Oleh :
Eman Saputro
P07220120016
Oleh :
Eman Saputro
P07220120016
dan bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain
manapun baik sebagian maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya bersedia
Eman Saputro
P07220120016
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data diri
Agama : Islam
B. Riwayat Pendidikan
Kalimanatan Timur.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan kasih karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Ruang Punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda”.
Karya Tulis ilmiah ini dibuat sebagai rangkaian tugas akhir program Diploma-III
Bimbingan, dan arahan dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus
kepada :
3. Ns. Andi Lis Arming Gandini, S.Kep., M.Kep Selaku Ketua Program Studi
Timur.
5. Ns. Gajali Rahman, S.Kep., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing Utama yang
hingga selesai.
vii
6. Ns. Abd. Kadir S.Kep,. M.Kep selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
8. Untuk seluruh keluarga saya, terkhusus kedua orang tua dan kakak saya
Bapak Murianto, Ibu Ana Purnamawati, Kakak saya Sriani Ema Wati yang
selalu memberikan doa, motivasi yang tiada henti dan bantuan finansial untuk
yang telah memberikan dukungan, masukan dan juga kritik untuk Karya
semoga Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat dan menambah ilmu bagi
pembacanya.
Samarinda,…………..2023
Eman Saputro
viii
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANGAN BELIBIS RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA
ix
ABSTRACT
“NURSING CARE FOR PATIENTS WITH AUDITORY
HALLUCINATIONS IN BELIBIS ROOM AT ATMA HUSADA
MAHAKAM PSYCHIATRIC HOSPITAL SAMARINDA”
x
DAFTAR ISI
xi
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .....................................................................26
2.2.3 Rencana Keperawatan ......................................................................27
2.2.4 Tindakan Keperawatan .....................................................................29
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ......................................................................35
2.2.6 Dokumentasi Keperawatan ...............................................................35
2.3 Strategi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) ......................36
2.3.1 Proses Keperawatan ..........................................................................36
2.4 Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan................36
2.4.1 Fase Orientasi ................................................................................37
2.4.2 Fase Kerja ...................................................................................... 38
2.4.3 Fase Terminasi................................................................................40
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................42
3.1. Desain Penelitian ..........................................................................................42
3.2. Subjek Penelitian ..........................................................................................42
1.1 Kriteria Inklusi ......................................................................................43
1.2 Kriteria Eklusi ......................................................................................43
3.3. Batasan Istilah (Definisi Oprasional)............................................................44
3.4. Lokasi dan waktu penelitian .........................................................................44
3.5. Prosedur Penelitian .......................................................................................44
3.6. Metode dan Instrument Pengumpulan Data .................................................46
3.7. Keabsahan Data ............................................................................................46
3.8. Analisis Data.................................................................................................47
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................48
4.1 Hasil ............................................................................................................. 49
4.1.1 Pengkajian Keperawatan.................................................................. 49
4.1.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 51
4.1.3 Perencanaan .................................................................................... 52
4.1.4 Pelaksanaan Keperawatan........................................................... ...54
4.1.5 Evaluasi .........................................................................................63
4.2 Pembahasan ...............................................................................................75
4.2.1 Diagnosa Keperawatan 1 Tn.B ...................................................75
xii
4.2.2 Diagnosa Keperawatan 2 Tn.L ....................................................77
BAB 5 KESMPULAN ......................................................................................79
5.1 Kesempulan ...............................................................................................79
5.2 Saran ..........................................................................................................80
Daftar Pustaka ..................................................................................................82
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis klien dengan pasien halusinasi pendengaran .......... ..48
Tabel 4.2 Daftar Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas pada klien .......... 49
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan. Maka kesehatan jiwa juga bukan sekedar
terbebas dari gangguan tetapi lebih kepada ganggu an, kesejahteraan, dan
dengan berbagai perubahan yang ada. Jika individu tersebut tidak dapat
1
memiliki risiko mengalami gangguan jiwa. Sedangkan ODGJ merupakan
orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang
pola dan jumlah rangsangan yang dimulai secara internal atau eksternal di
jenis dan jumlah koping yang dipengaruhi oleh faktor risiko dan faktor
protektif. Sedangkan faktor presipitasi adalah suatu stimulus yang diberikan
psikologis, dan sosial. Selain itu, stressor tersebut dapat berasal dari
dalam mengatasi stres yang terjadi atau jika tidak maka akan berdampak
adalah provinsi Bali (11,1%) dan terendah provinsi Kepulauan Riau (2,8%).
provinsi. Untuk rumah tangga dengan ART gangguan jiwa skizofrenia atau
psikosis menurut tempat tinggal yang memiliki angka gangguan jiwa tertinggi
adalah tempat tinggal pedesaan (7,0%) dan terendah perkotaan (6,4%). Untuk
proporsi rumah tangga yang memiliki gangguan jiwa skizofrenia atau psikosis
yang pernah dipasung dalam rumah tangga sebanyak (14%) dan yang tidak
Ruang Belibis didapatkan data pasien dari pihak rumah sakit dengan
diri rendah 0%, yang mengalami isolasi sosial 0%, yang mengalami waham,
Samarinda.
tahun 2023.
