Oleh :
POPY FREYTISIA RAMANDANTY
P07220116026
i
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
POPY FREYTISIA RAMANDANTY
P07220116026
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas
Nama : Popy Freytisia Ramandanty
Tempat Tanggal Lahir : Samarinda, 04 Januari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln Al-Mubasirot RT.30 Kec. Loa Janan
2. Pendidikan
a. Tamat Taman kanak-kanak Putra 1 Samarinda Seberang 2004
b.Tamat Sekolah Dasar Negeri 029 Samarinda Seberang 2010
c. Tamat Sekolah Menengah Pertama 15 Samarinda Seberang 2013
d.Tamat Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Samarinda Seberang 2016
e. Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan samarinda Poltekkes Kemenkes
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat
Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat dalam rangka sebagai rangkaian ujian akhir
mengingat kemajuan teknologi yang semakin tinggi, perlu pula di tunjang oleh
minat dan bakat mahasiswa melalui studi kasus seperti ini. Dalam upaya
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
2. Ibu Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M. Kes. Selaku Ketua Jurusan Keperawatan
vii
3. Ibu Ns. Andi Lis AG, S. Kep., M. Kep. Selaku Ketua Program Studi D-III
Timur.
4. Ibu Ns. Nilam Noorma, S. Kep., M. Kes. Selaku dosen penguji utama yang
5. Ibu Ns. Jasmawati, S. Kep., M. Kes. Selaku Dosen Pembimbing Utama yang
6. Ibu Dr. Hj. Endah Wahyutri, S. Pd., M. Kes. Selaku Dosen Pembimbing
8. Kedua orang tua saya yang tercinta dan tersayang yang telah memberikan
dukungan dan segalanya dalam proses baik doa, semangat, motivasi, maupun
yang telah memberi dukungan, masukan, juga kritik untuk laporan ini.
viii
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu, semoga asuhan keperawatan
ini membawa manfaat bagi perkembangan ilmu.
Popy Freytisia
Ramandanty
NIM : P07220116026
ix
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST OPERASI SECTIO CAESAREA
DI RUANG MAWAR NIFAS RSUD A.W SJAHRANIE SAMARINDA
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................5
1.4.1 Bagi Penulis..........................................................................................5
1.4.2 Bagi Tempat Penulisan.........................................................................5
1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan...............................................6
xii
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penulisan..............................................................................................49
4.1.1 Gambaran Lokasi Studi Kasus..............................................................49
4.1.2 Gambaran Subyek Studi Kasus.............................................................50
4.1.3 Data Asuhan Keperawatan....................................................................50
4.2 Pembahasan...................................................................................................86
4.2.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan..........................................................86
4.2.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................90
4.2.3 Intervensi Keperawatan.........................................................................95
4.2.4 Implementasi Keperawatan...................................................................97
4.2.5 Evaluasi Keperawatan...........................................................................102
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...................................................................................................105
5.2 Saran..............................................................................................................107
5.2.1 Bagi Peneliti.........................................................................................107
5.2.2 Bagi Perawat Ruangan.........................................................................107
5.2.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan................................................107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR
xiv
DAFTAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) disertai dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin (Nurul Jannah, 2017) Ada dua cara persalinan yaitu persalinan lewat
vagina yang disebut dengan persalinan normal dan persalinan dengan cara operasi
janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat diatas 500 gram (Mitayani, 2013).
kematian ibu pada persalinan adalah kerena komplikasi dan perawatan pasca
persalinan yang tidak baik. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan pada ibu post
partum sangat diperlukan dan perlu mendapatkan perhatian yang utama untuk
menurunkan angka kematian ibu post partum akibat komplikasi. Untuk menekan
angka kematian pada ibu dan janin salah satu cara bisa dilakukan dengan
tindakan operasi. Tindakan operasi yang biasa dilakukan adalah bedah Caesar
1
2
sectio caesarea 10-15% untuk setiap negara, jika tidak sesuai indikasi operasi
sectio caesarea dapat meningkatkan resiko morbilitas dan mortalitas pada ibu dan
Caesarea adalah DKI Jakarta (27,2%), Kepulauan Riau (24,7%), dan Sumatera
Dari hasil laporan rekam medik RSUD. Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
tercatat bahwa angka persalinan dengan sectio caesarea pada tahun 2017
Angka kematian Ibu (AKI) di kota Samarinda pada tahun 2016 yakni 40 per
beresiko yakni kehamilan pada usia diatas 35 tahun dan pengelolaannya. Guna
Persalinan Sectio Caesarea memiliki resiko lima kali lebih besar terjadi
tindakan pembedahan jika cabang Arteria Uterine ikut terbuka dan dapat terjadi
karena Atonia Uteri. Infeksi pada ibu Post Op Sectio Caesarea dapat dilihat
dengan tanda lochea yang keluar banyak seperti nanah dan berbau busuk, uterus
lebih besar dan lembek dari seharusnya dan fundus masih tinggi.
Masa nifas adalah masa sejak bayi lahir dan plasenta keluar dari rahim,
Perawatan utama yang dapat dilakukan Pada pasien Post Sectio Caesarea
adalah balance cairan dan pemenuhan kebutuhan dasar. Balance cairan harus
selalu dimonitor karena pada pasien Post Sectio Caesarea banyak kehilangan
cairan darah sehingga intake dan outputnya diharapkan tetap seimbang untuk
juga sangat perlu diperhatikan oleh perawat karena pada pasien Post Sectio
lebih dalam tentang “Asuhan Keperawatan Padaa Ibu Post Operasi Sectio
studi kasus ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Ibu Post Operasi Sectio
Caesaria ?
mawar nifas.
TINJAUAN PUSTAKA
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).
2.1.2. Etiologi
Etiologi yang berasal dari janin seperti Fetal distress/gawat janin, mal
presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapses tali pusat dengan
7
8
yang parah, pre eklampsia dan eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti
sungsang dan lintang, kemudian sebagian kasus mulut rahim tertutup plasenta
yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi kembar, kehamilan pada ibu
ketuban pecah dan bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah dan
2.1.4 Pathway
Indikasi Sectio Caesarea
Perubahan
Peran Produksi Kontraksi Resti Ketidak Gangguan
ASI Uterus
Cidera mampuan Elimanasi
menurun
Miksi Urine
Hisapan Lochea Penurunan Obstipasi
menurun Peristaltik usus
Menyusui Tidak
Gangguan
Efektif
Mobilitas Konstipasi
Fisik
Sumber : Nurarif dan Hardhi
1
2.1.5 Klasifikasi
pembedahan ini.
yaitu sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini
dilakukan jika bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak cukup tipis
rahim.
dilakukan di atas bekas sayatan yang lama. Tindakan ini dilakukan dengan
1
2.1.6. Komplikasi
beberapa hari dalam masa nifas, atau bersifat berta seperti peritonitis, sepsis
cabang arteri uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri. Komplikasi-
komplikasi lain seperti luka kandung kencing dan embolisme paru. suatu
komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kuatnya perut pada dinding
paru.
1
Caesarea Klasik.
1) Pemberian cairan
kebutuhan.
2) Diet
dilakukan pada 6 sampai 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air
teh.
1
3) Mobilisasi
sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3
4) Kateterisasi
5) Pemberian obat-obatan
diberikan ketopropen sup 2x/24 jam, melalui orang obat yang dapat
1
7) Obat-obatan lain
8) Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah
9) Pemeriksaan rutin
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu
kandungan seperti sebelum hamil dan waktu kurang lebih 6 minggu (Walyani &
Purwoastuti, 2015).
lama masa nifa yaitu 6-8 minggu (Amru, 2012). Jadi postpartum atau masa nifas
hingga kembali ke kondisi sebelum hamil yang terjadi kurang lebih 6-8 minggu.
selama 8 jam pasca persalinan. Setelah itu, ibu boleh miring ke kanan dan ke kiri
diperbolehkan duduk. Pada hari ke tiga ibu dianjurkan berjalan-jalan dan pada
hari keempat atau hari kelima diperbolehkan pulang. Makanan yang dikonsumsi
2013).
Adapun tahapan atau periode masa nifas menurut Walyani & Purwoastuti
1) Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri atau
3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
komplikasi.
a) Uterus Involusi
b) Lokhea
berbau amis atau anyir dengaan volume yang berbeda-beda pada setiap
berikut :
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari
lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati, berupa cairan putih.
setelah partus keadaan vulva dan vagina masih kendur, setelah 3 minggu
d) Perubahan Perineum
kepala bayi dan tapak terdapat robekan jika dilakukan episiotomi yang
e) Perubahan Serviks
vaskular sementara, air susu saat diproduksi diispan di alveoli dan harus
1
Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi Sectio Caesarea biasanya
membutuhkan waktu sekitar 103 hari agar fungsi saluran cerna dan nafsu
spontan baisanya lebih cepat lapar karena telah mengeluarkn energi yang
Buang air kecil sulit selama 24 jam, urine dalam jumlah besar akan
tempo 6 minggu. Maka hal ini baisanya di perlukan katerisasi pada ibu
karena kondisi organ reproduksi ibu belum berfungsi secara optimal pasca
operasi.
kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih
pembekuan darah.
beberapa hari pertama postpartum dan akan kembali normal pada akhir
minggu ke 3 postpartum.
berangsur-angsur hilang.
