Anda di halaman 1dari 149

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU

ANGGOTA KELUARGA MENDERITA STROKE DIWILAYAH

KERJA PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN

TRENGGALEK

KARYA TULIS ILMIAH

EDY PURNOMO

(18.018)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN TRENGGALEK

2021

i
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU

ANGGOTA KELUARGA MENDERITA STROKE DIWILAYAH

KERJA PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN

TRENGGALEK

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan Menyelesaiakan
program pendidikan Diploma 3 Keperawatan di Program Studi Keperawatan
Trenggalek Jurusan Politeknik Kesehatan Kemenkes malang

EDY PURNOMO

(18.018)

Cover Depan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN TRENGGALEK
2021

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini saya :


Nama : Edy Purnomo
Nim : 18.018
Program Studi : Diploma 3 Keperawatan Trenggalek Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Mengetahui,
Trenggalek, Juni 2021

Pembimbing Yang membuat pernyataan

Awan Hariyanto, S.Kep.,Ns.M.Kep Edy Purnomo

NIK.919800707210901101 18.018

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Edy Purnomo (18.018) dengan judul Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Salah satu Keluarga Menderita Stroke”
telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Trenggalek, 24 Juni 2021


Pembimbing

Awan Hariyanto,S.Kep.,Ns.M.Kes

NIK. 919800707210901101

LEMBAR PENGESAHAN

iv
Karya Tulis Ilmiah oleh Edy Purnomo dari dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita
Stroke Diwilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Kabupaten Trenggalek”,
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada Juni 2021.

Dewan Penguji
Ketua Penguji Anggota Penguji

Edi Yuswantoro, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Awan Hariyanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIP.19770604 200501 1 013 NIP.919800707201901101

Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Imam Subektip, S.Kep.,M.Kep., Sp.Kom


NIP. 19651205 198912 1 001

CURICULUM VITAE

DATA PRIBADI
Nama : Edy Purnomo

v
Tempat Tanggal Lahir : Trenggalek, 19Maret 2000
Agama : Islam
Alamat : Rt.32 Rw.08 Dusun Bungur Desa
Munjungan Kec Munjungan Kabupaten
Trenggalek.
Tinggi Badan : 170 Cm
Berat Badan : 70 Kg
Handphone : 085288022539
Status : Mahasiswa
Email : edypurnomo0997@gmail.com

DATA PENDIDIKAN :
1. MI MUNJUNGAN 2 2007-2012
2. MTSN 3 MUNJUNGAN 2012-2015
3. SMK BRAWIJAYA DURENAN 2015-2018
4. POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN MALANG KAMPUS V
TRENGGALEK 2018-2021

MOTTO

Bakti Marang Bapak Lan Ibuk , Migunani Marang Liyan

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehinggapenulis dapat menyelesaikan KaryaTulis Ilmiah yang

vii
berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Salah Satu Anggota
Keluarga Menderita Stroke” tepat pada waktu yang ditentukan. Demikian Karya
Tulis Ilmiah ini saya buat sebagai persyaratan menyelesaikan pendidikan D3
Keperawatan Politehnik Kesehatan Kemenkes Malang Kampus V Trenggalek.
Dalam penyusunan, penulis mendapat banyak pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1) Budi Susatia, S.Kep.,M.Kes.,selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang, yang telah memberikan kesempatan dalam mencari ilmu di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang Prodi D3 Keperawatan Kampus V Trenggalek.
2) Imam Subekti, S.Kep. Ns. M.Kep, Sp. Kom., selaku Kepala Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah mengelola
sumber daya jurusan dan menyelenggarakan pendidikan.
3) Ns.Rahayu Niningasih, S.Kep.,M.Kes., selakuKetua Program Studi di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Prodi D3 Keperawatan Kampus V
Trenggalek.
4) Awan Haryanto,S.Kep.,Ns.M.Kes.,selaku pembimbing penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan dorongan, perhatian, bimbingan,
serta saran sehingga terwujudnya KaryaTulis Ilmiah ini.
5) Edi Yuswantoro,S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Penguji dalam Pemenuhan Tugas
Akhir proposal karya tulis ilmiah yang telah Meimbimbing, sehingga
terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini.
6) Dr Titin Suciatin Selaku Kepala Puskesmas Karanganyar Gandusari yang
telah mengizinkan dilaksanakanya kegiatan penelitain diwilayah kerja
puskesma Karanganyar
7) Laina Rif’ah Amd.Kep Selaku Pembimbing dari Puskesma Karanganyar
sehingga terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini.
8) Dosen dan staf Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Prodi
D3 Keperawatan Kampus V Trenggalek.
9) Seluruh teman – teman yang telah memberikan masukan dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah.

viii
Penulis menyadari Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif
sangat penulis harapkan demi perbaikan KaryaTulis Ilmiah ini

Trenggalek, Januari 2020

Edy Purnomo
NIM : 18.018

POLTEKKES KEMENKES MALANG


PRODI D3 KEPERAWATAN TRENGGALEK

ABSTRAK
Edy Purnomo

ix
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Salah Satu Anggota Keluarga
Menderita Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Kecamatan
Gandusari Kabupaten Trenggalek

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan stroke merupakan Proses


Keperawatan dengan menggunakan metode Asuhan Keperawatan yang bersifat
ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam
rangka pemecahan masalah kesehatan dalam keluarga dengan salah satu keluarga
mengalami stroke, dimulai dari Pengkajian, Diagnosis Keperawatan,
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Stroke adalah suatu sindrom yang
mempunyai karakteristik suatu serangan yang mendadak disebabkan karena
gangguan peredaran darah otak. Tujuan dari Penelitian memberikan Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Salah Satu Anggota Keluarga Mengalami Stroke Di
Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar.
Rancangan penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Data penelitian
bersumber dari data primer yang diperoleh dari klien atau keluarga yang Lokasi
Pengambilan data di Desa Krandekan Kecamatan Gandusari Kabupaten
Trenggalek. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara,
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi
Berdasarkan Hasil Penelitian menunjukkan adanya kesesuaian dan
kesenjangan antara teori dan fakta. Kesenjangan yang didapat yaitu
perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, pemeriksaan fisik
bagian mulut dan abdomen. Setelah dilakukan pengkajian penulis menemukan
diagnosa keperawatan yaitu penurunan mobilitas fisik, kurangnya pengetahuan
keluarga tentang Stroke, Resiko menurunnya kualitas kesehatan keluarga yang
berhubungan dengan lima tugas keluarga. Intervensi yang digunakan sesuai
dengan apa yang telah penulis dapat dari teori. Implementasi dilaksanakan
berdasarkan intervensi yang telah disusun. Evaluasi dilakukan selama tiga kali
dengan harapan masalah teratasi sebagian sampai dengan masalah teratasi.
Peneliti menyimpulkan asuhan keperawatan keluarga pada salah satu
anggota keluarga mengalami stroke secara komprehensif sangatlah penting, maka
perlu adanya pemberian informasi yang akurat pada keluarga dengan salah satu
anggota keluarga mengalami stroke

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan keluarga, Stroke

HEALTH POLYTECHNIC OF HEALTH MINISTRY MALANG

D3 NURSING PROGRAM STUDY IN TRENGGALEK 2021

ABSTRACT

x
Edy Purnomo

Family Nursing Care with One of the Family Members Suffering from Stroke in the
Karanganyar Health Center Work Area, Gandusari District, Trenggalek Regency

Nursing care for families with stroke is a nursing process using the scientific,
systematic, dynamic and continuous and sustainable nursing care method in the context
of solving health problems in families with one family having a stroke, starting from
assessment, nursing diagnosis, planning, implementation and Evaluation. Stroke is a
syndrome that has the characteristics of a sudden attack caused by circulatory disorders of
the brain. The purpose of the study was to provide family nursing care to a family
member experiencing a stroke in the Karanganyar Health Center Work Area.
The design in this study used a qualitative descriptive. The research data was
sourced from primary data obtained from clients or families whose data collection
locations were is Krandekan Village, Gandusari District, Trenggalek Regency. Data
collection methods used in the form of interviews, physical examinations and
documentation studies
Based on the results of the study, it shows that there is a match and gap
between theory and facts. The gaps obtained are family gatherings and interaction with
the community, physical examination of the mouth and abdomen. After the study the
authors found nursing diagnoses, namely decreased physical mobility, lack of family
knowledge about stroke, risk of declining quality of family health related to five family
tasks. The intervention used is in accordance with what the authors have learned from the
theory. Implementation is carried out based on the interventions that have been prepared.
Evaluation is carried out three times in the hope that the problem is partially resolved
until the problem is resolved
The researcher concludes that providing comprehensive family nursing care for
a family member experiencing a stroke is very important, so it is necessary to provide
accurate information to families with one family member experiencing a stroke.
Keywords: family nursing care, stroke

DAFTAR ISI

COVER DEPAN..............................................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................v
CURICULUM VITAE....................................................................................................vi

xi
MOTTO..........................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
ABSTRAK........................................................................................................................x
DAFTAR ISI..................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iv
DAFTAR ISTILAH.......................................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN...............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Batasan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.4TujuanPenelitian.......................................................................................................5
1.5Manfaat Penelitian....................................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................8
2.1 Konsep Penyakit Stroke.............................................................................................8
2.1.1 Definisi..............................................................................................................8
2.1.2 Klasifikasi Stroke..............................................................................................8
2.1.2 Etiologi............................................................................................................10
2.1.4 Faktor Resiko...................................................................................................11
2.1.5 Manifestasi Klinis............................................................................................12
2.1.6 Komplikasi Stroke...........................................................................................13
2.1.7 Pencegahan......................................................................................................14
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang...................................................................................15
2.1.9 Patofisiologi.....................................................................................................16
2.2.1Uraian...............................................................................................................18
2.2.2Penatalaksanaan................................................................................................19

2.2 Konsep Dasar Keluarga...........................................................................................23


2.2.1 Definisi Keluarga................................................................................................23
2.2.2 Tipe Keluarga......................................................................................................23
2.2.3 Struktur Keluarga................................................................................................25
2.2.4 Peran Keluarga....................................................................................................25
2.2.5 Fungsi Keluarga..................................................................................................26

xii
2.2.6 Ciri-ciri Keluarga................................................................................................27
2.2.7 Tahap-tahap Perkembangan Keluarga.................................................................28
2.2.8 Tugas – Tugas keluarga.......................................................................................32
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................................33
2.3.1 Pengkajian...........................................................................................................33
2.3.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................48
2.3.3 Rencana Keperawatan.........................................................................................51
2.3.4 Implementasi.......................................................................................................23
2.3.5 Evaluasi...............................................................................................................56
BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................................58
3.1 Desain Penelitian....................................................................................................58
3.2 Batasan Istilah........................................................................................................58
3.3 Partisipasi...............................................................................................................59
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................................59
3.5 Pengumpulan data..................................................................................................59
3.6 Analisa Data...........................................................................................................62
3.7 KeabsahanData.......................................................................................................63
3.8 Etika Penelitian......................................................................................................64
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................66
4.1 Hasil Penelitian......................................................................................................66
4.2 Pembahasan..........................................................................................................105
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN..............................................................................114
5.1 Simpulan..............................................................................................................114
5.2 Saran....................................................................................................................115
FORMAT PENGKAJIAN...........................................................................................120
LEMBAR KONSULTASI KTI...................................................................................127

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Stroke Iskemik Dan Hemoragik………………………….. 9

Tabel 2.2 Respon Mata…………………………………………………………. 53

Tabel 2.3 Respon Verbal……………………………………………………….. 46

Tabel 2.4 Respon Motorik………………………………………………………

Tabel 2.5 Saraf Kranial…………………………………………………………

Tabel 2.6 Skala Prioritas Asuhan keperawatan………………………………… 53

Tabel 4.1 Identitas Umum

Tabel 4.2 Pengkajian Lingkungan

Tabel 4.3 Struktur keluarga

Tabel 4.4 Merawat anggota keluarga yang sakit

Tabel 4.5 Pemeriksaan fisik seluruh anggota kegaluarga

Tabel 4.6 Analisa Data

Tabel 4.7 Prioritas diagnose penilaian keperawatan

Tabel 4.8 Diagnosa keperawatan

Tabel 4.9 Intervensi keperawatan

Tabel 4.10 Implementasi keperawatan

Tabel 4.11 Implementasi keperawatan

Tabel 4.12 Evaluasi

Tabel 4.13 Hasil Analisis

xiv
DAFTAR ISTILAH

Aterosklerosis Menumpuknya lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam dan


di dinding arteri
Hiperkoagulasi Sindrom kekentalan darah adalah keadaan klinis di mana
mudah terjadi penggumpalan darah
Miokard infark Penyumbatan aliran darah ke otot jantung
Endokarditis Infeksi lapisan dalam jantung, 
Fibrilasi Denyut jantung tidak teratur dan sering kali cepat yang
umumnya menyebabkan aliran darah tidak lancer
Aneurisma Area yang membengkak dan lemah di dalam arteri
Malformasi kondisi di mana terjadi pertumbuhan yang tidak normal
pada pembuluh darah arteri dan vena

Arterio venous Hubungan abnormal antara arteri dan vena


Tromosis serebral kelainan pembuluh darah akibat pembentukan gumpalan
darah
Intraserebral pembuluh darah yang pecah menyebabkan pendarahan di
dalam otak
Edema Bengkak disebabkan oleh kelebihan cairan yang terjebak
dalam jaringan tubuh

Devisit Neurologis kelainan fungsional area tubuh karena penurunan fungsi


otak
Infrak serebral Kerusakan otak akibat gangguan suplai darah.

Hemiplegi Otot lemah atau kelumpuhan parsial pada satu sisi tubuh
yang dapat memengaruhi lengan, kaki, dan otot wajah
Hemiparesis Otot lemah atau kelumpuhan parsial pada satu sisi tubuh
yang dapat memengaruhi lengan, kaki, dan otot wajah.
Herniasifalk kondisi ketika jaringan otak dan cairan otak (cerebrospinal
serebri fluid) bergeser dari posisi normalnya

xv
Foramen magrum gangguan pada struktur tulang tengkorak menyebabkan
sebagian jaringan otak kecil
Kompresi batang jaringan otak dan cairan otak (cerebrospinal fluid) bergeser
otak dari posisi normalnya
Disartria Lemah pada otot yang digunakan untuk berbicara,
membuat bicara lambat atau tidak jelas
Afasia Suatu gangguan bahasa yang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk berkomunikasi
Apraksia Kesulitan dengan gerakan terampil bahkan ketika penderita
memiliki kemampuan dan keinginan untuk melakukannya

DAFTAR SINGKATAN

CVA : Cerebro Vascular Attack 

xvi
ROM : Read Only Memory

TIA : Transien Iskemic Attack

MRI : Magnetig Resonance Imaging

ECG : Electro Enchepalografi

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

HB : Hemoglobin

EKG : Elektrokardiogram

GGK : Gagal jantung kronik

BB : Berat badan

DM : Diabetes militus

KH : Kriteri hasil

GCS : Glasgow coma scale

RR : Respiration Rate

ICS : Intercostal space

DAFTAR LAMPIRAN

xvii
Surat Keterangan Penelitian Puskesmas Karanganyar

Surat ijin penelitian Dinas kesehatan, pengendalian penduduk dan keluarga


berencana

Lampiran Persetujuan Penelitian.................................................................

Lembar Inform Consent..............................................................................

Lampiran Format Asuhan Keperawatan Keluarga.....................................

Lampiran Lembar Konsultasi……………………………………………….

xviii
BAB IDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan Keperawatan merupakan rangkaian kegiatan praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien mulai dari
pengkajian, diagnose keperawatan, rencana tidakan keperawatan,
implementasi dan evaluasi diberbagai tatanan pelayanan kesehatan baik
diberikan kepada individu, keluarga maupun masyarakat Nursalam (2008).
Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan Friedman,
(2010). Status kesahatan ataupun penyakit dalam anggota keluarga sangat
mempengaruhi antara satu anggota ke anggota keluarga yang lain. Akan
tetapi tidak banyak yang memperhatikan masalah tersebut sebagai objek
penelitian.Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat
modern saat ini, Stroke semakin menjadi masalah yang dihadapi hampir di
seluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan Stroke dapat mengakibatkan
kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif maupun usia
lanjut Junaidi (2011). Stroke terjadi akibat pembuluh darah yang membawa
darahdanoksigenke otak mengalami penyumbatan dan rupture,kekurangan
oksigen menyebakan fungsi kontrol gerakan tubuh yang dikendalikan keotak
tidak berfungsi AHA (2015). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kurniawati (2010) menunjukan pengalaman merawat keluarga penderita
Stroke menunjukan dampak positif. Dukungan keluarga dan masyarakat
menjadi faktor penting dalam membantu memberikan perawatan. Menurut
Friedman (1998), status pendidikan dan kebiasaan keluarga dapat
mempengaruhi proses keperawatan keluarga dan proses penyembuhan
penyakit Stroke. Dalam melakukan asuhan keperawatan dapat dilakukan
dengan cara membina hubungan kerjasama. yang baik dengan keluarga.
Keluaraga merupakan hal utama dalam penentuan kesehatan dan konsep

1
2

penyakit serta perilaku sehat.Kebiasaan makan seperti memilih jenis dan


jumlah juga dapat berpengaruh terhadap Stroke. Peran seluruh anggota
keluarga sangat mempengaruhi terhadap proses asuhan keperawatan keluarga,
apabila peran dan fungsi dijalankan dengan baik maka proses penyembuhan
akan tercapai

Data World Stroke Organization menunjukkan bahwa setiap tahunya ada


13,7 juta kasus baru dengan masalah stroke, dan 5,5 juta diantaranya
menyebabkan kematian, 87% terjadi kematian dan disabilitas, kejadian stroke
pada negara berpendapatan rendah dan menengah meningkat dibandingkan
negara berpendapatan tinggi sebanyak 42% pada negara berpendapatan
tinggi selama 15 tahun terakhir, penyakit stroke dapat menyebabkan
kecacatan permanen yang tentunya dapat mempengaruhi prokduktivitas
penderitanya. Kemenkes (2019) .Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi
Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan
Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes
melitus, dan hipertensi.prevalensi stroke naik dari 7 permil menjadi 10,9
permil tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur (14,7 per mil), terendah di
Provinsi Papua (4,1 per mil) Berdasarkan kelompok umur 55-64 tahun(33,3%)
dan proporsi penderita stroke paling sedikit umur 15-24 tahun. Laki-laki dan
perempuan memiliki porsi kejadian stroke yang hampir sama. Sebagian besar
penduduk yang terkena stroke memiliki pendidikan tamat sekolah dasar
(29,5%). Hal ini sama dengan karakteristik penyakit tidak menular lainya.
Sebagian besar penderita stroke tingal di daerah perkotaan (63,9) sedangkan
yang tinggal di daerah pedesaan sebesar (36,1%) sedangkan untuk Provinsi
Jawa timur menduduki urutan Ke-8 dengan angka (12,4 %) (Riskesdes, 2018)
Dinas Kesehatan Trenggalek (2018) menyebutkan bahwa data profil lengkap
revalensi CVA tercatat 3.771 jiwa dengan jumlah penduduk 693.104 jiwa
dari laporan puskesmas diwilayah kerjanya.

Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh berkurangnya


atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba, jaringan otak yang mengalami
hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi sehingga berakibat fatal atau
3

bahkan dapat membatasi pasien selama bertahun-tahun sebagai orang cacat


Festy (2014). Penderita stroke memerlukan penanganan secara cepat dan tepat
dengan berkolaborasi antara petugas kesehatan bersama keluarga. Keluarga
mempunyai tugas dan peran dalam menyehatkan anggotanya dari stroke
dengan cara ikut merawat dan memantau keadaanya, jika tidak rutin
melakukan pengobatan maka akan berakibat pada masalah yang lebih serius.
Perawatan yang bisa diberikan keluarga kepada penderita stroke yaitu
pengontrolan dan terapi serta memberikan motivasi.Apabila penyakit stroke
dibiarkan tanpa adanya upaya perawatan maka dapat menyebabkan kecatatan
fisik secara menaun atau bahkan menyebabkan kematian Ajeng(2018).Banyak
faktor yang jadi penyebab Stroke, pertama yang adalah gaya hidup yang tidak
sehat, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan minuman bersoda, sering
konsumsi makanan cepat saji, kurang aktivitas fisik, dan juga obesitas. Faktor
kedua adalah medis, faktor ini dapat menyebabkan atau memperparah
stroke.Seperti hipertensi, kolesterol tinggi, anterosclerosis (pengerasan
pembuluh darah), masalah jantung, diabetes, migrain, dan juga faktor
keturunan.Stroke dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis menurut patofisiologis
dan menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya.Stroke menurut
patofisiologis dibagi menjadi hemoragig dan non hemoragig.Sedangkan
menurut perjalanan penyakit atau stadium ada 3 yaitu TIA (transient Iskemik
Attack), progresif, dan stoke lengkap. Akibat dariStroke yang tidak ditangani
secara cepat dan tepat bagi tubuh yaituorgan yang dikendalikan oleh area otak
yang rusak tidak berfungsi optimal.Sedangkan dampak serangan Stroke pada
tubuh berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada jenis, tingkat
keparahan, lokasi yang terserang, dan jumlah kejadian.Stroke yang terlambat
mendapat penanganan akan mengakibatkankelumpuhan luas atau bahkan
mengakibatkan kematian. Dengan demikian perlupenanganan yang secepat
untuk menurunkan angka cacat fisik ataupun angka kematian akibat Stroke.
Pemberian penyuluhan secara aktif dapat digunakan untuk menambah
pemgetahuan penderita beserta keluarga.Dengan demikian anggota keluarga
dapat memahami sehingga dapat merawat anggotanya bila terkena Stroke.
Menurut Notoatmojo (2003) pengetahuan mengenai Stroke yang baik
4

dimungkinkan akan berpengaruh terhadap perilaku keluarga dalam melakukan


perawatan yang benar. Perawatan kesehatan pada penderita Stroke
membutuhkan kerjasama antara keluarga dan tenaga medis
setempat.Dukungan yang diberikan berupa informasi dan bantuan perawatan
secara langsung mengenai perawatan dirumah dari petugas kesehatan. Sesuai
dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu : mengenalkan masalah
kesehatan setiap anggotanya dengan perubahan sekecil apapun yang dialami
oleh anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung
jawab keluarga, maka dapat mengambil keputusan yang tepat bagi
keluargaSetiadi (2003). Kerja sama dapat mempermudah penyembuhan
Stroke. Penatalaksanaan Stroke dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan
non farmakologis. Farmakologis berarti mengunakan obat-obatan ini
dibedakan menjadi 2 terapi akut dengan recombinant tissue plasminogen
activator (rtPA).Dan terapi pemeliharaan Stroke dengan mengendalikan
hipertensi, memakai obat antiagregat antitrombosit penyuntikan Price &
Willson, (2006).sedangkan penatalaksanaan non farmakologi dengan
penggunaan pendekatan terorganisir multidisiplin untuk perawatan Stroke
yang mencakup rehabilitasi Fagan & Hess, (2008), Selain itu modifikasi gaya
hidup berisiko terjadinya Stroke dan faktor risiko juga penting untuk
menghindari adanya kekambuhan Stroke. Kemudian dengan melakukan
latihan terapi seperti ROM ( Range of motion ).okupasional terapi, dan speech
terapi.Untuk pemilihan serta pengunaan obat-obatan Stroke disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter keluarga. Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis tertarik melakukan penelitian tentang Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Salah Satu Anggota Menderita Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas
Karanganyar Kabupaten Trenggalek
5

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini di batasi pada Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Stroke tanpa Komplikasi di
Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Kabupaten Trenggalek.
1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai


berikut : “ Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Salah Satu
Anggota Keluarga Menderita Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas
Karanganyar Kabupaten Trenggalek“.

1.4TujuanPenelitian

1.4.1 Tujuan Umum


Tujuan umum penelitian ini untuk melakukan
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Salah Satu Anggota
Keluarga Menderita Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas
Karanganyar Kabupaten Trenggalek

1.4.2TujuanKhusus
1) Melakukan pengkajian pada keluarga dengan salah satu
anggota keluarga menderita Stroke di Wilayah Kerja
Puskesma Karanganyar Kabupaten Trenggalek.
2) Menetapkan diagnose keperawatan keluarga dengan
salah satu anggota keluarga menderita Stroke di Wilayah
Kerja Puskesma Karanganyar Kabupaten Trenggalek.
3) Merencanakan intervensi keperawatan keluarga dengan
salah satu anggota keluarga menderita Stroke di Wilayah
Kerja Puskesma Karanganyar Kabupaten Trenggalek.
4) Melaksanakan implementasi keperawatan keluarga
dengan salah satu anggota keluarga menderita Stroke di
Wilayah Kerja Puskesma Karanganyar Kabupaten
Trenggalek.
6

5) Mengevaluasi asuhan keperawatan keluarga dengan


salah satu anggota keluarga menderita Stroke di Wilayah
Kerja Puskesma Karanganyar Kabupaten Trenggalek.
6) Menganalisis kesenjangan teori dan fakta pemberian
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Salah Satu
Anggota keluarga Menderita Stroke di Wilayah Kerja
Puskesmas Karanganyar Kabupaten Trenggalek

1.5Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis


Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi tambahan
dan masukan baru dalam bidang keperawatan dan sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
objek penelitian.

