatikan bila ada perubahan suara.
69. Mencatat suara-suara yang didapatkan pada waktu auskultasi.
D. Tahap Terminasi
70. Memberikan penjelasan pada orang tua.
71. Melakukan kontrak sebelumya.
72. Melakukan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik.
Dokumentsi
Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan beserta respon klien.
3. Terapi Nebulizer
No SOP KETERAMPILAN
A. Tahap Pre Interaksi
1. Cek catatan perawatan klien.
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
4. Membuat rencana pertemuan dengan klien (kegiatan, waktu, tempat).
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan nama yang disukainya.
2. Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan yang akan dilakukan.
3. Memperkenalkan diri.
4. Menjelaskan tujuan pertemuan.
5. Menyatakan kontrak waktu.
C. Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan pada klien atau keluarga sebelum memulai tindakan.
2. Berikan privasi pada klien.
3. Kaji kondisi dan tanda vital klien.
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika perlu.
5. Mulai dengan cara yang baik.
6. Letakkan kompresor pada tempat yang aman dan mudah dijangkau.
7. Cuci tangan untuk menyiapkan pengobatan.
8. Ukur obat sesuai dengan dosis dan pengencer yang sesuai dengan order dokter
(ex: 1 ml obat + 2 ml NaCl).*
9. Cek kebersihan alat dan kemudian masukkan obat ke dalam nebulizer.
10. Hubungkan selang udara dari kompresor ke dasar nebulizer cup. Pastikan bahwa
selang udara dan nebulizer cup tersambung dengan kuat.
11. Hubungkan mouthpiece atau face mask ke nebulizer cup.
12. Hidupkan nebulizer dan lakukan pengecekan bahwa alat dapat berfungsi dengan
baik (dengan adanya uap) lalu matikan.*
13. Minta anak untuk mengambil posisi yang nyaman dan minta untuk memilih cara
untuk distraksi seperti buku, atau mainan lainnya, atau mendengarkan music (jika
23
No SOP KETERAMPILAN
sadar).
14. Hidupkan kompresor, face mask 10 liter.
15. Jika menggunakan mouthpiece: letakkan alat di antara gigi anak dan minta anak
menutup bibir sekelilingnya.*
16. Jika menggunakan face mask: letakkan mask di wajah sehingga menutup hidung
dan mulut.*
17. Minta anak untuk menghirup uap yang keluar dengan tenang sekitar 3-5 detik.*
18. Minta anak untuk menahan napas sehingga obat dapat menyebar ke jalan napas.
19. Minta anak untuk melakukan pernapasan normal.
20. Putar nebulizer cup bila masih ada obat yang tersisa dan masih dapat menguap.
21. Setelah selesai, lepaskan mouthpiece/ face mask.
D. Tahap Terminasi
1. Jelaskan pada anak dan keluarga bahwa tindakan telah selesai.
2. Bersihkan dan kembalikan peralatan.
3. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
4. Lakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya.
5. Berikan reinforcement positif.
6. Cuci tangan
Dokumentasi
Dokumentasikan mengenai keadaan umum anak, frekuensi, irama, kedalaman
pernapasan, suara napas anak, serta perasaan anak/ keluarga setelah tindakan
dilakukan.
C. Keperawatan Maternitas
1. Menghitung usia Kehamilan dan Leopold
Pengukuran TFU dan Usia Kehamilan
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Menyiapkan alat yang diperlukan:
- Sarung tangan
- metline
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontak
waktu)
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privasi klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. anjurkan klien untuk melepaskan pakaian luar dan dalam
3. anjurkan klien untuk berbaring di tempat tidur dengan satu bantal di bagian kepala
dan lutut di luruskan
4. tutup bagian tubuh klien yang tidak termasuk area yang diperiksa
24
5. lakukan pengukuran tinggi fundus uteri
6. letakkan ujung alat ukur (meteran) di batas atas simpisis pubis
7. ukur sepanjang garis tengah fundus uteri sehingga batas atas mengikuti kurva fundus
atau tanpa mengikuti kurva fundus bagian atas
8. tentukan tinggi fundus uteri
9. hitung perkiraan usia kehamilan :
- Usia kehamilan (hitungan bulan):
TFU (dalam cm) x 2/7
- Usia kehamilan (hitungan minggu): TFU x 8/7
TERMINASI:
1. Evaluasi hasil yang dicapai
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan denga baik dan mengucap salam.
Dokumentasi
25
3. Pertahankan posisi uterus dengan menggunakan tangan yang Satu
4. Gunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi uterus disisi yang lain
5. Tentukan letak punggung janin kemudian dengarkan denyut jantung janin (DJJ),
bandingkan DJJ dengan detak klien (jika denyutnya bersamaan berarti bukan DJJ
melainkan detak jantung klien) hitung frekuensi DJJ.
Leopold III
1. pemeriksa menghadap ke kepala klien
2. letakkan ketiga jari kedua tangan pada kedua sisi abdomen klien tepat di atas
simpisis
3. anjurkan klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskannya
4. tekan jari tangan ke bawah secara berlahan dan dalam sekitar bagian presentasi,
pada saat klien menghembuskan nafas
5. tentukan bagian yang menjadi presentasi
Leopold IV
1. pemeriksa menghadap ke kaki klien
2. letakkan kedua telapak tagan pada dua sisi abdomen
3. gerakan jari tangan secara berlahan ke sisi bawah abdomen ke arah pelvis
4. palpasi bagian bawah presentasi
5. tentukan letak dari bagian presentasi tersebut
TERMINASI:
1. Evaluasi hasil yang dicapai
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan denga baik dan mengucap salam.
Dokumentasi
26
TAHAP PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Lakukan lavement/ huknah, tunggu beberapa saat kemudian dipersilahkan ibu untuk
melakukan BAB.
3. Atur posisi yang nyaman bagi ibu
4. Beri dukungan kepada ibu secara verbal.Lakukan kontak mata dan tenang.
Tawarkan jika ada keluarga yang ingin menyertai ibu dalam proses persalinan
5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
6. Letakkan pengalas bersih di bawah bokong ibu
7. Hindari bersentuhan dengan area vagina untuk mencegah kemungkinan infeksi
8. Pada saat kepala mulai menumbung, lakukan hal-hal berikut:
- Pecahkan membran amnion, jika membran masih utuh
- Anjurkan ibu untuk mengatur nafas, jangan meneran
- Letakkan satu telapak tangan pada kepala janin yang muncul dan tekan perlahan
kearah vagina untuk mencegah kepala agar tidak menerobos keluar dengan
cepat. Sehingga tidak terjadi laserasi vagina atau perineum dan tidak melukai
subdural atau epidural.
