Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun oleh :

Nama : Indriana Eka Yulianti

NIM : 21118074

Dosen Pembimbing : Siti Romadoni, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN INSTITUT ILMU


KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan dalam bentuk maupun isi
Laporan Studi Kasus ini dengan sangat sederhana,tak lupa kami juga berterima
kasih kepada Ibu Siti Romadoni, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah membimbing
kami dalam pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini dapat dipergunakan
sebaik-baiknya sebagai petunjuk maupun pedoman bagi pembacanya. Harapan
saya semoga makalah ini dapat membantu pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
Kami sadari laporan ini masih banyak kekurangannya, kami mohon maaf
apabila ada kesalahan, baik dari kata-kata maupun cara penulisan, apabila ada
saran dan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
laporan ini, kami dapat menerimanya dengan senang hati, sehingga kami dapat
memperbaiki segalanya di masa yang akan datang.
Wasalamualaikum wr.wb

Palembang , 14 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman judul.........................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan........................................................................................3
E. Sasaran..........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Manajemen Keperawatan : Fungsi Manajemen..............................5

BAB III PENGKAJIAN


A...Kajian Data.................................................................................................16
B. Analisa SWOT...........................................................................................20
C. Identifikasi Masalah...................................................................................22
D. Prioritas Masalah........................................................................................22
E. Plan Of Action (POA).................................................................................24

BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Pelaksanaan Fungsi Manajemen...............................................26

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................28
B. Saran...........................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30

iii
iv
A. Latar belakang BAB I
PENDAHULUAN

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, rumah sakit


adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara
sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non kesehatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan
posisi kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan
rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun
tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. (Wiwiek, 2008)
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang
professional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,
dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada
kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard professional keperawatan
dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Keperawatan
profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat yang
selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk
selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan
baik (etikal).
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan,
yang dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen
pelayanan perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu
proses perubahan atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam
1
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap

2
staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant &
Massey, 1999). Sedangkan menurut Gillies (1986), manajemen didefinisikan
sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu
pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut
saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis,
hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan
yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama
dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan
dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain :
memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan
asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman
bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga
keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai
masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
manajemen yang baik. (Arwani, 2002)
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanana
keperawatan, asuhan keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan
pengelolaan asuhan keperawatan yang profesional. Model pemberian asuhan
keperawatan merupakan salah satu pendekatan dalam pengelolaan asuhan
keperawatan profesional yang menjamin terwujudnya kesinambungan
dalam pemberihan asuhan keperawatan dan akuntabilitas. (Nursalam, 2002)
Ruang IGD Rumah Sakit Siti Fatimah menerapkan fungsi
manajemen yaitu penerapan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan,
melalui kerja kelompok yang terkoordinasi dan kooperatif dapat terwujud
pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh lengkap terhadap pasien.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah yang diangkat adalah
Konsep Manajemen Keperawatan : Fungsi Manajemen di Rumah Sakit.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menganalisis pelaksanaan Konsep Manajemen Keperawatan : Fungsi
Manajemen di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
Menelaah pelaksanaan Konsep Manajemen Keperawatan : Fungsi
Manajemen di Rumah Sakit.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan
wawasan mengenai fungsi manajemen.
2. Bagi Rumah Sakit
Studi kasus ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang manajemen
keperawatan pada perawat di rumah sakit X, untuk selanjutnya dapat
dilakukan tindakan penatalaksanaan ataupun meningkatkan pelayanan
kesehatan.
3. Bagi Penulis
Untuk menerapkan ilmu yang didapat selama pendidikan di IKesT
Muhammadiyah Palembang serta menambahkan pengetahuan dan litelatur
dalam ilmu keperawatan dan wawasan mengenai upaya pencegahan pasien
jatuh dalam pelayanan keperawatan.

E. Sasaran
Sasaran Laporan yaitu kepala bidang keperawatan, kepala ruangan,
ketua tim dan perawat pelaksana.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen Keperawatan : Fungsi Manajemen


1. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen didefenisikan secara umum sebagai upaya-upaya yang
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain. Dalam
manajemen pertama-tama perlu diketahui dengan jelas apa tujuan yang akan
dicapai. Selanjutnya bagaimana upaya yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tersebut dengan melibatkan sekelompok orang dalam suatu
organisasi.
Menurut Gillies (1994) manajemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui upaya anggota staf keperawatan untuk memberikan
pelayanan keperawatan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien, dan
tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin
serta mengontrol keuangan, material, dan sumber daya manusia yang ada
untuk memberikan pelayanan keperawatan seefektif mungkin bagi setiap
kelompok pasien dan keluarga mereka.
Schein (2008: 2) memberi definisi manajemen sebagai profesi.
Menurutnya manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja
secara profesional, karakteristiknya adalah para profesional membuat
keputusan berdsarkan prinsip-prinsip umum, para profesional mendapatkan
status mereka karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan
para profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat.
Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk
menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).

