Anda di halaman 1dari 86

Skripsi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA PALEMBANG

INDRIANA EKA YULIANTI


NIM: 21118074

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2022
Skripsi
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA PALEMBANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Keperawatan

INDRIANA EKA YULIANTI


NIM: 21118074

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Indriana Eka Yulianti


NIM : 21118074
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang

Telah diperiksa dan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan di
setujui untuk dilakukan proses ujian Komprehensif Skripsi.

Palembang,07 Juni 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Suratun, S.Kep.Ns.,M.Kep. Joko Tri Wahyuni, S.Kep.Ns.,M.Kep.


NBM : 1268645 NBM : 1007142

Disetujui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Yudi Abdul Majid, S.Kep.,Ns.,M.Kep.


NBM : 1056216

i
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Indriana Eka Yulianti.


NIM : 21118074
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Ilmu Kesehatan, Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing 1 : Suratun, S.Kep., Ns., M.Kep. ( )

Pembimbing 2 : Joko Tri Wahyudi, S.Kep., Ns., M.Kep . ( )

Penguji1 : Agus Suryaman, S.Kep., Ns., M.Kep. ( )

Penguji 2 : Sukron, S.Kep., Ns., MNS. ( )

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal : 07 Juni 2022
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Yudiansyah, S.KM., M.Kes


NBM: 976574

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISNILITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Indriana Eka Yulianti

Nim : 21118074

Tanda tangan :

Tanggal : 19 Juni 2022

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Insitut Ilmu Kesehatan Dan Teknologi Muhammadiyah


Palembang, saya yang bertanda tangan di bawah ini ;

Nama : Indriana Eka Yulianti


NIM : 21118074
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


IkesT Muhammadiyah Palembang Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non
Exclusive Royalty – Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien Penyakit Jantung Koroner di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2022, beserta perangkat yang ada
(jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini IkesT
Muhammadiyah Palembang berhak menyimpan, mengalih media /format-kan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data saya sebagai penulis /pencipta dan
sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Palembang
Pada tanggal : 07 Juni 2022
Yang Menyatakan

Materai 10000

Indriana Eka Yulianti


NIM : 21118074

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas penulis
Nama : Indriana Eka Yulianti
Tempat/tanggal lahir : Kebumen, 18 Juli 1999
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Anak ke dari : Ke-1 dari 3 Saudara
Nama Orang tua
Ayah : M. Antoni
Ibu : Tri Suryanti
Telepon : 0822-6999-9346
E-mail : indriey18@gmail.com
Alamat : Jl. Raya Prabumulih-Baturaja, Desa Beringin,
Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim.
Riwayat Pendidikan :1.TK Pertiwi Kalijoyo Alian Kebumen (2005)
2. SD Negeri 1 Kalijoyo Alian Kebumen (2006-2011)
3. MTs Ishlahul Ummah Beringin Lubai (2011-2014)
4. SMA Negeri 1 Lubai (2014-2017)
5. Institut Ilmu Kesehatan Dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang- Sekarang.

v
ABSTRAK

Nama : Indriana Eka Yulianti


NIM : 21118074
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien
Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang Tahun 2022
Jumlah Halaman : 50 Halaman + 9 Tabel + 18 Lampiran

Latar Belakang : Prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis


dokter di Indonesia, tertinggi di Kalimantan Utara 2,2%, terendah di Nusa
Tenggara Timur 0,7%, untuk di Sumatera Selatan sebanyak 1,2%. Menurut
karakteristik umur, umur 75 tahun ke atas memiliki prevalensi tertinggi, yaitu
sebesar 4,7%, dan prevalensi terendah 0,1% pada umur kurang dari satu tahun.
Menurut karakteristik jenis kelamin, prevalensi tertinggi terjadi pada perempuan,
sebesar 1,6%, dan 1,3% terjadi pada laki-laki. Prevalensi ini dapat dipengaruhi
oleh pengetahuan, pentingnya pengetahuan untuk mengetahui berbagai fakto
resiko yang dapat menyebabkan terjadinya PJK. Untuk meningkatkan
pengetahuan dapat di lakukan dengan Pendidikan Kesehatan.Tujuan Penelitian :
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Pengetahuan Pasien PJK di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Metode Penelitian : penelitian ini dilakukan dengan desain pre eksperimental one
group protest – posttest. Teknik sampling dengan cara purposive sampling.
Sampel penelitian ini berjumlah 42 responden yang menderita PJK yang
berkunjung di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang yang diberikan intervensi
selama 20 menit dengan metode ceramah dan media leafleat. Hasil : hasil
penelitian didapatkan nilai rata-rata pengetahuan sebelum diberikan intervensi
17.33 dengan Standar deviasi 1.677 dan rata-rata pengetahuan setelah diberikan
intervensi 19.69 dengan Standar deviasi 0.563. Berdasarkan hasil uji alternative
menggunakan Wilcoxon didapatkan p- value = 0.00 ≤ α = 0,05. Simpulan : Ada
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien PJK di Rumah
Sakit Bhayangkara Palembang.
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, PJK
Daftar Pustaka : 52 (2010-2020)

vi
ABSTRACT

Name : Indriana Eka Yulianti


NIM : 21118074
Study Program : Bachelor Of Nursing
Title : The Effect of Health Education on Knowledge Levels in
Preventing Complications in Hypertensive Patients at
Palembang Muhammadiyah Hospital in 2022
Background: The importance of good knowledge for our society to know the
various factors that can cause CHD so as to increase the incidence of CHD. One
of the efforts that can be done is to seek health education (Health Education)
about the topics and targets to be achieved.This Study Aims: to determine the
effect of health education on knowledge of CHD patients at Bhayangkara Hospital
Palembang. Research Methods: This research was conducted with a pre-
experimental one group protest-posttest design. The sampling technique is
purposive sampling. The sample of this study amounted to 42 respondents
suffering from CHD who visited Bhayangkara Hospital Palembang who were
given an intervention for 20 minutes using questionnaires and leaflets.Results:The
results of the study showed that the average value of knowledge before being
given an intervention was 17.33 with a standard deviation of 1.677 and the
average knowledge after being given an intervention was 19.69 with a standard
deviation of 0.563. Based on the results of the alternative test using Wilcoxon
obtained p-value = 0.00 = 0.05 so Ha is accepted.

Keyword : Health Education, Knowledge, CHD

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan rahmat-Nya yang selalu dicurahkan kepada seluruh makhluk-Nya.
Salawat serta salam teruntuk baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah dengan nikmat dan hidayah-Nya, penulis telah dapat
menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan di IKesT Muhammadiyah
Palembang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, sangat sulit bagi
saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Heri Shatriadi CP, M.Kes selaku Rektor IKesT Muhammadiyah
Palembang.
2. Bapak Yudiansyah, S.KM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan.
3. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan.
4. Ibu Suratun, S.Kep., Ns., M.Kep dan Bapak Joko Tri Wahyudi, S.Kep., Ns.,
M.Kep selaku Dosen Pembimbing I dan II, yang telah memberikan
bimbingan dan masukan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Agus Suryaman, S.Kep., Ns., M.Kep dan Bapak Sukron, S.Kep., Ns.,
M.NS selaku Dosen Penguji I dan II.
6. Pihak tempat penelitian yaitu Rumah Sakit Bhayangkara Palembang karena
telah mengizinkan saya melakukan penelitian.
7. Ibu Septi Ardianty, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Penasehat Akademik yang
telah memberikan bimbingan, nasehat dan motivasi yang baik selama masa
perkuliahan

8. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan dan Dosen IKesT Muhammadiyah


Palembang yang senantiasa memberikan ilmunya dalam proses belajar
mengajar.

viii
9. Teristimewa orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi Bapak M.Antoni
dan Ibu Tri Suryanti, saudara tercinta Noviana Dwi Werawati dan Tulan Julia
Tri Apriliana, sebagai support system dan terima kasih kepada keluarga besar
saya telah membesarkan dan mendidik saya serta selalu mendoakan yang
terbaik dan mendukung untuk terus maju menjadi orang yang sukses. Terima
kasih juga satu kali lagi kalian telah mengantarkan saya ke gerbang
keberhasilan, ini adalah jawaban dari doa-doa kalian yang selalu kalian
panjatkan untuk saya.
10. Sahabat-sahabatku Ifrohati Fitri, Amelia Monika, Ayu Qorimah Islamiah,
Desia Lolitha, Nilam Cahaya, Shinta Febrina yang selalu mendoakan dan
membantu saya dalam suka duka.
11. Jeffry Surya Pratama yang selalu ada dan memberikan dukungan, saran, serta
kritik selama penulisan skripsi ini.
12. Serta teman-teman PSIK tahun 2018 terima kasih atas persahabatan dan
perjuangan selama menuntut ilmu di IKesT Muhammadiyah Palembang
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
segalanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu dengan hati terbuka penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan yang memberikan perubahan
kearah yang lebih positif dalam proses pembelajaran dimasa yang akan
mendatang.
Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua dan berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Palembang, 07 Juni 2022

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
1. Tujuan Umum..........................................................................................5
2. Tujuan Khusus.........................................................................................5
D. Ruang Lingkup.............................................................................................5
E. Manfaat Penelitian........................................................................................5
1. Manfaat Teoritis......................................................................................5
2. Manfaat Aplikatif....................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................7
A. Konsep PJK..................................................................................................7
1. Definisi PJK.............................................................................................7
2. Etiologi PJK.............................................................................................8
3. Patofisiologi PJK.....................................................................................9
4. Faktor Resiko PJK.................................................................................11
5. Komplikasi PJK.....................................................................................12
6. Penatalaksanaan PJK.............................................................................12
B. Konsep Pendidikan Kesehatan...................................................................14
1. Definisi Pendidikan Kesehatan..............................................................14
2. Tujuan dan Sasaran Pendidikan Kesehatan...........................................15
3. Metode Pendidikan Kesehatan..............................................................15
4. Strategi Pendidikan Kesehatan..............................................................16
5. Konsep Media Pendidikan Kesehatan...................................................16
C. Konsep Pengetahuan.....................................................................................17
1. Pengertian Pengetahuan.........................................................................17
2. Tingkat Pengetahuan..............................................................................18
3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan..............................................19
D. Penelitian Terdahulu..................................................................................20
E. Kerangka Teori..........................................................................................22
BAB III..................................................................................................................23
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS....23
A. Kerangka Konsep.........................................................................................23
B. Definisi Operasional.....................................................................................23
C. Hipotesis.......................................................................................................24

x
BAB IV..................................................................................................................25
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................25
A. Desain Penelitian..........................................................................................25
B. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................................25
1. Populasi Penelitian................................................................................25
2. Sampel...................................................................................................25
C. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................27
D. Tehnik Pengumpulan Data...........................................................................27
E. Instrumen Pengumpulan Data......................................................................30
F. Pengolahan dan Analisa Data.......................................................................30
1. Pengolahan Data.....................................................................................30
2. Analisa Data..........................................................................................31
G. Etika Penelitian.............................................................................................32
BAB V....................................................................................................................34
HASIL PENELITIAN.........................................................................................34
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Palembang...........................34
B. Analisis Univariat.........................................................................................37
C. Analisis Bivariat...........................................................................................40
BAB VI..................................................................................................................42
PEMBAHASAN...................................................................................................42
A.Pembahasan...................................................................................................42
B. Keterbatasan Penelitian................................................................................47
BAB VII................................................................................................................48
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................48
A. Kesimpulan...................................................................................................48
B. Saran.............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................50
LAMPIRAN..........................................................................................................54

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Definisi Operasional25


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.............................................................38

Tabel 5.2 Rata-rata Usia Responden di Rumah Sakit Bhayangkara

Palembang.........................................................................................................39

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di


Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.............................................................39
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.............................................................41
Tabel 5.6 Rata-rata Pengetahuan Pasien PJK Sebelum dilakukan
Pendidikan Kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.....................42
Tabel 5.7 Rata-rata Pengetahuan Pasien PJK Setelah dilakukan
Pendidikan Kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.....................42
Tabel 5.8 Perbedaan Nilai Rata-rata Pengetahuan Pasien PJK Sebelum
dan Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang...................................................................................43

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pengajuan Tema Skripsi..............................................................51

Lampiran 2 : Surat Permohonan Study Pendahuluan........................................52

Lampiran 3 : Lembar Proses Bimbingan Proposal............................................53

Lampiran 4 : Lembar Persyaratan Mengikuti Seminar Proposal......................56

Lampiran 5 : Form Masukan/Perbaikan Seminar Proposal...............................59

Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian................................................65

Lampiran 7 : Surat Permohonan Menjadi Responden.......................................74

Lampiran 8 : Lembar Informed Concent...........................................................75

Lampiran 9 : Lembar Kuisioner PJK Pre..........................................................77

Lampiran 10 : Leaflet PJK................................................................................78

Lampiran 11 : Lembar Kuisioner PJK Post.......................................................82

Lampiran 12 : Surat Selesai Penelitian..............................................................83

Lampiran 13 : Output Data dari SPSS...............................................................84

Lampiran 14 : Lembar Proses Bimbingan Seminar Hasil.................................85

Lampiran 15 : Lembar Persyaratan Mengikuti Seminar Hasil..............................

Lampiran 16 : Lembar Proses Bimbingan Komprehensif.....................................

