Anda di halaman 1dari 101

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI MUSIK


DANGDUT PADA PASIEN HALUSINASI DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI PENDENGARAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GUNUNGSARI TAHUN 2022
Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan mata Kuliah Karya
Tulis Ilmiah pada Program Studi Diploma III Keperawatan Mataram Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes MataramTahun Akademik
2021/2022

OLEH :

IZZA AMINULLAH
NIM.P07120119065

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN MATARAM

TAHUN 2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Izza Aminullah

NIM : P0712011906

Program studi : D.III Keperawatan Mataram

Institusi : Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan RI

Menyatakan dengan sebanarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini

adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan

atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulisan ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

...............,...... ............... 2022

Pembuat Pernyataan

IZZA AMINULLAH
NIM. P07120119065

Pembimbing I Pembimbing II

EKA RUDY PURWANA, SST., M.Kes. A’AN DWI SENTANA, M.Kep.


Nip. 197811052005011003 Nip. 197303202002121001
i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh IZZA AMINULLAH NIM. P07120119065

dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Musik

Dangdut Pada Pasien Halusinasi Dengan Gangguan Persepsi Sensori

Pendengarandi Wilayah kerja Puskesmas Gunungsari” telah diperiksa dan

mendapatkan persetujuan untuk diujikan di depan tim penguji Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Keperawatan Program Studi D.III

Keperawatan Mataram Tahun Akademik 2021/2022.

Mataram, Agustus 2022

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

EKA RUDY PURWANA, SST., M.Kes. A’AN DWI SENTANA, M.Kep.


Nip. 197811052005011003 Nip. 197303202002121001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh IZZA AMINULLAH NIM. P0712011906 dengan judul
“Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Musik Dangdut Pada
Pasien Dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi di Wilayah kerja
Puskesmas Gunungsari” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada
tanggal :

Dewan Penguji

Penguji Ketua Penguji Anggota I Penguji Anggota II

DESTY EMILYANI, M.Kep. EKA RUDY PURWANA, SST., M.Kes. AAN DWI SENTANA, M.Kep.
NIP.197412061998032001 NIP.197811052005011003 NIP. 197303202002121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan,

RUSMINI, S.Kep.Ns., MM
NIP. 197010161989032001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Pemberian

Terapi Musik DangdutPada Pasien Dengan Gangguan Persepsi Halusinasi di

Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd.,M.Kes. selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram.

2. Ibu Rusmini, S.Kep. Ns., MM. selaku Ketua Jurusan Keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram dan selaku Penguji Ketua yang

telah memberikan kritik dan saran yang membantu mengarahkan penulis

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat lebih terarah.

3. Ibu Mas’adah, M.Kep. selaku Ketua Program Studi D.III Keperawatan

Mataram di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

4. Bapak Eka Rudy Purwana, SST., M.Kes. selaku Pembimbing Utama yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan penuh kesabaran, dan

memberikan motivasi serta saran-saran yang bermanfaat dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak A’an Dwi Sentana, M.Kep.selaku Pembimbing kedua yang telah

memberikan saran dan bimbingannya demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah

ini.

iv
6. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada

penulis.

7. Kedua orang tua Ibu dan Bapak tersayang, kakak dan semua keluarga terima

kasih atas kasih sayang, do’a, dorongan dan pengorbanannya, sehingga

penulis bisa tetap semangat dan terus maju dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

8. Sahabatku Iriksan Wiraputra, Aris munandar, Sarji Wahyu Akbar, Rizal

Efendi, Arbi Kusuma, Abdul Muhit, Thariq Ziadi, Saya ucapkan terimakasih

karena telah membantu saya.

9. Semua teman-teman seperjuangan D.III Keperawatan Mataram angkatan

2021/2022 kelas B Reguler D.III, terima kasih atas suport dan dukungan

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Demikian, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat dan menambah

wawasan bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Mataram, Agustus 2022

Penulis

v
Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Musik Dangdut Pada
Pasien Halusinasi Dengan Gangguan Persepsi Sensori Pendengaran Di
Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari

Izza Aminullah ¹, EKA RUDY PURWANA, SST., M.Kes ²,AAN DWI SENTANA, M.Kep³,

Jurusan Keperawatan Poltekkes Mataram


Jl. Kesehatan V/10 Mataram Telp. (0370) 621383
Email : izzaaminullah8899@Gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan
450 juta orang seluruh dunia mengalami gangguan jiwa saat ini dan (25%)
penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama
hidupnya. Hasil Riskesdas (2018), menunjukkan gangguan depresi sudah mulai
terjadi sejak rentang usia remaja (15-24tahun), dengan prevalensi 6,2%. Pola
prevalensi depresi semakin meningkat seiring dengan peningkatan usia, tertinggi
pada umur 75+ tahun sebesar 8,9%, 65-74 tahun sebesar 8,0% dan 55-64 tahun
sebesar 6,5%. NTB yang mengalami gangguan jiwa menduduki urutan ketiga
nasional dengan ( 10.0% ) setelah DIY dengan ( 10.1% ) dan Bali dengan ( 11.0%
) (Riskesdas, 2018).
Tujuan Studi Kasus ini adalah Mampu melaksanakan Asuhan keperawatan
dengan Pemberian Terapi Musik Dangdut Pada Pasien Halusinasi Dengan
Gangguan Persepsi Sensori Pendengaran di wilayah Kerja Puskesmas
Gunungsari.
Metode penelitian Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa,
dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau
organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut.
Hasil yang didapatkan yaitu terdapat peningkatan persepsi sensori dengan
krioteria hasil sudah tidak mendengar suara bisikan-bisikan dan sudah mau
beintraksi dengan orang lain.
Kesimpulan yang didapatkan yaitu pengaruh terapi musik dangdut pada pasien
halusinasi dengan gangguan persepsi sensori pendengaran dapat mengurangi
kecemasan pada pasien halusinasi. Saran yang dianjurkan khususnya kepada
pasien yaitu untuk tetap menerapkan terapi yang diajarkan untuk mencegah
terjadinya kekambuhan.

Kata Kunci : Halusinasi, terapi music dangdut.

vii
Nursing Care by Providing Dangdut Music Therapy to Hallucinating
Patients with Sensory Hearing Perception Disorders in the Gunungsari
Health Center Work Area
Izza Aminullah , Eka Rudy Purwana, Sst., M.Kes², Aan Dwi Sentana, M.Kep ,
Mataram Polytechnic Nursing Department

Jl. Health V/10 Mataram Tel. (0370) 621383


Email :izzaaminullah8899@Gmail.com

ABSTRACT

Background: According to the World Health Organization (WHO) it is estimated


that 450 million people worldwide experience mental disorders at this time and
(25%) of the population is estimated to experience mental disorders at a certain
age during their lives. The results of Riskesdas (2018), show that depressive
disorders have started to occur since the adolescent age range (15-24 years), with
a prevalence of 6.2%. The pattern of depression prevalence increases with
increasing age, the highest at the age of 75+ years at 8.9%, 65-74 years at 8.0%
and 55-64 years at 6.5%. NTB with mental disorders ranks third nationally with
(10.0%) after DIY with (10.1%) and Bali with (11.0%) (Riskesdas, 2018).
The purpose of this case study is to be able to carry out nursing care by providing
Dangdut Music Therapy to Hallucinating Patients with Sensory Hearing
Perception Disorders in the Gunungsari Health Center Work area. Case study
research method is a series of scientific activities carried out intensively, in detail
and in depth about a program, event, and activity, either at the individual level, a
group of people, institutions, or organizations to gain in-depth knowledge about
the event. The results obtained are that there is an increase in sensory perception
with the criterion of not hearing whispers and wanting to interact with other
people.
The conclusion obtained is that the effect of dangdut music therapy on
hallucinatory patients with impaired sensory perception of hearing can reduce
anxiety in hallucinating patients.
The recommended advice, especially to patients, is to continue to apply the
therapy that is taught to prevent recurrence.

Keywords: Hallucinations, dangdut music therapy.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iv
KATA PENGANTAR .....................................................................................v
ABSTRAK........................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................5
C. Tujuan Studi Kasus................................................................5
D. Manfaat Studi Kasus..............................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................7
A. Konsep Gangguan Jiwa .......................................................8
1. Pengertian Halusinasi......................................................8
2. Pohon Masalah ................................................................9
3. Jenis Halusinasi ..............................................................9
4. Karakteristik Perilaku .....................................................11
B. Konsep Terapi Musik ...........................................................12
1. Pengertian .......................................................................12
2. Jenis Terapi Musik ..........................................................13
3. Manfaat Musik ................................................................14
C. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Halusinasi .........15
1. Pengkajian........................................................................15
2. Diagnosa keperawatan.....................................................16
3. Perencanaan ....................................................................17
4. Implementasi ...................................................................20

ix
5. Evaluasi............................................................................21
D. Kerangka konsep...................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................23
A. Rancangan Studi Kasus........................................................23
B. Subyek Studi Kasus..............................................................23
C. Fokus Studi...........................................................................24
D. Definisi Operasional.............................................................24
E. Tempat dan Waktu................................................................25
F. Pengumpulan Data................................................................25
G. Penyajian Data......................................................................26
H. Etika Studi Kasus .................................................................26
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN.............................27
A. Hasil Studi Kasus.................................................................27
B. Diagniso keperawatan..........................................................32
C. Intervensi keperawatan.........................................................33
D. Implementasi keperawatan...................................................38
E. Evaluasi keperawatan...........................................................42
F. Pembahasan..........................................................................47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................58
A. Kesimpulan...........................................................................58
B. Saran ...................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................27
LAMPIRAN

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan sebelum penelitian

Lampiran 2 Lembar Persetujuan ( Informed consent )

Lampiran 3 Format pengkajian keperawatan jiwa

Lampiran 4 Penilaian kemampuan pasien dengan halusinasi

Lampiran 5 Stimulasi sensoris mendengar musik

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah sikap yang positif terhadap diri sendiri,

tumbuh, kembang, aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memliki persepsi

sesuai kenyataan dan kecakapan dalam berdaptasi dengan lingkungan (Stuart

dan Laraia dalam Yosep, 2014, h 1). Menurut Undang-undang No.36 Tahun

2009 tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai kesehatan jiwa

secara optimal, pemerintah indonesia menegaskan perlunya peningkatan

kesehatan jiwa, seperti yang dituangkan dalam Undang-undang No.36 Tahun

2009 tentang kesehatan Bab IX pasal 144 yang menyatakan bahwa upaya

kesehatan jiwa ditujukan untuk menjamin setiap orang dapat menikmati

kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan

lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa (Dalami, 2010, h 2).

Menurut WHO (World Health Organisation), masalah ganggan

jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang yang serius. WHO

memperkirakan sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan

kesehatan jiwa, 135 juta orang diantaranya mengalami halusinasi

(Widadiasyih,2019).

Gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan

kemungkinan akan berkembang menjadi 25% di tahun 2030, gangguan jiwa


2

juga berhubungan dengan bunuh diri, lebih dari 90% dari satu juta kasus

bunuh diri setiap tahunnya akibat gangguan jiwa. Gangguan jiwa ditemukan di

semua negara, pada perempuan dan laki-laki, pada semua tahap kehidupan,

orang miskin maupun kaya baik dipedesaan maupun perkotaan mulai dari

ringan sampai berat. Menurut kusumawati F dan Hartono Y (2018),

diperkirakan penduduk indonesia yang menderita gangguan jiwa sebesar 2-3%

juta jiwa, yaitu sekitar 111,5 juta jiwa diantaranya mengalami halusinasi.

Data dari info datin Situasi Kesehatan Jiwa di Indonesia menyatakan,kasus

gangguan jiwa di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdes) tahun 2018 meningkat. Peningkatan ini terlihat dari kenaikan

prevalensi rumah tangga yang memiliki ODGJ di Indonesia. Ada peningkatan

jumlah menjadi 7 permil rumah tangga artinya per 1000 rumah tangga

terdapat 7 rumah tangga dengan ODGJ, sehingga jumlahnya diperkirakan 450

ribu ODGJ berat. (Yoeyoen Aryantin Indrayani & Tri Wahyudi,2019).