5
2. Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan
Menurut Terry (2010: 9), fungsi manajemen dapat dibagi menjadi
empat bagian, yakni planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan)
1. Planning (Perencanaan)
a. Pengertian
Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.
Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk
dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan
kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna
merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa
mendatang.
Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan,
kebijakan, prosedur, dan peraturan-peraturan dalam pelayanan
keperawatan, kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka pendek
dan jangka panjang serta menentukan jumlah biaya dan mengatur
adanya perubahan berencana.
b. Proses Perencanaan
Proses perencanaan berisi langkah-langkah:
1) Menentukan tujuan perencanaan;
2) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan;
3) Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang;
4) Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan; dan
5) Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.
c. Elemen Perencanaan
Perencanaan terdiri atas dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan
rencana (plan).
1) Sasaran yaitu hal yang ingin dicapai oleh individu, kelompok, atau
seluruh organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran
memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria
untuk mengukur suatu pekerjaan.

6
2) Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk
mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya,
jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi
berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi
penggunaanya.
d. Unsur-unsur Perencanaan
Suatu perencanaan yang baik harus menjawab enam pertanyaan yang
tercakup dalam unsur-unsur perencanaan yaitu:
1) Tindakan apa yang harus dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala
sesuatu yang akan dilakukan
2) Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu
merumuskan faktor-faktor penyebab dalam melakukan tindakan
3) Tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan tempat atau lokasi
4) Kapan tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan waktu
pelaksanaan tindakan;
5) Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu menentukan
pelaku yang akan melakukan tindakan dan
6) Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu
menentukan metode pelaksanaan tindakan.
e. Klasifikasi perencanaan
Rencana-rencana dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Rencana pengembangan. Rencana-rencana tersebut menunjukkan
arah (secara grafis) tujuan dari lembaga atau perusahaan
2) Rencana laba. Jenis rencana ini biasanya difokuskan kepada laba
per produk atau sekelompok produk yang diarahkan oleh manajer.
Maka seluruh rencana berusaha menekan pengeluaran supaya dapat
mencapai laba secara maksimal
3) Rencana pemakai. Rencana tersebut dapat menjawab pertanyaan
sekitar cara memasarkan suatu produk tertentu atau memasuki
pasaran dengan cara yang lebih baik dan

7
4) Rencana anggota-anggota manajemen. Rencana yang dirumuskan
untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan anggota-
anggota manajemen menjadi lebih unggul (Terry, 1993: 60).
f. Tipe-tipe Perencanaan
Tipe-tipe perencanaan terinci sebagai berikut:
1) Perencanaan jangka panjang (Short Range Plans), jangka waktu 5
tahun atau lebih
2) Perencanaan jangka pendek (Long Range Plans), jangka waktu 1
s/d 2 tahun
3) Perencanaan strategi, yaitu kebutuhan jangka panjang dan
menentukan komprehensif yang telah diarahkan
4) Perencanaan operasional, kebutuhan apa saja yang harus dilakukan
untuk mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai
tujuan strategi tersebut
5) Perencanaan tetap, digunakan untuk kegiatan yang terjadi berulang
kali (terus-menerus); dan
6) Perencanaan sekali pakai, digunakan hanya sekali untuk situasi
yang unik.
g. Dasar-dasar Perencanaan yang Baik
Dasar-dasar perencanaan yang baik meliputi:
1) Forecasting, proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang
akan terjadi pada masa yang akan dating
2) Penggunaan skenario, meliputi penentuan beberapa alternatif
skenario masa yang akan datang atau peristiwa yang mungkin
terjadi
3) Benchmarking, perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara
lebih baik suatu arus kinerja dan menentukan kemungkinan
tindakan yang dilakukan untuk masa yang akan dating
4) Partisipan dan keterlibatan, perencanaan semua orang yang
mungkin akan mempengaruhi hasil dari perencanaan dan atau akan
membantu mengimplementasikan perencanaanperencanaan tersebut
dan