Lampiran 17 : Lembar Persyaratan Mengikuti Ujian Komprehensif

Lampiran 18 : Dokumentasi

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman di seluruh dunia. Data
dari Global Burden of Cardiovaskular Disease (2020) terdapat 271 juta
kejadian penyakit kardiovaskular pada tahun 1990 dan meningkat hampir dua
kali lipat hingga 523 juta kejadian di tahun 2019. Menurut World Health
Organization (2017) penyakit yang menyebabkan kematian nomor satu di
dunia ialah penyakit kardiovaskular. PJK merupakan salah satu penyakit
kardiovaskular yang menyebabkan kematian tertinggi yaitu terdapat lebih dari
7,4 juta kematian. American Heart Association mengindentifikasi bahwa
terdapat 17,3 juta kematian setiap tahunnya yang disebabkan oleh penyakit
jantung dan angka kematian ini diduga akan terus meningkat hingga tahun
2030. Di Amerika Serikat penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab
kematian terbanyak yakni sebesar 836.456 kematian dan 43,8% diantaranya
disebabkan oleh penyakit jantung koroner (AHA, 2018).
Berdasarkan data dari Riskesdas (2018) mengungkap bahwa di Indonesia
kasus penyakit jantung dan pembuluh darah semakin bertambah tiap
tahunnya, setidaknya terdapat 2.784.064 orang yang mengidap penyakit
jantung. Prevalensi penyakit jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis
dokter didapatkan sebesar 1,5% dengan jumlah kasus terbanyak di daerah
Kalimantan Utara sebesar 2,2%. Sumatera Barat menempati urutan ke-10
dengan jumlah kasus penyakit jantung yaitu sebesar 1,6%. Kasus penyakit
jantung lebih banyak ditemukan pada wanita (1,6%) daripada pria
(1,3%).PJK ialah gangguan yang disebabkan karena adanya penyempitan atau
sumbatan (atherosclerosis) pada pembuluh darah koroner yang menyebabkan
otot jantung kekurangan darah kaya oksigen sehingga fungsi jantung pun
terganggu (Kemenkes RI, 2018). Tanda dan gejala yang khas dari PJK adalah
nyeri dada atau dada terasa seperti tertindih selama lebih dari 20 menit saat
beraktivitas maupun beristirahat disertai dengan gejala berkeringat dingin,
lemah, mual dan pusing (Kemenkes RI, 2020).
Prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia,
tertinggi di Kalimantan Utara 2,2%, terendah di Nusa Tenggara Timur 0,7%,

1
2

untuk di Sumatera Selatan sebanyak 1,2%. Menurut karakteristik umur, umur


75 tahun ke atas memiliki prevalensi tertinggi, yaitu sebesar 4,7%, dan
prevalensi terendah 0,1% pada umur kurang dari satu tahun. Menurut
karakteristik jenis kelamin, prevalensi tertinggi terjadi pada perempuan,
sebesar 1,6%, dan 1,3% terjadi pada laki-laki (Riskesdas, 2018).
PJK disebabkan karena adanya penyempitan dinding arteri koroner
yang di sebabkan adanya tumpukan kolestrol dan lemak sehingga
menjadikan suplai oksigen dan darah menuju jantung menjadi terganggu
atau tersumbat (Azhar, 2020).
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 menunjukkan Penyakit jantung
menjadi ketakutan bagi setiap orang. PJK merupakan salah satu penyebab
utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk
Indonesia. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun
2015 kematian akibat penyakit jantung iskemik mencapai 20 juta jiwa.
Prevalensi PJK berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%,
dengan peringkat prevalensi tertinggi Provinsi Kalimantan Utara 2,2%, DIY
2%, dan Gorontalo 2%. Selain ketiga provinsi tersebut, terdapat pula 8
provinsi lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan prevalensi nasional. Delapan provinsi tersebut adalah Aceh (1,6%),
Sumatera Barat (1,6%), DKI Jakarta (1,9%), Jawa Barat (1,6%), Jawa Tengah
(1,6%), Kalimantan Timur (1,9%), Sulawesi Utara (1,8%) dan Sulawesi
Tengah (1,9%) (Riset Kesehatan Dasar, 2018).
Ketidaktahuan masyarakan tentang faktor-faktor resiko penyebab PJK,
pengetahuan yang kurang akan mempengaruhi perilaku seseorang, sehingga
menjadikan penyebab peningkatan prevalensi PJK yang dikarenakan
ketidaktahuan tentang faktor-faktor resiko penyebab PJK (Widyawati, 2020).
Proses PJK dimulai dengan proses arterosklerosis. Aterosklerosis adalah
proses kompleks yang melibatkan pengendapan lipoprotein plasma dan
proliferasi elemen seluler di dinding arteri. Kondisi kronis ini berkembang
melalui serangkaian tahap yang dimulai dengan fatty streaks (kerak lemak)
yang sebagian besar terdiri dari pembentukan foam cell (sel busa) dan
akhirnya berkembang menjadi timbunan plak yang ditutupi oleh fibrous cap
3

(lesi jaringan ikat). Plak ini memberikan penghalang untuk aliran darah arteri
dan dapat memicu peristiwa klinis, terutama dalam kondisi yang mendukung
ruptur plak dan pembentukan thrombus (Winnie, N.S, Baharuddin, 2020).
PJK sejauh ini menyebabkan semua kematian tahunan di dunia sebesar
85%. Di Indonesia PJK menyebabkan kematian tertinggi setelah penyakit
strok yaitu sebesar 12.9%. Biomarker SM menurut American Heart
Association (AHA) diantaranya mencakup tekanan darah, glukosa darah dan
kolesterol darah yaitu HDL, LDL, dan trigliserida. Biomarker SM tersebut
terdapat pada penderita PJK, seperti adanya penderita PJK yang memiliki
tekanan darah tinggi atau glukosa darah tinggi atau kolesterol darah yang
tidak normal. Biomarker SM yang terdapat pada penderita PJK dapat
berkaitan dengan tingkat keparahan dari PJK yang bisa berakibat dengan
komplikasi hingga kematian pada PJK (Dodik Briawan,dkk, 2020).
Penelitian ini dilakukan oleh Permana (2016) menunjukan bahwa Health
Education memiliki pengaruh yang signifikn terhadap tingkat pengetahuan
pada pasien PJK di puskesmas Gamping dengan nilai p-value 0,000,
bahwasanya ada perubahan pengetahuan tentang PJK berupa peningkatan
dimana pengetahuan tentang definisi meningkat sebanyak 39,1%,
pengetahuan tentang tanda gejala meningkat 21,73%, peningkatan tentang
faktor resiko sebanyak 28,3% dan peningkatan tentang pencegahan PJK
sebanyak 28,3%. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan Gordon
B Davis bahwa dengan informasi membantu menambah pengetahuan dan
mengurangi ketidak pastian pemakai informasi. Dengan diberi informasi
tentanng PJK, lansia di RW V mengalami peningkatan pengetahuannya
tentang penyakit jantung koroner. Melihat data yang diperoleh dari pre dan
post tes menunjukan peningkatan pengetahuan akan tetapi jika melihat pre
test saja sebenarnya para lansia sudah banyak yang tahu tentang PJK. Akan
tetapi perlu ditingaktkan terus dan perlu di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari untuk lebih paham. Hal tersebut sesuai dengan teori (Nitechi 1985)
bahwa pengetahuan adalah sebuah proses yang bersambung secara terus
menerus.
4

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 14


Desember 2021 di Poli Jantung RS Bhayangkara Palembang melalui
wawancara dan memberikan kuisioner pada 6 responden PJK yang menjalani
terapi. Peneliti menemukan bahwa pasien memiliki pengetahuan kurang
tentang konsep PJK. Terdapat 2 pasien mengatakan mengetahui hanya
sebatas PJK adalah penyakit Jantung tetapi tidak paham dalam
penatalaksanaan dan pencegahannya. Kejadian ini dapat mempengaruhi
penurunan kualitas kesehatannya sehingga peneliti perlu memberikan suatu
intervensi untuk dapat memberikan Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat
Pengetahuan Pasien PJK.
Setelah dilakukan survey dibeberapa RS pada penderita PJK
diperlukannya sosialisasi dari media cetak maupun media elektronik, maka
peneliti tertarik menggunakan media cetak berupa leaflet karena setelah di
lakukan survey dibeberapa RS ada sebagian yang tidak menggunakan media
cetak berupa leaflet tetapi menggunakan poster.
Selain itu juga, peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular yaitu
PJK akan semakin banyak karena masalah ketidaktahuan masyarakat. Begitu
sebaliknya ketika masalah tersebut teratasi dengan baik maka dampak yang
akan ditimbulkan dapat diatasi sehingga penurunan angka kejadian PJK dan
kematian akibat PJK akan berkurang bahkan menjadi tidak ada karena
masyarakat sadar akan pengetahuan tentang PJK. Melihat fenomena diatas
membuat peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan fokus
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien Penyakit
Jantung Koroner di RS Bhayangkara Palembang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
pasien PJK di RS Bhayangkara Palembang.
5

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umun dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan pasien PJK di RS Bhayangkara
Palembang.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengaruh pengetahuan pasien PJK sebelum
mendapatkan pendidikan kesehatan di RS Bhayangkara Palembang
b. Diketahuinya pengaruh pengetahuan pasien PJK setelah
mendapatkan pendidikan kesehatan di RS Bhayangkara Palembang
c. Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan pasien PJK di RS Bhayangkara Palembang

D. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian ruang lingkup
keperawatan medikal bedah. Penelitian ini di batasi tentang Pendidikan
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien PJK di RS Bhayangkara Palembang.
Pelaksanaan penelitian di lakukan pada Februari sampai dengan Maret 2022.
Variabel penelitian ini adalah Pendidikan Kesehatan sebagai independen, dan
Tingkat Pengetahuan sebagai variable dependen. Penelitian ini akan
menggunakan metode penelitian pra experiment. Subjek penelitian ini adalah
pasien PJK rawat jalan yang berkunjung di poliklinik penyakit jantung di RS
Bhayangkara Palembang. Sampel dalam penelitian ini di ambil dengan
menggunakan teknik sampling dengan jumlah sampel yang di ambil adalah
42 responden.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan menjadi referensi atau masukan
bagi perkembangan ilmu keperawatan secara umum, dan keperawatan
medikal bedah secara khusus, sebagai salah satu upaya peningkatan
6

pengetahuan melalui pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasien


PJK di RS Bhayangkara Palembang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasien PJK,
sehingga angka kejadian dari PJK dapat berkurang terutama yang
berkunjung ke rumah sakit.

b. Bagi Institusi Pendidikan


Penelitian ini diharapkan dapat di gunakan untuk menambah
informasi bagi mahasiswa atau dosen agar dapat di kembangkan pada
institusi pendidikan sehingga dapat menambah referensi kepustakaan
secara umum mengenai pendidikan kesehatan dan intervensi
keperawatan.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman dalam penelitian, khususnya dalam bidang keperawatan,
sekaligus sebagai media untuk mengemukakan pendapat secara
objektif mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan pasien PJK, selanjutnya pemanfaatan terapi tersebut
sebagai terapi untuk mengontrol penyakit pada penderita PJK.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep PJK
1. Definisi PJK
PJK atau bisa disebut Coronary Heart Disease (CHD) atau
penyakit Coronary Artery Disease (CAD) merupakan penyakit yang
disebabkan adanya plak yang menumpuk di dalam arteri koroner
sehingga terjadi penyempitan atau sumbatan yang mensuplai oksigen
(O2) ke otot jantung (Ghani, 2019). PJK terjadi karena adanya
penyempitan pembuluh darah koroner yang berimbas pada otot jantung
yang kekurangan darah sehinga terjadi gangguan fungsi jantung. PJK
merupakan akibat adanya penyumbatan pembuluh darah koroner (Putri,
2018).
Coronary Artery Disease (CAD) atau lebih dikenal PJK
merupakan suatu gangguan fungsi jantung yang disebabkan karena
adanya penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah jantung. Kondisi
ini dapat mengakibatkan perubahan pada berbagai aspek, baik fisik,
psikologis, maupun sosial yang berakibat pada penurunan kapasitas
fungsional jantung dan kenyamanan (Mutarobin dkk, 2019).
PJK memang sangat mematikan. Di negara-negara berkembang
penyakit jantung koroner merupakan salah satu pengancam jiwa manusia
yang masih sangant merajalela. Telah banyak orang meninggal karena
penyakit inidan biaya operasi untuk penyembuhan pun terbilang sangat
mahal. Walaupun pada umunya menyerang orang-orang yang relatif
sudah cukup tua yaitu sekitar umur 50 tahun keatas, tetapi kewaspadaan
dan juga pengetahuan mengenai PJK harus tetap dimiliki mulai umur
sedini mungkin. Karena PJK berawal dari kelalaian hidup ketika masih
muda (Nirmolo, 2018).
CAD juga merupakan kondisi patologis arteri koroner yang
ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan
jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan

7
8

perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke


jantung (Setyaji dkk, 2018).
2. Etiologi PJK
Salah satu penyebab PJK adalah kebiaasaan makan-makanan
berlemak tinggi terutama lemak jenuh sehingga terbentuknya plak-plak
lemak yang disebut ateroma. Ateroma akan menyebabkan Aterosklerosis,
yaitu suatu keadaan arteri besar dan kecil yang di tandai oleh endapan
lemak, trombosit,makrofag dan leukosit diseluruh lapisan tunika intima
dan akhirnya ke tunika media. Pada aterosklorosi, lapisan intima dinding
arteri banyak mengandung kolestrol atau lemak lain yang mengalami
pengapuran, pengerasan dan penebala. Mengeras dan menyempitnya
pembuluh darah oleh pengendapan kolestrol, kalsium, dan lemak
berwarna kuning dikenal sebagai aterosklerosis (atherosclerosis) atau
pengapuran. Tahap-tahap terjadinya aterosklorosis dimulai dengan
deposit lemak dalam dinding arteri yang normal. Bila deposit ini
berlanjut akan mengakibatkan deposit yang semakin banyak, sehingga
dapat mengakibatkan penutupan atau tersumbatnya saluran pembuluh
darah (Irmalita, 2015). Adapun faktor-faktor risiko besar meliputi:
a. Usia
Usia adalah faktor risiko paling penting dengan 80% dari
kematian PJK umur 65 tahun bahkan lebih. Meningkatnya umur
individu maka berpotensi untuk menderita PJK dalam jangka waktu
ini digunakan untuk terjadi penumpukkan flak dan proses kerapuhan
dinding pembuluh darah semakin panjang. laki-laki kejadian puncak
manifestasi klinis PJK 50-60 tahun, perempuan umur 60-70 tahun
serta perempuan sekitar 10-15 tahun lebih lambat dibandingkan laki-
laki dan risikonya meningkat secara drastis setelah masa menopause
b. Jenis kelamin
PJK lebih beresiko pada laki-laki dibandingkan perempuan,
dengan setengah dari laki-laki dan sepertiga dari perempuan usia
menengah sampai tu di negara Amerika beresiko. Data dari
Epidemilogy of coronary heart desease and acute coronary syndrome
9

menyatakan orang usia 40 tahun memiliki risiko seumur hidup untuk


penderita PJK 49% laki-laki dan perempuan 32%.
c. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Pada pasien hipertensi, ditemukan terdapat defect dalam regulasi
pengendalian tekanan darah. Jantung bisa berkontribusi dalam
terjadinya hipertensi melalui mekanisme peningkatan cardiac output
dan curah jantung akibat aktivitas berlebih dari saraf simpatis.
Pembuluh darah berkontribusi dalam hipertensi melalui resisten
pembuluh darah Perifer akibat terjadinya konstruksi akibat
peningkatan aktivitas simpatis, regulasi abnormal dari tonus vaskuler
oleh nittit oksida, endotelin, serta faktor-faktor natriuretik, defek kanal
ion di otot polos pembuluh darah.
d. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia yaitu tingginya kadar lemak dalam darah
(kolesterol, trigliserida maupun keduanya). Lemak atau lipid yakni zat
yang kaya energi, berfungsi sebagai sumber energi untuk proses
metabolisme tubuh. Klien mempunyai kadar kolestrol >300 ml/dl
mempunyai risiko 4 kali menderita PJK memiliki kadar 200 ml/dl
penelitian Wongkar yaitu ada hubungan antara profil lipid LDL,
hipertensi, DMT2 serta jenis kelamin pada kejadian PJK (p = 0,00).
(Wahidah dan Reni, 2021)
3. Patofisiologi PJK
Patofisiologi terjadinya PJK didasari atas berkurangnya aliran
darah di bagian otot jantung yang diakibatkan oleh arteroskleroris, ruptur
plak, formasi trombus, dan vasospasme. Aterosklerosis merupakan salah
satu penyebab utama penyempitan pembuluh darah pada PJK. Kadar
kolesterol berlebihan dalam darah merupakan salah satu penyebab utama
timbulnya arterosklerosis. Berkurangnya aliran darah di bagian otot
jantung menyebabkan kondisi iskemia dan infark. Permulaan timbulnya
PJK secara umum dikaitkan dengan proses inflamasi kronis dalam
dinding pembuluh darah, dari terbentuknya fatty streak sampai timbul
atheroma fibrosa (Regmi dan Siccardi, 2021).
10

Menurut (LeMone Priscilla dkk, 2019) PJK biasanya disebabkan


oleh faktor resiko yang tidak bisa dirubah (umur, jenis kelamin, dan
riwayat keluarga) dan faktor resiko yang bisa dirubah (hipertensi,
hiperlipidemia, diabetes melitus, merokok, obesitas, stress, dan kurang
aktifitas fisik). Paling utama penyebab PJK adalah aterosklerosis.
Aterosklerosis disebabkan oleh factor pemicu yang tidak diketahui yang
dapat menyebabkan jaringan fibrosa dan lipoprotein menumpuk di
dinding arteri. Pada aliran darah 14 lemak diangkut dengan menempel
pada protein yang disebut apoprotein. Keadaan hiperlipedemia dapat
merusak endotelium arteri. Mekanisme potensial lain cedera pembuluh
darah mencakup kelebihan tekanan darah dalam sistem arteri. Kerusakan
endotel itu sendiri dapat meningkatkan pelekatan dan agregasi trombosit
serta menarik leukosit ke area tersebut. Hal ini mengakibatkan Low
Densitiy Lipoprotein (LDL) atau biasanya disebut dengan lemak jahat
yang ada dalam darah. Semakin banyak LDL yang menumpk maka akan
mengalami proses oksidasi.
Patofisiologi Awal mulai PJK terjadi akibat penyumbatan
pembuluh darah akibat plak. Plak ini tumbuh karena kadar kolesterol
LDL yang relatif tinggi serta menumpuk dibagian dinding arteri akan
mengganggu aliran darah serta merusak pembuluh darah. Penebalan dan
pengerasan arteri besar dan menengah di sebut Aterosklerosis. Lesi-lesi
bagian arteri menyumbat aliran darah ke jaringan dan organ-organ utama,
yang di manifestasikan sebagai Penyaki koroner arteri, infark miokard,
penyakit vaskuler Perifer, aneuresina dan kecelakaan serebravalvaskular
(stroke). Menurut (Majid 2018) patologi PJK dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Iskemia
Keadaan ini ditandai dengan kekurangan kesediaan oksigen yang
bersifat sementara dan reversibel. Hal ini menimbulkan perubahan
pada sel, jaringan dan fungsi miokardium. Kebutuhan oksigen yang
berlebihan oleh pembuluh yang terserang penyakit menimbulkan
Iskemia miokardium local.
11

b. Angina Pektoris
Adalah gejala disertai kelainan morfologis secara permanen pada
miokardium. Gejala yang menjadi ciri khas yaitu nyeri bagian dada
dengan tekanan berat, panas dan seperti diremas. Rasa nyeri selalu
menjalar kebagian lengan kiri, leher, daerah maksila hingga dagu,
punggu sampai ke lengan kanan. Merasakan hal itu sekitar 1-5 menit
dan akan hilang ketika istirahat. Terjadinya angina dikarenakan
meningkatnya kebutuhan oksigen akan miokardium, latihan fisik,
stress dan udara dingin. Keadaan ini bias terjadi berulang-ulang jika
ketersediaan dan keseimbangan oksigen terganggu.
c. Infark Miokardium
Infark miokardium biasanya menyerang ventrikel kiri. Infark
miokardium mempunyai fungsi bisa mengalami perubahan bagian
iskemia yakni terjadinya data kontraksu menurun, terjadi gerakan
abnormal menurun, terjadinya perubahan dinding ventrikel kembang,
fraksi ejeksi berkurang, curah sekuncup berkurang dan volume akhir
diastolik dan sistolik berkurang bagian ventrikel dan tekanan akhir
ventrikel kiri distolik meningkat.
d. Payah Jantung
Keadaan ini diakibatkan terdapat beban volume darah secara
berlebihan dari bagian struktur jantung. Keadaan ini sering kali
didahului penyakit lain dan bisa menimbulkan penyakit jantung
koroner.kondisi ini bisa membuat sirkulasi darah menjadi gagal.
e. Penderita Mati Secara Mendadak
Dalam hal ini secara waktu yang cepat dapat mengalami kematian
dan 50% terjadi Kematian mendadak pada PJK tanpa gejala. 20%
berdasarkan iskemia miokardium merasakan beberapa Minggu atau
hari. (Wahidah dan Reni, 2021)
4. Faktor Resiko PJK
Faktor resiko PJK dapat digolongkan menjadi 2, yaitu: faktor risiko
yang dapat dimodifikasi, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor yang dapat dimodifikasi meliputi: diabetes mellitus tipe 2,
12

hipertensi, merokok, dislipidemia, penyakit ginjal kronis, obesitas, dan


sindrom metabolik. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi meliputi:
usia, jenis kelamin, genetik, ras, dan riwayat keluarga. Disamping itu,
terdapat pula faktor peningkat risiko, seperti: menopause, preeklampsia,
kondisi inflamasi kronis (contohnya rheumatoid arthritis, HIV, psoriasis),
serta peningkatan trigliserida secara persisten (Regmi dan Siccardi,
2021).
5. Komplikasi PJK
Komplikasi kardiovaskular pada operasi bedah nonjantung menjadi
sumber utama morbiditas dan mortalitas. Pasien dengan riwayat PJK
yang menjalani operasi bedah non jantung dapat meningkatkan risiko
terjadinya komplikasi perioperatif, seperti iskemik miokard, infark
miokard, gagal jantung, aritmia, henti jantung, serta dapat meningkatan
morbiditas dan mortalitas. The American College of Cardiology
(ACC)/American Heart Association (AHA) practice guidelines
mempertimbangkan bahwa dalam periode 6 minggu terhitung dari
timbulnya infark miokard merupakan masa yang memiliki risiko tinggi
terhadap kejadian jantung perioperatif. Komplikasi lebih sering terjadi
pada pasien dengan riwayat infark miokard dalam waktu dekat dan
angina pektoris tidak stabil (unstable angina) yang memerlukan
intervensi bedah jantung. Evaluasi kondisi pasien harus dilakukan
meliputi riwayat kesehatan pasien dan tes kesehatan sebelum melakukan
operasi (Hedge, Balajibabu, dan Sivaraman, 2019)
6. Penatalaksanaan PJK
Penatalaksanaan pada PJK menurut LeMone, Priscilla, dkk (2019)
yaitu pengobatan farmakologi, non farmakologi dan revascularisasi
miokardium. Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun cara pengobatan
sifatnya menyembuhkan. Dengan kata lain diperlukan modifikasi gaya
hidup agar dapat mengatasi faktor penyebab yang memicu terjadinya
penyakit. Penatalaksanaan yang perlu dilakukan meliputi :
a. Pengobatan farmakologi
1) Nitrat
13

Nitrat termasuk nitrogliserin dan preparat nitrat kerja lama,


digunakan untuk mengatasi serangan angina dan mencegah angina.
Karena nitrat mengurangi kerja miokardium dan kebutuhan oksigen
melalui dilatasi vena dan arteri yang pada akhirnya mengurangi
preload dan afterload. Selain itu juga dapat memperbaiki suplai
oksigen miokardium dengan mendilatasi pembuluh darah kolateral
dan mengurangi stenosis
2) Aspirin
Aspirin dosis rendah (80 hingga 325 mg/hari) seringkali
diprogramkan untuk mengurangi risiko agregasi trombosit dan
pembenukan trombus.
3) Penyekat beta (bloker)
Obat ini menghambat efek perangsang jantung norepinefrin dan
epinefrin, mencegah serangan angina dengan menurunkan
frekuensi jantung, kontraktilitas miokardium, dan tekanan darah
sehingga menurunkan kebutuhan oksigen miokardium.
4) Antagonis kalsium
Obat ini mengurangi kebutuhan oksigen miokardium dan
meningkatkan suplai darah dan oksigen miokardium. Selain itu
juga merupakan vasodilator koroner kuat, secara efektif
meningkatkan suplai oksigen.
5) Anti kolesterol
Statin dapat menurunkan resiko komplikasi aterosklerosis sebesar
30% yang terjadi pada pasien angina. Statin juga dapat berperan
sebagai anti trombotik , anti inflamasi,dll.
b. Revaskularisasi miokardium
Aliran darah yang menuju miokardium setelah suatu lesi
arterosklerotis pada arteri koroner bisa diperbaiki dengan operasi
untuk mengalihkan aliran dan bagian yang tersumbat dengan suatu
cangkok pintas atau dengan cara meningkatkan aliran di dalam
pembuluh yang mengalami sakit melalui pemisahan mekanik serta
kompresi atau pemakaian obat yang dapat merilisiskan lesi. Cangkok
14

pintas ini disebut dengan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG).


Pembedahan untuk penyakit jantung koroner melibatkan pembukaan
vena atau arteri untuk menciptakan sambungan antara aorta dan arteri
koroner melewati obstruksi. Kemudian memungkinkan darah untuk
mengaliri bagian iskemik jantung. Balon arteri koroner merupakan
suatu teknik untuk membuka daerah sempit di dalam lumen arteri
coroner menggunakan sebuah balon halus yang dirancang khusus.
Apabila pada katerisasi jantung ditemukan adanya penyempitan yang
cukup signifikan misalnya sekitar 80%, maka dokter jantung biasanya
menawarkan dilakukannya balonisasi dan pemasangan stent.
Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA)
merupakan istilah dari 20 balon arteri koroner yang digunakan para
kedokteran (Nurhidayat S, 2011).
c. Non Farmakologi
1) Memodifikasi pola hidup yang sehat dengan cara olahraga ringan
2) Mengontrol faktor resiko yang menyebabkan terjadinya PJK,
seperti pola makan,dll.
3) Melakukan teknik distraksi dengan cara mendengarkan musik dan
relaksasi dengan cara nafas dalam
4) Membatasi aktivitas yang memperberat aktivitas jantung.