Tanda-tanda vital yang sering digunakan sebagai indikator bagi tubuh yang
dan tekanan darah. Denyut nadi normal berkisar antara 60-80 kali permenit.
masa nifas denyut nadi akan kemabli normal. Frekuensi pernafasan normal
suhu dan denyut nadi. Suhu tubuh dapat meningkat sekitar 0,5o C dari
untuk sistol berkisar antara 110-140 mmHg dan untuk diastol antara 60-80
(2015), yaitu :
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan, pada fase ini ibu sedang berfokus
terutama pada dirinya sendiri, ibu akan berulang kali menceritakan proses
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan, pada fase ini timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
barunya sebagai orang tua, fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
belum bisa berangsur pulih di bandingkan dengan ibu nifas yang melahirkan
normal.
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat sekitar 25%, pada masa nifas masalah diit perlu mendapat perhatian
yang serius, karena dengan nutrisi yang baik mempercepat penyembuhan ibu dan
untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Diit yang
diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein dan banyak
Pada pasien post sectio caesarea biasanya mulai ambulasi 24-36 jam
Adapun manfaat ambulasi dini pada ibu post sectio caesarea, yaitu :
(3). Istirahat
Istirahat merupakan salah satu kebutuhan dasar masa nifas yaitu dengan
d. Menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam, dan malam 7-
8 jam.
Buang Air Kecil (BAK). Kebanyakan pada pasien postpartum normal dapat
melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Ibu diminta
untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum
2
belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100cc, maka
dilakukan katerisasi. Tetapi apabila kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu
Buang Air Besar(BAB). Biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit buang air
besar. Jika pasien belum juga BAB pada hari ketiga maka perlu diberi obat
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus memenuhi
a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu-satu dua jarinya kedalam vagina
tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk melakukan hubungan suami istri.
(Saleha, 2013).
Pada ibu pada masa postpartum sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan pada ibu nifas dalam personal hygiene adalah sebagai
berikut :
2
a. Perawatan Perineum
Apabila setelah buang air kecil atau besar perineum dibersihkan secara rutin,
dengan lembut dari sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang,
Pembalut yang sudah kotor harus diganti paling sedikit 4 kali sehari.
b. Perawatan Payudara
menyusui bayinya.
kemih dan usus besar yang agak lamban kerjanya akibat pembiusan pada saat
menjalani sectio caesarea. Sebelum luka dinyatakan sembuh oleh dokter, ibu
cukup melakukan gerakan ringan seperti menggerakan ujung jari dan tumit
setelah persalinan. Lalu miringkan tubuh kekanan tekuk kaki kiri serta letakkan
tangan kiri ketempat tidur bangun secara perlahan dengan kedua tangan sebagai
penyangga. Turunkan kaki perlahan dari tempat tidur, untuk membantu ibu
2
mengurangi rasa sakit, peganglah bantal kecil yang ditempelkan dibagian yang
dioperasi.
keluarga berkualitas.
kesehatan klien baik secara fisik, psikologis, maupun emosional. Data dasar ini
atau potensial, serta sebagai acuan dalam memberi edukasi pada klien. Ada dua
jenis data yang bisa didapatkan oleh perawat yaitu Data Subjektif dan Data
Objektif. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu melalui,
(Hutahean, 2010).
subjektif dan objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk
berfikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam
medis, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain (Hutahean, 2010). Diagnosa
Menurut potter & perry (2013), ada 3 jenis diagnosa keperawatan yaitu
(Symptom).
adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien atau tindakan
2
mencapai hasil yang diharapkan. Ada tiga komponen utama yang harus ada
masalah yang diprioritaskan, tujuan dan kriteria hasil yaitu menuliskan tujuan
yang akan dicapai dan hal-hal yang menjadi kriteria dalam keberhasilan
pemberian asuhan keperawatan, intervensi yaitu apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan atau kriteria hasil. Dalam penulisan tujuan perawatan harus
ilmiah), dan Time (memiliki batas waktu yang jelas) (Budiono, 2015).
muncul jika perencanaan yang dibuat diaplikasikan pada klien. Tindakan yang
dilakukan mungkin sama, mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah dibuat
disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan
Tahap yang kelima yaitu evaluasi, pada tahap ini kita membandingkan hasil
tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta
menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian,
pada SOAP, yaitu S untuk data subjektif ialah data yang diutarakan klien dan
pandangannya tehadap data tersebut, O untuk data objektif ialah data yang
2
didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-tanda klinik dan fakta yang
pengembangan rencana segera atau yang akan dating untuk mencapai status
Setelah itu masuk pada tahap terakhir yaitu tahap dokumentasi, dimana kita
keperawatan klien baik secara bio, pisiko, sosial dan spiritual (Dermawan 2012).
dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan perwatan pada
1) Identitas klien
3
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
2) Keluhan Utama
Pada uumumnya pasien post sectio caesar mengeluh nyeri pada daerah
luka bekas operasi. Nyeri biasanya bertambah parah jika pasien bergerak.
3) Riwayat kesehatan
Dalam mengkaji riwayat kesehatan dahulu hal yang perlu dikaji adalah
penyakit yang pernah diderita pasien khususnya penyakit kronis, menular, dan
penyakit kelamin.
seperti kelainan letak bayi (letak sungsang dan letak lintang), faktor plasenta
(plasenta previa, solution plasenta, plasenta accrete, vasa previa), kelainan tali
pusat (prolapses tali pusat, telilit tali pusat), bayi kembar (multiple pregnancy),
pre eklampsia, dan ketuban pecah dini yang nantinya akan membantu
yang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya pre eklampsia dan
giant baby, seperti diabetes dan hipertensi yang sering terjadi pada beberapa
keturunan.
4) Riwayat perkawinan
Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji adalah menikah sejak usia
berapa, lama pernikahan, berapa kali menikah, status pernikahan saat ini.
5) Riwayat obsterti
dan nifas yang lalu, berpa kali ibu hamil, penolong persalinan, dimana ibu
bersalin, cara bersalin, jumlah anak, apakah pernah abortus, dan keadaan nifas
yang lalu.
7) Riwayat KB
ikut program KB, jenis kontrasepsi, apakah terdapat keluhan dan maalah
dalam penggunaan kontrasepsi tersebut, dan setelah masa nifas ini akan
Setiap pola fungsi kesehatan pasien terbentuk atas interaksi antara pasien
Pengkajian pola fungsi kesehatan terdiri dari pola nutrisi dan metabolisme
menyusui bayinya. Pola aktifitas biasanya pada pasien post sectio caesarea
mobilisasi dilakuakn secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri pada 6-8
jam pertama, kemudian latihan duduk dan latihan berjalan. Pada hari ketiga
konstipasi karena pasien post sectio caesarea takut untuk melakukan BAB.
Pola istirahat dan tidur biasasnya terjadi perubahan yang disebabkan oleh
kehadiran sang bayi dan rasa nyeri yang ditimbulkan akibat luka pembedahan.
ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda klinis dari
Pada pemeriksaan kepala meliputi bentuk kepala, kulit kepala, apakah ada
lesi atau benjolan, dan kesan wajah, biasanya terdapat chloasma gravidarum pada
ibu post partum. Pada pemeriksaan mata meliputi kelengkapan dan kesimetrisan
Pada pemeriksaan hidung meliputi tulang hidung dan posisi septum nasi,
pernafasan cuping hidung, kondisi lubang hidung, apakah ada secret, sumbatan
jalan nafas, apakah ada perdarahan atau tidak, apakah ada polip dan purulent.
vena jugularis. Pada ibu post partum biasanya terjadi pemebesaran kelenjar tiroid
yang disebabkan proses meneran yang salah. Pada pemeriksaan mulut dan
orofaring meliputi keadaan bibir, keadaan gigi, lidah, palatum, orofaring, ukuran
bantu nafas, pola nafas), palpasi (penilaian voval fremitus), perkusi (melakukan
perkusi pada semua lapang paru mulai dari atas klavikula kebawah pada setiap
meliputi bentuk simetris, kedua payudara tegang, ada nyeri tekan, kedua puting
susu menonjol, areola hitam, warna kulit tidak kemerahan, ASI belum keluar atau
ASI hanya keluar sedikit. Pada pemeriksaan jantung meliputi inspeksi dan palpasi
(amati ada atau tidak pulsasi, amati peningkatan kerja jantung atau pembesaran,
apakah ada tanda-tanda infksi dan tanda perdarahan, apakah terdapat striae dan
linea), auskultasi (peristaltic usus normal 5-35 kali permenit), palpasi (kontraksi
kemih ibu penuh atau tidak, jika penuh minta ibu untuk berkemih, jika ibu tidak
Pada pemeriksaan anus diperiksa apakah ada hemoroid atau tidak. Pada
ada atau tidaknya varises, oedema, reflek patella, reflek Babinski, nyeri tekan
sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau
potensial (NANDA 2015). Masalah keperawatan yang muncul pada pasien sectio
caesarea adalah ;
Kategori : Relasional
3
Kategori : Fisilogis
Subkategori : Aktivitas/istirahat
Kategori : Fisiologi
Subkategori : Eliminasi
Kategori : Fisiologi
Kategori : Prilaku
(D.0111).
