Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Jenis Jenis Persalinan


DiajukanuntukmemenuhitugasmatakuliahAsuhan Kebidanan Persalinan
Dosenpengampu: Ida FaridaHandayani,SST,M.Keb

Disusunoleh:
Inayah Rahmawati P17324419013
Isnaeni Ni’maturahmah P17324419014
Laili Magfiroh P17324419015
Lisna Lestari P17324419016
Luluk Eka A P17324419017
Meilani Allisya P17324419018
Siska Sri W P17324419039
SitiArimbiSalfa P17324419040
Theresia Niken P P17324419042
Tia Fany P17324419043
Tiara Ananda P17324419044
Kelompok 3

Kementrian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
Prodi KebidananKarawang
Tahun 2020/2021

i
Kata Pengantar

Assalamu’alaikumWrWb
Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkatrahmat,
hidayah, dan karunia-Nya penulis diberi kemudahan dalam penyusunan makalah
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis Jenis Persalinan”.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini penulis susun dengan sepenuh hati dan pikiran, tetapi meskipun
demikian, penulis pun menghadapi beberapa kendala baik yang dating dari luar
maupun dari diri penulis pribadi. Namun, dengan penuh kesabaran dan ketekunan,
juga disertai dukungan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan secarat cepat waktu.
Selainitu, penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah yang
penulis buat masih jauh dari sempurna. Mengingat atas kemampuan yang penulis
miliki, penulis merasa masih terdapat kekurangan baik dari segi teknis maupun
materi, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah penulis.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat pada umumnya bagi
pembaca dan khususnya bagi diri penulis pribadi.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Karawang, 8 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................ii

Daftar Isi ............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................5
1.3 Tujuan Umum .......................................................................................................5
1.4 Tujuan Khusus.......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persalinan ............................................................................................6

2.2 Jenis-jenis Persalinan ............................................................................................6

2.3 Kekurangan Dan Kelebihan .................................................................................14

2.4 Jenis Persalinan Berdasarkan Teknik .................................................................18

2.5 Jenis Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan ...............................................19

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................20

3.2 Saran ...................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam


kehidupan wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap
wanita, dengan belum adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan
dan ketakutan yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering
terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk, 2014).
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny, 2013).
Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan
lahir), passanger (janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan
dengan normal (Euthocia) apabila ketiga faktor terpenuhi dengan baik.
Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi proses persalinan yaitu
psikologis dan penolong (Rohani dkk, 2011). Pada ibu yang pertama kali
menjalani proses persalinan akan takut, cemas, khawatir yang berakibat
pada peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat menganggu
jalan persalinan menjadi tidak lancar (Wijaya dkk, 2014). Sehingga dalam
suatu persalinan seorang istri membutuhkan dukungan fisik maupun psikis
agar dapat meringankan kondisi psikologis ibu yang tidak stabil, peran
suami sangat dibutuhkan selama proses persalinan.
Selain itu proses persalinan tidak hanya tentang ibu yang melahirkan
bayinya secara normal, namun proses persalinan itu sendiri memiliki
berbagai macam jenisnya. sehingga disini kami akan membahas mengenai
jenis-jenis persalinan, agar pembaca mengetahui apa saja jenis-jenis dalam
persalinan.

4
1.2 Rumusan masalah
a) Apa saja jenis-jenis persalinan?
b) Bagaimana jenis persalinan menurut teknik?
c) Bagaimana jenis persalinan menurut umur?
d) Apa saja keuntungan dan kerugian pada setiap jenis-jenis persalinan?

1.3 Tujuan Umum


Agar pembaca dapat mengetahui apa saja jenis2 persalinan.

1.4 Tujuan khusus


a) Agar pembaca dapat mengetahui jenis-jenis persalinan.
b) Agar pembaca dapat mengetahui jenis persalinan menurut teknik.
c) Agar pembaca dapat mengetahui jenis persalinan menurut umur.
d) Agar pembaca dapat mengetahui keuntungan dan kerugian pada setiap
jenis-jenis persalinan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persalinan


Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008; 37).

2.2 Jenis Persalinan

2.2.1 Persalinan Normal

Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak


belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi). Proses
persalinan normal biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari 24
jam.