B. Konsep Pendidikan Kesehatan


1. Definisi Pendidikan Kesehatan
Menurut (Notoatmodjo, 2018) pendidikan kesehatan adalah sebuah
upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat
mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan
taraf kesehatannya. Pendidikan kesehatan merupakan bentuk tindakan
mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok,
maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui
kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat
pendidik sesuai dengan tugas seorang perawat.
Pendidikan kesehatan adalah profesi yang mendidik masyarakat
tentang kesehatan. Wilayah di dalam profesi ini meliputi kesehatan
15

lingkungan, kesehatan fisik, kesehatan sosial, kesehatan emosional,


kesehatan intelektual, dan kesehatan rohani. Hal ini dapat didefinisikan
sebagai prinsip dengan mana individu dan kelompok orang belajar untuk
berperilaku dengan cara yang kondusif untuk promosi, pemeliharaan,
atau restorasi kesehatan. Namun, karena ada beberapa definisi dari
kesehatan, ada juga beberapa definisi pendidikan kesehatan. Komite
Bersama Pendidikan Kesehatan dan Promosi Terminologi Tahun 2001
mendefinisikan Pendidikan Kesehatan sebagai "kombinasi dari
pengalaman belajar yang direncanakan berdasarkan teori suara yang
memberikan individu, kelompok, dan masyarakat kesempatan untuk
memperoleh informasi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan kesehatan yang berkualitas."Organisasi Kesehatan
Dunia mendefinisikan Pendidikan Kesehatan sebagai "yang terdiri dari
peluang sadar yang dibangun untuk pembelajaran yang melibatkan
beberapa bentuk komunikasi yang dirancang untuk meningkatkan melek
kesehatan, termasuk meningkatkan pengetahuan, dan mengembangkan
keterampilan hidup yang kondusif untuk kesehatan individu dan
masyarakat."
2. Tujuan dan Sasaran Pendidikan Kesehatan
Menurut Nursalam & Efendi tujuan pendidikan kesehatan
merupakan suatu harapan agar terjadi perubahan pada pengetahuan,
sikap, dan perilaku individu, keluarga maupun masyarakat dalam
memelihara prilaku hidup sehat ataupun peran aktif sebagai upaya dalam
penanganan derajat kesehatan yang optimal (Deborah, 2020)
3. Metode Pendidikan Kesehatan
Penyampaian pendidikan kesehatan banyak menggunakan cara-
cara tertentu, materi yang di sampaikan juga harus sesuai dengan target
atau sasaran dan juga alat bantu pendidikan kesehatan disesuaikan
dengan tepat agar dicapai suatu hasil yang di targetkan secara optimal.
Untuk sasaran kelompok, metodenya berbeda dengan pendidikan
kesehatan sasaran massa sasaran individual. Begitu juga sebaliknya untuk
sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan lain
16

sebagainya. Pengaruh dan efektivitas suatu metode tergantung pada


besarnya sasaran (Notatmodjo, 2018)
4. Strategi Pendidikan Kesehatan
Strategi pendidikan kesehatan Strategi pendidikan kesehatan
adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi dalam
lingkungan pendidikan kesehatan yang meliputi sifat, ruang lingkup dan
urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada
klien. Strategi pendidikan kesehatan tidak hanya terbatas pada prosedur
kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket
pendidikan kesehatannya (Ririn.A,2013)
5. Konsep Media Pendidikan Kesehatan
Menurut Nursalam (2008) media pendidikan kesehatan adalah
saluran komunikasi yang dipakai untuk mengirimkan pesan kesehatan.
Media dibagi menjadi 3, yaitu: cetak, elektronik, media papan
(billboard).
a. Media cetak
1) Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk pesan tulisan
maupun gambar, biasanya sasarannya masyarakat yang bisa
membaca.
2) Leaflet : penyampaian pesan melalui lembar yang dilipat biasanya
berisi gambar atau tulisan atau biasanya kedua-duanya.
3) Flyer (selebaran) :seperti leaflet tetapi tidak berbentuk lipatan.
4) Flip chart (lembar balik) : informasi kesehatan yang berbentuk
lembar balik dan berbentuk buku. Biasanya berisi gambar
dibaliknya berisi pesan kalimat berisi informasi berkaitan dengan
gambar tersebut.
5) Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai
hal yang berkaitan dengan hal kesehatan.
6) Poster :berbentuk media cetak berisi pesan-pesan kesehatan
biasanya ditempel di tembok-tembok tempat umum dan kendaraan
umum.
b. Media elektronik
17

1) Televisi : dalam bentuk ceramah di TV, sinetron, sandiwara, dan


vorum diskusi tanya jawab dan lain sebagainya.
2) Radio :bisa dalam bentuk ceramah radio, sport radio, obrolan tanya
jawab dan lain sebagainya.
3) Vidio Compact Disc (VCD).
4) Slide : slide juga dapat digunakan sebagai sarana informasi.
5) Film strip juga bisa digunakan menyampaikan pesan kesehatan.
c. Media papan (bill board) Papan yang dipasang di tempat-tempat umum
dan dapat dipakai dan diisi pesan-pesan kesehatan.

C. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan
berarti segala sesuatu yang diketahui: kepandaian: atau segala sesuatu
yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Menurut
Pudjawidjana dalam (Siswati, 2017) pengetahuan merupakan reaksi dari
manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan
melalui objek dengan indera dan pengetahuan adalah hasil yang terjadi
setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang dapat
diketahui dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu
Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat,
mendengar, merasakan, dan berpikir yang menjadi dasar manusia dan
bersikap dan bertindak.
Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas
penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan
objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek
tertentu (Suriasumantri dalam Nurroh 2017). Menurut Notoatmodjo
(2017), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal
yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.
18

2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Sulaiman (2015) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4
macam, yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan
normatif dan pengetahuan esensial. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis
pengetahuan yang dalam cara penyampaian atau penjelasannya berbentuk
secara objektif dengan tanpa adanya unsur subyektivitas. Pengetahuan
kausal yaitu suatu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab
dan akibat. Pengetahuan normatif yaitu suatu pengetahuan yang
senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran dan norma atau aturan.
Pengetahuan esensial adalah suatu pengetahuan yang menjawab suatu
pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam
bidang ilmu filsafat. Sedangkan menurut Daryanto dalam Yuliana
(2017), pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
yang berbeda-beda, dan menjelaskan bahwa ada enam tingkatan
pengetahuan yaitu sebagai berikut:
a. Pengetahuan (Knowledge Tahu diartikan hanya sebagai recall
(ingatan). Seseorang dituntut untuk mengetahui fakta tanpa dapat
menggunakannya.
b. Pemahaman (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar
tahu, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui.
c. Penerapan (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah
memahami objek tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan
prinsip yang diketahui pada situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponenkomponen yang terdapat dalam suatu objek.
e. Sintesis (synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis
menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki.
19

f. Penilaian (evaluation) Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk


melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada
suatu kriteria atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut (Amelia, 2017) faktor yang mempengaruhi pengetahuan
ada beberapa diantaranya adalah :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam maupun diluar sekolah berlangsung selama
seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang maka akan semakin mudah seseorang tersebut
untuk menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi seseorang
akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain
maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
b. Media massa/ sumber informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Semakin majunya teknologi akan tersedia bermacam-
macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai
bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan
lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat menggarahkan opini seseorang
c. Pengalaman
Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan.
Semakin banyak seseorang memiliki pengalaman maka akan semakin
tinggi tingkat pengatahuan dari seseorang.
d. Keyakinan dan Budaya
20

Keyakinan yang sudah dilakukan secara turun temurun, dan tidak


dapat dibuktikan terlebih daluhu, baik keyakinan positif maupun
negatif dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Kebudayaan
yang menjadi kebiasaan dalam keluarga maupun masyarakat dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap terhadap sesuatu.
e. Sosial Ekonomi
Status ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
yang diperoleh untuk kegiatan tertentu, maka semakin tinggi social
ekonomi seseorang akan semakin mudah untuk mendapatkan fasilitas
yang dibutuhkan. Sehingga status ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.

D. Penelitian Terdahulu
Penelitian Pakaya (2018) melalui uji independent t test pada desain pra
eksperimen dengan judul Pengaruh Edukasi Terstruktur Terhadap
Pencegahan PJK, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata pengetahuan responden sebelum dan setelah intervensi, dimana
diketahui dari 21,88 menjadi 76,28. Hasil p value diketahi 0,002, sehingga
dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Edukasi Terstruktur Terhadap
Pencegahan PJK.
Penelitian Lantip (2017) tentang Pengaruh Health Education Terhadap
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Penderita Hipertensi Tentang Faktor-Faktor
Resiko PJK melalui desain pra eksperimental design dengan pendekatan one
group pra post design, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan rata-rata pengetahuan responden sebelum dan setelah intervensi,
dimana diketahui dari 52,17 menjadi 89,15. Hasil p value diketahi 0,016,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Pengaruh Pengaruh Health
Education Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Penderita Hipertensi
Tentang Faktor-Faktor Resiko PJK.
Adapun Penelitian Permana (2016) tentang Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan Stroke Pada Penderita
Jantung melalui desain quasy eksperimen didapatkan hasil bahwa terdapat
21

perbedaan yang signifikan rata-rata pengetahuan responden sebelum dan


setelah intervensi, dimana diketahui dari 42,23 menjadi 75,77. Hasil p value
diketahi 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan Stroke Pada Penderita
Jantung.
Sedangkan Penelitian Nelly Febriani (2019) tentang Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap pengetahuan pada Pasien di Rumah Sakit
melalui desain pre eksperimen didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan rata-rata pengetahuan responden sebelum dan setelah
intervensi, dimana diketahui dari 40,51 menjadi 79,12. Hasil p value
diketahui 0,008, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan pasien.
22

E. Kerangka Teori

Penyakit jantung Koroner

Faktor penyebab yang tidak Faktor penyebab yang dapat diubah:


dapat diubah: 1. Merokok
1. Usia, 2. Berat badan lebih
2. Jenis kelamin, 3. Diet yang tidak sehat
3. Genetik, 4. Stress
4. Ras, 5. Konsumsi alcohol berlebih
5. Riwayat keluarga.

Pencegahan

Komplikasi
1. Iskemik miokard,
2. Infark miokard,
3. Gagal jantung,
4. Aritmia,
5. Henti jantung

Penatalaksanaan

Farmakologi Non farmakologi

Pendidikan Kesehatan

Pengetahuan Pasien
PJK
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsepetual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang di teliti (Sugiono,
2017).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan
responden, sedangkan Pendidikan Kesehatan sebagai variabel independen.
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan Pendidikan Kesehatan pada
responden, kemudian di lihat apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah di
lakukan Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan.

Bagan Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependen

Pengetahuan Pasien Penyakit Jantung


Pendidikan Kesehatan
Koroner

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan
diteliti secara operasional dilapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang
akan diteliti serta untuk pengembangan instrumen (Sugiono, 2017).

23
24

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variable Pengertian Cara Hasil Skala

Ukur Ukur Ukur

Variabel Pengetahuan meru Kuisioner Skor: Numerik


Terikat; pakan segala yang Skor kuisioner 0-20
diketahui tentang
Tingkat
penyakit jantung
Pengetahuan
coroner

Variabel Bebas; Pemberian SOP - -


informasi kepada
Pendidikan
pasien tentang
Kesehatan
konsep penyakit
jantung coroner

C. Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang di duga atau
hubungan yang di harapkan antara dua variabel atau lebih dapat di uji secara
empiris. Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara di perlukan untuk memandu
jalan pikiran kea rah tujuan yang di capai (Kemenkes RI, 2018).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien Penyakit
Jantung Koroner di RS Bhayangkara Palembang.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Berdasakan tujuan maka rancangan penelitian yang digunakan adalah
Pre Experimental Design yaitu eksperimen yang belum memenuhi
persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dilakukan ilmiah mengikuti
peraturan-peraturan tertentu (Sugiono, 2017). Sedangkan jenis desain yang
digunakan dalam kategori Pre Experimental Design ini adalah One group
pra post test design yaitu penelitian yang mengungkapkan hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek, kelompok subyek
diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi (Kemenkes RI, 2018).