Berdasrkan data Kemenkes RI (2018), jumlah gangguan jiwa berat

psikosis/skizofrenia di Indonesia dimana provinsi NTB menduduki peringkat

ke 3. Gangguan jiwa berat terbesar yaitu: urutan pertama adalah Bali (11,0%)

urutan kedua Yogyakarta (10.0%), dan urutan ketiga adalah NTB (9,90%).

Menurut data Profil Kesehatan Provinsi NTB tahun 2019, menyatakan

bahwa menurut Riskesdes 2018 prevalensi per mil rumah tangga dan

anggota rumah tangga di Provinsi NTB sebesar 0,96% dan Indonesia sebesar

6,7%. Diperkirakan jumlah orang dengan ganggua jiwa berat tahun 2019

sebanyak 13.129 jiwa. Jumlah ODGJ Berat yang mendapat pelayanan


3

kesehatan sebesar 68,47% (8.989 orang). Pelayanan kesehatan ODGJ Berat

tertinggi ditemukan di Kabupaten Lombok Barat yaitu sebesar 109% (1.944

orang), dan Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat terendah terdapat di

Kabupaten Lombok Utara sebesar 41,36% (237 orang). (Dinas Kesehatan

NTB, 2020). ). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok

Barat, rata-rata orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan

pelayanan kesehatan tidak mencapai 50% dari jumlah ODGJ di setiap

kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat.

Data dari puskesmas gunungsari dari tahun 2020 sampai dengan tahun

2021 didapat peningkatan jumlah pasien dengan gangguan jiwa. Pada tahun

2020 didapat sebanyak 19 pasien dengan gangguan jiwa yang berobat ke

puskesmas gunung sari dan pada tahun 2021 mengalami kenaikan pasien

dengan gangguan jiwa yakni sebnayak 51 pasien.

Salah satu gejala Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia

dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal

(dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat lingkungan tanpa objek

atau rangsangan yang nyata (Direja,2017)

Dampak dari perilaku halusinasi adalah mengakibatkan adanya

kekacauan yang berupa pembicaran dan perilaku, aktivitas motorik berlebihan

dan tidak terkendali, terdapat juga kemarahan, perilaku mencederai diri sendiri

dan orang lain, menjaga jarak dan mengisolasi diri sendiri dan kecemsan

(Setiadi 2006 dalam Sudjarwo 2010).


4

Untuk mengurangi resiko munculnya kembali halusinasi adalah dengan

menyibukkan diri dengan aktivitas. Dengan beraktivitas secara terjadwal,

pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali

mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang megalami halusinasi dapat

dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur

dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu. Setiap

kegiatan yang dilatih dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien sampai

tidak ditemukan waktu luang. Terapi musik dapat menjadi aktivitas yang dapat

dilakukan oleh pasien halusinasi (Keliat, dkk., 2012).

Gangguan halusinasi dapat diatasi dengan terapi farmakologi dan

nofarmakologi. Terapi nonfarmakologi lebih aman digunakan karena tidak

menimbulkan efek samping seperti obat-obatan, karena terapi nonfarmakologi

menggunakan proses fisiologis. Salah satu terapi nonfarmakologi yang efektif

adalah mendengarkan musik.Musik memiliki kekuatan untuk mengobati

penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik

diterapkan menjadi sebuah terapi, musik dapat meningkatkan, memulihkan,

dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual

(Damayanti, Jumaini, & Utami, 2014)

Terapi musik adalah intervensi klinis yang menggunakan musik. Terapi

musik merupakan salah satu intervensi psikososial yang dapat digunakan untuk

menurunkan gejala skizofrenia serta meningkatkan interaksi sosial serta fungsi

neuropsikologis . Terapi musik akhirnya akan menstabilkan mental dan fisik,

meningkatkan emosi, fungsi kognitif, dan perilaku positif. Hal ini juga
5

menjelaskan mengapa individu dengan skizofrenia cenderung melihat musik

sebagai sesuatu yang menarik dan menenangkan (Kamardi, Satiadarma, &

Suryadi, 2017).

Manfaatdariterapi musik adalah untuk merelaksasi, mempertajam pikiran,

memperbaiki presepsi, konsentrasi, ingatan,menyehatkan tubuh,

meningkatkan fungsi otak, dan dapat meningkatkan kontak intrapersonal serta

meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial di

masyarakat.Musik yang dapat digunakan untuk terapi musik pada umumnya

musik yang lembut, memiliki nada-nada dan irama yang teratur atau

instrumentalia.

Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang seperti musik

dangdut yang ringan dan santai enak didengar.Musik dangdut yang bernada

lembut dapat memberikan kalimat-kalimat atau motivasi dapat juga

mempengaruhi suasana hati subjek pendengar dapat lebih positif dan dapat

menurunkan tingkat stres yang dialaminya (Alfiansyah, Rochmawati, &

Purnomo, 2016).

Berdasarkan uraian tersebut dan beberapa pertimbangan maka penulis

tertarik untuk meneliti “Asuhan Keperawatan dengan Pemberian Terapi Musik

untuk Mengontrol Halusinasi pada Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa

Mutiara Sukma NTB”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah, “Bagaimanakah Asuhan
Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Musik Dangdut Pada Pasien
6

Halusinasi Dengan Gangguan Persepsi Sensori Pendengarandi wilayah Kerja


Puskesmas Gunungsaritahun 2022.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum
Menggambarkan Asuhan keperawatan dengan Pemberian Terapi Musik

Dangdut Pada Pasien HalusinasiDengan Gangguan Persepsi Sensori

Pendengaran di wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien halusinasi dengan pemberian

terapi music dangdut untuk mengontrol halusinasi pendengaran.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien halusinasi dengan

pemberian terapi musik dangdut untuk mengontrol halusinasi

pendengaran.

c. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada pasien halusinasi dengan

pemberian terapi musik dangdut untuk mengontrol halusinasi

pendengaran.

d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien halusinasi

dengan pemberian terapi musik dangdut untuk mengontrol halusinasi

pendengaran.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien halusiansi dengan

pemberian terapi musik dangdut untuk mengontrol halusinasi pendengran.

D. Manfaaat Studi Kasus

1. Manfaat Teoritis
7

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan dan ilmu kesehatan serta teori-teori kesehatan, khususnya

upaya penerapan asuhan keperawatan dengan pemberia terapi musik

dangdut pada pasien halusinasi dengan gangguan persepsi sensori

pendengaran. Dapat juga dijadikan masukan inovasi dan informasi bagi

seluruh praktisi kesehatan dalam menentukan asuhan keperawatan jiwa dan

mengenalkan terapi musik dangdut terhadap pasien halusinasi pendengaran.

2. Manfaaat Praktis

1. Bagi Pasien dan Keluarga

Menambah pengetahuan keluarga dalam perawatan pasien halusinasi

di rumah.

2. Bagi Puskesmas

Memberikan informasi asuhan keperawatan pada pasien halusinasi

Bagi Bidang Keperawatan dan Tenaga Kesehatan

Memberikan manfaat praktis dan sebagai pedoman bagi perawat dan

tenaga medis dalam pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien

halusinasi

3. Bagi Penulis

Penulis lebih memahami asuhan keperawatan halusinasi, juga sebagai

bahan refrensi untuk melakukan pengelolaan kasus selanjutnya agar

lebih baik.

4. Bagi Instansi Pendidikan


8

Sebagai bahan informasi dan refrensi bagai mahasiswa prodi D III

keperawatan mataram Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

tentang asuhan keperawatan halusinasi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gangguan Jiwa

1. Pengertian Halusinasi

Halusinasi merupakan salah satu tanda gejala dari skizofrenia

positif.Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan

rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Beberapa

jenis halusinasi yang banyak kita denga seperti halusiansi pendengaran, pasien

mendengar suara-suara yang memanggilnya untuk menyuruh melakukan

sesuatu yang berupa dua suara atau lebih yang mengomentari tingkah laku atau

pikiran pasien dan suara-suara yang terdengar dapat berupa perintah untuk

bunuh diri atau membunuh orang lain. Pasien mengalami halusiansi

disebabkan oleh ketidakmampuan pasien dalam menghadapi stressor dan

kurangnya kemampuan dalam mengontorol halusinasi (Kusumawati, 2010.

Halusnasi adalah gejala yang khas dari skizofrenia yang merupakan

pengalaman sensori yang menyimpang atau salah yang dipersepsikan sebagai

sesuatu yang nyata (Kaplan et al, 2010).Halusinasi adalah salah satu gejala

gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa.Pasien

merasakan sensasi berupa suara, pengelihatan, pengecapan, perabaan, atau

penghiduan tanpa stimulus nyata (Keliat, dkk, 2012).

8
9

2. Pohon Masalah

Tahapan terjadinya halusinasi yaitu dimulai dari gangguan konsep diri

harga diri rendah yang mengakibatkan isolasi sosial lalu akan

mengakibatkan gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran

(Emilyani, Rusmini, Purwana, & Arip, 2016).

Resiko perilaku mencederai Gangguan pemeliharaan


kesehatan
diri

Gangguan sensori
Akibat
persepsi :halusinasi
pendengaran
Masalah Utama

Penyebab Isolasi sosial : menarik diri Defisit perawatan diri :


mandi dan berhias

Gangguan konsep diri :


harga diri rendah kronis

Sumber : Emilyani, Rusmini, Purwana, & Arip (2016)

3. Jenis Halusinasi

Jenis halusinasi menurut Keliat, dkk(2012):

a. Halusinasi Pendengaran

1) Data objektif :

a) Bicara atau tertawa sendiri tanpa lawan bicara

b) Marah-marah tanpa sebab


10

c) Mencondongkan telinga ke arah tertentu

d) Menutup telinga

2) Data subjektif :

a) Mendengar suara-suara atau kegaduhan

b) Mendengar suara-suara yang mengajak bercakap-cakap

c) Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang

berbahaya

b. Halusinasi Penglihatan

1) Data objektif :

a) Menunjuk-nunjuk kea rah tertentu

b) Ketakutan pada objek yang tidak jelas

2) Data subjektif :

a) Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun,

melihat hantu atau monster

c. Halusinasi Penghidu

1) Data objektif :

a) Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu

b) Menutup hidung

2) Data subjektif :

a) Membaui bau-bauan seperti bau darah, urine, feses, kadang-

kadang bau itu menyenangkan

d. Halusinasi Pengecapan

1) Data objektif :
11

a) Sering meludah

b) Muntah

2) Data subjektif :

a) Merasakan rasa seperti darah, urine, atau feses

e. Halusinasi Perabaan

1) Data subjektif:

a) Menggaruk-garuk permukaan kulit

2) Data objektif :

a) Mengatakan ada serangga di permukaan kulit

b) Merasa seperti tersengat listrik

4. Karakteristik Perilaku

Karakteristik perilaku halusinasi menurut Emilyani, Rusmini, Purwana

& Arip (2016) :

a. Bicara, senyum, tertawa sendiri.

b. Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidung

(mencium) dan merasa sesuatu yang tidak nyata.

c. Tidak dapat membedakan hal nyata dan tidak nyata.

d. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.

e. Pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal.

f. Sikap curiga dan bermusuhan.

g. Menarik diri, menghindar dari orang lain.

h. Sulit membuat keputusan

i. Ketakutan
12

j. Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri : mandi, sikat gigi, ganti

pakaian, berhias yang rapi.

k. Mudah tersinggung, jengkel, marah.

l. Meyalahkan diri sendiri atau orang lain.

m. Muka merah, kadang pucat.

n. Ekspresi wajah tegang.

o. Tekanan darah meningkat.

p. Nafas terengah-engah , nadi cepat, banyak keringat.

