NANDA
1811316003
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
SKRIPSI
NANDA
1811316003
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
SKRIPSI
Universitas Andalas
NANDA
1811316003
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
UCAPAN TERIMA KASIH
Universitas Andalas Tahun 2019”. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan
pada junjungan Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir jaman yang kita nantikan
Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada pembimbing Ibu Ns. Rika
Fatmadona, M.Kep, Sp.Kep.MB dan Ibu Reni Prima Gusty, SKp, M.Kes yang
penyusunan skripsi ini. Terima kasih pada Ibu Ns. Rika Sarfika, M.Kep selaku
pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan nasehat pada peneliti
1. Ibu Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes., FISPH., FISCM selaku Dekan
2. Ibu Ns. Yanti Puspita Sari, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1
3. Dewan Penguji Ibu Ns. Leni Merdawati, M.Kep., Emil Hurian S.Kp, MN.,
Ns. Dewi Eka Putri S.Kep, M.Kep, Sp.J yang telah memberikan kritik beserta
iv
4. Seluruh Staf dan Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang
perkuliahan.
5. Orang tua dan keluarga tercinta yang selama ini memberikan dukungan
maksimal dan do’a kepada peneliti dalam seluruh tahapan proses penyusunan
skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Peneliti
v
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Desember, 2019
Nama: Nanda
No.BP: 1811316003
ABSTRAK
6
Nursing Science Study Program
NURSING FACULTY
ANDALAS UNIVERSITY
December, 2019
Name : Nanda
Registered number :1811316003
ABSTRACT
7
DAFTAR ISI
Kata Pengatar................................................................................................................ iv
Abstrak........................................................................................................................... v
Daftar Isi........................................................................................................................ vi
Daftar Gambar............................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A.Latar Belakang.......................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................................1
C.Tujuan....................................................................................................................8
1.Tujuan umum.....................................................................................................8
2.Tujuan khusus....................................................................................................8
D.Manfaat Penelitian.................................................................................................8
1.Pengertian tidur................................................................................................10
3.Kebutuhan tidur................................................................................................11
4.Pola tidur..........................................................................................................11
6.Jenis-jenis tidur................................................................................................13
7.Kualitas tidur....................................................................................................15
B. Perilaku Merokok.................................................................................................19
A. Kerangka Teori.....................................................................................................31
B. Kerangka Konsep.................................................................................................33
C. Hipotesis..............................................................................................................34
A. Desain Penelitian..................................................................................................35
1.Populasi............................................................................................................35
2.Sampel..............................................................................................................35
E. Instrument Penelitian............................................................................................38
F. Etika Penelitian....................................................................................................43
B. Karakteristik Responden......................................................................................50
C. Analisa Univariat.................................................................................................51
D. Analisa Bivariat....................................................................................................52
BAB VI PEMBAHASAN................................................................................................53
A. Analisa Univariat..................................................................................................53
B. Analisa Bivariat....................................................................................................63
C. Keterbatasan Penelitian........................................................................................68
A. Kesimpulan..........................................................................................................69
B. Saran....................................................................................................................69
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tidur. Kualitas tidur yang mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi
tidur, latensi tidur, kualitas tidur secara subjektif, seperti tidur dalam dan
kualitas tidur seseorang, dimana kualitas tidur adalah jumlah tahapan NREM
dan REM yang dialami individu dalam siklus tidurnya, dan kuantitas tidurnya
2013).
– hari dapat terganggu maupun mudah emosi. Kualitas tidur yang buruk juga
dapat mengakibatkan penyakit seperti nyeri otot dan hipertensi (Junaidi, 2007).
sering...terlambat masuk kelas atau bekerja karena sulit bangun. Sebesar 40%
sebagai bagian dari anggota populasi dewasa...awal yang ditandai dengan usia
kualitas tidur.