1.5.2 Manfaat Praktis


1) Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil dalam penelitian ini dapat memberikan
tambahan pengetahuan dan pengembanagan perencanaan
asuhan keluarga dengan salah satu anggota menderita
Stroke di waktu yang akan datang.
2) Bagi Lahan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan penderita Stroke di
daerah Puskesmas karanganyar kedepanya akan berkurang
dan lahan mampu meningkatkan mutu dan juga kualitas
dalam pelayanan asuhan keperawatan keluarga dengan
penderita Stroke.
3) Bagi Penulis
Dengan penelitian ini nantinya diharapkan akan dijadikan
pengalaman belajar dalam proses penelitian serta ilmu yang
didapatkan dapat digunakan untuk meningkatkan wawasam
7

dan pengetahuan bagi peneliti terutama untuk keluarga


dengan Stroke.
4) Bagi Responden
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
bagaiaman cara merawat penderita Stroke yang baik dan
benar
BAB IINJAUAN PUSTAKA

TINJAUANPUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit Stroke

2.1.1 Definisi

Stroke merupakan salah satu sindrom atau kumpulan gejala yang


mempunyai karateristik suatu serangan yang mendadak, nonkonfulsif
yang disebabkan oleh masalah peredaran darah otak non traumatic yang
mempunyai karakteristik suatu serangan yang mendadak Tarwoto,
(2013) Stroke atau yang biasa disebut dengan “serangan otak
“merupakan hilangnya fungsi otak secara mendadak akibat dari
gangguan suplai darah ke bagian otak Brunner (2013).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Stroke


merupakan gangguan pemenuhan aliran darah ke otak sehingga
menyebabkan ganguan pada fungsi otak yang bersifat mendadak bisa
disebabkan karena pendarah pada otak atau sumbatan aliran darah ke
otak.

2.1.2 Klasifikasi Strok3

Klasifikasi Stroke menurutHariyanto (2015)di bagi menjadi dua


bagian yaitu :
1) Berdasarkan patologi dan gejala klinik
a). Stroke Hemoragik
Pecahnya pembulu darah otak pada subarachnoid dan
intraserebral, yang pada umumnya serangan lebih
banyak terjadi ketika aktivitas. Meskipun beberapa
kejadian terjadi pada saat istirahat dan biasanya disertai
dengan kesadaran pasien yang menurun.

8
9

b). Stroke Non-Hemoragik


Stroke yang dapat disebabkan obstruksi total atau
karena iskemik, thrombosis, emboli, atau penyempitan
lumen arteri.
(1). Pada stroke iskemik terjadi penurunan suplai darah ke
jaringan otak menurun. Serangan pada umumnya
tidak terjadi saat istirahat atau baru bangun tidur.
Pasien tidak mengalami perdarahan, tetapi timbul
edema sekunder.
(2). Thrombosis : penyumbatan dan terganggunya aliran
darah ke otak karena adanya bekuan atau gumpalan
yang menyebabkan terjadinya iskemik.
(3). Emboli : emboli yang dapat berasal dari udara, tumor,
lemak, dan bakteri yang ada pada saluran darah
sehingga menimbulkan konklusi atau penyumbatan
pembuluh darah otak
(4). Penyempitn lumen arteri : bisa terjadi karena infeksi,
spasmen, atau karena kompresi massa dari luar.
2) Stroke berdasarkan perjalanan penyakit
a). TIA (Transien Iskemic Attack)
Serangan sepintas mendadak yang menyebabkan
gangguan neurologis setempat yang terjadi selama
beberapa menit sampai beberapa jam dan gejalanya
hilang dengan spontan kurang dari 24 jam
b). Stroke involusi
Kondisi stroke yang terjadi dalam perkembangan mulai
dari ringan lama-kelamaan memburuk yang prosesnya
berjalan dalam beberapa jam sampai beberapa hari.
c). Stroke komplet
Kondisi stroke yang terjadi gangguan neurologis yang
timbul sudah menetap dan permanen.Pada umumnya,
10

diawali karena Transien Iskemic Attac yang berulang.


Hariyanto, (2015)

Tabel 2.1 Perbedaan Stroke Iskemik Dan Hemoragik Tarwoto (2013)

Gejala Hemoragik Iskemik

Onset Sangat akut Subakut/akut

Saat terjadinya Waktu aktif Tidak aktif

Nyeri kepala Hebat Ringan/tidak ada

Muntah pada awal Sering Tak ada

Kaku kuduk Jarang / bisa ada Tak ada

Kejang Bisa ada Tak ada

Kesadaran Biasa hilang Dapat hilang

2.1.2 Etiologi
Penyebab CVA umumnya dikarenakan ganguan peredaran darah
pada regio (area) tertentu bisa disebabkan karena sumbatan atau karena
perdarahan. Akan menimbulkan iskemia serebral atau hipoksia akhirnya
nekrosis otak (Infark) Nurhidayat (2009) Etiologi Smelt dan Bare
(2002) menjelaskan penyebab stroke antara lain :

1). Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak


atau leher),
2). Embolisme serebral ( bekuan darah atau material lain
yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain),
3). Iskemia ( penurunan aliran darah ke area otak) dan
4). Hemoragi serebral (Pecahnya pembuluh darah serebral
dengan pendarahan ke dalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak)

Dari keempat penyebab tersebut menimbulkan masalah yang sama,


yaitu penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan
11

sementara atau permanen gerakan, berfikir, memori, bicara. Sensasi atau


sesuai pusat mana yang mengalami kerusakan.

2.1.4 Faktor Resiko


Faktor resiko dari stroke meliputi :
1). Perokok : Dapat menimbulkan plak pada pembuluh darah akibat
kandungan nikotin yang mendukung terjadinya arterosklerosis.
2). Penyakit jantung: adanya kerusakan koroner jantung, gagal jantung,
gangguan irama jantung, kelainan katub jantung, yang mengarah
pada penurunan kardiak output, penigkatan kerja jantung, dan
penurunan perfusi serebral.
3). Obesitas : obesitas dengan kurangnya aktivitas merupakan faktor
terjadinya hiperkolesterol, hipertensi.
4). Usia : semakin bertambahnya usia, resko stroke semakin tinggi
karena berkaitan dengan elastisitas pembuluh darah.
5). Polisitemia : kadar Hb yang tinggi dari 16 mg/dl dalam
hubungannya dengan kekentalan darah dapat memperlambat aliran
darah ke otak.
6). Alkohol : pada alkoholik dapat mengalami hipertensi karena sifat
alkohol mengikat air, memperberat kerja jantung, dan hipertensi
penurunan aliran darah ke otak.
7). Kontrasepsi oral dan terapi esterogen : esterogen mempengaruhi
hormon dalam tubuh peningkatan resiko pembekuan darah, beresiko
terjadi stroke.
8). Diabetes mellitus : tinggi kadar gula dalam darah menghambat liran
darah ke otak.
9). Hiperkolesterol dan lemak : kolesterol dalam tubuh menyebabkan
aterosklerosis, Stress emosional dan Aktivitas tidak sehat : kurang
Olahraga Hariyanto (2015)

2.1.5 Manifestasi Klinis


Menurut Mubarok (2015) Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinik)
12

1). Jika terjadi peningkatan TIK maka dijumpai tanda dan gejala sebagai
berikut
2). Perubahan tingkat kesadaran : penurunan orientasi dan respons
terhadap stimulus
3). Perubahan kemampuan gerak ekstrermitas, kelemahan samapi paralisis
4). Perubahan ukuran pupil, bilateral atau unilateral dilatasi, unilateral
merupakan tandan dari pendarahan serebral
5). Perubahan tanda vital nadi rendah, tekanan nadi melebar, napas tidak
teratur, peningkatan suhu tubuh
6). Keluhan pusing kepala
7). Muntah proyektif (tanpa adanya rangsangan)
8). Kelumpuhan dan kelemahan
9). Penurunan penglihat
10). Defisit kognitif dan bahasa (komunikasi)
11). Pelo/disartris
12). Kerusakan nervus karnialis
13). Inkontinuitas alvi dan urin

Menurut Tanto (2014), manifestasi klinis yang terjadi pada pasien


stroke bermacam-macam.
a). Hemipestesia
Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah. Terjadi
akibat adanyakerusakan pada area motorik dikorteks bagian
frontal
b). Afasia
Suatu kondisi gangguan otak yang akan menyebakan
kesulitan untuk bicara, termasuk membaca, menulis
memahami bahasa. Afasia terjadi jika terdapat kerusakan
pada area pusat bicara primer yang berada pada hemisfer kiri.

c). Disfagia
Suatu kondisi dimana seseorang sulit untuk menelan
terjadi karena kerusakan nervus kranial IX.

Gam
Selemba

Anthony
13 glance a
Cardiova

Arikunto
d). Disartria
Pendeka
Kesulitan bicara terutama dalam artikulasi sehingga ucapan
Awam H
menjadi tidak jelas. Distrartria terjadi karena kerusakan
KEPERAW
nervuskranial sehinggaterjadi kelemahan dari otot bibir, lidah Ruzz Me
dan larin
Awan, H
e). Penurunan kesadaran MEDIKA
Konfusi, delirium, letargi, stupor atau koma terjadi Internas

akibat perdarahan, kerusakan otak kemudian menekan batang Ayu. (20


otakatau terjadinya gangguan metabolik otak akibat hipoksia. Keluarga

Brunner
2.1.6 Komplikasi Stroke Keperaw
Menurut Tarwoto (2015) komplikasi stroke meliputi : C. R, Y. G
1). Fase akut GAMBA
a). Hipoksia serebral dan menurunnya aliran darah otak STROKE

Pada area otak yang infark atau terjadi kerusakan karena Doenge
Keperaw
pendarahan maka terjadi gangguan perfusi jaringan akibat
terhambatnya aliran darah otak. Tidak adekuatnya aliran darah dr. Rizal
Pengerti
dan oksigen mengakibatkan hipoksia jaringan otak. Fungsi dari
Pencega
otak akan sangat tergantung pada derajat kerusakan dan
Fagan, S
lokasinya. Aliran darah ke otak sangat tergantung pada tekanan
Disorde
darah, fungsi jantung atau kardiak output, keutuhan pembuluh Stroke (h
darah. Sehingga pada pasien dengan stroke keadekuatan aliran
Fatmaw
darah sangat dibutuhkan untuk menjamin perfusi jaringan yang holistik.
baik untuk menghindari terjadinya hipoksia serebral. kesehat
https://d
b). Edema serebri
Merupakan respon fisiologis terhadap adanya trauma jaringan. Festy. (2
Pada Pa
Edema terjadi jika pada area yang mengalami hipoksia atau
B Ruma
iskemik maka tubuh akan meningkatkan aliran darah pada Kardiova
lokasi tersebut dengan cara vasodilatasi pembuluh darah dan
Firmans
meningkatkan tekanan sehingga cairan intersial akan berpindah pada Tn
akan berpindah ke ekstraseluler sehingga terjadi edema jaringan BANGIL

otak. Friedma
Keluarga
Keluarga

Friedma
Dalam K

Hariyan
Hariyan
1. jogjak
14
Hidayat.
Teknik A

c). Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIA) Junaidi,


Bertambahnya massa pada otak seperti adanya pendarahan Dalam S
ANDI.
atau edema otak akan meningkatkan tekanan intrakranial yang
ditandai adanya defisit neurologi seperti adanya gangguan Kemenk
informa
motorik, sensorik, nyeri kepala, ganggua kesadaran.
https://p
Peningkatan tekanan intrakranial yang tinggi dapat category
mengakibatkan herniasi serebral yang dapat mengancam option=

kehidupan. Kurniaw
d). Aspirasi Keluarga
Wilayah
Pasien stroke dengan gangguan kesadaran atau koma sangat
rentan terhadap adanya inspirasi karena tidak adanya reflek Laurenz
klien CV
batuk dan menelan.
Soedom
2). Komplikasi pada masa pemulihan atau lanjut Ilmiah ,
a). Komplikasi yang sering terjadi pada masa lanjut atau pemulihan LAUREN
biasanya terjadi akibat immobilisasi seperti pneumonia, PADA KL
dekubitus, kontraktur, thrombosis vena dalam, atropi, RSUD DR
KARYA T
inkontinensia urin dan bowel.
b). Kejang, terjadi akibat kerusakan atau gangguan pada aktivitas Mubara
Keperar
listrik otak. Keperaw
c). Nyeri kepala kronis seperti migraine, nyeri kepala tension, nyeri Salemba
kepala cluster. Mutiara
d). Malnutrisi, karena intake yang adekuat. :SYMPTO
Jurnal Il
2.1.7 Pencegahan
Muttaqi
Menurut Suddrat (2015) pencegahan stroke diantaranya : Keperaw
Persaraf
1). Bantu pasien mengubah faktor resiko stroke, anjurkan pasien
berhenti merokok, mempertahankan berat badan yang ideal, Muttaqi
Keperaw
mengikuti diet sehat (termasuk konsumsi alkohol dalam jumlah
Jakarta:
sedang), dan berolahraga setiap hari.
Muttaqi
2). Persiapkan dan dukung pasien dalam melalui endarterektomi
Keperaw
karotid. Persaraf
3). Berikan agens antikoagulan sesuai progam (misalnya, terapi aspirin
Notoatm
dosis rendah). Kesehat
Kesehat

Notoatm
Tulis Ilm

Nurhida
Nurhida
Ardana
15
Nurhida
Cedera K
Nurhida
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang Ardana
Menurut Oktavianus (2014), pemeriksaan penunjang dari stroke Nursalam
diantaranya Metodo
1). MRI (Magnetig Resonance Imaging) : Pemeriksaan MRI Salemba

menunjukkan daerah yang mengalami infark atau hemoragik. Nuzulah


K denga
2). EEG (Electro Enchepalografi) : Pemeriksaan EEG memperlihatkan
ILMIAH
daerah yang spesifik.
Price, S.
3). Ultrasonografi Doppler : Pemeriksaan Ultrasonografi Doppler
Konsep
mengidentifikasi penyakit arteriovena. Patofisio
4). Sinar X/ foto Rongten : Pemeriksaan foto rongten menggambarkan Edisi IV)

perubahan kelenjar lemepng pineal Radanin


5). CT Scan : Pemeriksaan CT Scan memperlihatkan adanya edema, klien CV

hematoma, iskemia dan adanya infark. Radanin


6). Angiografi serebral : Pemeriksaan angiografi serebral membantu klien cva
tulis ilm
menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arter i. Riskesde
https://k
7). Pungsi lumbal : Pemeriksaan pungsi lumbal menunjukkan adanya
9d41d8c
tekanan normal. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung 2018_12
darah menunjukkan adanya perdarahan.
Salvari.
Keluarga

Setiadi.
Keluarga
Keluarga

Suddart
Edisi 12.

Sugiyon
dan R&D

Sukarni.
Proposa
http://su
s-propo

Sulistyo
bedah 1

Sutrisno
Must Kn
Gramed

Tambun
Salemba Medika.

Tantu. (2012). Keperawatan Keluarga Aplikasi Teori


Pada Praktik. Jakarta : CV. Trans: Info Media.
Faktor resiko stroke
Tarwoto. (2013). Jakarta: CV Sagung Seto.
2.1.9 Patofisiologi
Tarwoto. (2013). keperawatan medikal bedah .
jakarta.

Katup jantung rusak, miokard infark, Tarwoto. (2008). keperawatan medikal bedah.
Aterosklerosis, Aneurisma, malformasi, arteriovenous
endokarditis, fibrilasi jakarta.
hiperkoagulasi,artetis
Pendarahanintraserebral
tarwoto. (2013). keperawatan medikal bedah.
Penyumbatan pembuluh darah otak oleh
jakarta: cv agung seto.
Tromosis serebral bekuan darah, lemak dan udara
Pembuluh darah Tarwoto. (2013). keperawatan medikal bedah.
Emboli serebral Perembesan darah keparenkim
oklusi,iskemikjar otak, edema jakarta: Sagung Seto.
otak, penekanan jarotak,infark
dan kongesti jaringan sekitar
Stroke otak, edema,
Tarwoto. (2013). hemiasi
keperawatan otak bedah.
medikal
jakarta.
Devisit Neurologis
Tembaru, e. m. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN
Disfungsi bahasa, dan
Kehilangan kontrolvolunter PADA TN.L.M DENGAN STROKE HEMORAGIK.
komunikasi
Infrak serebral Risiko peningkatan TIK Kerusakan
KARYA TULIS ILMIAH .
Herniasifalk serebridan ke lobusfrontal Disfungsi bahasa, dan
1. Perubahan Hemiplegi dan hemiparesis Wahyuning, R. (2013). Penatalaksanaan Diet Pada
foramen magrum kapasitas,me komunikasi
perfusijaringan 2. Kerusakan mobilitasfisik Pasien Stroke. Yogjakarta:
mori/fungsi Graha. afasia, apraksia
Disartria,
serebral Kompresi batangotak Walid, N.intelektual
R. (2009). proses keperawatan teori dan
4. Defisit kortikal Ar-Ruzz Media.
aplikasi. jogjakarta:
Kehilangan tonusotot
perawatan diri Depresisaraf 3.Kerusakan
koma kardiovaskuler dan Wulandari, N. K. (2018). karya tulis ilmiah
pernapasan komunikasi verbal
gambaran asuhan keperawatan pada pasien
stroke non hemoragik dengan gangguan mobilitas
Intake nutrisi tidak adekuat Kelemahan fisik umum fisik. denpasar .
Penurunan Tingkat Kesadaran

17
Ali. (2010). Konsep dukungan keluarga. Jakarta:
Selemba Medika.

Anthony. (2015). The Burden of Stroke in Afrika: a


17
glance at the present a glimpse into the future.
Arikunto. (2008). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineka Cipta.

Awam Hariyanto, S. &. (2015). BUKU AJAR


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 . Jogjakarta: AR-
Ruzz Media.
5.Perubahan pemenuhan Kegaggalan
Penekanan jaringan setempat
nutrisi Kardiovaskuler
Awan, dan
H. (2015). BUKU AJARAN KEPERAWATAN
pernafasan
MEDIKAL BEDAH 1 Dengan Diagnosis NANDA
6. Resiko kerusakan integritas Internasional. jogjakarta.
kulit Kematian
Ayu. (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan
Keluarga Cetakan I. Jakarta: Sagung Seto.

Brunner , & Suddarth. (2013). Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

C. R, Y. G., Tume, R., & N. K, A. M. (2015).


GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDEROTA
STROKE ISKEMIK. Jurnal e-Clinic (eCI) , 458.

Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan


Keperawatan & Pedoman Untuk. Jakarta: EGC.

dr. Rizaldy Pinzon, M. S. (2010). AWA STROKE,


Pengertian Gejala Tindakan Perawatan dan
Pencegahan. Gramedia.

Fagan, S., & Hess, F. (2008). Cardiovascular


Disorders: Stroke. Dalam Cardiovascular Disorders:
Stroke (hal. 217-247). New York: McGraw-Hill.

Fatmawati, A. (2020, januari 1). jurnal kesehatan


holistik. Dipetik agustus 17, 2020, dari jurnal
kesehatan holistik:

17
https://doi.org/10.33377/jkh.v4i1.73

Festy. (2014). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat


Pada Pasien "'X" Dengan CVA Infark di Ruang Saraf
B Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya.
17
Kardiovaskuler , 30-45.
pada Tn
BANGIL
18
Friedma
Keluarga
Keluarga
2.2.1 Uraian
Friedma
Dari beberapa factor resiko stroke menyebabkan masalah Dalam K
kesehatan antara lain aterosklerosis , hiperkoagulasi artetis, kerusakan Hariyan
katup jantung, infak miokard endokarditis fibrilasi aneurisma malforasi, 1.
atreriovenous yang menyebabkan sehingga terjadi Emboliserebral Hariyan
pembesaran darah keperenkin, penekanan aringan otak, infrak, edema 1. jogjak
kongesti jaringan sekitar, dan iskemik jaringan otak sehingga Hidayat.
menyebabkan terjadinya stroke yang menyebabkan kelainan fungsi tubuh Teknik A

karena penurunan fungsi otak Junaidi,


Dalam S
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area ANDI.
tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti
Kemenk
lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral informa
terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat sehingga https://p
category
menyebabkan masalah keperawatan perubahan perfusi jaringan serebral.
option=
Kehilangan Kontrol Volunter menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan
Kurniaw
pada satu sisi anggota gerak baik pada are kaki lengan maupun otot wajah
Keluarga
yang bias mempengarui aktifitas pendierita stroke sehingga menyebabkan Wilayah
maslah keperawatan kerusakan mobilitas fisik, kebutuhan akan kebersihan
Laurenz
diri juga terpengaruh karena ketidak mampuan beaktifitas sehingga klien CV
menimbulkan maslah keperawatan deficit Perawatan Diri. Soedom
Ilmiah ,
Keluhan fisik secara umum pada pasien stroke menyebabkan
LAUREN
penurunan kesadaran sehinggan memerlukan istirahat total di atas tempat PADA KL
tidur berpotensi terjadinya Masalah keperawatan Resiko Kerusakan RSUD DR
KARYA T
Integritas kulit karena penekanna pada jaringan setempat akibat kurangnya
mobilitas. Kelemahan umum juga mengakibatkan Intake nutrisi tidak Mubara
Keperar
adekuat yang menyebabkan perbuhan pemenuhan nutrisi. Kelemahan otot Keperaw
pada wajah menyebabkan ganguan dalam komunikasi sehingga terjadi Salemba
distria, afasia dan apaksia sehingga menimbulkan masalah keperawatan Mutiara
Kerusakan Komunikasi Verbal :SYMPTO
Jurnal Il

Muttaqi
Keperaw
Persaraf

Muttaqi
Keperaw
Jakarta:
Muttaqin, A
Keperawata
Persarafan.
19
Notoatmod
Kesehatan.
Kesehatan (
2.2.2 Penatalaksanaan
Notoatmojo
Menurut Tarwoto (2013), penatalaksaan pasien stroke meliputi
Tulis Ilmiah.
Penatalaksanaan umum
Nurhidayat,
1). Faseakut cedera kepa
a). Terapi cairan, pada fase akut stroke beresiko terjadinya Nurhidayat
dehidrasi karena penurunan kesadaran atau mengalami Ardana Med

disfagia. Terapi cairan dapat mempertahankan sirkulasi darah Nurhidayat,


dan tekanan darah. Cedera Kepa
Nurhidayat
b). Terapi oksigen, pasien stroke iskemik dan hemoragik Ardana Med
mengalami gangguan aliran darah ke otak, sehingga
Nursalam. (
kebutuhan oksigen sangat penting untuk mengurangi Metodolohi
hipoksia dan juga untuk mempertahankan metabolisme otak. Salemba Me
c). Penatalaksanaan peningkatan tekanan intakranial,TIK terjadi Nuzulah, V.
karena edema serebri, oleh karena itu pengurangan edema K dengan di
ILMIAH , 2.
dilakukan misalnya pemberian manitol, kontrol atau
pengendalian tekanan darah. Price, S. A.,
Konsep Pros
e). Monitor fungsi pernapasan : Analisa gas darah.
Patofisiolog
f). Monitor jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG. Edisi IV). Jak
g). Monitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat kesadaran,
Radaningtya
keadaan pupil, fungsi motorik dan sensorik, nervus kranial klien CVA H
dan refleks.
Radaningtya
2). Fase rehabilitasi klien cva di
a). Pertahankan nutrisi yang adekuat tulis ilmiah
b). Mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak
Riskesdes. (
sendi (ROM) https://kesm
c). Pertahankan integritas kulit 9d41d8cd98
2018_1274.
d). Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
3). Fase rehabilitasi pasca stroke Salvari. (201
a). Terapi fisik, dilakukan untuk mengembalikan fungsi fisik dan Keluarga. Ja
mencegah terjadinya komplikasi seperti kelumpuhan, Setiadi. (200
Keluarga. Da
Keluarga (h

Suddart, B.
Edisi 12. Jak
dan R&D. Ba

Sukarni. (20
20 Proposal. D
http://sukar
s-proposal.h

kontraktur, atropi, dan kehilangan tonus otot. Pasien dapat Sulistyowati


dilakukan latihan atau aktivitas ditempatt idur, mobilisasi bedah 1. jog

dengan kursi atau dengan melakukan range ofmotion.Terapi Sutrisno, D.


fisik dilakukan denganmelihat kondisi dan tingkat stabilitas Must Know
Gramedia P
pasien.
b). Okupasional terapi, pasien dengan stroke dapat mengalami Tambunan,
Pemeriksaa
gejala sisa seperti kelumpuhan yang menetap.Dengan
Salemba Me
gangguan fungsi tubuh maka terganggu aktivitasnya dan dapat
Tantu. (2012
kehilangan pekerjaan.Oleh karena itu terapi kerja atau Pada Prakti
okupasonal terapi sangat dibutuhkan untuk menggali potensi
Tarwoto. (20
pasien dan melatih kerja sesuai dengan kondisi pasien,
c). Speech terapi, kesulitan dalam berkomunikasi akan Tarwoto. (20
jakarta.
menimbulkan isolasi diri dan perasaan frustasi. Pasien
Tarwoto. (20
dengan stroke dapat mengalami gangguan bicara, baik
jakarta.
disartria maupun apasia sehingga latihan bicara sangat perlu
tarwoto. (20
dilakukan.
jakarta: cv a
d). Pembedahan
Tarwoto. (20
Dilakukanjika perdarahan serebrum diameter lebih dari
jakarta: Sag
3 cmatau volume lebih dari 50ml untuk dekompresi atau
Tarwoto. (20
pemasangan pintasan ventrikulo-peritoneal bila ada
jakarta.
hidrosefalus obstruktif akut.
Tembaru, e.
e). Terapi obat-obatan
PADA TN.L.M
Terapi pengobatan tergantungdari jenis stroke: KARYA TULI
(1). Stroke iskemia
Wahyuning,
(a). Pemberian trombolisis dengan rt-PA (recombinan Pasien Strok
ttissue- plasminogen)
Walid, N. R.
(b).Pemberianobat-obatan jantung sepeti digoksin pada aplikasi. jog
aritmia jantung ataual fabeta, kaptropil, antagonis
Wulandari,
kalsium pada pasien dengan hipertensi gambaran a
stroke non h
fisik. denpa
21