Terjadinya persalinan membutuhkan tiga faktor penting, yaitu


kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin.
Ketiganya harus dalam keadaan baik, sehingga bayi dapat dilahirkan.
Dengan adanya kekuatan mengejan ibu, janin dapat didorong
kebawah, dan masuk kerongga panggul. Saat kepala janin memasuki
ruang panggul,posisi kepala sedikit menekuk sehingga dagu dekat
dengan dada janin. Posisi ini akan memudahkan kepala janin lolos
melalui jalan lahir, yang diikuti dengan beberapa gerakan
selanjutnya. setelah kepala keluar, bagian tubuh janin yang lain akan
mengikuti, mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki.

2.2.2 Persalinan normal setelah caesar (VBAC)

Banyak sekali orang berpandangan berbahwa sekali operasi


caesar, akan seterusnya melahirkan secara caesar. Sebab katanya, hal
ini dilakukan supaya bayi dapat lahir melalui satu jalur yang sama.

6
Padahal sebetulnya, melahirkan normal setelah caesar bukanlah
hal yang tidak mungkin. Jenis persalinan ini disebut dengan vaginal
birth after caesarean (VBAC).

Setiap wanita berkesempatan untuk melahirkan normal setelah


caesar. Bahkan menurut situs WebMD, sekitar 75 persen wanita
berhasil melahirkan normal setelah caesar sebelumnya.

Namun memang, hal ini tetap tergantung dari kondisi masing-


masing ibu. Meskipun peluang keberhasilannya cukup besar, tetap
saja ada kemungkinan risiko komplikasi yang dapat terjadi. Jadi, ada
baiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum
memutuskan melahirkan normal setelah caesar.

2.2.3 Persalinan dibantu Vakum (Ekstrasi Vakum)

Disebut juga ekstrasi vakum. Vakum adalah seatu alat yang


menggunakan cup ppenghisap yang dapat menarik bayi keluar
dengan lembut.

Cara kerjanya sangat sederhana, yaitu vakum diletakan diatas


kepala bayi, kemudian ada selang yang menghubungkan mangkuk ke
mesin yang bekerja dengan listrik atau pompa. Alat ini berpungsi
membantu menarik kepala bayi ketika Anda mengejan. Jadi tarikan
dilakukan saat Anda mengejan, dan saat mulut rahim sudah terbuka
penuh (FASE KEDUA) dan kepala bayi sudah berada dibagian
bawah panggul.

Persalinan dengan vakum dilakukan bila ada indikasi


membahayakan kesehatan serta nyawa ibu atau anak, maupun
keduanya. Jika proses persalinan cukup lama sehingga ibu sudah
kehilangan banyak tenaga, maka dokter akan melakukan tindakan
segera untuk mengeluarkan bayi, misalnya dengan vakum. Keadaan
lain pada ibu, yaitu adanya hipertensi (preeklamsia) juga merupakan
alasan dipilihnya vakum sebagai alat bantu persalinan. Daam

7
keadaan demikian, Anda tidak boleh mengejan terlalu kuat karena
mengejan dapat mempertinggi tekanan darah dan membahayakan
jiiwa Anda. Vakum juga dikerjakan apabila terjadi gawat janin yang
ditandai dengan denyut jantung janin lebih dari 160 kali permenit
atau melambat mencapai 80 kali permenit yang menandakan bahwa
bayi telah mengalami kekurangan oksigen (HIPOKSIA).

Proses persalinannya sendiri menghabiskan waktu lebih dari 10


menit. Namun, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk menjalani
seluruh prosedur.

2.2.4 Persalinan Dibantu Forsep (Ekstrasi forsep)

Forsep merupakan alat bantu persalinan yang terbuat dari logam


menyerupai sendok. Berbeda dengan vakum, persalinan yang
dibantu forsep bisa dilakukan meski Anda tidak mengejan, misalnya
saat terjadi keracunan kehamilan, asma, atau penyakit jantung.
Persalinan dengan forsef relatip lebih beresiko dan lebih sulit
dilakukan dibandingkan dengan vakum. Namun kadang terpaksa
dilakukan juga apabila kondisi ibu dan anak sangat tidak baik.