8
5) Penggunaan staf perencana, bertanggung jawab dalam
mengarahkan dan mengkoordinasi sistem perencanaan untuk
organisasi secara keseluruhan atau untuk salah satu komponen
perencanaan yang utama.
h. Tujuan Perencanaan
1) Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun
karyawan non-manajerial
2) Untuk mengurangi ketidakpastian
3) Untuk meminimalisasi pemborosan dan
4) Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam
fungsi selanjutnya.
i. Sifat Rencana yang Baik
Rencana dikatakan baik jika memiliki sifat sifat-sifat sebagai berikut:
1) Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas
2) Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan
yang sebenarnya;
3) Stabilitas, setiap rencana tidak setiap kali mengalami perubahan,
sehingga harus dijaga stabilitasnya
4) Ada dalam pertimbangan dan
5) Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, meliputi fungsi-fungsi
yang ada dalam organisasi.
2. Organizing
a. Pengertian
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan
manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan
rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi.
Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi
pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa
yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas.
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan
kegiatan ke departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya
kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya manusia

9
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang
untuk pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian yang khas.
Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang terkadang
diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.
b. Ciri-ciri Organisasi
Ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai tujuan dan sasaran
2) Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
3) Adanya kerjasama dari sekelompok orang dan
4) Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang.
c. Komponen-komponen Organisasi
Ada empat komponen dari organisasi yang dapat diingat dengan kata
“WERE” (Work, Employees, Relationship dan Environment).
1) Work (pekerjaan) adalah fungsi yang harus dilaksanakan berasal
dari sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
2) Employees (pegawai-pegawai) adalah setiap orang yang
ditugaskan untuk melaksanakan bagian tertentu dari seluruh
pekerjaan.
3) Relationship (hubungan) merupakan hal penting di dalam
organisasi. Hubungan antara pegawai dengan pekerjaannya,
interaksi antara satu pegawai dengan pegawai lainnya dan unit kerja
lainnya dan unit kerja pegawai dengan unit kerja lainnya merupakan
hal-hal yang peka.
4) Environment (lingkungan) adalah komponen terakhir yang
mencakup sarana fisik dan sasaran umum di dalam lingkungan
dimana para pegawai melaksanakan tugas-tugas mereka, lokasi,
mesin, alat tulis kantor, dan sikap mental yang merupakan faktor-
faktor yang membentuk lingkungan.
d. Tujuan organisasi
Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau
situasi yang tidak terdapat sekarang, tetapi dimaksudkan untuk dicapai

10
pada waktu yang akan dating melalui kegiatan-kegiatan organisasi
(Handoko, 1995: 109).
e. Prinsip-prinsip organisasi
Williams (1965: 85) mengemukakan pendapat bahwa prinsipprinsip
organisasi meliputi :
1) Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
2) Prinsip skala hirarki
3) Prinsip kesatuan perintah
4) Prinsip pendelegasian wewenang
5) Prinsip pertanggungjawaban
6) Prinsip pembagian pekerjaan
7) Prinsip rentang pengendalian
8) Prinsip fungsional
9) Prinsip pemisahan
10) Prinsip keseimbangan
11) Prinsip fleksibilitas dan
12) Prinsip kepemimpinan.
f. Manfaat pengorganisasian
Pengorganisasian bermanfaat sebagai berikut:
1) Dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan
yang lain
2) Setiap anggota dapat mengetahui kepada siapa ia harus
bertanggung jawab
3) Setiap anggota organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi
tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisinya
dalam struktur organisasi
4) Dapat dilaksanakan pendelegasian wewenang dalam organisasi
secara tegas, sehingga setiap anggota mempunyai kesempatan yang
sama untuk berkembang dan
5) Akan tercipta pola hubungan yang baik antar anggota Organisasi,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan dengan mudah.
g. Kegiatan dalam fungsi organizing meliputi:

11
1) Menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan
klien dan ketenagaan
2) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas,
dan menetapkan prosedur yang diperlukan
3) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggungjawab
4) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia/tenaga kerja
5) Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang
paling tepat
6) Mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan dari
unit
7) Bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan dan
memahami serta menggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
3. Actuating (Pelaksanaan)
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa, hingga mereka berkeinginan dan berusaha
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama Terry (1993:62).
4. Controlling (Pengawasan)
a. Pengertian Controlling
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan
alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
b. Tahap-tahap Pengawasan
Tahap-tahap pengawasan terdiri atas:
1) Penentuan standar
2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3) Pengukuran pelaksanaan kegiatan
4) Pembanding pelaksanaan dengan standar dan analisa
penyimpangan dan
5) Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.
c. Tipe-tipe Pengawasan