9. Support kepala janin untuk melakukan rotasi eksternal. Setelah itu, pegang kedua
sisi kepala bayi, dan tekan perlahan kearah bawah sampai bahu di simphisis pubis,
kemudian tekan perlahan eksersikan kearah yang berlawanan, bahu belakang lewat
sakrum dan koksigis, dilahirkan
10. Pegang bayi hati-hati karena bagian tubuh bayi yang lain akan dilahirkan dengan
cepat. Bayi mungkin dapat tergelincir
11. Angkat kepala bayi dan punggungnya pada satu tangan dan tangan lainnya
mengangkat bokong. Rendahkan posisi kepala bayi agar cairan/ mukus dapat keluar.
Gunakan pipet/suction untuk menghisap lendir, bila perlu
12. Cepat keringkan bayi untuk mencegah hipotermi
13. Letakkan bayi diatas perut ibunya, selimuti bayi dan biarkan ibu memeluk bayinya
14. Klem tali pusat dengan menggunakan dua buah klem steril. Jepitkan klem yang satu
kurang lebih 3 cm dari ujung tali pusat pada bayi, dan klem yang lain sekitar 2 cm
diatas klem pertama
15. Gunting tali pusat dilokasi antara klem yang pertama dengan klem yang kedua.
Biarkan kedua klem tetap pada tempatnya
16. Ikat tali pusat dengan benang steril dibawah klem pertama
17. Tunggu hingga plasenta terlepas, dan jangan menarik tali pusat
18. Anjurkan ibu untuk meneran untuk melahirkan plasenta. Secara perlahan keluarkan
membran plasenta dengan menggunakan gerakan naik turun hingga plasenta terlepas
19. Letakkan plasenta pada baki, kemudian periksa keutuhan membran plasenta
20. Ukur jumlah perdarahan di tahap II
21. Periksa keadaan uterus. Secara perlahan lakukan pemijitan (masase) uterus dan
peragakan kepada ibu cara untuk melakukan pemijitan uterus sendiri
22. Bersihkan area perineum dan gunakan pembalut
23. Pada saat melakukan pemijitan uterus lakukan hal berikut untuk menghindari
27
terjadinya perdarahan:
- Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya, sehingga timbul kontraksi uterus karena
adanya stimulasi produksi oksitosin dari kelenjar pituitari posterior. Jika belum
ada refleks menghisap, lakukan stimulasi payudara secara manual
- Lepaskan pakaian hingga tidak menutupi daerah uterus
TERMINASI:
5. Evaluasi hasil yang dicapai
6. Beri reinforcement positif pada klien
7. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
8. Mengakhiri pertemuan denga baik dan mengucap salam.
Dokumentasi
28
puting susunya dengan lemari
9. Pijat atau elus payudaranya secara perlahan. Beberapa orang ibu merasa terbantu
jika payudaranya terutama puting susu dan areolanya dielus dengan ujung jemarinya
atau sebuah sisir (sisi tumpul sisir). Beberapa ibu juga merasa terbantu dengan cara
menangkupkan telapak tangan payudara dan menarik kebawah perlahan mengarah
kepada puting susu
10. Mintakan bantuan untuk memijat bagian punggung ibu. Sang ibu membungkuk ke
depan, duduk, menyandar pada meja dengan lengan terlipat dan menaruh kepala di
atas tangannya itu. Payudara dibiarkan menggantung dan terlepas dari kain
penutupnya. Orang yang membantu memijit meletakkan usapan dibagian punggung
kemudian memberi tekanan memutar dengan jempolnya. Tekanan memutar oleh
jempol ini diberikan melalui kedua tangan sang pemijat yang mengarah ke bagian
bawah di sepanjang tulang belakang, dimulai dari leher dan punggung kemudian
kearah bawah selama 3 menit
TERMINASI:
1. Evaluasi hasil yang dicapai
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan denga baik dan mengucap salam.
Dokumentasi
D. Keperawatan Jiwa
1. Pengkajian status mental
Pengkajian Halusinasi
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat yang diperlukan:
- Pena
- Lembar pengkajian
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan nama perawat
2. Melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif pada pertemuan lanjutan)
3. Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien
4. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
5. Menjelaskan tujuan kegiatan
6. Menjelaskan waktu yang dibutukan untuk melakukan kegiatan
7. Menjelaskan kerahasiaan
8. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
9. Menanyakan keluhan utama
TAHAP PELAKSANAAN
1. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
2. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana di pre interaksi
29
Mengkaji penampilan
Mengkaji pembicaraan
Mengkaji aktivitas motoric
Mengkaji alam perasaan
Mengkaji afek
Mengkaji interaksi selama wawancara
Mengkaji persepsi
Mengkaji proses pikir
Mengkaji isi pikir
Mengkaji tingkat kesadaran
Mengkaji memori
Mengkaji tingkat konsentrasi dan berhitung
Mengkaji kemampuan penilaian
Mengkaji daya tilik diri
TERMINASI:
1. Menyimpulkan hasil kegiatan: evaluasi hasil dan proses
2. Memberikan reinforcement positif
3. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
5. Melakukan kontrak waktu (waktu, tempat, topik)
6. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
Dokumentasi
Dimensi Respon
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membungkuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
2. Strategi Pelaksanaan
Prosedur SP 1 halusinasi
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasiperasaan, fantasidanketakutandiri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
30
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
(kontrakwaktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untukbertanyadanjaga privacy klien
5. Berikansalamterapeutik,
panggilkliendengannamanyadanmemperkenalkannamaperawat
TAHAP PELAKSANAAN
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi klien
6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam kegiatan
harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
Prosedur SP 2 halusinasi
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasiperasaan, fantasidanketakutandiri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
31
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
(kontrakwaktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untukbertanyadanjaga privacy klien
5. Berikansalamterapeutik,
panggilkliendengannamanyadanmemperkenalkannamaperawat
TAHAP PELAKSANAAN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
Prosedur SP 3 halusinasi
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontrak
waktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privacy klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara mlakukan kegiatan (kegiatan
yang biasa dilakukan di rumah
32
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
DIMENSI RESPON
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
Prosedur SP 4 halusinasi
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontrak
waktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privacy klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
DIMENSI RESPON
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
33
Prosedur SP 1PK
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontrak
waktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privacy klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Mengidentifikasi penyebab PK
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat PK
5. Menyebutkan cara mengontrol PK
6. Membantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol PK secara fisik 1
7. Menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
DIMENSI RESPON