Kategori : Prilaku
Kategori : Psikologis
Kategori : Psikologis
Kategori : Lingkungan
oleh perawa untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
Evaluasi adalah tahapan akhir proses keperawatan yang terdiri dari evaluasi
tujuan.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setiap hari setelah semua
diungkapkan oleh pasien dan objektif berisi respon nonverbal dari pasien respon-
keperawatan dilihat dari keteria hasil apakah teratasi, tertasi sebagian atau belum
dilakukan selanjutnya.
sesuai kriteria hasil yang telah ditentukan, tujuan tercapai sebagaian apabila jika
klien menunjukkan perubahan pada sebagaian kriteria hasil yang telah ditetapkan,
tujuan tidak tercapai jika klien menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada
METODE PENELITIAN
Jenis peneltian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
Subyek penulisan yang digunakan pada studi kasus asuhan keperawatan ini
menggunakan dua responden yang berada di ruang rawat Mawar Nifas RSUD
diagnosa medis post operasi Sectio Caesarea dengan kondisi bayi sehat dan
42
4
hari. Penulisan akan dilakukan di RSUD. A.W. Sjahranie Samarinda pada bulan
Januari 2019.
dengan kegiatan pemilihan responden yang terdiri dari dua responden yang
merupakan ibu post operasi sectio caesarea kemudian dilakukan pengkajian dan
tujuan yang spesifik dan terarah dalam area tertentu. Dalam keperawatan
dan pola kehidupan klien, serta untuk menjalin hubungan perawat klien.
kapasitas, kuantitas, kandungan dan nilai dari objek dalam kategori yang
tujuan peran perawat, peran klien dan keluarga, serta perkiraan waktu
yang dibutuhkan.
keperawatan pada ibu post secio caesarea dan lembar observasi. Selain itu
keperawatan.
4
Keabsahan data merupakan standar kebenaran suatu data berupa data yang
valid dan aktual. Pada studi kasus ini data diperoleh dari :
dihadapinya.
seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan
klien, catatan kesehatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang
dalam karya tulis ilmiah ini digunakan untuk melakukan asuhan keperawatan
pada pasien post sectio caesarea. Analisa data dilakukan dengan cara
dengan cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang menghasilkan
data untuk selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan, teori yang ada sebagai
meliputi penjabaran data umum dan data khusus tentang Asuhan Keperawatan
pada ibu post operasi sectio caesaria di ruang mawar RSUD A.W. Sjahranie
Samarinda.
Kalimantan Timur. Diresmikan sebagai Rumah Sakit dengan nama RSUD A.W.
Sjahranie pada tanggal 22 Februari 1986. Rumah Sakit A.W Sjahranie adalah
antara lain: instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, laboratorium PA,
penunjang mediK, farmasi, hemodialisis, rehabilitasi medik, intensif care unit dan
kamar operasi.
tanggal 04 april- 10 april 2019. Ruang Mawar Nifas yaitu ruang rawat inap yang
digunakan bagi pasien setelah melahirkan normal maupun sectio caesarea dan
49
50
wanita yang mengalami gangguan sistem reproduksi yang diterima dari ruag
Verlos Kamer (VK) atau yang diterima langsung setelah pasien datang dari UGD.
Bangunan Ruang Mawar Nifas terdiri dari 10 kamar tidur pasien dengan
Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subjek kasus yang sesuai
Ruang Mawar Nifas sejak tanggal 04-07 April 2019 dan Ny I usia 22 tahun
dirawat di Ruang Mawar Nifas sejak tanggal 07 -10 April 2019 dengan sectio
caesarea.
4.1.3.1 Pengkajian
tahun dan Ny I berumur 22 tahun dirawat di ruang Mawar Nifas dengan diagnosa
Sectio caesarea. Pengkajian ini terdiri dari hasil identitas pasien, riwayat
Table 4.1 Hasil Anamnesis Identitas klien dengan Sectio caesarea di ruang
mawar RSUD A.W Sjahranie Samarinda
Identitas klien Klien 1 Klien 2
Nama Ny R Ny I
Umur 35 tahun 22 tahun
Pendidikan SMA SMK
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Swasta
Status pernikahan Menikah Menikah
Pernikahan ke 1 1
Agama Islam Islam
Suku Banjar Jawa
Alamat Jln pelita 06 Rt 18 Jln sidomulyo Rt 16
Diagnosa medis G3P2A0 G1P0A0
Sumber informasi Klien dan keluarga Klien dan Keluarga
Tanggal pengkajian 05 april 2019 08 april 2019
Penjelasannya :
dilakukan pada tanggal 05 april 2019 dengan umur 35 tahun pekerjaan ibu rumah
tangga dan bersuku banjar. Sedangkan pada klien 2 dilakukan pengkajian pada
tanggal 08 april 2019, dengan umur 22 tahun pekerjaan swasta dan bersuku jawa.
Tabel 4.2 Hasil anamnesis riwayat kesehatan klien dengan Sectio caesarea di
Penjelasannya :
Pada table 4.2 ditemukan bahwa pada klien 1 mengeluhkan nyeri di perut
bekas operasi sectio caesarea. Dan pada klien 2 mengatakan takut untuk bergerak
53
dan nyeri bertambah saat bergerak karena luka di perut bekas operasi sectio
caesarea .
klien 1 dan klien 2 memiliki kesamaan yaitu keduannya tidak memiliki riwayat
penyakit kesehatan yang lalu. Untuk riwayat kesehatan keluarga pada klien 1
A. Riwayat Obsterti
Riwayat Kesehatan Sekarang Klien 1 Klien 2
PA P3A0 P1A0
Umur Kehamilan 39 minggu 4 hari 38 minggu 3 hari
Taksiran Persalinan 05 April 2019 17 April 2019
ANC/ Ante Natal Care 5x 8x
Masalah Kesehatan Tidak ada Tidak ada
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Fisik Klien Dengan Sectio Caesarea di ruang
Mawar RSUD A.W. Sjahranie
Pemeriksaaan Fisik
Pemeriksaan fisik Klien 1 Klien 2
A. Keadaan umum Klien sadar penuh, tanda-tanda Klien sadar penuh, tanda-tanda
1. Kesadaran vital : vital :
2. Tanda-tanda TD: 110/90 mmHg TD : 120/70 mmHg
vital N : 86x/menit N : 82x/menit
3. Berat badan T : 37,7oC T : 36,8oC
4. Kenyamanan Rr : 20x/menit Rr : 19x/menit
nyeri Berat badan Sebelum hamil : 59 kg, Berat badan sebelum hamil : 62
5. Status Sekarang : 68 kg kg, Sekarang : 70 kg
fungsional Tinggi badan 140 cm, Tinggi badan 160 cm,
kenyamanan nyeri : kenyamanan nyeri :
P : Saat bergerak P : Saat bergerak
Q : seperti ditusuk-tusuk Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Abdomen R : Abdomen
S:6 S:5
T : Hilang timbul T : Hilang timbul
Aktifitas klien Ketergantungan Aktifitas klien Ketergantungan
sedang sedang
B. Pemeriksaan Kulit kepala bersih tidak ada Kulit kepala bersih tidak ada
kepala dan leher ketombe dan tidak ada benjolan, ketombe dan tidak ada benjolan,
1. Kepala dan penyebaran rambut merata penyebaran rambut merata
rambut berwarna hitam, rambut tidak berwarna hitam, rambut tidak
mudah patah, tidak bercabang dan mudah patah, tidak bercabang