Pretest Perlakuan Posttest


01 X 02

Gambar 3.1 Desain Penelitian


Keterangan :
01 = Pengukuran pertama (pre test)
02 = Pengukuran kedua (post test)
X = Perlakuan (Pendidikan Kesehatan)

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan
dalam suatu penelitian ( Kemenkes RI, 2018). Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien Penyakit Jantung Koroner yang berkunjung di RS
Bhayangkara Palembang.
2. Sampel
a. Besar sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Kemenkes RI, 2018)

25
26

Untuk menentukan berapa besar sampel, peneliti menggunakan rumus


analitik berpasangan (Dahlan 2010) sebagai berikut :
n = ( (žɑ + žß) s ) ²
X1 – X2
Keterangan :
n : Jumlah sampel
žɑ : Defiat baku alfa (1,64)
žß : Defiat baku beta (0,84)
S : Simpangan baku dari selisih nilai antara kelompok 25
X1-X2 : Selisih minimal rerata yang di angap bermakna 10

Rumus diatas, maka jumlah sampel yang di ambil adalah :


n = ( (žɑ + žß) s ) ²
X1 – X2

n = (1,64 + 0,84) 25
10
n = 38,44
n = 38 Responden
Dari hasil perhitungan sampel diperoleh perkiraan jumlah
sampel minimal sebanyak 38 orang. Untuk mengantisipasi adanya
kemungkinan sampel drop out , maka di lakukan penambahan jumlah
sampel sebanyak 10%, sehingga jumlah sampel minimal pada
penelitian sebanyak 42 responden
b. Peneliti mengambil sampel penelitian menggunakan teknik sampling.
Sampel yang dipilih untuk di jadikan sampel dalam penelitian sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang di harapkan. Adapun kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung koroner
2) Pasien yang bersedia menjadi responden sampai penelitian selesai
3) Pasien yang berkunjung di Poli Jantung RS Bhayangkara
Palembang.
27

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Poli Jantung RS Bhayangkara Palembang
2. Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan pada tanggal 25 Februari sampai 8 Maret 2022

D. Tehnik Pengumpulan Data


1. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses yang dilakukan
dengan pendekatan tertentu terhadap subjek yang ingin dicapai dalam
suatu penelitian (Sugiyono, 2016). Adapun tahapan pengumpulan data
yang dapat dilakukan antara lain:
a. Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan kepada Program Studi
Ilmu Kerespondenan Institut Kesehatan dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang yang terdiri dari surat permohonan
penelitian yang ditujukan kepada Direktur RS Bhayangkara
Palembang.
b. Prosedur teknis
1) Peneliti mensosialisasikan bersama diklat rumah sakit terhadap
kegiatan yang akan dilakukan di rumah sakit. Peneliti
mengajukan permohonan untuk disediakan ruangan pelaksanaan
penyuluhan kesehatan kepada penderita PJK yang berkunjung di
Poliklinik Jantung di RS Bhayangkara Palembang.
2) Responden yang terpilih kemudian dievaluasi sebelum dan
setelah diberikan intervensi (Pendidikan Kesehatan) dengan
evaluasi tertulis menggunakan lembar penilaian (kuesioner).
3) Tahapannya :
a) Peneliti menyusun daftar nama responden yang akan diiteliti.
b) Peneliti meminta persetujuan kepada responden lembar informed
consent agar dapat berpartisipasi dalam proses penelitian. Setiap
responden diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan
ataupun menolak untuk menjadi subjek dalam penelitian.
28

c) Peneliti menjelaskan gambaran penelitian yang akan dilakukan


meliputi topik penelitian, tujuan, manfaat, hasil yang diinginkan
dan peran yang diharapkan dari responden.
d) Sebelum dilakukan penyuluhan, peneliti meminta kepada
responden untuk mengisi kuesioner sebagai pengukuran
pertama (pre test). Kuesioner pengetahuan tentang Konsep PJK
yang diisi oleh responden di ruang Poliklinik Jantung di RS
Bhayangkara Palembang yang mendapatkan intervensi sebagai
pengukuran pertama (pre test).
e) Responden mendapatkan intervensi berupa Pendidikan
Kesehatan tentang konsep PJK tersebut selama 30 menit.
f) Setelah intervensi selesai dilakukan, peneliti meminta responden
yang sama untuk mengisi kembali kuesioner sebagai
pengukuran kedua (post test).
g) Hasil pengisian responden baik dari pre test maupun post test
tersebut selanjutnya akan diolah peneliti agar dapat
diinterpretasikan.
29

Studi Pendahuluan :
PJK

Izin Penelitian RS

Penentuan Sampel
dengan kriteria inklusi
1) Pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung
coroner
2) Pasien yang bersedia menjadi responden sampai
penelitian selesai
3) Pasien yang berkunjung di Poli Jantung RS
Bhayangkara Palembang.

Sampel = 42

Pre Test Pre Test


(Pengetahuan sebelum di (Tingkat pengetahuan
berikan pendidikan setelah di berikan
kesehatan) pendidikan kesehatan )

Analisis Data
1. Univariat
2. Bivariat

Bagan 4.1
Skema Penelitian
30

E. Instrumen Pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Kuesioner
adalah daftar pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data sesuai
yang diinginkan peneliti. Menurut Saputro & Fazris (2017) dalam
Chrisnawati & Aldino, (2019). Instrumen yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan
kuisioner pengetahuan tentang PJK yang terdiri dari 20 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Guttman yang berisi 2 alternatif jawaban (betul,
salah) jika menjawab benar maka nilainya 1, dan jika menjawab salah maka
nilainya 0. Interprestasi skor untuk penilaian pengetahuan pasien PJK adalah
dengan menjumlahkan alternatife jawaban pada setiap item soal kemudian
dibandingkan dengan jumlah item dikalikan 100% Sampel diambil dengan
menggunakan tekhnik sampling. (Sugiyono, 2016).
Uji validitas telah dilaksanakan oleh Pakaya (2018) dengan 20
responden. Hasil uji validitas kuesioner pada aspek pengetahuan, diperoleh r
tabel untuk taraf signifikan 0,05 dengan jumlah responden 20 adalah r =
0.4438 dengan Cronbach’s Alpha = 0,794 pada uji dua arah menggunakan
bantuan SPSS versi 23 didapatkan data dari antara dari 20 soal yang di ujikan
20 soal tersebut valid semua karena nilai r hitung > 0.4438.

F. Pengolahan dan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Adapun dalam pengolahan data yang terkumpul pada penelitian ini
akan diolah melalui langkah sebagai berikut :
a. Pengecekan (Editing) merupakan kegiatan untuk melakukan
pengecekan kuisioner, apakah jawaban yang ada dikuisioner sudah
lengkap, jelas, revelan dan konsisten.
b. Pemberian kode (Coding) dengan melakuan pemberian tanda ceklist
(✓) format tiap – tiap tindakan yang telah dilakukan peneliti.
c. Pemberian nilai (Scoring) dengan memberikan nilai pada lembar
jawaban kuisioner pengetahuan, jika jawaban responden “benar”
maka diberi nilai 1 dan “salah” maka diberi nilai 0 dari semua 20
pertanyaan.
31

d. Proses (Proccesing) dilakukan kegiatan proses data terhadap semua


kuisioner yang lengkap dan benar untuk dianalisis. Pengolahan data
dengan bantuan program komputer yang dimulai dengan entry data ke
dalam program komputer menggunakan rumus SPSS.
e. Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data
yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak

2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang menganalisis tiap variabel dari
hasil penelitian (Creswell, 2014). Analisa univariat berfungsi untuk
meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa
sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informan yang
berguna. Analisa ini dilakukan dengan komputerisasi, dengan
menggunakan analisa distribusi frekuensi untuk melihat pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasien penyakit jantung
koroner. Setelah data dikumpulkan dan diolah menggunakan program
komputer, dengan tujuan untuk mendapatkan distribusi frekuensi
dari masing-masing variabel.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan peneliti untuk menguji hipotesis terhadap
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien PJK
di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Pada penelitian ini sebelum
dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
dengan menggunakan Shapiro wilk di karenakan jumlah responden ≤
50 responden dengan hasil pre test 0,006 dan post test 0,000 dengan
ketentuan P value ≥ 0,05 yang menyatakan data tidak berdistribusi
normal. Maka dalam penelitian ini uji analisa yang di gunakan yaitu
Uji Wilcoxon Rank Test . Uji Wilcoxon Rank Test ini termasuk uji
statistik non parametrik yaitu uji yang di gunakan pada data yang
tidak berdistribusi normal. Peneliti akan mendapatkan data pre dan
post. Hipotesis di terima dan di tolak dapat di lihat pada taraf
signifikan, dengan ketentuan ada pengaruh jika P Value ≤ 0,05 dan
32

jika tidak ada pengaruh P Value ≥ 0,005. Artinya adanya pengaruh


pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasien PJK di RS
Bhayangkara Palembang.

G. Etika Penelitian
Etika penelitian mencakup perilaku peneliti atau perlakuan peneliti
terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi
masyarakat. Peneliti dalam melakukan penelitian hendaknya berpegang teguh
pada etika penelitian, meskipun penelitian yang dilakukan tidak merugikan
atau membahayakan subjek (Sugiyono, 2017). Secara garis besar dalam
melakukan penelitian prinsip yang harus dipegang adalah
1. Kerahasiaan (Confidentiality)
Setiap orang memiliki hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu peneliti
tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan
subjek. Peneliti cukup menggunakan coding sebagai pengganti identitas
responden. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan coding untuk
pengganti identitas responden.
2. Prinsip manfaat (benefit)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal
mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian pada
khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang
merugikan bagi subjek.
3. Prinsip keadilan dan keterbukaan (respect for justice on
inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
kejujuran, keterbukaan dan keterhati-hatian. Untuk itu lingkungan
peneliti perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yaitu
dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan menjamin
bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan
yang sama, tanpa membedakan agama, etnis dan sebagainya
(Notoatmodjo,2010). Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan prosedur
penelitian pada semua responden.
33
BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Palembang


1. Sejarah Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Keberadaan Rumah Sakit Bhayangkara Palembang berawal dari
keinginan para anggota Polri, PNS serta Bhayangkari untuk memiliki
sebuah balai pengobatan sendiri yang kemudian diberi nama “Balai
Pengobatan Tri Sakti”. Pemberian nama Tri Sakti berasal dari tiga unsur
tersebut yang rela menyisihkan sebagian gaji mereka untuk mendirikan
balai pengobatan.
Balai pengobatan ini berdiri tahun 1960 yang terletak di jalan
Madang Palembang, dengan tenaga medis seorang dokter sipil yang
bekerja secara sukarela pada Polri yaitu dr. Ghan Tjiu Ham.Pada tahun
1963 Balai Pengobatan Tri Sakti diubah menjadi Poliklinik Dinas
Kesehatan Daerah Kepolisian (Dinkesdak) VI yang kemudian pindah ke
JL.Kol.Atmo No. 9
Palembang. Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kepolisian
(Kadiskesdak) VI yang pertama adalah Mayor (Pol) Dr. K,S Pam Budi
dengan dibantu tiga orang dokter dan dua orang pembantu dokter. Dan
juga pada tahun tersebut menjadi Seksi Kesehatan Jasmani dibawah
Polda Sumatra Selatan tahun 1972, Mayor. Pol. Dr. K,S Pam Budi
diganti oleh Mayor. Pol. Dr. Soeparno kemudian diganti oleh Kapten Pol.
Dr. Tarmizi Yahya sebagai pejabat Kadiskesdak VI.
Pada tanggal 1 Juli 1975 Diskesdak VI pindah ke Jalan Jenderal
Sudirman Km 4,5 Palembang. Pada saat itu pula pengelolaan klinik
Besalin Dinkes Brimob diserahkan kepada Sikesdak VI, kemudian atas
prakarsa dari Kadin Pol VI Sumbagsel dan Kasikesjasdak VI Sumbagsel
Yaitu Mayor. Pol Dr Tarmizi Yahya (Alm) Polikllinik ini berubah
menjadi RS, berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. S.
Ket/262/VI/89 tanggal 22 juni 1989 diresmikan nama Rumah Sakit Polri,
kemudian pada tahun 2000 berubah menjadi Rumah Sakit Bhayangkara

34
35

TK. IV Polda Sumatera Bagian Selatan sesuai keputusan Kapolri No.


Pol. Skep/1480/XI/2000.
Seiring dengan kebutuhan akan pelayanan bagi anggota Polri dan
Pegawai Negeri Sipil, keluarga Polri dan purnawirawan serta masyarakat
umum, maka Rumah Sakit Bhayangkara mengembangkan diri dari segi
pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda
Bagian Sumatera Selatan. Pada bulan 30 Oktober 2001 sesuai keputusan
Kapolri No. Pol.: Skep / 1549 / X / 2001, Rumah Sakit Bhayangkara TK.
IV Polda Sumatera Selatan diresmikan menjadi Rumah Sakit
Bhayangkara Polda Sumatera Selatan TK. III.
2. Visi Dan Misi Organisasi
Visi : Mewujudkan Rumah Sakit yang profesional dan
terpercayadibidangkedokteran kepolisian dan pelayanan kesehatan guna
mendukung Provinsi Sumsel yang aman dan tertib.
Misi :
a. Menyelenggarakan Kedokteran Kepolisian yang professional
gunamendukung tugas Polri dalam memelihara kamtibmas dan
penegakkan hukum.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang
berorientasi pada keselamatan dan kepuasan pasien.
c. Menambah sarana dan prasarana untuk meningkatkan kualitas
pelayanan.
d. Membangun kemitraan dan jejaring kerja.
e. Meningkatkan kemampuan SDM melalui pelatihan.