Belibis Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam tahun 2023.
pendengaran.
1.4.3 Bagi perkembangan ilmu keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA
dengan penyakit mental serius seperti skizofrenia dan gangguan stress pasca
halusinasi sering terjadi tanpa adanya penyakit yang terdeteksi, pada 50%
mengalami distorsi sensori sebagai hal yang nyata dan meresponnya (Stuart,
pengamatan yang diawali oleh proses diterimanya stimulus oleh alat indera,
kemudian individu dan perhatian, lalu diteruskan otak dan baru kemudian
disebabkan oleh jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh
individu untuk mengatasi stress (Yosep, 2013) dalam (Susilawati & Fredrika,
2019).
7
halusinasi merupakan kondisi dimana pasien yang mengalami gangguan jiwa
bunyi mendenging atau suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi
dan fases. Perilaku yang muncul adalah seperti mengecap, mulut seperti
Merasa diraba, disentuh, ditiup, dan merasa seakan ada ulat yang
skizofrenia.
1. Faktor Perdisposisi
a. Faktor Perkembangan
b. Faktor Sosiokultural
lingkungan.
c. Faktor Biologis
neurotransmitter otak.
d. Faktor pisikologis
demi masa depannya, klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari
interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan
2. Faktor Peresipitasi
tidak diajak komunikasi, objek yang ada di lingkungan dan juga suasana
a. Demensi Fisik
yang lama.
b. Demensi Emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
c. Demensia Intelektual
d. Dimensia Sosial
kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata.
e. Dimensia Spiritual
klien merasa hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya. Individu sering
takdirnya memburuk.
halusinasi bisa diliat dari data subjektif dan data objektif yaitu:
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
meliputi :
1. Respon adaptif
sosial budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam
d. Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran.
e. Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
2. Respon psikososial
gangguan.
d. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran.
orang lain.
3. Respon Maladaptif
kenyataan sosial.
hati.
dari orang lain dan lingkungan karena takut diketahui orang lain dan
(misal : putus cinta, turun jabatan, bercerai, dipenuhi hutang dan lain-
tersebut sulit tidur dan akan terbiasa menhayal. Individu akan mengangap
2. Stage II (Comforting)
Pada tahap ini, halusinasi bersifat menyenangkan dan secara
menarik dari dengan oranag lain dengan intesnitas waktu yang lama.
karenakan perilaku individu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
lingkungan masih belum terbiasa oleh kondisi yang terjadi pada individu
sebuah kerangkeng dan di pasung dengan tujuan agar tidak di ketahui oleh
Halusinasi
1. Faktor umur
2. Faktor ekonomi
derajat kelas ekonomi, yang terdiri dari kelas atas, menengah, dan kelas
bawah (Freadman., et. al, 2010). Sosial ekonomi yang rendah menjadi
salah satu dari faktor prognosis buruk yang dapat memicu terjadinya
kekambuhan pada pasien skizofrenia (Katona., et. al, 2012).
4. Faktor pengobatan
dengan pengobatan maka waktu remisi pasien setahun lebih lama dan
gejala psikosis tidak akan terlalu parah. Hal ini tentunya akan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal ini bisa dilakukan melalui
1. Terapi farmakologi
a. Haloperdiol
2) Indikasi
3) Mekanisme Kerja
4) Kontraindikasi
anoreksia.
b. Clorpromazin
2) Indikasi
berlebih.
3) Mekansime kerja
4) Kontraindikasi
5) Efek samping
c. Trhexypenidil (THP)
1) Klasifikasi : antiparkinson
2) Indikasi
3) Mekanisme kerja
4) Efek samping
dan muntah.
dalam pengkajian. Isi pengkajian meliputi identitas klien, keluhan utama atau
alasan masuk, factor predisposisi, aspek fisik atau biologis, status mental,
1. Data objektif adalah data yang di temukan secara nyata. Data ini
2. Data subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan
keluarga. Data ini di peroleh melalui wawancara perawat kepada klien dan
keluarga. Data langsung didapat oleh perawat disebut data perimer, dan
data yang di ambil dari hasil catatan lain sebagai data sekunder.
halusinasi yaitu :
1. Jenis Halusinasi
Untuk mendapatkan data jenis halusinasi, data subjektif, dan data objektif
kepada pasien.
a. Halusinasi Pendengaran
sebab.
b. Halusinasi Penglihatan
c. Halusinasi Penghindu
d. Halusinasi pengecapan
feses.
e. Halusinasi Perabaan
2. Isi Halusinasi
menerus atau hanya beberapa kali saja, situasi terjadinya apakah kalau
sendiri atau setelah terjadi kejadian tertentu. Hal ini dilakukan untuk
3. Respon Halusinasi
muncul. Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau
keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat juga dengan
Iskandar, 2014) pohon masalah pada pasien halusinasi antara lain sebagai
berikut:
Effect
Isolasi sosial
Causa
verbal).
