Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

TB MILIER ANAK

Dosen Pembimbing :

Ns. Titi Astuti,M.Kep;Sp.Mat

Pembimbing Lahan :

Ns.Shanti Hardina,

S.Kep

Disusun Oleh :

Nama : ELVA NURI SAKINAH

NIM : 1914301055

Kelas : Sarjana Terapan

Keperawatan Reguler 2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN

TB MILIER ANAK

A. pengertian
Tuberkulosis (TB) milier adalah jenis dari tuberkulosis (TBC) yang terjadi akibat
penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam jumlah besar ke setiap organ tubuh.
TB milier merupakan salah satu jenis TB ekstra paru yaitu kondisi saat bakteri tuberkulosis
menyerang organ tubuh selain paru-paru.
Penyakit ini ditandai dengan keberadaan nodul atau bercak kecil sebesar 1-5 mm pada organ-
organ yang terinfeksi.

Nama TB milier berasal dari pola yang terlihat pada hasil rontgen dada dengan
banyaknya bercak kecil yang menyebar di seluruh paru-paru. Bercak-bercak tersebut terlihat
seperti biji millet yang kemudian memunculkan istilah “milier”. TB jenis ini bisa
memengaruhi organ apa pun, termasuk paru-paru, hati, dan kelenjar getah bening.

B. Etiologi

TB milier adalah jenis dari tuberkulosis yang disebabkan oleh diseminasi (penyebaran
luas) bakteri Mycobacterium tuberculosis pada seluruh tubuh melalui peredaran darah.
Persebaran bakteri melalui aliran darah ini disebut dengan hematogenous spread.

Kondisi ini ditemukan sebanyak 2% dari kasus terlapor tuberkulosis dan termasuk dalam
sekitar 20% seluruh kasus penyakit yang menyerang organ di luar paru. TB milier dapat
diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada serta menghentikan infeksi
bakteri penyebab tuberkulosis. Selain itu, di antara 10% dan 30% orang dewasa dan 20- 40%
anak- anak dengan TB milier juga mengalami tuberkulosis meningitis. Hal ini disebabkan
oleh mikrobakteri yang menyebar ke otak dan ruang subarachnoid, menyebabkan
tuberkulosis meningitis.

C. Tanda dan Gejala


 Pembesaran hati atau hepatomegali (pembesaran organ hati)
 Peradangan pankreas

 Disfungsi berbagai organ dengan insufisiensi adreanal (kelenjar adrenal tidak


menghasilkan cukup hormon steroid untuk mengatur fungsi organ)
 TB milier juga terkadang dapat disertai dengan pneumotoraks (ukuran paru-paru yang
mengempis)
 Tekstur feses dapat menyerupai kondisi diare

Gejala-gejala TB milier lainnya yang juga bisa muncul meliputi demam, hiperkalsemia,
tuberkel chorodial dan luka pada kulit.

D. Patofisiologi
Batuk merupakan salah satu gejala tuberculosis paru, terjadi karena kelainan
patologik pada saluran pernafasan akitbat kuman M.tuberkulosis. Kuman tersebut bersifat san
gat aeroniksehingga mudah tumbuh didalam paru, terlebih di daerah apeks karena pO2
alveolus paling tinggi.
Kelainan jaringan terjadi sebagai respon tubuh terhadap kuman. Reaksi jaringan
yangkarakteristik ialah terbentuknya granuloma, kumpulan padat sel makrofag. Respon awal
pada jaringan yang belum terinfeksi ialah berupa sebukan sel radang, baik
sel leukosit polimorfonukleus (PMN) maupun sel fagosit mononukleus. Kuman berproliferasi
dalam sel, dan akhirnya mematikansel fagosit. Sementara itu sel mononukleus bertambah
banyak dan membentuk dan agregat. Kuman berproliferasi terus, dan sementara
makrofag (yang berisi kuman) mati, sel fagosit mononukleus masuk kedalam jaringan dan
menelan kuman yang baru terlepas. Jadi terdapat pertukaran selfagosit mononukleus yang
intensif dan berkesinambungan. Sel monosit semakin membesar,intinya menjadi ekssentrik,
sitoplasmanya bertambah banyak dan tampak pucat, disebut sel epiteloid. Sel – sel tersebut
berkelompok padat mirip sel epiter tanpa jaringan diantaranya, namuntidak ada ikatan
interseluler dan bentuknya pun tidak sama dengan sel epitel.
Sebagian sel epiteloid in membentuk sel datia berinti banyak, dan sebagian sel datia
ini berbentuk sel datia Langhans (inti terletak melingkar di tepi) sdan sebagian berupa sel
datia bendaasing (inti tersebar dalam sitoplasma).
Lama kelamaan granuloma ini dikelilingi sel limfosit, sel plasma, kapiler dan
fibroblast.Di bagian tengah mulai terjadi nekrosis dan perkijuan, dan jaringan disekitarnya
menjadi
sembabdan jumlah mikroba berkurang. Granuloma dapat mengalami beberapa
perkembangan, bila jumlahmikroba terus berkurang akan terbentuk simpai jaringan ikat yang
mengelilingi reaksi peradangan.