12
1) Feedforward Control dirancang untuk mengantisipasi masalah-
masalah dan penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan
koreksi sebelum suatu kegiatan tertentu diselesaikan.
2) Concurrent Control merupakan proses dalam aspek tertentu dari
suatu prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu kegiatan
dilanjutkan atau untuk menjamin ketepatan pelaksanaan suatu
kegiatan.
3) Feedback Control mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang
telah dilaksanakan.
d. Kegiatan dalam controlling
Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban
keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta
pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.

3. Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan


Prinsip-prinsip manajemen secara umum menurut Fayol terdiri dari:
1. Division of working (pembagian pekerjaan).
2. Authority and responsibility (kewenangan dan tanggungjawab).
3. Dicipline (disiplin).
4. Unity of command (kesaatuan komando).
5. Unity of direction (Kesatuan arah).
6. Subordination of individual to generate interent (kepentingan
individu tunduk pada kepentingan umum).
7. Renumeration of personal (penghasilan pegawai).
8. Decentralization (desentralisasi).
9. Scala of hierarchy (jenjang hirarki).
10. Order (keterlibatan)
11. Stability of tunnure personal (stabilitas jabatan pegawai).
12. Equity (keadilan).
13. Inisiative (inisiatif)
14. Esprit de corps (Kesetiawakawanan korps).
Seperti juga prinsip-prinsip manajemen secara umum, prinsip-prinsip yang
mendasari manajemen keperawatan adalah:
13
1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan,
karena melalui fungsi perencanaan pimpinan/ pengelola keperawatan
dapat menurunkan risiko terhadap pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah yang tidak efektif dan tidak efisien.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif. Manajer/ pengelola keperawatan yang menghargai
waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu dan perencanaan yang
telah ditentukan sebelumnya.
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan yang tepat diberbagai tingkat manajerial.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer/ pengelola keperawatan dengan
mempertimbangkan apa yang pasien lihat, pikir, yakini dan ingini.
Kepuasan pasien merupakan point utama dari tujuan keperawatan.
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian
dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi pelayanan untuk
mencapai tujuan.
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana.
7. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk
memperlihatkan penampilan kinerja yang baik.
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara
pegawai.
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
persiapan perawat-perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih

14
tinggi ataupun upaya manajer keperawatan untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan yang ditemukan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para administrator
dan manajer keperawatan seyogianya bekerja bersama-sama dalam
perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

15
BAB III
HASIL PENGKAJIAN

A. Kajian Data
Kajian data terkait konsep manajemen keperawatan : fungsi
manajemen di ruang IGD RSUD Siti Fatimah akan di uraikan berdasarkan 3
tanggung jawab konsep manajemen keperawatan : fungsi manajemen yang di
terapkan di ruang IGD RSUD Siti Fatimah yaitu uraian tugas kepala ruangan,
uraian tugas ketua tim dan uraian tugas perawat pelaksana ,sebagai berikut :

1. Kepala Ruangan

Tabel rekapitulasi uraian tugas kepala ruang IGD RSUD Siti Fatimah

No Aspek yang dinilai Dilakukan


Ya Tidak
PERENCANAAN
1 Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruang √
masing-masing
2 Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya √
3 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : √
gawat, transisi dan persiapan pulang bersama ketua
tim
4 Mengidentifikasi jumlah perawat yang di butukan √
berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien bersama
ketua tim, mengatur penugasan atau penjadwalan
5 Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan √
6 Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, √
patofisiologis, tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien
7 Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan √
8 Membantu mengembangkan niat pendidikan dan √

16
latihan diri
9 Membantu membimbing terhadap peserta didik √
Keperawatan
10 Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di √
rumah sakit
PENGORGANISASIAN
11 Merumuskan metode penugasan yang digunakan √
12 Merumuskan tujuan metode penugasan √
13 Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim √
secara jelas
14 Membuat rentang kendali kepala ruangan √
membawahi ketua tim dan ketua tim membawahi
perawat
15 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : √
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada
setiap hari
16 Mengatur dan mengendaliakn logistic ruangan √
17 Mengatur dan mengendaliakan situasi tempt √
Praktik
18 Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak √
berada di tempat, kepada ketua tim
19 Memberi wewenang kepada tata usaha untuk √
mengurus administrasi pasien
20 Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya √
21 Identifikasi masalah dan cara penanganan √
PENGARAHAN
22 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada √
ketua tim
23 Memberi pujian kepada anggota tim yang √
melakukan tugas dengan baik
24 Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, √