Dokter akan meletakan forsep diantara kepala bayi dan


memastikan itu terkunci dengan benar, artinya kepala bayi
dicengkram dengan kuat dengan forsep. Kemudian forsep akan
ditarik keluar sedangkan ibu tidak perlu mengejan terlalu kuat.
Persalinan forsep biasanya membutuhkan episiotomi.

Forsep digunakan pada ibu pada keadaan sangat lemah, tidak


ada tenaga, atau ibu dengan penyakit hipertensi yang tidak boleh
mengejan, forsep dapat menjadi pilihan. Demikian pula jika terjadi
gawat janin ketika janin kekurangan oksigen dan harus segera
dikeluarkan. Apabila persalinan yang dibantu forsep telah dilakukan
dan tetap tidak bisa mengeluarkan bayi, maka operasi caesar harus
segera dilakukan.

8
Pada bayi dapat terjadi kerusakan saraf ketujuh (nervus fasialis),
luka pada wajah dan kepala, serta patah tulang wajah dan tengkorak.
Jika hal itu terjadi, bayi harus diawasi dengan ketat selama beberapa
hari. Tergantung derajat keparahannya, luka tersebut akan sembuh
sendiri. Sedangkan pada ibu, dapat terjadi luka pada jalan lahir atau
robeknya rahim (ruptur uteri)

2.2.5 Persalinan Dengan Operasi Caesar

operasi caesar ini hanya dilakukan jika terjadi kemacetan


pada persalinan normal atau jika ada masalah pada proses persalinan
yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Keadaan yang
memerlukan operasi caesar, misalnya gawat janin, jalan lahir
tertutup plasenta (plasenta previa totalis), persalinan meacet, ibu
mengalami hipertensi (preeklamsia), bayi dalam posisi sungsang
atau melintang, serta terjadi pendarahan sebelum proses persalinan.
2.2.5.1 Operasi Caesar Terencana (elektif)

Pada operasi caesar terencana (elektif), operasi caesar


telah direncanakan jauh hari sebelum jadwal melahirkan
dengan mempertimbangkan keselamatan ibu maupun janin.
Beberapa keadaan yang menjadi pertimbangan untuk
melakukan operasi caesar secara elektif, antara lain :

a. Janin dengan presentasi bokong : Dilakukan operasi caesar


pada janin presentasi bokong pada kehamilan pertama,
kecurigaan janin cukp besar sehingga dapat terjadi
kemacetan persalinan (FETO PELPIC
DISPROPORTION), janin dengan kepala menengadah
(DEFLEKSI), janin dengan lilitan tali pusat, atau janin
dengan presentasi kaki.
b. Kehamilan kembar : Pada kehamilan kembar dilihat
presentasi terbawah janin apakah kepala, bokong, atau
melintang. Masih mungkin dilakukan persalinan

9
pervaginam jika persentasi kedua janin adalah kepala-
kepala. Namun, dipikirkan untuk melakukan caesar pada
kasus janin pertama/terbawah selain presentasi kepala.
pada USG juga dilihat apakah masing-masing janin
memiliki kantong ketuban sendiri-sendiri yang terpisah,
atau keduanya hanya memiliki satu kantong ketuban. Pada
kasus kehamilan kembar dengan janin hanya memiliki
satu kantong ketuban, resiko untuk saling
mengait/menyangkut satu sama lain terjadi lebih tinggi,
sehingga perlu dilakukan caesar terencana.Pada kehamilan
ganda dengan jumlah janin lebih dari dua (misal 3 atau
lebih), disarankan untuk melakukan operasi caesar
terencana.
c. Plasenta previa : artinya plasenta terletak dibawah dan
menutupi mulut rahim. Karena sebelum lahir janin
mendapat suplai makanan dan oksigen, maka tidak
mungkin plasenta sebagai media penyuplai lahir/ lepas
terlebih dulu dari janin karena dapat mengakibatkan
kematian janin. Plasenta terdiri dari banyak pembuluh
darah, lokasi plasenta yang menutupi jalan lahir, sangat
rawan dengan terjadinya pendarahan. Apabila terjadi
kontraksi pada rahim, maka sebagian plasenta yang kaya
pembuluh darah ini akan terlepas dan menimbulkan
pendarahan hebat yang dapat mengancam nyawa janin dan
ibu.
d. Kondisi medis ibu : preeklamsia, kencing manis (diabetes
militus), herpes, penderita HIV/AIDS, penyakit jantung,
penyakit paru kronik, atau tumor rahim (mioma) yang
ukurannya besaratau menutupi jalan lahir, kista yang
menghalangi turunnya janin, serta berbagai keadaan lain
merupakan hal-hal yang menyebabkan operasi caesar lebih
diutamakan.