(2).Strokehaemoragik
(a). Antihipertensi :kaptropil dan antagonis kalsium
(b).Diuretik : manitol 20% dan furosemide
(c). Antikonvulsan : fenitoin
f). Diet Gizi
Tujuan dari untuk memberika makan penatalaksanaan
nutrisi penderita stroke yaitu untuk memberikan makanan
secukupnya untuk memenbuhi kebutuhan gizi pasien dengan
memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit,
memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia, pneumonia,
kelainan ginjal, dekubitus serta mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Hal-hal yang perlu
diperhatikan di dalam pengaturan diet stroke adalah sebagai
berikut.
(1).Energi diberikan cukup, yaitu 24-25 kkal/kg BB.
Pada fase akut energi diberikan 1100-1500
kkal/hari
(2).Protein diberikan cukup, yaitu 0,8 g/kg BB, apabila
pasien berada dalam keadaan gizi kurang protein
diberikan 1,2-1,5 g/BB. Apabila penyakit disertai
dengan komplikasi gagal ginjal kronik (GGK)
protein diberikan rendah 0,6 g/kg BB
(3).Lemak diberikan cukupyaitu 20-25%, dari kebut
uhan energi total. Pemilihan lemak diutamakan dari
sumber lemak tidak jenuh ganda, serta batasi lemak
jenuh yaitu <10% dari kebutuhan energi total.
Kolestrol dibatsi <300 mg
(4).Karbohidrat diberikan cukup, yaitu 60-70% dari
kebutuhan energi total. Pasien stroke dengan
22

komplikasi DM diutamakan dengan pemilihan KH


Komplek
(5).Vitamin diberikan cukup, terutama vitamin A ,
riboflavin, vitamin B6, asam folat, vitamin B12
vitamin C dan vitamin E
(6).Mineral diberikan cukup, terutama kalsium,
magnesium dan kalium. Penggunaan natrium
dibatasi dengan memberikan garam dapur
maksimal 1 ½ sdt/hari (setar dengan + 5 gram
garam dapur atau 2 gram natrium)
(7).Serat diberikan cukup, untuk menurunkan kolestrol
serta mencegah konstipasi
(8).Cairan diberikan cukup, yaitu 6-8 gelas/hari,
kecuali pada keadaan edema dan asites, cairan di
batasi, minuman hendaknya diberikan setelah
selesai makan, hal ini agar porsi makan dapat
dihaniskan. Pasien stroke dengan disfagia, cairan
diberikan secara hatri-hati
(9).Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan
pasien
(10). Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering
(11). Hindari bahan makanan kadar lemak tinggi
(lemak jenuh) dan kolestrol tinggi,
makanan/minuman berkadar garam tinggi,
serta makanan kalengan yangdiawetkan karena
berefek meningkatkan ketengangan kontraksi
pembuluh darah, minuman berakohol atau
makanan yang mengandunbg ethanol dan
makanan/minuman berkadar gula tinggi
Wahyuning (2013)
23

2.2 Konsep Dasar Keluarga


2.2.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perananya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan Friedman (2010)
Keluarga adalah sekelompok orang yang dipersatukan dalam
tali perkawinan, tali darah, adopsi, constituring rumah tangga
tunggal, memberitahukan dan saling berinteraksi satu sama lain
dalam peranan sosial istri dan suami, ibu dan ayah, saudara dan
saudari dan menciptakan serta memelihara suatu kultur Susanto
(2012).
Dari kedua definisi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa
keluarga adalah :
1). Adanya ikatan perkawinan
2). Adanya adaptasi
3). Kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan
mempertahankanbudaya yang umum
4). Meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional
serta sosial ndivisu yang ada didalamnya
5). Adanya ketergantungan dalam hubungan untuk mencapai
tujuan umum
6). Unit terkecil masyarakat
7). Terdiri dari dua orang atau lebih

2.2.2 Tipe Keluarga


Menurut Gusti (2013), tipe keluarga dapat dibagi menjadi dua , yaitu :
1).Keluarga Tradisional
a). Keluarga Inti
24

Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
kandung atau anak angkat.
b). Keluarga Besar
Keluarga inti ditambah dengan keluarga-keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, paman, bibi.
c). Keluarga Dyad
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu rumah yang sama.
d). Single Parent
Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak ( kandung atau angkat ). Kondisi ni dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
e). Single Adult
Bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa
yang hidup dalam rumahnya.
f). Keluarga Usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
2). Keluarga Non Tradisional
a) Comunne Family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa ada
pertalian darah hidup serumah
b) Orang tua ( Ayah dan Ibu ) yang tidak ada ikatan perkawinan
dan anak hidup bersamma dalam keluarga.
c) Homoseksual, yaitu dua indivisu yang sejenis hidup besama
dalam keluarga.
25

2.2.3 Struktur Keluarga


Menurut Gusti (2013),struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
1). Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2). Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis Ibu.
3). Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4). Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5). Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan suami atau istri.

2.2.4 Peran Keluarga


Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari
oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluaga adalah sebagai
berikut (Ali, 2010):
1). Peran Ayah
26

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, seabagi pimpinan


keluarga, pencari nafkah, sebagi pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2). Peran Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, ibu mepunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh, sebagi
pendidik anak-anak, sebagai pelindung keluarga,sebagai
pencari nafkah tambahan keluarga, selain itu, sebagai anggota
masyarakat.
3). Peran Anak
Anak-anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual

2.2.5 Fungsi Keluarga


Ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan keluarga sebagai
berikut: Suprajitno (2004) yang melaporkan penelitian tahun 1998 oleh
Friedman mengidentifikasikan 5 fungsi dasar keluarga, yaitu :
1). Fungsi Afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan dasar kekuatan keluarga.Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.Anggota keluarga
mengembangkan gambaran diri yang positif, peran dijalankan
dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang. Apabila fungsi
afektif tidak terpenuhi, maka akan timbul keretakan keluarga,
masalah anak atau masalah keluarga.
2). Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu menghasilkan interaksi sosial dan belajar
disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam
27

keluarga, sehingga individu mampu berperan didalam


masyarakat.
3). Fungsi Reproduksi
Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
4). Fungsi Ekonomi
Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti
makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain.
5). Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan
asuhan kesehatan/keperawatan, kemampuan keluarga
melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga.

2.2.6 Ciri-ciri Keluarga


Menurut Ali (2010),ciri-ciri keluarga adalah sebagai berikut:
1). Unit terkecil dari masyarakat
2). Terdiri dari dua orang atau lebih dalam satu atap yang
mempunyai hubungan intim , pertalian darah/perkawinan
3). Terorganisasi dibawah asuhan kepada rumah tangga yang
saling berhubungan satu sama lain
4). Setiap anggota keluarga mempunyai fungsi dan peran masing-
masing yang dikoordinasikan oleh kepala keluarga
5). Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma
hidup yang didasari sistem kebudayaan
6). Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya,
misalnya dalam hal kesehatan keluarga.
28

2.2.7 Tahap-tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Gusti (2013) ada beberapa tahap-tahap perkembangan
keluarga, yaitu:
1). Tahap I : keluarga pemula atau pasangan baru
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing
individu yaitu suami dan istri membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing dalam arti secara psikologis keluarga tersebut sudah
memiliki kluarga baru.Dua orang yaitu suami dan istri yang
membentuk keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan
kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari.
2). Tahap II : keluarga kelahiran anak pertama
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari
kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun). Kehamilan
dan kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar
dalam keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan
peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi.
3). Tahap III : keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat keelahiran anak berusia 2,5
tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
4). Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki
sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
Pada tahap ini orangtua perlu belajar berpisah dengan anak,
memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik
aktivitas disekolah maupun diluar sekolah.
5). Tahap V : keluarga dengan anak remaja
29

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun


dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada
saat anak meninggalakn rumah orangtuanya.
6). Tahap VI : keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah.
7). Tahap VII : keluarga usia pertengahan
Tahap ini dmulai pada saat anak yang terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu
pasangan meninggal dunia.
8). Tahap VIII : keluarga lanjut usia
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah
dimulai pada saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal.
Adapun tugas perkembangan pada setiap tahapan keluarga:
(1). Tahap I : Keluarga Baru ( Pasangan Baru)
(a). Membina hubungan intim dan kepuasan bersama
(b). Mentapkan tujuan bersama
(c). Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan
kelompok sosial
(d). Merencanakan anak-KB
(e). Menyesuaikkan diri dengan kehamilan dan
mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua
(2). Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama
(a). Persiapan menjadi anggota
(b). Membagi peran dan tanggung jawab
(c). Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana
rumah yang menyenangkan
(d). Mempersiapkan biaya atau dana Child bearing
30

(e). Memfasilitasi role learning anggota keluarga


(f). Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai
balita
(g). Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
(3). Tahap III : keluarga dengan anak pra sekolah
(a). Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti
kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
(b). Membantu anak untuk bersosialisasi
(c). Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, didalam
maupun diluar keluarga
(d). Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
(e). Pembagian tanggung jawab keluarga
(f). Kegiatan dan waktu untuk stimuasi tumbuh kembang
anak
(4). Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
(a). Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak,
pendidikan dan semaangat belajar
(b). Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam
perkawinan
(c). Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual
(d). Menyediakan aktivitas untuk anak
(e). Menyesuaikan pada ativitas komunitas dengan
mengikutsertakan anak
(5). Tahap V : keluarga dengan anak remaja
(a). Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dan
meningkat otonominya
(b). Mempertahankan hubungan yng intim dengan keluarga
31

(c). Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan


orang tua, hindari perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan
(d). Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga
(6).Tahap VI : keluarga denggan anak dewasa dan pelepasan
(a). Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
(b). Mempertahankan keintiman pasangan
(c). Membantu orang tua suami dan istri yang sedang sakit
dan memasuki masa tua
(d). Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya
(e). Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada
keluarga
(f). Berperan suami-istri kakek dan nenek
(g). Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi
contoh bagi anak-anaknya
(7).Tahap VII : keluarga usia pertengahan
(a). Mempertahankan kesehatan
(b). Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
arti mengolah minat sosial dan waktu santai
(c). Memulihkan hubungan antara generasi muda tua
(d). Keakraban dengan pasangan
(e). Memelihara hubungan / kontak dengan anak dan keluarga

(8).Tahap VIII: keluarga lanjut usia


(a). Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
(b). Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
32

(c). Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial


masyarakat
(d). Melakukanfile review
(e). Menerima kematian pasangan, kawan dan
mempersiapkan kematian

2.2.8 Tugas – Tugas keluarga


Azzazi (2011) mengemukakan lima tugas keluarga, yaitu sebagai
berikut :
1). Mengenal masalah
Termasuk sebagai ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan, mana persepsi keluarga terhadap tingkat
keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab
dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.
2). Mengambil keputusan tindakan yang tepat
Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan,
termasuk sejauhmana keluarga mengenai sifat dan luasnya
masalah, bagaimana masalah dirasakan oleh keluarga, keluarga
menyerah atau tidak terhadap masalah yang dihadapi adakah rasa
takut terhadap akibat atau adakah sifat negatif dari keluarga
terhadap masalah yang dihadapi keluarga, bagaimana system
pengambilan keputusan yang dilakukan keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit.
3). Merawat keluarga yang sakit
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang
sakit seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya,
sikap dan perkembangan perawat yang diperlukan, sumber-sumber
yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggoat
keluarga yang sakit.
33

4). Memodifikasi lingkungan


Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan,
seperti pentingnya hygine sanitasi bagi keluarga, upaya
pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya
pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan
kelurga dalam dan luar rumah yanng berdampak pada kesehatan
keluarga.
5). Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat, seperti kepercayaan keluarga terhadap
petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan
fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh
keluarga adalah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan
keluarga.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan pasien.
1). Wawancara
a). Data dasar keluarga, data yang perlu dikaji meliputi: nama
keluarga, alamat dan nomor telepon jika ada, komposisi
keluarga, tipe keluarga, suku bangsa, identifikasi religi, status
sosial ekonomi keluarga, aktivitas rekreasi dan waktu senggang
keluarga.
b). Data Lingkungan keluarga, yang perlu dikaji meliputi:
karakteristik dan denah rumah, karakteristik dari lingkungan
sekitar serta komunitas yang lebih besar, mobilitas keluarga,
34

perkumpulan dan interaksi keluarga dengan masyarakat, serta


sistem-sistem pendukung keluarga.
c). Struktur keluarga yang terdiri dari : pola komunikasi keluarga,
data yang harus dikaji yaitu observasi seluruh anggota
keluarga dalam berhubungan satu sama lain, apakah
komunikasi dalam keluarga berfungsi atau tidak, seberapa baik
anggota keluarga menjadi pendengar, jelas dalam
penyampaian, perasaan terhadap komunikasi dan interaksi,
apakah keluarga melibatkan emosi atau tidak dalam
penyampaian pesan.
d). Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga yang perlu dikaji
antara lain : siapa yang mengambil keputusan penting dan
proses dalam pengambilan keputusan dengan tawar-menawar
dan sebagainya.
e). Struktur peran keluarga, data yang dapat dikaji dalam peran
formal adalah peran dan posisi formal setiap anggota keluarga
tidak ada konflik dalam peran, bagaimana perasaan terhadap
perannya. Jika dibutuhkan dapatkah peran berlaku fleksibel.
Jika ada masalah dalam peran siapa yang mempengaruhi
anggota keluarga, siapa yang memberikan mereka penilaian
tentang pertumbuhan, pengalaman baru, peran dan tekhnik
komunikasi. Peran informal adalah peran informal dan peran
yang tidak jelas apa yang aa didalam keluarga. Bagaimana
anggota keluarga melaksanakan perannya, apakah sudah sesuai
posisi keluarga dengan peran yang dilaksanakannya, jika peran
tidak terlaksana tanyakan siapa yang biasanya melaksanakan
peran tersebut sebelumnya dan apa pengaruhnya. Sedangkan
nilai dan norma, data yang dapat dikaji adalah nilai-nilai yang
dominan yang dianut oleh keluarga, apakah ada kesesuaian
antara nilai-nilai keluarga dan komunitas yang luas, apakah ada
35

kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai sub sistem


keluarga, bagaimana nila-nilai mempengaruhi kesehatan
keluarga.
f). Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, yang dapat dikaji
antara lain pola kebutuhan keluargadan respon, apakah anggota
keluarga merasakan kebutuhan individu lain dalam keluarga,
apakah orangtua atau pasangan mampu menggambarkan
kebutuhan persoalanlain dan anggota yang lain, bagaimana
sensitifnya anggota keluarga dengan melihat tanda-tanda yang
berhubungan dengan perasaan dan kebutuhan orang lain,
apakah anggota keluarga mempunyai orang yang dapat
dipercayainya saling memperhatikan, sejauh mana anggota
keluarga memberikan perhatian satu sama lain, bagaimana
mereka saling mendukung, sebaik apa hubungan anggota
keluarga dengan anggota yang lain, bagaimana keluarga
menanamkan perasaan kebersamaan dengan anggota keluarga,
dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai. Fungsi sosial, data yang perlu dikaji adalah
bagaimana keluarga membesarkan anak dan keluarga, kontrol
perilaku, disiplin, penghargaan, hukuman, otonomi dan
ketergantungan, memberik dan menerima cinta serta latihan
perilaku sesuai dengan usia, aiapa yang menerima tanggung
jawab dan peran membesarkan anak atau fungsi anak ataupun
fungsi sosialisasi, apakah fungsi tersebut dipikul bersama,
bagaimana cara pengaturannya, bagaimana anak-anak dihargai
oleh keluarga kebudayaan yang dianut dalam membesarkan
anak, apakah keluarga merupakan resiko tinggi mendapat
masalah dalam membesarkan anak, faktor resiko apa yang
memungkinkan, apakah lingkungan memberikan dukungan
dalam perkembangan anak seperti tempat bermain dan
36

istirahat. Fungsi reproduksi, data yang perlu dikaji antara lain;


berapa jumlah anak, bagaimana merencanakan jumlah anggota
keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga. Fungsi ekonomi, data
yang dapat meliputi: bagaimana uapaya keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, papan, serta
bagaimana pemanfaatan lingkungan rumah untuk
meningkatkan penghasilan keluarga.
g). Stress dan koping keluarga, hal yang perlu dikaji antara lain:
stresor jangka pendek dan jangka panjang, kemampuan
keluarga berespon terhadap situasi, strategi koping yang
digunakan, strategi adaptasi disfungsional.
h). Fungsi pemeuhan ( perawatan /pemeliharaan ) kesehatan, yaitu
sebagai berikut:
(1). Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, data
yang perlu dikaji, pengetahuan keluarga tentang masalah
kesehatan Stroke yang meliputi pengertian, faktor
penyebab, tanda dan gejala, dan bagaiman persepsi
keluarga terhadap masalah.
(2). Kemampuan keluarga membuat keputusan tindakan
kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah pada
anggota keluarga yang menderita Stroke, hal yang perlu
dikaji adalah sejauh mana keluarga mengerti mengenai
sifat dan luasnya masalah, apakah masalah yang
dirasakan, apakah keluarga menyerah terhadap masalah
yang dialami, apakan takut akan akibat dari tindakan
penyakit, apakah mempunyai sifat negatif terhadap
masalah kesehatan, apakah dapat menjangkau fasilitas
kesehatan yang ada, apakah ada informasi yang salah
terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
37

(3). Untuk mengetahui kemampuan keluarga merawat


anggoata keluarga dengan Stroke, data yang perlu dikaji
yaitu sejauh mana keluarga mengetahui keadaan
penyakit, bagaimana sifat dan perkembangan perawatan
yang dibutuhkan, bagaimana pengetahuan keluarga
tentang fasilitas yang diperlukan untuk perawatan,
apakah keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada,
bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga
yang sakit.
(4).Kemampuan keluarga untuk memelihara lingkungan
rumah yang sehat, hal yang perlu untuk dikaji adalah
pengetahuan keluarga tentang sumber-sumber yang
dimiliki keluarga, bagaimana keluarga melihat
keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan,
sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene
sanitasi, keluarga mengetahui upaya pencegahan
penyakit, bagaimana sikap atau pandangan keluarga
terhadap hygiene sanitasi, sejauh mana kekompakan
keluarga.
(5).Kemampuan keluarga dalam memenfaatkan fasilitas
kesehatan, hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
keuntungan-keuntungan dari fasilitas kesehatan, tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan atau
fasilitas kesehatan, apakah ada pengalaman yang kurang
baik terhadap petugas kesehatan.
2). Pemeriksaan fisik
Menurut Hidayat (2008), pemeriksaan fisik pada manusia
meliputi :
a). Keadaan umum
38

Keadaan/penampilan umum : lemah, sakit ringan, sakit berat,


gelisah, rewel. Tingkat kesadaran sesuai dengan kondisi
klien.Keadaan tanda-tanda vital, seperti tensi, nadi (frekuensi
per menit, denyut kuat/tidak, regular/ireguler), suhu dan
pernafasan (frekuensi per menit, regular/ireguler)(Rohmah &
Walid, 2009).Biasanya pada pasien Strokeumumnya
mengelami penurunan kesadaran, tekanan darah meningkat,
denyut nadi bervariasi, kadang mengalami gangguan bicara
yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara (Doenges,
2000).
b). Pemeriksaan kepala dan leher
(1).Kepala
(a). Inspeksi :
Memperhatikan bentuk kepala normal atau
abnormal, ukuran kepala, dilihat ubun-ubun
normal, menonjol (menandakan adanya
peninggian tekanan intrakranial) atau cekung
(pada dehidrasi). Keadaan rambut juga dinilai,
kulit kepala dikaji adanya peradangan, luka
maupun tumor.
(b).Palpasi :untuk mengetahui keadaan rambut,
masa pembengkakan dan nyeri tekan.
(2).Mata
(a). Inspeksi :Dikaji bagian-bagian mata (bola mata,
kelopak mata, konjungtiva pucat atau tidak,
sklera kuning atau tidak, ketajaman penglihatan
(visus) dengan bantuan kertas Snellen,
pemeriksaan lapang pandang dan mata terlihat
cekung atau tidak.
39

(b).Palpasi :Palpasi bola mata untuk mengetahui


tekanan bola mata dan adanya nyeri tekan
(Hidayat, 2008).
(3).Telinga
(a). Inspeksi : Amati adanya perubahan bentuk,
warna, lesi maupun massa, lihat lubang telinga,
ada tidaknya serumen, peradangan, perdarahan,
maupun kotoran.
(b).Palpasi adanya nyeri tekan atau tidak.
(4).Hidung
Amati bentuk dan posisi septum hidung,
kartilago dan dinding rongga hidungserta selaput
lender pada rongga hidung, amati apakah ada polip
atau tidak.
(5).Mulut dan faring
Amati keadaan gigi dan perhatikan ukuran
warna, lesi, adanyakarang gigi, karies ataupun jumlah
gigi yang tanggal dan gusi. Amati pula ukuran tonsil
dan kesimetrisan faring.
(6).Leher :
(a). Inspeksi : Bentuk leher, warna kulit, adanya
pembengkakan, jaringan parut, dan adanya
massa dan inspeksi kelenjar tiroid.
(b).Palpasi : Raba adanya pembesaran kelenjar
tiroid, gambarkan bentuk, ukuran, konsistensi,
dan permukaannya. Amati adanya pembesaran
kelenjar limfe leher (Hidayat, 2008).
(7).Pemeriksaan Dada
(a). Inspeksi
40

Amati bentuk toraks normal atau ada


kelainan seperti pigeon chest (bentuk dada
burung), funnel chest (bentuk dada cekung),
barrel chest (mengembung), frekuensi
pernapasan, irama dan suara nafas. Kadang
didapatkan suara nafas terdengar ronchi,
wheezing ataupun suara nafas tambahan,
pernafasan tidak teratur akibat penurunan
refleks batuk dan menelan (Doenges, 2000).
(b).Palpasi untuk menilai tactile fremittus
(c). Perkusi untuk mengetahui suara paru,
normalnya adalah sonor.
(d).Auskultasi
Auskultasi trakea suara yang didengar adalah
bronchial,\ auskultasi bronkus suara yang
didengar adalah bronkovesikuler, dan
auskultasi paru terdengar suara vesikuler.
Pernafasan pada pasien Stroke kadang
didapatkan suara nafas terdengar
ronchi,wheezing ataupun suara nafas
tambahan, pernafasan tidak teratur
akibatpenurunan refleks batuk dan menelan
(Doenges, 2000).
(8).Pemeriksaan jantung
(a). Perkusi pada jantung untuk mengetahui suara
jantung, normalnya adalah pekak.
(b).Auskultasi mengetahui suara jantung pertama
(S1) terdengar bunyi “lub”, suara jantung kedua
(S2) terdengar bunyi “dub” dan suara jantung
tambahan (S3 dan S4). Jika terdengar bunyi S3
41

berarti jantung normal, jika sebaliknya pertanda


adanya kegagalan jantung.
(9).Pemeriksaan payudara
(a). Inspeksi kesimetrisan payudara, adanya
perubahan warna kulit, lesi, warna aerola dan
puting susu.
(b).Palpasi adanya massa dan nyeri teka
(10). Pemeriksaan abdomen
(a). Inspeksi perut membuncit atau datar.
(b).Auskultasi bising usus normalnya 5-35 x/menit
Hidayat(2008)Pada pasien Stroke didapatkan
penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang
lama, dankadang terdapat kembung Doenges
(2000)
(c). Perkusi : suara perkusi yang normal adalah
timpani, jika terdapat masa atau cairan akan
menimbulkan suara pekak.
(d).Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan,
massa, adanya pembesaran hepar dan limpa
(Tambunan, E.S & Kasim,D, 2011)
(11). Pemeriksaan genetalia
Kaji adanya masalah saat buang air kecil atau
inkontinensia urine, adanya luka maupun nyeri
Doenges( 2000)
(12). Pemeriksaan integument
Inspeksi kebersihan kulit, adanya kelainan pada
kulitPalpasi dengan merasakan kehangatan kulit, jika
kekurangan oksigen akan tampak pucat dan jika
dehidrasi turgor kulit menurun.
(13). Pemeriksaan muskuloskeletal
42

Amati adanya pembengkakan atau edema dan


pergerakan sendi, sering didapatkan kelumpuhan
pada salah satu sisi tubuh (hemiparese) (Muttaqin A. ,
Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan, 2008)
(14). Pemeriksaan neurologi
Menurut Harsono (1996), pemeriksaan
neurologi meliputi :
(15). Tingkat Kesadaran
Kualitatif
(a). Komposmentis (kesadaran yang
normal)
(b). Somnolen
Keadaan mengantuk. Kesadaran
dapat pulih penuh bila dirangsang.
Biasa disebut juga letargi.
Penderita mudah dibangunkan,
mampu memberi jawaban verbal
dan menangkis rangsang nyeri.
(c). Sopor(stupor)
Kantuk yang dalam, masih dapat
dibangunkan dengan rangsang
yang kuat, namun kesadarannya
segera menurun kembali. Masih
mengikuti suruhan singkat, terlihat
gerakan spontan. Dengan rangsang
nyeri penderita tidak dapat
dibangunkan sempurna. Tidak
diperoleh jawaban verbal dari
penderita tetapi gerak
43

motorikuntuk menangkis rangsang


nyeri masih baik.
(d). Koma ringan
Tidak ada respon terhadap
rangsang verbal. Reflekkornea,
pupil masih baik. Gerakan timbul
sebagai respon dari rangsang nyeri
tetapi tidak terorganisasi. Penderita
sama sekali tidak dapat
dibangunkan.
(e). Koma dalam atau komplit
Tidak ada gerakan spontan. Tidak
ada jawaban sama sekali terhadap
rangsang nyeri yang bagaimanapun
kuatnya.