17
keterampilan dan sikap
25 Menginformaiskan hal-hal yang di anggap penting √
dan berhubungan dengan askep pasien
26 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir √
kegiatan
27 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan √
dalam melaksanakan tugasnya
28 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim √
PENGAWASAN
29 Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan √
ketua tim maupun pelaksana mengenai Asuhan
Keperawatan yang diberikan kepada pasien
30 Melakukan supervisi : √
 Pengawasan langsung melalui inspeksi,
mengawasi sendiri atau melalui laporan
langsung secara lisan dan memperbaiki /
mengawasi kelemahan yang ada saaat ini juga
 Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek
daftar hadir ketua tim. Membaca dan
memeriksa renpra serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan
 Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan
yang telah disusun bersama ketua tim
 Audit keperawatan
Total 30 0
Presentasi 100 % 10%

18
2. Kepala Tim
Table rekapitulasi uraian tugas ketua tim di Ruang IGD RSUD Siti Fatimah
No Aspek yang dinilai Dilakukan
Ya Tidak
1 Membuat perencanaan √
2 Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi √
3 Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat √
menilai tingkat kebutuhan pasien
4 Mengembangkan kemampuan anggota √
5 Menyelenggarakan konferensi √
Total 3 2
Presentasi 60 % 40 %

3. Perawat pelaksana
Tabel Rekapitulasi uraian tugas anggota tim di Ruang IGD RSUD Siti Fatimah
No Aspek yang dinilai Dilakukan
Ya Tidak
1 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di √
bawah tanggung jawabnya
2 Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim √
3 Memberikan laporan √
Total 3 0
Presentase 100 % 0%

19
B. Analisa SWOT

Aspek Yang Dikaji Strength (Kelebihan) Weakness (Kekurangan) Opportunity (Peluang) Threat (Anacaman)
Belum optimalnya  Dari hasil observasi  Dari hasil observasi  Adanya kesepakatan  Kurang terpantaunya
penerapan perencanaan bahwa penerapan sudah ada jadwal antara perawat yaitu perkembangan
sesuai dengan prosedur perencanaan sudah untuk kegiatan Karu, KaTim, dan kondisi pasien,
banyak dilakukan perencanaan tetapi PA patofisiologi,
 Dari hasil observasi belum dilaksanakan tindakan medis yang
tingkat pendidikan secara maksimal dilakukan, program
Karu adalah S1  Dari hasil observasi pengobatan akibat
keperawatan masih ada perawat Kepala Ruangan
yang tidak tidak mengikuti visite
menyebutkan rencana dokter
tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi
yang akan dilakukan
dan waktu
pelaksanaan

20
Pelaksanaan tugas Kepala  Dilakukan dengan  Ketidakpatuhan  Mengusulkan jadwal  Hasil dari tugas tidak
Tim masih belum sesuai baik oleh Kepala Kepala Tim terhadap rutin kegiatan tercapai secara
dengan uraian tugas yang Tim sesuai dengan SOP yang telah ada supervisi dan maksimal
sudah ditetapkan SOP evaluasi

21
22
C. Identifikasi Masalah

No Data Masalah
1  Kepala Ruangan tidak mengikuti visite dokter untuk mengetahui Belum optimalnya penerapan perencanaan sesuai
kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program dengan prosedur
pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan
yang akan dilakukan terhadap pasien
 Kepala Ruanagan tidak membantu mengembangkan niat
pendidikan dan latihan diri

2  Kepala Tim tidak menyelenggarakan konferensi Pelaksanaan tugas Kepala Tim masih belum sesuai
 Kepala Tim tidak membuat penugasan, supervisi dan evaluasi dengan uraian tugas yang sudah ditetapkan

D. Prioritas Masalah
No Masalah Kategori C A R L Skor Rank
1 Belum optimalnya penerapan perencanaan Cukup 4 3 3 3 108 1
sesuai dengan prosedur
2 Pelaksanaan tugas Kepala Tim masih belum Cukup 4 3 2 3 72 2