3. Isolasi sosial.
meningkat (5)
dapat dilakukan pada klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi yang
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
4. Kolaborasi
berupa terapi (Sulah, Pratiwi & Teguh, 2016) dalam (Sirait, DA, 2021) yaitu :
dengan rencana, hal ini terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan
dibutuhkan klien sesuai kondisinya (here and now). Perawat juga menilai diri
tindakan yang akan dilaksanakan, dinilai kembali apakah aman bagi klien.
2018) yaitu :
dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang
halusinasi muncul.
1. Membantu keperawatan
halusinasi muncul.
a. Menghardik halusinasi
muncul.
kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk mengikuti apa yang ada
5) Isolasi sosial
b. Bercakap-cakap
orang lain.
berikut:
halusinasi.
seperti semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih
(SP).
tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat dapat menemukan jika suatu
dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan keahlian atau keterampilan
keperawatan.
sebagai berikut:
dilaksanakan.
dilaksanakan.
masalah baru atau ada yang kontraindikasi dengan masalah yang ada.
1. Kondisi klien
a. Data Subjektif
gaib itu tetap ada dan selalu mengganggu kesehariannya, sehingga klien
merasa cemas dan gelisah akan perasaan yang sedang terjadi pada
dirinya.
b. Data Objektif
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Khusus :
4. Tindakan Keperawatan
1. Salam Terapeutik :
Timur yang akan merawat Bapak hari ini. Oh iya, nama bapa siapa?
2. Evaluasi/Validasi
ini?”
selama ini Bapak dengar? Dimana kita mau duduk?Ya baiklah, kita disini
saja ya. Mau berapa lama kita ngobrolnya? Bagaimana kalau 20 menit?”
2.4.2 Fase Kerja
halusinasi.
a. Menghardik
b. Bercakap-cakap
c. Melakukan kegiatan
d. Meminum obat
halusinasi muncul.
halusinasi.
halusinasi.
suara itu?” “Apakah Bapak terus mendengar suara itu atau sewaktu-waktu? Kapan
bapak terakhir kali mendengar suara itu? Berapa kali sehari? Pada waktu Bapak
“Apa yang Bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?Apa yang Bapak
lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suaranya bisa hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara itu muncul?”
“Ada beberapa cara untuk mencegah suara-suara itu muncul yaitu dengan
hari ini kita belajar 1 cara dulu, yaitu dengan cara menghardik. Caranya adalah
saat suara-suara itu muncul Bapak langsung menutup telinga dan bilang didalam
hati “Pergi ,pergi… Kamu tidak nyata kamu itu palsu. Jangan ganggu saya!!”
1. Subyektif :
2. Obyektif :
(menghardik). “Coba Bapak ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari
3. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
harian klien.
tersebut. Terus berlatih ya, Pak” ”Bagaimana kalau kita buat jadwal
saja ya?”
METODE PENELITIAN
Subjek dalam dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah individu
dikelola secara rinci dan mendalam. Adapun yang akan dikelola terdapat dua
Mahakam Samarinda.
42
43
pasien. Pada studi kasus ini perawatan pasien keduanya dilakukan ± 6 hari,
3.4.1 Lokasi
4.4.1 Waktu
metode studi kasus, setelah itu disetujui oleh semua pembimbing maka
1. Meminta izin penelitian melalui surat izin penulis kepada pihak Rumah
diteliti.
3. Melakukan pengkajian pada dua pasien dengan kasus yang sama yaitu
halusinasi pendengaran.
4. Menegakkan diagnosis pada dua pasien dengan kasus yang sama yaitu
halusinasi pendengaran.
aktivitas terjadwal, dan membantu klien minum obat secara teratur pada
halusinasi pendengaran.
tabel perbandingan dari dua pasien dengan kasus yang sama setelah
pelaksanaan pasien.
45
1. Wawancara
keluarga.
Strategi Pelaksanaan (SP) yang dilakukan pada kedua pasien dengan kasus
teknik analisis data juga menggunakan cara observasi oleh peneliti dan studi
oleh peneliti.