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
Prosedur SP 2 PK
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
34
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontrak
waktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privacy klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik 2
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
DIMENSI RESPON
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
Prosedur SP 3 PK
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontrak
waktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privacy klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara verbal
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
35
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
DIMENSI RESPON
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
Prosedur SP 4 PK
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
5. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
6. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontrak
waktu)
7. Melakukan validasi
8. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privacy klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara spiritual
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
DIMENSI RESPON
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
Prosedur SP 5 PK
TAHAP PRE INTERAKSI
36
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontrak
waktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privacy klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengontrol PK dengan minum obat
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
DIMENSI RESPON
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
37
Prosedur SP waham
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontrak
waktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privacy klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. SP 1:
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Melatih klien mengontrol PK dengan minum obat
Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
2. SP 2:
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Mendiskusikan tentang kemampuan yang dimiliki klien
Melatih kemampuan yang dimiliki
3. SP 3:
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
DIMENSI RESPON
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
38
Prosedur SP HDR
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontrak
waktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privacy klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. SP 1:
Mengidentifikasikemampuandanaspekpositif yang dimilikiklien
Membantuklienmenilaikemampuanklien yang masihdapatdigunakan
Membentuklienmemilihkegiatan yang
akandilatihsesuaidengankemampuanklien
Melatihkliensesuaikemampuan yang dipilih
Memberikanpujian yang wajarterhadapkeberhasilanklien
Menganjurkanklienmemasukkandalamjadwalkegiatanharian
2. SP 2:
Mengevaluasijadwalkegiatanharianklien
Melatihkemampuankedua
Menganjurkanklienmemasukkandalamjadwalkegiatanharian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
DOKUMENTASI
DIMENSI RESPON
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
39
Prosedur SP waham
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
3. Menyiapkan alat
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontrak
waktu)
3. Melakukan validasi
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privacy klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. SP 1:
Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien
Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan klien
Melakukan kontrak treatment
Mengajarkan cara-cara mengendalikan dengan dorongan bunuh diri
Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
2. SP 2:
Mengidentifikasi aspek positif klien
Mendorong klien untuk berpikir positif tentang dirinya
Mendorong klien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga
3. SP 3:
Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
Menilai pola koping yang biasa dilakukan
Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
Mendorong klien memilih koping yang kontruktif
Menganjurkan klien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan
harian
4. SP 4:
Membuat rencana masa depan yang realistis bersama klien
Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
Memberi dorongan klien melakukan kegiatan dalam rangka merasih masa
depan yang realistis
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Memberikan tindak lanjut klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
4. Melakukan kontak waktu (waktu, tempat, topic)
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
40
DOKUMENTASI
DIMENSI RESPON
1. Berhadapan
2. Tersenyum pada saat yang tepat
3. Membukuk ke arah klien jika diperlukan
4. Mempertahankan sikap terbuka (tidak melipat tangan dan kaki)
41
Memberikan reinforcement positif
2. Tindak Lanjut
Menganjurkan klien untuk melatih kegiatn yang telah dilakukan dan
mendiskusikan dengan orang lain
membuat jadwal kegiatan bersama klien
Kontrak yang akan datang
3. Menyepakati topik, waktu dan tempat kegiatan yang akan datang
Dokumentasi
TIDAK
Penderita bernafas
TIDAK setelah jalan nafas YA ≥ 30 X
Frekuensi pernafasan
dibuka
HITAM
MERAH ≤ 30 X
≥2 dtk
Capilary refill
≤ 2 dtk
YA
KUNING
42
Prosedur RJP
DANGER
1. Pastikan keamanan penolong dan pasien
RESPON
2. Kaji respon klien (panggil nama dan goyangkan bahu)
3. Cek napas terhenti atau tersengal
4. Cek denyut nadi pasien
Dewasa: Nadi karotis
Bayi: Nadi Brachialis
5. Pemeriksaan napas dan denyut nadi dapat dilakukan secara bersamaan kurang dari
10 detik
6. Panggil bantuan (mengaktifkan sistem tanggap darurat)
CHEST COMPRESSION
7. Atur posisi klien (terlentang dengan alas datar dan keras)
8. Tentukan titik kompresi dengan benar (center of chest)
9. Berikan kompresi dada 30 kali dengan kecepatan 100-120 x/m
Kedalaman kompresi:
Dewasa: Minimum 2 inci (5 cm)
Anak: Sekitar 2 inci (5 cm)
Bayi:Sekitar 1½ inci (4 cm)
AIRWAY
8. Buka jalan nafas dengan head tilt-chin lift maneuver(jika tidak ada trauma cervikal)
atau jaw thrust maneuver(jika dicurigai trauma cervikal).
9. Lakukancross fingers danfingers sweep jika terdapat benda asing dalam mulut
pasien.
BREATHING
10. Berikan 2 kali bantuan napas (> 1 detik/napas), kaji adanya pengembangan dada
11. Lanjutkan RJP sampai 5 siklus
Rasio kompresi-ventilasi pada pasien dewasa dan anak remaja dengan 1 atau 2
penolong adalah 30:2
Rasio kompresi-ventilasi pada pasien anak-anak dan bayi dengan 1 penolong
adalah 30:2, sedangkan dengan 2 penolong atau lebih 15:2
12. Setelah 5 siklus periksa nadi pasien
Dewasa: Nadi karotis
Bayi: Nadi Brachialis
13. Bila nadi belum ada, lanjutkan RJP 5 siklus lagi
14. Bila ada nadi tapi belum ada napas, berikan rescue breathing
1 napas buatan setiap 5-6 detik atau 10-12 napas buatan per menit
Terus berikan napas buatan, dan periksa denyut nadi setiap 2 menit
15. Bila ada nadi dan ada napas, lakukan head to toe examination (check adanya luka,
perdarahan dan patah tulang) dan berikanrecovery position
Dokumentasi
43
2. Suture (hecting)
Prosedur Suture
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Cek dokumentasi untuk memverifikasi perlunya tindakan hecting
2. Menyiapkan alat yang diperlukan:
- Hanscoend steril dan masker.