Kuantitatif GCS (Glasgow Coma Scale)

(a). Respon Mata


(b).Respon Verbal
(c). Respon Motorik

Tabel 2.2 Respon Mata

1 Spontan 4

2 Terhadap bicara 3

3 Dengan rangsang nyeri 2

4 Tidak ada reaksi 1

Tabel 2.3 Respon Verbal


1. Baik, tidak adadisorientasi 5
44

2. Kacau (confused)(dapat bicara dalam kalimat, namun ada 4


disorientasi waktu dan tempat)

3. Tidak tepat    (dapat mengucapkan kata - kata namun tidak 3


berupa kalimat)

4. Mengerang 2

5. Tidak ada jawaban 1

Tabel 2.4 Respon Motorik


1. Menurut perintah 6

2. Mengetahui lokasi nyeri 5

3. Reaksi menghindar 4

4. Reaksi fleksi (dekortikasi) 3

5. Reaksi Ekstensi(deserebrasi)                       2

6. Tidak ada reaksi 1

Tabel 2.5 Respon saraf kranial


No Jenis Saraf Cara Pemeriksaan

1. Teknik pemeriksaan dimulai dengan mata klien ditutup


Saraf kranial I, (Nervus dan pada saat yang sama satu lubang di hidung di tutup,
Olfaktorius). lalu klien diminta membedakan zat aromatis lemah seperti
vanili dan cengkeh. Klien diminta memberitahu saat klien
Menghantarkan rangsang bau
mulai mencium zat tersebut dan jika mungkin
menuju otak dan kemudian diolah
mengidentifikasi benda yang dihidu tersebut
lebih lanjut)
45

Saraf Kranial II, (Nervus a) Tes ketajaman penglihatan


2.
Optikus). Biasanya menggunakan kertas Snellen yang
dimulai dengan mendudukan klien di kursi atau di
Saraf sensorik murni yang
atas tempat tidur periksa. Gantungkan kertas
dimulai di retina.
Snellen setinggi kedudukan mata klien, pada jarak
6 meter dari klien.
b) Tes konfrontasi
Menggunakan jari sebagai objek yang harus dilihat
dalam batas medan penglihatan. Pemeriksa berdiri
berhadapan dengan klien yang duduk di atas
tempat tidur periksa. Jarak antara mata klien dan
pemeriksa harus sejauh 30-40 cm. untuk
pemeriksaan pada mata kanan klien, mata kiri
klien dan mata kanan pemeriksa harus ditutup, dan
begitupun sebaliknya. Dengan dua jarinya yang
digerak-gerakkan, tangan pemeriksa memasuki
medan penglihatan masing-masing. Saat memasuki
medan penglihatan ini, jari-jari pemeriksa harus
tetap berada di bidang yang sama jauhnya antara
mata klien dan mata pemeriksa. Klien harus
memberitahukan apakah klien dapat atau tidak
dapat melihat jari itu.

Saraf kranial III, IV, VI, (Nervus a) Saraf III  :  Mengatur kontraksi pupil dan
3.
Okulomotorius, Troklearis dan mengatur lensa mata. Cara pemeriksaan
Abdusen). pupildengan menggunakan senter, apakah
pupilmiosis atau midriasis.
Ketiga saraf otak ini diperiksa
b) Saraf IV  :  Mengatur pergerakan bola mata
secara bersama – sama, karena
sehingga dapat melirik karah bawah dan
saraf ini bekerja sama dalam
nasal.
mengatur otot-otot ekstraokular
c) Saraf VI  :  Kerjanya menyebabkan lirik mata
(EOM). Berfungsi mengangkat
kearah temporal. Pemeriksaan saraf IV dan VI
kelopak mata atas dan
dengan cara pasien disuruh mengikuti gerakan
mempersarafi otot konstriktor
cahaya yang digerakkan pemeriksa.
yang mengubah ukuran pupil.
46

Saraf kranial V, (Nervus Pemeriksaan kulit wajah dengan sentuhan atau rabaan
4.
Trigeminus). untuk membandingkan wajah kanan dan kiri. Teknik
pemeriksaan refleks kornea dimulai dengan klien diminta
Nervus Trigeminus terdiri dari 2
melirik ke atas atau ke samping, agar mata jangan
bagian yaitu:
berkedip jika kornea hendak disentuh oleh seutas kapas.

a. Motorik : otot
temporalis dan masseter
(menutup rahang dan
mengunyah) gerakan rahang
ke lateral.
Cara pemeriksaannya pasien
diminta untuk sedikit
membuka mulut, bila
adaparese maka rahang
bawah akan berdeviasikearah
yang lumpuh.

Sensorik : diperiksa kulit wajah,


refleks kornea atau refleks
mengedip.

Saraf kranial VII, (Nervus Teknik pemeriksaannya diawali dengan inspeksi adanya
5.
Fasialis). asimetris wajah. Untuk tes kekuatan otot wajah klien
diminta memandang ke atas dan mengerutkan dahi.
Saraf ini membawa serabut
sensorik yang menghantar
persepsi pengecapan bagian
anterior lidah, dan serabut
motorik yang mempersarafi
semua otot ekspresi wajah,
termasuk tersenyum,
mengerutkan dahi, menyeringai
dan sebagainya.

Saraf kranial VIII, (Nervus a) Pemeriksaan pendengaran : Tes yang di anjurkan


6.
dengan memasukkan satu jari tangan ke dalam
47

Akustikus). telinga kontralateral klien dan lepaskan jari tangan


ini secara bergantian sambil membisikkan suara
Saraf ini secara anatomi
pada telingan lainnya untuk membedakan antara
mempunyai dua komponen, yaitu
telinga kanan dan kiri.
saraf koklea mengatur fungsi
b) Pemeriksaan fungsi vestibular : Dengan tes
pendengaran dan saraf
Romberg klien diminta berdiri dengan kedua
vestibulus mengatur fungsi
kakinya yang saling berdekatan dan kedua matanya
keseimbangan.
tertutup hanya beberapa detik saja. Tes ini hanya
dilakukan jika seseorang dapat berdiri tanpa
bantuan.

Saraf kranial IX dan X, (Nervus a) Penderita disuruh membuka mulut, suruh


7.
Glosofarengeus dan Vagus). penderita menyebut “aaaa” perhatikan
palatummolle dan faring serata lihat apakah
Kedua nervus ini diperiksa
uvula ada ditengah atau miring.
bersamaan karena berhubungan
b) Waktu penderita membuka mulut kita rangsang
erat satu sama lain.
(tekan) dinding faring atau pangkal lidah dengan
tongspatel. Rangsangan tersebut akan
membangkitkan reflek muntah.

Saraf  kranial XI, (Nervus Untuk menguji kekuatan otot, klien diminta untuk
8.
Aksesorius). memutar kepala ke salah satu bahu dan berusaha melawan
usaha pemeriksa untuk menggerakkan kepala ke arah bahu
yang berlawanan.

Saraf kranial XII, (Nervus Teknik pemeriksaan klien diminta menjulurkan lidahnya
9.
Hipoglosus) yang akan berdeviasi ke arah yang lemah (terkena) jika
terdapat lesi. Lesi biasnya bilateral dan menyebabkan
lidah tidak bergerak.
48

2.3.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai
individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan
dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggung jawab melaksanakannya Tantu (2012).
Pada pasien yang menderita Stroke dapat ditemukan diagnosa
keperawatan sebagai berikut :
1). Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
a). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
b). Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
c). Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
d). Ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
e). Ketidak mampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan .
2). Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
a). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
b). Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
c). Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
d). Ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
e). Ketidak mampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan
3). Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
a). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
b). Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
c). Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
d). Ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
e). Ketidak mampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan
4). Nyeri akut berhubungan dengan
a). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
b). Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
49

c). Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit


d). Ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
e). Ketidak mampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan
5). Gangguan nutrisi berhubungan dengan
a). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
b). Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
c). Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
d). Ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
e). Ketidak mampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan
6). Gangguan persepsi sensori : perabaan yang berhubungan dengan
a). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
b). Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
c). Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
d). Ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
e). Ketidak mampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan
7). Defisit perawatan diri berhubungan dengan
a). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
b). Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
c). Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
d). Ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
e). Ketidak mampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan
8). Gangguan eliminasi urine (inkontinensia) berhubungan dengan
a). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
b). Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
c). Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
d). Ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
e). Ketidak mampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan
50

9). Gangguan eliminasi alvi (konstipasi, diare) berhubungan dengan


a). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
b). Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
c). Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
d). Ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
e). Ketidak mampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan

Tabel 2.6 Sebuah penelitian Tantut (2012) ( dikiutip dalam Bailon dan Maglaya
1978 ) skala prioritas asuha keperawatan keluarga.

No Kriteria Skor Bobot


1. Sifat Masalah :
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman 2 1
Kesejahteraan Krisis 1
Keadaan Sejahtera 0
2. Kemungkinan masalah dapat dirubah :
Dengan Mudah
Hanya sebagian 2 2
Tidak dapat 1
0
Potensi masalah untuk dicegah :
3. Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4. Menonjolnya Masalah :
Masalah berat harus segera di tagani 2
Masalah tidak harys segera di tangani 1
Masalah tidak dapat di rasakan 0

Skoring :
51

a) Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat.


b) Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan
dikalikan dengan bobot.
Skor yang diperoleh X Bobot
Skor tertinggi
c) Jumlah skor untuk semua kriteria.
d) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot

2.3.3 Rencana Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan oleh perawat bersama-sama sasaran yaitu keluarga untuk
dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan masalah keperawatan
telah diidentifikasi dapat diselesaikan Tantut (2012).

Menurut Tarwoto (2013), rencana keperawatan pada klien


dengan Stroke adalah :

1). Gangguan perfusi jaringan serebral Tarwoto (2013) berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.
a). Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit Stroke
meliputi pengertian, tanda, gejala, cara penanganan yang
tepat pada Stroke.
b). Monitor fungsi bicara
c). Upayakan suhu dalam batas normal
d). Catat perubahan dalam penglihatan
e). Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali tentang
pengertian, tanda, dan gejala Stroke.
f). Berikan pujian kepada keluarga atas kemampuannya
menjelaskan kembali.
g). Berikan kesempatan keluarga menanyakan penjelasan
yang telah diberikan setiap kali diskusi.
h). Berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang belum
dimengerti.
52

2). Gangguan mobilitas fisik Tarwoto (2013) berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
a). Tindakan mencegah resiko injuri atau jatuh
b). Bantu meningkatkan kemmapuan berjalan,
mempertahankan dan mengembalikan fungsi otonomik
dan voluntary tubuh selama tidakan dan memulihkan
penyakit atau injuri
c). Libatkan keluarga dalam progam injuri
d). Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan
resitif dan ambulasi
3). Gangguan komunikasi verbal Tarwoto (2013) berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota menderita
Stroke
a). Indentifikasi metode yang dapat dipahami oleh pasien
untuk memenuhi kebutuhan dasar
b). Sediakan metode komunikasi yang alternatif
c). Libatkan keluarga dan diskusikan masalah untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi pasien
d). Beri support system untuk mengatasi ketidak mampuan
e). Ajarkan pasien berbicara sesuai kemampuan
4). Nyeri akut pada pasien Stroke Tarwoto (2013) berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.
a). Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit Stroke
meliputi pengertian, tanda, gejala, cara penanganan yang
tepat pada Stroke.
b). Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali tentang
pengertian, tanda, dan gejala Stroke.
c). Berikan pujian kepada keluarga atas kemampuannya
menjelaskan kembali.
d). Berikan kesempatan keluarga menanyakan penjelasan
yang telah diberikan setiap kali diskusi.
53

e). Berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang belum


dimengerti.
5). Gangguan nutrisi Tarwoto (2013) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah nutrisi bagi penderita
Stroke
a). Dukung pasien untuk mengonsumsi makanan dengan
porsi kecil tapi sering
b). Bantu dalam pemberian asupan diit makanan dan cairan
yang seimbang
c). Dukung pasien untuk merawat gigi dan mulut
d). Berikan pasien makanan dan minuman ringan bernutrisi
e). Ajarkan pasien bagaimana cara menyimpan makanan
f). Beri umpan balik untuk motivasi kebutuhan nutrisi
g). Libatkan keluarga dalam pemberian support dan progam
terapi
h). Pertahankan nutrisi adekuat
i). Pertahankan pencatatan berat badan harian
6). Gangguan persepsi sensori : perabaan yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.
a). Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit Stroke
meliputi pengertian, tanda, gejala, cara penanganan
yang tepat pada Stroke.
b). Catat perubahan dalam perabaan
c). Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali tentang
pengertian, tanda, dan gejala Stroke.
d). Berikan pujian kepada keluarga atas kemampuannya
menjelaskan kembali.
e). Berikan kesempatan keluarga menanyakan penjelasan
yang telah diberikan setiap kali diskusi.
f). Berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang
belum dimengerti.
54

7). Defisit perawatan diri Tarwoto (2013) berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit
a). Bantu kebutuhan mandi pasien
b). Ketahui tingkat ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota yang sakit
c). Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan
diri
d). Edukasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
perawatan diri pasien secara tepat dan benar
8). Gangguan eliminasi urine (inkontinensia) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit
a). Bantu kebutuhan eliminasi urine pasien
b). Ketahui tingkat ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota yang sakit
c). Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan
diri
d). Edukasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi urine pasien secara tepat dan benar
9). Gangguan eliminasi alvi (konstipasi, diare) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit
a). Bantu kebutuhan eliminasi alwi pasien
b). Ketahui tingkat ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota yang sakit
c). Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan
diri
d). Edukasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi alvi pasien secara tepat dan benar
2.3.4 Implementasi
Implementasi merupakan salah satu tahap dari proses
keperawatn keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan ke arah
perilaku hidup sehat (Salvari, 2013).
55

Menurut Friedman (2004) yang dibukukan oleh Susanto,T


(2012) pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal-hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1).Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat
dengan cara : diakui tentang konsekuensi tidak melakukan tindakan,
identifikasi sumber- sumber tindakan dan langkah-langkah serta
sumber yang dibutuhkan, diakui tentang konsekuensi tiap alternatif
tindakan.
2).Menstimulasi kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara : memperluas informasi keluarga,
membantu melihat dampak akibat situasi yang ada, hubungan
kebutuhan kesehatan dengan sasaran keluarga, dorong sikap emosi
yang sehat menghadapi masalah.
3).Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yag sakit
dengan cara : mendemontrasikan cara perawatan, menggunakan alat
dan fasilitas yang ada dirumah, mengawasi keluarga melakukan
keperawatan.
4).Intrvensi untuk menurunkan ancaman psikologis dengan cara:
meningkatkan hubungan yang terbuka dan dekat: meningkatkan pola
komunikasi/interaksi, meningkatkan peran dan tanggung jawab.
Memilih intervensi keperawatan yang tepat, memilih metode kontak
yang tepat: kunjungan rumah, konferensi di klinik/puskesmas,
pendekatan kelompok.
5).Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara : menemukan sumber-sumber yang dpat
digunakan keluarga, melakukan perubahan lingkungan keluarga
seopimal mungkin.
6).Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada, dengan cara : mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga, membantu keluarga menggunakan fasilias
kesehatan yang ada.
2.3.5 Evaluasi
56

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi


merupakan sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan
program kerja yang efektifitas dari serangkaian program yang
digunakan terkait program kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah
dicapai (Ayu, 2010) .
1). Model evaluasi keperawatan ada 2, antar lain:
a).Evaluasi formatif (proses) adalah evaluasi yang dilakukan
selama proses asuhan keperawatan dan bertujuan untuk
menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan.
b).Evaluasi sumatif (hasil) adalah evaluasi akhir yang berujuan
untuk menilai cara keseluruhan, sistem penulisan evaluasi
sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau laporan
ringkasan.
2). Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional
dengan pengertian :
S : ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara
subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi.
O : keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan atau pengamatan yang objektif
setelah implmentasi keperawatan.
A : analisa perawat setelah mengetahui respon subjektif dan
objektif keluarga yag dibandingkan dengan kriteria dan
standar yang telah ditentukan mangacu pada tujuan rencana
keperawatan keluarga.
P : perencanaan selanjutnya perawat melakukan analisa.
3). Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang
diberikan, baik kepada individu maupun keluarga adalah sebagai
berikut (Ali, 2010) :
a). Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan
bagaimana keluarga mengatasi masalah tersebut.
57

b). Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan


dicapai.
c). Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat
berhubungan dengan sumber proses atau hasil, bergantung
kepada dimensi evaluasi yang diingunkan.
d). Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta
sumber-sumber data yangdiperlukan.
e). Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan)
dengan kriteria dan standart untuk evaluasi.
f). Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak
optimal ataupelaksanaan yang kurang memuaskan.
g). Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai, perlu
ditentukan alasan kemungkinan tujuan tidak realistis,
tindakan tidak tepat, atau kemungkinan adafaktor
lingkungan yang tidak dapat diatas.
BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara memecahkan masalah berdasarkan


keilmuan Nursalam (2011). Metode penelitian merujuk pada perilaku-perilaku
dan instrumen yang digunakan peneliti dalam memilih serta membangun suatu
teknik penelitian. Metode penelitian digunakan untuk menjawab tujuan penelitian
yang tertuang dalam rancangan penelitian, batasan istilah, partisipan, lokasi dan
waktu penelitian, etika, prosedur pengumpulan data, analisa data dan keabsahan
data. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang proses
pengumpulan datanya meliputi wawancara, observasi secara langsung, dan kajian
dokumentasi.

3.1 Desain Penelitian


Desain Penelitianadalahcara memecahkan masalah berdasarkan
keilmuan Nursalam (2008). Metode penelitian ini menggunakan desain
studi kasus. Menurut Notoatmojoyo (2002) studi kasus merupakan
prosedur penelitian yang menganalisis suatu permasalahan dalam satu unit
kasus tunggal. Studi kasus merupakan prosedur penelitianyang
menganalisis suatu permasalahan dalam suatu unit kasus tunggal. Hal itu
sesuai dengan tujuan penelitian untuk memberikan asuhan keperawatan
keluarga dengan salah satu anggota menderita stroke di wilayah kerja
puskesmas Karanganyar kabupaten Trenggalek .
3.2 Batasan Istilah
Batasan istilah adalahpernyataanyangmenjelaskanistilah-istilah
kunci yang menjadifokus dalam studikasus Sukarni (2010). Batasan
istilah pada penelitian studi kasus ini adalah Stroke, penderita storke, dan
asuhan keperawatan keluarga. Stroke marupakan penyakit neurologis
yang disebabkan karena adanya sumbatan atau pendarahaan otak, sehingga
terhentinya suplai darah ke otak secara tiba-tiba yang mengakibatkan
penderita dapat mengalami kecacatan fisik atau bahkan menimbulkan
kematian. Sedangkan penderita stroke merupakan seseorang yang

58
59

menderita penyakit stroke dalam keluarga tersebut. Untuk asuhan


keperawatan keluarga sendiri dapat diartikan sebagai pemberi pelayanan
keperawatan meliputi pengkajian, pengambilan diagnosa, intervensi,
implementasi hingga evaluasi yang diberikan kepada seluruh anggota
keluarga bukan hanya anggota keluarga yang menderita stroke.
3.3 Partisipasi
Partisipan merupakan orang yang diikutsertakan dalam suatu
perencanaan, pelaksanaan dan memikul tanggung jawab sesuai dengan
tingkat kematangan dan kewajibannya Notoadmojo (2007). Partisipan
yang digunakan penelitian ini adalah satu keluarga dengan salah satu
anggota menderita Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar
Kabupaten Trenggalek.Dengan kriteria pasien bersedia menandatangi
lembar persetujuan, pasien kooperatif, mampu membaca dan menulis
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian asuhan keperawatan keluarga dengan
salah satu anggota menderita stroke dilakukan di Desa
Krandekan Karang wilayah kerja Puskesmas Karanganyar
Gandusari Kabupaten Trenggalek.
3.4.2 Waktu Pelaksanaan
Pengambilan data atau kasus pada penelitian ini
direncanakan tiga kali kunjungan yang dilakukan pada

86
bulan Juni 2021.

3.5 Pengumpulan data

3.5.1 Bahanatau InstrumendanMetodePengumpulanData


Instrument Penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan penelitian dalam mengumpulkan data penelitian
Arikunto (2008). Dalam penelitian ini instrument yang
digunakan adalah format Asuhan Keperawatan Keluarga.
60

1). Wawancara
Sebuah penelitian mendemonstrasikan
bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.
Disini metode wawancara digunakan peneliti
untuk megetahui hasil anamnesis yang berisi
tentang identitas pasien, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga,dan lain-lain, yang didapatkan
dari pasien, keluarga pasien, dan perawat lainnya.
2). Observasi dan pemeriksaan fisik
Metode observasi yang digunakan peneliti
adalah metode observasi patisipatif. Dalam
observasi partisipatif, peneliti terlibat dalam
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data
penelitian.Sambil melakukan pengamatan, peneliti
ikut merasakan suka dukanya sumber data. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh
akan lebih lengkap dan tajam .

86
Peneliti juga menggunakan metode
pemeriksaan fisik yaitu dengan pendekatan IPPA:
Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi, yang
dilakukan pada sistem tubuh pasien.
3). Studi dokumentasi dan angket
Studi dokumentasi digunakan untuk
menghimpun data-data yang berhubungan dengan
variable penelitian. Dalam hal ini, studi
dokumentasi digunakan untuk melengkapi beberapa
data yang dirasakan perlu oleh peneliti dan tidak
61

didapatkan oleh instrument peneliti yang


sebelumnya dipilih.
Sedangkan pengumpulan data dengan angket
yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan seperangkat daftar pertanyaan yang
telah disusun dan kemudian disebarkan kepada
responden untuk memperoleh data yang diperlukan.
Jadi penelitian ini juga menggunakan tehnik
pengumpulan data dengan studi dokumentasi dan
angket bertujuan untuk mendapatkan hasil dari
pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan

3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data


1). Prosedur pengumpulan data pada penelitian
ini, didasarkan pada prosedur melakukan
proses asuhan keperawatan pada saat
peneliti melakukan praktik klinik. Adapaun
prosedur tersebut adalah sebagai berikut
2). Diterbitkannya surat ijin melakukan praktik
klinik keperawatan keluarga dari Kaprodi
D3 Keperawatan Trenggalek, serta surat ijin
untuk melakukan praktik klinik dari
puskesmas.

86
3). Mendapat surat ijin dari kesbang litmas
banpol Trenggalek
4). Proses pengumpulan data dimulai dari
mahasiswa mencari keluarga yang akan
diberikan asuhan keperawatan. Setelah klien
ditemukan, mahasiswa melakukan tindakan
preorientasi atau membina hubungan saling
percaya dengan partisipan, mahasiswa
memperkenalkan diri serta menjelaskan
maksud dan tujuan proses asuhan
62

keperawatan yang akan diberikan pada


klien. Setelah pasien dan keluarganya
mengerti dan menyetujui maksut dan tujuan
proses asuhan keperawatan, maka
mahasiswa melakukan tahap berikutnya.
5). Tahap kontrak, mahasiswa melakukan
kontrak waktu dengan partisipan yang akan
diberikan asuhan keperawatan
6). Tahap pelaksanaan, mahasiswa melakukan
proses asuhan keperawatan yang dimulai
dari pengkajian, yang meliputi antara lain
wawancara tentang data dasar, seperti nama,
umur, alamat, pekerjaan, keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
yang lalu, riwayat penyakit keluarga dan
pola aktivitas sehari-hari yang selanjutnya
dilakukan pemeriksaan fisik pada klien.
Setelah pengkajian dilanjutkan dengan
penentuan diagnosa, kemudian menyususun
rencana tindakan, melakukan tindakan
keperawatan sesuai rencana, setelah itu
dilakukan evaluasi hasil dari tindakan

86
keperawatan yang sudah dilakukan
7). Tahap terminasi, mahasiswa mengakhiri
proses asuhan keperawatan pada keluarga
tersebut setelah 3 kali kunjungan dan
mengevaluasi apakah keluarga sudah
mampu melakukan perubahan sesuai dengan
proses keperawatan yang benar atau belum.
3.6 Analisa Data
Pada dasarnya proses analisis data itu dimulai dari menelaah data
secara keseluruhan yang telah tersedi ada berbagai macam sumber, baik
63

itu pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan yang lainnya. Analisis


data pada studi kasus merupakan masalah yang paling kritis, serius, dan
memerlukan kerja keras serta kesepahaman bersama.Hal ini terjadi karena
belum adanya pola,metode,formula yang jelas serta variasi data yang
sangat tinggi Sugiyono (2011).
Prinsip yang harus di pegang dalam analisis studi kasus yang
merupakan jenis penelitian kualitatif adalah proses mencari, menyusundan
menganalis secara sistematis kesenjangan data antara teori dengan fakta
yang diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik maupun studi
dokumentasi selama melakukan asuhan keperawatan. Kesenjangan dapat
dilakukan dengan cara membandingkan antara Teori dan fakta dalam
suatu tabel yang kemudian diinterpretasikan secara jelas sehingga mudah
dipahami temuanya dan dapat diinformasikan keorang lain Sugiyono
(2011).
3.7 Keabsahan Data
Keabsahan data dimaksud untuk memperoleh tingkat
kepercayaan yang berkaitan dengan seberapa jauh kebenaran hasil
penelitian, mengungkapkan dan memperjelas data dengan fakta - fakta
aktual di lapangan. Keabsahan data pada karya tulis ilmiah didasarkan
pada derajat kepercayaan (Credibility), keteralihan(Transferbility),
kebergantungan (Dependability) dan kepastian (Confirmability)Sugiyono
(2011)

86
1). Credibility bermakna kebenaran atau kepercayaan hasil yang
mengindikasi kenyataan yang sesungguhnya terjadi. Kredibilitas
ini dapat dilihat dari kemampuan penulis mengeksplorasi
masalah sesuai konteks, pemilihan pasien sesuai dengan
masalah, pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan
langkah-langkah, serta pendokumentasian dilakukan sesuai
tahapan asuhan keperawatan.
2). Transferbility adalah sejauh mana hasil penerapan studi kasus
pada suatu subyek studi kasus dapat diterapkan dalam subyek
penelitian yang lain. Artinya apakah asuhan keperawatan yang
64

dilaksanakan ini dapat diterapkan pada pasien lain dengan


fenomena keperawatan yang sesuai, dan dapat dijadikan sebagai
perbandingan oleh penulis yanglain atau studi kasus lain yang
sesuai.
3). Dependability adalah kesesuaian metode yang digunakan untuk
menjawab permasalahan dan mencapai tujuan penulisan yang
diinginkan.
4). Confirmability mengandung makna bahwa sesuatu itu objektif
jika mendapatkan persetujuan dari pihak-pihak lain terhadap
pandangan, pendapat dan penemuan seseorang.Kondisi ini dapat
diperoleh melalui proses bimbingan yang telah mencapai
kesepakatan antara pembimbing dan mahasiswa, ujian proposal
untuk mendapatkan kritikan dan masukan. Prinsip ini juga dapat
diperoleh melalui upaya validasi data pasien pada saat
melakukan asuhan keperawatan

3.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan surat pengantar


dari Kaprodi D3 Keperawatan Keperawatan Kampus V Trenggalek untuk
mendapatkan persetujuan melakukan penelitian dan kemudiandilakukan
penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:
1) Informedconsent (lembar persetujuan menjadi responden),

86
merupakan pernyataan tertulis kesediaan responden sebagai
subjek dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Peneliti mendatangi
calon responden dan memberikan penjelasan tentang tujuan dari
penelitian dan meminta kesediaan untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini. Apabila mereka bersedia menjadi responden maka
dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.Apabila
tidak bersedia menjadi responden maka peneliti tetap
menghormati hal itu.
65

2) Anonymity (tanpa nama). Nama dari responden tidak perlu


dicantumkan pada lembar pengumpulan data, untuk mengetahui
keikut sertaannya peneliti cukup dengan menuliskan nama inisial.
3) Confidentiality kerahasiaan artinya kerahasiaan informasi yang

telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiaannya. Hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan /dilaporkan pada

hasilkarya ilmiah.

86

72
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan di Wilayah Puskesmas Karanganyar.
Puskesmas Karanganyar merupakan salah satu Puskesmas di
Kecamatan Gandusari yang memiliki 5 wilayah binaan yaitu Desa
Karanganyar, Desa Widoro, Desa Melis, Desa Sukorame dan Desa
Krandekan. Penelitian dilakukan pada keluarga dengan salah satu
anggota keluarga menderita Stroke di Desa Krandekan Kecamatan
Gandusari Kabupaten Trenggalek.
4.1.2 Karakteristik Partisipan
Berdasarkan data dari Puskesmas, diperoleh satu keluarga binaan
yang digunakan sebagai partisipan yaitu keluarga Tn. M dengan
alamat Desa Krandekan Kec. Gandusari. Keluarga tersebut telah
memenuhi kriteria sebagai keluarga yang kooperatif dan keluarga
dalam keadaan sadar penuh, bersedia memberikan seluruh informasi
yang diperlukan.
4.1.3 Pengkajian
Fokus pengkajian pada keluarga Tn. M dengan keluarga yang
mengalami stroke yang dilakukan pada hari Senin, tanggal 7 Juni
2021.
1) Identitas Umum
a) Nama Kepala Keluarga : “Tn. M”
b) Alamat dan Telepon : Ds.Krendekan
Dsn. Jugang Kec. Gandusari
c) Pekerjaan Kepala Keluarga : Petani
d) Pendidikan Kepala Keluarga : SD/Sederajat
e) Komposisi Keluarga : Kepala keluarga Istri dan
f) Ibu Tn M

66
67

Tabel 4.1 Identitas Umum

Hubungan Status Imunisasi


N Se Pendi
Nama dengan Umur Po Cam Ket
o. x dikan BCG DPT HB
Keluarga lio pak

1 Tn. M L Kepala 61 Th SD - - - - -

2. Ny. R P Ibu 55 Th SD - - - - -

3. Ny. K P Ibu Tn M 75 Th SD - - - - -

g) Genogram :

Keterangan Gambar:

86
: Laki-laki : Garis Pernikahan
: Perempuan : Klien
: Meninggal
: Garis Keturunan
:Tingal serumah
Tipe keluarga :
Tipe keluarga Tn. M adalah tipe keluarga Inti (Nuclear
Family), yang terdiri dari suami, istri, dan Ibu Mertua yang
menjadi tanggungan hidup dalam satu rumah.
68

h) Suku bangsa :
Semua anggota keluarga Tn. M bersuku bangsa jawa.
Sehingga Bahasa yang dominan dalam keluarga adalah
Bahasa jawa. Dalam keluarga tidak ada adat ataupun budaya
yang bertentangan dengan kesehatan.
i) Agama :
Seluruh anggota keluarga Tn. M menganut Agama Islam
dan taat dalam melaksanakan ibadah sholat 5 waktu, serta
menjalankan syariat islam sebagaimana mestinya, aktif
mengikuti kegiatan keagamaan seperti yasinan. Namun
berbeda dengan Ny. K yang mengatakan semenjak terkena
serangan Stroke beliau hanya melaksanakan sholat 5 waktu
dengan diatas tempat tidur. Keluarga mereka meyakini bahwa
yang memberikan sakit dan kesembuhan adalah kuasa Allah
SWT.
j) Status social ekonomi keluarga :
Tn. M merupakan suami sah dari Ny. R dan sebagai pencari
nafkah dalam keluarga. Keluarga Tn. M merupakan keluarga
dengan status social ekonomi menengah ke bawah. Tn. M
bekerja sebagai petani. Rata-rata penghasilan keluarga Tn. M
setiap bulannya ± Rp.500.000. Tn. M mengatakan jarang

86
memeriksakan kesehatan kerana merasa tidak sakit, Kebiasaan
Ny K selama sakit adalah hanya Istirahat jalan jalan dengan
kursi roda.
k) Aktifitas rekreasi keluarga :
Keluarga Tn. M mengatakan selama Ny. K sakit, tidak pernah
melakukan rekreasi,jika ada waktu senggang digunakan untuk
berkumpul keluarga dirumah, menonton TV.
69

4.1.4 Tahap Perkembangan Keluarga dan Riwayat Kesehatan


Keluarga
1). Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Tn. M memiliki 1 orang anak, anak kedua berumur
35 tahun termasuk dalam usia anak dewasa. Keluarga Tn M
merupakan tahap perkembangan keluarga dengan anak
dewasa atau pelepasan, dimana anak pertama meninggalkan
rumah bersama suaminya.
2). Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Keluarga Tn. M sudah dapat memenuhi tahap perkembangan
keluarga sesuai dengan tahap perkembangan, yang ditandai
dengan anak pertama berumur 35 tahun termasuk dalam usia
anak dewasa atau pelepasan, dan sudah meninggalkan rumah
bersama suaminya.
3). Riwayat keluarga inti :
a). Tn. M mengatakan tidak pernah menderita penyakit serius,
tetapi sakit yang sering dialami adalah keju-keju kurang
lebih sudah 2 tahun jarang periksa ke puskesmas terdekat,
biasanya hanya minum obat racikan di took.
b). Ny. R mengatakan mempunyai riwayat Hipotensi dan
Gula tinggi kurang lebih 2-3 bulan setelah puasa

86
Ramadhon kemudian dibawa berobat ke polindes. Saat ini
pasien tidak mengelukan sakit.
c). Ny. K mengalami serangan stroke ± 4 Tahun yang lalu
sebelumnya Ny. K mempunyai riwayat Hipertensi, setelah
adek kandung Ny K meninggal sebulan kemudian Anak
kadung dari Alm adek Ny K juga meninggal sehingga Ny.
K menjadi kepikiran dan tidak nafsu makan kemudian
mengeluh pusing akhirnya dibawa ke Klinik Tp Medikan
Bendo setelah dilakukan pemeriksaan Tekanan darah Ny
K 200/100 mmhg. Satu hari menginap paginya ketika
70

bangun tidur terdapat gejala tangan dan kaki kanan sulit


digerakkan (mati rasa), keluar keringat dingin dan mulut
mengalami kekakuan bicara, kekuatan secara fisik
menurun kemudian kemudian dirawat inap selama 5 hari
ditangani oleh dokter Spesialis Saraf dengan tensi 200/100
mmHg dan di diagnose Serangan Stroke oleh dokter.
Setelah dinyatakan boleh pulang, Ny. K disarankan untuk
melanjutkan pengobatannya dengan rawat jalan di Poli
Saraf RSUD dr. Soedomo tetapi Ny K selama kurang lebih
satu taun awal serangan pengobatan rutin ke Mantri dekat
rumah tidak jarang juga berobat ke Puskesmas. keluarga
mengetahui jika pasien memiliki riwayat Hipertensi,
Namun, masuk di tahun ke 2 pasien tidak pernah
memeriksakan kesehatannya di pelayanan kesehatan
karena keluarga merasa pasien tidak bisa pulih seperti
semula. Pada saat pengkajian pasien mengatakan sering
sakit kepala tangan kanan sampai kaki kanan sulit
digerakkan dan mengalami sulit bicaranya.
4). Riwayat penyakit sebelumnya :
Tn. M mengatakan bahwa Ny. R memiliki riwayat hipotensi
dan Gula darah tinggi muncul sejak setelah puasa romadhon.
Dan Ny. K mempunyai riwayat Hipertensi.

86
Pengkajian Lingkungan
Tabel 4.2Pengkajian Lingkungan

No. Pengkajian Lingkungan Keluarga

1. Karakteristik Rumah Denah Rumah :


71

Keterangan :
1 : Ruang tamu
2,3 dan 4 : Kamar Tidur
5 : Ruang Keluarga
6 dan 7: Dapur
8: Kamar mandi

Rumah yang ditempati keluarga Tn. M berlantai


mester, dengan ukuran± 50 m2 x 14 m2dibangun
diatas tanah 490m² dengan tipe bangunan
permanen. Dinding rumah terbuat dari tembok
semen. Bagian – bagian rumah terdiri dari
halaman, teras, 2 kandang ayam di samping
rumah dan belakang rumah, 8 ruangan yaitu 3
kamar tidur, 2 dapur, 1 ruang keluarga, 1 ruang
tamu dan 1 kamar mandi. Jendela terdapat
diseluruh ruangan, sirkulasi udara dapat berganti,
cahaya dapat masuk ke dalam rumah. Terdapat
perokok aktif dalam rumah yaitu Tn. M. Keluarga
Tn. M memasak menggunakan kompor gas dan
Kayu. Seluruh perabotan rumah tertata rapi.
Pembuangan limbah cair dialirkan ke lubang di
tanah terbuka sedangkan pembuangan limbah
padat di buang di tempat sampah atau dibakar di

86
dekat kandang. Sumber air yang digunakan adalah
sumur galian, dengan kualitas jernih tidak berbau.
WC memakai leher angsa dan saptictank berjarak
10 m dari tempat sumber air.
2. Karakteristik tetangga dan Tetangga sekitar rumah merupakan penduduk asli
komunitas RW desa Krendekan. Hubungan keluarga Tn. M
dengan tetangga dan anggota masyarakat baik,
saling menghormati dan menghargai, menjaga
kerukunan
antar tetangga, tidak ada tetangga atau anggota
keluarga yangmenganggap penyakit Ny. K adalah
penyakit yang tidak wajar. Tn. M dan Istrinya
mengikuti kegiatan sosial komunitas di
72

lingkungannya seperti yasinan dan jama,ah setiap


hari kamis. Tidak ada pandangan budaya yang
mempengaruhi kesehatan di lingkungan setempat.
3. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Tn. M tidak pernah pindah tempat
tinggal. Tn. M adalah penduduk asli Desa
Krendekan menikah dengan Ny. R yang berasal
dari Gandusari. Namun setelah menikah, keluarga
Tn. M menetap di Desa Krendekan sampai saat
ini.
4. Perkumpulan keluarga dan Tn M Mengatakan Ny. K setelah mengalami
interaksi dengan masyar akat penyakit stroke tidak bias keman-mana hanya
dirumah saja, interaksi keluarga Tn. M dengan
tetangga terjalin baik, Ny. K sering berjemur
dihalam rumah setiap pagi dan tetangganya
biasnya juga menyapa Ny. K.
5. Sistem pendukung keluarga Ny. K 3 tahun terakhir jarang memeriksakan
kesehatan terutama stroke ke Rumah sakit atau
Puskesmas karena keluarga berangapan sudah
tidak bias sembuh seperti semulai dan untuk biaya
pengobatannya keluarga juga mempertimbangkan,
tetapi ketika Ny K sakit kepala di periksakan ke
Polindes dan dimintakan obat.

4.1.5 Struktur Keluarga


Tabel 4.3Struktur Keluarga
No. Struktur Keluarga Keluarga
1. Pola komunikasi Pola komunikasi yang diterapkan di keluarg Tn.

86
M dilakukan secara langsung dan bersifat terbuka,
menggunakan Bahasa jawa. Hal initerlihat ketika
peneliti mengamati Tn. M dalam menjawab
semua pertanyaan dari peneliti dan saat peneliti
membicarakan masalah yang dihadapi Tn. M dan
keluarga terbuka dalam mengungkapkan semua
masalahnya. Pola komunikasi keluarga dengan
yang lain bersifat terbuka dan saling menanggapi..
2. Struktur kekuatan keluarga Jika ada masalah dalam keluarga, selalu
menyelesaikan masalah dengan musyawarah
terlebih dahulu dan memutuskan mana yang
terbak untuk keluarganya. Misal menentukan
kelanjutan berobat Ny. K dimusyawarahkan
73

dengan anggota keluarga yang lain, seperti


pengobatan nya bagaimana, biaya pengobatanya.
3. Struktur peran keluarga Tn. M adalah kepala keluarga sekaligus suami
dari Ny. R. Tn M berperan sebagai kepala
keluarga dan tulang punggug bagi keluarga yang
mencari nafkah bagi seluruh anggota keluarga
serta bertanggung jawab terhadap masalah yang
dialami keluarga selainitu Tn M juga dibantu istri
sebagai juru masak ketika ada hajatan.
Ny. R adalah ibu rumah tangga dan istri dari Tn.
M berperan sebagai ibu yang mengasuh Ny. K
sebagai anggota keluarga yang sakit.
Ny. K adalah ibu kandung dari Tn. M dan Ny. R
sebagai menantu yang setiap harinya membantu
mengasuh keluarga dan membantu merawat
anggota keluarga yang sait.
4. Nilai dan norma keluarga Dalam budaya jawa seseorang suami harus
mempunyai tanggung jawab untuk mencari
nafkah keluarganya serta merawat anggota
keluarganya yang sakit dan istri bertugas untuk
melayani keluarga dan merawat anak dirumah.
KeluargaTn. M selalu mentaati aturan dan norma
yang berlaku dalam agamadan masyarakat.

4.1.6 Fungsi Keluarga


1). Fungsi afektif :

86
Keluarga Tn. M merupakan keluarga yang hidup dalam
kesederhanaan, merasa saling memiliki satu dengan yang lain, saling
membuthkan dan saling menghargai apabila ada permasalahan
segera diselesaikan bersama-sama.
2). Fungsi social :
Tn. M dan Ny. R bersama-sama merawat Ny. K yang sedang sakit
dengan cukup baik. Mereka menerapkan aturan-aturan sesuai
dengan aturan agama islam yang mereka anut dan aturan serta norma
yang berkembang dimasyarakat.
3). Fungsi perawatan kesehatan
74

a). Mengenal masalah kesehatan :


Tn. M mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit
stroke, penyebab, tanda gejala, cara pencegahan dan dampak
Stroke sebelum dibawa kedokter dan di diagnosa Stroke oleh
dokter. Keluarga Tn. M tidak pernah mengontrolkan kesehatan
serta pola makan Ny. K sampai terjadi serangan Stroke.
Terbukti saat ditanya tentang penyakit Stroke, penyebab, tanda
gejala, dampak dan cara penanganan penyakit Stroke, keluarga
tidak mampu menjawab.
b). Mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi
masalah
Keluarga Tn. M dapat mengambil keputusan yang tepat
untuk merawat Ny. K dengan membawa Ny. K ke Klinik dan
rutin mengantarkan kontrol ke Mantri dan Puskesmas untuk
mengobati penyakitnya dan saling membantu untuk
mengambil obat jika obatnya habis. Tetapi setelah ada
beberapa pertimbangan 1 tahun berobat rutin tidak ada
perubahan Keluarga Tn M memutuskan untuk merawat Ny. K
dirumah. keluarga Tn. M mempercayai bahwa setiap penyakit
bisa datang kapan saja dari Tuhan.
c). Merawat anggota keluarga yang sakit
Tabel 4.4 Merawat anggota keluarga yang sakit

86
No. Pola Kesehatan Keluarga
1. Pola Makan Keluarga menyediakan makanan sesuai dengan
penghasilan keluarga. Pola makan keluarga Tn.M
baik 3x/hari dengan menu seadanya yakni nasi,
sayur dan lauk pauk, minum sekitar 6 gelas
perhari.Keluarga Tn. m mengatakan saat sebelum
sakit seluruh anggota keluarga mengkonsumsi
makanan yang mengandung banyak garam dan
lemak sehingga memicu terjadinya hipertensi,
kenaikan kolesterol dan gula darah Ny. R dan Ny
K. Menu makanan antara Ny R dan Ny K dan
seluruh anggota keluarga saat ini tidak ada
bedanya, mereka semua memakan makananyang
75

sama sesuai menu yang diperbolehkan untuk di


konsumsi Ny. K sebagai anggota keluarga yang
sakit.
2. Personal Hygiene Keluarga Tn. M mandi 2x sehari dengan sabun
dan menggosok gigi 2x sehari, mencuci rambut 2x
dalam semiggu dengan shampoo, berganti pakaian
2x sehari. Anggota keluarga juga mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah makan. Begitupula
dengan Ny. K mandi 1x sehari pagi hari dan sibin
pada soe hari gosok gigi 1x sehari dan mencuci
rambut 2x dalam seminggu, berganti pakaian 2x
sehari dengan cara dibantu Tn. M dan Istrinya.
3. Pola Aktifitas dan latihan Aktivitas yang dilakukan Tn. M setiap hari
bertenak kambing dan bekerja di sawah.
Sedangkan Istrinya dirumah bekerja apabila ada
pengkilan masak ditempat hajatan, Keluarga Tn.
M selalu mengingatkan Ny. K untuk istirahat
yang cukup seperti latihan/mobililiasi mengangkat
tangan yang sakit tetapi jarang dilakukan.
4. Pola Istirahat dan Tidur Semua anggota keluarga tidur malam kurang lebih
pukul 21.00 dan terbangun jam 05.00 WIB.
Anggota keluarga Tn.M jarang tidur siang. Tetapi
Ny. K lebih banyak istiahat diatas tempat tidur.
5. Pola Rekreasi Keluarga menagatakan tidak pernah rekreasi
bersama-sama. Keluarga Tn. F mengatakan
menonton TV bersamadan berkunjung kerumah
tetangga merupakan rekreasi.

d). Memodifikasi lingkungan yang menunjang kesehatan : 86


Keluarga sudah mampu memodifikasi lingkungan
rumah yang menunjang kesehatan. Pencahayaan cukup,
rumah setiap hari dibersihkan, jendela setiap hari dibuka,
tidak lembab.Membersihkan kandang kambing setiap 3
hari.
e). Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan :
Tn. M mengatakan tidak pernah memeriksakan
kesehatan Ny K sejak 3 tahun yang lalu hanya saja ketika
76

Ny K mengeluh pusing Ny, R memintakan oabatnya


kepolindes atau memangil mantra terdekat rumah.
4). Fungsi reproduksi :
Fungsi reproduksi keluarga Tn. M baik, terbukti memiliki 1
orang anak dan sedah berkeluarga. Keluarga Tn. M Dulu
pernah mengikuti program keluarga berencana. Terbukti
bahwa Ny. R mengatakn dulu mengunakan alat kontrasespsi
suntikan.
5). Fungsi ekonomi :
Kebutuhan sandang, pangan, dan papan keluarga Tn. M
terpenuhi meskipun sederhana. Keluarga mempunyai askes
sepeda motor/mobil untuk berobat ke pelayanan kesehatan.
4.1.7 Stressor dan Koping Keluarga
a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang :
(1) Stressor jangka pendek :
Stressor jangka pendek yang dipikirkan keluarga
saat ini yaitu memikirkan kesehatan Ny. M agar selalu
rutin kontrol dengan kesediaan biaya yang ada.
(2) Stressor jangka panjang :
Keluarga Tn. M mengatakan khawatir jika penyakit
Ny. K tidak dapat disembuhkan dan menimbulkan
penyakit lain yang lebih parah (komplikasi), mereka

86
memikirkan upaya yang bisa mereka lakukan agar
penyakitNy. K tidak berulang lagi dan tidak terjadi pada
anggota keluarga lainnya.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Keluarga Tn. M melakukan musyawarah dengan
seluruh anggotakeluarganya untuk menyelesaikan masalah
Ny. K. Tn. M jarang memeriksakan kesehatan di layanan
kesehatan
c) Strategi koping yang digunakan :
77

Keluarga Tn. M bermusyawarah terlebih dahulu dengan


anggota keluarga yang lain kemudian memutuskan solusi
permasalahan bersama -sama.
d) Strategi adaptasi disfungsional :
Strategi Keluarga Tn. M menghadapi stressor dalam
keluarga dengan berkomunikasi, dan meyakinkan anggota
keluarga yang lain bahwa setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya.
4.1.8 Harapan Keluarga
Harapan keluarga terkait dengan kondisinya :
Keluarga Tn. M mengatakan berharap penyakit yang di deritanya
mertuanya segera sembuh dan tidak ada anggota keluarga lain yang
akan menderita penyakit yang sama.
Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik Seluruh Anggota Keluarga
Aspek yang dikaji Tn. M Ny. K Ny K
Keadaan umum K/u baik K/U baik K/U baik
Kesadaran Composmetis, E4V5M6 Composmetis, E4V5M6 Composmetis, E4V2M3
Tanda-tanda vital:
TD 140/80 mmHg 120/80 mmHg 130/80mmHg
Nadi 82x/menit 92x/menit 88x/menit
RR 18 x/menit 20 x/menit 16 x/menit
o o
Suhu 36,2 C 36,4 C 36o C
TB 161 cm 154 cm 158 cm
BB 65 kg 56 kg 55 kg
Kepala

86
- Rambut Inspeksi:penyebaran Inspeksi:penyebaran Inspeksi:penyebaran
rambut merata, warna rambut merata, warna rambut merata, warna
hitam, beruban, bersih. hitam, bersih. hitam, bersih
Palpasi:tidak ada lesi, Palpasi:tidak ada lesi, Palpasi: tidak ada lesi,
- Mata tidak ada benjolan. tidak ada benjolan. tidak ada benjolan.
Inspeksi:simetris antara Inspeksi: simetris antara Inspeksi: simetris antara
kanan dan kiri, sklera kanan dan kiri, sklera kanan dan kiri, sklera
unikterik. unikterik. unikterik
Palpasi:tidak ada nyeri Palpasi:tidak ada nyeri Palpasi:tidak ada nyeri
- Telinga tekan,tidak ada oedem tekan,tidak ada oedem tekan,tidak ada oedem
Inspeksi: letak simetris Inspeksi: letak simetris Inspeksi: letak simetris
antara kanan dan kiri, antara kanan dan kiri, antara kanan dan kiri, tidak
terdapat serumen, tidak bersih, tidak ada luka. terdapat serumen, tidak ada
ada luka. luka.
Palpasi:tidak ada Palpasi:tidak ada Palpasi:tidak ada
benjolan, tidakada nyeri benjolan, tidakada nyeri benjolan, tidakada nyeri
tekan tekan tekan
- Hidung Inspeksi:bersih, tidak ada Inspeksi:Bersih, tidak ada Inspeksi:Bersih, tidak ada
78

kelainan bentuk, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada
peradangan, posisi peradangan, posisi peradangan, posisi
septumnasi ditengah, tidak septumnasi ditengah, tidak septumnasi ditengah, tidak
ada perdarahan. ada perdarahan. ada perdarahan.
- Mulut Palpasi: tidak Palpasi: tidak
Palpasi: tidak adabenjolan,tidak ada adabenjolan,tidak ada
adabenjolan,tidak ada tulang yangpatah,tidak ada tulang yangpatah,tidak ada
tulang yangpatah,tidak ada nyeri tekan nyeri tekan
nyeri tekan Inspeksi:mulut bersih,
Inspeksi:mulut bersih, gigi gigi lengkap, mukosa bibir Inspeksi:mulut bersih,
ompong sebagian, terdapat lembab, tidak bau mulut, mukosa bibir kering, gigi
karies gigi, mukosa bibir tidak terdapat stomatitis, ompong tinggal gigi
lembab, bau mulut, tidak lidah normal berada di geraham , terdapat bau
terdapat stomatitis tengah mulut.
Palpasi: tidak ada nyeri Palpasi: tidak ada nyeri Palpasi: tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan tekan, tidak ada benjolan tekan, tidak ada benjolan
Leher Inspeksi: tidak ada Inspeksi:tidak ada Inspeksi:tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada tyroid, tidak ada tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis, pembesaran vena jugularis, pembesaran vena jugularis,
tidak ada lesi, trakhea tidak ada lesi, trakhea tidak ada lesi, trakhea
posisi ditengah. posisi ditengah. posisi ditengah.
Palpasi : nadi carotis Palpasi :nadi carotis Palpasi :nadi carotis
teraba 68x/menit teraba92x/menit teraba82x/menit
Thorax
- Paru-paru Inspeksi: bentuk dada Inspeksi: bentuk dada Inspeksi: bentuk dada
normal, pernafasan normal, pernafasan normal, pernafasan reguler,
reguler, tidak ada reguler, tidak ada tidak ada pernafasan
pernafasan cuping hidung, pernafasan cuping hidung, cuping hidung,
18x/menit, tidak ada lesi. 20x/menit, tidak ada lesi. 16x/menit,tidak ada lesi.
Palpasi: perabaan semua Palpasi: perabaan semua Palpasi: perabaan semua
lapang paru getaran lapang paru getaran lapang paru getaran
simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
benjolan. benjolan. benjolan.
Perkusi: suara lapang paru Perkusi: suara lapang paru Perkusi: suara lapang paru
sonor. sonor. sonor.
Auskultasi: tidak ada Auskultasi: tidak ada Auskultasi: tidak ada
suara nafas tambahan, suara nafas tambahan, suara nafas tambahan,
- Jantung regular. regular. regular.