3. Maksud Dan Tujuan


Maksud dan tujuan Rumah Sakit Bhayangkara Palembang adalah
untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi Pegawai Negeri pada
Polri dan keluarga, serta masyarakat umum melalui fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas,
dan penerapan praktek bisnis yang sehat demi:
36

a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang prima kepada


masyarakat Polri dan masyarakat umum dengan mengutamakan
keselamatan pasien;
b. Berperan aktif terhadap kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN);
c. Berperan aktif dalam pelaksanaan dukungan tugas operasional
kepolisian;
d. Pelaksana utama pelayanan kedokteran kepolisian di wilayah
Sumatera Selatan;
e. Menjadi rumah sakit rujukan pelayanan kedokteran forensik di
wilayah Sumatera Selatan.
4. Budaya dan Motto Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Budaya Rumah Sakit Bhayangkara Palembang dipengaruhi oleh
dua hal, yaitu budaya rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan kepada
seluruh pegawai negeri pada Polri dan keluarga serta masyarakat umum
dan budaya Polri sebagai dukungan terhadap pelaksanaan tugas-tugas
pokok Kepolisian.
Budaya Rumah Sakit Bhayangkara Palembang diwujudkan ke
dalam nilai-nilai yang diterapkan pada pelaksanaan tugas pokok seluruh
personil Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Adapun nilai-nilai yang
diwujudkan antara lain :
a. Cekatan;
b. Amanah;
c. Ramah;
d. Empati
Motto Rumah Sakit Bhayangkara Palembang adalah “siap melayani
dengan ikhlas dan profesional”
(Profil Rumkit Bhayangkara 2021)
37

B. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 42 responden dengan
penderita PJK di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang pada tanggal
25-8 Maret 2022, diperoleh karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis


Kelamin di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


1 Laki-laki 31 73.8
2 Perempuan 11 26.2
Jumlah 42 100.0
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui responden yang paling berdominan
yaitu berjenis kelamin Laki-laki berjumlah 31 (73.8,%) responden.
b. Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 5.2
Rata-rata Usia Responden di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang
Karakteristik 95%CI
No Mean Median SD Min Max
Responden Low Up

1 42 62.38 65.50 13.070 32 90 58.30 66.45

Berdasarkan tabel 5.2 di ketahui bahwa usia terendah yaitu 32 tahun


dan tertinggi 90 tahun dengan nilai mean 62.38 dan standar deviasi
13.070 dengan 95% tingkat kepercayaan antara 58.30-66.45
c. Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
No Pendidikan Frekuensi Persentase%
38

1 SD 9 21.4
2 SMP 4 9.5
3 SMA 11 26.2
4 D3 2 4.8
5 D4 1 2.4
6 S1 12 28.6
7 S2 3 7.1
Jumlah 42 100.0
Berdasarkan tabel 5.3 dari 42 responden dapat diketahui bahwa
sebagian dari responden berpendidikan S1 yaitu sejumlah 12
responden (28.6%).
d. Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Rumah
Sakit Bhayangkara Palembang dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang
No Pekerjaan Frekuensi Persentase%
1 POLRI 4 9.5
2 PNS 3 7.1
3 Pensiunan 16 38.1
4 Wiraswata 7 16.7
5 Buruh 3 7.1
6 Petani 2 4.8
7 IRT 7 16.7
Jumlah 42 100.0

Berdasarkan tabel 5.4 dari 42 responden dapat diketahui bahwa


hampir setengah dari responden memiliki pekerjaan terbanyak yaitu
sebagai Pensiunan berjumlah 16 (38.1%) responden.

2. Rata-rata pengetahuan pasien PJK sebelum dilakukan pendidikan


kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan pasien PJK sebelum


dilakukan pendidikan kesehatan terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.5
Rata-rata pengetahuan pasien PJK sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
95%CI
Variabel N Mean SD Min Max
Low Up
39

Pengetahuan
pasien PJK
sebelum di
42 17.33 1.677 13 20 16.81 17.86
lakukan
Pendidikan
Kesehatan

Berdasarkan tabel 5.5, dapat dilihat bahwa rata-rata pengetahuan


pasien PJK sebelum dilakukan Pendidikan Kesehatan dengan skor
mean 17.33, standar deviasi 1.677. Skor pengetahuan pasien PJK
terendah adalah 13 dan skor tertinggi 20, dan 95% tingkat
kepercayaan antara 16.81 – 17.86.
3. Rata-rata pengetahuan pasien PJK setelah dilakukan pendidikan
kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan pasien PJK setelah


dilakukan pendidikan kesehatan terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.6
Rata-rata pengetahuan pasien PJK setelah dilakukan pendidikan
kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
95%CI
Variabel N Mean SD Min Max
Low Up
Pengetahuan
pasien PJK
setelah di
42 19.69 0.563 18 20 19.52 19.87
lakukan
Pendidikan
Kesehatan

Berdasarkan tabel 5.6, dapat dilihat bahwa rata-rata pengetahuan


pasien PJK setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan dengan skor
mean 19.69, standar deviasi 0.563. Skor pengetahuan pasien PJK
terendah adalah 18 dan skor tertinggi 20, dan 95% tingkat
kepercayaan antara 19.52 – 19.87.

C. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan pasien PJK. Dan melihat adanya perbedaan
antara pengetahuan sebelum dan setelah pendidikan kesehatan.
40

Sebelum dilakukan analisis bivariat peneliti melakukan uji normalits


terlebih dahulu. Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan
uji shapiro wilk, di dapatkan nilai p value adalah ≤ 0,05 artinya data
berdistribusi tidak normal
Tabel 5.7
Perbedaan Nilai Rata-rata Pengetahuan Pasien PJK sebelum dan
setelah di lakukan Pendidikan Kesehatan di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang
Variabel Kategori N Mean SD Min Max 95%CI P value
Pengetahua Pre 17.33 1.677 13 20 16.81-17.86
n Pasien 42 0,000
PJK Post 19.69 0.563 18 20 19.52-19.87

Berdasarkan Tabel 5.7, menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan


pasien PJK sebelum di lakukan pendidikan kesehatan diperoleh mean
17.33 standar deviasi 1.677, nilai minimum 13, nilai maximum 20.
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diperoleh mean 19.69,
standar deviasi 0.563, nilai minimum 18, nilai maximum 20 . Hasil uji
wilcoxon didapatkan nilai P value 0,000 (P value ≤ 0,05) artinya ada
perbedaan yang signifikan rata-rata pengetahuan pasien PJK sebelum
dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang.
BAB VI
PEMBAHASAN

A. Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Pembahasan karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang dengan 42 responden yang mempunyai
kriteria inklusi dan ekslusi serta yang bersedia untuk mengikuti
pendidikan kesehatan. Karakteristik responden yaitu,jenis
kelamin,usia, pendidikan, agama dan perkerjaan.
Hasil penelitian karakteristik jenis kelamin diketahui laki-laki 31
(73.8%) dam perempuan 11 (26.2%). Menurut Tomaszewski (2011),
menyatakan bahwa secara keseluruhan resiko PJK lebih besar pada
laki-laki dari pada perempuan. Perempuan agaknya relative agak
kebal terhadap penyakit ini sampai usia setelah menopause, dan
kemudian menjadi sama rentannya seperti pada laki-laki. Menurut
Karson (2011) alasannya karena perempuan mengalami menstruasi
dengan siklus yang cenderung teratur setiap bulannya, dengan
menstruasi wanita mengeluarkan zat ferritin (semacam protein) yang
di duga merupakan faktor resiko PJK. Ferritin ini, secara teratur di
keluarkan bersama menstruasi yang di alami perempuan. Sementara
ferritin di dalam tubuh pria tak bias mengalami 15 proses pengeluaran
sehingga tetap mendekam di dalam tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui usia terendah 32 tahun dan
umur tertinggi 90 tahun. Kerentanan terhadap PJK meningkat seiring
bertambahnya usia. Namun demikian jarang timbul penyakit serius
sebelum usia 40 tahun sedangkan dari usia 40 hingga 60 tahun insiden
MI meningkat lima kali lipat. Faktor hormonal yang menyebabkan hal
tersebut, perempuan baru akan mengidap PJK di usia 55 tahun ke atas,
sementara pria di usia 45 tahun ke atas. Ada jarak 10 tahun antara
usia. pria dan perempuan yang artinya perempuan memiliki 10 tahun
waktu lebih lama terlindungi dari PJK dibandingkan pria.

41
42

Hasil penelitian karakteristik pekerjaan menunjukkan bahwa


16 (38.1%) responden dominan adalah pensiunan. Hal itu dikarenakan
sebagian besar pasien dalam kategori dewasa tua, pekerja yang
mengalami gangguan kesehatan tersebut di atas merupakan pekerja
yang beresiko terserang PJK karena pekerja telah memiliki satu atau
lebih faktor resiko yang melipatgandakan resiko terjadinya PJK. Jika
tidak ada upaya pencegahan dan pengendalian terhadap faktor resiko
PJK tersebut maka pekerja yang beresiko dapat berubah status dari
kelompok yang rentan menjadi kelompok penderita PJK.
b. Pengetahuan Pasien PJK Sebelum Dilakukan Pendidikan
Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang dengan 42 responden pada penelitian ini
rata-rata pengetahuan pasien PJK sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan didapatkan 17.33 standar deviasi 1.677. serta dari hasil
penelitian yang di peroleh penderita PJK berdominan yaitu berjenis
kelamin Laki-laki berjumlah 31 (73.8,%) responden, dengan usia
terendah 32 tahun dan tertinggi 90 tahun. Dari hasil analisis di percaya
dengan 95% tingkat kepercayaan pengetahuan pasien PJK berada
diantara lower bound 16.81 sampai upper bound 17.86.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang adalah faktor Internal berupa usia, pengalaman serta faktor
eksternal berupa pendidikan, infomasi, sosial, budaya, ekonomi, dan
lingkungan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan
non formal.Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
akan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional
(Budiman dan Riyanto, 2018).
Pencegahan PJK terhadap penderitanya dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan
koping individu. Semakin baiknya pengetahuan seseorang maka
semakin besar tingkat keberhasilannya dalam melakukan suatu tujuan
tertentu (Notoadmodjo, 2017).
43

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang


terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner, penyakit jantung
pembuluh darah koroner sering disebabkan obstruksi arteri koroner
oleh plak ateroma. Maka dari itu menyebabkan ketidaksesuaian antara
aliran farah koroner dan homeostasis adenosin trifosfat
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan (Asrul, 2019). Penyumbatan
pada pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh penumpukan lemak
disertai klot trombosit yang diakibatkan kerusakan dalam pembuluh
darah. Kerusakan pada awalnya berupa plak fibrosa dalam pembuluh
darah, namun selanjutnya dapat menyebabkan klot darah. Pada
akhirnya, dampak akut sekaligus fatal dari PJK berupa serangan
jantung. Pada umumnya PJK merupakan ketidak seimbangan antara
penyediaan dan kebutuhan oksigen miokardium. Penyediaan oksigen
miokardium bisa meningkat melebihi batas cadangan perfusi koroner
peningkatan kebutuhan oksigen miokardium harus dipenuhi dengan
peningkatan aliran darah, Gangguan suplai darah arteri koroner
dianggap berbahaya bila terjadi penyumbatan sebesar 70% atau lebih
pada pangkal atau cabang utama arteri koroner. Dampak penyakit
jantung koroner seperti nyeri dada, serangan jantung, gagal jantung,
dan aritmia (Notoadmojo, 2010).
Penelitian Permana (2016) menyatakan bahwa pengetahuan
responden tentang konsep penyakit dapat mempengaruhi terhadap
pencegahan komplikasinya. Penelitian yang sama di lakukan oleh
Lantip Widodo (2017) bahwa pengetahuan seseorang memiliki
pengaruh Terhadap pola hidupnya yang sehat terutama tentang
pengetahuan hipertensi tentang PJK.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas maka peneliti


mengasumsikan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka
semakin mudah pula seseorang menerima informasi dan pada
akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak.
Semakin bertambah usia semakin berkembang daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Dari segi pendidikan perlu ditekankan bahwa seseorang yang
44

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah


pula begitu pula sebaliknya.
c. Pengetahuan Pasien PJK Setelah Dilakukan Pendidikan
Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan, didapatkan skor
rata rata pengetahuan pasien setelah di lakukan pendidikan kesehatan
di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang di dapatkan nilai mean
19,69, median 20.00, standar deviasi 0.563 dan nilai maximum 20
minimum 18 dengan 95% tingkat kepercayaan antara 19.52-19.87.
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia di peroleh melalui pendidikan, pengalaman
orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentukanya tindakan seseorang. Pengetahuan di perlukan sebagai
dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan
perilaku setiap hari, sehingga dapat di katakan bahwa pengetahuan
merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2010).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Novita Lianasari
(2018). Yang berjudul Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang
Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Dengan Kejadian Serangan
Jantung Berulang di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita. Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi
yang disertai dengan motivasi kepada pasien untuk dapat mengubah
perilaku sehingga memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengontrol
faktor risiko dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
agar terhindar dari serangan jantung berulang.