- Spuit
- Lidokain
- Betadine
- NaCl
- Perlak
- Minor set
- Bengkok
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontak
waktu)
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privasi klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Pastikan privacy klien terjaga
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik
4. Bersihkan/ sterilisasi bagian tubuh yang akan dioperasi menggunakan larutan
antiseptic dengan gerakan dari dalam ke luar (simulasi dengan kedua tangan telah
memakai sarung tangan bersih) dan jaringan luka sudah di anestesi local
5. Pakai sarung tangan steril
6. Pasang kain penutup/ duk bolong steril
7. Gunakan pinset bergerigi halus untuk sedikit mengangkat tepi luka
8. Pilihlah jarum dan benang yang cocok dan pasangkan benang pada lubang jarum,
potong benang secukupnya
9. Pasang jarum lengkung no. 3/0 pada klem pemegang jarum diantara 2/3 depan dan
1/3 belakang dan mengunci klem
10. Tusukkan jarum pada kulit dengan posisi tegak lurus dengan posisi tangan pronasi
penuh, dengan siku membentuk 90 derajat dan bahu adduksi
11. Penusukan dilakukan 1 cm dari tepi luka didekat tempat yang dijepit pinset dengan
mengangkat kulit dan kulit dutegangkan
12. Dorong jarum maju dengan gerakan supinasi pergelangan tangan dan adduksi bahu
yang serentak, dalam arah melengkung sesuai dengan kelengkungan jarum
13. Setelah jarum muncul dari balik kulit, ujung jarum ditarik dengan klem pemegang
jarum dengan menarik benang sampai ujungnya tersisa 3-4 cm dari kulit.
14. Tusukkan jarum ke tepi luka yang lain dari dalam dengan kedalaman yang sama
dan cara yang sama
15. Tangan kiri memegang benang yang lebih panjang dan tangan kanan memegang
44
klem pemegang jarum
16. Buat lilitan benang panjang dengan klem pemegang jarum
17. Jepit dan tarik benang panjang dengan klem pemegang jarum
18. Hasil jahitan tidak terlalu ketat dan tepi luka saling bertemu
19. Simpul diletakkan ditepi luka
TERMINASI:
1. Evaluasi kegiatan
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik
5. Mencuci tangan
Dokumentasi
45
TERMINASI:
1. Evaluasi kegiatan
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik
5. Mencuci tangan
Dokumentasi
3. EKG Dasar
Area Evaluasi
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Kaji kebutuhan klien / instruksi medik akan pemeriksaan EKG.
2. Mengkaji tingkat kesadaran klien; ada atau tidaknya kegelisahan.
3. Menyiapkan alat yang diperlukan:
- Mesin EKG.
- Elektroda EKG.
- Jelly.
- Kapas alkohol pada tempatnya.
- Tissue.
- Kertas dokumentasi EKG, lem, dan gunting.
TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan nama perawat
2. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan (kontak
waktu)
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan jaga privasi klien
TAHAP PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Pastikan privacy klien terjaga
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik
4. Membuka baju klien bagian atas
5. Membersihkan area ekstremitas dan dan dada yang akan dipasangi elektroda
dengan menggunakan kapas alkohol. Bila terdapat rambut yang cukup tebal cukur
bila perlu
6. Memberikan jelly pada area pemasangan dan pada elektroda.
7. Pasang kabel dan elektroda (hindari memasang elektroda pada massa otot yang
terlalu tebal atau pada struktur tulang) :
Kabel Merah (R) : pada lengan kanan.
Kabel Kuning (L) : pada lengan kiri.
Kabel Hijau (F) : pada kaki kiri.
Kabel Hitam (N) : pada kaki kanan.
V1 : pada interkostal ke– 4 kanan.
V2 : pada interkostal ke– 4 kiri.
V3 : pada interkostal ke 4 – 5 antara V2 dan V4.
46
V4 : pada interkostal ke-5 linea midclavicularis kiri.
V5 : horizontal terhadap V4, di linea aksilaris anterior.
V6 : horizontal terhadap V5, pada línea midaksilaris
8. Menghubungkan kabel listrik mesin EKG ke sumber listrik.
9. Menyalakan power On mesin EKG.
10. Mengatur kecepatan gelombang pada 25 mV.
11. Mengatur ketinggian rekaman pada skala 1.
12. Melakukan rekaman 12 lead.
13. Setelah selesai, mematikan power mesin EKG dan lepaskan kabel/elektroda dari
tubuh klien, kemudaian bersihkan sisa jelly yang menempel dengan tissue.
14. Merapikan klien dan lingkungannya
15. Merapikan kembali alat-alat dan membuang sampah
16. Melepas sarung tangan
17. Mencuci tangan
TERMINASI:
1. Evaluasi kegiatan
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik
5. Mencuci tangan
Dokumentasi
F. Manajemen Keperawatan
1. POA
47
b) Menurut Douglas (1984)
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan setiap shift klien seperti pada tabel 6 berikut :
Kebutuhan perawat
Waktu klasifikasi
Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.30 0.20
Sumber: Douglas, 1984
Jumlah perawat yang diperlukan untuk jaga adalah pagi , sore, dan malam.
Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap keperawatan menurut
Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1.1 Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam/24 jam, dengan
kriteria:
i. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
ii. Ambulasi dengan pengawasan.
iii. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
iv. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
v. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
1.2 Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria:
i. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
ii. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
iii. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
iv. Folley catheter/intake output dicatat.
v. Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan
prosedur.
1.3 Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24jam dengan
kriteria
i. Segalanya diberikan/dibantu.
ii. Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
iii. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena.
iv. Pemakaian suksion.
v. Gelisah, disorientasi.
c) Menurut Depkes, 2005
Menurut Depkes, modal pendekatan yang dapat digunakan dalam
penghitungan tenaga keperawatan di rumah sakit untuk rawat inap yaitu:
berdasarkan klasifikasi pasien dengan cara penghitungan adalah:
i. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan kasus
ii. Rata-rata pasien/hari
iii. Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
48
iv. Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
v. Jam kerja efektif setiap perawat 7 jam/hari
Faktor koreksi :
Loss day + Non nursing job
49
e) Pengobatan lebih dari sekali.
f) Persiapan pengobatan perlu prosedur.
