SKRIPSI
Diajukan Oleh :
VIDIYAH YUNICA HERMAYANTI
(1801100503)
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
VIDIYAH YUNICA HERMAYANTI
(1801100503)
Malang,.........................2022
Mahasiswa,
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ns. Lembah Andriani S.Kep MMRS Ns. Putu Sintya Arlinda Arsa, M. Kep
NIDN. 0730097303 NIDN. 0711078807
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Stikes Kendedes Malang
iii
SURAT PENYATAAN BEBAS PLAGIAT
Dengan ini saya menyampaikan bahwa saya yang bertanda tangan dibawah
ini :
Nama : VIDIYAH YUNICA HERMAYANTI
NIM : 1801100503
Institusi : STIKes Kendedes Malang
Tahun Angkatan : 2018
Judul Skripsi : Hubungan Pemberian MP-ASI Dini dengan Kejadian
Diare pada Bayi Usia 1-6 Bulan di Desa Sukoanyar, Kec.
Pakis, Kab. Malang
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat merupakan hasil karya saya
pribadi dan bukan hasil dari tindakan plagiat. Jika kemudian hari saya ditemukan
dalam kondisi yang bertolak belakang dengan pernyataan yang saya buat hari ini,
maka saya bersedia menerima sanksi mengulang kembali melalui awal proses
penelitian dari penyerahan judul sampai dengan ujian ulang yang akan dilakukan
bersama dengan angkatan dibawah saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan
tanpa paksaan dari pihak manapun.
Malang, 2023
Mahasiswa,
Dr. Ns. Lembah Andriani S.Kep MMRS Ns. Putu Sintya Arlinda Arsa, M. Kep
NIDN. 0730097303 NIDN. 0711078807
iv
ABSTRAK
Latar belakang. Di Indonesia penyakit diare termasuk kejadian luar biasa yang
disertai kematian. Indonesia menduduki rangking ke-6 negara tertinggi kematian
akibat diare setelah Singapura (WHO, 2019). Kejadian diare di Indonesia pada
semua umur sebesar 61,7 % dan pada balita adalah sebesar 40% (Kementerian
Kesehatan R.I, 2019). Berdasarkan Dinas Kesehatan provinsi Jawa Timur Tahun
2018 kejadian diare di Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan jika
dibandingkan tahun 2017, penyakit diare pada tahun 2018 dari kelompok semua
umur sebanyak 77.852 dan dari jumlah tersebut sebanyak 57,150 merupakan
balita. Pada tahun 2018 kasus kejadian diare sebanyak 57150. Tujuan. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI pada bayi
usia 1- 6 bulan dengan kejadian Diare. Metode. Metode yang di gunakan adalah
penelitian kuantitatif, dengan Analitik Kolerasi Cross Sectional desain, Teknik
penelitian Accidental sampling, sebanyak 35 responden, sampel penelitian ini di
Desa Sukoanyar Kec. Pakis Kab. Malang. Pengambilan data dillakukan pada
bulan Maret 2023 dengan menggunakan lembar kuesioner pemberian MP-ASI
dini, waktu pemberian MP-ASI dini, jenis pemberian MP-ASI dini, serta Kejadian
diare yang di sebarkan melalui pelaksaan kegiatan posyandu. Hasil. Hasil Analisa
data menggunakan uji korelasi chi-square pada variabel pemberian MP-ASI dini
menghasilkan Asymp. Sig (2-sided) dengan nilai p-value sebesar 0.046<0.05
dengan hasil H0 ditolak H1 diterima, yang artinya adalah ada hubungan antara
pemberian MP-ASI dini dengan kejadian diare pada bayi usia 1-6 bulan.
Kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian MP-ASI dini kepada bayi yang
kurang dari 6 bulan bisa mngakibatkan terjadianya gangguan pencernaan ataupun
kejadian diare, dengan waktu dan jenis waktu yang tidak tepat. Diharapkan
dengan penilitian ini dapat dijadikan referensi untuk menggali factor lain yang
dapat meningkatkan pengetahuan ibu terhadap pemberian MP-ASI dini di
masyarakat wilayah Desa sukoanyar Kec.Pakis Kab.Malang, serta membentuk
mindset semua ibu di wilayah setempat agar dapat memahami pentingnya
pemberian MP-ASI pada waktu dan jenis yang tepat.
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Diare Pada Usia 1-6 Bulan Di Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten
malang Malang”
bimbingan dari berbagai pihak yang turut membantu, maka dalam kesempatan ini
1. dr. Muljo Hadi Sungkono, SpOG (K), selaku Pembina Yayasan Kendedes
Malang.
3. dr. Endah Puspitorini, MScIH., DTMPH, selaku PLH Ketua Yayasan Kendedes
Malang.
4. Dr. Edi Murwani, AMd., Keb., SPd., MMRS, selaku Ketua STIKes Kendedes
Malang.