B. Konsep Terapi Musik

1. Pengertian

Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari teknik relaksasi yang

bertujuan untuk mengurangi perilaku agresif, memberikan rasa tenang,

sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual

dan menyembuhkan gangguan psikologi.Terapi musik juga digunakan

oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam

gangguan kejiwaan dan gangguan psikologis (Purnama & Rahmanisa,

2016).

Terapi musik adalah intervensi klinis yang menggunakan musik.

Terapi musik merupakan salah satu intervensi psikososial yang dapat

digunakan untuk menurunkan gejala skizofrenia serta meningkatkan

interaksi sosial serta fungsi neuropsikologis . Terapi musik akhirnya

akan menstabilkan mental dan fisik, meningkatkan emosi, fungsi

kognitif, dan perilaku positif. Hal ini juga menjelaskan mengapa


13

individu dengan skizofrenia cenderung melihat musik sebagai sesuatu

yang menarik dan menenangkan (Kamardi, Satiadarma, & Suryadi,

2017).

Dalam asuhan keperawatan jiwa salah satu cara untuk mengontrol

halusinasi adalah dengan melalui aktivitas yang terjadwal. Untuk

mengurangi resiko munculnya kembali halusinasi adalah dengan

menyibukkan diri dengan aktivitas.Dengan beraktivitas secara terjadwal,

pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang

seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang megalami

halusinasi dapat dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara

berktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh

hari dalam seminggu. Setiap kegiatan yang dilatih dimasukkan ke dalam

jadwal kegiatan pasien sampai tidak ditemukan waktu luang (Keliat,

dkk., 2012).

Jadi, terapi musik dapat di jadwalkan sebagai salah satu aktivitas

yang bermanfat bagi pasien dengan gangguan halusinasi.

2. Jenis Terapi Musik

Musik dangdut termasuk dalam salah satu kategori musik pop. Pada

umumnya musik jenis pop adalah musik yang easy listening. Memahami

bahwa sifat dari musik pop sebagian besar dalam lirik-liriknya, mudah

dicerna, jadi tidak memerlukan interpretasi yang mendalam.Pesan yang

terkandung dalam lirik lagu-lagu dangdut adalah seputar problem sehari-

hari, yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Gaya bahasa yang
14

tertuang dalam lirik lagu dangdut, cenderung tidak hiperbolis

sebagaimana lagu-lagu jenis pop yang lain. Sifat-sifat tersebut terdapat

dalam musik dangdut, sehingga dapat diterima pasien skizofrenia

(Alfionita & Wrahatnala, 2018).

Proses pasien Gangguan Jiwa mencerna lirik dalam materi-materi

terapi musik adalah pada bagian Pre frontal (otak kiri).Selanjutnya

diproses pada sistem limbik atau yang disebut dengan otak

mamalia.Selain menangani memori jangka panjang, sistem limbik juga

menangani respons terhadap musik dan emosi.Hal ini yang menjadi

penting bagi pasien skizofrenia, yang kondisi auditori, sensori, dan

memori mengalami masalah (Alfionita & Wrahatnala, 2018).

Salah satu contoh musik dangdut yaitu lagu dangdut klasik Rhoma

Irama yang berjudul Tiada Berdaya yang bertemakan putus cinta.Di mana

masalah tersebut sering dialami dalam kehidupan sehari-hari.Lirik

tersebut mengisahkan dengan rinci bagaimana kehidupan percintaan

masyarakat Indonesia pada umumnya.yaitu putus cinta karena

dijodohkan. Secara personal, pasien tentunya memiliki masa lalu seperti

putus cinta karena dijodohkan oleh orang tua, sehingga ketika lagu

tersebut diperdengarkan kembali langsung menerima, entah dengan

respons terhanyut karena isi lirik, atau menikmati karena mengingat

peristiwanya yang menyenangkan atau menyedihkan pada saat lagu

tersebut pertama kali didengar (Alfionita & Wrahatnala, 2018).


15

3. Manfaat musik

Musik memiliki peran penting bagi ketenangan pasien skizofrenia

terutama pada kondisi kejiwaannya.Sebagian besar di antara kita

menikmati dan mendengarkan musik tanpa sepenuhnya menyadari

pengaruhnya terhadap kondisi kejiwaan.Instalasi rehabilitasi dengan

strategi materi terapi musik bertujuan untuk memfasilitasi peserta terapi

dalam ranah hiburan yaitu melepaskan kesepian dan mengalihkan beban

pikiran yang mengganggu pasien skizofrenia (Alfionita & Wrahatnala,

2018).

Maka manfaat musik bagi penderita skizofrenia yaitu sebagai respon

fisik, pengungkapan emosi, sarana hiburan, dan sebagai representasi

simbolik (Alfionita & Wrahatnala, 2018).

C. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Halusinasi

1. Pengkajian

Pengkajian sebagai tahap awal proses keperawatan meliputi

pengumpulan data, analisis data, dan perumusan masalah pasien (Yusuf,

Fitryasari, & Nihayati, 2015).

Adapun dalam keperawatanjiwa pengkajian awal dilakukan dengan

menggunakan pengkajian 2 menit berdasarkan keluhan pasien.Setelah

ditemukan tanda-tanda menonjol yang mendukung adanya gangguan jiwa,

maka pengkajian dilanjutkan dengan menggunakan format pengkajian

kesehatan jiwa.Data yang dikumpulkan mencakup keluhan utama, riwayat

kesehatan jiwa, pengkajian psikososial, dan pengkajian status mental.


16

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan

pasien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien, serta

melalui pemeriksaan (Keliat, dkk., 2012)

Pada proses pengkajian, data penting yang perlu di dapatkan adalah

sebagai berikut :

a. Jenis dan isi halusinasi

Data objektif dapat dikaji dengan cara mengobservasi perilaku

pasien, sedangkan data subjektif dapat dikaji dengan melakukan

wawancaradengan pasien. Melalui data ini perawat dapat

mengetahui isi halusinasi pasien.

b. Waktu, frekuensi, dan situasi yang menyebabkan munculnya

halusinasi.

Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi, dan situasi

munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien.Kapan halusinasi

terjadi?Apakah pagi, siang, sore, atau malam?Jika mungkin pukul

berapa?Frekuensi terjadinya apakah terus-menerus atau hanya

sekali-kali?Situasi terjadinya apakah ketika sendiri, atau setelah

terjadi kejadian tertentu?Hal ini dilakukan untuk menentukan

intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi, menghindari

situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi, sehingga pasien

tidak larut dalam halusinasinya.Dengan mengetahui frekuensi

terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk

mencegah terjadinya halusinasi.


17

c. Respons terhadap halusinasi

Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi

itu muncul. Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang

dirasakan atau dilakukan saat halusinasi timbul.Perawat dapat juga

menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat pasien.Selain itu

dapat juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi

timbul.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons aktual

atau potensial dari individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah

kesehatan/proses kehidupan (Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015).

Diagnosa Keperawatan pada pasien Gangguan Jiwa menggunakan

diagnosa tunggal. Diagnosa Keperawatannya adalah :HALUSINASI

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang

dapat dilaksanakan untuk mencapai setiap tujuan khusus (Yusuf,

Fitryasari, & Nihayati, 2015).

Perencanaan keperawatan jiwa pada pasien halusinasi menurut (Sutejo

2016) terdiri dari :

TUM : Klien dapat mengontrol halusinasi, tidak mencederai diri sendiri,

orang lain, dan lingkungan

a. TUK : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi :
18

1) Sapa pasien dengan ramah baik verbal ataupun non vebal

2) Perkenalkan diri dengan sopan

3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai

klien

4) Jelaskan tujuan pertemuan

5) Tunjukkan sifat empati dan menerima klien apa adanya

6) Beri perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

b. TUK 2 : Klien dapat mengenal halusinasinya

Intervensi :

1) Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

2) Observasi tingkah laku klien yang terkait dengan halusinasinya bicara

dan tertawa tanpa stimulus dan memandang ke kiri/kanan/ke depan

seolah-olah ada teman bicara

3) Bantu klien mengenal halusinasinya dengan cara :

a) Jika menemukan klien sedang berhalusinasi: tanyakan apakah ada

suara yang didengarnya.

b) Jika klien menjawab ada, lanjutkan: apa yang dikatakan suara itu.

Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu,

namun perawat sendiri tidak mendengarnya.

c) Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti klien.

d) Katakana bahwa perawat akan membantu klien.


19

4. Diskusikan dengan klien :

a) Situasi yang menimbulkan atau tidak mnimbulkan atau tidak

menimbulkan halusinasi.

b) Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi

5. Diskusikan dengan klien tentang apa yang dirasakannya jika terjadi

halusinasi.

TUK 3 : Klien dapat mengontrol halusinasinya, salah satu contohnya

menggunakan terapi musik dangdut.

Intervensi :

1) Identifikasi tindakan yang dilakukan jika terjadi hausinasi (tidur, marah,

menyibukkan diri, dll).

2) Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien. Jika bermanfaat beri

pujian pada kepada klien:

3) Diskusikan dengan klien tentang cara baru mengontrol halusinasinya :

a) Menghardik/mengusir/idak memedulikan halusinasinya

b) Bercakap-cakap dengan orang lain jika halusinasinya muncul

c) Melakukan kegiatan sehari-hari.

d) Mendengarkan musik

4) Berikan contoh cara menghardik halusinasi, contohnya bernyanyi muik

dangdut.

5) Berikan pujian atas keberhsilan klien

6) Minta klien mengikuti contoh yang diberikan dan minta klien

mengulanginya.
20

7) Susun jadwal latihan klien dan minta klien untuk mengisi jadwal

kegiatan.

8) Anjurkan klien untuk mengikuti terapi music dangdutyang diberikan

oleh perawat.

9) Klien dapat menyebutkan jenis, dosis, dan waktu minum obat, serta

manfaat obat tersebut (prinsip 5 benar: benar orang, benar obat, benar

dosis, benar waktu, dan benar cara pemberian).

10) Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminum.

11) Diskusikan proses minum obat :

a) Klien meminta obat kepada perawat (jika di rumah sakit) kepada

keluarga

b) Klien memeriksa obat sesuai dosisnya

c) Klien meminum obat pada waktu yang tepat.

12) Anjurkan klien untuk bicara dengan dokter mengenai manfaat dan efek

samping obat yang dirasakan.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan

berdasarkan rencana yang telah dibuat (Keliat, dkk., 2012).

Implementasi keperawatan pada pasien halusinasi menurutKeliat, dkk

(2012). Menggunakan pendekatan SPyaitu :

1) SP I :

a) Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien.

b) Mengidentfifikasi isi halusinasi pasien.


21

c) Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien.

d) Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien.

e) Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.

f) Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi.

g) Mengajarkan pasien menghardik halusinasi. Contohnya

menggunakan terapi music dangdut

h) Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik hausinasi

ke dalam jadwal kegiatan harian.

2) SP II

a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

b) Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara

bercakap-cakap dengan orang lain.

c) Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan bercakap-cakap ke

dalam jadwal kegiatan harian.

3) SP III

a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

b) Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan

kegiatan (kegiatan yang biasa dilkukan pasien di rumah), salah

satu contohnya yaitu terapi musik dangdut.

c) Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan untuk

mengendalikan halusinasi ke dalam jadwal kegiatan harian.

4) SP IV

a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.


22

b) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat

secara teratur.

c) Menganjurkan pasien memasukkan aktivitas minum obat ke

dalam jadwal kegiatan harian.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek

dari tindakan keperawatan pada pasien (Yusuf, Fitryasari, & Nihayati,

2015). Adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada klien (Keliat, dkk 1998).

Evaluasi dibagi 2 :

1) Evaluasi proses (Formatif) dilakukan setiap selesai melakukan tindakan

2) Evaluasi hasil (Sumatif) dilakukan dengan membandingkan respon

klien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan dengan

perawatan SOAP

Hasil yang ingin dicapai pada klien dengan kerusakan interaksi sosial

(menarik diri) yaitu dapat menunjukkan peningkatan harga diri.

D. Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

antara variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti),

(Nursalam, 2009)
23

Proses
Input Output

Manajemen ASKEP
Evaluasi
Halusinasi
1. Masalah teratasi
2. Masalah teratasi
sebagian
Karakteristik Klien 3. Masalah tidak
1. Pengkajian Keperawatan: teratasi
1. Gangguan otak karena
keracunan
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Persepsi
2. Obat halusinogenik
Sensori Halusinasi
3. Gangguan jiwa seperti
emosi yang dapat 3. Intervensi Keperawatan
mengakibatkan ilusi a. Bantu pasien
4. Psikologi yang dapat mengenal
menimbulkan halusinasi
halusinasi dan b. Latih mengontrol
pengaruh sosial budaya halusinasi dengan
5. Sosial budaya yang cara menghardik
berbeda menimbulkan 4. Implementasi keperawatan
persepsi berbeda atau
orang yang berasal dari
sosial budaya yang
berbeda.

: Diteliti

: Tidak Diteliti

Sumber : Dalami, Ermawati (2009)


BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Desain penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus.Studi Kasus

ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci

dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada

tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk

memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Biasanya,

peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah hal yang aktual

(real-life events), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah lewat

(Rahardjo, 2017)

Dalam penelitian ini peneliti akan menggambarkan “Asuhan Keperawatan

Dengan Pemberian Terapi Musik Dangdut Pada Pasien Halusinasi Dengan

Gangguan Persepsi Sensori Pendengaram”.

B. Subyek Studi Kasus

Subyek penelitian pada studi kasus yang dilakukan, peneliti akan

mengambil satu pasien gangguan jiwa dengan gangguan persepsi sensori

halusinasi. Kemudian peneliti akan berfokus pada pasien sebagai objek

penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi (Supriyatno, 2017).

1) Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :.

a) Bersedia sebagai subyek studi kasus dari awal sampai akhir.

b) Pasien halusinasi dengan gangguan persepsi sensori pendengaran

c) Pasien yang sudah kooperatif


25

2) Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien yang tidak bersedia

menjadi responden.

a) Klien mengundurkan diri untuk menjadi responden di tengah

pembuatan Studi kasus

b) Pasien menolak menjadi subyek studi kasus

c) Pasien berpindah domisili

C. Fokus Studi

Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik

acuan studi kasus. Dalam studi kasus ini yang menjadi fokus studi adalah

terapi musik dangdut pada pasien halusinasi dengan gangguan persepsi

sensoripendengaran bertujuan untuk mengurangi perilaku agresif, memberikan

rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan

spiritual dan menyembuhkan gangguan psikologi.

D. Definisi Operasional

1. Asuhan keperawatan dengan pemberian terapi musik dangdut pada pasien

halsinasi dengan gangguan persepsi sensori pendengaran

2. Halusianasi adalah gejala yang khas dari skizofrenia yang merupakan

pengalaman sensori yang menyimpang atau salah yang dipersepsikan

sebagai sesuatu yang nyata

3. Jenis musik yang akan diberikan kepada pasien yaitu musik dangdut

klasik yang berjudul Judi yang dinyanyikan oleh Rhoma Irama dengan
26

frekuensi waktu yang akan diberikan ke pasien selama 4-5 menit dengan

menggunakan alat berupa speaker.

E. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa sesela Kecamatan Gunungsari.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akandilaksanakan pada tanggal 06 -11 Juli 2022.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses

pengumpulan karakteristik subyek yang di perlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2010). Dalam studi kasus ini menggunakan metode pengumpulan

data dalam penelitian deskriptif, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstuktural, yaitu

wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang

diajukan telah disusun.Dalam mencari informasi peneliti melakukan

wawancara yang di lakukan dengan subyek (klien).

2. Observasi observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti

baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk melihat

dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti


27

memproleh gambaran yang lebih luas tentang permsalahan uang yang di

teliti.

Dalam penelitian ini, dilakukan observasi secara langsung, peneliyi

melakukan pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan dengan pemberian

terapi musik dangdut pada pasien halusinasi dengan gangguan persepsi

sensori halusinasi dan mengobservasi respon perubahan perilaku pasien

dari setiap tindakan keperawatan yang di berikan.

G. Penyajian Data

Penyajian data disesuaikan dengan desain studi kasus deskriptif yang

dipilih.Untuk studi kasus, data disajikan secara tekstural atau narasi dan dapat

disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subyek studi kasus yang

merupakan data pendukungnya (Supriyatno, 2017).Dalam penelitian ini

penyajian data berupa bentuk narasi yang dimana data hasil dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

H. Etika Studi Kasus

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus menurut

(Supriyatno, 2017), terdiri dari:

1. Informed consent (persetujuan menjadi klien)

Memberikan bentuk persetujuan antara dan responden studi kasus

dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed consent adalah

agar subjek mengerti maksud dan tujuan studi kasus.


28

2. Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika studi kasus merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek studi kasus dengan cara memberikan

atau menempatkan nama responden dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil studi kasus yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti studi kasus.


69

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan hasil pengolaan kasus beserta pembahasan

meliputi penjabaran data umumdan data khusus serta analisa mengenai Asuhan

Keperawatan dengan pemberian terapi Musik Dangdut Pada Pasien Halusinasi

Dengan Ganggguan Persepsi Sensori Pendengaran di Desa Sesela Kecamatan

Gunungsari.

A. Hasil studi Kasus

Pada hasil studi kasus berisi tentang uraian hasil yang di peroleh dari pemberian

asuhan keperawatan yang kasus/masalah kesehehatan tersebut menekankan pada

tahap peroses keperawatan

Hasil studi kasus di sajikan dalam bentuk narasi, terdiri dari : Pengkajian,

Diagnose Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan evaluasi.

1. Identitas pasien :

Nama : Ny “M”

Umur : 35 tahun

Alamat : Desa Sesela, Kecamatan Gunungsari

Tanggal pengkajian : 06, Juli 2022

Agama : Islam

Status kawin : cerai

Keluhan utama : pasien mengatakan sering mendengarkan suara bisikan

untuk memukul orang biasanya suara itu terdengar pada saat menjelang tidur

malam, dansuara itu terdengar 1-2x/hari.

29
70

2. PENGALAMAN MASA LALU

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?pasien mengatakan

sebelumnya pasien sudah pernah masuk ke RSJ tahun 2016 dan tahun 2021.

2. Pengobatan sebelumnya ? berhasil

3. Penagalaman

a. Aniaya RRik : pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik

b. Aniaya seksual : pasien tidak pernah mengalami aniaya seksual

c. Kekerasan dalam keluarga : pasien tidak pernah mengalami aniaya

kekrasan dalam keluarga

d. Tindakan kriminal : pasien tidak pernah mengalami tindakan kriminal

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguanjiwa ?tidak ada

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?Pasien mengatakan

pengalaman masa lalunya yang tidak menyenangkan adalah rumah tangganya

kandas selama 2 kali

3. Genogram
71

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Garis perkawinan

= Garis tinggal serumah

= Garis keturunan

4. PEMERIKSAAN FISIK

1) Tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 86 x/menit S : 36,5 C P : 20 x/menit

2) Ukur : TB : 160cm BB : 60kg

3. Keluhan fisik : Tidak ada

5. PSIKOSOSIAL

Konsep diri

a. Gambaran diri : pasien mengatakan percaya dengan dirinya sendiri

b. Identitas : pasien adalah anak ke 5 dari 6 bersaudara

c. peran : pasien mengatakan perannya sebagai ibu pada anaknya

yang berusia 9 tahun.

d. Ideal diri : pasien mengatakan ingin kembali hidup normal

seperti orang biasa dan berperan sebagai ibu yang normal untuk anaknya.

e. Harga diri : pasien mengatakan tidak pernah menyalahkan

dirinya sendiri
72

2) Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : pasien mengatakan orang yang berarti adalah

anaknya dan keluarganya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien mengatakan

tidak pernah mengikuti kegiatan masyarakat

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : pasien mengatakan lebih

suka diam di rumah

3) Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : pasien mengatakan percaya pada Allah swt

b. Kegiatan ibadah : pasien mengatakan teteap shalat 5 waktu.

1) Status mental

a. Penampilan : pasien terlihat rapi dan bersih

b. Pembicaraan : mampu memulai pembicaraan, pasien mauberbicara dan

menjawab dengan baik

c. Aktifitas motoric : pasien terlihat tenang, dan mau mengikuti kegiatan yang

di arahkan

d. Alam perasaan : pasien merasa sedih jika mengingat masa lalunya

e. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang saat wawancara, pasien

tidak mampu mempertahankan kontak mata

f. Persepsihalusinasi pendengaran : pasien mengatakan mendengar suara untuk

memukul orang saat sendiri, dan suara itu terdengar juga saat malam hari

2) Proses pikir : pasien dapat berkomunikasi dengan baik.

3) Tingkat kesadaran : pasien tampak baik-baik saja


73

4) Memori : pasien mampu mengingat kejadian masa lalu, dan kejadian yang baru

saja terjadi

5) Tingkat konsentrasi dan berhitung : pasien mampu berkonsentrasi dan

berhitung sederhana

6. Pola sehari – hari

1) Kemampuan pasien memenuhi dan menyediakan kebutuhan : pasien mampu

makan, mandi, dan mengganti pakaian sendiri.

2) Kegiatan hidup sehari – hari

a. Perawatan diri : pasien mandi sendiri dan mengganti pakaian sendiri

b. Nutrisi :

a) Apakah anda puas dengan pola makan anda ? iya

b) Frekuensi makan : 3 x sehari

c) Nafsu makan : meningkat

d) Diet khusus : tidak ada

c. Tidur

a) Apakah ada masalah ? tidak ada

b) Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ? iya

c) Apakah anda terbiasa tidur siang ? iya

d) Terbangun saat tidur ? tidak

1) Kemampuan klien

a. Mampu menyiapkan kebutuhan sendiri

b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : iya

7. Mekanisme Koping
74

1) Adaptif :

a. Berbicara dengan orang lain

2) Maladaptif

a. Pemalu

b. Tidak mau keluar rumah

8. Daftar Masalah Keperawatan

1) Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

2) Gangguan interaksi sosial

B. Diagnosa Keperawatan

Selanjutnya membuat Diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan

yang didapatkan dari hasil pengkajian yang telah dilakukan sebelumnya.

A. Analisa Data
B. Rumusan diagnose keperawatan

DATA MASALAH

Data Subjektif :
Pasien mengatakan sering mendengarkan suara Halusinasi
bisikan untuk memukul orang biasanya suara itu
terdengar pada saat menjelang tidur malam dan,
suara itu terdengar 2-3 x/hari. Respon pasien saat
suara itu muncul menutupi kedua telinganya .
Data Objektif :
 Pasien mau menjawab salam
 Pasien tampak senang ketika diajak berbicara
 pasien tidak kooperatif
 pasien tampak ceria ketika diajak berbicara
 kontak mata pasien ada
75

Halusinasi berhubungan dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi

pendengaran yang ditandai dengan data subjektif Pasien mengatakan

sering mendengarkan suara bisikan untuk memukul orang biasanya suara

itu terdengar pada saat menjelang tidur malam dan, suara itu terdengar 2-3

x/hari. Respon pasien saat suara itu muncul menutup kedua telinganya.