tidak ada kelainnan dan tidak ada kelainnan
4. Rongga mulut Mukosa bibir lembab dan Mukosa bibir lembab dan
dan lidah pucat,ukuran tonsil normal, letak pucat,ukuran tonsil normal,
uvula simetris ditengah letak uvula simetris ditengah
6. Leher Kelenjar getah bening tidak teraba, Kelenjar getah bening tidak
kelenjar tiroid tidak teraba, posisi teraba, kelenjar tiroid tidak
trakea letak ditengah dan tidak ada teraba, posisi trakea letak
kelainan ditengah dan tidak ada kelainan
C. Pemeriksaan Tidak ada keluhan sesak, bentuk Tidak ada keluhan sesak, bentuk
torax system dada simetris kanan dan kiri tidak dada simetris kanan dan kiri
pernafasan ada benjolan/massa, frekuensi tidak ada
1. Inspeksi pernafasan 20x/menit, payudara benjolan/massa,frekuensi
simetris, putting susu menonjol ada pernafasan 19x/menit, payudara
pengeuaran ASI,konsistensi lunak, simetris, putting susu menonjol,
ada pengeluaran kolustrum, tidak ada pengeuaran
terdapat hiperpigmentasi pada ASI,konsistensi lunak, ada
aerola dan putting susu pengeluaran kolustrum, terdapat
hiperpigmentasi pada aerola dan
putting susu
2. Palpasi Vocal premitus getaran sama kanan Vocal premitus getaran sama
dan kiri, ekspansi paru kanan dan kiri, ekspansi paru
pengembangan dada sama kanan pengembangan dada sama
dan kiri, tidak ada kelainan kanan dan kiri, tidak ada
kelainan
D. Pemeriksaan Klien tidak ada keluhan nyeri dada, Klien tidak ada keluhan nyeri
jantung pada pemeriksaan inspeksi CRT < 2 dada, pada pemeriksaan inspeksi
1. Inspeksi dan detik tidak ada sianosis. Pada CRT < 2 detik tidak ada
56
E. Pemeriksaan Berat badan klien 68kg, tingggi Berat badan klien 70kg, tingggi
system badan 140cm, IMT 29,3 kg m2 badan 160cm, IMT 27,3 kg m2
pencernaan dan kategori berat badan berlebih, klien kategori berat badan berlebih,
status nutrisi BAB 1x sehari, konsistensi keras, klien belum ada BAB ,diet
diet lunak, jenis diet BTKTP, nafsu lunak, jenis diet susu cair, nafsu
mkan baik, frekuensi 3x/hari, porsi mkan baik, frekuensi 3x/hari,
makan habis, porsi makan habis,
F. Pemeriksaan Inspeksi : Bentuk abdomen bulat Bentuk abdomen bulat tidak ada
abdomen tidak ada bayangan vena dan tidak bayangan vena dan tidak ada
1. Inspeksi ada benjolan, terdapat luka operasi, benjolan, terdapat luka operasi,
2. Auskultasi jenis operasi sectio caesarea, lokasi jenis operasi sectio caesarea,
3. Palpasi di perut, terdapat linea nigra, lokasi di perut,terdapat linea
4. Perkusi terdapat striae gravidarum, diastasis nigra, terdapat striae
G. Pemeriksaan fisik rektus abdomenalis 18x3, TFU 1 gravidarum, diastasis rektus
ibu nifas jari dibawah pusat, kosistensi keras, abdomenalis 20x3, TFU
kontraksi uterus baik, tanggal sepusat, kosistensi keras,
operasi 04.04.2019. kontraksi uterus baik, tanggal
Auskultasi : peristaltik usus operasi 07.04.2019
5x/menit Auskultasi : peristaltik usus
Palpasi : perut tegang, ada nyeri 2x/menit
tekan, tidak ada massa/benjolan, Palpasi : perut tegang, ada nyeri
tidak teraba pembesaran hepar, tekan, tidak ada massa/benjolan,
tidak ada pembesaran lien tidak teraba pembesaran hepar,
Perkusi : tidak ada nyeri ketuk tidak ada pembesaran lien
Perkusi : tidak ada nyeri ketuk
M. Seksualitas dan Pada payudara (benjolan) :Tidak Pada payudara (benjolan) :Tidak
reproduksi ada benjolan, ada benjolan,
1. Payudara Genetalia : Tidak ada flour albus, Genetalia : Tidak ada flour
2. Genetalia tidak ada prolapse uteri, dan tidak albus, tidak ada prolapse uteri,
3. Masalah ada haemoroid dan tidak ada haemoroid
seksual Masalah seksual : saat dikaji ada Masalah seksual : saat dikaji ada
perubahan pola seksual, jenis perubahan pola seksual, jenis
perubahan tidak melakukan perubahan tidak melakukan
hubungan seksual saat masa nifas, hubungan seksual saat masa
cara mengatasi melakukan nifas, cara mengatasi melakukan
hubungan seksual setelah masa hubungan seksual setelah masa
nifas berakhir (Setelah 40 hari nifas berakhir (Setelah 40 hari
melahirkan) melahirkan)
Pola Aktivitas
Sehari-Hari
C. Istirahat dan tidur Jumlah jam tidur 5-7 jam/hari, Jumlah jam tidur 4-6 jam/hari,
Gangguan tidur tidak ada, yang Gangguan tidur tidak ada, yang
mempermudah tidur suasana yang mempermudah tidur suasana
tenang, yang mempermudah yang tenang, yang
bangun nyeri pada luka post mempermudah bangun nyeri
operasi dan suasana yang tidak pada luka post operasi dan saat
tenang bayi menangis
D. Personal hygine Mandi 1x/hari, gosok gigi 2x/hari, Mandi 1x/hari, gosok gigi
belum ada cuci rambut selama di 1x/hari, belum ada cuci rambut
RS, klien potong kuku setaip kuku selama di RS, klien potong kuku
panjang, perawatan payudara klien setaip kuku panjang, perawatan
dilakukan perawatan setiap hari, payudara klien dilakukan
perawatan perineum klien perawatan setiap hari, perawatan
dilakukan perawatan setiap hari. perineum klien dilakukan
perawatan setiap hari.
Data Pisikologis
59
1. Hubunan dengan Hubungan dengan bayi sangat baik Hubungan dengan bayi sangat
bayi dan gembira. baik dan gembira.
2. Hunbungan Hubungan dengan keluarga tidak Hubungan dengan
dengan ada masalah, masalah yang keluarga tidak ada
keluarga dipikirkan ingin cepat pulang. masalah, masalah yang
dipikirkan ingin cepat
sembuh.
Pengkajian
pisikososial
1. Persepsi klien Persepsi klien terhadap penyakitnya Persepsi klien terhadap
terhadap : cobaan tuhan, reaksi saat interaksi penyakitnya : cobaan tuhan,
penyakitnya kooperatif, ekspresi klien terhadap reaksi saat interaksi kooperatif,
2. Status penyakitnya diam dan tidak ada ekspresi klien terhadap
perkawinan gangguan konsep diri penyakitnya diam dan tidak ada
3. Prilaku verbal Status perkawinan : Usia gangguan konsep diri
4. Perilaku perkawinan 24 tahun, Perkawinan Status perkawinan : Usia
nonverbal ke 1, Lama perkawinan10 tahun perkawinan 1 tahun, Perkawinan
5. Orang yang Perilaku verbal : Cara menjawab ke 1, Lama perkawinan 1 tahun
berharga dengan pertanyaan klien dapat menjawab Perilaku verbal : Cara menjawab
klien pertanyaan dengan baik, Klien pertanyaan klien dapat
bertanya jika tidak mengerti. menjawab pertanyaan dengan
Perilaku nonverbal : Klien terlihat baik, Klien bertanya jika tidak
meringis menahan nyeri post mengerti.
operasi. Perilaku nonverbal : Klien
Orang yang berharga dengan klien terlihat meringis menahan nyeri
Keluarga, hubungan dengan orang post operasi.