5. Ns. Putu Sintya Arlinda Arsa, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Program Studi S1
6. Dr. Ns. Lembah Andriani S.Kep, MMRS, selaku Pembimbing I yang telah
7. Ns. Putu Sintya Arlinda Arsa M.Kep , selaku Pembimbing II yang telah
vii
8. Keluarga tercinta, bersyukur atas nikmat Allah SWT dilahirkan oleh ayah ibu
berguna bagi keluarga agama dan bangsa. Untuk adik rahmad syafi’ul
10. Rekan-rekan yang sudah turut membantu baik tenaga, fikiran, maupun do’a
Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini sangat jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan Skripsi ini. Peneliti juga
berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
Malang,
Penelit
viii
DAFTAR ISI
ix
2.1.8 Indikator Bayi Siap Menerima MP-ASI Dini ......................18
2.1.9 Alasan pemberian MP-ASI dini ..........................................19
2.1.10 Dampak Dan Resiko Pemberian MP-ASI Dini....................20
2.2 Konsep Dasa Bayi 0-6 Bulan.............................................................22
2.2.1 Definisi Bayi .....................................................................22
2.2.2 Tunbuh Kembang Bayi......................................................23
2.2.3 Pengaruh Tumbuh Kembang.............................................25
2.2.4 Komposisi dan Proporsi Tubuh Bayi.................................26
2.3 Konsep Dasar Diare...........................................................................29
2.3.1 Definisi Diare.....................................................................29
2.3.2 Penyebab Diare..................................................................30
2.3.3 Patofisiologis.....................................................................31
2.3.4 Etiologi..............................................................................34
2.3.5 Faktor Resiko Diare Pada Bayi..........................................35
2.3.6 Patogenesis Penyakit Diare................................................36
2.3.7 Pencegahan Diare..............................................................36
2.3.8 Tanda dan Gejala Penyakit Diare......................................37
2.3.9 Manifestasi Klinis..............................................................38
2.3.10 Komplikasi.........................................................................38
2.3.11 Penatalaksanaan Penyakit Diare........................................39
2.3.12 Klasifikasi Penyakit Diare.................................................41
2.4 Hubungan Pemberian MP-ASI DIni dengan Kejadian Diare............42
x
4.3.3 Kriteria Sample..............................................................................50
4.4 Variable Penelitian ...................................................................................51
4.4.1 Variabel Independen .....................................................................51
4.4.2 Variabel Dependen .......................................................................51
4.5 Definisi Operasional .................................................................................51
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................53
4.7 Pengumpulan Data ....................................................................................53
4.7.1 Instrumen Penelitian .....................................................................54
4.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................55
4.7.2.1 Uji Validitas ......................................................................55
4.7.2.2 Uji Reliabilitas ..................................................................56
4.8 Pengolahan Data .......................................................................................56
4.8.1 Editing .............................................................................................56
4.8.2 Coding .............................................................................................56
4.8.3 Scoring .............................................................................................57
4.8.4 Tabulating ........................................................................................58
4.9 Analisa Data..............................................................................................58
4.10 Etika Penelitian .....................................................................................58
4.10.1 Informed Consent.........................................................................58
4.10.2 Anonymity.....................................................................................59
4.10.3 Confidentiality..............................................................................59
4.10.4 Non-Maleficence..........................................................................59
4.10.5 Benficence....................................................................................59
xi
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan ........................................................................................67
6.1.1 Pemberian MP-ASI Dini Pada Bayi Usia 1-6 Bulan ..............67
6.1.2 Kejadian Diare ........................................................................68
6.1.3 Hubungan Pemberian MP-ASI Dini Dengan Kejadian
Diare .......................................................................................68
6.1.4 Hubungan Waktu MP-ASI Dini Dengan Kejadian Diare ......70
6.1.5 Hubungan Jenis Pemberian MP-ASI Dini Dengan Kejadian
Diare .......................................................................................71
6.2 Keterbatasan penelitian.......................................................................72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
penyebab utama kematian pada anak usia di bawah lima tahun dan
bertanggung jawab untuk membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahun. Diare
banyaknya mortalitas di dunia dan hampir 1,7 milyar kasus diare sendiri
kematian pada usia dibawah 5 tahun sekitar 760.000 kematian anak setiap
2017).
akibat diare setelah Singapura (WHO, 2019). Kejadian diare di Indonesia pada
semua umur sebesar 61,7 % dan pada balita adalah sebesar 40% (Kementerian
jika dibandingkan tahun 2017, penyakit diare pada tahun 2018 dari kelompok
semua umur sebanyak 77.852 dan dari jumlah tersebut sebanyak 57,150
merupakan balita. Pada tahun 2018 kasus kejadian diare sebanyak 57150
1
2
Kecamatan Pakis Kabupaten malang, pada bulan Februari 2022 dari 35 bayi
usia 1-6 mengalami diare. Sebagian besar alasan dari ibu di Posyandu Desa
hubungan pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian diare pada usia 1-6 bulan
Bayi usia 1-6 Bulan Di Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.