10
e. Masalah pada janin : Misanya pada janin dengan
oligohidramnion (cairan ketuban sedikit) atau janin
dengan gangguan perkembangan.

2.2.5.2 Opereasi Caesar Darurat (Emergency)

Yang dimaksud operasi caesar darurat adalah jika


operasi dilakukan ketika proses persalinan telah berlangsung.
Hal ini terpaksa dilakukan karena ada masalah pada ibu
maupun janin. Beberapa keadaan yang memaksa terjadinya
operasi caesar darurat, antara lain :

a. Persalinan macet
Keadaan ini dapat terjadi pada fase pertama (fase
lilatasi) atau fase kedua (ketika Anda mengejan). Jika
persalinan macet pada fase pertama, dokter akan
memberi obat yang disebut oksitosin untuk menguatkan
kontraksi otot-otot rahim. Dengan demikian mulut rahim
dapat membuka. Ada teknik lain, yaitu memecahkan
selaput ketuban atau memberikan cairaan infus intrafena
jika Anda kekurangan cairan /dehidrasi. Jika cara-cara
itu tidak berhasil, maka operasi caesar akan dilakukan.
Jika persalinan macet pada fase kedua, dokter harus
segera memutuskan apakah persalinan dibantu dengan
vakum atau forsep atau perlu segera dilakukan operasi
caesar. Hal yang menjadi   pertimbangan untuk
melanjutkan persalinan pervaginam dengan alat
(berbantu) atau operasi caesar, tergantung pada
penurunan kepala janin didasar tanggul, keadaan tanggul
ibu, dan ada tidaknya kegawatan pada janin.
Persalinan macet merupakan penyebab tersering
operasi caesar. Beberapa alasan yang dijadikan
pertimbangan ialah kontraksi tidak lagi efektif, janin
terlalu besar semantara jalan lahir ibu sempit, dan posisi

11
kepala janin yang tadak memungkinkan dilakukan
penarikan dengan vakum maupun forsep.

b. Stres pada janin

Ketika janin stres, dia akan kekurangan oksigen.


Pada pemeriksaan klinik tanpak bahwa denyut jantung
janin menurun. Secara normal, selama terjadi kontraksi
denyut jantung      janin menurun sedikit, namun akan
kembali ke prekwensi asalnya, jika :

 memerlukan tindakan operasi caesar segara.


 Perdarahan : Jika Anda mengalami perdarahan yang
banyak akibat plasenta terlepas dari rahim, atau
karena alasan lain, maka harus dilakukan operasi
caesar.
 Stres janin berat : Jika denyut jantung janin menurun
sampai 70x per menit, maka harus segera dilakukan
operasi caesar. Normalnya denyut jantung janin
adalah 120/160x per menit.

2.2.6 Water Birth

Sebenarnya, metode persalinan water birth sama saja


seperti melahirkan normal. Hanya saja ada sedikit modifikasi
yang dilakukan, yaitu proses persalinannya dilakukan di dalam
air.

Selama proses water birth berlangsung, ibu hamil akan


berendam di dalam bak atau kolam berisi air hangat. Menurut
American Pregnancy Association, air hangat dapat membantu
menenangkan dan mengurangi rasa sakit. Dengan demikian,
ibu dapat melahirkan dengan lebih nyaman dan minim rasa
sakit.

12
Tidak hanya bermanfaat bagi ibu, manfaat water
birth juga dapat dirasakan oleh bayi. Pada saat bayi dilahirkan,
akan langsung bersentuhan dengan air hangat di bak. Bayi
akan merasa lebih tenang karena seolah-olah masih dikelilingi
oleh cairan ketuban dalam kandungan. Hal ini bisa membantu
mencegah stres pada bayi baru lahir.