lain sangat baik Orang yang berharga dengan
klien
Keluarga, hubungan dengan
orang lain sangat baik
Personal Hygine Mandi 1x/hari, belum ada keramas Mandi 1x/hari, belum ada
dan Kebiasaan selama di RS, klien memotong keramas selama di RS, klien
kuku saat kuku panjang, klien tidak memotong kuku saat kuku
merokok dan tdak mengonsumsi panjang, klien tidak merokok
alkohol dan tidak mengonsumsi alcohol
Pengkajian
Spiritual
1. Sebelum sakit Sebelum masuk RS klien Sebelum masuk RS klien
2. Selama sakit melakukan ibadah setiap hari melakukan ibadah setiap hari
Selama masuk rumah sakit klien Selama masuk rumah sakit klien
tidak pernah beribadah tidak pernah beribadah
60
Table 4.4 Hasil Pemeriksaan diagnostik klien Dengan Sectio Caesarea pada
Ny R dan Ny I di ruang Mawar RSUD A.W. Sjahranie
Pemeriksaan Hasil Hasil normal
Laborotorium Klien 1 Klien 2
Hb 12.4 g/Dl 14.8 g/Dl (12-16 g/dL)
Ht 37.7 % 39.2 % (37-54%)
Lecocyt 20.57 103/uL 21.40 103/uL (4.800-10.800/uL)
Trombosit 284.000 /uL 278.000 /uL (150.000-450.000/dL)
Ureum 20.0 mg/dL 22 mg/dL (19,3-49,2 mg/dL)
Creatinin 0,5 mg/dL 0.5 mg/dL (0,5-1,1 mg/dL)
Foto Rontgen Tidak ada foto rontgen
USG / EKG
DJJ 140x/menit 120x/menit
Tapsiran Persalinan 05 April 2019 17 April 2019
Persentasi Bokong Bokong
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Panjang Badan 47 cm 50 cm
Berat Badan 2800 gram 3600 gram
- Rr : 20x/menit
- T : 37,70 C Do :-ADL dibantu
- Gerakan terbatas
- Pasien hanya
berbaring di atas
tempat tidur
- Skala nyeri 5
- Td : 120/80mmHg
- N: 82x/menit
- Rr : 20x/menit
No Klien 1 Klien 2
Hari/tanggal Diagnosa keperawatan Hari/tanggal Diagnosa keperawatan
ditemukan (Kode Diagnosa) ditemukan (Kode Diagnosa)
3 Hari ke-0 Defisit pengetahuan Hari ke-0 Menyusui tidak efektif b/d
05/04/ 2019 tentang cara menyusui 08/04/ 2019 ketidakadekuatan suplai
yang benar b/d kurang ASI (D.0029)
terpapar informasi Ds :- Pasien mengatakan
(D.0111) ASI belum keluar
Ds: -Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
tidak tau cara teknik takut dengan lukanya
menyusui yang benar karena baru pertama
- Pasien mengatakan kali di operasi
sebelumnya tidak
pernah diberikan Do: - Bayi menghisap tidak
pendidikan kesehatan terus menerus
tentang teknik - ASI tidak
menyusui yang benar memancar/menetes
4 Hari ke-0 Resiko Infeksi bd efek Hari ke-0 Defisit pengetahuan tentang
05/04/ 2019 prosedur invasif (0142) 08/04/ 2019 cara menyusui yang benar
Ds :- b/d kurang terpapar
Do: -Terdapat luka post informasi (D.0111)
operasi sectio Ds :- Pasien mengatakan
caesarea kurang paham cara
- Balutan luka kering teknik menyusui yang
dan bersih benar
- Pasien mendapatkan - Pasien mengatakan
obat cefotaxsime kurang mengetahui
- T : 37,7oC teknik menyusui
- Leokosit : 26,57 karena persalinan
pertama
- Pasien mengatakan
sebelumnya tidak
pernah diberikan
pendidikan kesehatan
63
tentang teknik
menyusui yang benar
Do :-Pasien terlihat
bingung saat ditanya
- Pasien menyusui
bayinya dengan
putting ibu tidak
menempel secara
benar
No Klien 1 Klien 2
Hari/tanggal Diagnosa keperawatan Hari/tanggal Diagnosa keperawatan
ditemukan (Kode Diagnosa) ditemukan (Kode Diagnosa)
5 Hari ke-0 Resiko Infeksi bd efek
08/04/ 2019 prosedur invasif (0142)
Ds :-
Do: -Terdapat luka post
operasi sectio
caesarea
- Pasien mendapatkan
obat ceftiaxsone
- Balutan luka bersih
dan kering
- T : 36,8 oC
- Leokosit : 21,40
64
1 klien 2 NOC :
Nyeri akut bd agen Setelah dilakukan tindakan 1.1 Identifikasi
pencedera fisik asuhan keperawatan lokasi,karaktristik,durasi,
Kode diagnosa (D.0077) diharapkan nyeri berkurang frekuensi,kualitas,
dengan Kriteria Hasil : intensitas nyeri
- Mampu mengontrol 1.2 Identifikasi respon
nyeri (tahu penyebab, nonverbal
mampu menggunakan 1.3 Kaji jenis dan sumber
teknik nonfarmakologi nyeri
untuk mengurangi nyeri) 1.4 Berikan teknik
- Melaporkan bahwa nyeri nonfarmakologi untuk
berkurang (skala nyeri 1- mengurangi rasa nyeri
3) (relaksasi nafas
- Mampu mengenali nyeri dalam)
(skala, intensitas, 1.5 Fasilitasi istirahat dan
frekuensi dan tanda nyeri) tidur
- Menyatakan rasa nyaman 1.6 Kolaborasi pemberian
setelah nyeri berkurang obat analgetik
- Mampu tidur atau
istirahar dengan tepat
17.00 1.2 Melihat nonverbal dari 1.2 Pasien terlihat meringis menahan
ketidaknyamanan nyer saat bergerak
17.10 4.3 Memberitau dan memperaktikan 4.3 Pasien dan keluarga pasien mengerti
cuci tangan 7 langkah kepada dan mau mencobanya
keluarga pasien dan pasien untuk
mencuci tangan setiap sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
69
17.30 4.4 Menjelaskan tanda dan gejala 4.4 Pasien dan keluarga mengerti tanda
infeksi dan gejala infeksi
18.05 4.2 Melihat karakter dan jumlah 4.2 Warna lochia merah konsistensi
aliran lochia seperti warna, bau encer, bau amis, pasien mengganti
pembalut 2x sehari
18.20 4.6 Melihat balutan luka 4.6 Balutan luka terlihat kering dan
bersih
19.15 2.4 Mengajarkan mobilisasi dini 2.4 Pasien mengatakan mau melakukan
Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
pelaksanaan
20.00 1.4 Mengajarkan teknik relaksasi 1.4 Pasien dapat melakukan relaksasi
nafas dalam nafas dalam dan merasa lebih
nyaman
20.10 1.3 Menanyakan sumber nyeri dan 1.3 Pasien mengatakan nyeri di perut
jenis nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk saat
bergerak
20.30 1.6 Memberikan obat antrain 500 mg 1.6 Pasien terlihat kesakitan saat obat di
via IV masukkan
21.10 1.5 Menganjurkan pasien untuk 1.5 Pasien mengerti dan mau
berdoa sebelum tidur dan tidur melakukannya
lebih awal
Hari ke-1
06 /04/2019 4.3 Mencuci tangan setiap sebelum 4.3 Tangan terlihat bersih
07.05 dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
07.20
2.1 Menghitung dan mengukur tanda 2.1 TD : 110/90mmHg
tanda vital N: 86x/menit
Rr : 20x/menit
70
T: 37,7oC
07.45 4.1 Melihat tanda dan gejala infeksi 4.1 Tidak ada tanda gejala infeksi
08.35 4.2 Melihat karakter dan jumlah 4.2 Warna lochia merah konsistensi
aliran lochia seperti warna, bau encer, bau amis, pasien mengganti
pembalut 3x sehari
09.30 1.6 Memberikan obat antrain 500 mg 1.6 Pasien terlihat kesakitan saat obat di
via IV masukkan
09.30 4.7 Memberikan obat ceftriaxsone 4.7 Pasien terlihat kesakitan saat obat di
1gr via IV masukkan
09.40 1.2 Melihat nonverbal dari 1.2 Pasien terlihat meringis menahan
ketidaknyamanan nyeri saat bergerak
10.10 3.3 Menayakan tingkat pengetahuan 3.3- Pasien diam saat ditanya dan
pasien dan keluarga tentang mengatakan tidak tau cara teknik
teknik menyusui yang benar menyusui yang benar
-Pasien terlihat menyusui bayinya
dengan putting susu ibu tidak
menempal secara benar
10.20 3.1 Menanyakan kesiapan dan 3.1 Pasien mengatakan mau untuk
kemampuan untuk memperoleh diberikan informasi tentang teknik
informasi menusui yang benar
10.45 3.4 Menjelaskan informasi dan teknik 3.4 Pasien mengatakan sudah dapat
menyusui yang baik dan benar memahami tentang teknik menyusui
menggunakan lembar balik dan yang benar
lifleat
11.00 3.5 Memberikan kesempatan pasien 3.5 Pasien dapat memahami informasi
atau keluarga untuk bertanya yang di berikan
11.20 3.6 Menanyakan kembali pada pasien 3.6 Pasien mengatakan sudah dapat
tentang pengetahuan dan memahami tentang teknik menyusui
prosedur menyusui yang benar yang benar dan mau mencobanya
yang telah dijelaskan oleh
perawat
4.5 Leocosit : 20.57
14.20 4.5 Mengukur suhu, menghitung nadi T : 36.8OC
dan melihat hasil jumlah sel
darah putih
1.1 Pasien mengatakan nyeri masih
14.30 1.1 Melakukan pengkajian nyeri terasa
secara khomperensif termasuk P : saat bergerak
lokasi, karaktristik, durasi, Q : Tertusuk-tusuk
frekuensi, kualitas R : Abdomen
S:6
T: Hilang timbu
Hari ke-2
07 /04/ 2019 2.3 Melihat kemampuan mobilisasi 2.3 Pasien dapat duduk dan berdiri
07:30 pasien
07.40 4.3 Mencuci tangan setiap sebelum 4.3 Tangan terlihat bersih
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
08.00
2.2 Menanyakan adanya nyeri 2.2 Pasien mengatakan nyeri sudah
berkurang di perut bekas operasi
08.20
