urin
serta
pencatatan
keseimbangan
cairan
akan
membantu
nonsteroid),
asidosis
berat,
atau
kekurangan
garam
yang
meneybabkan pelepasan kalium dari sel dan ikut dalam kaliuresis. Deteksi
melalui kadar plasma dan EKG. Perubahan gambaran EKG kadang baru terlihat
setelah hyperkalemia membahayakan jiwa. Pencegahan meliputi : Diet rendah
kalium : menghindari buah (pisang, jeruk, tomat) serta sayuran berlebih dan
Menghindari penggunaan diuretic K-sparring : furosemide, spironolactone
e. mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal
hiperfosfatemia dikontrol dengan obat yang mengikat fosfat seperti
alumunium hidroksida (300-1800 mg) atau kalsium karbonat (500-3000 mg)
pada setiap makan
f. deteksi dini dan terapi infeksi
pasien uremia harus diterapi sebagai pasien imunosupresif dan diterapi
lebih ketat.
g. modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjal
banyak obat-obatan yang harus diturunkan dosisnya karena metabolit
toksik dan dikeluarkan oleh ginjal
h. persiapan dialysis
segera persiapkan setelah gagal ginjal kronik dideteksi. Indikasi dilakukan
dialysis biasanya adalah gagal ginjal dengan gejala klinis yang jelas meski telah
dilakukan terapi konservatif, atau terjadi komplikasi. Menurut Pedoman Diagnosis
dan Terapi Bag/ SMF Ilmu Penyakit Dalam (2008) bahwa dialysis dapat diberikan
pada pasien gagal ginjal dengan stadium 5 yaitu GFR < 15 dan jika ada uremia.
Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan
produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanankan
proses tersebut (Smeltzer, 2008)
Pemberian dialysis juga diklasifikasikan oleh Smeltzer (2008) menurut
waktu pemberiannya yaitu dialysis akut dan dialysis kronik.
1) Dialysis akut
akut diperlukan bila kadar kalium yang tinggi atau yang meningkat
(kalium serum > 6 mEq/L), klebihan muatan cairan atau edema pulmoner
yang mengancam, asidosis yang meningkat, perikarditis atau konfusi
berat. Tindakan ini juga digunakan
tertentu atau toksin lain (keracunan atau dosis obat yang berlebihan).
2) Dialysis Kronik
Sedangkan dialysis kronik dibutuhkan pada GGK (penyakit ginjal
stadium terminal) dalam keadaan sebagai berikut : terjadinya tanda-tanda
dan gejala uremia (ureum darah > 200 mg/L) yang mengenai seluruh
sistem tubuh (mual, serta muntah, anoreksia berat, peningkatan letargi,
konfusi mental), kadar kalium serum meningkat (> 6 mEq/L), muatan
cairan berlebih yang tidak responsif terhadap terapi diuretik serta
pembatasan cairan, dan penurunan status kesehatan yang umum.
Disamping itu terdengarnya pericardial friction rub mealalui auskultasi
merupakan indikasi yang mendesak untuk dilakukan dialisis.
Berdasarkan metode, dialysis dibagi menjadi dua yaitu (smeltzer, 2008) :
1) Hemodialysis (HD)
Hemodialisis adalah sebuah terapi yang menghilangkan sampah
dan cairan berlebih dari darah. Selama hemodialisis, darah dipompa
melalui selang lembut ke mesin dialisis yang akan menuju fliter
khusus yang disebut dialyzer (juga disebut ginjal buatan). Saat
darah difiltrasi, darah akan dikembalikan ke aliran darah. Untuk
dapat
disambungkan
dengan
mesin
dialisis,
pasien
harus
dipasang
melalui
pembedahan
minor.
Sampah
dan
jam,
digunakan
pasien
dari
mengalirkan
abdomen
dan
cairan
mengisi
dialisat
ulang
yang
sudah
dengan
cairan
Pasien
yang
menjalani
hemodialisis
maintenance
yang
Sumber :
Rendy & margareth. 2012.