yang kurang nyaman, latihan fisik & kelelahan, efek ...pengobatan dan stress
emosional (Potter dan Perry, 2005). Prevelensi gangguan ...kualitas tidur yang
Jumlah perokok diseluruh dunia pada...saat ini mencapai 1,2 milyar orang
menempati urutan nomor tiga di dunia pada tahun...2015 setelah China dan
menjadi 34,7%, dan tahun 2016 meningkat menjadi 36,3%. Jumlah perokok
Sumatera Barat pada dewasa muda (18-24 tahun) menempati posisi 10 besar
angka merokok di Indonesia yang rata-ratanya 55,0%, angka ini lebih tinggi
efek nikotin akan menyebabkan gangguan tidur pada malam hari saat mau
tidur. Pada pecandu akut yang baru mulai...kecanduan rokok, selain lebih sulit
setelah tidur kira-kira dua jam. Setelah merokok, seseorang akan...sulit untuk
1,5 mg. Tubuh seseorang mampu menahan efek dari zat...nikotin ini sebesar 4-
menuurut Jaya (2009) tubuh hanya mampu ...menahan efek dari nikotin sebesar
5 mg perharinya.
Secara teori nikotin akan hilang dari...otak dalam waktu 30 menit. Tetapi
merasa segar dan tidak mengantuk, meningkatkan konsentrasi, daya pikir, dan
aktifitas kognisi dalam otak bekerja, maka...syaraf-syaraf pun akan ikut bekerja
(Hurlock,2006).
Pada pecandu akut yang baru kecanduan rokok, selain lebih sulit tidur,
mereka juga dapat terbangun oleh keinginan...kuat untuk merokok setelah tidur
kira-kira 2 jam. Setelah merokok mereka akan ...sulit untuk tidur kembali
karena efek stimulan dari nikotin. Saat tidur, proses ini akan berulang dan ia
dengan kualitas tidur pada pelajar menyebutkan...dari 194 orang remaja yang
6
memiliki kualitas tidur yang buruk. ...Dalam penelitian ini juga disebutkan
bahwa pelajar yang tidak merokok juga ...mengalami kualitas tidur yang buruk
Sumatera Barat dengan jumlah mahasiswa yang cukup banyak dan memiliki 15
mahasiswa laki-laki yang lebih banyak dari fakultas lainnya seperti Fakultas
Teknik, Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Menurut
7
sebulan terakhir dan prevalensi mahasiswa merokok juga termasuk tinggi yaitu
berkonsentrasi.
perhari, mereka juga mengatakan sering tidur larut malam dan sulit untuk
bangun pagi, serta merasa tidak segar setelah bangun. Saat wawancara 6 orang
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Perilaku Merokok
D. Manfaat Penelitian
rokok tersebut seperi, Kanker Paru dan Penyakit Paru Obstuktif Kronik
(PPOK)
mahasiswa keperawatan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian tidur
atau sensoris yang sesuai atau juga dapat...dikatakan kondisi yang tenang
dari luar.
Kejelasan dari fungsi dan tujuan dari tidur ini belum jelas,.
untuk kinerja sel dalam tubuh. Secara umum ada dua efek fisiologis tidur,
normal serta keseimbangan diantara saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh
yang dapat menimbulkan kesegaran dan fungsi organ dalam tubuh, karena
10
11
(Ardhiyanti,2014).
3. Kebutuhan tidur
Uliyah (2006) yaitu pada rentang usia 18-40 tahun kebutuhan tidur
4. Pola tidur
membutuhkan tidur sekitar 7-8 jam sehari, dengan 20-25% tidur REM, 5-
10% tidur tahap 1, 59% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III-IV.
5. Jenis-jenis tidur
dengan gelombang lambat atau tidur nonrapid eye movement dan tidur
Tidur ini dikenal dengan... ...tidur yang dalam, istirahat dengan penuh,
turunnya metabolisme.
a. Tahap I
nadi dan napas menurun, serta dapat bangun langsung selama tahap
b. Tahap II
c. Tahap III
d. Tahap IV
Tidur ini biasa terjadi pada tidur malam yang berlangsung selama 5-20
maka awal tidur sangat cepat dan periode tidur ini tidak muncul.
b. Lebih sulit dibangunkan dari pada tidur nyenyak pada fase NREM
d. Mata cepat terbuka dan tertutup, nadi cepat dan ireguler, fluktuasi
metabolisme.
a. Cenderung hiperaktif.