4) Perawatan maksimal (total), kriteria sebagai berikut:
a) Segala aktifitas diberikan perawat.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
c) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
d) Penggunaan suction.
e) Gelisah/disorientasi
Rumus LOS :
( )
50
d. BTO (Bed Turn Over)
BTO menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur rumah sakit satu satuan
waktu tertentu. BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed
in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.BTO menggambarkan tentang tingkat
pemakaian tempat tidur.Standar 40 – 45 kali untuk RS dalam satu tahun.
( )
Rumus BTO :
51
2) Struktur kekuasaan
3) Struktur peran
4) Struktur nilai–nilai keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi Keperawatan Kesehatan
4) Fungsi Reproduksi
f. Stres dan Koping Keluarga
1) Stresor jangka pendek ( < 6 bulan ) yang dirasakan keluarga
2) Stresor jangka panjang ( > 6 bulan ) yang saat ini terjadi pada keluarga
3) Cara keluarga dalam menghadapai stresor
4) Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stresor
tersebut
5) Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap masalah-
masalah mereka sekarang.
g. Harapan Keluarga
h. Pemeriksaan Fisik (pada semua anggota keluarga)
Penjajakan II
Penjajakan tahap II mengacu pada pelaksanaan 5 tugas kesehatan keluarga :
a. Mengenal masalah,meliputi :
1) Pengertian
2) Penyebab (contoh dari social, ekonomi, fisik, psikologis)
3) Tanda dan gejala
b. Mengambil Keputusan, identifikasi adakah hal-hal di bawah ini dalam keluarga:
1) Rasa takut dan menyerah
2) Identifikasi tingkat keseriusan masalah dalam keluarga
3) Kurang pengetahuan mengenai macam – macam jalan keluar yang terbuka
bagi keluarga
4) Ketidaksanggupan memilih tindakan – tindakan di antara beberapa pilihan
5) Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga
6) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan yang dimaksud
7) Fasilitas kesehatan yang sulit terjangkau
8) Rasa kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
c. Melakukan perawatan sederhana, dikaji meliputi :
1) Cara – cara perawatan yang sudah dilakukan keluarga
2) Cara – cara pencegahan
3) Penggunaan fasilitas kesehatan yang ada
4) Pengetahuan mengenai perkembangan penyakit yang diderita atau isu
kesehatan terkini beserta perawatannya
d. Modifikasi lingkungan, identifikasi hal-hal di bawah ini dalam keluarga:
1) Lingkungan fisik
2) Lingkungan psikologis
52
e. Pemanfaatan fasilitas lingkungan, identifikasi hal-hal di bawah ini dalam
keluarga:
1) Pelayanan kesehatan yang biasa dikunjungi keluarga
2) Frekuensi kunjungan
53
3. Penentuan Prioritas Masalah dan Rencana Kerja (POA) Asuhan Keperawatan
Komunitas
Asuhan Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan
profesional yang memadukan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi. Dalam pemberian asuhan keperawatan komunitas diperlukan
metode sistematis dan ilmiah yakni proses keperawatan komunitas yang meliputi
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Proses tersebut
dilakukan secara dinamis dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau
kelompok.
Pada tahap pengkajian terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
prioritas. Pengumpulan data dalam tahap ini meliputi demografi, populasi, nilai- nilai,
keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatannya, serta dipengaruhi
pula oleh delapan sub sistem: fisik dan lingkungan perumahan, pendidikan ,
keselamatan dan transportasi, politik dan kebijakan pemerintah, kesehatan dan
pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Dari seluruh aspek yang telah
terkaji, selanjutnya dilakukan analisa data untuk merumuskan permasalahan yang ada
dalam komunitas setempat dan ditarik kesimpulan dalam rumusan diagnosa
keperawatan komunitas. Rumusan permasalahan tersebut selanjutnya akan
diprioritaskan untuk mengetahui tingkat keefektifan rencana keperawatan yang
nantinya akan dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Keterangan Pembobotan :
1 = sangat rendah A = Resiko terjadi F = Sesuai dengan
2 = rendah B = Resiko parah program pemerintah
3 = cukup C = Potensial untuk pendidikan G = Tempat
4 = tinggi kesehatan H = Waktu
5 = sangat tinggi D = Minat masyarakat I = Dana
E = Mungkin diatasi J = Fasilitas Kesehatan
K = Sumber daya
54
Format Rencana Kerja (POA) Asuhan Keperawatan Komunitas
No. Masalah Rencana Sasaran Tujuan Waktu Tempat Penanggungjawab
Kegiatan
H. Keperawatan Gerontik
1. Pengkajian pada lansia
A. Pengkajian
I. Identitas
Menguraikan identitas klien yang meliputi (Inisal, umur, jenis kelamin,pendidikan,
agama, status perkawainan)
II. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama yang dirasakan oleh lansia saat ini
III.PENYAKIT SAAT INI
Penyakit yang diderita klien saat ini
IV. PENYAKIT MASA LALU
a. Penyakit : masa kanak-kanak, penyakit yang terjadi berulang-ulang dan
operasi yang pernah dijalani.
b. Alergi.
c. Kebiasaan : merokok, minum kopi, minum alkohol, makan obat tidur, dll.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Riwayat penyakit yang diderita oleh keluarga ( orang
tua,saudarakandung,keluarga yang lain dan faktor resiko terhadap kesehatan)
55
VI. PENGKAJIAN SISTEM (dijelaskan mengikuti sistem Inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi)
a. Keadaan umum j. Sistem pernafasan
b. Integumen k. Sistem kardiovaskuler
c. Sistem hemopietik l. Sistem gastrointestinal
d. Kepala m. Sistem perkemihan
e. Mata n. Sistem genetoreproduksi (pria/wanita)
f. Telinga o. Sistem muskuloskeletal
g. Mulut dan tenggorok p. Sistem syaraf pusat
h. Leher q. Sistem endokrin
i. Payudara
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Uraikan diagnosa keperawatan prioritas
56
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
LAMPIRAN
a. Nyeri (menjelaskan tentang nyeri yang dialami klien)