1.3 Tujuan
malang
3
dan untuk menambah pengetahuan bagi ibu bayi terumata ibu yang
Pada Bayi Usia 1-6 bulan Di Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten
Malang
Kejadian Diare Pada Bayi Usia 1-6 bulan Di Desa Sukoanyar Kecamatan
MP-ASI Dini Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 1-6 bulan Di Desa
Diare Pada Bayi Usia 1-6 bulan Di Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis
Kabupaten Malang
Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 1-6 bulan Di Desa Sukoanyar
TINJAUAN TEORI
eksklusif bila bayi hanya mendapat ASI tanpa tambahan makanan dan atau
memenuhi kebutuhan gizi bayi sebanyak 60% pada bayi usia 6-12 bulan.
Sisanya harus dipenuhi dengan makanan lain yang cukup jumlahnya dan
baik bagi gizinya. Oleh karena itu pada usia 6 bulan keatas bayi
2015).
1) Pada bayi usia 0-24 bulan terdiri dari usia 04 bulan terdiri dari ASI,
2) Pada usia 4-6 bulan terdiri dari ASI, bubur susu, pisang dan pepaya
yang dilumatkan,
5
6
4) Pada usia 9-12 bulan terdiri dari nasi tim, makanan keluarga, dan
makanan selingan,
(Sibagariang, 2010).
2.1.3 Pemberian Makanan Bayi Umur 0-6 Bulan yang Baik dan Benar
kemampuan bayi menerima makanan, maka makanan bayi atau anak umur
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama
pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah
untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu, dengan menyusui
b. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan
payudara lainnya, ASI diberikan 8-10 kali setiap hari. Prinsip Dasar
1. Pekerjaan ibu
memberikan makana pendamping ASI terlalu dini dilihat dari daya beli
ibu yang bekerja, dikarenakan ibu yang tidak bekerja memiliki waktu
2. Pendidikan Ibu
ide atau masukan dari orang lain dan teknologi yang baru
pemberian MP-ASI pada bayi usia < 6 bulan lebih baik (Sri dkk,
2015).
1. Pendidikan formal
a. Pendidikan Dasar
b. Pendidikan Menengah
atas:
c. Pendidikan tingkat
2. Pendidikan informal
dan non formal setelah peserta didik lulus ujia standar nasional
pendidikan.
3. Pendidikan Non-formal
2016).
3. Pengetahuan Ibu
informasi yang ibu dapatkan dari mitos dan media masa. Ibu
temurun dari orang tuanya seperti pemberian bubur nasi dan bubur
pisang pada saa upacara bayi (aqiqah) yang telah mencapai usia tiga
a) Tahu (Know)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh daban yang dipelajari atau
b) Memahami (compreshensiom)
c) Analisis (analeysis)
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
d) Evaluasi (evalution)
4. Budaya/Suku
tidak mau tidur merupakan tanda bayi lapar. Pemberian MP-ASI dini
kepada bayi bukanlah suatu hal yang ditakuti atau menjadi masalah,
ini dikarenakan tradisi yang ada sejak mereka kecil (Noviawati, 2015).
bayi dimandikan lalu diberi kelapa muda yang diyakini dapat membuat
14
perut bayi dingin, serta dipercaya dapat membuat anak gemuk. Kelapa
diberikan sampai bayi kenyang dan tertidur. Selain itu bayi diberi madu
yang dioleskan di bibir bayi yang dipercaya akan membuat bayi menjadi
sehat, terhindar dari berbagai penyakit dan kelak akan tumbuh menjad
anak yang manis. Setelah itu bayi diberi pisang dan nasi yang diulek
pada usia yang bervariasi yang dipercaya bayi akan menjadi sehat.
Pemberian MP-ASI ini dengan porsi yang bertahap dari buah kelapa
yang muda seujung endok. Pemberian pisang dan nasi yang diberikan
5. Dukungan petugas
bayi baru lahir dirumah sakit swasta dan 15,9% bayi baru lahir di rumah
indikasi medis seperti bayi yang hanya dapat menerima susu formula
409). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Padang (2008),
jumlah ASI yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan bayinya. Hal yang
harus diperhatikan agar ASI dapat diproduksi yang benar, asupan gizi
(Sulistyoningsih, 2011).
akan menurunkan angka kejadian ibu yang tidak mau memberikan ASI
prosedurnya.
dan pengerinagan.
Eksklusif). Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI
terutama 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Berikan ASI dari kedua payudarah.
memenuhi kebutuhan gizi bayi pada hari pertama. Waktu dan lama
air teh, air tajin, madu, pisang dan lain-lain). Pada bayi sebelum usia 6
2019).
local
g) Kandungan serat atau bahan lain yang suka dicerna dalam jumlah yang
sedikit.
b. Mudah di cerna
c. Porsi kecil
(Kemenkes, RI 2017)
tanpa
disangga.
meraihnya.