6. Kualitas tidur
sebaliknya.
b. Latensi tidur
untuk tertidur.
c. Durasi tidur
pagi hari yang dihitung mulai dari seseorang itu memulai tidurnya tanpa
d. Efisiensi tidur
Jumlah pembagian antara jumlah total yang dipakai untuk tidur dibagi
e. Gangguan tidur
f. Penggunaan obat-obatan
15
bersifat sedatif.
(2014) yaitu:
a. Usia
tersebut. Usia dewasa muda menghabiskan tidur 7-8 jam perhari agar
b. Status kesehatan
c. Lingkungan
d. Perilaku merokok
e. Motivasi
f. Stres psikologis
g. Diet
h. Obat-obatan
seseorang.
17
b. Sering mengantuk,
d. Lesu, dan
e. Sulit berkonsentrasi.
B. PERILAKU MEROKOK
dan perut mual. Namun demikian, sebagian dari para pemula tersebut
yang bersifat obsesif. Hal ini disebabkan sifat nikotin adalah adiktif, jika
18
sebagai suatu kebiasaan, atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut
rokok per hari, dengan adanya tambahan distres yang disebabkan oleh
pasif. Perokok aktif yaitu individu yang langsung menghisap rokok dan
asap rokok tetapi tidak melakukan kegiatan merokok. Perokok pasif harus
menghirup udara yang sudah tercampur oleh polutan yang dihasilkan oleh
merokok.
sangat sering dengan selang merokok lima menit setelah bangun tidur di
pagi hari. Merokok sudah menjadi salah satu cara pengendalian diri
20
dengan selang waktu merokok berkisar 6-30 menit setelah bangun tidur
rokok.
cukup dengan selang waktu 31-60 menit mulai bangun tidur di pagi hari.
jarang yaitu dengan selang waktu 60 menit mulai dari bangun tidur di
pagi hari. Pada perilaku ini seseorang akan berpikir tentang perilaku yang
dalam tubuh maka akan menyebabkan berbagai reaksi didalam tubuh dan
21
(Glover,2005).
pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Di jalur
sehingga dapat dipahami jika para perokok sulit untuk berhenti merokok.
harmonis, dimana orang tua tidak berperan semestinya. Orang tua kurang
agama yang tinggi akan sulit untuk menjadi seorang perokok daripada
Lebih parah lagi jika orang tua sudah menjadi contoh, remaja akan lebih
mudah mencotoh perilaku yang dilakukan oleh orang tuanya. Pada anak
anak yang tinggal dengan orang tua tunggal maupun ibu yang perokok
b. Kepribadian
tahu tinggi akan lebih mudah untuk memiliki kebiasaan untuk merokok.
c. Teman sebaya
d. Pengaruh iklan
yang jantan, glamour, maupun dewasa banyak yang tetipu dengan iklan
a. Faktor genetik
23
lingkungan.
b. Faktor sensorimotorik
c. Faktor farmakologis
menyeimbangkan kerja dari hormon. Jika rasa cemas datang rokok bisa
fornik, nikotin, kordin, karbon monoksida, piridin serta masih banyak zat
yaitu Tar. Tar merupakan kumpulan dari beribu bahan kimia dalam
komponen asap rokok dan zat ini juga bersifa karsinogen. Zat ini akan
tubuh dapat ditoleransi jika hanya 3-40 mg, ssedangkan sekali menghisap
rokok tar yang masuk sekitar 25-45mg. Zat ini juga akan menyebabkan
batuk, sesak napas, dan kanker jalan napas. Zat lain yang juga terdapat
didalam sebatang rokok yaitu nikotin. Zat ini juga berbahaya bagi tubuh,
kepada penggunanya. Zat lain yang tak kalah berbahayanya yaitu gas
berbagai sel-sel dalam tubuh, tetapi karena ada gas ini menyebabkan
perokok bisa berkisar 4-15%, sedangkan orang yang tidak perokok hanya
sekitar 1% (Jaya,2019).
Bahaya dari rokok paling rentan mengenai fisik dari seorang perokok.