2.2.7 Hypno birth

Hypnobirthing belakangan ini menjadi tren di kalangan


ibu hamil, khususnya bagi mereka yang takut melahirkan.
Sebab katanya, hypnobirthing akan membuat ibu bisa
melahirkan dengan nyaman, tenang, dan minim rasa sakit.

Hypno birth adalah proses persalinan yang menggunakan


metode hipnosis dan teknik relaksasi. Kedua hal tersebut dapat
membantu para calon ibu dalam megnatasi ketakutan,
kecemasan, ketegangan, hingga rasa sakit saat melahirkan.

Sederhananya, hypno birth akan membuat para ibu mampu


mengendalikan dirinya sendiri. Ibu akan belajar teknik
relaksasi, cara berkomunikasi dengan janin dalam kandungan,
latihan pernapasan, dan afirmasi pada diri sendiri bahwa ibu
bisa melahirkan dengan tenang dan damai.

Sukses atau tidaknya proses hypnobirthing tergantung dari


sugesti masing-masing. Semakin baik sugesti dalam
menciptakan suasana melahirkan yang menyenangkan, maka
proses persalinan juga akan berjalan dengan lancar.

2.2.8 Home birth

Suasana rumah sakit bisa tampak menyeramkan bagi


sebagian orang. Hal ini juga dapat dirasakan oleh ibu hamil,
sehingga beberapa di antaranya memilih untuk melahirkan di
rumah (home birth).

13
Home birth menjadi salah satu metode persalinan yang
sampai saat ini masih banyak dilakukan, khususnya bagi ibu
hamil di daerah pelosok yang jauh dari pelayanan kesehatan.
Namun, ibu hamil perkotaan juga banyak melakukannya
dengan alasan lebih nyaman berada di rumah.

Proses melahirkan di rumah bisa saja berjalan aman dan


lancar, asalkan ibu hamil tidak mengalami komplikasi tertentu.
Namun sayangnya, metode persalinan ini tidak dianjurkan
karena dianggap lebih berisiko daripada melahirkan di rumah
sakit atau klinik bersalin.

Melahirkan di rumah memang terasa lebih nyaman,


menenangkan, dan bahkan lebih hemat. Akan tetapi, perlu
diingat bahwa fasilitas di rumah tentu tidak selengkap di
rumah sakit. Bila nantinya terjadi komplikasi atau hambatan
persalinan, dokter tentu akan sulit menangani karena peralatan
medisnya minim.

2.3 Kekurangan dan kelebihan

2.3.1. Metode Normal

Cara yang satu ini adalah cara paling umum yang telah banyak
diketahui dan dilakukan. Sang ibu diposisikan berbaring kemudian
diminta untuk mengejan agar bayi di dalam kandungan terdorong keluar
melalui vagina.

Ada beberapa keuntungan dari metode bersalin normal, antara lain:

 Proses pemulihan lebih cepat


 Tidak perlu terlalu lama tinggal di rumah sakit
 Risiko infeksi yang kecil

14
 Bayi yang dilahirkan melalui metode ini lebih kecil untuk terkena
risiko gangguan pernafasan

Kekurangannya antara lain :

 Metode ini menuntut kondisi fisik yang prima dari sang ibu
 Sang ibu tidak boleh memiliki gangguan pernafasan
 Metode ini relatif lebih sulit sehingga membutuhkan banyak persiapan
sebelumnya
 Jika dilakukan secara tidak hati-hati dapat menyebabkan robeknya
perineum (kulit antara vagina dan anus)

2.3.2 Home Birth

Belakangan, tren melahirkan di rumah mulai menjadi pilihan. Ada


beberapa pertimbangan yang membuat seseorang memilih untuk
melahirkan di rumah, misalnya:

 Tidak perlu khawatir akan kerepotan pergi ke rumah sakit saat mau
melahirkan dan pulang ke rumah setelahnya. Dengan begitu, sang ibu
bisa lebih rileks dan fokus ke momen penting bersalinnya saja.
 Kamu bisa menyiapkan lebih dulu perlengkapan bayi sebelum
bersalin, sehingga nanti ketika bayinya sudah lahir, si bayi tersebut
bisa langsung mendapat pelayanan yang layak.
 Secara psiokologis, sang ibu akan lebih merasa nyaman untuk
melahirkan di rumah sendiri. Kondisi rumah yang sudah dikenal baik
dan kehadiran orang-orang dekat yang bisa menjaga 24 jam memberi
efek menenangkan pada sang ibu. Selain itu, sang ibu juga tidak perlu
khawatir untuk mengekspresikan perasaan yang dirasakannya selagi
melahirkan.
 Sang ibu bisa meminta sendiri siapa saja yang ia inginkan berada di
dekatnya selama proses persalinan. Dukungan pasangan, orangtua,

15
dan orang-orang dekat sangat berarti bagi mereka yang sedang menuju
proses melahirkan.
 Proses pemulihan dan menyusui lebih mudah dilakukan karena situasi
lingkungan yang familiar.

Namun, memilih untuk melahirkan di rumah mempunyai beberapa


faktor yang tidak menguntungkan, yaitu:

 Keterbatasan alat-alat medis bisa menjadi kendala jikalau ternyata


sang ibu tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal.
Dalam situasi demikian, pihak medis akan tetap mengharuskan
sang ibu untuk dibawa ke rumah sakit dan tentunya ini memakan
proses yang lebih lama lagi.
 Apabila rumah tempat bersalin letaknya jauh, dokter perlu waktu
untuk datang. Belum lagi, faktor lain seperti cuaca juga dapat
menjadi penghambat akses ke rumah yang dituju.
 Opsi ini memiliki risiko yang lebih tinggi, kecuali dokter dan
sang ibu yakin bahwa persalinannya kemungkinan besar aman
dan lancar. Itulah sebabnya dokter hanya akan memberi
persetujuan untuk melahirkan di rumah apabila selama masa
konsultasi kondisi kandungan menunjukkan progres yang positif.

2.3.3 Metode Caesare

Metode melahirkan secara caesar juga termasuk yang sudah


banyak diketahui dan dilakukan oleh para ibu di Indonesia. Metode ini
merupakan alternatif pertama yang dilakukan pihak medis manakala
kondisi sang ibu atau bayinya tidak memungkinkan buat persalinan
normal.

Pada dasarnya, operasi caesar adalah proses melahirkan


dengan cara mengambil bayi di dalam kandungan lewat pembedahan
di bagian perut. Tindakan ini perlu dilakukan dalam situasi-situasi

16
tertentu, contohnya ketika plasenta menutupi jalur lahir, rongga
panggul si ibu lebih kecil dibanding ukuran janin, bayi yang terlalu
besar, atau letak janin yang melintang.

Metode persalinan jenis ini memiliki beberapa risiko, yakni:

 Sang ibu harus tinggal lebih lama di rumah sakit untuk pemulihan
pasca operasi
 Ibu yang menjalani operasi caesar akan merasakan sakit di sekitar
daerah pembedahan
 Tidak tertutup kemungkinan timbul masalah lain seperti
kekurangan darah, infeksi luka, dan efek samping pembiusan
pada diri si ibu setelah operasi
 Bayi berisiko membutuhkan bantuan pernafasan
 Sang ibu tidak bisa langsung menyusui bayinya

2.3.4 Metode Vakum

Metode persalinan melalui cara vakum dilakukan dengan


menarik kepala bayi menggunakan alat penyedot. Cara ini tetap
membutuhkan usaha dari sang ibu untuk mendorong keluar bayinya
melalui vagina. Sementara, pihak medis akan membantu untuk
menangani peralatan vakum agar bayi cepat keluar.