Berdasarkan beberapa teori diatas dan sesuai dengan pendapat


para ahli, dalam penelitian ini maka peneliti mengasumsikan bahwa
pengetahuan responden setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan
45

berubah menjadi baik. Pendidikan kesehatan dilakukan dengan


metode ceramah dan menggunakan leafleat sehingga penyampaian
materi dapat dilakukan dengan baik sehingga responden akan lebih
mudah memahami materi yang telah diajarkan. Adanya informasi dan
penyampaian informasi yang baik akan memberikan landasan kognitif
yang baru sehingga terbentuknya pengetahuan pasien PJK.
2. Analisis Bivariat
a. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien
PJK di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Berdasarkan hasil penelitian ada perbedaan yang signifikan rata-
rata pengetahuan pasien PJK sebelum dan sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang,
karena adanya pemberian pendidikan kesehatan melalui media leaflet
dan kuisioner dan di dapatkan p value = 0.000 yang berarti ada pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasien PJK.

Penelitian Hadi (2017) didapatkan adanya pengaruh Efektifitas


Pendidikan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga
tentang penyakit jantung dengan nilai p = 0,016. Penelitian lain yang
dilakukan Prakaya (2018) didapatkan hasil yang sama bahwa
berpengaruhnya Edukasi Terstruktur Terhadap Pencegahan
Komplikasi Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Tilango (p value
= 0,000). Pernyataan yang sama oleh Moore (2018) bahwa adanya
efektifitas Pendidikan Kesehatan terhadap peningkatan Pengetahuan
Keluarga tentang Hipertensi dimana nilai p value (0,011). Berbeda
dengan hasil penelitian Permana (2016) bahwa tidak adanya
Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan
Stroke Pada Penderita Penyakit Jantung Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gamping 1 Sleman (P Value = 0,176).
Terbentuknya perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai
pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu dahulu terhadap stimulus
yang berupa materi atau objek diluar. Pendidikan kesehatan adalah
suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan.
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan
46

itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah


yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu,
kelompok atau masyarakat (Ali, 2010).

Seseorang dapat dikatakan belajar apabila dalam dirinya terjadi


perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam waktu yang pendek
pendidikan kesehatan akan menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan masyarakat (Notoatmodjo, 2017). Pernyataan yang sama
menurut Kartono (2020) bahwa perubahan perilaku seseorang dapat
dipengaruhi dari proses belajar seseorang terhadap suatu pengalaman
tertentu. Baik dalam pendidikan secara formal maupun non formal.
Kondisi ini yang akan menjadi tradisi atau kebiasaan seseorang yang
pada akhirnya dapat merubah pengetahuan hingga tindakannya dalam
beradaptasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan, dan teori yang
di dapatkan, peneliti berasumsi bahwa ada perbedaan pengetahuan
pasien PJK sebelum dan sesudah di lakukan pendidikan kesehatan di
rumah sakit Bhayangkara Palembang. Maka peneliti berasumsi bahwa
pengetahuan yang baik maka akan menimbulkan sikap yang positif
dan juga sebaliknya jika pengetahuan kurang baik maka akan
menimbulkan sikap yang negatif.

B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pada saat melakukan penelitian,
terjadi sedikit hambatan yaitu pada saat peneliti membagikan kuisioner
kepada responden untuk diisi di Poliklinik yaitu belum ada ruangan khusus
untuk melakukan penelitian, yaitu di lakukannya di ruangan tunggu dengan
kondisi yang sangat ramai dengan pengunjung yang akan berobat di
Poliklinik yang lain pada saat pasien melakukan kunjungan di Poliklinik
Penyakit Jantung Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, sehingga
mengganggu pada saat pengisian kuisioner, sehingga peneliti membantu
mendampingi membacakan kuisioner 1 per 1 ke responden pada saat
pengisian kuisioner dan memberikan edukasi.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan pasien PJK di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang sudah
menjawab tujuan peneliti sebagai berikut :
1. Rata-rata Sebelum Dilakukan Pendidikan Kesehatan Di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang yaitu median sebesar 17.00 nilai standar
deviasi sebesar 1.650, nilai terendah yaitu 13, dan tertinggi yaitu 20.
2. Rata-rata Setelah Dilakukan Pendidikan Kesehatan Di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang yaitu median sebesar 20.00, nilai standar
deviasi sebesar 0.563, nilai terendah yaitu 18, dan tertinggi yaitu 20.
3. Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien
PJK Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang menunjukkan bahwa
hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon didapatkan nilai p value yaitu
0,000 (p<0,05)

B. Saran
1. Bagi Institusi Kesehatan
Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Khususnya untuk Program
Studi Ilmu Keperawatan IKEST Muhammadiyah Palembang
diharapkan dapat memberikan informasi serta sebagai bahan ajar
dalam proses belajar mahasiswa dalam bidang ilmu Keperawatan
Medikal Bedah tentang Pengetahuan Pasien PJK. Dengan
menggunakan metode memahami konsep teori pengetahuan pasien
PJK serta untuk menambah referensi yang terkait dengan penderita
PJK serta mengaplikasikannya dalam proses belajar

2. Bagi Tempat Penelitian


Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang khususnya Poli Jantung berupa pendidikan
kesehatan yang berkaitan dengan pengetahuan pasien penyakit jantung
koroner dan dapat di jadikan acuan penatalaksanaan pada pasien PJK.

47
48

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian
tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencegahan terjadinya
komplikasi PJK.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Pakaya. 2018. Pengaruh Edukasi Terstruktur Terhadap


Pencegahan Komplikasi Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tilango. Diakses pada tanggal 09 Maret 2022

Agustin, Ririn. 2013. Pengaruh pendidikan Kesehatan Individual Tentang


Vulva Hygiene Terhadap Perilaku Vulva Hygiene Pada Remaja di
Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Yogyakarta.
http://digilib.unisayogya.ac.id/646/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.
(diakses pada 29 Juli 2018)
Ali, 2010. Konsep dukungan keluarga. Jakarta: salemba medika
Amelia, R. 2017. Parent Management Training untuk Mereduksi Peilaku
Agresif Pada Anak Retardasi Mental. Jurnal RAP UNP, Vol. 8 No. 2,
November 2017, hal 92-203
American Heart Association. 2018. Coronary Artery Disease - Coronary
Heart
Asrul, dkk. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media.
Azhar. 2020. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Briawan, D., Nurpratama, W. L., & Riyadina, W. (2020). VOL.7.
Hubungan Indonesian’s Healthy Eating Index dengan Biomarker ,
139-152.
Budiman & Riyanto A. 2018. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-
69.
Chrisnawati, G., & Aldino, T. (2019). V(2), 277–282.
https://doi.org/10.31294/jtk.v4i2
Creswell, John W. 2014. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif,
dan mixed. YOGYAKARTA : PUSTAKA PELAJAR
Dahlan, S.M. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta :
Salemba Medika
Deborah, S. (2020). Keperawatan Medikal Bedah - Deborah Siregar
Disease.
Ghani. (2019). Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada Penderita
Diabetes Mellitus, 312-313.
Hadi, Sulton Abdul. 2017. Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Loyalitas Dengan Variabel Moderasi Kepuasan

49
50

Konsumen (Studi Pada Kopontren Al-Munawwir Yogyakarta).


Yogyakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan.
Hedge, J., Balajibabu, P. dan Sivaraman, T. 2019. The patient with
ischaemic heart disease undergoing non cardiac surgery. Indian
Journal of Anaesthesia
Irmalita. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Korone Akut (3 ed). Jakarta:
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
Karson. (2011). Buku Ajar Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler. Yogyakarta:
Nuha Medika
Kartono, K. 2020. Hygiene Mental. Jakarta : CV. Mandar Maju.
Kemenkes RI. (2020). Tanda & Gejala Penyakit Jantung Koroner (PJK).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-
jantungdan-pembuluh-darah/apa-saja-tanda-dan-gejala-penyakit-
jantung-koronerpjk
Kemenkes RI. 2018. Metode Penelitian Kesehatan. Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan. Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kemenkes RI
Lantip Widodo 2017. Pengaruh Health Education Terhadap Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Penderita Hipertensi Tentang Faktor-Faktor
Resiko PJK Di Puskesmas Geger Kabupaten Madiun
LeMone Priscilla dkk, 2019. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 5. Jakarta :
EGC
Majid, A. (2018). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem kardiovaskuler. yogyakarta: pustaka baru press
Mensah, g. a. (2020). The Global Burden of Cardiovascular Diseases and
Risk Factors: 2020 and Beyond. 2529-2532
Moore. 2018. Efektifitas Pendidikan Kesehatan terhadap Peningkatan
Pengetahuan Keluarga tentang Hipertensi. Diakses pada tanggal 04
April 2022

Mutarobin, Yulia, & Masfuri. (2019). vol.13. Pengaruh Rehabilitasi: Jalan


Kaki Enam Menit terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada
Pasien Sindroma Koroner Akut, 68-74.
Nelly Febriani. 2019. Pentingnya Persiapan dalam Pendidikan Kesehatan
pada Pasien di Rumah Sakit. Diakses pada tanggal 12 April 2022

Nirmolo, D. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit


jantung koroner pada masyarakat yang berobat di puskesmas madiun
kabupaten madiun, 35-36
Notoatmodjo, S (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
51

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta
Notoatmodjo, S. 2017. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Novita, L. (2018). Hubungan Status Gizi Dengan Gangguan Menstruasi
Pada Remaja Putri Di SMA Al-Azhar Surabaya. DOI. 10(2):172-81.
Nurhidayat Saiful. 2011. Asuhan Keperawtan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler. Ponorogo: UMPO Press
Nurroh, S. (2017). Studi Kasus: Telaah Buku Filasafat Ilmu (Sebuah
Pengantar Populer) oleh Jujun S. Suriasumantri. InAssignment Paper
of Filosophy of Geography Science Doctoral Program, Graduate
School of Environment Science.Yogyakarta: Graduate of School
UGM
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Jakarta: Salemba Medika
Putri RD, Nur’aeni A, Belinda V. Kajian Kebutuhan Belajar Klien dengan
Penyakit Jantung Koroner. JNC. 2018;1(1):60–8.
Ratri Imas Permana. 2016. Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
Tentang Pencegahan Stroke Pada Penderita Jantung Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gamping 1 Sleman. Diakses pada tanggal 11 Maret 2022
Regmi, M., & Siccardi, M. A. (2021). Coronary Artery Disease Prevention
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Diakses: 27
Desember 2018 dari
Santosa, W. N., & Baharuddin, B. (2020). Penyakit Jantung Koroner dan
Antioksidan. KELUWIH: Jurnal Kesehatan Dan Kedokteran, 1(2),
95-100. https://doi.org/10.24123/kesdok.V1i2.2566
Saputro, H. and Fazrin, I. 2017. Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit.
Setyaj, D. Y. (2018). vol 14. Aktivitas fi sik dengan penyakit jantung
koroner di Indonesia, 115-121
Siswati, Vialinda. 2017. Journal Of Islamic Religious Intruction
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Sulaiman.2015.Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas,
Jogjakarta: Gajahmada University Press
52

Tomaszewski, M.C., Fadi, J. Maric, C., Kuzniewicz, R., et all. (2011).


Association between lipid profile and circulating concentrations of
estrogens in young men. Journal of Atherosclerosis; 203(1): 257– 262.
Wahidah, W. and Harahap, R. A. (2021) “[PJK)] : PJK (Penyakit Jantung
Koroner) VS SKA (Sindrome Kororner Akut) Prespektif
Epidemiologi”, Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 54-65.
WHO. (2015). World Health Organization 2015. World Health
Organization 2015.
Widyawati. 2020. Penyuluhan dan Promosi Kesehatan Untuk responden.
Binalita. Medan.
World Health Organization. (2017). Cardiovascular
Disease.https://www.who.int. Di Akses Pada 1 Januari 2019.
Yuliana, D. (2017). Analisis Pengetahuan Siswa Tentang Makanan yang
Sehat dan Bergizi Terhadap Pemilihan Jajanan di Sekolah. Diakses
darihttp://repository.ump.ac.id/4114/3/Erlin%20Yuliana_BAB
%20II.pdf pada 11 Februari 2019 pukul 09.20 WIB.
LAMPIRAN
Surat Permohonan Menjadi Responden

Kepada
Yth. Calon
responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa S1 Ilmu
Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang.
Nama : Indriana Eka Yulianti
NIM : 21118074
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien Penyakit Jantung Koroner di
RS Bhayangkara Palembang Tahun 2022”. Sehubungan dengan judul
penelitian diatas, data yang di peroleh dari penelitian akan sangat
bermanfaat bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Untuk kepentingan
tersebut peneliti memohon anda untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan yang saya ajukan dengan jujur. Semua data yang di peroleh
akan di rahasiakan.
Atas perhatian, kerjasama dan kesediaan dalam berpartisipasi
sebagai responden dalam peneliatian ini, saya menyampaikan terimakasih
dan berharap informasi anda akan berguna, khususnya dalam penelitian
ini.

Hormat saya

(Indriana Eka Yulianti)

LAMPIRAN

53
54

INFORMED CONSENT
(Penyataan Persctujuan Mengikuti Penelitian)

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah mendapat keterangan secara rincih dan jelas mengenai :

1. Penelitian yang berjudul "Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap


Pengetahuan Pasien PJK di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang"
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek
3. Manfaat mengikuti penelitian
4. Bahaya yang akan timbul
5. Prosedur penelitian

Oleh karena itu, saya menyediakan/tidak diberikan secara sukarela untuk


menjadi responden dalam penclitian dengan penuh kesadaran serta tanpa
keterpaksaan.