Sebatang rokok yang terbakar akan menimbulkan asap yang mengurai 4000
saja, tetapi perokok pasif juga akan mengalami gangguan kesehatan karena,
4-6 kali zat berbahaya yang terbakar melalui asap akan terhirup oleh
perokok pasif. Sehingga perokok pasif juga mendapatkan efek dari sebatang
a. Dampak positif
baik dan dapat membantu dalam keadaan yang sulit karena pengaruh zat
hal ini akan terasa saat mengkonsumsi batang rokok yang pertama dan
b. Dampak negatif
Akibat dari rokok tidak hanya dirasakan oleh orang yang merokok saja
tetapi juga dirasakan oleh orang yang berada disekitarnya. Dampak dari
haemoglobin.
C. PENELITIAN TERKAIT
buruk, 14,7% responden menyebutkan tidur kurang dari 5 jam per malam.
27
penurunan durasi tidur, sering terbangun saat tidur, dan lebih banyak waktu
tidur. Hal ini sesuai dengan penelitian Kristanto pada tahun (2017) mengenai
responden mengalami gangguan pola tidur berat. Hal ini juga sejalan dengan
merokok pada usia 18-30 tahun memiliki kualitas tidur yang buruk juga durasi
Penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan antara gangguan pola tidur
mampu menahan efek 4-6 gram Nikotin dalam seharinya. Dalam satu batang
rokok terdapat 0,60 gram Nikotin, artinya tubuh manusia mampu menahan efek
rokok jika dikonsumsi kurang dari 7 batang sehari. Sedangkan menurut Nadia
(2016) mengatakan jika setiap hari mengkonsumsi rokok lebih dari 21 hari
maka akan meningkatkan candu dan peningkatan kerja hormon Dopamin dan
menekan kerja hormon Serotinin yang akan menyebabkan gangguan tidur pada
seorang perokok.
29
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Teori
menyalakan api pada rokok atau cerutu maupun tembakau yang berada di
dalam rokok untuk kemudian dihisap sehingga akan mengeluarkan efek dari
efek yang didapatkan oleh pelaku merokok. Menurut Masquito (2010) ada
beberapa zat yang paling dominan di dalam sebatang rokok yaitu Nikotin, Tar
kecanduan, sehingga sulit untuk berhenti dari perilaku merokok. Candu yang
dirasakan oleh seorang perokok akan membuat seseorang untuk tidak berhenti
di dalam tubuh. Saraf yang dipengaruhi yaitu saraf simpatik dan saraf
32
30
dopamin dan serotinin. Hormon dopamin akan membuat tubuh tetap terjaga,
merasa fresh, dan sulit untuk tidur. Sedangkan hormon serotinin akan
terhimpit oleh hormon dopamin, sehingga tubuh akan sulit untuk memulai
tidur dan mudah untuk tebangun saat tidur. Sehingga, seorang perokok akan
yang kurang nyaman, latihan fisik & kelelahan, efek pengobatan dan stress
emosional (Potter dan Perry, 2005). Menurut Satria (2016) kualitas tidur
kedalaman tidur, kemampuan untuk tetap tertidur, dan kemudahan untuk tetap
tertidur tanpa bantuan medis. Berbagai akibat yang dirasakan jika tidak
terpenuhinya kualitas tidur yaitu, sering mengantuk, mudah lelah, lesu, tidak
Gambar 3.1 Kerangka teori menurut Meini (2016); Rush (2012); Satria (2014) &
Masquito (2010)
B. Kerangka Konsep
C. Hipotesis
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
sekaligus pada suatu saat (Notoadmodjo, 2012). Dimana dalam penelitian ini
1. Populasi
Ilmu Sosial Ilmu politik 231 mahasiswa, dengan total 914 orang
mahasiwa.
2. Sampel
oleh populasi tersebut (Siswanto, 2014). Karena populasi yang besar, dan
33
34
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka
2012).
sampel. Jumlah populasi < 10.000, maka jumlah sampel diambil dengan
n= N
1+N(d)²
Keterangan:
N= jumlah populasi
n= besar sampel
n= 914
1+ 914 (0.05)²
n = x
N
35
Keterangan :
N = Jumlah populasi
N1 = Sampel
a. Kriteria inklusi
3) Perokok aktif
b. Kriteria eksklusi
golongan antidepresan.