1) Rasa takut bahwa ASI mereka tidak cukup dan kualitasnya buruk. Hal
dan menyerupai air. Ibu perlu mengetahui bahwa perubahan pada ASI
3) Tehnik pemberian ASI yang salah. Jika bayi tidak digendong dan
nyeri, lecet pada putting susu, pembengkakan payu darah dan mastitis
kerena bayi tidak mampu minum ASI sacara efektif. Hal ini akan
Pemberian cairan seperti ait dan air putih dapat meningkatkan resiko
diare pada bayi. Bayi akan mendapat ASI yang lebih rendah dan
tambahana.
1. Dampak
yaitu berupa kenaikan berat badan yang terlalu cepat sampai terjadi
mengalami risiko gizi kurang lima kali lebih besar dibandingkan bayi
air gula, susu formula dan makanan lain sebelum bayi berusia 6
Hal ini disebabkan sistem imun bayi berumur kurang dari 6 bulan
kuman. Belum lagi jika tidak disajikan secara higienis, hasil riset
2. Resiko
zat besi dalam ASI rendah, tetapi lebih mudah diserap oleh tubuh
yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml), namun jika masukan dari diet
Masa bayi adalah usia 0-1 tahun yang dibagi menjadi 2 tahap
sayang timbal balik antara bayi dan ibu yang mencerminkan akhlak
yang luhur.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
sampai 4000 gram, cukup bulan, langsung menangis dan tidak ada cacat
marupakan makhluk yang sangat peka dan halus, apakah bayi tersebut
bayi prematur, dan bayi dengan berat rendah (BBLR) (Hayati, 2014).
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bias diukur
bertambanya berat badan bayi manjadi 2 kali lipat barat badan lahir pada
usia 6 bulan, dan menjadi 3 kali lipat barat badan lahir pada usia 1 tahun.
tahun sehingga panjang badan bayi umur 1 tahun mencapai 1,5 kali badan
ssat lahir.
(skill) dalam sroktir dan fungsi tubhuh yang lebih kompleks dalam pola
individu.
25
utama yang berperan dalam kebutuhan energi dan zat gizi bayi, yaitu :
1. Ukuran tubuh bayi. Ukuan tubuh ini berpengaruh pada 2 hal, yaitu :
orang dewasa sehingga diperlukan air, energy, dan zat gizi yang
memadai.
Kondisi ini ditandai dengan tingginya kebutuhan zat gizi per Kg bera
badan bayi. Pada masa ini, zat gizi yang memgang peranan penting
3. Immaturitas organ dan perilaku makan. Organ tubuh bayi belum matur
perkembangan, yaitu:
1) Faktor genetic
26
orang tua dan tersimpan dalam DNA akan menampilkn bentuk fisik
2) Faktor lingkungan
sangat cepat. Bukan hanya berat badan dan panjang badan bayi yang
tubuh bayi. Komposisi tubuh bayi yang terdiri dari, lemak, dan lean body
mass (bukan lemak) mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Saat baru
lahir 70% komposisi tubuh bayi adalah air dan jumlahnya semakin
berkurang menjadi 60% saat bayi berusia satu tahun. Cairan ekstraseluler
body mass. Tubuh juga mengandung lemak, saat baru lahir komposisi
Saat bayi lahir proporsi ukuran kepala lebih besar dari proporsinnya pada
saat dewasa. Saat lahir, ukuran kepala bayi adalah 1/4 dari ukuran tubuh
Perubahan proporsi juga terjadi pada bagian kaki. Saat lahir panjang kaki
adalah 1/8 dari total panjang badannya, dan saat dewasa kaki memiliki
memiliki berat badan badan lahir kurang dari 2500 g. Bayi BBRL
bayi. Ibu dapat mengetahui tabel berat badan dan panjang badan standar
dari buku KMS yang dapat diperoleh dari bidan, dokter, maupun kader
cepat. Berat badan bayi akan menjadi 2 kali lipat dari berat lahirnya
pada usia 4-6 bulan, dan menjadi 3 kali lipat pada usia 1 tahun,
(stunting).
mengambarkan “pendek
29
(shortness)”, outcome dari proses ini adalah stunting. Pada saat bayi
berusaia 3-6 bulan stunting biasanya terjadi sabagai dampak dari gagal
(stunted) akan terlihat memiliki berat badan yang cukup, pada hal berat
pada fase bayi sangat cepat, sehingga faktor usia menjadi penting untuk
di ikut sertakan.
korones pada usia dibawa 2 tahu. Bayi IUGR maupu bayi yang
dan cair. Bisa juga didefinisikan dengan buang air besar yang tidak
normal dan berbentuk cair dengan frekuensi BAB lebih dari biasanya.
30
Bayi dapat dikatakan diare bila BAB sudah lebih dari 3 kali sehari buang
air besar, dan sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah buang air
besar sebanyak lebih dari 4 kali dalam sehari. (Lia dewi, 2014).
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal
dimana buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses
yang encer/cair dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enternal
b. Faktor malabsorbsi
intoleransi laktosa.
32
2) Protein.
3) Lemak.
d. Faktor psikologis.
2.3.3 Patofisiologis
rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
diare.