Dengan data objeketif pasien tampak komat-kamit sendiri, pasien tampak

senyum sendiri, wajah kurang bersahabat, tidak berkonsentrasi, pasien

tampak sedikit curiga, pasien tampak bingung, kontak mata pasien kurang

C. Intervensi Keperawatan

Tabel 2. Intervensi Keperawatan pada pasien halusinasi

No Dx Perencanaan

Kepera Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


watan

Halusin TUM : 1. Ekspresi wajah 1. Bina hubungan 1. Hubungan


asi pasien bersahabat saling percaya saling percaya
Klien dapat 2. Menunjukkan rasa dengan merupakan
mengontrol senang menggunakan dasar untuk
halusinasinya, tidak 3. Ada kontak mata komunikasi memperlancar
mencederai diri 4. Mau berjabat terapeutik interaksi yang
sendiri, orang lain, tangan 2. Sapa pasien dengan selanjutnya akan
dan lingkungan 5. Mau menyebutkan verbal ataupun non dilakukan
nama verbal
6. Mau menjawab 3. Perkenalkan diri
TUK 1 : salam dengan sopan
7. Mau duduk 4. Tanyakan nama
Klien dapat
berdampingan lengkap klien dan
membina hubungan
dengan perawat nama panggilan
saling percaya
8. Bersedia yang disukai klien
mengungkapkan 5. Jelaskan tujuan
masalah yang pertemuan
dihadapi 6. Tunjukkan sifat
76

No Dx Perencanaan

Kepera Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


watan
empati dan
menerima klien apa
adanya
7. Berikan perhatian
kepada klien dan
perhatian
kebutuhan dasar
klien
Halusin TUK 2 : 1. Klien dapat 1. Adakan kontak 1. Selain untuk
asi menyebutkan sering dan singkat membina saling
Klien dapat waktu, isi, dan secara bertahap percaya kontak
mengenal frekuensi 2. Observasi tingkah sering dan
halusinasinya timbulnya laku klien yang singkat akan
halusinasi terkait dengan memutus
2. Klien dapat halusinasinya halusinasi
mengungkapkan bicara dan tyertawa 2. Mengenal
bagaimana tanpa stimulus dan perilaku klien
persaanya memandang ke pada saat
terhadap kiri/ke kanan/ke halusinasi
halusinasi depan seolah-olah terjadi dapat
tersebut. ada teman bicara. memudahkan
3. Bantu klien perawat dalam
mengenal melakukan
halusinasinya intervensi
4. Diskusikan dengan 3. Mengenal
klien: halusinasi
a. Situasi yang meungkinkan
menimbulkan klien
atau tidak menghindari
menimbulkan factor timbulnya
atau tidak halusinasi
menimbulkan 4. Pengetahuan
halusinasi tentang waktu,
b. Waktu dan isi, dan
frekuensi frekuensi
terjadinya munculnya
halusinasi halusinasi dapat
77

No Dx Perencanaan

Kepera Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


watan
c. Diskusikan mempermudah
dengan klien perawat
tentang apa 5. Mengidentifikas
yang i pengaruh
dirasakannya halusinasi pada
jika terjadi kien
halusinasi
Halusin TUK 3 : 1. Klien dapat 1. Identifikasi 1. Usaha untuk
asi menyebutkan tindakan yang memutus
Klien dapat tindakan yang dilakukan jika halusinasi
mengontrol biasanya dilakukan terjadi halusinasi sehingga
halusinasi dengan untuk (tidur, marah, halusinasi tidak
melakukan terapi mengendalikan menyibukkan diri, muncul kembali
Musik Dangdut halusinasinya dll).
2. Klien dapat 2. Diskusikan 2. Penguatan
menyebutkan manfaat cara yang (reinforcement)
cara mengontrol digunakan klien. dapat
halusinasi Jika bermanfaat meningkatkan
3. Klien dapat berikan pujian harga diri klien
mendemontrasik kepada klien
an cara
menghardik/tida 3. Diskusikan dengan 3. Memberikan
k memedulikan klien tentang cara alternative
halusinasinya baru mengontrol pilihan untuk
4. Klien dapat halusinasinya: mengontrol
mengikuti a. Menghardik/ halusinasi
aktivitas mengusir
kelompok Tidak
5. Klien dapat memedulikan
mendemonstrasi halusinasinya
kan kepatuhan b. Bercakap-
minum obat cakap dengan
untuk mencegah orang lain jika
halusinasi halusinasinya
muncul
c. Melakukan
kegiatan
78

No Dx Perencanaan

Kepera Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


watan
sehari-hari
4. Berikan contoh 4. Meningkatkanpen
cara menghardik getahuan klien
halusinasi dalam memutus
halusinasi
5. Harga diri klien
5. Berikan pujian meningkat
atas
keberhasilan
klien 6. Memberikan
6. Minta klien klien kesempatan
mengikuti untuk mencoba
contoh yang cara yang telah
diberikan dan dipilih
minta klien
mengulanginya 7. Memudahkan
7. Susun jadwal klien dalam
latihan klien dan mengendalikan
minta klien halusinasi
untuk mengisi 8. Stimulasi
jadwal kegiatan persepsi dapat
8. Anjurkan klien mengurangi
untuk mengikuti interpretasi
terapi aktifitas realitas akibat
kelompok, adanya halusinasi
orientasi realita,
stimulasi
persepsi
Halusin TUK 4 : 1. Klien dapat 1. Diskusikan dengan 1. Dengan
asi menyebutkan klien tentang jenis mengetahui
Klien Dapat jenis, dosis, dan obat yang diminum prinsip
mengetahui jenis, waktu minum penggunaan obat,
dosis, dan waktu obat, serta manfaat aka keandirian
minum obat, serta obat tersebut klien dala ha
manfaat obat (prinsip 5 benar : pengobatan dapat
tersebut (prinsip 5 benar orang benar ditingkatkan
benarbenar orang obat, benar dosis, 2. Diskusikan proses 2. Dengan
79

No Dx Perencanaan

Kepera Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


watan
benar obat, benar benar pemberian minum obat : menyebutkan
dosis, benar Serta efek samping a. Klien meminta dosis, frekuensi,
pemberian. obat. obat kepada dan caranya,
perawat (ika di klien
rumah sakit) melaksanakan
kepada keluarga program
b. Klien pengobatan
memeriksa obat
sesuai dosisnya
c. Klien meminum
obat pada waktu
yang tepat
3. Anjurkan klien 3. Menilai
untuk bicara kemampuan klien
dengan dokter dalam
mengenai manfaat pengobatannya
dan efek samping sendiri
obat yang 4. Dengan
dirasakan mengetahui efek
samping obat
klien akan tahu
apa yang harus
dilakukan setelah
minu obat

D. Impelementasi

Tabel 3. Implementasi keperawatan pada pasien halusinasi


80

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon Hasil TTD


Keperawatan
07 Halusinasi SP 1 :
Juli2022 1. Pasien mengatakan senang
1. BHSP dengan pasien berkenalan dengan
Waktu perawat
08:30 – 2. Pasien mau menjawab
selesai salam
3. Pasien mau berjabat
tangan
4. Pasien mau duduk
berdampingan dengan
perawat
5. Pasien tampak senang
ketika diajak berbicara
6. pasien sangat kooperatif
7. pasien tampak ceria ketika
diajak berbicara
8. kontak mata pasien ada

9. Pasien mengatakan dapat


2. Mengidentifikasi jenis mengetahui jenis
halusinasi pasien halusinasi

10. Pasien mengatakan


3. Mengidentifikasi isi mendengar suara bisikan
halusinasi pasien
11. Pasien mengatakan
4. Mengidentifikasi waktu bisikan itu terdengar pada
terjadinya halusinasi malam hari

12. Pasien mengatakan


bisikan itu terdengar 2-
5. Mengidentifikasi
3x/hari
frekuensi halusinasi
pasien
Pasien
mengatakanhalusinasinya
6. Mengidentifikasi situasi
timbul disaat pasien
yang menimbulkan
81

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon Hasil TTD


Keperawatan
halusinasi. sendiri dan melamun

13. Pasien mengatakan saat


7. Mengidentifikasi respons suara itu datang pasien
pasien terhadap mengajak temannya
halusinasi bercakap-cakap

14. Pasien mampu


8. Mengajarkan pasien menghardik halusinasinya
menghardik halusinasi

15. Pasien mau memasukkan


9. Menganjurkan pasien cara menghardik
memasukkan cara halusinasi kedalam
menghardik halusinasi ke jadwal kegiatan hariannya
dalam jadwal kegiatan
harian
07 Juli Halusinasi SP 2 :
2022 1. Mengevaluasi jadwal 1. Pasien mampu menulis
kegiatan harian
Waktu jadwal kegiatan sehari-
pasien
09:00 – harinnya seperti dari
selesai bangun tidur sampai tidur
lagi dimalam hari

2. Melatih pasien untuk 2. Pasien mau bercakap-


mengendalikan cakap dengan temannya
halusinasi dengan ketika halusinasinya
cara bercakap-cakap datang
dengan orang lain 3. Pasien mampu mengontrol
halusinasinya

3. Menganjurkan pasien 4. Pasien mau memasukkan


untuk memasukkan jadwal kegiatan bercakap-
kegiatan bercakap- cakap dedalam jadwal
cakap ke dalam kegiatan hariannya.
jadwal kegiatan
harian.
82

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon Hasil TTD


Keperawatan
08 Juli Halusinasi SP 3 Terapi Musik Dangdut :
2022
1. Mengevaluasi jadwal 1. Pasien mengatakan sering
Waktu kegiatan harian mendengarkan suara
bisikan untuk memukul
08:30 – orang biasanya suara itu
selesai terdengar pada saat
menjelang tidur malam

2. Melatih pasien untuk 2. Pasien mampu membuat


mengendalikan jadwal kegiatan hariannya
halusinasi dengan 3. Pasien dapat menyebutkan
melakukan kegiatan cara mengontrol
yaitu terapi Musik halusinasinya
dangdut 4. Pasien tampak kelihatan
gelisah
5. Pasien tampak bingung

3. Menganjurkan pasien 6. Pasien mau memasukkan


memasukkan jadwa kegiatan terapi
kegiatan terapi Musik music dangdut kedalam
dangdut untuk jadwal kegiatan hariannya
mengendalikan
halusinasinya ke
dalam jadwal
kegiatan harian

09 juli Halusinasi SP 3 Terapi Musik Dangdut :


2022
1. Mengevaluasi jadwal 1. Pasien mengatakan
Waktu kegiatan harian sering mendengarkan
suara bisikan untuk
09:00 – memukul orang
selesai biasanya suara itu
terdengar pada saat
menjelang tidur malam,
namun suara itu sudah
83

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon Hasil TTD


Keperawatan
tidak sering.
2. Pasien dapat
menyebutkan cara
2. Melatih pasien untuk mengontrol halusinasi
mengendalikan 3. Pasien mendengarkan
halusinasi dengan musik dengan tenang
melakukan kegiatan sambil mengikuti
yaitu terapi Musik liriknya.
dangdut. 4. Pasien tampak sedikit
3. Menganjurkan pasien masih kelihatan gelisah
memasukkan 5. Pasien mau
kegiatan terapi music memasukkan jadwal
dangdut untuk kegiatan terapi Musik
mengendalikan dangdut kedalam
halusinasinya ke jadwal kegiatan
dalam jadwal hariannya
kegiatan harian

11 Juli Halusinasi SP 3 Terapi Musik Dangdut:


2022
1. Mengevaluasi jadwal 1. Pasien mengatakan sudah
Waktu kegiatan harian tidak merasa takut dengan
halusinasinya karena pasien
09:00 - berani menghardik
selesai halusinasinya dan pasien
merasa senang ketika
melakukan terapi Musik
dangdut dan tidak merasa
gelisah lagi
2. Pasien dapat menyebutkan
cara mengontrol halusinasi

2. Melatih pasien untuk 3. Pasien mau melakukan


mengendalikan terapi Musik dangdut dari
halusinasi dengan awal sampai akhir
melakukan kegiatan 4. Pasien tampak senang
yaitu terapi Musik 5. Pasien tampak lebih rileks
dangdut
84

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon Hasil TTD


Keperawatan

3. Menganjurkan pasien 6. Pasien mau memasukkan


memasukkan kegiatan jadwal kegiatan terapi
terapi Musik dangdut Musik dangdut kedalam
untuk mengendalikan jadwal kegiatan hariannya.
halusinasinya ke dalam
jadwal kegiatan harian
11 Juli Halusinasi SP 4 :
2022
1. Mengevaluasi jadwal 1. Paisen mengatakan sudah
Waktu kegiatan harian mengerti tentang
10 :00 – pasien penggunaan obat.
selesai 2. Memberikan 2. Pasien dapat menyebutkan
pendidikan kesehatan jenis, dosis, waktu
tentang penggunaan pemberian, manfaat, serta
obat secara teratur. efek samping obat.
3. Menganjurkan pasien 3. Pasien mau minum obat
untuk memasukkan 4. Pasien mau memasukkan
aktivitas minum obat aktivitas minum obat ke
ke dalam jadwal dalam jadwal kegiatan
kegiatan harian harian pasien.
pasien

E. Evaluasi

Selanjutnya tahap evaluasi yaitu tahap terakhir dalam melakukan proses

keperawatan dimana pada tahap ini menyangkut pengumpulan data obyektif dan

subyektif yang dapat menunjukkan masalah apa yang terselesaikan, apa yang

perlu dikaji dan direncanakan, dillaksanakan dan dinilai apakah tujuan

keperawatan yang telah tercapai atau belum, sebagian atau timbul masalah.