Sosial Ilmu Politik Universitas Andalas dengan pengambilan data dimulai dari
Dependen Keadaan dimana tidur Wawan Kuisioner Ordinal Skor berentang dari
1. Kualitas yang dijalani seorang cara PSQI (Curcio, 0-21
tidur individu dirasakan cukup 2012) 0-5: kualitas tidur
baik dari segi durasi baik
maupun kenyamanan serta 6-21 : kualitas tidur
menghasilkan kesegaran buruk
dan kebugaran disaat
terbangun
E. Instrument Penelitian
apakah rokok menjadi suatu ritual atau kegiatan bagi seseorang dengan
37
nilai 0-4. Nilai 0 menyatakan tidak sama sekali, 1 agak, 2 cukup penting, 3
merokok dengan tanggapan mulai 0-4. 0 mewakili tidak pernah atau tidak
kuisioner ini dibagi menjadi 3 dimensi perilaku yaitu dimensi durasi untuk
kegiatan merokok
7. Apa tempat tertentu atau hal tertentu dapat memicu untuk merokok,
menyalakannya
merokok berat dan >33 menunjukan tingkat perilaku merokok yang sangat
(Curcio,2012)
yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur orang
dengan kualitas tidur yang baik dan kualitas tidur yang buruk. Dimensi
sudah teruji, tiap domain nilainya berkisar antara 0 (tidak ada masalah)
menjadi skor global antara 0-21. Skor global ≥ 5 memiliki gangguan tidur
yang signifikan.
2) Durasi tidur
3) Latensi tidur
menit diberi point 1, 31 menit smpai 60 menit diberi poin 2, untuk poin 3
3, dan 4 dalam PSQI mengenai jam...tidur malam dan bangun pagi serta
durasi tidur.
5) Gangguan tidur
gangguan tidur. Tiap item memiliki skor 0-3, dengan 0 berarti tidak pernah
sebagai... berikut.
responden...sebagai berikut:
kualitas tidur baik dan skor > 5 dianggap memiliki kualitas tidur yang
buruk.
F. Etika Penelitian
42
sebagain berikut:
akan ikut serta...atau menolak sebagai subjek penelitian. Prinsip ini tertuang
convidentiality)
luas.
dari penelitian.
43
a. Data primer
Andalas.
kuisioner.
b. Data sekunder
wakil dekan III fakultas teknik, fakultas hukum, fakultas ilmu politik
konsistensi dan hubungan setiap jawaban yang diberikan. Hasil akhir dari
I. Analisis Data
a. Analisa Univariat
46
b. Analisa Bivariat
berarti Ho ditolak, ini berarti ada hubungan yang bermakna antar variabel.
Jika p value ≥0,05 berarti Ho gagal ditolak, ini berarti tidak ada hubungan
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Ketiga fakultas ini mempunyai mahasiswa
mahasiswa teknik sebanyak 135 orang, hukum 72 orang dan ilmu sosial ilmu
politik 71 orang.
Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuisioner GNSBQ
untuk perilaku merokok dan kuisioner PSQI untuk kualitas tidur. Penelitian
pengolahan data yang didapat. Hasil penelitian di sajikan dalam dua bagian
B. Karakteristik Responden
jenis rokok, alasan pertama kali merokok, lama merokok dan batang rokok
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui dari 278 responden didapatkan lebih
dari separuh responden berusia 18 tahun yaitu 173 orang (62,2%), sebanyak
159 orang (57,2%) mengkonsumsi rokok jenis kretek, sebanyak 133 orang
C. Analisa Univariat
1. Perilaku Merokok
Perilaku merokok f %
Ringan 21 7,6
Sedang 173 62,2
Berat 58 20,9
Sangat berat 26 9,4
2. Kualitas Tidur
Kualitas tidur f %
Baik 18 6,5
Buruk 260 93,5
52
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui dari 278 orang responden bahwa
D. Analisa Bivariat
Tabel 5.4 Analisis Hubungan Perilaku Merokok Dengan Kualitas Tidur Pada
Mahasiswa Laki-Laki Universitas Andalas
Kualitas tidur
Perilaku merokok Baik Buruk Jumlah
F % f % f %
Ringan 0 0 21 8 21 8
Sedang 15 6 158 56 173 62
Berat 3 1 55 20 58 21
Sangat berat 0 0 26 10 9 9
Total 18 6,3 260 93,4 278 100
Dari tabel 5.4 diatas didapatkan hasil perilaku merok sedang (62%) dengan
kualitas tidur buruk (56%). Karena dari tabel 4x2 di dapatkan hasil expected
countnya ada 3 cell yang kurang dari 5 dan tidak memenuhi syarat untuk
dilakukan uji chi square menurut Priyo (2007) maka peneliti melakukan
penggabungan cell untuk kategori perilaku merokok ringan dan sedang serta
pada perilaku merokok berat dan sangat berat. Setelah dilakukan
penggabungan didapatkan hasil seperti tabel berikut:
Tabel 5.5 Analisis Hubungan Perilaku Merokok Dengan Kualitas Tidur Pada
Mahasiswa Laki-Laki Universitas Andalas
Kualitas tidur
P-
Perilaku merokok Baik Buruk Jumlah
value
f % f % f %
Ringan-Sedang 15 5,3 179 64,3 194 100
Berat-Sangat 0,029
3 1 81 29,1 84 100
berat
Total 18 6,3 260 93,4 278 100
53
Dari tabel 5.4 diketahui bahwa dari perilaku merokok ringan sedang
mempunyai kualitas buruk sebanyak 179 orang (64,3%) dan dengan kualitas
tidur baik sebanyak 15 orang (5,3%).pada perilaku merokok berat dan sangat
berat didapatkan kualitas tidur buruk sebanyak 81 orang (29,1%) dan kualitas
tidur baik sebanyak 3 orang (1%). Karena dari tabel didapatkan ada nilai
kategori perilaku merokok sangat berat. Hasil uji chi square diperoleh
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden
fakultas hukum, fakultas ilmu sosial ilmu politik. Berbagai faktor yang
menjadi suatu kebiasaan yang sangat penting bagi responden, mulai dari
jumlah batang rokok yang dihisap, usia pertama merokok yang terlalu dini,
(2004) pada umur 18 tahun merupakan kelompok umur remaja akhir, pada
tahapan umur ini remaja cenderung meniru dan mencoba hal-hal baru
teman yang seumuran, maka menyebabkan rasa ingin tahunya pun menjadi
tinggi serta mencoba berbagai hal-hal yang baru. Rasa ingin tahu yang
tinggi dan ingin mencoba hal yang baru harus di arahkan ke arah yang
positif, seperti menyibukkan diri dengan hobi, olah raga, atau kegiatan
akademis lainnya.
Dari hasil penelitian ini juga diketahui jenis rokok yang dikonsumsi
respoden yaitu lebih dari separuh responden sebanyak 159 orang (57,2)
54
satu perilaku yang membuat mereka tenang dan nyaman yaitu dengan
terpimpin serta hipnotis lima jari. Diharapkan juga peran dari fakultas
dipengaruhi oleh kesamaan, baik itu ras, jenis kelamin, sifat maupun
memilih teman yang mempunyai aktifitas yang baik dan sibuk terhadap
menjadi role model bagi temannya yang merokok. Tanpa rokok mereka
tetap bisa diterima di lingkungan , tetap bisa bergaul dan tetap bisa
tua juga berpengaruh karena orang tua adalah wadah pengasuhan terhadap
yang diberikan orang tuanya. Terlebih jika orang tua mempunyai sifat
dihadapan anaknya karena tindakan tersebut lebih cepat ditiru oleh anak.
rokok memiliki tujuan agar yang belum merokok ingin mencoba merokok
57
dengan gambar gambar bahkan dengan video yang menarik agar yang
agar tidak bertambah angka pengguna rokok tersebut. Dalam hal ini,
Andalas.