Ada beberapa keuntungan cara bersalin yang satu ini, di


antaranya sebagai berikut:

 Bantuan vakum menekan risiko robeknya perineum karena beban


mengeluarkan bayi lebih ringan dengan adanya bantuan vakum
 Proses melahirkan menjadi relatif lebih cepat sehingga bayi bisa
segera mendapat penanganan

17
 Cara ini juga merupakan jalan tengah bagi ibu yang menghindari
operasi caesar tapi tidak sepenuhnya kuat untuk melahirkan
secara normal

Beberapa risiko metode ini di antaranya:

 Ada kemungkinan untuk gagal dan apabila itu terjadi sang ibu
harus tetap menjalani pembedahan
 Sang ibu memerlukan bantuan obat bius untuk meringankan rasa
sakit
 Vakum meninggalkan bekas pada kepala bayi, tapi bekas tersebut
dapat hilang seiring waktu
 Cara ini hanya bisa dilakukan apabila usia bayi sudah lebih dari
34 minggu agar kepala bayi cukup keras untuk divakum

2.3.5 Metode Water Birth

Keuntungan

 Rasa sakit yang dialami sang ibu lebih sedikit


 Sang ibu bisa mengatur posisi sesuai kenyamanan di dalam tub
 Pasangan bisa berada di sisi ibu yang mau melahirkan untuk memberi
dukungan

Kekurangan

 Kebersihan air perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan infeksi pada


ibu dan bayinya
 Perlu beberapa peralatan tambahan untuk memperlancar proses
persalinan dengan cara ini
 Jika persalinan di rumah tidak memungkinkan, sang ibu tetap perlu
pergi ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lanjutan

18
2.4 Jenis Persalinan Berdasarkan Teknik

2.4.1 Persalinan spontan

Yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui


jalan lahir.
2.4.2Persalinan buatan
Yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksi forceps,
ekstraksi vakum dan sectio sesaria.
2.4.3 Persalinan anjuran
Yaitu persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin
aprostaglandin (Mocthar,1983:221-223)

2.5 Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan

2.5.1 Abortus : pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22


minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.

2.5.2 Partus immaturus : pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu


dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 dan 999
gram.
2.5.3 Partus prematurus : pengeluaran buah kehamilan antara 28 dan 37
minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 dan 2499 gram.
2.5.4 Partus maturs atau aterm : pengeluaran buah kehamilan antara 37
minggu dan 42 minggu dengan berat badan bayi diatas 2500 gram.
2.5.5 Partus postmaturus (serotinus) : pengeluaran buah kehamilan
setelah 2 minggu lebih dari waktu yang ditafsirkan. (Mocthar.
1988:91)
2.5.6 Persalinan sungsang : persalinan pada bayi dengan presentasi
bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu
badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong
adalah bagian terbawah.

19
BAB III

PRNUTUP

3.1 Kesimpulan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Adapun Jenis Persalinan yaitu :

1. Persalinan Normal
2. Persalinan normal setelah caesar (VBAC)
3. Persalinan dibantu Vakum (Ekstrasi Vakum)
4. Persalinan Dibantu Forsep (Ekstrasi forsep)
5. Persalinan Dengan Operasi Caesar
6. Water Birth
7. Hypno birth
8. Home birth

Di setiap jenis persalinan itu mempunyai kelebihan dan kekurangan,


bagaimana yang sudah tercantum di dalam makalah di atas. Banyak sekali
keuntungan dan kekurangan dari jenis-jenis persalinan tersebut.

3.2 Saran

20
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan.

DAFTAR PUATSAKA

Setyorini, Heru. 2013. Belajar Tentang Persalinan. Yogyakarta:Graha Ilmu. Departemen


kesehatan Republik Indonesia (2007). “buku acuan persalinan normal,acuan essensial
persalinan.’’ Edisi revisi, jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Permatasari, Indah. Jenis Kelahiran. Acedemia Edu.


https://www.academia.edu/29026815/Jenis_Kelahiran

Mayasari, Kartika. 2019. 6 Metode dan Jenis Persalinan yang Perlu Anda
Tahu. HONESTDOCS EDITORIAL TEAM.
https://www.honestdocs.id/metode-dan-jenis-persalinan

Okadoc. 5 Metode Persalinan dan Kelebihan Kekurangannya.


https://www.okadoc.com/id-id/blog/kehamilan/berbagai-metode-persalinan/

Rahmah, Nur. 2015. makalah persalinan normal : dokumentasi asuhan persalinan


normal. Acedemia edu.
https://www.academia.edu/19777092/makalah_persalinan_normal_dokumentasi_
asuhan_persalinan_normal

21
22

Anda mungkin juga menyukai