23
sesuai dengan uraian tugas yang sudah
ditetapkan

Keterangan :

C : Aapability (ketersediaan sumber daya)


A : Accesbility (kemudahan masalah yang di atasi atau tidak di atasi)
R :Readmess (kesiapan dari tenaga kesehatan maupun kesiapan sasaran seperti keahlian / kemampuan dan motivasi)
L : Leverange (seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan yang dibahas)
Rentang nilai yang digunakan :
5 : saat mampu / paling tidak menjadi masalah
4 : mampu / tidak menjadi masalah
3 : cukup / cukup menjadi masalah
2 : kurang mampu / menjadi masalah
1 : tidak mampu / paling menjadi masalah

24
E. Planing of Action
No Masalah Rank Target Uraian Kegiatan Waktu Sasaran PJ Yang terkait
1 Belum optimalnya 1 Penerapan Koordinasi dengan 2 Juli 2021 Kepala Mahasiswa Kepala ruangan,
penerapan Perencanaan kepala ruangan ruangan, ketua ketua tim, pj shift
Perencanaan sesuai dapat optimal untuk tim, pj shift dan perawat di
dengan prosedur sesuai dengan mengoptimalkan dan perawat ruang IGD
prosedur yang penerapan ruangan
sudah perencanaan yang
ditetapkan tidak dilakukan
sesuai dengan
prosedur
2 Pelaksanaan tugas 2 Kepala Tim Pembagian tugas 3 Juli 2021 Kepala Mahasiswa Kepala ruangan,
Kepala Tim masih melaksanakan dilaksanakan setiap ruangan, ketua ketua tim, pj shift
belum sesuai tugasnya hari sesuai dengan tim, pj shift dan perawat di
dengan uraian tugas sesuai dengan kemampuan dan perawat ruang IGD
yang sudah uraian tugas masing-masing dan ruangan
ditetapkan yang sudah dilakukan secara
ditetapkan. bersama-sama.

25
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Data Dari Hasil Observasi


Setelah dilakukan observasi selama 5 hari dari tanggal 29-3 Juli 2021
didapatkan hasil bahwa pelaksanaan fungsi manajemen pada Kepala ruangan
tergolong dalam kategori baik (100 %), Kepala Tim termasuk dalam kategori
baik (60 %) dan pada Perawat Pelaksana di ruangan tergolong dalam kategori
sangat baik (100 %). Hal ini berarti bahwa pelaksaan manajemen pelayanan
dirumah sakit sudah cukup baik terutama dalam hal pelayanan kesehatan.
Namun dalam beberapa aspek terutama dalam manajemen keperawatan
ditemukan kurang optimalnya dalam penerapan perencanaan, dan penugasan
yang diterapkan dirumah sakit.
Seperti dalam penerapan perencanaan masih ditemukan perawat yang
tidak mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan
dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien dan tidak
membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri. Dan dalam
kegiatan penugasan juga perawat tidak membuat penugasan, supervisi dan
evaluasi serta tidak menyelenggarakan konferensi. Hal ini menjadi hal yang
perlu mendapat perhatian dari manajemen rumah sakit maupun tiap kepala
ruangan. Dimana peran kepala ruangan adalah menjalan kan proses
manajemen keperawatan agar memperoleh hasil yang optimal.
Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh
manajer dalam melaksanakan fungsi manajemen keperawatan. Manajemen
keperawatan merupakan bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber
keperawatan dengan menerapkan proses manajemen keperawatan untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan (Huber,
2000). Manajemen keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang
menggunakan fungsi-fungsi keperawatan yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, dan pengendalian (Marquis dan
Huston, 2010).