E. Pemeriksaan Penunjang

 Tes tuberkulin yang sering disebut juga sebagai tes Mantoux. Tes ini dilakukan dengan

menyuntikkan zat khusus bernama PPD pada kulit untuk mendeteksi adanya paparan

bakteri penyebab TB.

 Pemeriksaan sampel dahak (sputum) untuk menganalisa keberadaan bakteri di bawah

mikroskop.

 Pemeriksaan darah lengkap (CBC). Pada kasus TB milier biasanya dapat ditemukan peningkatan

maupun penurunan leukosit, serta peningkatan trombosit.


 Pemeriksaan bronkoskopi yang dilakukan dengan memasukan alat bernama bronkoskop untuk
memeriksa adanya bintik-bintik abnormal dalam paru dan saluran napas.
 Tes pencitraan seperti rontgen dada atau CT scan untuk membantu dokter melihat paru-paru
dengan lebih jelas.
Tuberkulosis milier biasanya menyerang bagian lain selain paru. Maka, dokter mungkin juga akan
merekomendasikan pemeriksaan terhadap organ lain dengan cara berikut:

 Tes pencitraan di organ lain dengan MRI, CT scan, atau USG.

 Ekokardiogram untuk mencari infeksi dan cairan di lapisan jantung

 Pungsi lumbal yang dilakukan dengan mengambil cairan serebrospinal untuk mengetahui

penyebab infeksi.

 Tes urine untuk mendeteksi keberadaan bakteri

 Biopsi atau pengambilan sampel dari bagian yang terinfeksi, misalnya cairan selaput paru

(pleura), cairan selaput jantung (perikardium), cairan sendi, atau sumsum tulang.

F. Penatalaksanaan

Menurut Somantri (2008 : 63) jenis dan dosis obat :dosis obat :
a) Isoniazid ( INH) Isoniazid

( INH) Bersifat bakterisid dapat membunuh 90% kuman populasi kuman dalam beberapa
metabolic hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam metabolikaktif,
yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis harian yang dianjurkan 5mg/kh BB, efek
samping kejang, anoreksia, malaise, demam, nyeri epigastrik , efek samping kejang, anoreksia,
malaise, demam, nyeri epigastrik dan trombosit openik.

b) Rifamfisin

Rifamfisin Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman semidormant (persistent) yang tidak
Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman semidormant (persistent) yang tidak dapat dibunuh
oleh Isoniazid. Dosis 10 mg/kg BB diberikan sama untukdapat dibunuh oleh Isoniazid.
Dosis 10 mg/kg BB diberikan sama untuk pengobatan pengobatan harian harian maupun
maupun intermitten intermitten 3x 3x seminggu. seminggu. Efek Efek samping samping
demam,demam,menggigil, anemia hemolitik, terdapat kerusakan hati yang berat, dan supresi
menggigil, anemia hemolitik, terdapat kerusakan hati yang berat, dan supresi imunitas.

c) Pirazinomid

Pirazinomid Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel
denganBersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengansuasana
asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kgBB. Sedangkan untuksuasana asam. Dosis
harian yang dianjurkan 25 mg/kgBB. Sedangkan untuk pengobatan pengobatan intermitten
intermitten 3x 3x seminggu seminggu diberikan diberikan dengan dengan dosis dosis 3,5 3,5
mg/kgBB. mg/kgBB. EfekEfeksamping gangguan hari, gout anoreksia, mual-muntah, malaise
dan demam.samping gangguan hari, gout anoreksia, mual-muntah, malaise dan demam.

d) Streptomicin

Streptomici Bersifat bakterisid, dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kgBB. Sedangkan untuk
pengobatan pengobatan intermitten intermitten 3x 3x seminggu seminggu digunakan digunakan
dosisi dosisi yang yang sama. sama. Efek Efek samping sampingvertigo, sempoyongan dan
dapat menurunkan fungsi ginjal vertigo, sempoyongan dan dapat menurunkan fungsi ginjal.

e) Etambutol
Etambutol Bersifat sebagai bakteri siostatik. Dosis harian yang dianjurkan 15
mg/kgBB.Bersifat sebagai bakterisiostatik. Sedangkan untuk pengobatan intermitten 3x
seminggu digunakan dosis 30mg/kg BB. Efek samping penurunan ketajaman penglihatan,
gout, gatal, nyerisendi, sakit kepala dan nyeri perut.sendi, sakit kepala dan nyeri perut.