Tabel 4. Evaluasi keperawatan pada pasien halusinasi


85

Tgl/jam Diagnosa Evaluasi TTD


Keperawatan

07 Juli Halusinasi SP 1 : S:
2022
1. BHSP dengan pasien 1. Pasien mengatakan
Waktu senang berkenalan
08:30 – dengan perawat
09.
20wita 2. Mengidentifikasi 2. Pasien mengatakan
jenis halusinasi dapat mengetahui
pasien jenis, isi, waktu dan
frekuensi terjadinya
halusinasi
3. Mengidentifikasi isi 3. Pasien mengatakan
halusinasi pasien bisa melakukan cara
4. Mengidentifikasi menghardik halusinasi
waktu terjadinya 4. Pasien mengatakan
halusinasi mau memasukkan
5. Mengidentifikasi cara menghardik
frekuensi halusinasi halusinasi kedalam
pasien jadwal kegiatan
6. Mengidentifikasi hariannya
situasi yang O :
menimbulkan
halusinasi 1. Pasien mau menjawab
7. Mengidentifikasi salam
respons pasien 2. Pasien tampak senang
terhadap halusinasi ketika diajak
8. Mengajarkan pasien berbicara
menghardik 3. pasien sangat
halusinasi kooperatif
9. Menganjurkan pasien 4. pasien tampak ceria
memasukkan cara ketika diajak
menghardik berbicara
halusinasi ke dalam 5. kontak mata pasien
jadwal kegiatan ada
harian
A : SP 1 tercapai
P : Lanjutkan SP 2

07 Juli Halusinasi SP 2 : S:
2022
1. Mengevaluasi jadwal 1. Pasien mengatakan
Waktu kegiatan harian bisa menyebutkan
86

Tgl/jam Diagnosa Evaluasi TTD


Keperawatan

09:30 – pasien waktu, isi, dan


10.00 2. Melatih pasien untuk frekuensi timbulnya
wita mengendalikan halusinasi
halusinasi dengan 2. Pasien mengatakan
cara bercakap-cakap merasa gelisah
dengan orang lain
3. Menganjurkan pasien O :
untuk memasukkan 1. Kontak mata ada
kegiatan bercakap- 2. Pasien dapat
cakap ke dalam menyebutkan cara
jadwal kegiatan mengontrol
harian halusinasi
3. Pasien mau
berkomunikasi
dengan temannya
A : SP 2 tercapai
P : Lanjutkan SP 3

08 Juli Halusinasi SP 3 Terapi Musik dangdut : S:


2022
1. Mengevaluasi jadwal 1. Pasien mengatakan
Waktu kegiatan harian sering
2. Melatih pasien untuk mendengarkan
08:30 – mengendalikan bisikan untuk
09.10 halusinasi dengan memukul orang
melakukan kegiatan biasanya suara itu
yaitu terapi musik terdengar pada saat
dangdut menjelang tidur
3. Menganjurkan pasien malam suara itu
memasukkan terdengar 1-2x/hari,
kegiatan terapi music respond pasien saat
dangdut untuk mendengar suara
mengendalikan tersebut pasien
halusinasinya ke menutupi kedua
dalam jadwal telinga.
kegiatan harian
O:
1. Kontak mata ada
2. Pasien dapat
menyebutkan cara
mengontrol
halusinasi
87

Tgl/jam Diagnosa Evaluasi TTD


Keperawatan

3. Pasien dapat
melakukan terapi
music dangdut
dengan tenang
4. Pasien tampak
kelihatan gelisah

09 juli Halusinasi SP 3 Terapi Musik dangdut: S:


2022
1. Mengevaluasi jadwal 1. Pasien mengatakan
Waktu kegiatan harian sering mendengarkan
2. Melatih pasien untuk suara bisikan untuk
09:00 – mengendalikan memukul orang
09.40 halusinasi dengan biasanya suara itu
wita melakukan kegiatan terdengar pada saat
yaitu terapi music menjelang tidur
dangdut malam, namun suara
3. Menganjurkan pasien itu sudah tidak
memasukkan sering.
kegiatan terapi music O :
dangdut untuk
mengendalikan 1. Kontak mata ada
halusinasinya ke 2. Pasien dapat
dalam jadwal menyebutkan cara
kegiatan harian mengontrol
halusinasi
3. Pasien
mendengarkan
music dangdut
sambil menyanyi dan
mengikuti alunan
musiknya
4. Pasien tampak
sedikit masih
kelihatan gelisah
A : SP 3 berhasil
sebagian
P : Pertahankan SP 3

11 Halusinasi SP 3 Terapi Musik Dangdut : S :


Juli2022
1. Mengevaluasi jadwal 1. Pasien mengatakan
88

Tgl/jam Diagnosa Evaluasi TTD


Keperawatan

Waktu kegiatan harian sudah tidak merasa


2. Melatih pasien untuk takut dengan
09:00 – mengendalikan halusinasinya karena
09. 40 halusinasi dengan pasien berani
wita melakukan kegiatan menghardik
yaitu terapi msuik halusinasinya dan
dangdut pasien merasa senang
3. Menganjurkan pasien ketika melakukan
memasukkan terapi music dangdut
kegiatan terapi Musik dan tidak merasa
dabngdut untuk gelisah lagi
mengendalikan O:
halusinasinya ke
dalam jadwal 1. Pasien dapat
kegiatan harian menyebutkan cara
mengontrol halusinasi
2. Pasien mau
melakukan terapi
Musik dangdut dari
awal sampai akhir
3. Pasien tampak senang
4. Pasien tampak lebih
rileks

A : SP 3 Berhasil
P : Lanjutkan SP 4

11 juli Halusinasi SP 4 : S:
2021
1. Mengevaluasi jadwal 1. Pasien mengatakan
Waktu kegiatan harian sudah mengerti tentang
10 :00 – pasien penggunaan obat.
10.30 2. Memberikan 2. Pasien mengatakan
wita pendidikan kesehatan rajin untuk minum obat
tentang penggunaan O:
obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien 1. Pasien dapat
untuk memasukkan menyebutkan jenis,
aktivitas minum dosis, waktu
obatke dalam jadwal pemberian, manfaat,
kegiatan harian serta efek samping
pasien obat.
2. Pasien mau minum
89

Tgl/jam Diagnosa Evaluasi TTD


Keperawatan

obat
3. Pasien mau
memasukkan aktivitas
minum obat ke dalam
jadwal kegiatan harian
pasien.
A : SP 4 berhasil

P : Intervensi
dihentikan

F. Pembahasan

Setelah peneliti melaksanakan dan menerapkan asuhan keperawatan pada

pasien dengan diagnose keperawatan halusinasi di wilayah kerja puskesmas

Gunungsari yang di laksanakan selama 5 hari, maka peneliti akan

membahasnya. Dalam hal ini peneliti akan membahas melalui tahapan-

tahapan proses keperawatan yaitu :pengkajian, diagnose, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada Ny “M’’, didapatkan data bahwa

pasien mengatakan mendengar suara bisikan untuk memukul orang pada

malam hari saat sebelum tidur, biasanya suara itu terdengar 2-3 x/hari.

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan kontak mata ada, pasien

tampak senang ketika diajak berbicara , pasien sangat kooperatif.

Pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien composmentis, tanda-tanda


90

vital TD = 120/80 mmHg, N = 86x/menit, S = 36,5° C, RR = 20x/menit,

TB = 160 cm, BB = 60 kg.

2. Diagnosa Keperawatan

Pada analisa data ditemukan 2 diagnosa yaitu: Halusinasi berhubungan

dengan gangguan persepsi sensori pendengaran dan gangguan intraksi

social, ditandai dengan Pasien mengatakan mendengar suara bisikan

untuk memukul orang pada malam hari saat sebelum tidur, biasanya

suara itu terdengar 2-3 x/hari dan pasien tidak mau keluar rumah.

3. Perencanaan

Perencanaan asuhan keperawatan ini disusun berdasarkan teori yang ada

yakni menggunakan strategi pelaksanaan keperawatan jiwa dari SP 1 -

SP 4.

4. Pelaksanaan

Hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 06-11 Juli 2022 didapatkan

hasil bahwa pasien dapat mengontrol halusinasinya dengan diberikan

tindakan terapi Musik dangdut. Pendekatan yang dibuat dengan

pelaksanaan SP1-SP4 tindakan keperawatan dapat berjalan dengan baik

karena Ny “M’’sangat kooperatif dalam pelaksanaan tindakan

5. Evaluasi

Peneliti melakukan evaluasi setiap hari setelah melakukan tindakan.

Evaluasi keperawatan pada diagnose keperawatan dengan pasien

halusinasi.
91

A. SP 1 dilakukan pada tanggal 07 Juli 2022, pasien senang berkenalan

dengan perawat, pasien dapat mengetahui jenis, isi, waktu dan

frekuensi terjadinya halusinasi, pasien bisa melakukan cara

menghardik halusinasi, pasien mau memasukkan cara menghardik

halusinasi kedalam jadwal kegiatan harian. Pasien mau menjawab

salam, pasien tampak senang ketika diajak berbicara, pasien tampak

ceria ketika diajak berbicara, kontak mata ada. SP 1 tercapai dan

selanjutnya dilakukan SP 2.

B. SP 2 dilakukan pada tanggal 07 Juli2022, pasien dapat mengetahui

jenis, isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi. Kontak mata ada,

pasien dapat menyebutkan cara mengontrol halusinasi, pasien mau

berkomunikasi dengan temannya. SP 2 tercapai dan selanjutkan

dilakukan SP 3 yaitu kegiatan terapi Musik dangdut.

C. SP 3 dilakukan pada tanggal 08 Juli 2022, pasien sering

mendengarkan suara bisikan untuk memukul orang biasanya suara itu

terdengar paa saat menjelang tidur malam dan saat pasien melamun

suara itu terdengar 2-3x/hari, respond pasien saat mendengar suara

tersebut pasien bersembunyi dibawah bantal dan menutupi kedua

telinganya. Kontak mata ada, pasien dapat menyebutkan cara

mengontrol halusinasi, pasien tampak kelihatan gelisah, pasien tidak

dapat menggunakan terapi music dangdut dengan tenang. SP 3 belum

berhasil dan pertahankan SP 3.


92

D. SP 3 dilakukan kembali pada tanggal 09 Juli 2022,pasien mengatakan

sering mendengar suara bisikan untuk memukul orang biasanya

suara itu terdengar pada saat menjelang tidur malam, namun sudah

tidak sering. Kontak mata ada, pasien dapat menyebutkan cara

mengontrol halusinasi, pasien mendengarkan music dangdut dengan

tenang dan mandiri. Pasien kembali sedikit gelisah setelah melakukan

terapi Musik dangdut, pasien mau memasukkan kegiatan terapi music

dangdut ke dalam jadwal kegiatan. SP 3 berhasil sebagian dan

selanjutnya tetap pertahankan SP 3.

E. SP 3 dilakukan kembali pada tanggal 11 Juli 2022, pasien sudah tidak

merasa takut dengan halusinasinya karena pasien berani menghardik

halusinasinya dan pasien senang melakukan terapi Musik dangdut

dan tidak merasa gelisah lagi.Kontak mata ada, pasien dapat

menyebutkan cara mengontrol halusinasi,pasien mau melakukan

terapi Musik dangdut dari awal sampai akhir, pasien tampak senang,

pasien tidak sedih lagi. SP 3 berhasil dan selanjutnya dilakukan SP 4.

F. SP 4 dilakukan paa tanggal 11 Juli 2022. Pasien sudah mengerti

tentang penggunaan obat yang dijelaskan oleh perawat . Kontak mata

ada, pasien dapat menyebutkan cara mengontrol halusinasi, pasien

dapat menyebutkan (jenis,dosis, waktu , pemberian, manfaat, serta efek

samping obat), pasien mau minum obat, pasien mau memasukkan

aktivitas minum obat ke dalam jadwal kegiatan harian. SP 4 berhasil

dan intervensi dihentikan.


93

G. Keterbatasan

1. Sulit menentukan kontrak waktu pelaksanaan di sebabkan karena

kesibukan dan aktivitas yang di lakukan oleh keluarga.


94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah Peneliti melakukan asuhan keperawatan pada Ny. M di wilayah kerja

puskesmas Gunungsari maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut.

1. Dari hasil pengkajian pada Ny. M didapatkan bahwa Ny. M sudah

menderita gangguan jiwa sebanyak 2 kali yaitu di tahun 2016 dan 2021. Ny.

M merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara, keluarga Ny. M mengatakan

pasien sering mendengar suara bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk

memkukul orang lain dan suara itu terdengar 2-3x/hari. Ny. M juga

mengatakan tidak mau keluar rumah karena malu dengan keadaan dirinya.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul dari hasil pengkajian kepada Ny. M

yaitu Halusinasi berhubungan dengan gangguan persepsi sensori

pendengaran dan gangguan intraksi sosial.

3. Rencana keperawatan disusun berdasarkan sesuai teori yang ada, untuk

diagnose halusinasi berhubungan dengan gangguan persepsi sensori

pendengaran dan gangguan intraksi sosial.

4. Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan strategi pelaksanaan

yaitu SP1- SP4 yang dilakukan berdasarkan diagnosa yang ada dan tidak

ditemukan hambatan dalam tindakannya. Tindakan difokuskan pada

tindakan pemberian terapi music dangdut untuk memberikan rasa tenang

dan nyaman pada Ny. M sehinggamenurunkan kecemasan pada Ny.M.

Terapi music dangdut ini dilakukan pada tanggal 08-11 Juli 2022.

54
95

5. Evaluasi diagnosa halusinasi dengan gangguan persepsi sensoi pendengaran

dan gangguan intraksi sosial pada Ny. M teratasi dengan kriteria hasil yaitu

Ny.M mengatakan sudah tidak mendengar suara bisikan-bisikan lagi setelah

diberikan terapi music dangdut dan sudah mau keluar rumah dan beintraksi

dengan tetangga 3-4 orang.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah didapat, ada beberapa saran yang perlu

disampaikan oleh penulis agar dapat membantu pasien dalam

mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan secara optimal.

1) Bagi pasien/ keluarga /masyarakat

Saran bagi pasien yaitu bisa menerapkan terapi yang diajarkan jika

terjadi kekambuhan. Untuk keluarga yaitu menambah ilmu

penegtahuan tentang penanganan halusinasi pendengaran . Saran bagi

masyarakat yaitu perlu mengenali atau cara menerapkan tata cara

perawatan bagi jiwa khususnya halusinasiuntuk mencegah terjadinya

kekambuhan.

2) Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

Agar menambah jumlah buku sumber khususnya menambah

refrensi tentang karakteristik jiwa halusinasi, asuhan keperawatan jiwa

dengan halusinasidan pendidikan kesehatan untuk melengkapi refrensi

dalam asuhan keperawatan jiwa selanjutnya.

3) Bagi penulis
96

Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuan

tentang halusinasisehingga kedepannya dapat memberikan asuhan

yang komprehensif dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas.

4) Bagi puskesmas

Agar menambah refrensi/sumber tentang harga diri rendah, asuhan

keperawatan jiwa dengan halusinasi, dan sebagai pedoman tindakan

keperawatan jiwa kepada masyarakat.


97

DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Alfiansyah, G. Y., Rochmawati, D. H., & Purnomo. (2016). Pengaruh Terapi
Musik Terhadap Tingkat Stres Pada Pasien. Jurnal Keperawatan, 1-10.
Alfionita, E. N., & Wrahatnala, B. (2018). Eksperimentasi Metode Musik Terapi
dan Implikasinya Untuk Pasien Skizofrenia. Jurnal Kajian Seni, 84-111.
Dalami, E. (2010). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Trans
Info Media.
Damayanti, R., Jumaini, & Utami, S. (2014). Efektifitas Terapi Musik Klasik
Terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Dengar
Di Rsj Tampan Provinsi Riau. JOM PSIK, 1-9.
Data Tahunan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB. (2018).
Direja, A. H. S. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika
Emilyani, D., Rusmini, Purwana, E. R., & Arip, M. (2016). Modul Teori Asuhan
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Mataram.
Indrayani, Yoeyoen Aryantin., Tri Wahyudi. 2019. Infodatin Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Situasi Kesehatan
Jiwa Di Indonesia. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kamardi, J. D., Satiadarma, M. P., & Suryadi, D. (2017). Penerapan Terapi Musik
Untuk Menurunkan Gejala Negatif Pada Penderita Schizophrenia di Panti
Sosial X. Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 127-136.
Kaplan, H.I. & Sadock, B.J. (2010). Buku ajar psikiatri klinis. Edisi2. Alih bahasa
Profitasari dan Tiara Mahatmi Nisa. Jakarta: EGC.
Keliat, B. A., & dkk. (2012). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kusumawati F dan Hartono Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika.
Purnama, D. M., & Rahmanisa, S. (2016). Pengaruh Musik Klasik Dalam
Mengurangi Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia di Rumah.
MAJORITY, 50-54.
Rafina Damayanti, J. S. (2014). Efektifitas Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Tingkat Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Dengar Di Rsj
Tampan Provinsi Riau. 1-9.
98

Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif. Universitas Islam


Negeri, 1-28.
Riskesdas, 2018, Laporan Nasional 2018, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan.
Sutejo. (2016). Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa : Gangguan Jiwa dan Psikososial. PT. Pustaka Baru
Yosep, H. I., dan Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance
Mental Health Nursing. Bandung: Refika Aditama.

LAMPIRAN
99

Lampiran 1

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)
1. Kami adalah berasal dari politeknik kesehatan mataram studi DIII
keperawatan dengan ini meminta anda untuk berpatisipasi dengan sukarela
dalam penelitian yang berjudul Asuahan keperawatan Dengan Pemberian
Terapi Musik Dangdut Pada Pasien Halusinasi Dengan Gangguan Persepsi
Sensori Pendengaran di Wilayah kerja Puskesmas Gunungsari.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk menerapkan terapi musik
dangdut yang dapat memberikan manfaat mengontrol halusinasi dan
mempraktikkan secara mandiri penelitian ini berlangung selama 5 hari.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15
– 20 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda
tidak perlu khawatir karena peneliti ini untuk kepentingan pengembangan
asuhan/pelayanan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam ikut sertaan anda pada peneliti ini
adalah anda turut menerapkan terapi yang di berikan untuk mengontrol
halusinasi pendengaran.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
akan tetap di rahasiakan.
100

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan peneliti ini,


silahkan menghubungi peneliti pada nomer Hp: 087861629903
Peneliti

( IZZA AMINULLAH )

Lampiran 2.

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat

penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh

IZZA AMINULLAH dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

PEMBERIAN TERAPI MUSIK DANGDUT PADA PASIEN HALUSINASI

DENGAN GANGGUAN PERSEPSI PENDENGARAN” .

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpatisipasi pada penelitian ini secara

sukarela tanpa pakasaan.Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan

diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Mataram, Juni ……….. 2022

Saksi Yang Memberikan Peneliti

Persetujuan
101

IZZA AMINULLAH
NIM. P07120119065
102

Lampiran 3

Standar Operasional prosedur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUSIK DANGDUT

1 Pengertian Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari

teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi

perilaku agresif, memberikan rasa tenang, sebagai

pendidikan moral, mengendalikan emosi,

pengembangan spiritual dan menyembuhkan

gangguan psikologi.

a. Mengontrol halusinasi pendengaran


2 Tujuan
b. Membantu pasien mengatasi kecemasan

c. Memberikan rasa tenang pada pasien

a. Lembar pengkajian
3 Alat dan bahan
b. Lembar print lirik lagu

c. Speaker Bluetooth

1) Persiapkan lingkungan : atur posisi pasien dengan


4 Tahap pelaksanaan
nyaman dan tenang, hindari suara bising

2) Persiapkan pasien : anjurkan pasien duduk

dengan rileks,pejamkan mata secara perlahan dan

pejamkan secara wajar karena pemaksaan untuk

memejakan akan membuat otot-otot mata tidak

rileks
103

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUSIK DANGDUT

3) Tahap pelaksanaan : disini peneliti akan

menyalakan musik dangdut yang disukai oleh

pasien agar pasien dapat mengotrol halusinasi

pendengarannya, apabila pasien bisa membaca

maka peneliti akan memberikan lembar print lirik

lagu tersebut agar pasien semakin menikmati lagu

yang diberikan dan memberikan rasa tenang pada

pasien.

Dengan lirik :

Judi (judi) menjanjikan kemenangan, Judi

(judi) menjanjikan kekayaan, bohong

(bohong) kalaupun kau menang itu awal dari

kekalahan, bohong (bohong) kalaupun kau

kaya itu awal dari kemiskinan

Judi (judi) meracuni kehidupan, Judi (judi)

meracuni keimanan, Pasti (pasti) karena

perjudian orang malas di buai harapan, Pasti

(pasti) karena perjudian perdukunan ramai

disesatkan.

Yang beriman bisa jadi murtad, apalagi yang

awam, yang menang bisa menjadi jahat

apalagi yang kalah, yang kaya bisa jadi


104

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUSIK DANGDUT

melarat apalagiyang miskin, yang senang bisa

jadi sengsara apalagi yang susah, uang judi

najis tiada berkah.

Uang yang pas-pasan karuan buat makan

ooo...

Itu cara sehat tuk bisa bertahan, Uang yang

pas-pasan karuan buat makan ooo...

Itu cara sehat tuk jadi hartawan....

Apapun nama dan bentuk judi semuanya

perbuatan keji apapun nama dan bentuk judi

jangan lakukan dan jauhi judi...

4) Tahap Akhir

Mengobservasi pasien, memberikan asuhan

keperawatan, dan pemberian terapi music

dangdut untuk mengontrol halusinasi

pendengaran, peneliti akan melakukan analisa

hasil dari pemberian terapi Musik dangdut

tersebut berupa lembar observasi penilaian

mengontrol Halusinasi pada pasien Halusinasi

Pendengaran beserta mendokumentasi dalam

bentuk asuhan keperwatan


105

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUSIK DANGDUT

1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan


5 Terminasi
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya

3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan

pasien

Menyapaikan pada pasien apa yang dirasakan


6 Tahap evaluasi
setelah dilakukan kegiatan

Catat seluruh tindakan.


7 Tahap dokumentasi

Lampiran 4
106

FORMULIR PENGKAJIANKEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT _____________________ TANGGAL DIRAWAT


______________

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : _________________ (L/P) Tanggal Pengkajian :


__________________
Umur : _________________ RM No. :
_________________
Informan : _________________

II. ALASAN MASUK

________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
______________________________

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil tidak

berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga


107

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 :
_____________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :

____________________________________________
________

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat


pengobatan/perawaran

_______________________ _____________________ ___________________

_______________________ _____________________ ___________________

Masalah Keperawatan : ________________________________________________________

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

___________________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan ________________________________________________________________

IV.FISIK

1. Tanda vital : TD : __________ N : ________ S : _________ P : _______________

2. Ukur : TB : __________ BB : ________

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan : ______________________________________________________________

Masalah keperawatan : ______________________________________________________________


108

V.
PSIKOSOS
IAL

1. Genogram

Jelaskan : _______________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _______________________________________________________________

2. Konsep diri
a Gambaran diri : _______________________________________________________________

_______________________________________________________________

b. Identitas : _______________________________________________________________

_______________________________________________________________

c. Peran : _______________________________________________________________

_______________________________________________________________

d. Ideal diri : _______________________________________________________________

_______________________________________________________________

e. Harga diri : _______________________________________________________________

_______________________________________________________________

Masalah Keperawatan : _______________________________________________________________

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : _______________________________________________________________

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : _______________________________________

__________________________________________________________________________________

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : ________________________________________

__________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan: ________________________________________________________________

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : _________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________
109

__________________________________________________________________________________

b. Kegiatan ibadah : _________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan
____________________________________________________________________________________
_________

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti

tidak sesuai biasanya

Jelaskan : ______________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :
_______________________________________________________________________________________
______

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu


memulai

pembicaraan

lelaskan :
___________________________________________________________________________
____________

Masalah Keperawatan :
_____________________________________________________________

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi


110

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : _______________________________________________

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asaKhawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : _______________________________________________

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : _______________________________________________

6. lnteraksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________


111

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan : __________________________________________________________________________
112

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung


sederhana

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________


113

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : ………………….s/d…………………………

Tidur malam lama : …………………s/d…………………………

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya tidak


114

Perawatan pendukung Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak

Mencuci pakaian Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya tidak

Transportasi Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

VIII. Mekanisme Koping


115

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik ________________________________________

______________________________________________________________________________

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik _____________________________________

______________________________________________________________________________

Masalah dengan pendidikan, spesifik ________________________________________________

______________________________________________________________________________

Masalah dengan pekerjaan, spesifik _________________________________________________

______________________________________________________________________________

Masalah dengan perumahan, spesifik ________________________________________________


116

______________________________________________________________________________

Masalah ekonomi, spesifik _________________________________________________________

______________________________________________________________________________

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik ________________________________________

______________________________________________________________________________

Masalah lainnya, spesifik __________________________________________________________

______________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : _________________________________________________________________

X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya : ______________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________

Analisa Data

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : _____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

Terapi Medik : _____________________________________________________________________


117

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

Perawat,

(………………….)
118

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN


KESEHATAN JIWA

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawatdan tanggal dirawat.

I. Identitas
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan Klien
tentang : nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No RM Lihat RM
3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.

II. Alasan Masuk


Tanyakan kepada klien / keluarga:

1. Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini ?

2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?

3. Bagaimana hasilnya ?

III. Faktor Predisposisi


1. Tanyakan kepada Klien / keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu, bila ya beri tanda " V " pada kotak " ya " dan bila tidak beri tanda " V
" pada kotak " tidak ".

2. Apabila pada poin 1 " ya " maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya
apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa gejala - gejala gangguan jiwa
maka beri tanda " V " pada kotak " berhasil " apabila dia dapat beradaptasi tapi
masih ada gejala - gejala sisa maka beri tanda " V " pada kotak " kurang berhasil "
apabila tidah ada kemajuan atau gejala - gejala bertambah atau menetap maka beri
tanda " V " pada kotak " tidak berhasil ".

3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan kriminal, beri tanda " V " sesuai dengan penjelasan
klien / keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka
beri tanda " V " pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada kotak ke dua. Jika
klien pernah sebagai pelaku dan korban dan saksi ( 2 atau lebih ) tuliskan pada
penjelasan.

a. Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang dialami klien
terkait No. 1,2,3.

b. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.


119

4. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga Iainnya yang
mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda " V " pada kotak " ya " dan jika
tidak beri tanda " V " pada kotak " tidak ".

Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami gangguan jiwa maka tanyakan
bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala
yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada
anggota keluarga tersebut.

5. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan


(kegagalan, kehilangan/ perpisahan/ kematian, trauma selama tumbuh kembang)
Yang pernah dialami klien pada masa lalu.
IV. Fisik

Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ;

1 Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan klien.

2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.

3. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh
klien, bila ada beri tanda " V " di kotak " ya " dan bila " tidak " beri tanda " V "
pada kotak tidak.

4. Kaji Iebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang
ada.

5. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.


V. Psikososial

1. Genogram

a. Buatlah genogram minimal tiga gcncrasi yang dapat menggambarkan hubungan


klien dan keluarga. contoh
120

= perempuan

= laki-laki

= cerai/putus hubungan

= meninggal

= orang yang tinggal serumah

= orang yang terdekat

= klien
35
= umur klien

b. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola
asuh.

c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Konsep diri

a. Gambaran diri

 Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai.
b. Identitas diri, tanyakan tentang

 Status dan posisi klien sebelum dirawat.


 Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja, keompok).
 Kepuasan klien sebagai laki-Iaki/perempuan.
c. Peran: Tanyakan,

 Tugas/ peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat


• Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/ peran tersebut

d. Ideal diri : Tanyakan,

 Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.


 Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat)
 Harapan klien terhadap penyakitnya
e. Harga diri : Tanyakan,
121

 Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2 a, b, c, d.


• Penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.

f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.3. Hubungan sosial

a, Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat

mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.

b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalarn masyarakat.

c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok dimasyarakat. d


Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang:

 Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya
dan agama yang dianut.
 Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah : Tanyakan:

 Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan kelompok.


 Pendapat klien/ keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

VI. Status Mental


Beri tanda " V " pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu

1. Penampilan.

Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga


a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapih. Misalnya :
rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.

b. Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya : pakaian dalam, dipakai


diluar baju.

c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika . penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/ kondisi).

a. Jelaskann hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Pembicaraan

a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras,

gagap, membisu, apatis dan atau lambat


122

b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat kekalimat lain yang tak
ada kaitannya beri tanda " V " pada kotak inkoheren.

c. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.

d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

3. Aktivitas motorik

Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/ keluarga.

a. Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.

b. Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan,

c. Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.


d. Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat

Dikontrol klien.

e. Tremor = jari- jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan

tangan dan merentangkan jari-jari.

f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seperti

berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan


dan sebagainya.

g. Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum.

h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

4. Alam perasaan.

Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga.

a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas


b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.
c. Khawatir = objeknya belum jelas.
d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
5. Afek

Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.

a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang

menyenangkan atau menyedihkan.


123

b. Tumpul = hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat.

c. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.

d. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus
yang ada.

e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.

f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

6. lnteraksi selama wawancara

Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga

a Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.

b. Kontak mata kurang - tidak mau menatap lawan bicara.

c. Defensif - selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran

dirinya.

d. Curiga - menunjukan sikap/ perasaan tidak percaya pada orang lain

e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.

f. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

7. Persepsi.

a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman.

b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi, gejala yang tampak pada saat klien

berhalusinasi.

c. Masalah keperawatan sesuai dengan data

8. Proses pikir

Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara

a. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan


pembicaraan.

b. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.

c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat


dengan kalitnat lainnya, dan klien tidak menyadarinya.
124

d. Flight of ideas : pembicaraan.yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya,


masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.

e. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian


dilanjutkan kembali.

f. Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali.

g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.

h. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

9. lsi pikir.

Data didapatkan melalui wawancara.

a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha


menghilangkannya.
b. Phobia : ketakutan yang phatologis/ tidak logis terhadap objek/ situasi
tertentu.
c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau
lingkungan.
e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi lingkungan
yang bermakna dan terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal
yang mustahil/ diluar kemampuannya.
g. Waham.
 Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapt tidak sesuai dengan kenyataan.
 Somatik : klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan
secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
 Kebesaran : klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
 Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau
kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang
disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
 Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/
meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan.

Waham yang bizar


125

 Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan
didalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai
dengan kenyataan.
 siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang
dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
 Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
i. Masalah keperawatan sesuai dengan data.
10. Tingkat kesadaran

Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi,
stupor diperoleh melalui observasi, orientasi klien (waktu, tempat, orang)
diperoleh melalui wawancara

a. Bingung . tampak bingung dan kacau.

b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/ tidak sadar.

c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gcrakan-gerakan yang diulang,


anggota tubuh klien dapat dikatakan dalam sikap canggung dan
dipertahankan klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi dilingkungan.
d. Orientasi waktu, tempat, orang jelas
e. Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal-hal diatas.
f. Masalah keperawatan sesuai dengan data.
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara

11. Memori.

Data diperoleh melalui wawancara

a. Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian yang
terjadi lebih dari satu bulan

b. Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian yang
terjadi dalam minggu terakhir.

c. Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi.

d. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukan


cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.

e. Jelaskan sesuai dengan data terkait.

f. Masalah keperawatan sesuai dengan data

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Data diperoleh melalui wawancara
126

a. Mudah dialihkan : perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek
lain.
b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang/
tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan/ pengurangan
pada benda-benda nyata.

d. Jelaskan sesuai dengan data terkait.

e. Masalah keperawatan sesuai data.

13. Kemampuan penilaian

a. Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat mengambil keputusan yang


sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada
klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum
mandi. Jika diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan.

b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak mampu mengambil


keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada
klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum
mandi. Jika diberi penjelasan klien masih tidak mampu mengambil
keputusan.

c. Jelaskan sesuai dengan data terkait.

d. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

14. Daya tilik diri

Data diperoleh melalui wawancara

a. Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit


(perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan

b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain/ lingkungan yang


menyebabkan kondisi saat orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi
saat ini.

c. Jelaskan dengan data terkait.

d Masalah keperawatan sesuai dengan data

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan

a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka/ tidak
suka/ pantang) dan cara makan.
127

b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat


makan.

2. BAB/BAK,

Observasi kemampuan klien untuk BAB / BAK.

- Pergi, menggunakan dan membersihkan WC


- Membersihkan diri dan merapikan pakaian
3. Mandi

a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
4. Berpakaian

a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan


pakaian dan alas kaki.
b. Observasi penampilan dandanan klien.
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien: mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian.

5. lstirahat dan tidur

Observasi dan tanyakan tentang:

- Lama dan waktu tidur siang / tidur malam

- Persiapan sebelum tidur seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa.

- Kegiatan sesudah tidur, seperti: merapikan tempat tidur, mandi/ cuci muka dan
menyikat gigi.

6. Penggunaan obat

Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:

- Penggunaan obat: frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara.


- Reaksi obat.
-
7. Pemeliharaan kesehatan

Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:

- Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan dan pengobatan lanjut.

- Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi dan
lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya.
128

8. Kegiatan di dalam rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam:

- Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan

- Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel).


- Mencuci pakaian sendiri
- Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari
9. Kegiatan di luar rumah

Tanyakan kemampuan klien

- Belanja untuk keperluan sehari-hari

- Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan jalan kaki, menggunakan


kendaraan pribadi, kendaraan umum)

- Kegiatan lain yang dilakukan klien di luar rumah (bayar listrik/ telpon/ air,
kantor pos dan bank).

VIII. Mekanisme Koping


Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda "V" pada
kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Data didapatkan melalui wawancara pada kilen atau keluarganya. Pada tiap masalah
yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.

X. Pengetahun
Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh
klien simpulkan dalam masalah.

XI. Aspek Medik


Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.
Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

XII. Daftar Diagnosis Keperawatan


1. Rumuskan diagnosis dengan rumusan P (permasalahan) dan E (etiologi)
berdasarkan pohon masalah

2. Urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas.

Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan
nama jelas mahasiswa.
129

Anda mungkin juga menyukai