Pada penelitian ini didapatkan usia yang pertama kali merokok ada
pada usia 7 tahun sebanyak 3 orang (1,1%) dan paling banyak memulai
akan semakin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga mempunyai dose-
response effect, artinya semakin muda usia merokok maka akan semakin
Salah satu kandungan rokok yaitu nikotin, memiliki efek terhadap otak
berikan sedini mungkin agar pada masa masa kanak kanak atau baru
2. Perilaku merokok
orang dengan perilaku merokok berat, dan 26 orang (9,4%) berada pada
33 orang (17%).
waktu 4-6 bulan dalam mencapai tahapan tersebut. Jumlah rokok yang
dihisap dari hari kehari pun bertambah seiring dengan tahapan perilaku
60
tersebut maka jumlah batangnya pun akan bertambah karena efek dari
nikotin akan membuat orang menjadi candu dan ingin merasakan rokok
lagi dan lagi. Berbagai efek yang dirasakan karena pengaruh merokok.
Salah satu efek nya yaitu gangguan kualitas tidur. Mahasiswa akan lebih
sulit untuk memulai tidur dan akan sering terbangun pada malam hari,
menjadi bertambah berat dan menjadi suatu kebiasaan yang sangat penting
bagi responden, mulai dari jumlah batang rokok yang dihisap, usia pertama
merokok yang terlalu dini, merokok sudah lebih dari 10 tahun, lingkungan
sekitar juga perokok maupun efek dari dalam diri sendiri (Rompas,2013).
konsumsi rokok, maka akan membuat efek candu dalam diri pengguna
dalam rokok yang membuat candu dan ketagihan sehingga responden tidak
(2005) pada perilaku merokok berat seseorang sangat sering bahkan baru 5
membuat berabagai zat dalam rokok akan masuk kedalam tubuh, seiring
zat tersebut akan membuat gangguan pada dalam tubuh. Zat tersebut akan
dari nikotin Efek candu terhadap nikotin yang dapat dirasakan sulit
3. Kualitas tidur
dalam pola tidur malam, termasuk berkurangnya waktu tidur, durasi tidur
maupun bertambahnya perbedaan pola tidur pada hari kerja dan akhir
muda 6-8jam/hari.
tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur,
cukup buruk dan sangat buruk sebanyak 163 orang responden (58,7%).
baik ataupun sangat buruk. Penelitian ini hanya melihat persepsi dan
menit untuk dapat tertidur. Menurut Gusvita (2015) latensi tidur adalah
durasi dari memulai tidur hingga tertidur. Seseorang dengan kualitas tidur
kafein dan makan sebelum tidur dimana kebiasaan ini dapat mengganggu
tengah malam. Dewasa muda dapat tertidur selama lebih dari 6 jam setiap
seperti responden ini membutuhkan tidur yang berkualitas selama 6-8 jam
perhari.
besar 226 orang responden (81,3%) memiliki efisiensi tidur yang baik
peresentase antara jumlah total jam tidur dibagi dengan jumlah jam yang
kondisi terputusnya tidur yang mana pola tidur seseorang berubah dari
seluruh responden 278 orang (100%) tidak ada yang menggunakan obat
mempunyai efek yang mengganggu tidur pada tahap REM. Oleh karena
subjektif yang buruk, latensi tidur selama 16-30 menit untuk dapat tertidur,
kualitas tidur yang buruk, dan 13 responden (16%) memiliki kualitas tidur
tidur. Gangguan tidur bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
merokok dll. Mahasiswa sering didesak dengan tugas kuliah yang sudah
Pada penelitian ini didapatkan data bahwa dari semua responden yang
memiliki perilaku merokok, 93,5% memiliki kualitas tidur yang buruk. Pada
kualitas tidur buruk, pada perilaku merokok sedang 158 orang (91,4%) dari
173 mengalami kualitas tidur yang buruk, para perilaku merokok berat 55
orang (94,9%) dari 58 orang mengalami kualitas tidur buruk, dan pada perilaku
hubungan antara perilaku merokok dengan kualitas tidur pada mahasiswa laki-
Hal ini sejalan dengan penelitian Chintani (2018) bahwa dari 30 orang
dengan kualitas tidur buruk. Sejalan dengan Vaora (2014) bahwa dari 81
keinginan untuk tidak merokok, mereka cenderung sensitif terhadap efek dari
Jika nikotin sudah masuk kedalam tubuh maka zat tersebut akan
membuat berbagai efek terhadap tubuh. Salah satunya gangguan kualitas tidur.
Sehingga rasa kantuk dan relaks akan hilang yang digantikan dengan rasa
untuk mencapai tidur yang berkualitas akan berdampak pada perasaan tidak
69
gangguan tidur yang dialami responden seperti terbangun ditengah malam/ dini
sesuai dengan penelitian Vaora tahun 2014 didapatkan data responden yang
kemaknaan dalam penelitian ini didapatkan nilai p<0,05 yakni p value= 0,005
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh
sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 108 orang yang
terdiri dari 33 orang perokok dan 75 orang non perokok. Hasil analisis
insomnia.
70
meningkatkan aktifitas otak, pada pecandu akut yang baru mulai kecanduan
rokok, selain lebih sulit tidur, seseorang juga dapat terbangun oleh keinginan
kuatuntuk merokok setelah tidur kira-kira dua jam. Setelah merokok, seseorang
akan sulit untuk tidur kembali karena efek stimulan dari nikotin.
Chien et al pada tahun 2010 tentang durasi tidur dan insomnia sebagai faktor
risiko penyakit kardiovaskular dan penyebab kematian pada 3.430 pada etnik
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi durasi tidur dan insomnia, dan
merokok merupakan salah satu faktor penting yang sering ditemukan pada
hubungan yang bermakna antara perilaku merokok dan kejadian insomnia (p <
Pada penelitian ini ada pula responden merokok yang tidak mengalami
(8,6%) dan perilaku merokok berat ada 3 orang (5,1%). Hal ini disebabkan
kualitas tidur tidak seutuhnya dipengaruhi oleh perilaku merokok saja. Ada
71
merokok diketahui ada yang memiliki kualitas baik. Diketahui sebagian besar
dirinya. Jenis rokok yang dikonsumsi sebagian besar berjenis rokok filter. Pada
rokok filter kadar nikotin yang masuk kedalam tubuh tidak sebanyak rokok
kretek. Sesuai dengan penelitian Anggara (2016) ada perokok yang memiliki
kebiasaan merokok yang tidak berlebihan. Sesuai dengan hasil penelitian ini
meminimalkan juga nikotin yang masuk ke dalam otak. Sehingga, rasa candu
yang dihasilkan otak akan berkurang juga yang dapat meningkatkan kualitas
C. Keterbatasan penelitian
oleh ketua himpunan masing masing fakultas yang membutuhkan waktu dari
karakteristik responden yang belum diteliti atau tidak diteliti yaitu Indeks
awal perkuliahan yaitu masih semester 1 dan belum ada dilakukan evaluasi
hasil belajar.
73
BAB VII
A. Kesimpulan
tahun 2019 dengan total sampel 278 orang responden dapat ditarik
1. Lebih dari separuh responden berusia 18 tahun yaitu 173 orang (62,2%),
10 tahun.
B. Saran
Andalas yaitu:
mahasiswa laki-laki dapat membaik dan tetap dalam keadaan yang sehat
Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data
Andalas.
hal hal yang dapat menimbulkan ketenangan seperti teknik relaksasi dan
nafas dalam.
lebih representatif.
Diharapkan dari hasil penelitian ini orang tua dapat memberikan contoh
terhadap tingkah laku yang baik dan dapat memberikan pengasuhan yang
baik pada anak serta menghilangkan sifat yang permisif (acuh tak acuh)
PETUNJUK
Pertanyaan berikut ini berkaitan dengan kebiasaan tidur yang biasa anda lakukan selama seminggu lalu.
Jawaban dari anda akan mengindikasikan tanggapan yang paling akurat pada mayoritas sehari-hari atau malam-
malam yang anda lalui seminggu lalu. Mohon anda menjawab semua pertanyaan.