34
c. Hipoglikemia
lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal
d. Gangguan gizi
disebabkan oleh:
e. Gangguan sirkulasi
parasit. Akan tetapi tidak sedikit diare yang disebabkan oleh faktor alergi
tersebut dan terjadinya diare (Fida dan Maya, 2012). Beberapa hal yang
c) Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain, seperti
bagi usus.
ulseratif.
(malabsorpsi).
a) Faktor perilaku
b) Faktor lingkungan
ketersedian MCK.
a) Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
terjadi pergeseran air dan elektronik ke dalam rongga usus. Isi rongga
b) Gangguan sekresi
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
menginfeksi anak melalui 4 faktor yaitu food, feces, fly, finger. Oleh
karena itu, untuk mencegah agar penyakit ini tidak menyebar dan menular,
cara yang paling praktis adalah memutus rantai penularan tersebut. Faktor
38
penyakit diare.
memperhatikan waktu yang tepat dan pola makan terutama makanan pada
bayi.
Menurut Lia dewi (2014), berikut ini adalah tanda dan gejala anak
a. Cengeng, rewel.
b. Suhu meningkat.
c. Gelisah.
dan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung,
g. Anus lecet.
j. Diare.
k. Pontanel cekung.
2.3.10 Komplikasi
yang bisa
a. Dehidrasi.
b. Renjatan hipovolemik.
c. Kejang.
40
d. Bakterimia.
e. Mal nutrisi.
f. Hipoglikemia.
2.3.11 Penatalaksanaan
berikut:
c. Obat-obatan.
kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan
sekali.
sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air hangat atau air the hangat,
a) Cara tradisional.
liter air + 100 g atau 6 sendok makan beras dimasak selama 45-60
menit.
b) Cara biasa.
mendidih.
mengalami buang air besar lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih
berikut :
a. Diare akut
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mandadak pada bayi dan
dengan disertai dengan pengeluaran feses yang encer atau cair, sering
tanpa darah, mungkin disertai muntah dan panas. Diare akut lebih
42
sering terjadi pada bayi, penyebab terpenting dari diare ini adalah
b. Diare disentri
c. Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang pada mulanya bersifat akut tetapi
kehilangan berat badan yang nyata dengan volume feses yang banyak
bahwa hanya sekitar 40% bayi yang berusia 0-6 bulan mendapat ASI
adalah makanan atau minuman yang diberikan kepada bayi yang usianya
43
kurang dari 6 bulan atau dibawah 6 bulan. Bila MP-ASI diberikan dibawah
usia 6 bulan, usus belum cukup berkembang untuk dapat menguraikan sisa
makanan. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka kerusakan sistem cerna
akan lebih cepat karena pada usia 0-6 bulan sistem cerna sedang
siap untuk mencerna makanan yang bentuknya lebih padat, sehingga dapat
berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai p-value <0,05 yaitu
bayi usia 06 bulan. Hal ini dikarenakan pada usia bayi dibawah 6 bulan
memiliki hubungan positif, dengan nilai (p value 0,001) jadi p< 0,05
Diare.
BAB III
1. Factor perilaku
a. Tidak memberikan ASI
secara ekslusif
3.1 Kerangka Konsep
b. Memberikan makanan
Bayi 1-6 Bulan pendamping (MP-ASI)
terlalu dini akan
memepercepat bayi
kontak dengan kuman
dan terjadinya diare.
c. Menggunakan botol
susu terbukti
Diare meningkatkan resiko
MP-ASI
terken penyakit diare
karena sulit untuk
membersihkan botol
susu
Jenis makanan MP-ASI : Klasifiasi diare : d. Tidak menerapkan
MP-ASI kebiasaan cuci tangan
1. Buah-buahan yang di 1. BAB lebih dari 3
dengan air sabun
haluskan (dalam bentu kali/hari pada orang
sebelu memberi
sari buah) dewasa
ASI/makan setelah
2. Makanan lunak dan 2. BAB lebih dari 4
buang air besar dan
lembak. Missal bubur kali/hari dengan
setelah membersihkan
susu, nasi tim pengeluaran tinja
BAB anak.
3. Makanan bayi yang di yang tidak normal
2. Faktor lingkungan :
kemas dalam kaleng / 3. Konsisitensi tinja lebih
a. Ketersediaan air bersih
karton sachet cair dalam waktu 24
yang tidak memadai.
jam
Kurangnya
ketersediaan MCK.
b. Kebersihan lingkungan
: Variabel yang diteliti dan pribadi yang
buruk.
: : Variabel yang tidak di teliti
: Hubungan
: Menyebabkan
45
46
risiko, antara lain faktor lingkungan, status gizi, pemberian ASI yang kurang
Salah satu faktor risiko terjadinya diare yang telah disebutkan di atas
adalah pemberian ASI yang kurang mencukupi kebutuhan bayi. Dalam hal ini
adalah pemberian MP-ASI terlalu dini, yang diberikan sebelum bayi berusia 6
bayi dari bakteri (Escherichia coli dan Salmonella dll) dan virus (Rotavirus
yang dapat menyebabkan anak lebih rentan terjangkit penyakit, salah satunya
diare. Hal inilah yang dapat berpengaruh terhadap kejadian diare pada anak-
anak.