G. Masalah Keperawatan dan Data Pendukung

1) Diagnosa keperawatan : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai oksigen dan

penurunan kapasitas pembawa oksigen darah.

Definisi : kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eleminasi karbondioksida pada

membrane alveolus kapiler.

DS & DO yg mendukung :

DS :

- ibu klien mengatakan klien sesak

DO :

- klien tampak gelisah

- dyspnea

- terdapat penggunaan otot bantu pernafasan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan sesak klien

berkurang

Rencana Intervensi :

- Catat frekuensi, kedalaman dan kemudahan pernapasan , obsrervasi penggunaanotot

bantu , nafas bibir ,perubahan kulit / membran mukosa misalnya : pucat ,otot bantu

, nafas bibir ,perubahan kulit / membran mukosa misalnya : pucat ,sianosis .sianosis

- Auskultasi paru untuk gerakan udara paru untuk gerakan udara dan bunyi nafas normal

- Selidiki kegelisahan dan perubahan mental / tingkat kesdaran

- Pertahankan Pertahankan kepatenan kepatenan jalan jalan napas napas pasien

dengan memberikan memberikan ,posisi, penghisapan dan penggunaan alat

penghisapan.
2) Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekret kental

danketerbatasan gerakan dada / nyeri.

Definisi : ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan

jalan nafas tetap paten.

DS & DO yg mendukung :

DS :

- klien mengatakan sesak nafas

- dispnea

DO :

- bunyi nafas menurun

- frekuensi nafas berubah

- pola nafas berubah

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan bersihan jaan nafas

klien menjadi efektif

Intervensi :

- Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas dan adanya secret.

- Observasi jumlah dan karakter sputum / aspirasi sekret, selidiki perubahan sesuai- indikas

- Instruksi untuk napas dalam efektif dan batuk dengan posisi duduk tinggiPenghisapan bila batuk

lemah dan ronchi tidak bersih dengan upaya batuk Penghisapan bila batuk lemah dan ronchi tidak

bersih dengan upaya batuk- Dorong masuk cairan per oral + 250 cc / hari

- Dorong masuk cairan per oral + 250 cc / hari

- Kaji nyeri / ketidaknyamanan dan obati dengan dosisi rutin dan lakukan latihan.

3) Diagnosa Keperawatan : Ansietas / ketakutan berhubungan dengan krisis situasi dan erubahan

status kesehatan /perubahan status kesehatan .

Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan

spesifik akibat antisipasi bahaya yg memungkinkan individu melakukan tindakan untuk

menghadapi ancaman.
DS & DO yg mendukung :

DS :

- klien mengeluh sakit kepala

- klien mengeluh sakit perut

- klien merasa tidak

berdaya DO :

- Perut membesar

- tampak gelisah

- klien tampak tegang

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas

Intervensi :

- Dorong klien untuk menggunakan pikiran dan perasaan

- Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan

- Pertahankan kontak sering dengan pasien bicara dengan menyentuh pasien dengan tepat Berikan

informasi akurat, konsistensi mengenai prognosis, hindari memperdebatkan tentang persepsi

pasien terhadap situasi tentang persepsi pasien terhadap situasi

- Jelaskan prosedur, berikan kesempatan untuk bertanya dan jawaban jujur

- Jelaskan prosedur, berikan kesempatan petama untuk jawab jujur.

- Tingkatkan rasa nyaman dan lingkungan tenang.

DAFTAR PUSTAKA

https://kadaverboy.wordpress.com/2010/05/16/tuberkulosis-milier/
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/12/laporan-pendahuluan-tbc-

tuberkulosis.html#.YVtERppBzIV

https://hellosehat.com/pernapasan/tbc/tb-milier/

https://www.scribd.com/document/392194943/Lp-Tb-Milier

Tim pokja Standar Operasional Prosedur SDKI DPP PPNI 2016

Anda mungkin juga menyukai