2.4 Mengajarkan mobilisasi pasien 2.4 -Pasien dapat berdiri dan berjalan di
sesuai kemampuan sekitar tempat tidur
08.35
2.5 Memfasilitasi kemandirian sesuai 2.5 Pasien mengatakan sudah dapat
kemampuan dan Membantu melakukan aktivitasnya secara
memenuhi ADLs pasien jika mandiri sesuai kemampuan
perlu
09.05
4.1 Melihat tanda dan gejala infeksi 4.1 Tidak ada anda gejala infeksi
09.15
4.6 Melihat balutan adanya 4.6 Balutan terlihat bersih dan kering
perdarahan berlebihan
09.30
1.6 Memberikan obat antrain 500 mg 1.6 Pasien terlihat nyaman
3x1 via IV
09.30
4.7 Memberikan obat ceftriaxsone 4.7 Pasien terlihat nyaman
1gr 2x1 via IV
09.45
1.2 Melihat nonverbal dari ketidak 1.2 Pasien terlihat lebih tenang
nyamnan
10.30
1.1 Melakukan pengkajian nyeri 1.1 Pasien mengatakan nyeri sudah
secara khomperensif termasuk berkurang dari sebelumnya
lokasi, karaktristik, durasi, P : Saat bergerak
frekuensi, kualitas Q : Seperti di tekan
R : Abdomen
S:5
T: Hilang timbul
11.40
2.1 Menghitung dan mengukur tanda 2.1 Td : 120/80 mmHg
tanda vital N : 82x/menit
Rr : 19x/menit
T : 36,60c
14.00
4.5 Mengukur suhu, menghitung nadi 4.5 Leocosit : 20.57
dan melihat hasil jumlah sel T : 36.80 C
darah putih
16.20 4.2 Lokea berwarna merah encer, bau
4.2 Melihat karaktristik lokea seperti amis dan pasien mengganti pembalut
warna, jumlah, bau. 2x sehari
07.20 1.3 Menanyakan jenis dan sumber 1.3 Klien mengtakan nyeri di perut
nyeri bekas operasi seperti tertusuk-tusuk
saat digerakkan
08.00 2.4 Menjelaskan pentingnya ambulasi 2.4 Pasien dapat mengerti dan memahami
dini pentingnya ambulasi dini
08.20 2.3 Melihat kemampuan mobilisasi 2.3 Pasien mengatakan belum berani
miring kanan kiri
08.30 2.6 Membantu memenuhi kebutuhan 2.6 Klien mengtakan aktivitasnya perlu
ADLs klien (mengganti dibantu dan klien terlihat rapi
pembalut)
08.55 5.1 Melihat tanda gejala infeksi 5.1 Tidak ada tanda gejala infeksi
09.05 3.2 Melihat adanya keluhan 3.2 Pasien mengatakan tidak nyeri pada
nyeri,rasa tidak nyaman, payudara,putting susu menonjol dan
pengeluaran, perubahan bentuk tidak ada perubahan bentuk pada
payudara dan putting payudara kanan dan kiri, ASI pasien
belum keluar
09.50 5.6 Melihat balutan luka adanya 5.6 Balutan luka terlihat bersih dan
perdarahan berlebihan kering
10.10 3.1 Menentukan keinginan dan 3.1 Pasien ingin menyusui bayinya
motivasi pasien untuk menyusui
11.30 3.3 Melihat kempuan menghisap 3.3 Bayi menghisap tidak terus menerus
secara efektif
12.00 3.6 Mengajarkan pijat oksitosin, pijat 3.6 Pasien dan keluarga
payudara dan perawatan Mengerti dan mau melakukannya
payudara
14.00 3.5 Menganjurkan pasien untuk 3.5 Pasien mengerti dan mau
mengonsumsi buah dan sayur mengonsumsi buah dan sayuran
14.30 5.2 Melihat karaktristik lokea seperti 5.2 Warna lochia merah dan encer, bau
bau,warna,jumlah khas amis, klien menganti pembalut
2x sehari
16.05 5.3 Memberitau dan memperaktikan 5.3 Keluarga klien dan klien dapat
cuci tangan 7 langkah kepada memahami dan dapat
keluarga pasien dan pasien untuk mempraktikkannya
mencucui tangan setiap sebelum
dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
16.20 5.7 Memberikan obat ceftriaxsone 1 5.7 Pasien terlihat kasakitan saat obat
gr via IV dimasukkan
16.25 1.6 Memberikan obat antrain 500 mg 1.6 Pasien terlihat kasakitan saat obat
via IV dimasukkan
17.00 2.5 Mengajarkan pasien tentang 2.5 Klien dapat miring kanan dan kiri
teknik ambulasi dini
17.20 1.2 Melihat nonverbal dari 1.2 Pasien terlihat meringis menahan
ketidaknyamanan nyeri
17.30 1.4 Mengajarkan teknik relaksasi 1.4 Pasien mengerti dan bisa
nafas dalam melakukannya
18.20 1.5 Menganjurkan pasien tidur lebih 1.5 Pasien mengatakan mau
awal dan membaca doa sebelum melakukannya
tidur
Hari ke-1 1.1 Melakukan pengkajian nyeri 1.1 Pasien mengatakan masih terasa
09/04/2019 secara khomperensif termasuk nyeri
07.05 lokasi, karaktristik, durasi, P : Saat bergerak
frekuensi, kualitas dan faktor Q : Seperti di tekan
presipitasi R : Abdomen
S:5
T: Hilang timbul
07.25 2.3 Melihat kemampuan mobilisasi 2.3 Pasien dapat miring kanan dan kiri
pasien
07.40 1.2 Melihat reaksi nonverbal 1.2 Pasien meringis menahan nyeri saat
dariketidak nyamanan bergerak
08.00 1.4 Menganjukan klien untuk 1.4 Pasien merasa lebih nyaman
relaksasi nafas dalam
08.00 5.3 Mencuci tangan setiap sebelum 5.3 Tangan terlihat bersih
dan sesudah kontak dengan
pasien
08.15 5.1 Melihat tanda dan gejala infeksi 5.1 Tidak ada tanda dan gejala infeksi
08.20 5.2 Melihat karakter dan jumlah 5.2 Warna lochia merah dan encer, bau
aliran lochia dan konsistensi khas amis, klien menganti pembalut
fundus 3x sehari
09.20 4.1 Menayakan kesiapan dan 4.1 Pasien mau untuk menerima
keinginan untuk menerima informassi yang akan di berikan
informasi
09.30 4.4 Memberikan informasi dan 4.4 Pasien dapat memahami dan mau
teknik menyusui yang baik dan memperagakan cara menyusui yang
benar menggunakan lembar balik benar
dan lifleat
10.00 4.5 Memberikan kesempatan pasien 4.5 Pasien mengatakan sudah dapat
atau keluarga untuk bertanya memahami apa yang sudah di
sampaikan perawat
12.10 5.6 Melihat balutan luka adanya 5.5 Balutan luka terlihat bersih dan
perdarahan berlebihan kering
12.30 2.5 Mengajarkan dan Membantu 2.5 Pasien dapat duduk
mobilisasi
15.00 3.2 Melihat adanya keluhan 3.2 Pasien mengatakan tidak nyeri pada
nyeri,rasa tidak nyaman, payudara,putting susu menonjol dan
pengeluaran, perubahan bentuk
tidak ada perubahan bentuk pada
payudara dan putting
payudara kanan dan kiri, ASI pasien
menetes
15.20 3.1 Menentukan keinginan dan
3.1 Pasien ingin menyusui bayinya
motivasi pasien untuk menyusui
07.10
5.3 Mencuci tangan setiap sebelum 5.3 Tangan terlihat bersih
07.30 dan sesudah kontak dengan
pasien
07.30 5.6 Melihat balutan luka adanya 5.6 Balutan terlihat bersih dan kering
perdarahan berlebihan
07.45 5.1 Melihat tanda dan gejala infeksi 5.1 Tidak ada tanda gejala infeksi
08.10 5.2 Melihat karakter jumlah lochea 5.2 Warna lochia merah dan encer, bau
seperti bau,konsistensi,warna khas amis, klien menganti pembalut
3x sehari
08.20 3.1 Menentukan keinginan dan 3.1 Pasien ingin menyusui bayinya
motivasi pasien untuk menyusui
09.00 3.6 Melakukan pijat oksitosin dan 3.6 ASI menetes keluar dan pasien
pijat payudara merasa nyaman
09.25 3.4 Mendampingi ibu saat menyusui 3.4 Bayi terlihat tenang
09.26 1.6 Memberikan obat antrain 500mg 1.6 Pasien terlihat nyaman
via IV
10.00 5.7 Memberikan obat ceftiaxsone 1gr 5.7 Pasien terlihat nyaman
via IV
11.30 1.1 Melakukan pengkajian nyeri 1.1 Klien mengatakan nyeri berkurang
secara khomperensif termasuk dari sebelumnya
lokasi, karaktristik, durasi, P : Saat bergerak
frekuensi, kualitas dan faktor Q : Seperti di tekan
presipitasi R : Abdomen
S:4
T: Hilang timbul
1 Hari ke-1 Nyeri akut bd agen S: Pasien mengatakan masih terasa nyeri
06/04/2019 pencedera fisik O: Pasien terlihat meringis menahan nyeri
- P : Saat bergerak
- Q :Seperti di tusuk-tusuk
- R : Abdomen
- S:6
- T : Hilang timbul
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1.1 Identifikasi lokasi,karaktristik,durasi,
frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
1.2 Identifikasi respon nonverbal
1.6 Kolaborasi pemberian obat
- P : Saat bergerak
- Q : Seperti di tekan
- R : Abdomen
- S:5
- T : Hilang timbul
A: Masalah nyeri teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi dirumah
1.1 Identifikasi lokasi,karaktristik,durasi,
frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
1.6 Kolaborasi pemberian obat
S: -
3 Hari ke- 2 Resiko Infeksi bd efek O: Terdapat luka bekasi operasi sectio
07/04/2019 prosedur invasif caesarea
- Pasien diberikan obat antibiotik
ceftriaxsone
- Balutan terlihat bersih dan kering
- T : 38,6oc
N : 82x/menit
Leocosit : 26.57
A: masalah resiko infeksti belum teratasi
P: lanjutkan intervensi dirumah
4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi
4.2 Monitor keadaan lokia (warna,jumlah
dan bau)
4.3 Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
4.6 Inspeksi balutan luka terhadap
perdarahan berlebihan.