3.2 Hipotesis
ASI) terhadap kejadian diare pada balita usia 1-6 bulan di Desa Sukoanyar
METODE PENELITIAN
dan kegunaan tertentu. Pada penelitian dengan Judul Hubungan Pemberian MP-
ASI Dini Dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 1-6 Bulan. Dan pada bab I I
waktu dan tempat penelitian, Populasi, sampel dan sampling, identifikasi variable,
satu waktu, yaitu pengambilan data yang dilakukan satu kali pengukuran dan
hubungan pemberian MP-ASI dengan kejadian Diare pada Usia 1-6 bulan di
47
48
Sampel
Bayi usia 1-6 bulan yang mengalami diare di Desa Sukoanyar
Kecamatan Pakis Kabupaten Malang
Teknik Sampling
Desain Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Chi square
4.3.1 Populasi
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memunyai kualitas
semua Bayi usia 1-6 Bulan yang terdata di Posyandu Balita wilayah Desa
4.3.2 Sampel
yang sama pada setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang
N
n= 2
1+ N a
N = besar populasi
Α = Margin of Maximum, yaitu tingkat kesalahan
maksimum yang masih bisa di tolerir (ditentukan
sebesar 10%)
Berdasarkan Rumus Slovin maka besarnya penarikan jumlah
56
n:
1+ 56 ¿ ¿
56
n:
1+ 56(0 , 01)
56
n:
1, 56
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun 2023 pada Bayi usia 1-
1 Perijinan
disepakati.
merujuk pada suatu alat atau fasilitas yang digunnakan oleh penilitian
(Arikunto, 2013). Kuisioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian,
yaitu:
dijumlahkan dan diberi penilaian angka (skor) 1-2 yang artinya adalah:
1 = MP-ASI ≥ 6 bulan
1 = BAB ≤ 3 kali
56
2 = BAB ≥ 4 kali
= koefisien relasi
Kejadian Diare.
valid dengan R hasil > R table. Responden yang digunakan dalam uji
Keterangan :
Kejadian Diare.
terjawab secara lengkap dan jelas sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
untuk memudahkan dalam analisis data yakni dengan cara mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding :
58
yang dibutuhkan.
Responden
responden.
1 = MP-ASI ≥ 6 bulan
Dengan kategori :
1 = BAB ≤ 3 kali
2 = BAB ≥ 4 kali
59
Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten
dilakukan dengan program SPSS 25. Dimana jika nilai α < 0,05 maka ada
hubungan antara variabel terikat, sedangkan jika α > 0,05 tidak ada hubungan
dari variabel terikat. Jika nilai hasil hitung dari chi-square tidak memenuhi
yang di jain oleh formulir persetujuan. Ini berarti subjek harus di buat
kerahasiaanya oleh peneliti. Dalam hal ini, penulis nama dalam kuisioner
pencegahan dari kesalahan atau kejadian yang di sebabkan oleh diri sendiri
HASIL PENELITIAN
Jabung, Sebelah Timur : Desa Jeru Kec. Tumpang, Sebelah Selatan : Desa
Slamet Kec. Tumpang, Sebelah Barat : Desa Pucangsongo dan Sumber Pasir
wilayah Kabupaten Malang yang terletak di Jalan Raya Pakis No.69 Pakis,
61
62
3-4 bulan 14 40
paling banyak mengisi kuisioner berada di rentan usia 3-4 bulan sebanyak
5.2.2.1 distribusi frekuensi pemberian MP-ASI Dini pada bayi 1-6 bulan di
Table 5.6 distribusi kejadian diare di Desa Sukoanyar, Kec. Pakis, Kab.
Malang
kejadian diare
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak diare 4 11,4 11,4 11,4
diare 31 88,6 88,6 100,0
Total 35 100,0 100,0
Sumber : Data Khusus responden bayi 1-6 bulan di Desa Sukoanyar, Kec.
Pakis, Kab. Malang
5.3 Hubungan Pemberian MP-ASI dengan kejadian Diare pada bayi 1-6
bulan
kejadian diare
Table 5.8 Uji Chi-Square hubungan pemberian MP-ASI dengan Kejadian Diare
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 3,978 1 ,046
Continuity Correctionb 2,023 1 ,155
Likelihood Ratio 3,672 1 ,055
Fisher's Exact Test ,082 ,082
Linear-by-Linear 3,865 1 ,049
Association
N of Valid Cases 35
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
1,26.
b. Computed only for a 2x2 table
pada uji pearson Chi-Square adalah sebesar 0,046. Karena nilai Asymp.Sig (2-
sided) lebih kecil dari tingkat signifikasi yaitu 0,5, maka dapat disimpulkan
5.4 Hubungan waktu pemberian MP-ASI dengan Kejadian Diare pada Bayi
Tabel 5.10 Uji Chi Square waktu Pemberian MP-ASI dengan Kejadian Diare
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 3,978 1 ,046
Continuity Correctionb 2,023 1 ,155
Likelihood Ratio 3,672 1 ,055
Fisher's Exact Test ,082 ,082
Linear-by-Linear 3,865 1 ,049
Association
N of Valid Cases 35
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,26.
b. Computed only for a 2x2 table
sided) pada uji pearson Chi-Square adalah sebesar 0,046. Karena nilai
Asymp.Sig (2-sided) lebih kecil dari tingkat signifikasi yaitu 0,5, maka dapat
kejadian diare”
67
Table 5.12 Uji Chi Square Jenis Pemberian MP-ASI dengan Kejadia Diare
Chi-Square Tests
Asymptotic
Value df Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 6,978a 2 ,031
Likelihood Ratio 5,815 2 ,055
Linear-by-Linear Association 6,112 1 ,013
N of Valid Cases 35
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,11.
pada uji pearson Chi-Square adalah sebesar 0,031. Karena nilai Asymp.Sig (2-
sided) lebih kecil dari tingkat signifikasi yaitu 0,5, maka dapat disimpulkan
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan
sebagian besar bayi usia 1-6 bulan yang diberikan MP-ASI dini sebanyak
cair yang diberikan untuk bayi atau anak usia 6-24 bulan dilakukan secara
makanan yang sesuai untuk anak usia tertentu (Puspita Sari, 2020) (Al-
rahmad, Miko and Hadi, no date). Pemberian MP-ASI dini pada bayi
sebelum usia 6 bulan, dan kualitas dari makanan yang kurang sesuai.
terkait asupan energi, protein, kalsium, zat besi, dan seng ditemukan bisa
Salah satu bahan pangan yang mempunyai kandungan gizi yang cukup
tinggi dan lengkap yakni labu kuning. Labu kuning mengandung zat besi,
68
69
Kejadian diare pada bayi usia 1-6 bulan terdapat sebagian besar
dengan pengeluaran tinja yang tidak normal dan konsisitebsi tinja yang
mencair dengan frekuensi lebih dari 3x sehari dalam sehari beberapa hal
2018) berdasarkan hasil uji stastistik degan menggunakan uji chi square,
bahwa dari 35 responden bayi untuk usia 1-6 bulan sebagian besar dari
pada hasil uji chi square menunjukan nilai p-value 0,046<0,05 yang
dini dapat meningkatkan risiko diare serta infeksi saluran pencernaan atas
terlalu dini pada anak dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi
koroner.
mengalami diare, sedangkan bayi yang diberikan MP ASI di usia >6 bulan
hanya 1 (9,1%) yang mengalami diare, berdasarkan hasil uji chi square
didapatkan nilai p-value <0,05 yaitu sebesar 0,014 yang artinya ada
dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan. Pada usia bayi dibawah 6
bayi usia 1-6 bulan yang tidak diberikan MP-ASI Dini 3 responden tidak
mengalami diare, hal ini dapat terjadi karena ibu responden mengetahui
bayi mengalami gangguan pencernaan, selain hal itu ibu responden juga
mengetahui bahwa jenis makanan yang diberikan tidak tepat bisa membuat
sedangkan dari 11 responden bayi usia 1-6 bulan 8 responden dalam waktu
bahwa bayinya tidak cukup kenyang dan rewel bila hanya diberi ASI yang
alergi, diare dan sembelit karena lambung bayi belum mampu mencerna
kesiapan bayi untuk dapat menerima makanan lain selain ASI (Riksani
lumat serta 1 responden jenis makanan padat. Hasil analisis uji chi square
73
kejadian diare.
makanan lain selain ASI yang dimulai pada usia ≥ 6 bulan. MP-ASI
diberikan sesuai dengan tingkat usia bayi. Pada usia 6-9 bulan jenis MP-
ASI yang diberikan berupa makanan lumat yaitu makanan yang dimasak
dengan banyak air dan disaring yang konsistensinya paling halus seperti
Kemudian pada saat bayi berusia 9-12 bulan jenis MP-ASI yang
lebih kasar dari makanan lumat, seperti bubur susu, bubur sumsum, bubur
dengan penyimpangan adat istiadat yang ada sejak turun temurun nenek
moyang.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
MP-ASI Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 1-6 Bulan di Desa Sukoanyar
Kec. Pakis Kabupaten Malang tahun 2023, maka penulis dapat menarik
1. Pemberian MP-ASI pada bayi usia 1-6 bulan dari 35 responden 24 (68,6
Malang
2. Dari waktu dan jenis yang telah diberikan MP-ASI Dini pada Bayi usia 1-
3. Kejadian diare yang telah didapatkan pada hasil analisis dari 35 responden
4. Dalam penelitian yang telah dilakukan bahwa ada hubungan yang sangat
pada bayi usia 1-6 bulan, dan hubungan jenis pemberian MP-ASI dini
pada bayi 1-6 bulan, serta adanya hubungan yang signifikan antara
pemberian MP-ASI dini dengan adanya kejadian diare pada usia bayi 1-6
74
75
7.2 Saran
peneliti ingin memberikan saran dan tanggapan kepada pihak yang terkait :
yang memiliki bayi usia 1-6 bulan tentang pemberian MP-ASI Dini
hubungan Pemberian MP-ASi Dini dengan Kejadian Diare pada bayi Usia
Kejadian Diare Pada Bayi Usia 1-6 Bulan di Desa Sukoanyar. Kec. Pakis
Kab. Malang.