Palembang, Februari 2022


Peneliti
Responden

Indriana Eka Yulianti( )


NIM : 21118074
55

KODE RESPONDEN

INSTRUMENT PENELITIAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA PALEMBANG
A. Petunjuk Pengisian Angket :
1. Bacalah petunjuk penelitian sebelum menjawab setiap pertanyaan
2. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai data diri anda pada
point B (data demografi)
B. Data Demografi

1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan


2. Usia : 40-50 tahun
51-60 tahun
≥ 60 tahun
3. Pendidikan : SD SMP SMA
D3 D4 S1
S2
4. Agama : Islam
Kristen
Katholik
Hindu
Budha
5. Pekerjaan : TNI/POLRI PNS
Pensiunan Wiraswasta
Buruh Petani
IRT
C. Kuesioner Penelitian
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai menurut anda.
B : Benar S : Salah
56

No Pernyataan B S
1 Penyakit jantung koroner merupakan penyakit tidak menular

2 Penyakit jantung koroner termasuk penyakit keturunan dari orang


tua

3 Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang disebabkan pola


hidup yang tidak sehat

4 Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang menyerang


pembuluh darah jantung

5 Merokok, makan-makanan berlemak dan minum alkohol adalah


penyebab dari penyakit jantung koroner

6 Tidur larut malam dan berjudi menyebabkan timbulnya penyakit


jantung koroner

7 Hipertensi adalah salah satu tanda seseorang di curigai terkena


penyakit jantung koroner

8
Seseorang yang sudah terkena penyakit jantung koroner di
perbolehkan makan-makanan yang berlemak, seperti jeroan dan
gorengan

9 Gejala utama penyakit jantung koroner adalah nyeri dada sebelah


kiri

10 Nyeri perut merupakan gejala penyakit jantung koroner

11 Konsumsi jeroan tidak perlu di hindari bagi penderita penyakit


jantung koroner

12 Dampak terburuk dari penyakit jantung koroner adalah bisa


menyebabkan kematian

13 Orang berusia lanjut (lansia) berpotensi besar terkena penyakit


jantung koroner

14 Jika timbul rasa nyeri dada sebelah kiri segera pergi ke faskes
terdekat seperti puskesmas dan rumah sakit
57

15 Sesak nafas saat digunakan beraktivitas cukup berat adalah salah


satu tanda penyakit jantung koroner.
16 Pola hidup sehat dan makan-makanan sayuran adalah salah satu
cara pencegahan timbulnya penyakit jantung koroner

17 Jika merasa sesak nafas dan sakit kepala segera memeriksakan


diri ke pelayanan kesehatan terdekat

18 Penderita penyakit jantung koroner sebaiknya memperbaiki pola


hidup sehat dan mengatur pola makan

19 Mengurangi makanan yang berlemak seperti gorengan dan


makanan yang bersantan perlu di lakukan oleh penderita penyakit
jantung koroner

20 Olahraga teratur tidak merokok dan minum-minuman beralkohol


dapat mencegah terserang penyakit jantung koroner

No Pernyataan B S
1 Penyakit jantung koroner merupakan penyakit tidak menular 

2 Penyakit jantung koroner termasuk penyakit keturunan dari orang 


tua

3 Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang disebabkan pola 


hidup yang tidak sehat

4 Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang menyerang 


pembuluh darah jantung

5 Merokok, makan-makanan berlemak dan minum alkohol adalah 


penyebab dari penyakit jantung koroner

6 Tidur larut malam dan berjudi menyebabkan timbulnya penyakit 


jantung koroner

7 Hipertensi adalah salah satu tanda seseorang di curigai terkena 


penyakit jantung koroner

8 
Seseorang yang sudah terkena penyakit jantung koroner di
58

perbolehkan makan-makanan yang berlemak, seperti jeroan dan


gorengan

9 Gejala utama penyakit jantung koroner adalah nyeri dada sebelah 


kiri

10 Nyeri perut merupakan gejala penyakit jantung koroner 

11 Konsumsi jeroan tidak perlu di hindari bagi penderita penyakit 


jantung koroner

12 Dampak terburuk dari penyakit jantung koroner adalah bisa 


menyebabkan kematian

13 Orang berusia lanjut (lansia) berpotensi besar terkena penyakit 


jantung koroner

14 Jika timbul rasa nyeri dada sebelah kiri segera pergi ke faskes 
terdekat seperti puskesmas dan rumah sakit

15 Sesak nafas saat digunakan beraktivitas cukup berat adalah salah 


satu tanda penyakit jantung koroner.
16 Pola hidup sehat dan makan-makanan sayuran adalah salah satu 
cara pencegahan timbulnya penyakit jantung koroner

17 Jika merasa sesak nafas dan sakit kepala segera memeriksakan 


diri ke pelayanan kesehatan terdekat

18 Penderita penyakit jantung koroner sebaiknya memperbaiki pola 


hidup sehat dan mengatur pola makan

19 Mengurangi makanan yang berlemak seperti gorengan dan 


makanan yang bersantan perlu di lakukan oleh penderita penyakit
jantung koroner

20 Olahraga teratur tidak merokok dan minum-minuman beralkohol 


dapat mencegah terserang penyakit jantung koroner
59

TABULASI DATA DEMOGRAFI


Jenis Pendidika
NO Kelamin kode Usia n Kode Agama Kode Pekerjaan Kode
1 Laki-laki 1 70 D3 4 Islam 1 Pensiunan 3
2 Laki-laki 1 64 SMP 2 Islam 1 Pensiunan 3
3 Laki-laki 1 52 S2 7 Islam 1 POLRI 1
4 Laki-laki 1 66 SMA 3 Kristen 2 Pensiunan 3
5 Perempuan 2 75 SMP 2 Islam 1 IRT 7
6 Laki-laki 1 64 SD 1 Islam 1 Buruh 5
7 Laki-laki 1 67 SMA 3 Islam 1 PNS 2
8 Perempuan 2 65 SMA 3 Islam 1 Pensiunan 3
9 Perempuan 2 67 SD 1 Islam 1 IRT 7
10 Laki-laki 1 71 D3 4 Islam 1 Pensiunan 3
11 Laki-laki 1 42 S2 7 Islam 1 POLRI 1
12 Laki-laki 1 67 S1 6 Islam 1 Pensiunan 3
13 Laki-laki 1 71 S2 7 Islam 1 Pensiunan 3
14 Perempuan 2 43 SD 1 Islam 1 IRT 7
15 Perempuan 2 75 SMA 3 Kristen 2 Wiraswasta 4
16 Laki-laki 1 80 SMP 2 Islam 1 Petani 6
17 Laki-laki 1 46 SMA 3 Kristen 2 Wiraswasta 4
18 Perempuan 2 76 SD 1 Islam 1 IRT 7
19 Perempuan 2 90 S1 6 Islam 1 Pensiunan 3
20 Laki-laki 1 76 SD 1 Islam 1 Pensiunan 3
21 Laki-laki 1 70 S1 6 Islam 1 Pensiunan 3
22 Perempuan 2 44 D4 5 Islam 1 IRT 7
23 Laki-laki 1 55 SMP 2 Islam 1 Pensiunan 3
24 Laki-laki 1 48 S1 6 Islam 1 POLRI 1
25 Laki-laki 1 76 S1 6 Kristen 2 Pensiunan 3
26 Laki-laki 1 42 SMA 3 Islam 1 POLRI 1
27 Perempuan 2 81 SD 1 Islam 1 IRT 7
28 Perempuan 2 66 SD 1 Islam 1 IRT 7
29 Laki-laki 1 76 S1 6 Kristen 2 Pensiunan 3
30 Laki-laki 1 60 SMA 3 Islam 1 Wiraswasta 4
31 Laki-laki 1 55 SD 1 Islam 1 Buruh 5
32 Laki-laki 1 48 S1 6 Islam 1 Wiraswasta 4
33 Laki-laki 1 59 SD 1 Islam 1 Buruh 5
34 Laki-laki 1 32 SMA 3 Islam 1 Wiraswasta 4
35 Laki-laki 1 68 SMA 3 Islam 1 Wiraswasta 4
36 Laki-laki 1 53 S1 6 Islam 1 PNS 2
37 Laki-laki 1 44 S1 6 Islam 1 Wiraswasta 4
38 Laki-laki 1 59 S1 6 Kristen 2 PNS 2
39 Laki-laki 1 77 SMA 3 Kristen 2 Pensiunan 3
40 Laki-laki 1 57 SMA 3 Islam 1 Pensiunan 3
60

41 Perempuan 2 67 S1 6 Islam 1 Buruh 5


42 Laki-laki 1 56 S1 6 Islam 1 Pensiunan 3

Laki-laki=1 SD=1 Islam=1 POLRI=1


Perempuan=
2 SMP=2 Kristen=2 PNS=2
SMA=3 Pensiunan=3
D3=4 Wiraswasta=4
D4=5 Buruh=5
S1=6 Petani=6
S2=7 IRT=7
61

HASIL SPSS ANALISA DATA

A. Data Demografi

Frequency

Statistics

Jenis Kelamin Usia Pendidikan Agama Pekerjaan

N Valid 42 42 42 42 42

Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.26 62.38 3.71 1.17 3.83
Std. Error of Mean .069 2.017 .324 .058 .279
Median 1.00 65.50 3.00 1.00 3.00
Std. Deviation .445 13.070 2.099 .377 1.807
Skewness 1.124 -.289 .132 1.856 .522
Std. Error of Skewness .365 .365 .365 .365 .365
Kurtosis -.777 -.518 -1.477 1.514 -.496
Std. Error of Kurtosis .717 .717 .717 .717 .717
Percentiles 25 1.00 52.75 2.00 1.00 3.00

50 1.00 65.50 3.00 1.00 3.00

75 2.00 72.00 6.00 1.00 5.00

Frequency Table

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 31 73.8 73.8 73.8

Perempuan 11 26.2 26.2 100.0

Total 42 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 32 1 2.4 2.4 2.4

42 2 4.8 4.8 7.1

43 1 2.4 2.4 9.5

44 2 4.8 4.8 14.3


62

46 1 2.4 2.4 16.7

48 2 4.8 4.8 21.4

52 1 2.4 2.4 23.8

53 1 2.4 2.4 26.2

55 2 4.8 4.8 31.0

56 1 2.4 2.4 33.3

57 1 2.4 2.4 35.7

59 2 4.8 4.8 40.5

60 1 2.4 2.4 42.9

64 2 4.8 4.8 47.6

65 1 2.4 2.4 50.0

66 2 4.8 4.8 54.8

67 4 9.5 9.5 64.3

68 1 2.4 2.4 66.7

70 2 4.8 4.8 71.4

71 2 4.8 4.8 76.2

75 2 4.8 4.8 81.0

76 4 9.5 9.5 90.5

77 1 2.4 2.4 92.9

80 1 2.4 2.4 95.2

81 1 2.4 2.4 97.6

90 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 9 21.4 21.4 21.4

SMP 4 9.5 9.5 31.0

SMA 11 26.2 26.2 57.1

D3 2 4.8 4.8 61.9

D4 1 2.4 2.4 64.3

S1 12 28.6 28.6 92.9

S2 3 7.1 7.1 100.0

Total 42 100.0 100.0


63

Agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Islam 35 83.3 83.3 83.3

Kristen 7 16.7 16.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid POLRI 4 9.5 9.5 9.5

PNS 3 7.1 7.1 16.7

Pesiunan 16 38.1 38.1 54.8

Wiraswasta 7 16.7 16.7 71.4

Buruh 4 9.5 9.5 81.0

Petani 1 2.4 2.4 83.3

IRT 7 16.7 16.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre Test 17.3333 42 1.67720 .25880

Post Test 19.6905 42 .56258 .08681

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre Test & Post Test 42 .293 .060


64

Paired Samples Test

Paired Differences

Std. Error 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-


Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 Pre Test -


-2.35714 1.60520 .24769 -2.85736 -1.85693 -9.517 41 .000
Post Test

Explore
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pre Test 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%


Post Test 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Pre Test Mean 17.33 .259

95% Confidence Interval for Lower Bound 16.81


Mean Upper Bound 17.86

5% Trimmed Mean 17.42

Median 17.00

Variance 2.813

Std. Deviation 1.677

Minimum 13

Maximum 20

Range 7

Interquartile Range 1

Skewness -.721 .365

Kurtosis .849 .717


Post Test Mean 19.69 .087

95% Confidence Interval for Lower Bound 19.52


Mean Upper Bound 19.87

5% Trimmed Mean 19.76

Median 20.00
65

Variance .316

Std. Deviation .563

Minimum 18

Maximum 20

Range 2

Interquartile Range 1

Skewness -1.684 .365

Kurtosis 2.028 .717

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pre Test .207 42 .000 .920 42 .006


Post Test .447 42 .000 .588 42 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Pre Test
66
67

Post Test
68

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Post Test - Pre Test Negative Ranks 2a 4.50 9.00

Positive Ranks 38b


21.34 811.00

Ties 2c

Total 42

a. Post Test < Pre Test


b. Post Test > Pre Test
c. Post Test = Pre Test

Test Statisticsa

Post Test - Pre


Test
69

Z -5.441b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.
70
71

Anda mungkin juga menyukai