BAB IV
4.1 Hasil
47
48
Tn.B Tn.L
No
Hari/ Diagnosa Hari/ Tanggal Diagnosa
Tanggal Keperawata ditemukan Keperawatan
ditemukan n(kode (kode SDKI)
SDKI)
1 Senin/ 8 Mei Gangguan Senin/ 8 Mei Gangguan Persepsi
2023 Persepsi 2023 Sesnsori b.d
Sesnsori b.d gangguan
gangguan pendengaran d.d
pendengaran mendengar suara-
d.d suara bisikan
mendengar (D.0085)
suara-suara
bisikan
(D.0085)
4.1.3 Perencanaan
tahun 2023.
Waktu
Pelaksanaa Tindakan Keperawatan Evaluasi
n
Hari ke-1 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan mendengar
Tanggal mengindikasi suara bisikan ketika ingin tidur.
Senin/ 8 halusinasi. Do: Pada saat pengkajian penampilan
Mei 2023 pasien cukup rapi, tidak terdapat
Jam 13:00 kontak mata, pasien cenderung
Wita lebih sering menunduk saat
dilakukkan pengkajian dan
berbicara sendiri.
52
Hari ke-2 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan masih sering
Tanggal mengindikasi mendengar suara bisikan ketika
Selasa/ 9 halusinasi. ingin tidur.
Mei 2023 Do: Pada saat pengkajian pasien tampak
Jam 13:00 gelisah dan pandangan ke mana-
Wita mana.
1.2 Memonitor isi Ds: Pasien mengatakan mendengar
halusinasi (mis. suara laki-laki.
Kekerasan atau Do: Pasien tampak tidak fokus saat
membahayakan diri) wawancara.
Hari ke-3 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan gelisah dan
Tanggal mengindikasi takut jika suara timbul.
Rabu/ 10 halusinasi. Do: Pasien mampu menceritakan hal
Mei 2023 yang pasien alami.
Jam 13:00 1.2 Memonitor isi Ds: Pasien mengatakan suara tersebut
Wita halusinasi (mis. muncul jika saat ingin tidur di
Kekerasan atau malam hari dan jika sedang
membahayakan diri). sendirian.
Do: Pasien tampak koperatif dan
terdapat kontak mata.
1.3 Mempertahankan Ds: Pasien mengatakan senang dengan
lingkungan yang lingkungan Ruangan Belibis.
aman. Do: Lingkungan Ruangan Belibis
tampak tenang serta terfasilitas
dengan baik.
1.5 Mendiskusikan Ds: Pasien mengatakan masih sering
perasaan dan respon mendengar suara-suara.
terhadap halusinasi. Do: Pasien tampak cemas.
54
Hari ke-4 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan masih sering
Tanggal mengindikasi gelisah dan takut jika suara timbul.
Kamis/ 11 halusinasi. Do: Pasien mampu menceritakan hal
Mei 2023 yang pasien alami.
Jam 13:00 1.2 Memonitor isi Ds: Pasien mengatakan mendengar
Wita halusinasi (mis. suara-suara bisikan seorang laki-
Kekerasan atau laki, pasien mengatakan ini terjadi
membahayakan diri). saat keadaan sepi atau dimalam
hari.
Do: Pasien mampu menjawab
pertanyaan pada saat wawancara.
1.3 Mempertahankan Ds: Pasien mengatakan senang dengan
lingkungan yang aman. lingkungan Ruangan Belibis.
Do: Lingkungan Ruang Belibis tampak
tenang serta terfasilitas dengan
baik.
1.5 Mendiskusikan Ds: Pasien mengatakan masih takut
perasaan dan respon dengan suara yang muncul.
terhadap halusinasi. Do: Pasien tampak cemas.
Hari ke-5 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan menutup telinga
Tanggal mengindikasi saat halusinasinya muncul.
Jum’at/ 12 halusinasi. Do: pasien menutup telinganya.
Mei 2023 1.2 Memonitor isi Ds: Pasien mengatakan mendengar
Jam 13:00 halusinasi (mis. suara yang mengancam dirinya.
Wita Kekerasan atau Do: Pasien mampu menjawab pertanyaan
membahayakan diri). saat ditanya.
1.3 Mempertahankan Ds: Pasien mengatakan senang dengan
lingkungan yang lingkungan Ruangan Belibis.
aman. Do: Lingkungan Ruang Belibis tampak
tenang serta terfasilitas dengan baik.
1.5 Mendiskusikan Ds: Pasien mengatakan masih takut
perasaan dan respon dengan suara yang muncul.
terhadap halusinasi. Do: Pasien tampak cemas.