86
Inspeksi: tidak terdapat Inspeksi: tidak terdapat Inspeksi: tidak terdapat
pulsasi. pulsasi. pulsasi.
Palpasi: Ictus Cordis Palpasi: Ictus Cordis Palpasi: Ictus Cordis
teraba di ICS 5 mid teraba di ICS 5 mid teraba di ICS 5 mid
clavicula kiri selebar ± 2 clavicula kiri selebar ± 2 clavicula kiri selebar ± 2
cm, tekanan kuat, regular. cm, tekanan kuat, regular. cm, tekanan kuat, regular.
Perkusi:Suara perkusi Perkusi:Suara perkusi Perkusi:Suara perkusi
pekak pada batas jantung. pekak pada batas jantung. pekak pada batas jantung.
Auskultasi:Bunyi jantung Auskultasi:Bunyi jantung Auskultasi:Bunyi jantung
1terdengar di ICS V mid 1terdengar di ICS V mid 1terdengar di ICS V mid
clavicular sinistra, bunyi clavicular sinistra, bunyi clavicular sinistra, bunyi
jantung 2 terdengar di ICS jantung 2 terdengar di ICS jantung 2 terdengar di ICS
II dekstra dan sinistra, II dekstra dan sinistra, II dekstra dan sinistra,
tidak terdapat bunyi tidak terdapat bunyi tidak terdapat bunyi
jantung tambahan. jantung tambahan. jantung tambahan.
Frekuensi denyut jantung Frekuensi denyut jantung Frekuensi denyut jantung
70x/menit, irama regular. 90x/menit, irama regular. 80x/menit, irama regular.
Abdomen Inspeksi:bentuk datar Inspeksi:bentuk datar Inspeksi:bentuk datar
79

Auskultasi: bising Auskultasi: bising Auskultasi: bising


usus15x/menit usus10x/menit usus11x/menit
Palpasi:tidak ada nyeri Palpasi:tidak ada nyeri Palpasi:tidak ada nyeri
tekan tekan tekan
Perkusi: perkusi timpani Perkusi: perkusi timpani Perkusi: perkusi timpani
Ekstremitas
- Atas Inspeksi: simetris kanan Inspeksi:tampak oedem Inspeksi: simetris kanan
dan kiri, tidak ada kelainan pada tangan kiri, kekuatan dan kiri, tidak ada kelainan
bentuk, kekuatan otot 5,5. otot 5,5. bentuk, kekuatan otot 5,5.
Palpasi:tidak ada Palpasi:Pitting oedema Palpasi:tidak ada oedema,
aoedema, tidak ada nyeri kembali dalam 3 detik, tidak ada nyeri tekan.
tekan. tidak ada nyeri tekan.
Tangan kiri tampak pucat.
- Bawah Inspeksi: simetris kanan Inspeksi: simetris kanan Inspeksi: simetris kanan
dan kiri, tidak ada kelainan dan kiri, tidak ada kelainan dan kiri, tidak ada kelainan
bentuk, kekuatan otot 5,5. bentuk, kekuatan otot 5,5. bentuk, kekuatan otot 5,5.
Palpasi:tidak ada Palpasi:tidak ada Palpasi:tidak ada
aoedema, tidak ada nyeri aoedema, tidak ada nyeri aoedema, tidak ada nyeri
tekan. tekan. tekan.
5 5 5 2 5 5
5 5 5 5 5 5

Sistem persarafan 12 nervus saraf kranial 12 nervus saraf kranial 12 nervus saraf kranial
berfungsi dengan normal. berfungsi dengan normal. tidak berfungsi dengan
Tidak ada kelumpuhan, Terdapat kelumpuhan normal. Terdapat
tidak ada gangguan motorik pada syaraf tangan kelumpuhan pada kaki
sensorik maupun motorik kirinya. kanandan tangan kanan,
pada syaraf tangan terdapat gangguan sensorik
dankakinya. maupun motorik pada
syaraf tangan dan kakinya.
Integumen Inspeksi:warna kulit sawo Inspeksi:warna kulit Inspeksi:warna kulit sawo
matang, tidak sianosis, kuning langsat, tidak matang, tidak sianosis,
tidak terlihat adanya ruam sianosis, tidak terlihat tidak terlihat adanya ruam
maupun lesi di seluruh adanya ruam maupun lesi maupun lesi di seluruh
permukaan kulit. di seluruh permukaan permukaan kulit.
Palpasi:tidak ada nyeri kulit. Palpasi:tidak ada nyeri
tekan, turgor kembali <2 Palpasi:tidak ada nyeri tekan, turgor kembali <2
detik, CRT <2 detik. tekan, turgor kembali <2 detik, CRT <2 detik.
detik, CRT kembali dalam 2 detik

86
2 detik.
Eliminasi BAK 4-5 x/hari BAK 5-6 x/hari BAK 2-4 x/hari
BAB 1-2x/hari BAB 1-2x/hari BAB 1x/hari

4.1.9 Analisa Data


Tabel 4.6 Analisa Data
Analisa data Masalah Etiologi
DS: Penurunan mobilitas fisik Ketidakmampuan
- Ny. K mengatakan tangan kanan keluarga merawat
dan kaki kanan berat untuk anggota keluarga
digerakkan. dengan keterbatasan
- Ny. K mengatakan bahu dan siku gerak pasca serangan
hanya bisa diangkat dengan sudut stroke
kurang lebih 15o .
80

- Pada saat pengkajian pasien


mengatakan sering sakit kepala,
dan tangan kanan dan kaki kanan
sulit digunakan untuk digerakkan
- Ny. K mengatakan jarang
melakukan latihan fisik. .
DO :
- Keluarga Tn. M selalu
mengingatkan Ny. K untuk
berolahraga seperti
latihan/mobililiasi mengangkat
tangan yang sakit tetapi jarang
dilakukan.
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 88x/menit
RR : 16 x/menit
S : 36o C
- Inspeksi: tampak oedem pada
tangan kanan dan kaki kanan
- Palpasi: Pitting oedema
kembali dalam 3 detik, tidak
ada nyeri tekan. Tangan kiri
tampak pucat.
- Kekuatan otot
2 4
2 4

DS : 86
- Keluarga Tn. M mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit Stroke, Kurang pengetahuan Ketidakmampuan
penyebab, tanda gejala, dampak serta keluarga Tn. M tentang keluarga mengenal
cara mencegahnya. penyakit Stroke masalah kesehatan yang
- Keluarga Tn. M tidak pernah diderita.
mengontrolkan kesehatan serta pola
makan Ny. K selama lebih dari 3
tahun.
DO :
Keluarga Tn. M tidak mengetahui tentang
81

penyakit Stroke dan tidak mengetahui


penyebab, tanda gejala, dampak serta
cara mencegahnya. Terbukti saat ditanya
tentang penyakit Stroke, penyebab, tanda
gejala, cara pencegahan dan dampak
penyakit Stroke, keluarga tidak mampu
menjawab.

DS :
- Tn. M mengatakan tidak pernah Resiko penurunan kualitas Ketidak mampuan
memeriksakan kesehatan kesehatan keluarga keluarga dalam
keluarga sejak 3 tahun terakhir,. memanfaatkan fasilitas
DO : layanan kesehatan
- Pasien mengatakan terakhir
memeriksakan kesehatannya
yaitu 3 tahun yang lalui.
- Setelah terjadi serangan Stroke,
keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan dengan
tepat, terbukti pada saat pertama
sakit Ny. K dibawa untuk
berobat ke Klinik dan berobat di
mantri terdekat dan Puskemas.

86
4.1.10 Penilaian Prioritas Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.7 Penilaian Prioritas Diagnosa Keperawatan
1) Diagnosa :Penurunan mobilitas fisik berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
keterbatasan gerak pasca serangan stroke.
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

Sifat Masalah : Penyakit stroke yang diderita Ny.


K
- Aktual (3)
- Resiko (2) menyebabkan kelemahan pada
- Keadaan Sejahtera ekstremitas atas kanan dan bawah
82

(1) 3 1 kanan sehingga menyebabkan


mobilisasinya terganggu

Kemungkinan masalah Masalah mungkin bisa dirubah


dapat diubah: dengan mudah jika kesadaran
anggota keluarga mulai muncul
- Dengan mudah (2)
1 1 untuk memberikan terapi Ny. K.
- Sedang (1)
- Sulit (0)

Potensial masalah agar Kemungkinan masalah dapat


dapat dicegah : diubah rendah karena
kemampuan keluarga dalam
- Tinggi (3)
2 0,6 merawat anggota keluarga yang
- Cukup (2) sakit.
- Rendah (1)
Menonjolnya masalah : Keluarga tidak mengerti jika tidak
dilakukan perawatan yang tepat
- Masalah berat harus maka kondisi Ny. K tidak kunjung
ditangani (2)
- Masalah yang tidak 2 Membaik
perlu segera
ditangani (1)
- Masalah tidak
dirasakan (0)

Nilai total

86
2) Diagnosa :Kurang pengetahuan keluarga Tn. M tentang penyakit Stroke
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan yang diderita.
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

Sifat Masalah : Ny. K dan keluarga menanyakan


tentang penyakit Stroke setelah
- Aktual (3) terjadi masalah.
- Resiko (2)
- Keadaan sejahtera 3 1
((1)

Kemungkinan masalah Masalah dapat diubah dengan


dapat diubah: mudah, karena pola hidup yang
83

- Dengan mudah (2) sehat dan fasilitas pelayanan


- Sedang (1) kesehatan terjangkau.
- Sulit (0)
1 1

Potensial masalah agar Potensial dapat dicegah dengan


dapat dicegah : cara memberikan penjelasan
tentang penyakit Stroke meliputi :
- Tinggi (3) pengertian, penyebab, tanda
- Cukup (2) gejala, dampak dan terapinya.
- Rendah (1) 2 0,6

Menonjolnya masalah : Menurut keluarga Ny. M masalah


kurang pengetahuan harus segera
- Masalah berat harus ditangani. Karena ketidaktahuan
ditangani (2) tentang Stroke akan menimbulkan
- Masalah yang tidak masalah lebih lanjut/komplikasi
perlu segera dan akan membahayakan
ditangani (1) kesehatan Ny. K.
- Masalah tidak 1 0,5
dirasakan (0)

Nilai total

3) Diagnosa :Resiko penurunan kualitas kesehatan keluarga berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas layanan

86
kesehatan.
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

Sifat Masalah : Keluarga Tn. M belum

- Aktual (3) memahami resiko yang akan terjadi


- Resiko (2) jika keluarga tidak mampu
- Keadaan sejahtera 2 0,6 memanfaatkan pelayanan kesehatan
((1) untuk memeriksakan kesehatan Ny K

Kemungkinan masalah Kemungkinan masalah dapat


dapat diubah:
diubah Kecil, karena kekhawatiran
- Dengan mudah (2) keluarga berlebih terhadap
- Sedang (1) kesembuhan Ny. K T n d a n
- Sulit (0) keluarga berangapan
84

0 0 bawasanya kesulitan dalam


hal pembiayaan dan keluarga
Tn M tidak mempunyai kartu
Askes

Potensial masalah agar Potensial dapat dicegah dengan


dapat dicegah :
cara memberikan penjelasan tentang
- Tinggi (3) pentingnya memeriksakan kesehatan
- Cukup (2) di fasilitas pelayanan kesehatan.
- Rendah (1)
2 0,6

Menonjolnya masalah : Masalah perlu segera ditangani

- Masalah berat harus untuk menghindari penurunan


ditangani (2) kualitas kesehatan keluarga akibat
- Masalah yang tidak 2 1 jarangnya memeriksakan kesehatan
perlu segera ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan.
(1)
- Masalah tidak dirasakan (0)
Total 2,2

Daftar Diagnosa Keperawatan Sesuai Dengan Skala Prioritas Masalah


Tabel 4.8 Daftar Diagnosa Keperawatan Sesuai Dengan Skala Prioritas Masalah

86
No Diagnosa Nilai Prioritas

1 Penurunan mobilitas fisik berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang
sakit dengan keterbatasan gerak pasca serangan stroke 3,6 1

2 Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit Stroke


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan yang diderita 3,2 2

3 Resiko penurunan kualitas kesehatan keluarga


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan. 3
2,2
85

86
86

4.1.11 Diagnosa Keperawatan


Tabel 4.9 Diagnosa Keperawatan

No. Tanggal Diagnosa TTD

1. 07 Juni Penurunan mobilitas fisik berhubungan dengan


2021 ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan keterbatasan gerak pasca serangan
stroke.

DS:

- Ny. K mengatakan tangan kanan dan kaki


kanan sulit untuk digerakkan

- Ny. K mengatakan bahu dan siku hanya bisa


o
diangkat dengan sudut kurang lebih 15 .

- Pada saat pengkajian pasien mengatakan


sering sakit kepala, dan tangan kanan dan
kaki kanan sulit digerakkan

- Ny. K mengatakan jarang melakukan latihan


fisik. .

DO :

- Keluarga Tn. M selalu mengingatkan Ny.

86
K untuk berolahraga seperti
latihan/mobililiasi mengangkat tangan
yang sakit tetapi jarang dilakukan.

- TTV :

TD : 130/80 mmHg

N : 88x/menit
RR : 16 x/menit
o
S : 36 C

- Inspeksi: tampak oedem pada tangan


87

kanan dan kaki kanan

- Palpasi: Pitting oedema kembali dalam 3


detik, tidak ada nyeri tekan. Tangan
kanan tampak pucat.

Kurang pengetahuan keluarga Tn M tentang penyakit


stroke berhubungan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan yang diderita

Ds :

- Keluarga Tn.M mengatakan tidak


mengetahui tentang penyakit stroke,
penyebab, tanda gejala, dampak serta cara
pencegahanya.
- Keluarga Tn M tidak pernah mengontrolkan
kesehatan Ny K selama lebih dari 3 tahun
Do :

Keluarga Tn M tidak mengetahui tentang penyakit


Stroke dan tidak mengetahui penyebab, tanda, gejala,
dampak serta cara mencegahnya, terbukti saat ditanya
tentang penyakit stroke. Penyebab tanda gejala. Cara
pencegahan dan dampak penyakit stroke, keluarga
tidak mampu menjawab.

3 7 Juni 2021 Resiko penurunan kualitas kesehatan keluarga


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

86
Ds :

- Tn m mengatakan tidak pernah


memeriksakan kesehatan sejak tahun ke-2
- Pasien mengatakan terakhir memeriksakan
kesehatanya yaitu pada saat mantri
memeriksakan kesehatanya karena sakit
kepala
- Tn M mengatakan Ny K satu taun serangan
awal rutin memriksakan kesehatanya.
4.1.12 Intervensi
Tabel 4.10 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kep. Tujuan Kriteria Standar Intervensi

Penurunan mobilitas TUM : Keluarga mampu menjelaskan tentang definisi, 1. Bina hubungan saling percaya
fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan penyebab, dampak, pencegahan dan cara 2. Observasi tanda-tanda vital
dengan asuhan keperawatan selama penanganan serta mengerti tujuan dari proses keluarga.
ketidakmampuan 3x kunjungan diharapkan mobilisasi yang tepat pada stroke. 3. Kaji pengetauhan keluarga
keluarga merawat keluarga mendapatkan 1). Dampak dari gangguan mobilitas fisik tentang cara merawat pasien
anggota keluarga pengetahuan serta mampu yaitu :osteoporosis, astrofi otot, stroke dengan benar
dengan keterbatasan merawat anggota keluarga kontraktur otot, kekuatan, nyeri sendi 4. Diskusikan bersama keluarga
Respon
gerak pasca serangan yang menderita stroke bahkan kelumpuhan total. cara perawatan yang benar
verbal
stroke. terutama dalam hal 2). Tujuan melatih mobilisasi yaitu : sesuai standar utamanya dalam
keluarga
penurunan mobilitas fisik a. mengembalikan kemampuan atau pemberian aktivitas fisik,
TUK : fungsi erak tubuh yang peningkatkan mobilitas,
1. Keluarga mampu menyebabkan ketergantungan peningkatan kekuatan dan
memahami dan mengenal b. mobilisasi diperlukan untuk kemampuan memperagakan
tentang penyakit stroke meningkatkan kesehatan, gerakan untuk mobilisasi yang
memperlambat proses penyakit sesuai dengan kemampuan
2. Keluarga mampu
degenerative dan untuk aktualisasi keluarga yang menderita stroke,
mengenal
diri (harga diri dan citra tubuh). mengajarkan kliendan keluarga

bagaimana cara perawatan 3). Keluarga mengetauhi tindakan-tindakan untuk melakukan latihan gerak

86
bagi anggota keluarga yang yang diajarkan untukmencegah aktif (seperti membawa barang-
menderita stroke penurunan mobilisasipada penderita barang, memegang sapu,
stroke seperti : memegang.pada ekstremitas
a). Klien memperagakan cara yang tidak sakit dan melakukan
penggunaan alat bantu mobilisasi gerak pasif (seperti belajar
yang benar, mengepalkan tangan,menekuk
b). Melatih latihan fisikdan siku, mengangkat bahu) pada
pemenuhan ADL ekstremitas yang sakiit.
5. Motivasi keluarga untuk
melakukan perawatan secara
mandiri
6. Mempraktekkan cara perawatan
yang tepat sesuai dengan yang
diajarkan
7. Demonstrasikan cara perawatan
pada pasien stroke yang meliputi
pemenuhan kebutuhan ADL,
memodifikasi alat bantu klien
untuk menggunakan tongkat saat
berjalan.
8. Mengkaji kembali kemampuan
kliendalam mobilisasi
9. Observasi tindakan keluarga

86
dalam upaya perawatan dan
pemberian peningkatan
mobilisasi pada anggotakeluarga
dengan stroke.
10. Berikan pujian atas
kemampuannya dan melakukan
perawatan padaanggota keluarga
dengan stroke.

Kurang pengetahuan 1. Kaji pengetahuan keluarga


TUM : Respon
keluarga Tn. M tentang penyakit Stroke meliputi
Setelah dilakukan tindakan verbal
tentang penyakit Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab, tanda
kepperawatan selama 3x keluarga
Stroke berhubungan penyakit Stroke. Stroke merupakan suatu gejala, dampak dan cara
kunjungan keluarga mampu
dengan gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi penanganannya
mengenal masalah kesehatan
ketidakmampuan suatu perdarahan yang ditandai dengan 2. Berikan berikan leaflet tentang
dalam keluarga.
keluarga mengenal kelemahan pada satu atau keempat anggota Stroke
TUK :
masalah kesehatan gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual, 3. Diskusikan dengan keluarga
1) Keluarga mampu
yang diderita. muntah, pandangan kabur dan dysfhagia menggunakan leaflet mengenai
mengenal tentang
(kesulitan menelan). Stroke
penyakit Stroke
4. Berikan pujian kepada keluarga
2) Keluarga mampu
atas kemampuannya
menjelaskan kembali
menjelaskan kembali
pengertian Stroke,

86
penyebab, tanda gejala,
dampak dan cara
penanganannya.

TUM :
Resiko penurunan Setelah dilakukan tindakan 1. kaji tingkat kekhawatiran keluarga
kualitas kesehatan kepperawatan selama 3x Keluarga mampu menjelaskan manfaat – terhadap situasi pandemic di fasilitas
keluarga berhubungan kunjungan keluarga mampu manfaat fasilitas pelayanan kesehatan sebagai pelayanan kesehatan
dengan menjaga kesehatannya Respon salah satu tempat untuk memeriksakan 2.beri motivasi untuk segera periksa ke
ketidakmampuan dengan memanfaatkan verbal kesehatan keluarganya fasilitas kesehatan jika terjadi keluhan
keluarga fasilitas pelayanan kesehatan keluarga
memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan

86
4.1.13 Implementasi
Tabel 4.11 Implementasi
No Diagnosa Senin 7 Juni 2021 Senin 14 Juni 2021 Kamis 17 Juni 2021

1. Penurunan mobilitas fisik - Melakukan kunjungan ke rumah Tn M - Mengkaji pengetahuan keluarga tentang - Mengajarkan teknik
dengan memperkenalkan diri kemampuan keluarga dalam merawat melakukan mobiitas
berhubungan dengan ketidak
menjelaskan maksud dan tujuan anggota keluarga terutama dalam latihan
fisik ROM aktif dan
mampuan keluarga merawat anggota kedatangan. mobolitas fisik.
- Kontrak waktu dengan keluarga Tn M - Ngobservasi kemampuan mobilitas fisik Ny. ROM pasif
yang sakit dengan keterbatasan gerak
untuk kunjungan selanjutnya. K
pasca serangan stroke - Melakukan pengkajian dan pemeriksaan - Mengajarkan teknik melakukan mobiitas
fisik seluruh anggota keluarga. fisik ROM aktif dan ROM pasif
- Melakukan Kontrak waktu selanjunya.
2. Kurang pengetahuan keluarga - Melakukan kunjungan ke rumah Tn M - Mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara -
dengan memperkenalkan diri penanganan yang tepat pada klien dengan
tentang penyakit Stroke berhubungan
menjelaskan maksud dan tujuan Stroke.
dengan ketidakmampuan keluarga kedatangan. - Memberikan penyuluhan mengenai makanan
- Kontrak waktu dengan keluarga Tn M yang dianjurkan dikonsumsi penderita stroke.
mengenal masalah kesehatan yang
untuk kunjungan selanjutnya. - Mengobservasi tanda tanda vital.
diderita - Melakukan pengkajian dan pemeriksaan - Mengajarkan teknik personal hygine
fisik seluruh anggota keluarga.
3. Resiko penurunan kualitas kesehatan - Melakukan kunjungan ke rumah Tn M - Mengkaji pengetahuan keluarga tentang -
dengan memperkenalkan diri pemahaman pemanfaatan pelayanan fasilitas
keluarga berhubungan dengan menjelaskan maksud dan tujuan kesehatan.
ketidakmampuan keluarga kedatangan. - Memberikan penyuluhan tentang pentingnya
- Kontrak waktu dengan keluarga Tn M pemanfaatan fasilitas kesehatan.
memanfaatkan fasilitas layanan untuk kunjungan selanjutnya. - Melakukan kontrak selanjutnya
kesehatan. - Melakukan pengkajian dan pemeriksaan
fisik seluruh anggota keluarga.