P : Provocatife / paliatif
Q : Quality
R : Region
S : Severity scale
T : Timing
57
d) 1-5 tahun
e) >5 tahun
3. Seberapa sering Anda ngompol?
a) Jarang (kurang dari seminggu sekali)
b) >1x/minggu dan <1x/hari
c) 1x/hari
d) >1x/hari
e) Terus-menerus
f) Tidak tentu
4. Kapan Anda biasanya ngompol?
a) Terutama siang hari
b) Terutama malam hari
c) Siang dan malam
5. Ketika Anda ngompol, seberapa banyak urin yang keluar?
a) Hanya beberapa tetes
b) > beberapa tetes, tetapi < 1 cangkir
c) > 1 cangkir (cukup untuk membuat baju/sprei basah)
d) Tidak tentu
e) Tidak tentu
6. Apa yang menyebabkan Anda ngompoll?
a) Batuk/Tertawa/Olah raga
b) Tidak dapat mencapai kamar mandi tepat pada waktunya
7. Seberapa sering biasanya Anda secara normal BAK?
a) 6-8 jam
b) 3-5 jam
c) 1-2 jam
d) Tiap jam atau lebih sering
e) Frekuensi tidak tentu
f) Tidak tahu
8. Apakah Anda bangun pada malam hari untuk BAK?
a) Jarang atau tidak pernah
b) Ya, 1-3 kali
c) Ya, > 3 kali
d) Ya, tetapi frekuensinya tidak tentu
9. Ketika Anda merasa kandung kencing Anda penuh, berapa lama Anda dapat
menahannya?
a) Selama saya ingin
b) Hanya beberapa menit
c) Kurang dari 1-2 menit
d) Tidak dapat menahan ssama sekali
e) Tidak dapat mengetahui kapan kandung kencing penuh
10. Apakah Anda mengalami hal berikut ketika BAK?
a) Kesulitan untuk memulai mengeluarkan urin
b) Urine tidak lancar/pelan
58
c) Menahan/mengejan untuk berhenti
d) Merasakan tidak nyaman atau sakit
e) Merasa terbakar
f) Terdapat darah dalam urin
11. Apakah Anda menggunakan salah satu alat di bawah ini untuk menolong Anda dari
mengompol?
a) Pengalas di tempat tidur
b) Pampers
c) Bantalan/pembalut jenis lain pada celana Anda
d) Pengobatan
e) Pispot
f) Kateter
g) Lain-lain……………………
12. Apakah Anda merasa memerlukan evaluasi atau pengobatan lebih lanjut
mengenaimasalah ngompol Anda? (Ya/Tidak)
13. Apakah Anda pernah tidak dapat mengeluarkan tinja? (Ya/Tidak)
14. Riwayat medis yang berkaitan:
Stroke/Demensia/Parkinson/Gangguan saraf lain/DMGagal jantung
Lain-lain: .......................
15. Obat-obat yang sedang digunakan:
a) Diuretik ..............................
b) Anti hiperteni .....................
c) Obat saraf ...........................
16. Riwayat saluran kemih dan kelamin:
1. Melahirkan normal 6. Prostatektomi suprepubik
2. Melahirkan SC 7. Striktur uretra
3. Histerektomi abdomen 8. Tumor kandung kencing
4. Histerektomi vaginal 9. Iradiasi pelvis
5. Reseksi prostat transuretral 10. ISK
Interpretasi
1. Inkontinensia urin akut
2. Inkontinensia urin persisten type:
a) Stress d) Fungsional
b) Urgensi e) Campuran
c) Overflow
d. Psikososial
Kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada orang lain, harapan-
harapan klien dalam melakukan sosialisasi, kepuasan klien dalam sosialisasi, dll.
e. Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan Tahap 1
1. Apakah klien mengalami kesulitan tidur ?
2. Apakah klien sering merasa gelisah ?
3. Ada gangguan/masalah atau banyak pikiran ?
59
4. Apakah klien was-was atau khawatir ?
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban
“Ya”
Pertanyaan Tahap 2
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
2. Ada masalah atau banyak pikiran ?
3. Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain ?
4. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ?
5. Cenderung mengurung diri ?
Kesimpulan
Bila lebih dari satu atau sama dengan satu jawaban “Ya” maka Masalah Emosional
Positif(+)
f. Fungsional (KATZ Indeks dan Bartel Indeks)
KATZ Indeks
Termasuk kategori yang manakah klien ?
A. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah, dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang lain
F. Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah, dan satu fungsi yang lain
G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas
Keterangan :
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain.
Seseorang yang menolak untuk melakukan fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun ia dianggap mampu.
Bartel Indeks
Termasuk yang manakah klien ?
No. Kriteria DenganBantuan Mandiri Keterangan
1. Makan 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
2. Minum 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
3. Berpindah dari kursi roda ke 5-10 15
tempat tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi :
menyisir rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian, menyeka
tubuh, menyiram)
60
6. Mandi 5 15
7. Jalan dipermukaan datar 0 5 Frekuensi :
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi :
Konsistensi :
11. Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi :
Warna :
12. Olah raga/latihan 5 10 Frekuensi :
Jenis :
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu 5 10 Jenis :
luang Frekuensi :
Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
g. Resiko jatuh
1) Postural Hipotensi
Ukur tekanan darah pasien dalam 3 posisi, yaitu:
Tidur :
Duduk :
Berdiri :
2) Fungtional Reach (FR) Test
Mintalah usia lanjut berdiri menempel di tembok
Mintalah usia lanjut mencondongkan badannya ke depan tanpa melangkah
Ukur jarak condong ke depan selama 1-2 menit
(nilai < 6 inchi risiko roboh)
3) The Timed Up and Go (TUG) Test
Mintalah usia lanjut melakukan hal sebagai berikut :
Berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah, kembali ke kursi, mengangkat 1 kaki
setinggi langkah, duduk kembali.
Ukur waktu dalam detik
- < 10 detik : mobilitas bebas
- < 20 detik : mostly independent
- 20 – 29 : variable mobility
- > 30 : gangguan mobilitas
4) Faktor Resiko Jatuh Akibat Mobilisasi
KETERANGAN KRITERIA SKORE
Usia 60 – 70
> 70
Status mental* Bingung terus-menerus
Kadang-kadang bingung
61
Penurunan tingkat kooperatif
Riwayat jatuh dalam 1 - 2 kali
1 bulan Berulang
Pakai kateter / ostomi
Kebutuhan eliminasi dibantu
Incontinensia /urgensi
Gangguan penglihatan*
Mobilisasi Tidur berbarig di tempat tidur / duduk di kursi
Gaya berjalan, melangkah lebar
Kehilangan keseimbangan berdiri atau berjalan*
Penurunan koordinasi otot
Kesukaran berjalan, sempoyongan
Menggunakan alat bantu : kruk, walker
Obat berisiko Menggunakan 1 obat
(lihat daftar di bawah tabel) Menggunakan 2 atau lebih
Hospitalisasi 3 hari dirawat sejak masuk/dirujuk
2 hari pembedahan atau melahirkan
Persiapan alat IV line
Therapy anti embolitik
TOTAL SKORE
Daftar Obat (beri tanda ✓di belakang nama obat, jika pasien mengkonsumsi):
Alkohol Sedative
Anti kejang Benzodiazeplines
Diuretic Narcotic
Psycotropika Hypoglicemic agent
Antihistamin Antihipertensi
Untuk skore jatuh :
Keterangan : pasien diobservasi selama 24 jam, jika hasil skore >10 atau yang diberi
tanda * pasien tersebut beresiko jatuh. Lakukan tindakan pencegahan.
h. Kognitif
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Postable
Status Mental Questioner (SPSMQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
01 Tanggal berapa hari ini ?
02 Hari apa sekarang ini ?
03 Apa nama tempat ini ?
04 Dimana alamat anda ?
05 Berapa umur anda ?
06 Kapan anda lahir ? (minimal tahun terakhir)
62
07 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
09 Siapa nama Ibu anda ?
Jumlah Jumlah 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun
Interpretasi hasil :
a. Salah 0 – 3 = fungsi intelektual tubuh
b. Salah 4 – 5 = Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 = Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 = Kerusakan intelektual berat
i. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam) :
Orientasi
Registrasi
Perhatian
Kalkulasi
Mengingat kembali
Bahasa
No. Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1. Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Orientasi 5 Dimana kita sekarang berada ?
Negara Indonesia
Propinsi DIY
Kota Yogyakarta
PSTW Budi Luhur
Wisma ...........
2. Registrasi 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1 detik
untuk mengatakan masing-masing obyek.
Kemudian tanyakan kepada klien ketiga obyek
tadi. (untuk disebutkan)
3. Perhatian dan 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat
93
86
63
79
72
65
4. Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada
no 2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point untuk
masing-masing obyek
5. Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan
nama pada klien.
(misal jam tangan)
(misal pensil)
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas di tangan anda, lipat dua dan taruh
di lantai”
Ambil kertas di tangan anda
Lipat dua
Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila
aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
“Tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat
dan menyalin gambar.
Tulis satu kalimat
Menyalin gambar
Total Nilai
j. Depresi
Inventaris Depresi Beck
1) Kesedihan
a) Saya sangat sedih atau tidak bahagia, dimanaa saya tidak dapat menghadapinya
b) Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
c) Saya merasa sedih atau galau
d) Saya tidak merasa sedih
2) Pesimisme
a) Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
b) Saya merasa saya tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
c) Saya merasa kecil hati mangenai masa depan
d) Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
3) Rasa kegagalan
a) Saya merasa benar-benar gagal sebagai seseorang
64
b) Ketika melihat perjalanan hidup saya, semua yang saya lihat adalah kegagalan
c) Saya telah gagal melebihi kebanyakan orang
d) Saya tidak merasa gagal
4) Ketidakpuasan
a) Saya tidak puas dengan segalanya
b) Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
c) Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
d) Saya tidak merasa tidak puas
5) Rasa bersalah
a) Saya merasa seolah-olah saya buruk atau tidak berharga
b) Saya merasa sangat bersalah
c) Saya merasa buruk atau tak berharga di sebagian waktu
d) Saya tidak merasa benar-benar bersalah
6) Tidak menyukai diri sendiri
a) Saya benci diri saya sendiri
b) Saya muak dengan diri saya sendiri
c) Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
d) Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri
7) Membahayakan diri sendiri
a) Saya akan membunuh diri saya sendiri jika ada kesempatan
b) Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
c) Saya merasa lebih baik mati
d) Saya tidak punya pikiran-pikiran yang membahayakan diri sendiri
8) Menarik diri dari sosial
a) Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semua
b) Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
c) Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya
d) Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
9) Keragu-raguan
a) Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
b) Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
c) Saya berusaha mengambil keputusan
d) Saya membuat keputusan yang baik
10) Perubahan gambaran diri
a) Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
b) Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan
saya, dan ini membuat saya tidak menarik
c) Saya khawatir bahwa saya tampak tua dan tak menarik
d) Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari sebelumnya
11) Kesulitan diri
a) Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
b) Saya telah menolong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
65
c) Memerlukan usaha tambahan untuk memulai sesuatu
d) Saya dapat bekerja sebaik sebelumnya
12) Keletihan
a) Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
b) Saya lelah untuk melakukan sesuatu
c) Saya lelah lebih dari yang biasanya
d) Saya tidak lebih lelah dari biasanya
13) Anoreksia
a) Saya tidak mempunyai nafsu makan sama sekali
b) Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
c) Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
d) Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
PENILAIAN
A=3 B=2 C=1 D=0
Lakukan penjumlahan dari no.1-13
PENILAIAN :
0–4 = Tidak ada depresi
5–7 = Depresi ringan
8 – 15 = Depresi sedang
16 ke atas = Depresi berat
B. SKALA DEPRESI GERIATRIK (YESAVAGE)
Berilah jawaban Ya atau Tidak
1. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda ?
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau kesenangan anda ?
3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong ?
4. Apakah anda sering merasa bosan ?
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat ?
6. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ?
7. Apakah anda merasa bahagia di sebagian besar hidup anda ?
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke luar dan mengerjakan
sesuatu yang baru ?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda dibanding
kebanyakan orang ?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan ?
12. Apakah anda merasa tidak berharga ?
13. Apakah anda merasa penuh semangat ?
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ?
15. Apakah anda pikir orang lain lebih baik keadaannya daripada anda ?
PENILAIAN
Nilai 1 (satu) bila menjawab sebagai berikut :
1. Tidak 6. Ya 11. Tidak
66
2. Ya 7. Tidak 12. Ya
3. Ya 8. Ya 13. Tidak
4. Ya 9. Ya 14. Ya
5. Tidak 10. Ya 15. Ya
Keterangan:
Skor 5 atau lebih menunjukkan adanya depresi
k. Dellirium
l. Gangguan Tidur
m. Resiko dekubitus
n. Pengkajian skala resiko dekubitus menurut Braden
1 2
PERSEPSI 3 4
Terbatas Sangat
SENSORI Agak Terbatas Tidak Terbatas
Penuh Terbatas
1 2 3
4
KELEMBABAN Lembab Sangat Kadang
Jarang Lembab
Konstan Lembab Lembab
1 3 4
2
AKTIVITAS Di tempat Kadang Jalan keluar
Di Kursi
tidur Berjalan ruang
2 3
1 4
MOBILISASI Sangat Kadang
Imobil Tidak Terbatas
Terbatas Terbatas
1 2 3 4
NUTRISI
Sangat Jelek Tidak Adekuat Adekuat Sempurna
2 3
GESEKAN & 1 TOTAL
Masalah Tidak ada
CUBITAN Masalah SCORE :
Potensial masalah
Catatan :
Pasien yang total nilai :< 16 mempunyai resiko terjadi dekubitus
15/16 resiko rendah
13/14 resiko sedang
< 13 resiko tinggi
67
Selalu Sering Kadang Tidak ada
TOTAL SCORE :
Catatan :
Nilai <12 : Resiko Tinggi
Nilai <14 : Beresiko
p. Kualitas hidup
Sf-36
A. Kualitas hidup
PETUNJUK
Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan kesehatan anda. Informasi yang
diharapkan adalah bagaimana perasaan anda dan bagaimana anda melakukan kegiatan-
kegiatan setiap harinya. Mohon setiap pertanyaan anda jawab dengan cara melingkari
atau mencontreng jawabah yang sesuai dengan keadaan anda
68
berlutut atau sujud
G berjalan lebih dari 1,5 km
H berjalan jarak 500 meter
I berjalan 100 meter
J mandi atau berpakaian sendiri
4. Dalam 4 minggu terakhir ini apakah anda pernah mengalami beberapa masalah
dengan pekerkaan anda atau aktivitas sehari-hari lainnya sebagai akibat dari
kesehatan anda?
No Pertanyaan Ya Tidak
A mengurangi waktu yang anda gunakan untuk bekerja/aktivitas
B hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedkiti dari yang
seharusnya dapat anda lakukan
C mengalami keterbatasan jenis pekerjaan atau aktivitas yang dapat
dilakukan
D mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas
lain
5. Dalam 4 minggu terakhir ini apakah anda mengalami beberapa masalah pekerjaan
atau aktivitas sehari-hari lainnya sebagai akibat perasaan emosi (tertekan atau cemas)
No Pertanyaan Ya Tidak
A mengurangi waktu bekerja atau aktivitas lain
B hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedkiti dari yang
seharusnya dapat anda lakukan
C tidak dapat melakukan aktivitas sebaik/seteliti biasanya
6. Dalam 4 minggu terakhir ini seberapa jauh kondisi kesehatan fisik dan masalah
emosi/perasaan anda mempengaruhi aktivitas sosial anda dengan keluarga, tetangga
atau kelompok? (contoh rekreasi, arisam, pengajian, kumpulan)
1. Tidak berpengaruhs sama sekali
2. Sedikti berpengaruh
3. Sedang-sedang saja
4. Benar-benar berpengaruh
5. Banyak berpengaruh
7. Seberapa banyak nyeri tubuh (sakit kepala, leher, asam urat, rematik, kemeng,
gringgingan dll) yang anda alami selama 4 minggu terakhir
1. Tidak pernah
2. Sangat ringan
3. Sedang
4. Berat
5. Sangat berat
69
8. Selama 4 minggu terakhir ini, seberapa berat nyeri tubuh sakit kepala, leher, asam
urat, rematik, kemeng, gringgingan dll) mempengaruhi pekerkjaan/ aktivitas anda?
1. Tidak berpengaruh sama sekali
2. Sedikit berpengaruh
3. Sedang-sedang saja
4. Benar-benar berpengaruh
5. Banyak berpengaruh
10. Dalam 4 minggu terakhir ini, seberapa sering masalah kesehatan fisik dam masalah
emosi/ perasaan anda mempengaruhi aktivitas sosial anda (seperti mengunjungi
teman, pergi arisan, pengajian, rapat dan kondangan)
1. Setiap waktu
2. Sangat sering
3. Kadang-kadang
4. Jarang
5. Tidak pernah
70
No Pernyataan sangat betul tidak salah sangat
betul tahu salah
A saya merasa mudah sakit disbanding
orang lain
B saya merasa sehat seperti orang lain
C saya mengira kesehatan saya akan
memburuk
D kesehatan saya baik sekali
Keterangan
a) Buruk jika skor dibawah 60
b) Baik jka skor diatas 60
3 Penelantaran fisik jika terdapat satu atau lebih kegiatan yang dilakukan oleh keluarga,
teman atau petugas kesehatan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir
Menampar anda
Mendorong anda
Ditendang atau dipukul dengan kepalan
Terbakar atau tersiram air panas
Mengancam dengan pisau, pistol atau senjata lainnya
Berbagai aksi kekerasan lainnya
Diikat/ dipasung
Dikunci dikanar
Memberikan obat-obatan yang berlebihan untuk membuat
71
anda menurut
Menahan anda dengan cara lain
4 penelantaran jika terdapat satu atau lebih kegiatan yang dilakukan oleh keluarga,
seksual teman atau petugas kesehatan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir
Berbicara pada anda dengan menggunakan bahasa-bahasa
sensual
Menyentuh anda dengan cara tidak pantas
Mencoba menyentuh anda dengan cara tidak pantas
Menontonkan pornografi kepada anda
Mencoba Menontonkan pornografi kepada anda
Melakukan hubungan seksual dengan anda
Mencoba untuk melakukan hubungan seksual dengan anda
5 penelantaran oleh jika terdapat satu atau lebih kegiatan yang dilakukan oleh keluarga,
tenaga kesehatan teman atau petugas kesehatan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir
Melakukan aktivitas sehari-hari padahal anda tidak mampu
untuk melakukannya
Tidak melalkukan perawatan makan, mandi, berpakaian
padahal anda tidak membantu untuk melakukannya
Tidak memberikan bantuan dan waktu minum obat yang
tepat
72