1.7 Menjadwalkan Ds: Pasien mengatakan memulai
aktivitas aktivitas seperti hari sebelumnya.
harian dan waktu Do : Pasien beraktivitas dengan baik.
istirahat.
1.8 Menganjurkan Ds: Pasien memhami anjuran yang
memonitor sendiri disarankan.
situasi terjadinya Do: Pasien menutup telinga dan
halusinasi. mengajak perawat berbicara.
1.10 Menganjurkan Ds: Pasien mengatakan melakukan
melakukan distraksi senam pagi dan kegiatan
(mis. Mendengarkan bernyanyi.
musik, melakukkan Do: Pasien melakukkan kegiatan
aktivitas dan teknik bernyanyi bersama-sama dengan
releksasi) teman-temanya ketika bernyanyi di
dalam ruangan.
1.12 Kolaborasi Ds: Pasien mengatakan selalu meminum
pemeberian obat obat tepat waktu.
antipisikotik dan Do: Pasien mengkonsumsi
antiansietas, jika 1. Respiredon (2 mg) 2 x 1
perlu. 2. Onalzapin (5 mg) 2 x 1
3. Merlopam (2 mg) 2 x 1
4. Trihexpenily (2 mg) 2 x 1
56
Hari ke-6 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan menutup telinga
Tanggal mengindikasi saat halusinasinya muncul.
Sabtu/ 13 halusinasi. Do: pasien menutup telinganya.
Mei 2023 1.2 Memonitor isi Ds: Pasien mengatakan mendengar
Jam 13:00 halusinasi (mis. suara-suara yang mengancam
Wita Kekerasan atau dirinya.
membahayakan diri). Do: Pasien mampu menjawab
pertanyaan saat ditanya oleh
perawat.
1.3 Mempertahankan Ds: Pasien mengatakan senang dengan
lingkungan yang lingkungan Ruangan Belibis.
aman. Do: Lingkungan Ruang Belibis tampak
tenang serta terfasilitas dengan
baik.
1.5 Mendiskusikan Ds: Pasien mengatakan masih takut
perasaan dan respon dengan suara yang muncul.
terhadap halusinasi. Do: Pasien tampak cemas dan
kebingungan.
1.7 Menjadwalkan Ds : Pasien mengatakan memulai
aktivitas aktivitas seperti hari sebelumnya.
harian dan waktu Do : Pasien beraktivitas dengan baik.
istirahat.
1.8 Menganjurkan Ds: Pasien memhami anjuran yang
memonitor sendiri disarankan.
situasi terjadinya Do: Pasien menutup telinga dan
halusinasi. mengajak perawat berbicara.
1.10 Menganjurkan Ds: Pasien mengatakan selalu
melakukan melakukan senam pagi dan
distraksi (mis. kegiatan bernyanyi.
Mendengarkan Do: Pasien melakukkan kegiatan
musik, bernyanyi bersama-sama dengan
melakukkan teman-temanya ketika bernyanyi
aktivitas dan di dalam ruangan.
teknik releksasi)
1.12 Kolaborasi Ds: Pasien mengatakan selalu
pemeberian obat meminum obat tepat waktu.
antipisikotik dan Do: Pasien mengkonsumsi
antiansietas, jika 1. Respiredon (2 mg) 2 x 1
perlu. 2. Onalzapin (5 mg) 2 x 1
3. Merlopam (2 mg) 2 x 1
4. Trihexpenily (2 mg) 2 x 1
tahun 2023.
Waktu
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Evaluasi
57
Hari ke-1 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan mendengar
Tanggal mengindikasi suara bisikan ketika beraktivitas.
Senin/ 8 halusinasi. Do: Pada saat pengkajian penampilan
Mei 2023 pasien cukup rapi.
Jam 14 1.2 Memonitor isi Ds: Pasien mengatakan mendengar
14:00 Wita halusinasi (mis. suara bisikan yang menyuruhnya
Kekerasan atau untuk memukul sesorang yang ada
membahayakan diri). di sekitarnya dan menyuruhnya
untuk merusak barang-barang
yang ada di sekitarnya.
Do: Pasien tampak mendengar suara
bisikan.
1.3 Mempertahankan Ds: Pasien mengatakan senang sekali
lingkungan yang dengan lingkungan di Ruangan
aman. Belibis.
Do: Lingkungan di sekitar Ruang
Belibis terlihat lebih sejuk dan
terfasilitas dengan baik.
1.5 Mendiskusikan Ds: Pasien mengatakan kadang takut
perasaan dan respon jika suara yang didengar muncul.
terhadap halusinasi. Do: Pasien tampak tegang saat
diwawancara.