86
4.1.14 Evaluasi
Tabel 4.12 Evaluasi
No Diagnosa Senin 7 Juni 2021 Senin 14 Juni 2021 Kamis 17 Juni 2021

1. Penurunan mobilitas fisik S : S : Keluarga Tn M mengatakan belum begitu S : Keluarga Tn M mengatakan paham
berhubungan dengan ketidak mengerti tentang penyakit cara melatih dan mengerti tentang penyakit cara
O : Keluarga Tn M Kooperaktif ketika kemampuan gerak pada orang menderita Stroke melatih kemampuan gerak pada orang
mampuan keluarga merawat dilakan Pengkajian menderita Stroke
anggota yang sakit dengan O : Keluarga Tn M bersedia melakukan gerakan
Keluarga Mampu memahami maksud cara melatih gerak pada Ny K O : Keluarga Tn M bersedia Rutin
keterbatasan gerak pasca serangan dan tujuan penelitian melakukan melakukan gerakan cara melatih gerak
stroke Pengkajiann pada Ny K

A : Merencanakan tindakan A : Masalah belum teratasi


Keperawatan sesuai hasil pengkajian
yang sudah di peroleh P : Intervensi dilanjutkan A : Masalah teratasi

P : Kontrak Waktu Pertemuan yang P : Intervensi dihentikan


akan datang

2. Kurang pengetahuan keluarga S : S : Keluarga Tn M mengatakan sudah mengetahui -


tentang penyakit Stroke tentang penyakit stroke, penyebab, tanda gejala,
O : Keluarga Tn M Kooperaktif ketika dan perawatanya saat di tanya :
berhubungan dengan dilakan Pengkajian
ketidakmampuan keluarga mengenal O : Keluarga Tn Tampak mengerti penjelasan
Keluarga Mampu memahami maksud yang sudah disampaiakan mengenai penyakit
masalah kesehatan yang diderita dan tujuan penelitian melakukan stroke
Pengkajiann
A : Masalah teratasi
A : Merencanakan tindakan
Keperawatan sesuai hasil pengkajian P : Intervensi dihentikan
yang sudah di peroleh

86
P : Kontrak Waktu Pertemuan yang
akan datang.

3. Resiko penurunan kualitas kesehatan S : S : Keluarga Tn M mengatakan sekarang sudah -


mengetahui tentang pentingnya memeriksakan
keluarga berhubungan dengan O : Keluarga Tn M Kooperaktif ketika
kesehatan ketempat pelayanan kesehatan.
ketidakmampuan keluarga dilakan Pengkajian
memanfaatkan fasilitas layanan O : Keluarga Tn M mengerti penjelasan yang
Keluarga Mampu memahami maksud sudah disampaiakan mengenai pentingnya
kesehatan. dan tujuan penelitian melakukan memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan.
Pengkajiann
A : Masalah teratasi .
A : Merencanakan tindakan
Keperawatan sesuai hasil pengkajian P : Intervensi dihentikan.
yang sudah di peroleh

P : Kontrak Waktu Pertemuan yang


akan datang

86
4.1.15 Hasil Analisis

Tabel 4.13 Hasil Analisis


No Teori Fakta Kesenjangan
1. Identitas keluarga
Identitas keluarga membantu mengidentifikasi faktor Keluarga Tn. M merupakan keluarga dengan status social menengah kebawah. Tn. Tidak ada kesenjangan
keturunan terhadap penyakit tertentu. Price (1995), M bekerja sebagai petani, sedangkan Ny.M sebagai ibu rumah tangga. Rata-rata
menyatakan bahwa determinan genetic biasanya penghasilan keluarga Tn. M setiap bulannya ± 500.000,00. Tn. M membelikan
memegang peranan penting pada mayoritas penderita obat Ny K ketika mengeluh sakit.
Stroke. Pengaruh ekonomi pada stroke jelas terlihat akibat
biaya pengobatan dan hilangnya pendapatan disamping
komplikasi. Jenis pekerjaan penderita stroke sewaktu dulu
sangat mempengaruhi gaya hidup yang dapat
menimbulkan Stroke (Noer, 1996).
2 Riwayat Kesehatan dan Tahap Perkembangan 1) Tahap perkembangan keluarga saatini Tidak ada kesenjangan
Keluarga KeluargaTn.m memasuki tahap perkembangan keluargayaitu keluarga dengan
Riwayat keluarga dimulai dari konsepsi, kehamilan, anak dewasa atau pelepasan, dimana anak pertama meninggalkan rumah
kelahiran, sampai saat ini termasuk dalam riwayat bersama suaminya.
perkembangan dan kejadian-kejadian dan pengalaman- 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
pengalaman kesehatan yang unik yang berkaitandengan Keluarga Tn. M sudah dapat memenuhi tahap perkembangan keluarga sesuai
kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga dapat dengan tahap perkembangan.
memicu tingkat perkembangan seseorang (Friedman, a). Riwayat keluarga inti:
1998). Kondisi ini dapat mempengaruhi penyakit yang Tn. M mengatakan jarang sakit apabila sakit biasnaya berupa flu dan
sedang diderita oleh salah satu anggota keluarga. batuk dan linu linu biasa yang membeli obat-obatan ditoko. Tn. M
mengatakan jarang memeriksakan tensinya hanya saja saat sakit pernah
diperiksa dan hasilnya normal.
b). Ny. R mengatakan mempunyai riwayat Hipotensi dan Gula tinggi kurang
lebih 2-3 bulan setelah puasa Ramadhon kemudian dibawa berobat ke
polindes. Saat ini pasien tidak mengelukan sakit.
c). Tn M Mengatakan Ny K mempunyai riwayat Hipertensi. Sampai saat ini
kondisi kesehatan Ny K mengeluh kaki kanan dan tangan kanan tidak bias
digerakkan dan terkadang mengeluh kepalanya pusing.

3) Riwayat keluarga sebelumnya


Tn. F mengatakan bahwa Ny. K memiliki riwayat Hipertensi, Namun,
dalam keluarganya tidak ada yang pernah menderita penyakit, hipertensi,
kolesterol tinggi maupun stroke seperti yang dialami pasien saat ini..

96
3 Karakteristik Rumah dan Lingkungan Karakteristik Rumah dan Lingkungan Tidak ada kesenjangan
Lingkungan rumah yang lembab, sinar matahari yang Rumah yang ditempati keluarga Tn. M berlantai Mester, dengan ukuran ± 50 m2
kurang dapat menyebabkan keadaan kurangsehat x 14 m2dibangun diatas tanah 700 m² dengan tipe bangunan permanen. Dinding
Keadaaan rumah meliputi ventilasi, penerangan, rumah terbuat dari tembok semen. Bagian – bagian rumah terdiri dari halaman,
kebersihan,luas rumah dibandingkan jumlah anggota teras, 2 kandang ayam di samping rumah dan belakang rumah, 8 ruangan yaitu 3
keluarga akan mempengaruhi terjadinya penyebaran kamar tidur, 2 dapur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu dan 1 kamar mandi.
penyakit. Adanya sanitasi lingkungan yang baik Jendela terdapat diseluruh ruangan, sirkulasi udara dapat berganti, cahaya dapat
meminimalkan terjadinya penyebaran penyakit terhadap masuk ke dalam rumah. Terdapat perokok aktif dalam rumah yaitu Tn M dan Tn.
anggota keluarga yang lain Keluarga Tn. M memasak menggunakan kompor gas dan kayu bakar. Seluruh
perabotan rumah tertata rapi. Pembuangan limbah cair dialirkan ke lubang di
tanah terbuka sedangkan pembuangan limbah padat di buang di tempat sampah
atau dibakar di depan halaman. Sumber air yang digunakan adalah sumur galian,
dengan kualitas jernih tidak berbau. WC memakai leher angsa dan saptictank
berjarak 6 m dari tempat sumber air.

96
g) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan g) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
masyarakat Tn. M mengatakan setelah Ny K mengalami penyakit stroke tidak bisa keman- Data menunjukkan
Hubungan baik, hubunggan timbal balik mana hanya dirumah saja, interaksi keluarga Tn. M dengan tetangga terjalin baik, kesenjangan antara
yang saling menguntungkan antar warga Ny. M sering dikunjungi tetangganya. teori dan fakta yaitu
sekitar dapat mempengaruhi kehidupan h) Karakteristik Tatangga dan Komunitas RW perkumpulan keluarga
keluarga dan peran anggota keluarga dalam Tetangga sekitar rumah merupakan penduduk asli desa Krandekan. Hubungan dan interaksi dengan
persepsi kesehatan anggota keluarga keluarga Tn. M dengan tetangga dan anggota masyarakat baik, saling masyarakat
(Effendy,1998). menghormati dan menghargai, menjaga kerukunan antar tetangga, tidak ada
h) Polakomunikasi tetangga atau anggota keluarga yang menganggap penyakit Ny. K adalah penyakit
Interaksi antar anggota keluarga yang yang tidak wajar. Tn. M dan istrinya mengikuti kegiatan sosial komunitas di
positif akan menimbulkan saling pengertian lingkungannya seperti yasinan dan jama,ah setiap hari kamis. Tidak ada
satu sama lain dalam menumbuhkan pandangan budaya yang mempengaruhi kesehatan di lingkungan setempat.
keharmonisan dalam keluarga (Effendy, i) Sistem pendukung keluarga
1998). Ny. K memriksakan ke Mantri setempat ketika Ny K mengeluh sakit kepala.
i) Strukturkekuasaan j) Mobilitas geografis keluarga
Pada masyarakat Indonesia kebanyakan Keluarga Tn. M tidak pernah pindah tempat tinggal. Tn. M adalah penduduk asli
pemegang kekuasaan yang lebih dominan Desa Karendekan menikah dengan Ny. R yang berasal dari Gandusari. Namun
adalah partial yaitu pemegang kekuasaan setelah menikah, keluarga Tn. M menetap di RT. 18 Desa Karendekan sampai saat
yang tertinggi di pihak ayah. ini.
j) Strukturperan k) Struktur peran
Friedman(1998),menyatakanbahwaperanata Tn. M adalah kepala keluarga sekaligus suami dari Ny. R. Tn M anak dari Ny K
ustatus seseorang dalam keluarga dan berperan sebagai kepala keluarga dan tulang punggug bagi keluarga yang mencari
masyarakat mempengaruhi gaya hidupnya. nafkah bagi seluruh anggota keluarga serta bertanggung jawab terhadap masalah
Peran dalam keluarga terbagi dalam peran
sebagai suami, ayah, ibu, aanak, kaka, adik, yang dialami keluarga. Ny. K adalah ibu dari Tn M. Ny R berperan sebagai ibu
cucu danlain-lain. rumah tangga dan yang mengasuh Ny K.
k) Nilai-nilai DalamKeluarga l) Struktur kekuatan keluarga
Kebiasaandannilai- Jika ada masalah dalam keluarga, selalu menyelesaikan masalah dengan
nilaiyangberlakudalamkeluarga adalah yang musyawarah terlebih dahulu dan memutuskan mana yang terbak untuk
bertentangan dengan masalahStroke seperti keluarganya. Misal menentukantempat untuk berobat dimusyawarahkan dengan
halnya pergi ke dukun dan bukan pada
anggota keluarga yang lain, seperti pengobatan Ny. K ke Klinik. Keluarga
petugas kesehatan (Effendy, 1998).
mendukung jika ada anggota keluarga yang sakit misalnya mengantarkan berobat.
m) Struktur peran keluarga
a). Tn. M adalah kepala keluarga sekaligus suami dari Ny. R berperan sebagai
kepala keluarga dan tulang punggug bagi keluarga yang mencari nafkah bagi
seluruh anggota keluarga serta bertanggungjawab terhadap masalah yang

104
dialami keluarga.
b). Ny. R adalah ibu rumah tangga dan istri dari Tn. M berperan sebagai ibu
yang mengasuh Ny K.
c). Ny k adalah ibu kandung dari Tn. M dan sebagai salah satu angota keluarga
yang saki Stroke.
n) Nilai dan norma dalam keluarga
Dalam budaya jawa seseorang suami harus mempunyai tanggung jawab untuk
mencari nafkah keluarganya serta merawat anggota keluarganya yang sakit dan
istri bertugasuntuk melayani keluarga dan merawat anak dirumah. Keluarga Tn.M
selalu mentaati aturan dan norma yang berlaku dalam agamadan masyarakat.
4 Fungsi Keluarga 1) Fungsiafektif Tidak ada kesenjangan
d) Fungsiafektif Keluarga Tn. M merupakan keluarga yang hidup dalam kesederhanaan, merasa
Bagaimana keluarga merasakan hal-hal yang saling memiliki satu dengan yang lain, saling membuthkan dan saling menghargai
dibutuhkanolehindividulaindalamkeluargatersebut apabila ada permasalahan segera diselesaikan bersama-sama.
. Keluarga yang kurang memperhatikan keluarga 2) Fungsisosial
yang menderita Stroke akan menimbulkan Tn. M dan Ny. R merawat Ny K. Keluarga Tn. M beserta Ny K anaknya juga
komplikasi leih lanjut (Noer,1996) bersama-sama merawat Ny. K yang sedang sakit dengan cukup baik. Mereka
e) FungsiSosialisasi menerapkan aturan-aturan sesuai dengan aturan agama islam yang mereka anut dan
Keluargayangmemberikankebebasankepadaanggo aturan serta norma yang berkembang dimasyarakat.Fungsi perawatan
ta keluarga yang menderita Stroke untuk kesehatankeluarga
berinteraksi dengan lingkungan akan mengurangi 3) Kemampuan keluarga mengenal masalah
stress keluarga. Biasanya penderita Stroke akan Tn. M mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit stroke, penyebab, tanda
kehilangan semangat oleh karena merasa jenuh gejala, cara pencegahan dan dampak Stroke sebelum dibawa ke dokter dan di
dengan pengobatan yang berlaku seumurhidup. diagnosa Stroke oleh dokter. Keluarga Tn. M tidak pernah mengontrolkan
f) Fungsi PerawatanKesehatan kesehatan serta pola makan Ny. K sampai terjadi serangan Stroke. Terbukti saat
Pengetahuan keluarga tentang penyakit ditanya tentang penyakit Stroke, penyebab, tanda gejala, cara pencegahan dan
danpenanganan masalahStroke: dampak penyakit Stroke, keluarga tidak mampu menjawab.
8) Mengenal Masalah Kesehatan keluarga 4) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Ketidaksanggupankeluargadalammengen Keluarga Tn. M dapat mengambil keputusan yang tepat untuk merawat Ny.K
almasalah paada Strokes ialah satu faktor dengan membawa Ny. M ke Klinik dan rutin mengantarkan kontrol
penyebabnya adalah karena kurang Puskesmas/Mantri untuk mengobati penyakitnya dan saling membantu untuk
pengetahuan tentang stroke (Effendy, mengambil obat jika obetnya habis. Setelah mengetahui bahwa Ny. M menderita
1998). Apabila keluarga tidak mampu penyakit Stroke keluarga Tn. F mempercayai bahwa setiap penyakit bisa datang
meengenal masalah stroke, penyebab kapan saja dari Tuhan.
penyakit tersebut akan mengakibatkan 5) Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit
komplikasi. a.Pola makan
9) Mengambil keputusan bagi anggota Keluarga menyediakan makanan sesuai dengan penghasilan keluarga. Pola

104
keluarga yang sakit makan keluarga Tn. M baik 3x/hari dengan menu seadanya yakni nasi, sayur
Ketidaksanggupan keluarga dalam dan lauk pauk, minum sekitar 6 gelas perhari.Keluarga Tn. F mengatakan
mengambil keputusan yang tepat dalam saat sebelum sakit seluruh anggota keluarga mengkonsumsi makananyan g
melakukan .tindakan disebabkan karena mengandung banyak garam dan lemak sehingga memicu terjadinya
tidak memahami tentang sifat, berat, dan hipertensi, kenaikan kolesterol dan gula darah Tn M. Menu makanan antar
luasnya masalah yang dihadapi dan Tn M dan seluruh anggota keluarga tidak ada bedanya, mereka semua
masalah tidak begitu menonjol. Penyakit memakan makananyang sama sesuai menu yang diperbolehkan untuk di
stroke yang tanpa penanganan akan konsumsi Ny. K sebagai anggota keluarga yang sakit.
mengakibatkan komplikasi. b. Personal hygiene
10) Merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga Tn. M mandi 2x sehari dengan sabundan menggosok gigi 2x sehari,
Ketidakmampuan ini disebabkan karena mencuci rambut 2x dalamsemiggu dengan shampoo, berganti pakaian 2x
tidak mengetahui keadaan penyakit, sehari. Anggota keluarga juga mencucitangan sebelum makan dan sesudah
misalnya keluarga tidak dapat makan. Begitupula dengan Ny. M mandi 2x sehari gosok gigi 2x sehari dan
mengetahui tentang pengertian, tandadan mencuci rambut2x dalam seminggu, berganti pakaian 2x sehari dengan cara
gejala, penyebab dan pengelolaan pada dibantuTn. M dan anaknya.
stroke (Effendy,1998). c.Pola aktivitas dan latihan
11) Ketidaksanggupan keluarga dalam Aktivitas yang dilakukan Tn. M setiaphari membersihkan kandang kambing
memelihara lingkungan yang dapat dan bekerja di sawah. Sedangkan anaknya kandung yang rumahnya dekatnya
berpengaruh terhadap kesehatan. Tn M membantu merawat Ny K, tetapi sering membantu Ny. R
Ketidakmampuan ini disebabkan karena menyelesaikan pekerjaan rumah. Ny. K jarang melakukan latihan fisik.
sumber- Keluarga Tn. M selalu mengingatkan Ny. K untuk berolahraga seperti
sumberdalamkeluargatidakmencukupi,di mobililiasi mengangkat tangan yang sakit tetapi jarang dilakukan.
antaranya adalah biaya (Effendy,1998). d. Pola istirahat tidur
12) Ketidakmampuan keluarga dalam Semua anggota keluarga tidur malam kurang lebih pukul21.00 dan terbangun
menggunakan fasilitaskesehatan. jam 05.00 WIB. Anggota keluarga Tn. M jarang tidur siang. Ny. K jarang
Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang tidur siang karena merasa pusing jika digunakan tidur.
mempunyai masalah stroke. Agar penderita stroke e.Pola rekreasi
dapat memeriksakan kesehatannya secara rutim Keluarga menagatakan tidak pernah rekreasi bersama-sama. Keluarga Tn. M
dann sebagai tempat jika ada keluhan (Effendy, mengatakan menonton TV bersama dan berkunjung kerumah tetangga
1998). merupakan rekreasi.
6) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat
Keluarga sudah mampu memodifikasi lingkungan rumah yang menunjang
kesehatan. Pencahayaan cukup, rumah setiap hari dibersihkan, jendela setiap hari
dibuka, tidak lembab. Membersihkan kandang kambing setiap hari.

7) Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


Tn. F mengatakan tidak pernah memeriksakan kesehatan keluarga sejak masa 3
tahun terakhir terbukti pada setelah terjadi serangan Stroke, 4± selama 3 tahun

104
terakhir keluarga tidak pernah memeriksakan tensi, gula darah dan kolesterol
ataupun cek kesehatan lainnya,

5. Koping keluarga
Apabila terdapat stressor yang muncul dalam a). Stressor jangka pendek :
anggota keluarga, sedangkan koping keluarga tidak
efektif, maka ini akan menjaddi stress pada anggota Stressor jangka pendek yang dipikirkan keluarga saat ini yaitu memikirkan
keluarga yang menderita stroke. Karena salah satu kesehatan Ny. M agar selalu rutin kontrol dengan kesediaan biaya yang ada.
cara mengatasi kekambuhan yaitu dengan menjaga
diit yang teratur dan mengurangi stress. b). Stressor jangka panjang :
Keluarga Tn. M mengatakan khawatir jika penyakit Ny. K tidak dapat
disembuhkan dan menimbulkan penyakit lain yang lebih parah (komplikasi),
mereka memikirkan upaya yang bisa mereka lakukan agar penyakitNy. K tidak
berulang lagi dan tidak terjadi pada anggota keluarga lainnya.
c). Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Keluarga Tn. M melakukan musyawarah dengan seluruh anggotakeluarganya
untuk menyelesaikan masalah Ny. K. Tn. M jarang memeriksakan kesehatan di
layanan kesehatan
d). Strategi koping yang digunakan :
Keluarga Tn. M bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota keluarga yang
lain kemudian memutuskan solusi permasalahan bersama -sama.
e). Strategi adaptasi disfungsional :
Strategi Keluarga Tn. M menghadapi stressor dalam keluarga dengan
berkomunikasi, dan meyakinkan anggota keluarga yang lain bahwa setiap masalah
pasti ada jalan keluarnya.
f). Harapan Keluarga
Harapan keluarga terkait dengan kondisinya : Keluarga Tn. M mengatakan

104
berharap penyakit yang di deritanya mertuanya segera sembuh dan tidak ada

anggota keluarga lain yang akan menderita penyakityang sama.

7. Pemeriksaan Fisik Ada kesenjangan


1) Kepala, pasien pernah mengalami 1) Kepala
traumakepala, adanya hemato atau Inspeksi: Kepala bersih, penyebaran rambut merata, rambut hitam dan putih
riwayatoperasi Palpasi: tidak ada lesi, tidak ada benjolan
2) Mata, penglihatan adanya kekaburan akibat 2) Mata:
adanya gangguan nervus optikus (nervus II), Inpeksi: Simetris, tidak ada peradangan, konjungtiva merah muda, sklera putih
gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus Palpasi: tidak ada nyeri tekan,tidak ada oedem
III), gangguan dalam memutar bola mata (nervus 3) Hidung:
IV) dan gangguan dalam menggerakan bola mata Inspeksi:Bersih, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada peradangan, posisi septumnasi
kelateral (nervusVI) di tengah, tidak ada perdarahan
3) Hidung, adanya gangguan pada Palpasi : tidak ada benjolan,tidak ada tulang yang patah,tidak ada nyeri tekan
penciumankarena terganggu pada nervus 4) Mulut:
olfaktorius (nervusI) Inspeksi:Mukosabibirmerahmudadanlembab,gigibersih,lidahbersih,tidak ada
4) Mulut, adanya gangguan pengecapan kesulitan menelan
(lidah)akibat kerusakan nervus vagus adanya Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
kesulitan dalam menelan 5) Leher:
5) Dada Jantung Inspeksi:Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena
a) Inspeksi : bentuksimetris jugularis,tidak ada lesi, trakhea posisi ditengah
b) Palpasi : tidak adanya massa danbenjolan Palpasi :nadi carotis teraba 82x/menit
c) Perkusi : nyeri tidak ada bunyi jantunglup-dup 6) Thorax:
d) Auskultasi : nafas cepat dan dalam, adanya Paru-paru
ronchi, suara jantung I dan II murmur inspeksi: Bentuk dada normal,pernafasan reguler, tidak ada pernafasan cuping
ataugallop hidung,20x/menit,tidak ada lesi
Paru-paru palpasi: perabaan semua lapang paru getaran simetris, tidak ada benjolan
a) Inspeksi : Bentuk dada perkusi: suara lapang paru sonor
normal,pernafasan reguler, tidak ada auskultasi: tidak ada suara nafas tambahan,reguler
pernafasan cupinghidung,,tidak ada lesi Jantung
b) palpasi: perabaan semua lapang paru getaran Inspeksi :Tidak terdapat pulsasi.
simetris, tidak adabenjolan Palpasi :Ictus Cordis teraba di ICS 5 mid clavicula kiri selebar ± 2 cm, tekanan
c) perkusi: suara lapang parusonor kuat, regular.
d) auskultasi: tidak ada suara Perkusi :Suara perkusi pekak pada batas jantung
e) nafas tambahan,reguler Auskultasi :Bunyi jantung 1 terdengar di ICS V mid clavicula sinistra, bunyi
6) Abdomen jantung 2 terdengar di ICS II dekstra dan sinistra, tidak terdapat bunyi jantung

104
a) Inspeksi : bentuk simetris, pembesaran tambahan.Frekuensi denyut jantung 82x/menit, irama regular.
tidakada 7) Abdomen
b) Auskultasi : bising ususlemah Inspeksi :Bentuk datar,
c) Perkusi : tidak ada nyeriperut Auskultasi: Bising usus 10x/menit,
7) Ekstremitas, didapatkan hemiplegia (paralisis pada Palpasi:Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran limpe
salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang Perkusi: Perkusi timpani
berlawanan. Hemiparasis atau kelemahan salah satu 8) Ekstremitas: inspeksi : tangan kiri tampak pucat
sisi tubuh adalah tanda yang lain - Kekuatan otot :
2 4
2 4

palpasi: Terdapat edema, pitting oedema kembali dalam 3 detik

8. Diagnosa Keperawatan 1.Penurunan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Ada kesenjangan
Terdapat 5 diagnosa keperawatan dengan 5 masalah
anggota keluarga dengan keterbatasan gerak pasca serangan stroke.
setiap diagnosanya (Prastyo. S, 2016)
1) Defisit perawat diri b/d: 2.Kurang pengetahuan keluarga Tn. F tentang penyakit Stroke berhubungan dengan
a) Mengenal masalah kesehatankeluarga
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang diderita.
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan
yang tepat 3.Resiko penurunan kualitas kesehatan keluarga berhubungan dengan
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang sakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat
2) Kerusakan komunikasi verval b/d:
a) Mengenal masalah kesehatankeluarga
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan
yang tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yang sakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat
3) Gangguan perfusi jaringan serebral b/d:
a) Mengenal masalah kesehatankeluarga
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat

104
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yang sakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat
4) Gangguan mobilisasi fisik b/d:
a) Mengenal masalah kesehatankeluarga
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yang sakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat
5) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d:
a) Mengenal masalah kesehatankeluarga
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yang sakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat
9. Intervensi Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa yang muncul dan sesuai dengan teori yang Tidak ada kesenjangan
Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa yang
muncul dan sesuai dengan teori yang telah ada telah ada.

10. Implementasi Sesuai dengan intervensi Tidak ada kesenjangan


Implementasi adalah tindakan keperawatan yang sudah
direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan
keperawatan mencakup tindakan mandiri perawat
(Tarwoto Wartonah, 2006). Tindakan mandiri adalah
tindakan atau aktivitas perawat yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri bukan petunjuk atau
perintah dari petugas kessehatan lain.Tindakan
kolaborasi adalah tindakan yang didasari keputusan
bersama antara perawat dan tenaga keehatan lainya
(Prastyo. S, 2016).

104
11. Evaluasi Disusun dalam catatan perkembangan dalam bentuk SOAP dilaksanakan selama 3x Tidak ada kesenjangan
Tahap evaluasi adalah tahap terakhir dalam proses
kunjungan kerumah klien dengan tujuan yang sesuai yang telah ditentukan.
asuhan keperawatan.Perbandinganhasil-
hasilyangdiamatidengan kriteria yang dibuat pada
tahap intervensi klien, tujuannya untuk mengetahui
sejauh mana tujuan perawatan dalam mencapai dan
memberikan feedback terhadap asuhan
keperawatanyangtelahdiberikan.Selainitu,evaluasijuga
digunakan untuk memeriksa semua proses keperawtan.
Kerangka pembuatan kriteria hasil dibuat dalam
bentuk SOAP (Subjektif, Objektif, Assessment,
Planning) (Tarwoto Wartonah,2006).