26
Kepala ruangan melaksanakan fungsi manajemen dikarenakan
pendidikan kepala ruangan berstrata S1+Ners. Notoadmojo (2007)
menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah
tingkat pendidikan. Hasibuan (2005) juga menyatakan bahwa pendidikan
merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dan latar belakang dapat menentukan
kedudukan suatu jabatan tertentu.
Hal lain yang mendukung fungsi manajemen dilakukan oleh
kepala ruangan, rata-rata lama bekerja perawat pelaksana adalah sebesar
45,1% dengan rentang 5-10 tahun. Hal tersebut mencerminkan kemampuan
perawat dalam mepersepsikan kepala ruangan untuk melaksanakan fungsi
manajemen keperawatan. Robbins (2003) menyatakan bahwa semakin lama
staf bekerja pada suatu organisasi semakin memberi peluang untuk
menerima tugas-tugas yang lebih menantang, otonomi yang lebih besar, dan
keleluasaan bekerja. Status pekerjaan responden mayoritas pegawai tetap
(PNS) sebesar 69,7% dimana perawat akan dibebankan tugas dan tanggung
jawab, karena pegawai honor lebih sering meninggalkan pekerjaan sehingga
kurang diberi tanggung jawab.
Jika dihubungkan dengan umur responden berada pada rentang 21-40
tahun sebesar 73,6%. Usia ini menurut Hurlock (1980) disebut sebagai usia
produktif sebagai masa berkarir. Hal ini sejalan dengan teori Levinson (1978
dalam Potter dan Perry, 2005) dimana usia ini berada pada tahap menyiapkan
karir, mencoba karir dan usia stabilitas.

27
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui upaya
anggota staf keperawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan,
pengobatan dan bantuan terhadap para pasien, dan tugas manajer keperawatan
adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin serta mengontrol keuangan,
material, dan sumber daya manusia yang ada untuk memberikan pelayanan
keperawatan seefektif mungkin bagi setiap kelompok pasien dan keluarga
mereka.
Beberapa elemen utama dalam fungsi manajemen keperawatan
diantaranya yaitu planning, organizing, actuating (coordinating & directing),
staffing, dan controlling. Setiap fungsi manajemen saling berkaitan satu sama
lain dan dapat diterapkan oleh manajer atas, menengah, dan bawah, mulai dari
Kepala Seksi Keperawatan hingga Kepala Ruang (Dewi, Afiyanti, dan
Rahayuningsih, 2017). Pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan didukung
oleh pengorganisasian asuhan keperawatan dengan metoda pemberian asuhan
keperawatan yang hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
pasien (Marquis & Huston, 2015)

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Rekomendasi untuk pihak manajer keperawatan agar tetap
meningkatkan fungsi manajemen keperawatan melalui kebijakan dan
fasilitas yang mendukung. Peran kepala ruangan dalam perekrutan,
pengembangan tenaga membuat rincian tugas perawat, dan survei
kepuasan klien perlu ditingkatkan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan IKesT Muhammadiyah
Palembang agar dapat meningkatkan pembelajaran manajemen
keperawatan yang lebih spesifik tentang Fungsi Manajemen sehingga
mahasiswa dapat lebih jelas tentang uraian tugas dan wewenang sebagai
28
perawat agar dapat mempersiapkan diri sebelum masuk dunia kerja agar
menjadi role model bagi perawat pelaksana Rumah Sakit untuk
mengevaluasi diri sendiri agar proses keperawatan terlaksana sesuai
dengan yang diharapkan. Selain itu institusi pendidikan, terkhusus untuk
program studi Ilmu Keperawatan agar dapat melanjutkan analisis
mendalam sehingga lebih akurat tentang metode penugasan sesuai
dengan uraian tugas yang lebih mendalam.
3. Bagi Penulis
Diharapkan setelah melakukan analisis ini wawasan serta ilmu
pengetahuan agar dapat menjadi pembelajaran yang bisa diterapkan
untuk evaluasi diri sendiri dan orang lain.

29
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, A. D., Setyaningsih, Y., & Suroto. (2017). Hubungan antara


karakteristik individu dan intrinsik dengan stres kerja pada pekerja pada
pekerja sandblasting. Kesehatan Masyarakat, 5(3), 226–233.
Arruum, D., Sahar, J., & Gayatri, D. (2015). Kontribusi perbedean psikologis
perawat terhadap Pemberdayaan psikologia.Jurnal Keperawatan Indonesia,
18(1), 17-22.
Asriani. (2016). Pengaruh penerapan model praktek keperawatan profesional
(MPKP) terhadap standar asuhan keperawatan dan kepuasan kerja
perawat si ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayabgkara Makassar, Jurnal
Mirai Management, 1 (2), 1–14.
Astini, A., Sidin, A. I., & Kapalawi, I. (2013). Hubungan kepuasan kerja dengan
kinerja perawat di unit rawat inap rumah sakit universitas hasanuddin
tahun 2013, 1–14.
Bakri, M. H. (2017). Manajemen keperawatan (konsep dan aplikasi dalam
praktik keperawatan profesional). Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

30

Anda mungkin juga menyukai