1.7 Menjadwalkan Ds: Pasien mengatakan memulai
aktivitas harian dan aktivitas hariannya setiap pukul
waktu istirahat. 08.00 WITA untuk melakukan
senam pagi. Pasien mengatakan
beristirahat setiap pukul 12.00
WITA untuk tidur siang.
Do: Pasien beraktivitas seperti senam
dan beristirahat dengan tidur.
1.8 Menganjurkan Ds: Pasien memhami anjuran yang
memonitor sendiri disarankan.
situasi terjadinya Do: Pasien menutup telinga dan
halusinasi. mengajak perawat berbicara.
1.10 Menganjurkan Ds: Pasien mengatakan selalu
melakukan distraksi melakukan senam pagi dan
(mis. Mendengarkan kegiatan bernyanyi.
musik, melakukkan Do: Pasien melakukkan kegiatan
aktivitas dan teknik bernyanyi bersama-sama dengan
releksasi). teman-temanya ketika bernyanyi
di dalam ruangan.
1.12 Kolaborasi Ds: Pasien mengatakan selalu meminum
pemeberian obat obat tepat waktu.
antipisikotik dan Do: Pasien mengkonsumsi
antiansietas, jika 1. Respiredon (2 mg) 2 x 1
perlu. 2. Merlopam (2 mg) 2 x 1
3. Trihexpenily (2 mg) 2 x 1
Hari ke-2 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan tiba-tiba
Tanggal mengindikasi mendengar suara bisikan saat
Selasa/ 9 halusinasi sedang sendirian.
Mei 2023 Do: Pada saat pengkajian pasien tampak
Jam 14:00 gelisah dan pandangan ke mana-
Wita mana.
58
Hari ke-3 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan suara tersebut
Tanggal mengindikasi masih sering muncul.
Rabu/ 10 halusinasi Do: Pasien menutup telinganya.
Mei 2023
Jam 14:00 1.2 Memonitor isi Ds: Pasien mengatakan suara tersebut
Wita halusinasi (mis muncul jika saat ingin tidur di
kekerasan atau malam hari dan jika sedang
membahayakan diri) sendirian.
Do: Pasien tampak kooperatif dan
terdapat kontak mata.
1.3 Mempertahankan Ds: Pasien mengatakan senang dengan
lingkungan yang aman suasana di Ruangan Belibis.
Do: Pasien tampak tenang serta pasien
terfasilitas dengan baik.
59
Hari ke-4 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan jika suara
Tanggal mengindikasi tersebut muncul pasien menutup
Kamis/ 11 halusinasi telingga.
Mei 2023 Do: Pasien menutup telinganya.
Jam 13:00 1.2 Memonitor isi Ds: Pasien mengatakan mendengar
Wita halusinasi (mis suara bisikan pada saat sedang
kekerasan atau melamun.
membahayakan diri) Do: Pasien mampu menjawab
peranakan pada saat wawancara.
1.3 Mempertahankan Ds: Pasien mengatakan senang dengan
lingkungan yang aman lingkungan Ruangan Belibis.
Do: Di Ruang Belibis pasien tampak
nyaman karena banyak teman-
teman yang bisa di ajak berbicara.
1.5 Mendiskusikan Ds: Pasien mengatakan masih gelisah
perasaan dan respon dengan suara tersebut.
terhadap halusinasi Do: Pasien tampak gelisah.
1.7 Menjadwalkan Ds : Pasien mengatakan memulai
aktivitas aktivitas seperti hari sebelumnya.
harian dan waktu Do : Pasien beraktivitas seperti senam
istirahat dan beristirahat dengan tidur.
1.8 Menganjurkan Ds: Pasien memahami anjuran yang
memonitor sendiri disarankan.
situasi terjadinya Do: Pasien menutup telinga dan
halusinasi mengajak perawat berbicara
60
Hari ke-5 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan menutup telinga
Tanggal mengindikasi jika suara tesebut muncul. Pasien
Jum’at/ 12 halusinasi mengatakan sering berinteraksi
Mei 2023 dengan teman sekamarnya.
Jam 13:00 Do: pasien menutup telinganya.
Wita 1.2 Memonitor isi Ds: Pasien mengatakan mendengar
halusinasi (mis suara bisikan yang menyuruh
kekerasan atau dirinya untuk berbuat merusak
membahayakan diri) barang-barang yang ada di
sekitarnya.
Do: Pasien mampu menjawab isi
halusinasi.
1.3 Mempertahankan Ds:Pasien mengatakan gembira
lingkungan yang aman mendapatkan teman yang baru.
Do: Di Ruang Belibis pasien tampak
tenang.
1.5 Mendiskusikan Ds: Pasien mengatakan sudah bisa
perasaan dan respon menghardik jika suara tersebut
terhadap halusinasi muncul.
Do: Pasien masih tampak bisa
melakukan cara menghardik.
1.8 Menjadwalkan Ds : Pasien mengatakan memulai
aktivitas aktivitas seperti hari sebelumnya.
harian dan waktu Dan melakukan sholat dzuhur.
istirahat Do : Pasien beraktivitas dengan baik.
Hari ke-6 1.1 Monitor perilaku yang Ds: Pasien mengatakan menutup telinga
Tanggal mengindikasi saat halusinasinya muncul.
Sabtu/ 13 halusinasi. Do: pasien menutup telinganya.
Mei 2023 1.2 Memonitor isi Ds: Pasien mengatakan mendengar
Jam 13:00 halusinasi (mis. suara-suara yang mengancam
Wita Kekerasan atau dirinya.
membahayakan diri). Do: Pasien mampu menjawab
pertanyaan saat ditanya oleh
perawat.
1.3 Mempertahankan Ds: Pasien mengatakan nyaman dengan
lingkungan yang lingkungan Ruangan Belibis dan
aman. pasien mengatakan sering di
perhatikan oleh perawat yang
menjaga.
Do: Di Lingkungan Ruang Belibis
pasien tampak nyaman sudah di
perhatikan oleh perawat yang
menjaga.
1.5 Mendiskusikan Ds: Pasien mengatakan masih takut
perasaan dan respon dengan suara yang muncul.
terhadap halusinasi. Do: Pasien tampak cemas dan
kebingungan.
1.7 Menjadwalkan Ds : Pasien mengatakan memulai
aktivitas aktivitas seperti hari sebelumnya.
harian dan waktu Do : Pasien beraktivitas dengan baik.
istirahat.
1.8 Menganjurkan Ds: Pasien memahami anjuran yang
memonitor sendiri disarankan.
situasi terjadinya Do: Pasien menutup telinga dan
halusinasi. mengajak perawat berbicara.
4.1.5 Evaluasi
meningkat(4)
6. Konsentrasi sedang (3)
P : Hentikan Intervensi 1.2, 1.3, 1.5, 1.7, 1.10
(minum obat teratur)
Lanjutkan intervensi
1.8 Menganjurkan memonitor sendiri situasi
terjadinya halusinasi.
1.10 Menganjurkan melakukan distraksi
(bercakap-cakap).
1.12 pemeberian obat antiopsikotik dan
antiansietas, jika perlu.
Hari ke-5 Gangguan Persepsi S : pasien mengatakan masih sering mendengar
Tanggal Sesnsori b.d suara bisikan saat ingin tidur, pasien mengatakan
Jum’at/ 12 gangguan mendengar suara bisikan seorang laki-laki.
Mei 2023 pendengaran d.d O : pasien tampak tenang dan mampu beraktifitas
Jam 13:00 mendengar suara – dengan baik.
Wita suara bisikan TD : 120/100 mmHgN : 90 ×/mS : 36,1˚C RR :
(D.0085) 20 ×/m
A : Gangguan Persepsi sensori teratasi sebagian
1. Verbalisasi mendengar bisikan meningkat
(5)
2. Perilaku halusinasi meningkat (5)
3. Melamun meningkat (5)
4. Mondar-mandir meningkat (5)
5. Respon sesuai stimulus meningkat (5)
6. Konsentrasi cukup meningkat (4)
P : Hentikan Intervensi 1.2, 1.3, 1.5, 1.7
Lanjutkan intervensi
1.7 Menganjurkan memonitor sendiri situasi
terjadinya halusinasi.
1.10 Menganjurkan melakukan distraksi
(bercakap-cakap).
1.12 Kolaborasi pemeberian obat
antipisikotik dan antiansietas, jika perlu.
Hari ke-6 Gangguan Persepsi S : pasien mengatakan sudah bisa mengontrol
Tanggal Sesnsori b.d halusinasinya, suara-suara tersebut jarang
Sabtu/ 13 gangguan muncul, pasien sering berinteraksi dengan
Mei 2023 pendengaran d.d teman.
Jam 13:00 mendengar suara – O : pasien tampak tenang dan mampu beraktifitas
Wita suara bisikan dengan baik.
(D.0085) TD : 120/100 mmHg N : 90 ×/mS : 36,1˚C RR :
20 ×/m
A : Gangguan Persepsi sensori teratasi sebagian
1. Verbalisasi mendengar bisikan meningkat
(5)
2. Perilaku halusinasi meningkat (5)
3. Melamun meningkat (5)
4. Mondar-mandir meningkat(5)
5. Respon sesuai mengkat (5)
6. Konsentrasi cukup meningkat (4)
P : Hentikan Intervensi 1.2, 1.3, 1.5, 1.7
Lanjutkan Intervensi
1.8 Menganjurkan memonitor sendiri situasi
terjadinya halusinasi.