Kejadian Diare.
DAFTAR PUSTAKA
Demsa, S. (2019) Pencegahan Stunting Melalui Intervensi Gizi Spesifik Pada Ibu
Menyusui Anak Usia 0-24 Bulan. Jakarta: Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu (2019) Profil Kesehatan Kota Bengkulu 2019.
Bengkulu: Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.
76
77
Fida Dan Maya (2012) ‘Pengantar Ilmu Kesehatan Anak’. Yogyakarta: DMedika.
Lolli Nababan Sw (2018) Pemberian MP-ASI Dini Pada Bayi Ditinjau Dari
Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu.
Molika, E. (2014) Buku Pintar Mpasi: Bayi 6 Bulan Sampai 2 Tahun. Lembar
Langit Indonesia.
Mufida, L. (2015) ‘Prinsip Dasar Mpasi Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan’.
Yogyakarta
78
Octa, D. R. L., Maita, E., Maya S. & Yulfiana, R. (2014) Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita Dan Anak Prasekolah Untuk Para
Bidan. Yogyakarta: Cv Budi Utama.
Rakyat, T. D. (2012) Makanan Pendamping Asi Dapur Ibu. Jakarta: Dian Rakyat.
Riksani, R. (2012) Keajaiban Asi (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat.
Unicef (2014) Paket Konseling Pemberian Makanan Bayi Dan Anak. Available
At: Https://Www.Unicef.Org/Indonesia/Id.
Wargiana, R. (2013) Hubungan Pemberian MP-ASI Dini Dengan Status Gizi Bayi
Umur 0-6 Di Wilayah Kerja Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember.
Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat,
Apabila anda bersedia menjadi responden, saya mohon anda mengisi dan
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
bersedia berperan serta didalam penelitian ini.
(.....................................)
84
Frequency Table
Pemberian mp asi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak diberikan 11 31,4 31,4 31,4
diberikan 24 68,6 68,6 100,0
Total 35 100,0 100,0
kejadian diare
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak diare 4 11,4 11,4 11,4
diare 31 88,6 88,6 100,0
Total 35 100,0 100,0
85
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3,978 1 ,046
b
Continuity Correction 2,023 1 ,155
Likelihood Ratio 3,672 1 ,055
Fisher's Exact Test ,082 ,0
Linear-by-Linear Association 3,865 1 ,049
N of Valid Cases 35
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,26.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
86
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3,978 1 ,046
87
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for waktu 8,625 ,781 95,256
pemberian mp asi (> 6
bulan / < 6 bulan)
For cohort kejadian diare = 6,545 ,764 56,063
tidak diare
For cohort kejadian diare = ,759 ,523 1,100
diare
N of Valid Cases 35
88
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 6,978 2 ,031
Likelihood Ratio 5,815 2 ,055
Linear-by-Linear Association 6,112 1 ,013
N of Valid Cases 35
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is ,11.
Risk Estimate
Value
a
Odds Ratio for jenis pemberian
mp asi (lumat / lunak)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a 2*2
table without empty cells.
89
REKAYASA SEKOR
2 2 1 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 1
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 1 2
1 1 1 1
2 2 1 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 1 2
1 1 1 1
2 2 2 2
90
1 1 3 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
1 1 2 2
1 1 2 2
1 1 2 2
1 1 2 2
1 1 2 2
1 1 2 2
1 1 2 2
1 1 1 1
2 2 2 2
2 2 1 2
91
I. Identitas Responden
A. Data bayi
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
B. Data Ibu
1. Nama :
2. Usia :
3. Anak ke Berapa :
92
4. Pendidikan Terakhir :
o Tidak Sekolah
o Tamat SD
o Tamat SMP
o Tamat SMA
o Tamat Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan :
6. Penghasilan :
o <1000.000
o 1000.000-2500.000
o 2500.000-4000.000
7. Alamat :
II. Pertanyaan
A. Apakah bayi ibu sudah diberikan makanan pendaping ASI ?
Ya Tidak
B. Berapa usia anak ibu saat pertama kali diberi MP-ASI ?
C. Pertanyaan Tentang Kejadian Diare
1. Apakah bayi ibu pernah mengalami BAB yang encer?
Ya Tidak
2. Jika Ya berapa kali bayi ibu BAB dalam sehari?
4 x sehari ≥ 4 x sehari
3. Berapa lama bayi ibu mengalami diare?
1-3 hari > 6 hari
4-6 hari
4. Seberapa sering bayi ibu mengalami diare dalam umur 1-6 bulan?
1x 3x
2x
5. Kapan bayi ibu mengalami diare?
Sebelum pemberian MP-ASI
Setelah pemberian MP ASI –ASI dini
93