4.7 Kolaborasi pemberian antibiotik
Table 4.10 Evaluasi asuhan keperawatan klien 2 dengan sectio caesarea di ruang
Mawar RSUD A.W. Sjahranie
No Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi (SOAP)
82
1 Hari ke-0 Nyeri akut bd agen S: - Pasien mengatakan nyeri di perut bekas
08/04/2019 pencedera fisik operasi
- Pasien mnegatakan nyeri bertambah saat
bergerak
O: Pasien terlihat meringis menahan nyeri saat
bergerak
P : Saat bergerak
Q : Tertusuk-tusuk
R : Abdomen
S:5
T: Hilang timbul
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1.1 Identifikasi lokasi,karaktristik,durasi,
frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
1.2 Identifikasi respon nonverbal
1.4 Berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (relaksasi
nafas dalam)
1.6 Kolaborasi pemberian obat
Analgetik
bergerak
P : Saat bergerak
Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : Abdomen
S:5
T: Hilang timbul
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1.1 Identifikasi lokasi,karaktristik,durasi,
frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
1.2 Identifikasi respon nonverbal
1.6 Kolaborasi pemberian obat
analgetik
3 Hari ke-1 Menyusui tidak efektif bd S: Pasien mengatakan ingin menyusui bayinya
09/04/2019 ketidakadekuatan suplai O : -Bayi menghisap terus menerus
ASI - Pasien di lakukan pijat oksitosin dan
pijat payudara
- ASI pasien hanya keluar menetes
A : Masalah menyusui tidak efektif belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Identifikasi tujuan atau keinginan
menyusui
3.3 Monitor kemampuan bayi menyusu
3.6 Ajarkan perawatan payudara
postpartum ( pijat payudara, pijat
oksitisin, perawatan payudara)
1 Hari ke-2 Nyeri akut bd agen S: Pasien mengatakan nyeri bekas operasi
10/04/2019 pencedera fisik sectio caesarea sudah berkurang
O: Pasien terlihat lebih tenang
P : Saat bergerak
Q : Seperti di tekan
R : Abdomen
S:4
T: Hilang timbul
A: Masalah nyeri teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi di rumah
2.1 Identifikasi lokasi,karaktristik,durasi,
frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
2.6 Kolaborasi pemberian obat
analgetik
3 Hari ke-2 Menyusui tidak efektif bd S: Pasien mengatakan ingin menyusui bayinya
10/04/2019 ketidakadekuatan suplai - Pasien mengatakan sudah tidak kahwatir
ASI dengan kondisi lukanya saat ini
O: -Pasien di lakukan pijat oksitosin
- ASI pasien sudah keluar menetes
- Bayi menghisap terus menerus
A : Masalah menyusui tidak efektif teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi dirumah
3.1 Identifikasi tujuan atau keinginan
menyusui
3.3 Monitor kemampuan bayi menyusu
3.6 Ajarkan perawatan payudara
postpartum ( pijat payudara, pijat
oksitisin, perawatan payudara)
S: -
4 Hari ke-2 Resiko Infeksi bd efek O: Terdapat luka bekasi operasi sectio
10/04/2019 prosedur invasif caesarea
- Balutan luka terlihat bersih dan kering
- Pasien di berikan obat antibiotik
ceftriaxsone 1gr via IV
- Tidak ada tanda gejala infeksi
- T : 37,6 0 C
Leokosit 21.40
A: Masalah resiko infeksti belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi dirumah
5.1 Monitor tanda dan gejala infeksi
5.3 Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
5.6 Inspeksi balutan luka terhadap
perdarahan berlebihan.
5.7 Kolaborasi pemberian antibiotik
4.1 Pembahasan
87
pada klien 1 dan klien 2 dengan post sectio caesarea yang di lakukan sejak
tanggal 05-07 april 2019 pada klien 1 dan di lakukan pada tanggal 08-10
april 2019 pada klien 2 di ruang Mawar Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie
evaluasi keperawatan.
4.1.1 Pengkajian
klien mengeluh nyeri post operasi sectio caesarea didaerah abdomen dan
dan klien terlihat meringis menahan nyeri. Pada klien kedua keluhan
tusuk, skala nyeri 5, timing hilang timbul, dan klien terlihat meringis
menahan nyeri
Menurut (Nugroho, 2010) Hal ini sesuai dengan teori nyeri yang
dirasakan klien merupakan gejala sisa yang diakibatkan oleh operasi sectio
mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi. Sekitar 60% klien menderita
nyeri hebat, 25% nyeri sedang dan 15% nyeri ringan. Pendapat penulis
88
akibatnya terjadinya luka hal ini sesuai antara teori dan fakta. Namun yang
Keluhan subjektif klien satu dengan diagnosa mobilitas fisik yaitu klien
bantu suami keluhan objektif gerakan klien terbatas, aktivitas klien dibantu
dan klien sudah dapat miring kanan dan kiri. Pada klien dua keluhan
keluarga, keluhan objektif gerakan terbatas, aktifitas dibantu dan klien hanya
pergerakan, Imobilitas dapat terjadi karena berbagai hal misalnya nyeri pada
luka dan lain lain. Menurut penulis seseorang yang mengalami luka serta
yaitu klien mengatakan tidak tau cara teknik menyusui yang benar, dan klien
tentang cara teknik menyusui yang benar keluhan objektif klien diam saat
ditanya, klien menyusui bayinya dengan putting ibu tidak menempel secara
benar . Pada klien dua keluhan subjektif yaitu klien kurang paham tentang
benar, data objektif klien terlihat bingung saat di tanya, klien menyusui
bayinya dengan putting ibu tidak menempel secara benar. Pada klien dua
baru bagi ibu yang baru menyusui sehingga dapat menjadi tekanan yang
yang benar, dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adat atau
terjadi pada klien post operasi sectio caesarea dengan kurang pengetahuan
subjektifnya yaitu klien mengatakan ASI belum keluar dan klien mengatakan
takut dengan lukanya karena baru pertama kali di operasi keluhan objektif
Menurut Dewi & Sunarsih, (2011) Produksi ASI dapat meningkat atau
yang mempengaruhi produksi ASI yaitu faktor makanan ibu, hisapan bayi,
ceasarea seringkali sulit menyusui bayinya segera setelah lahir, Ibu relatif
tidak dapat menyusui bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Kondisi luka
serta objektif yang terjadi pada klien post operasi sectio caesarea dengan
yaitu terdapat luka post operasi , balutan terlihat bersih dan kering, tidak ada
tanda gejala infeksi, Warna lochia merah dan encer, bau khas amis dan hasil
pemeriksaan nadi 86x/menit, suhu 38,70C Leocosit : 20.57. pada klien dua
keluhan objektifnya yaitu terdapat luka post operasi , balutan terlihat bersih
dan kering,tidak ada tanda gejala infeksi, Warna lochia merah dan encer,
bau khas amis dan hasil pemeriksaan nadi 82x/menit, suhu 37,90C, Leocosit :
21.40. Resiko infeksi di tandai dengan kenaikan suhu tubuh, dan adanya
kemerahan pada area luka serta kondisi luka yang tidak kujung sembuh.
sakit yang disertai gejala klinis lokal atau sistemik. Luka di tubuh
tubuh,kemerahan pada area luka, terasa panas, bengkak dan adanya nanah
keluhan objektif yang terjadi pada klien dengan resiko infeksi sesuai antara
(2017) terdapat 10 diagnosa keperawatan yang muncul pada klien post sectio
caesarea yaitu nyeri akut, gangguan pola tidur , gangguan mobilitas fisik,
invasif dan pada klien 2 terdapat 5 diagnosa yaitu nyeri akut berhubungan
Didapatkan diagnosa yang sama sesuai dengan teori dan ditemukan pada
kedua pasien yaitu : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik,
anggota keluarga.