1.10 Menganjurkan melakukan distraksi
65
(bercakap-cakap).
1.12 Kolaborasi pemeberian obat
antipisikotik dan antiansietas, jika
perlu.
4.2 Pembahasan
dari tanggal 8 Mei 2023 sampai 13 Mei 2023 dilakukan di Rumah Sakit Jiwa
Atma Husada Mahakam, yang terletak di Jl. Kakap, Sungai Dama, Kec.
kurang berhasil.
pekerjaan pasien adalah buruh. Pasien sudah 4 kali masuk RSJD dengan
diagnosa yang sama yaitu halusinasi pendengaran. Pasien tampak gelisah dan
dalam Suhendra (2021), tanda dan gejala halusinasi bisa diliat dari data
Hal ini sesuai menurut (Sulah, Pratiwi & Teguh, 2016) dalam (Sirait,
kegiatan yang dilakukan dapat dengan cara mengalihkan perhatian klien agar
tidak larut dalam pikirannya sediri dan juga dengan melakukan kegiatan-
kegiatan positif.
Mei 2023 sampai 13 Mei 2023 didapatkan hasil dalam kategori kurang
dirasakan penulis yaitu kurangnya waktu interaksi yang dapat penulis lakukan
jam, namun hal ini dapat diatasi dengan dilakukannya pelaporan dari rekan
perawat lainnya.
selain itu juga dapat dikarenakan kurangnya dukungan dari orang terdekat
dari tanggal 8 Mei 2023 sampai 13 Mei 2023 didapatkan hasil dalam
sebagai buruh di salah satu pabrik dan belum menikah. Pasien sudah 6 kali
Hal ini sesuai menurut (Sulah, Pratiwi & Teguh, 2016) dalam (Sirait,
kegiatan yang dilakukan dapat dengan cara mengalihkan perhatian klien agar
tidak larut dalam pikirannya sediri dan juga dengan melakukan kegiatan-
kegiatan positif.
Mei 2023 sampai 13 Mei 2023 didapatkan hasil dalam kategori berhasil
meningkat (4).
selama 24 jam, namun hal ini dapat diatasi dengan dilakukannya pelaporan
pasien dalam kepatuhan meminum obat secara rutin, dan juga kesibukan
predisposisi kedua pasien, yaitu pada Tn.B memiliki riwayat korban bully-
ing sedangkan pada Tn.L tidak ada, dan pada Tn.L memiliki riwayat
73
Selain itu dalam hasil evaluasi yang dilakukan pada kedua klien,
berhasil, hali ini di asumsikan penulis sebagai akibat kurangnya minat klien
diasumsikan penulis sebagai akibat dari adanya dorongan dari dalam diri
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
pasien sedang ingin tidur di malam hari dan ketika pasien sendirian.
suara tersebut timbul ketika pasien sedang melamun. Dari kedua pasien
74
75
5.2 Saran
tulis ilmiah ini agar dapat digunakan sebagai refrensi lain serta acuan
77
78
43–54.
Pramudita, S. A. (2016). Asuhan Keperawatan Jiwa Gangguan Persepsi Di
Wisma Antareja Rsj Prof . Dr . Soerojo Oleh : Seno Adi Pramudita
Program Studi Diploma Iii Keperawatan. 1–39.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
PPNI. (2018). Standar Luaran keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Setyaningsih, T ., Fitria, D., & Supriyanah, S. (2019). Hubungan Faktor- Faktor
yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat dengan Kepatuhan Pasien
Skizofrenia yang Mengalami Halusinasi di RS Husada. Jurnal Kesehatan
Holistic. Volume 2 nomor 1, (15)
Sirait, D. A. (2021). Penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada An.JDengan
Masalah Halusinasi. Diperoleh pada 29 Januari 2022
https://osf.io/7a2zh/download
Suhendral & Milkhatun. (2021). Analisis Rekam Medis Jenis Halusinasi Dengan
Menggunakan Teknik Decision Tree Alogaritma C4.5 Di Rumah Sakit
Atma Husada Mahakam Samarinda. Jurnal Borneo Student Research.
Volume 2 Nomor 2, (778-779)
Sukma,2018 menjelaskan bahwa dampak dari perilaku kelien isolasi sosial sering
tidak di jadikan prioritas karena menggangu secara nyata. Namun
apabila isolasi sosial tidak di tangani maka akibat yang di timbulkan
dapat berupa halusinasi sebaguan bentuk gejala begatif
Susilaningsih, I., Nisa, A. A., & Astia, N. K. (2019). Penerapan Strategi
Pelaksanaan: Teknik Menghardik Pada Ny.T Dengan Masalah
Halusinasi Pendengaran. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Volume