104
105

4.2 Pembahasan
Dalam pembahasan ini penulis akan membahas
kesenjangan antara teori dengan fakta, disusun sesuai
dengan tujuan khusus dalam Karya Tulis Ilmiah ini
meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada
tanggal 7 Juni 2021 sampai tanggal 14 Juni 2021
didapatkan hasil sebagai berikut :

4.2.1 Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang telah
dilakukan,didapatkan kesenjangan antara teori dan
fakta pada bagian perkumpulan keluarga dan
interaksi dengan masyarakat, pemeriksaan fisik
bagian ekstremitas atas kiri
1) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat berdasarkan data yang didapat
tetangga sekitar rumah merupakan penduduk
asli desa Karendekan. Hubungan keluarga Tn.
M dengan tetangga dan anggota masyarakat
lebih baik, saling menghormati dan
menghargai, menjaga kerukunan antar
tetangga, tidak ada tetangga atau anggota
keluarga yang menganggap penyakit Ny. K
adalah penyakit yang tidak wajar. Ny. K
mengatakan setelah mengalami penyakit
stroke tidak bias kemana-mana hanya dirumah
saja, interaksi keluarga Tn. M dengan tetangga
baik, namun Ny. K kurang berinteraksi dengan
tetangga karena setiap hari hanya tinggal
106

dirumah.
Secara teori Hubungan baik, hubungan
timbale balik yang saling menguntungkan
antar warga sekitar dapat mempengaruhi
kehidupan keluarga dan peran anggota
keluarga dalam persepsi kesehatan anggota
keluarga (Effendy,1998).
Peneliti berasumsi bahwa setelah Ny. K
mengalami penyakit Stroke mengakibatkan
hubungan dengan masyarakat menjadi kurang
terjalin dikarenakan kondisi Ny. K yang
mengalami keterbatasan aktivitas di
masyarakat. Sehingga tidak ada hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan.
107

2) Pemeriksaan Fisik
a). Mulut
Berdasarkan data yang didapatkan
pemeriksaan fisik pada mulut sebagai berikut
mukosa bibir pucat dan lembab, gigi bagian
besar sudah lepas tinggal gigi graham dan
sebagaian depan, lidah bersih, terjadi kesulitan
berbicara tidak ada kesulitan menelan
(makanan lunak),tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan.
Secara teori bahwa mulut pada
penderita stroke, adanya gangguan pengecapan
(lidah) akibat kerusakan nervus vagus adanya
kesulitan dalammenelan (Friedman, 1998)
Peneliti berasumsi bahwa ciri-ciri
utama stroke salah satunya adalah gangguan
menelan, pelo hal ini disebabkan oleh
kerusakan nervus vagus. Dengan pengobatan
dan terapi yang rutin dan tepat, klien dengan
Stroke Non Hemoragik seiring waktu
kesehatannya akan semakin membaik seperti
lidah sudah mulai bisa berfungsi kembali
untukmenelan
b). Abdomen
Berdasarkan data yang didapatkan
pemeriksaan fisik bagian abdomen sebagai
berikut Bentuk datar, bising usus 12x/menit,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
limpe, perkusi timpani
Secara teori pada penderita stroke
pemeriksaan abdomen akan ditemukan bentuk
perut simetris, tidak ada pembesaran limpe,
bising usus lemah, tidak ada nyeri perut
108

(Friedman, 1998)
Peneliti berasumsi bahwa bising usus
yang didapatkan dari Ny. M10x/menit
termasuk bising usus normal. Nilai normal
bising usus adalah 5-35x/menit. Hal ini
dikarenakan Ny. K masih bisa melakukan
aktivitas seperti duduk, terkadang melatih
pergerakan tangan meskipun ekstremitas
bagian kanan mengalami kelemahan.
Sedangkan secara teori bising usus pada
penderita stroke akan mengalami kelemahan
dikarenakan aktivitasnya yang kurang,
kelemahan otot ekstremitas akibat penyakit
stroke sehingga dimungkinkan pasien bed rest
total tidak dapat melakukan aktivitas. Aktivitas
sangat berkaitan dengan aktifnya sistem
pencernaan.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian yang telah


dilakukan, didapatkan hasil bahwa sebagian besar
tanda dan gejala yang didapat ada di teori muncul
pada klien dengan Stroke. Faktanya ketika peneliti
merumuskan 3 diagnosa keperawatan dengan
masing-masing diagnosa hanya 1 etiologi yang
diambil dari 5 fungsi keluarga yang sesuai dengan
kondisi dan keluhan klien yaitu Penurunan
mobilitas fisik berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan keterbatasan gerak pasca
serangan stroke. Secara teori diagnosa
keperawatan adalah cara mengidentifikasi,
109

merumuskan dan mengatasi masalah actual dan


resiko tinggi. Untuk membuat diagnosa
keperawatan yang akurat, perawat mampu
melakukan pengumpulan data yang valid dan
berkaitan, mengelompokan data, membedakan
diagnosis keperawatan dengan tepat, dan memilih
diagnosis prioritas (Prastyo. S,2016) :
1) Defisit perawat diri b/d:
a) Mengenal masalah kesehatankeluarga
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yangsakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
dimasyarakat
2) Kerusakan komunikasi verval b/d:
a) Mengenal masalah kesehatankeluarga
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yangsakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
dimasyarakat
3) Gangguan perfusi jaringan serebral b/d:

a) Mengenal masalah kesehatankeluarga


b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yangsakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
110

dimasyarakat

4) Gangguan mobilisasi fisik b/d:


a) Mengenal masalah kesehatankeluarga
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yangsakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
dimasyarakat
5) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d:

a) Mengenal masalah kesehatankeluarga


b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yangsakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
dimasyarakat

6) Resiko Ciderab/d:
a) Mengenal masalah kesehatankeluarga
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga
yangsakit
d) Mempertahankan suasana rumah yangsehat
e) Menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat

Peneliti berasumsi bahwa tujuan teori mencantumkan


kelima tugas keluarga tersebut supaya ketika merumuskan
111

diagnosa keperawatan keluarga selalu berpedoman pada


peraturan yang telah ada dengan tidak mencantumkan etiologi
yang keluar dari 5 tugas keluarga. Walaupun pada faktanya
tidak semua etiologi muncul pada Ny. K namun disesuaikan
dengan kondisi dari keluarga pasien.
4.2.3 Intervensi
Intervensi yang dilakukan peneliti sudah sesuai
dengan teori yang didapat, namun tidak semua intervensi
dapat dimplementasikan padaklien.
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan
kumpulan tindakan ditentukan oleh perawat bersama-sama
sasaran, yaitu keluarga untuk dilaksanakan sehingga masalah
kesehatan dan masalah keperawatan yang telah diidentifikasi
dapat diselesaikan. Setelah menentukan prioritas diagnosa
keperawatan keluarga maka perlu dibuat perencanaan
intervensi keperawatan. Tujuan intervensi keperawatan
adalah untuk menghilangkan, mengurangi dan mencegah
masalah keperawatan klien (Gusti, 2013).
Peneliti berpendapat bahwa peneliti banyak
melakukan pertimbangan sebelum merancang intervensi dan
melakukan implementasi seperti kondisi keluarga klien,
kesiapan keluarga menerima perawatan yang diberikan.
Peneliti juga memodifikasi intervensi yang dibuat agar
mempermudah dalam melakukanproses keperawatan namun
tidak menyimpang dari panduanteori.

4.2.4 Implementasi
Implementasi mempertimbangkan kesiapan klien
dan keluarga dalam hal kontrak waktu agar memberikan
perasaan nyaman serta meningkatkan kepercayaan terhadap
peneliti. Hal ini akan mempermudah peneliti dalam
melakukan proses keperawatan dengan lancar dan tujuan
112

dapat tercapai.
Implementasi adalah tindakan keperawatan yang
sudah direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan
keperawatan mencakup tindakan mandiri perawat (Tarwoto
Wartonah, 2006). Tindakan mandiri adalah tindakan atau
aktivitas perawat yangdidasarkan pada kesimpulan atau
keputusan sendiri bukan petunjuk atau perintah dari petugas
kessehatan lain.
Tindakan kolaborasi aadalah tindakan yang didasari
keputusan bersama antara perawat dan tenaga kesehatan
lainya (Prastyo. S, 2016).Peneliti berpendapat bahwa terjadi
kesenjangan antara teori dan fakta yaitu pada asuhan
keperawatan implementasi dilakukan dan diputuskan bersama
keluarga dengan mempertimbangkan kemampuan keluarga
itu sendiri.

4.2.5 Evaluasi
Sebelum maupun sesudah melakukan tindakan
peneliti mengevaluasi respon klien untuk mengetahui adanya
perkembangan dan tingkat kemandirian klien. Dalam
penelitian, peneliti menggunakan evaluasi menggunakan
catatan perkembangan SOAP Tahap evaluasi adalah tahap
terakhir dalam proses asuhan keperawatan. Perbandingan
hasil-hasil yang diamati dengan kriteria yang dibuat pada
tahap intervensi klien tujuannya untuk mengetahui sejauh
mana tujuan perawatan dalam mencapai dan memberikan
feedback terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan.
Selain itu, evaluasi juga digunakan untuk memeriksa semua
proses keperawatan. Kerangka pembuatan criteria hasil
dibuat dalam bentuk SOAP (Subjektif, Objektif, Assessment,
Planning) (Tarwoto Wartonah, 2006).
113

Peneliti berpendapat bahwa dilakukan evaluasi


diharapkan klien dan keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan yang ada dikeluarganya secara menyeluruh yaitu
tentang Stroke, mampu mengambil keputusan yang tepat
untuk keluarganya yang sakit, serta mampu memodifikasi
lingkungan yang bersih dan sehat sehingga terhindar dari
berbagai penyakit, dan mampu menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada disekitar rumah.
BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisa asuhan keperawatan pada klien
dengan Stroke di Wilayah Puskesmas Karanganyar, setelah
dilakukan kunjungan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1). Pengkajian keperawatan
Pada tahap pengkajian tidak semua tanda dangan jelas
muncul dikarenakan tubuh masih mempunyai mekanisme
pertahanan diri yang baik. Setelah dilakukan penelitian pada
penderita Stroke masalah keperawatan yang muncul adalah
penurunan mobilitas fisik dan kurangnya pengetahuan
keluarga tentang penyakit Stroke dan Resiko menurunnya
kualitas kesehatan keluarga. Hal ini menunjukkan tidak semua
masalah berdasarkan teori kita ambil, tapi disesuaikan dengan
kondisi klien saat ini.
2). Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada penelitian ini
antara lain : Penurunan mobilitas fisik berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, Kurang pengetahuan tentang penyakit Stroke yang
diderita anggota keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan, dan
Resiko menurunnya kualitas kesehatan keluarga berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitan
pelayanan kesehatan.
3). Intervensi Keperawatan
Pada tahap intervensi keperawatan ,intervensi disusun
berdasarkan teori- teori dari kepustakaan yang ada.

114
115

4). Implementasi Keperawatan


Pelaksanaan implementasi keperawatan yang dilakukan
mengacu pada intervensi atau rencana tindakan yang sudah
disusun sebelumnya. Tidak semua intervensi dapat
diimplementasikan,dari hasil penelitian ada kalanya peneliti
juga memperhatikan etika dalam pelaksanaan, sehingga tidak
menimbulkan rasa ketidaknyamanan antara keluarga
dengan peneliti.
5). Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga yang menderita stroke tersebut sudah dapat
melaksanakan lima tugas keluarga yaitu mampu mengenal
masalah kesehatan tentang Stroke mampu mengambil
keputusan yang tepat terhadap anggota keluarga yang sakit,
mampu memodifikasi lingkungan rumah agar tercipta
kondisi yang sehat, serta mampu menggunakan fasilits
kesehatan yang ada.
6). Analisa
Berdasarkan data pelaksanaan asuahan keperawatan,
peneliti menganalisa keluarga tersebut dengan hasil didapat
kesenjangan antara teori dan fakta pada bagian pengkajian dan
diagnosa keperawatan. Pada diagnosa keperawatan didapatkan
kesenjangan bahwa tidak semua diagnosa yang ada didalam
teori muncul pada klien yang sedang dikaji. Untuk etiologi
masing – masing masalah yang muncul,peneliti hanya
mengambil salah satu dari 5 tugas keluarga yang sesuai dengan
kondisi klien saat itu.
5.2. Saran
1). Bagi Pendidikan
Penulis berharap karya tulis ini dapat memotivasi
mahasiswa yang lainnya untuk lebih mengembangkan ilmu
pengetahuannya melalui penelitian serta sebagai bahan bacaan
yang bermanfaat bagi pembacannya.
116

2). Bagi Penulis


Bagi penulis diharapkan mampu meningkatakan
kemampuan dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga
pada pasien Stroke, serta memperbaiki penyusunan Karya
Tulis Ilmiah pada periode berikutnya.
3). Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga mampu melakukan lima tugas
kesehatan keluarga dengan baik.
4). Bagi Pasien
Penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan mampu
memberikan informasi,motivasi dan dapat membantu
memberikan perawatan yang dapat diterima dengan baik oleh
klien dan keluarga.
117

DAFTAR PUSTAKA

Ali. (2010). Konsep dukungan keluarga. Jakarta: Selemba Medika.

Anthony. (2015). The Burden of Stroke in Afrika: a glance at the present a glimpse into
the future. Cardiovascular Journal of Amerika , 52-54.

Arikunto. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineka Cipta.

Awam Hariyanto, S. &. (2015). BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 .


Jogjakarta: AR-Ruzz Media.

Awan, H. (2015). BUKU AJARAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 Dengan


Diagnosis NANDA Internasional. jogjakarta.

Ayu. (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga Cetakan I. Jakarta: Sagung
Seto.

Brunner , & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

C. R, Y. G., Tume, R., & N. K, A. M. (2015). GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA


PENDEROTA STROKE ISKEMIK. Jurnal e-Clinic (eCI) , 458.

Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk. Jakarta: EGC.

dr. Rizaldy Pinzon, M. S. (2010). AWA STROKE, Pengertian Gejala Tindakan


Perawatan dan Pencegahan. Gramedia.

Fagan, S., & Hess, F. (2008). Cardiovascular Disorders: Stroke. In Cardiovascular


Disorders: Stroke (pp. 217-247). New York: McGraw-Hill.

Fatmawati, A. (2020, januari 1). jurnal kesehatan holistik. Retrieved agustus 17, 2020,
from jurnal kesehatan holistik: https://doi.org/10.33377/jkh.v4i1.73

Festy. (2014). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien "'X" Dengan CVA Infark
di Ruang Saraf B Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya. Kardiovaskuler , 30-45.

Firmansyah, M. I. (2019). asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa medis CVA
di RSUD BANGIL PASURUAN. KARYA TULIS ILMIAH .

Friedman, M. M. (2010). Buku Ajaran Keperawatan Keluarga. In Buku Ajaran


Keperawatan Keluarga (p. xxii+664). Jakarta: EGC.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga. In Keperawatan Keluarga. Jakarta:


EGC.Hariyanto, A. (2015). keperawatan medikal bedah 1.

Hariyanto, A. (2015). keperawatan medikal bedah 1. jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hidayat. (2008). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa. Jakarta : Selemba
Medika .
118

Junaidi, I. (2011). Stroke Waspadai Acamannya. In Stroke Waspadai Acamannya.


Yogyakarta: ANDI.

Kemenkes. (2019, November 29). Pusat data dan informasi. Retrieved Agustus 16, 2020,
from Infodatin: https://pusdatin.kemkes.go.id/?category=search&kyw=stroke&search-
option=structure,content

Kurniawati, P. (2010, Agustus 15). Pengalaman Keluarga dalam Merawat Penderita


Pasca Stroke di Wilayah Pesisir Kota Semarang. pp. 53-64.

Laurenza, N. A. (2019). Asuhan Keperawatan pada klien CVA Infark di ruang anggrek
RSUD Dr Soedomo Kabupaten Trenggalek. karya tulis Ilmiah , 3.

Laurenza, N. A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Cva Infark Di Ruang Anggrek
Rsud Dr Soedomo Kabupaten Trenggalek. Karya Tulis Ilmiah , 3.

Mubarak, W. i. (2015). Standart Asuhan Keperarawatan Prosedur Tetap Dalam Praktik


Keperawaan t. In j. s. Nurul chayantin. Jakarta: Salemba Medika.

Mutiarasari, D. (2019). ISCHEMIC STROKE :SYMPTOMS, RISK FAKTORS, AND


PREVENTION. Jurnal Ilmiah Kedokteran , 69-72.

Muttaqin, A. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. In Pendidikan dan Perilaku


Kesehatan (p. jilid 3). Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmojo. (2007). Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: EGC.

Nurhidayat, C. H. (2009). Buku Ajar Perawatan cedera kepala & Stroke. In C. H. Rosjidi,
Saiful Nurhidayat (pp. 140-143). Seleman Yogjakarta: Ardana Media.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodolohi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Nuzulah, V. (2018). asuhan keperawatan pada Ny. K dengan diagnosa medis CVA .
KARYA TULIS ILMIAH , 2.

Price, S. A., & Willson, L. M. (2006). Patofisiologis Konsep Proses-Proses Penyakit. In


Patofisiologis Konsep Proses-Proses Penyakit (p. Edisi IV). Jakarta: EGC.

Radaningtyas, A. D. (2018). asuhan keperawatan klien CVA HEMORAGIK.

Riskesdes. (2018). Retrieved agustus 18, 2020, from


https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-
2018_1274.pdf

Salvari. (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
119

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. In Konsep dan Proses
Keperawatan Keluarga (p. 114). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suddart, B. d. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2007). Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukarni. (2010, Februari 15). Panduan Menulis Proposal. Retrieved Desember 21, 2016,
from http://sukarnidhm.blogspot.co.id/2010/02/menulis-proposal.html.

Sulistyowati, A. H. (2015). keperawatan medikal bedah 1. jogjakarta.

Sutrisno, D. A. (2007). Sp.B.S. In Stroke? You Must Know Before You Get It (pp. 1-2).
jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tambunan, E.S , & Kasim,D. (2011). Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi Mahasiswa.
Jakarta: Salemba Medika.

Tantu. (2012). Keperawatan Keluarga Aplikasi Teori Pada Praktik. Jakarta : CV. Trans:
Info Media.

Tarwoto. (2013). keperawatan medikal bedah. jakarta: Sagung Seto.

Tembaru, e. m. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.L.M DENGAN


STROKE HEMORAGIK. KARYA TULIS ILMIAH .

Wahyuning, R. (2013). Penatalaksanaan Diet Pada Pasien Stroke. Yogjakarta: Graha.

Walid, N. R. (2009). proses keperawatan teori dan aplikasi. jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Wulandari, N. K. (2018). karya tulis ilmiah gambaran asuhan keperawatan pada pasien
stroke non hemoragik dengan gangguan mobilitas fisik. denpasar .
120

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DATA – DATA KEPERAWATAN

1. BIODATA

a. Nama :

b. Jenis kelamin :

c. Umur :

d. Status perkawinan:

e. Pekerjaan :

f. Agama :

g. Penddikan terakhir:

h. Alamat :

i. Tanggal MRS :

j. Tanggal pengkajian :

2. DIAGNOSA MEDIS:

3. KELUHAN UTAMA :

4. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (PQRST) :

5. RIWAYAT KESEHATAN / PENYAKIT YANG LALU :

6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :

7. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI :

8.
121

NO. AKTIVITAS DI RUMAH DI RS


a. Makan dan minum
b. Pola eliminasi
c. Pola aktivitas dan latihan
d. Pola istirahat / tidur
e. Kebersihan diri
8. RIWAYAT PSIKOSOSIAL :

9. PEMERIKSAAN FISIK :

a. Keadaan umum :

b. Tanda-tanda vital:

c. Pemeriksaan kepala dan leher :

d. Pemeriksaan integument :

e. Pemeriksaan dada / thoraks :

f. Pemeriksaan payudara :

g. Abodmen :

h. Genetalia :

i. Ekstremitas :

10. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS :

11. PEMERIKSAAN PENUNJANG :

12. PENATALAKSANAAN (TERAPI / PENGOBATAN) :

Trenggalek,…............................

Pembimbing,

ANALISA DATA

NAMA PASIEN :
122

UMUR :

NO.REGISTER :

RUANG :

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN :

UMUR :

NO.REGISTER :

RUANG :

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
123
124

INTERVENSI

NO. TANGGAL NO. DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA NIC NOC RASIONAL


KEPERAWATAN HASIL
125

IMPLEMENTASI

NO. TANGGAL NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI TANDA


KEPERAWATAN TANGAM
126

EVALUASI

NO. TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI


KEPERAWATAN
127

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA


KESEHATANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
-Kampus Utama : Jl.Besar Ijen No. 77 C MALANG 65112 Telp.(0341) 556746
-Kampus I : Jl.Srikoyo No. 106 JEMBER Telp.(0331) 486613
-Kampus II : Jl.A. Yani Sumberporong LAWANG Telp.(0341) 427847
-Kampus III : Jl.Dr. Soetomo No. 56 BLITAR 66133 Telp.(0342) 801043
-Kampus IV : Jl.KH. Wakhid Hasyim No. 64B KEDIRI Telp.(0354) 773095
-Kampus V : Jl.Dr. Soetomo No.5 TRENGGALEK Telp.(0355) 791293
-Kampus VI : Jl.Dr. Ciptomangunkusumo No.82A PONOROGO Telp.(0352) 461792
Website : Http://www.poltekkes-malang.ac.id Email : direktorat@poltekkes
malang.ac.id

LEMBAR KONSULTASI KTI

Nama : Edy Purnomo Tingkat : 3A


NIM : 18.018 Pembimbing :Awan Hariyanto, S.Kep.,Ns.M.Kes

No. Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

19 Agustus - Pada judul menggunakan huruf capital


2020 - Bold bagian bab dan subab
- Pada alinea 1 latar belakang pilah pengertian
sendiri untuk asuhan keperawatan
- Pada alinea 1 kalimat ke 2, kepanjangan
CVA salah
- Pada alinea 1 kalimat ke 3 sumber pustaka
belum ada
- Pada alinea 2 kalimat pertama, cari data
WHO yang lebih terbaru
- Pada alinea 3 kalimat ke 2 minimalkan
dalam kurung

- Pada alinea 2, data stroke di Indonesia


gunakan data yang terbaru minimal 5 tahun
terakhir
- Pada alinea 2 kalimat terakhir perjelas
maksud dari kata “sementara data” apa
- Lanjutkan tujuan penelitian dan manfaat
128

24 Agustus
2020

- Pada alinea 1 kalimat ke 3 kata “Pada


prinsipnya faktor resiko terjadinya stroke”
delete dan ganti menjadi “yang
dikelompokkan”
- Pada alinea 1 kalimat ke 5 gabung saja
dengan kalimat ke 4, hubungkan dengan
tanda koma dan awali dengan huruf kecil
- Pada alinea 3 kalimat terakhir tambahkan
pentingnya golden period
- Tujuan penelitian Enter saja

30 Agustus
2020

Lanjutkan sampai bab 2 dan 3

- Lembar persetujuan sesuaikan dengan


format terbaru
- Mengisi nama ketua penguji
- Daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
singkatan, dan istilah lengkapi dengan
halaman
- Pada kata pengantar tambahkan kata
Proposal
- Ketua jurusan belum dimasukkan
10 - Waktu hanya ditulis bulan dan tahun saja
- Ubah definisi rancangan penelitian sesuai
menurut nursalam terbaru
- Hapus kalimat pertama pada Istilah
penelitian
- Hapus kata “Karya Tulis Ilmiah dalam
bentuk” pada Iistilah penelitian
- Lengkapi semua, termasuk halaman depan,
129

lembar bimbingan masukan diketik, daftar


pustaka

- Proposal KTI bagian cover sudah bagus


bagian isi Copas Askep Keluarga

 Lembar persetuuan Bols


 Penulisan yang benar nama dan gelar
pembimbing
 Penambahan Foto pada Curiculum Vitae
 Bold daftar isi
 Bold Tabel
 Lampiran tuangkan halaman
 Bold Daftar gambar
 Ejaan Kurang
 Hapus Medikal Bedah
 Lengkapi Asuhan Keperawatan
 Jenis Huruf Times new Roman
 Daftar pustaka tidak perlu di bold
September  Judul tabel diatas
2020  Penomeran ikuti juknis
 Konsistensi pengunaan kata klien
 Redaksi batasan istilah di sempurnaka
15 Januari  Huruf dafta pustaka Huruf Times new
2021 Roman
 Lembar imform consent blod

 Ganti Ruang Anggrek digunakan isolasi


covid
 Atur Space agar sama halaman judul
 Tambahan kata proposal
 Kata pengantar berikan bulan tahun
 RSUD tidak perlu di underline
 Judul pada kata pengantar bold
130

 Cek huruf daftar isi Huruf Times new


 Lembar tabel diidi sesuai dengan arahan
 Beri lembar halaman daftar gambar mis
Patway
 Manfaat Penelitian Jenis huruf jangan
calibri

 Judul tabel diatasSudah benar jarak atur 1


space denga judul tabel
 Sumber tidak usah di bold
 Penulisan kata RUSD tidak perlu Underline
 Rata Kanan kiri
 Lembar pengesahan rata kanan kiri
 Penulisan kata Rsud menjadi RSUD
 PemberianNim dibawah nama di lembar
Kata pengantar
 Huruf di dalam tabel font 11
 Patway dibuat satu lembar diberi sumber
pustaka
 Del pembimbing, pembimbing hanya satu
18 Januari  Rubah anggrek menjadi nakula
2021  Penulisan RUSD
 Lembar pengakajian tarik ke atas
 Lembar konsultasi diketik sesuai dengan
25 Januari arahan yang di sampaikan
2021
 Revisi sedikit Lembar Infomconset tarik ke
atas
 Kirim lembar persetujuan sempro

ACC SEMPRO

- Revisi sempro 1

- Revisi Sempro 2
131

- ACC Revisi Sempro

29 Januari
202

20 Februari
2021

3 April
2021

6 April
2021

Anda mungkin juga menyukai