Berikut pembahasan diagnosa yang muncul sesuai teori pada kasus klien
1 dan 2 :
dan nyeri bertambah parah jika bergerak, keluhan objektif provoktif saat
timing hilang timbul, klien terlihat meringis menahan nyeri. Pada klien 2
keluhan subjektif klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasi sectio
tusuk tusuk, regio abdomen, skala nyeri 5, timing hilang timbul, klien
berasal dari luka yang terdapat dari perut. (Maryunani 2010) mengatakan
pada organ tersebut sehingga mucul nyeri sedang hingga berat, maka
dan kiri dapat dimulai sejak 6 sampai 10 jam setelah operasi, Latihan
sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3
fisik pada bagian tubuh tertentu atau pada satu atau lebih ekstremitas.
terjadinya luka akan sulit untuk melakukan aktivitas baik aktivitas berat
terpapar informasi
dan Pada klien dua kurang memahami tentang cara teknik menyusui
usia ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu dan paritas ibu
dan bayi jarang menyusu karena bayi enggan menyusu akan berakibat
mengenai cara menyusui yang baik dan benar sehingga dapat dilakukan
pendidikan kesehatan tentang teknik cara menyusui yang baik dan benar.
Pengeluaran ASI tidak efektif Pada klien dua dapat dilihat dari
keluhan subjektif klien mengatakan ASI belum keluar dan klien merasa
objektif yaitu ASI yang tidak keluar memancar serta bayi yang tidak
serta buah-buahan.
96
dapat terjadi akibat adanya luka post sectioo caesarea sehingga dapat di
diagnosa yang di tegakan. Untuk intervensi yang sama pada kedua pasien
dengan tepat dan menyusu dari payudara ibu untuk memperoleh nutrisi
tindakan asuhan keperawatan selam 3x8 jam diharapkan klien bebeas dari
tanda dan gejala infeksi dengan Kriteria hasil : Pasien terbebas dari tanda
sehat.
hari perawatan pada klien satu pada tanggal 05 April 2019 jam 16.00
yaitu tindakan mengkaji nyeri, evaluasi adanya nyeri timbul saat bergerak
mencuci tangan yang benar, evaluasi klien dan keluarga klien dapat
amis. Melihat balutan luka adanya tanda infeksi, evaluasi balutan bersih
evaluasi tidak ada tanda gejala infeksi . Melihat karakter lokea, evaluasi
warna lokea merah, konsistensi encer, bau khas amis, klien mengganti
dapat miring kanan dan kiri. Membantu mobilisasi pasien sesuai dengan
penkes tentang teknik menyusui yang benar, evaluasi media lembar balik
dan lifleat klien dapat memahami dan mengulang kembali informasi yang
nyeri timbul saat bergerak qualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada
10
adanya tanda gejala infeksi pada luka, evaluasi tidak ada tanda gejala
evaluasi lokea berwarna merah, konsistensi encer, bau khas amis. Klien
Pada klien dua tanggal 08 april 2019 jam 07.05 tindakan yang
aktivitasnya perlu dibantu dan klien terlihat rapi dan bersih. Melihat tanda
den gejala infeksi, evaluasi tidak ada tanda dan gejala infeksi. Melihat
adanya keluhan nyeri pada payudara, evaluasi tidak ada nyeri pada
payudara, putting susu menonjol, tidak ada perubahan bentuk, ASI belum
mengonsumsi buah dan sayur, melihat tanda dan gejala infeksi pada area
luka, evaluasi tidak ada tanda da gejala seperti kemerahan pda area luka.
merasa lebih baik. Observasi TTV, evaluasi tekanan darah 120/70 mmHg,
untuk tidur lebih awal dan membaca doa sebelum tidur, evaluasi klien
mau mencobanya.
Pada klien dua tanggal 09 april 2019 jam 07.05 tindakan yang
perut adanya nyeri timbul saat bergerak qualitas nyeri seperti ditusuk-
tusuk, nyeri pada abdomen, skala nyeri 5 waktunya hilang timbul. Melihat
kemampuan mobilisasi, evaluasi klien hanya dapat miring kanan dan kiri
bersih. Melihat tanda gejala infeksi pada area luka, evaluasi tidak ada
tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan pada area luka. Melihat
lembar balik dan lifleat klien dan keluarga dapat memahami dan
susu menojol tidak ada perubahan bentuk pada payudara, ASI klien
klien dua yaitu melihat kemapuan mobilisasi klien, evaluasi klien dapat
berdiri dan berjalan. Melihat tanda gejala infeksi pada area luka, evaluasi
tidak ada tanda gejala infeksi seperti kemerahan pada area luka. Observasi
dan bersih. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien.
obat antrain 3x1, ceftriaxsone 2x1, ranitidine 2x. membatu ADLs klien,
nyeri sudah berkurang adanya nyeri timbul saat bergerak qualitas nyeri
timbul. Melihat hasil jumlah sel darah merah, evaluasi leokosit 21.40.
pada klien satu keluhan subjektif pasien mengatakan nyeri pada luka
bekasi operasi sectio caesarea sudah berkurang dan keluhan objektif nyeri
saat bergerak qualitas seperti ditekan , nyeri pada abdomen, skala nyeri 5,
terjadi hilang timbul, Masalah tertasi sebagian sesuai dengan kritera hasil
ada masalah yang belum maksimal teratasi seperti klien masih merasa
nyeri .
pada klien dua keluhan subjektif klien mengatakan nyeri pada luka bekasi
operasi sectio caesarea sudah berkurang dan keluhan objektif nyeri saat
kriteria hasil ada masalah yang belum teratasi seperti klien masih merasa
10
nyeri.
masih terasa saat beraktivitas, keluhan objetif klien dapat berdiri dan
yang diinginkan.
masih perlu di bantu objektif pasien dapat berjalan, adl klien dibantu
hasil ada masalah yang belum terpenuhi seperti ADLs dibantu oleh
keluarga.
pada klien satu keluhan subjektif klien mengatakan sudah paham tentang
pada klien dua keluhan subjektif klien mngatakan mau menyusui bayinya
dan klien mengatakan sudah tidak khawatir dengan kondisi lukanya saat
ini, keluhan objektif ASI pasien sudah keluar menetes, bayi menghisap
terus menerus. Masalah teratasi sebagian sesuai dengan kritera hasil ada
masalah yang belum terpenuhi yaitu ASI belum keluar secara maksimal.
pada klien satu keluhan objektif Terdapat luka bekasi operasi sectio
Leocosit : 26.57. masalah tidak terjadi karena sesuai dengan kriteria hasil.
pada klien dua keluhan objektif Terdapat luka bekasi operasi sectio
5.1 Kesimpulan
dan klien 2 dengan post Sectio Caesarea di Ruang Mawar Nifas RSUD.
5.1.1 Pengkajian
nyata yang didapat pada kedua klien dengan Post Sectio Caesarea.
teori yang dikemukakan oleh para ahli pada klien 1 ada 4 diagnosa yang
perawatan diri, gangguan proses keluarga dan pada klien 2 ada 4 diagnosa
105
10
5.1.3 Perencanaan
tanda dan gejala mayor, minor dan kondisi klien saat ini.
teori yang ada dan sesuai dengan kebutuhan klien Post Sectio Caesarea.
5.1.5 Evaluasi
keperawatan yang di berikan. Pada evaluasi yang peneliti lakukan pada klien
diagnosa teratasi sebagian yaitu nyeri akut dan diagnosa keperawatan tidak
yang teratasi yaitu defisit pengetahuan tentang cara menyusui yang benar, 3
5.2 Saran
diantaranya :
dengan Post Sectio Caesarea dan juga memacu pada peneliti selanjutnya dan
menjadi bahan pembadingan dalam melakukan penelitian pada klien dengan Post
Sectio Caesarea.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi&Sunarsih(2011)konsepmenyusuihttp://eprints.umm.ac.id/41257/3/BAB%2
0II.pdf (Di akses pada tanggal 10 april 219)
Lucky Sri H (2015) Gambaran dukungan suami dalam pemberian ASI eklusif di
posyandu pada suka kota bandung Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia Vol.1No.2 Desember 2015
Potter & Perry 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktek Edisi 4. Jakarta: EGC.
Pollard Maria (2015) ASI Asuhan Berbasis Bukti. Jakarta : Buku Kedokteran
ECG.
PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) (2016). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikasi Diagnostik. Jakarta : DPP
PPNI
PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) (2018). Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI